Anda di halaman 1dari 13

DIKSI DALAM BAHASA INDONESIA

Disusun oleh:

Kelompok 4

Devista Maharani Zebua (200304066)


Intan Oktavia Kusuma Sari (200304074)
Maisya Azzurra Lubis (200304083)
Raihan Fasulim (200304094)
Aurelia Evelyna Siagian (200304118)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGRIBISNIS
MEDAN, SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya masalah atau hambatan
dan tepat waktu

Makalah ini kami sajikan dalam bentuk yang mudah dipahami serta menjelaskan
penggunaan diksi dalam Bahasa Indonesia.

Mungkin akan ada kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Salliyanti selaku dosen pengajar yang memberikan masukan, nasehat,
dan saran serta teman-teman semua yang bersedia memberikan waktu, tenaga,
pikiran, dan kerjasamanya dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin.

Medan, 7 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….….….…1
1.2 Rumusan Masalah………..…………………………………………….……...1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………2
1.4 Manfaat..………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diksi………………………………………...………………….….3
2.2 Diksi Sesuai Kaidah Sintaksis Bahasa…………………………...………...….4
2.3 Diksi Sesuai Dengan Kaidah Bahasa Indonesia…………………………….....5
2.3.1 Makna Dasar Denotatif…………………………………………..….5
2.3.2 Makna Asosiatif……………………………………………………..5
2.4 Diksi sesuai dengan kaidah hubungan sosial bahasa…………………….……7
2.5 Diksi Sesuai Dengan Kaidah Karang mengarang…………………………......8

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan………………………………………………………………………9
3.2 Saran…………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga
memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi
sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai
makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam
setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika
seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan
menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun
dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih
kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna
dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan
dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik).
Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau
tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa,
ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
lingkungan itu berdasarkan tingkatan sosial, daerah geograf, resmi dan tak resmi,
(standar dan nonstandar), lingkungan bersifat umum, profesi, dan sebagainya.
Bahasa karang-mengarang harus memper gunakan bahasa Indonesia standar,
perlulah dibiasakan membaca naskah tulisan para pengarang yang baik.
Diksi juga harus memperhatikan pilihan kata dan makna yang bersifat
professional. Diksi berdasarkan profesi merupakan pilihan kata yang telah
dilazimkan jika orang membicarakan masalah tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang pembahasan makalah ini, penulis akhirnya berinisiatif
membahas beberapa persoalan, yakni sebagai berikut :
1. Mengapa penggunaan diksi yang baik dan benar sangat diperlukan?
2. Apa sajakah diksi yang baik dan benar?
3. Apa fungsi dari diksi yang baik dan benar?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, dapat diambil kesimpulan, bahwa
tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu diksi
2. Mengetahui diksi yang sesuai dengan kaidah sintaksis bahasa
3. Memahami hal hal yang memengaruhi ketepatan penggunaan diksi
berdasarkan kemampuan pengguna bahasa

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar menambah pengetahuan kita tentang diksi
2. Agar kita dapat menggunakan diksi yang baik dan benar ketika
berbicara dengan orang lain
3. Agar kita dapat memilih ekspresi kata yang tepat untuk menunjukkan
suatu keadaan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diksi
Diksi artinya pilihan kata atau memilih kata. Diksi berhubungan dengan
pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, tulis-menulis dan tutur sapa.
Setiap penulis maupun pembicara bila ingin menyampaikan buah pikiran,
pendapat, dan pernyataan sudah tentu memakai bahasa sebagai alatnya. Bahasa
yang dipergunakan haruslah bahasa yang baik dan benar, sehingga karangan
ataupun tutur tersebut menjadi bernilai dan berbobot. Bahasa yang baik dan benar
ini dapat dicapai bila diksi diperhatikan dengan baik. Untuk memilih kata secara
baik, maka seseorang itu harus mengetahui kekayaan bahasa yang bersangkutan.
Ada kemungkinan jumlah kosa kata yang dikuasai para pemakai bahasa
sama banyaknya, tetapi jenis makna ini berbeda mungkin karena perbedaan
profesi, lingkungan, usia, dan mata pencaharian.
Seorang sarjana teknik akan berbeda jenis kosa kata yang dikuasainya
dengan seorang sarjana kedokteran ataupun sarjana ekonomi.
Demikian juga dengan perbedaan jenis makna kata seseorang nelayan
akan berbeda dengan seorang petani atau pedagang.
Pilihan kata atau diksi yang baik berhubungan erat dengan masalah :
(1) Kaidah sintaksis bahasa ;
(2) Kaidah makna bahasa;
(3) Kaidah hubungan sosial bahasa;
(4) Kaidah karang-mengarang.

