Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“ DIKSI “

KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA :

MUHAMMAD HAFID KURROHMAN ( 2110110092 )

MISBAHUL MUNIR ( 2110110093 )

IHDA RIZKIYATUN NI’MAH ( 2110110094 )

KHOIRUN NISA’ ( 2110110095 )

DOSEN :

ABDUL ROZAK, M.Pd

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas “ MAKALAH BAHASA INDONESIA “ dengan
judul “ DIKSI “.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca mengenai “ DIKSI “ . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya, dan membawa
berkah bagi kita semua. sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik serta saran yang membangun demi kebaikan kita semua
di masa depan.

Kudus, 03 September 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah.….………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……..…………………………………………... 1
C. Tujuan Penulisan…..………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Diksi
1. Pengertian Diksi……….……...…………………………………… 2
2. Pemilihan Diksi Yang Tepat………………………………………. 2
3. Unsur-Unsur Diksi………………………………………………… 4
4. Syarat-Syarat Diksi………………………………………………... 4
5. Fungsi dan Manfaat Diksi…………………………………………. 5
6. Jenis-Jenis Diksi…………………………………………………… 7
7. Ciri-ciri Diksi....................................................................................
B. Gaya Bahasa
1. Gaya Bahasa Alegori………………………………..………….… 9
2. Gaya Bahasa Metafora…………………………………..………... 9
3. Gaya Bahasa Metonimia…………………………………….……. 9
4. Gaya Bahasa Litotes……………………………………….…....... 9
5. Gaya Bahasa Hiperbola………………………………….………. 1
6. Gaya Bahasa Eufinisme……………………………………….…. 1
7. Gaya Bahasa Ironi………………………………..……................ 1
8. Gaya Bahasa Sarkasme………………………………...…..……. 1
9. Gaya Bahasa Sinisme…………………………………………….
10. Gaya Bahasa Pleonasme………………………………………….
BAB III PENUTUPAN
1. Kesimpulan……………………………………………………….. 11

iii
2. Saran……………………………………………………………… 1
DAFTAR PUSTAKA….……………………………………………………. 1

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memang benar bahwa kebanyakan orang dewasa ini sering mengabaikan pentingnya
penggunaan bahasa, terutama dalam hal pilihan kata atau penggunaan kata. Kita sering
melakukan kesalahan. Hal ini terjadi karena kita belum mengetahui atau bahkan tidak
mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang benar. Penggunaan kata-kata sangat
penting untuk membangun komunikasi yang efektif. Pemilihan kata yang tepat merupakan
sarana untuk mendukung dan menentukan keberhasilan komunikasi. Pilihan kata atau
penggunaan kata bukan hanya soal pemilihan kata, tetapi mencakup pengaruh kata tersebut
terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pilihan kata digunakan tidak hanya
untuk berkomunikasi secara langsung, tetapi juga untuk bahasa tertulis (berita). Dalam bahasa
tulis, pilihan kata akan mempengaruhi pemahaman pembaca terhadap kata yang kita pilih. Dalam
artikel ini, penulis mencoba menjelaskan istilah-istilah baik yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan komunikasi. 

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :
1. Apa yang di maksud dengan diksi?
2. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan diksi?
3. Apa saja macam-macam gaya bahasa (majas)?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memenuhi tugas penulisan makalah Bahasa Indonesia
2. Mengetahui apa itu diksi
3. Mengetahui macam-macam gaya Bahasa
4. Mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI DIKSI
1. Pengertian diksi
Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh
hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana
yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya
bahasa, dan ungkapan (Keraf, 2008: 22-23). Seorang pengarang ketika menentukan suatu kata
dalam menulis, ternyata tidak asal dalam memilih kata, namun demikian kata yang akan dipilih
itu akan diikuti dengan berbagai hal yang melingkupinya. Hal tersebut menyangkut
dimana, kapan, dan tujuannya apa menggunakan kata tersebut. Semua itu dimaksudkan untuk
memberi corak atau warna agar menarik perhatian pembaca, dengan syarat maksud atau pesan
yang ingin disampaikan pengarang itu bisa tersampaikan.
Gagasan atau ide yang dituangkan, baik itu dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk
lisan memerlukan kosa kata yang luas, akan tetapi tidak asal memasukan kosa kata yang dimiliki
itu dalam tulisan. Pendapat lain dikemukakan oleh Widyamartaya (1990: 45) yang menjelaskan
bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut
hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat
dan pendengar atau pembaca.
2. Pemilihan diksi yang tepat
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menulis adalah diksi. Jika diksi yang dipilih
terlihat kurang tepat atau terkesan aneh saat dibaca, maka otomatis pembaca akan langsung
meninggalkan tulisan tersebut.  Seorang penulis, baik pemula maupun sudah lama, pasti selalu
memikirkan masalah diksi. Tulisan yang dibiarkan dengan diksi aneh sejak awal menulis akan
menjadi sulit untuk di-edit nantinya.