Keempat kaidah ini saling berkaitan, saling mendukung sehingga karangan


atau tutur yang sampai pada pembaca/pendengar bernilai dan berbobot.
Karangan/tutur yang bernilai dan berbobot adalah yang mengaburkan
pikiran, pendapat dan pernyataan yang tepat, tidak ruwet dan berbelit-belit serta
mempergunakan diksi yang tepat.
Pikiran/pendapat yang dituangkan dalam pernyataan yang tidak didukung
oleh diksi yang baik, selalu menghamburkan maksud yang hendak disampikan,
selalu membosankan para pembaca/pendengarnya. Sebab itu pilihan kata
memegang peranan penting pada bagian ini.Diksi sangat menentukan untuk
menyampaikan ide yang diinginkan si penulis/si pembicara

3
2.2 Diksi Sesuai Kaidah Sintaksis Bahasa
Sintaksis adalah system kaidah dan kategori yang memungkinkan kata-kata
dikombinasikan untuk membentuk kalimat. Sintaksis adalah bagian dari
pengetahuan linguistik kita yang menelaah struktur kalimat. Diksi yang sesuai
dengan kaidah sintaksis haruslah diksi yang tepat seksama dan lazim.
 Tepat : Pemilihan kata dengan menempatkannya pada kelompoknya dalam
sintaksis. Unsur tepat ini kemungkina pulak adanya kemungkinan
pembentukan kelompok baru. Unsur tepat ini berhubungan dengan unsur
lazim.
 Seksama : Makna kata harus benar dan sesuai dengan apa yang hendak
disampaikan. Unsur seksama llebih ditekankan pada unsur sintaksisnya.
Unsur ini berhubungan dengan kaidah makna bahasa, dan berpaut dengan
pengertiaan sinonim, polisemi dan hipermini.
 Lazim : Maksudnya kata itu sudah menjadi milik bahasa indonesia.
Kelompok kata atau pengelompokkan kata memang sudah lazim dan
dibiasakan dalam bahasa indonesia. Janganlah mempergunakanungkapan,
frasa, dan kata-kata yang belum menjadi milik bahasa indonesia bila
dipergunakan juga akan membingungkan atau mengacaukan saja.

Contoh :
 (Kata besar, agung, raya dan tinggi adalah sinonim)
1. Hari raya dah hari besar (tepat dan lazim)
2. Jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar atau jaksa raya
(tidak seksama dan tidak lazim)
3. Jaksa agung juga tidak dapat digantikan dengan kata jaksa tinggi
(berbeda makna)

4
2.3 Diksi Sesuai Dengan Kaidah Bahasa Indonesia
Kesulitan pada diksi ini adalah orang tidak dapat lagi membedakan mana
makna dasar dan makna yang telah mengalami perjalanan sejarah, pengalaman
pribadi, perbedaan pada lingkungan, perbedaan perasaan, perbedaan tujuan,
perbedaan nilai-nilai makna dan perbedaan profesi. Maka untuk mengenal makna
dasar dengan baiksatu-satunya cara adalah dengan membuka dan membaca kamus
besar yang bersangkutan.
Makna dasar sepatah kata disebut denotasi. Sedangkan makna-makna yang
lain adalah makna asosiatif, atau selalu pula disebut orang makna konotatif.
Diksi menurut kaidah makna bahasa harus diperhatikan dari sudut makna itu
sendiri, antara lain
1) Makna Denotatif;
2) Makna Asosiatif, yang terdiri atas
a. Makna Konotatif
b. Makna Slilistik
c. Makna Afektif
d. Makna Reflektif
e. Makna Kolokaktif
f. Makna Interpreaktif