Diksi adalah pilihan kata. Ungkapan kata yang ditulis haruslah dipahami oleh pembaca
dengan tepat. Untuk itulah, seorang penulis harus bisa memilih diksi yang tepat untuk tulisannya.
Pemilihan kata di sini harus memperhatikan kaidah makna, kaidah kalimat, kaidah sosial dan
kaidah karang-mengarang.

2
3

Berikut cara memilih diksi yang tepat dalam menulis.

1. Memilih Kata Baku

Penggunakan kata baku dalam karangan sangat perlu. Terlebih jika kita menulis dengan
latar cerita bukan di Indonesia. Misalkan kita menulis cerita yang berlatar di Amerika, tokohnya
adalah orang Amerika asli, segala sesuatunya diucapkan dengan bahasa Inggris (yang kita tulis
dalam bahasa Indonesia). Maka secara otomatis kita akan menulis dengan kata baku setiap patah
kata yang menjadi narasi maupun dialog cerita tersebut. Akan terdengar aneh jika orang Amerika
asli yang tidak pernah mengenal bahasa nonbaku Indonesia berbicara dengan sebutan-sebutan
nonbaku tersebut.

Selain itu, menulis cerita dengan latar Indonesia asli juga perlu memperhatikan
kebakuan kata. Akan sangat menyulitkan bagi pembaca yang tidak mengenal bahasa nonbaku
(misal bahasa yang terlalu digaya-gayakan) untuk mengerti tulisan kita. Otomatis mereka akan
melewatkan begitu saja beberapa bagian kata tersebut, sehingga nilai dari tulisan kita akan
berkurang.

2. Kata yang Lazim

Kata lazim berarti kata yang diketahui oleh orang secara umum. Penjelasan poin ini
hampir sama dengan poin di atas. Pada umumnya, pembaca lebih mengetahui kata baku dalam
tulisan, dan menurut mereka itu adalah kata yang lazim dan mudah untuk dipahami pembaca.
Kata-kata yang tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia juga tidak akan lazim untuk digunakan.
Terlebih jika yang membaca tulisan kita tidak semuanya memahami bahasa asing. Hal ini akan
semakin mengurangi nilai dari tulisan kita.

3. Memilih Kata yang Cermat

Kita pasti pernah mendengar kata ‘nuansa’. Ya, misal pada dialog yang mengatakan:
“Ada nuansa Jawanya”. Namun, tahukah bahwa sebenarnya kata nuansa tidak tepat digunakan
dalam kalimat tersebut?
4

Nuansa berarti variasi atau perbedaan yang sangat halus. Misal: kata seluruh dan
semua, cemburu dan iri, hampir dan nyaris, tiga pasang kata tersebut memiliki makna yang
hampir sama namun akan fatal kesalahannya jika terjadi salah penempatan dalam kalimat.

Seluruh berarti tunggal. Misal: “Persatuan Takraw Seluruh Indonesia”, yang berarti
persatuan dari semua pemain takraw yang berasal dari Indonesia. Sedangkan semua berarti
jamak. Misal: “Semua rumahku”, yang berarti rumahku ada di banyak tempat. Cemburu berarti
mempertahankan apa yang menjadi milik kita. Misal: “Aku cemburu melihat pacarku dekat
dengan laki-laki lain.”  Sedangkan iri berarti menginginkan sesuatu yang bukan milik kita.
Misal: “Aku iri melihat keharmonisan pernikahannya.”. Hampir berkenaan dengan segala
keadaan. Misal: “Dia hampir lulus dalam tes kemarin.” Sedangkan nyaris berkenaan dengan
segala bahaya. Misal: “Dia nyaris tertabrak oleh kereta api.”

Kesalahan dalam pemilihan kata dalam kalimat akan sangat mengurangi nilai dari tulisan kita.

3. Unsur-Unsur Diksi

Unsur-unsur diksi diantaranya adalah sebagai berikut.