2.3.1 Makna Dasar Denotatif


Makna Denotatif adalah makna yang sesuai dengan apa adanya, makna yang
sesuai dengan hasil observasi yang diberi batasan. Pengertian yang dikandung
dalam sepatah kata pada bagian ini adalah objektif. Nama lain untuk makna
denotatif adalah makna konseptual, yaitu makna menurut konsep yang ada.
Penilaian emosional dan subjektif perlu ditinggalkan dan selalu mempertahankan
makna denotatif / konseptual bila seseorang sedang bekerja secara ilmiah, dalam
karangan argumentatif, deskriptif, atau ekspositoris.
2.3.2 Makna Asosiatif
Makna asosiatif berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi
pemakai bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa,
dan perkembangan bahasa itu sesuai dengan kehendak pemakai bahasa.
a) Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna subjektif yang timbul karena tambahan-
tambahan sikap sosial, sikap pribadi, sikap diri, dan kriteria tambahan yang
ditkenakan pada sebuah makna konseptual.
b) Makna Stilistik
Makna stilistik berhubungan dengan gaya pemilihan kata dalam
tutur/karang -mengarang sesuai dengan lingkungan masyarakat pemakai
bahasa tersebut.
5
Makna stilistik dapat dibedakan berdasarkan
1. Profesi, seperti bahasa hukum, bahasa iklan;
2. Status, seperti bahasa percakapan, jargon;
3. Modalitas, seperti bahasa kuliah, bahasa memorandum, bahasa
lelucon;
4. Pribadi, seperti gaya Soekarno, gaya Idrus,
Makna stilistikada hubungannya dengan gaya bahasa dalam bidang
retorik (pidato)
c) Makna Afektif
Makna afektif berhubungan dengan perasaan pembicara/pemakai secara
pribadi baik terhadap lawan bicara maupun terhadap objek pembicaraannya.
Makna afektif akan lebih terasa pada bahasa lisan daripada tulisan secara
pilihan kata.
“Keluar !”
“Tutup mulutmu !”
Makna afektif mempergunakan pengantar makna konseptual, makna
konotatif dan makna stilistik. Makna afektif lebih jelas memakai kata-kata
seru : Aduh, Aha, Aduhai, Mampus lu, Amboi, Biar, Tahu rasa lu.
d) Makna Reflektif
Makna reflektif umumnya menghubungkan satu makna konseptual dengan
makna konseptual yang lain. Pilihan kata dengan makna konseptual tertentu
menimbulkan refleksi kepada sesuatu yang hampir bersamaan. Umumnya
makna reflektif lebih cenderung kepada sesuatu yang bersifat sakral atau
kepada sesuatu yang bersifat tabu, kurang sopan / haram.
Makna reflektif diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi,
pengalaman bersama, dan sejarah.
Refleksi yan bersifat pribadi sulit untuk dipahami oleh orang lain, karena
itu diusahakan untuk tidak menimbulkan makna refleksi pada orang lain
berdasarkan pengalaman pribadi . Contoh : Hilter, Marcos, Ratu, Pangeran,
Gayus, Nurdin M.Top.
e) Makna Kolokatif
Makna kolokatif berhubungan dengan makna frasa sebuah bahasa.
Hubungan makna kolokatif dalam bahasa Indonesia lebih banyak
berdasarkan kelaziman dan kebiasaan. Contoh kata cantik dikatakannya
untuk wanita (lazim, tepat). Kata ganteng dikatakan untuk laki-laki (lazim,
tepat).
f) Makna Interpretatif
Makna interpretatif berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari
pendengar atau pembaca. Si A menulis / berbicara dan si B membaca dan
mendengar, lalu si B akan memberikan penafsiran dan tanggapan tentang
apa yang dikatakan si A berdasarkan diksi si A tadi.
Tafsiran dan tanggapan si B haruslah sesuai dengan diksi A.