 Konjungsi merupakan kata hubung atau kata sambung yang mana kata tersebut
digunakan untuk menghubungkan ungkapan, kata, maupun kalimat. Konjungsi berdiri
sendiri dan tidak berfungsi untuk menghubungkan objek atau menerangkan kata tertentu.
 Kata benda atau nomina merupakan tingkatan atau kelas kata yang menyatakan
nama tempat, benda, maupun nama seseorang. Kata benda terdiri dari dua jenis yaitu kata
benda konkret yang bisa dilihat panca indra seperti pensil, meja, kursi, almari, dan lain
sebagainya.
4. Syarat-Syarat Diksi

Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang
baik harus memenuhi beberapa syarat, seperti:

- Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.


- Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip.
- Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.
5

- Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu tulisan ataupun
pidato.

Contoh Paragraf:

1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat sejuk.
Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kami pun pulang tak lama kemudian

2. Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat
senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang
tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk
menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang
dengan hati senang.

Kedua paragraf diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada
contoh paragraf kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya.

5. Fungsi dan Manfaat Diksi

Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar pemilihan kata dan cara
penyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud yang
disampaikan. Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam
suatu cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut,
menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa fungsi diksi:

1. Memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami dan mengerti apa yang ingin
disampaikan penulis atau pembicara
2. Kata yang disampaikan menjadi lebih jelas sehingga terasa tepat dan sesuai dalam
konteks penggunaannya
3. Mengantisipasi terjadinya interpretasi atau tafsiran yang berbeda antara penyampai
kalimat dengan penerimanya
6

Manfaat diksi tidak hanya dirasakan penerima pesan yaitu pembaca dan pendengar saja,
melainkan juga penyampai pesan atau gagasan tersebut. Adapun berikut beberapa manfaat diksi
yang juga wajib untuk kamu ketahui:

 Bagi penulis dan pembicara

Seorang penulis dan pembicara yang baik harus memiliki tujuan yang benar ketika
ingin menyampaikan ide dan gagasannya. Tujuan tersebut tidak lain adalah sampainya pesan
yang akan disampaikan kepada pembaca dan pendengarnya, baik berupa pemahaman yang benar
maupun respon terkait apa yang disampaikan. Diksi atau pilihan kata yang tepat sangat
bermanfaat bagi penulis untuk membedakan antara kata-kata yang telah ditulisnya dengan kata-
kata kutipan dari orang lain. Diksi yang tepat juga dapat memudahkan proses menulis agar lebih
mengalir dan tidak terkesan dibuat-buat dengan kalimat yang tidak sesuai konteks.

 Bagi pembaca atau pendengar

Bagi pembaca atau pendengar, hal yang terpenting ketika membaca atau mendengarkan
suatu cerita adalah bagaimana cerita tersebut mudah dipahami. Bahasan yang ringan dan diksi
yang tepat biasanya lebih disukai dibandingkan bahasa yang berbelit-belit dan alur cerita yang
berputar-putar. Dengan pemilihan diksi yang tepat, diharapkan para pembaca maupun pendengar
dapat membedakan kata-kata sinonim, antonim, maupun kata lain yang ejaannya mirip. Sehingga
pembaca dan pendengar pun dapat memahami dengan lebih baik jika penggunaan diksi sudah
sesuai dengan konteksnya.

6. Jenis-Jenis Diksi

Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang dalam


membentuk karya sastra agar dapat dipahami pembaca atau pendengar. Ketepatan
pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi karya sastra,
jenis diksi berdasarkan maknanya adalah sebagai berikut.

a) Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu
menunjuk kepada konsep, referen atau ide). Denotasi juga merupakan batasan
kamus atau definisi utama sesuatu kata, sebagai lawan daripada konotasi atau
7

makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang
sebenarnya. Berikut ini contoh denotasi yang diambil dari salah satu kutipan
pada rubrik Padhalangan di media massa. Contoh :
‘Dasamuka tidak berdaya, raganya seperti diikat kencang yang semakin
lama semakin menjerat’.
b) Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau
asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh
sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi
mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Berikut ini contoh
konotasi yang diambil dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangan di
media massa. Contoh :
‘Mengakulah sebelum badanmu aku potong-potong’.
Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya.
Hanny adalah seorang “kutu buku”, itu sebabnya ia banyak tahu tentang berbagai
hal
Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapat “durian runtuh”.

Sedangkan jenis diksi berdasarkan leksikal adalah sebagai berikut

a) Sinonim

Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Berikut ini contoh
sinonim,

 Bahagia = Senang
 Matahari = Mentari
 Cantik = Elok
 Lezat = Enak
 Pintar = Pandai

b) Antonim
8

Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Berikut contoh antonim:

 Naik x Turun
 Besar x Kecil
 Banyak x Sedikit
 Tinggi x Rendah
 Gelap x Terang
 Cepat x Lambat
 Bagus x Jelek
 Mahal x Murah

c) Homonim

Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda satu
sama lain. Berikut contoh homonim,

 Bulan itu terlihat bulat penuh malam ini


 Semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan

Kata bulan pada kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda walaupun ejaan dan lafalnya
sama.

d) Homofon

Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama. Berikut
contoh homofon,

 Anton menabung uangnya di Bank secara rutin


 Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan

Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan dan
maknanya berbeda.

e) Homograf
9

Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama. Berikut
contoh homograf,

 Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng


 Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur

Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.

f) Polisemi

Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Berikut contoh polisemi,

 Para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan
 Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik

Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata
yang sama.

g) Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata
yang dapat terwakili oleh kata hipernim.

Berikut contoh hipernim dan hiponim,

 Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa,
kuda, dan lain-lain.

Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah, singa,
buaya, rusa, kuda, dan lain-lain.

7. Ciri ciri diksi


10

Diksi adalah pilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu. Diksi atau pemilihan kata ini tentunya perlu kamu pahami. Mulai dari ciri-ciri, syarat
ketepatan, fungsi, hingga jenis diksi perlu kamu kenali. Adapun ciri-ciri diksi adalah:

- Menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat yang digunakan untuk
mengungkapkan gagasan.

- Pilihan kata yang digunakan dapat membedakan nuansa makna, kata, dan bentuk yang sesuai
dengan ide atau gagasan, situasi, dan nilai rasa pembaca maupun pendengar.

- Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki dan dikenali oleh masyarakat, dan dapat
menggerakan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi jaring kata yang jelas.

B. GAYA BAHASA

Berikut adalah macam-macam gaya bahasa (majas) :

a) Majas Alegori

Majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.

Contoh: Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di bawah.

b) Majas Metafora

Majas ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang
berbeda.

Contoh: Anak itu dikenal sebagai kutu buku di kelasnya.

c) Majas Metonimia

Majas ini menyatakan suatu hal dengan dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan
(misalnya sebuah merek dagang).

Contoh: Jamaah haji Indonesia pergi ke Makkah menggunakan Garuda.


11

d) Majas Litotes

Majas yang menggunakan ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan diri.

Contoh: Silakan datang ke gubukku yang kumuh.

e) Majas Hiperbola

Majas yang merupakan ungkapan yang berlebihan dan tidak masuk akal.

Contoh: Dentuman itu menggelegar membelah angkasa.

f) Majas Eufimisme

Majas yang menggunakan ungkapan lebih halus terhadap ungkapan yang dirasa kasar atau
merugikan.

Contoh: Saat ini sedang dibahas penyesuaian tarif tol.

g) Majas Ironi

Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang
sebaliknya.

Contoh: Suaranya sangat merdu seperti kaset rusak.

h) Majas Sarkasme

Majas ini bisa dikatakan sebagai sindiran yang kasar.

Contoh: Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya.

i) Majas Sinisme

Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.

Contoh: Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?
12

j) Majas Pleonasme

Majas yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas (sebenarnya tidak
diperlukan).

Contoh: Dia sudah turun ke bawah.


BAB III

PENUTUPAN

1. KESIMPULAN

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk
mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan
makna yang tidak dikehendaki pembicara atau penulis.

Dalam pemilihan kata terdapat berbagai syarat yang harus tepati agar mencapai diksi
yang baik dan tepat, diantaranya yaitu :
1.        Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2.        Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3.        Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
4.        Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
5.        Waspada terhadap penggunaan akhiran asing.
6.        Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
7.        Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis.
8.        membedakan kata umum dan kata khusus.
9.        Memperhatikan perubahan makna yang terjadi.
10.    Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
Adapun fungsi dari diksi atau pemilihan kata adalah :
a)        Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b)        Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c)        Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d)       Mencegah perbedaan penafsiran.
e)        Mencagah salah pemahaman.
f)         Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
Diksi merupakan bagian penting dalam pembuatan sebuah karya ilmiah karna karangan
atau karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat

13
14

dari pemilihan kata yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah tersebut. Karna dilihat dalam
pemilihan kata seseorang dapat menilai kepribadian seorang penulis tersebut.
2. SARAN
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti
aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing termasuk
akronim), begitu juga dengan pemilihan kata (diksi) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur
sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
(pengertian dan jenis diksi)

https://blog.sweek.com/id/dari-sweek-keeper-memilih-diksi-yang-tepat
Ahad,12 September 2021
https://www.aneiqbal.com/2020/10/diksi-adalah.html#syaratdiksi
Ahad,12 September 2021

15

Anda mungkin juga menyukai