6
2.4 Diksi sesuai dengan kaidah hubungan sosial bahasa
Dalam diksi ini harus selalu diperhatikaan lingkungan pemakaian kata kata yang
dipergunakan, dengan membedakan lingkungan itu berdasarkan tingkatan sosial,
daerah geografi, resmi dan tak resmi, (standar dan nonstandar), lingkungan
bersifat umum, profesi, dan sebagainya.
Bahasa karang-mengarang harus mempergunakan bahasa Indonesia standar,
perlulah dibiasakan membaca naskah tulisan para pengarang yang baik.
Diksi juga harus memperhatikan pilihan kata dan makna yang bersifat
professional. Diksi berdasarkan profesi merupakan pilihan kata yang telah
dilazimkan jika orang membicarakan masalah tertentu.
Contoh: umum profesional
rumah gedung, wisma, graham
penonton siaran TV pemirsa
dibuat dirakit
sesuai harmonis
tukang ahli
pembantu asisten
pekerja buruh, karyawan, pegawai
tengah madya
Begitu pula dengan kata tersangka, terdakwa, tertuduh, berbeda maknanya
menurut hukum. Kata penyidikan, dan penyelidikan berbeda maknanya menurut
hukum.

7
2.5 Diksi Sesuai Dengan Kaidah Karang mengarang
Diksi pada bagian ini amat penting, dan pilihan kata haruslah tepat, pilihan
kata atau ungkapan haruslah yang dapat mewakili apa yang dimaksudkan. Diksi
akan memberikan informasi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Untuk ini perlu
pula diperhatikan kaidah karang-mengarang dari pilihan kata itu. Harus selalu
dibedakan secara jelas kata yang sinonim, bentuk sinonim, dan kalimat-kalimat
yang bersinonim pula.
Diksi menurut kaidah karang-mengarang harus memperhatikan :
1. Pilihan frasa dengan berbagai alternatif.
Contoh : a. Terdiri dari, terdiri atas.
b. Ditemani oleh, ditemani dengan.
c. Marah akan, marah pada.
d. Terjadi dari, terjadi dalam.
e. Diatasi oleh, diatasi dengan.
f. Sesuai dengan, sesuai pada.
g. Bebas akan, bebas dari.
h. Biasa dengan, biasa akan.
i. Berbeda dengan, berbeda dari.
j. Paralel dengan, pararel dari.

2. Pilihan kata yang langsung


Dalam karang-mengarang sebaiknya dipilih kata-kata yang langsung dan
tidak dipergunakan kalimat, frasa, bentuk yang bersifat uraian yang
panjang. Kata-kata pilihan itu harus berisi, terarah, dan lugas supaya
kalimat tersebut efektif, tepat, padat mencakup keseluruhan isi.

3. Pilihan kata yang dekat dengan mendengar/pembaca


Pilihan kata pada bagian ini harus sesuai dengan tingkat sosial, tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan lawan bicara, sehingga penulis/pembicara
dekat pada lawan berbicara. Pilihan kata (diksi) untuk anak-anak akan
berbeda dengan diksi untuk orang dewasa.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. lingkungan itu berdasarkan tingkatan sosial, daerah geograf, resmi dan
tak resmi, (standar dan nonstandar), lingkungan bersifat umum, profesi,
dan sebagainya. Bahasa karang-mengarang harus mempergunakan bahasa
Indonesia standar, perlulah dibiasakan membaca naskah tulisan para
pengarang yang baik.
Diksi juga harus memperhatikan pilihan kata dan makna yang bersifat
professional. Diksi berdasarkan profesi merupakan pilihan kata yang telah
dilazimkan jika orang membicarakan masalah tertentu.
2. Diksi juga harus memperhatikan pilihan kata dan makna yang bersifat
professional. Diksi berdasarkan profesi merupakan pilihan kata yang telah
dilazimkan jika orang membicarakan masalah tertentu
3. Berdasarkan informasi yang ada diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan
pangguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami,
mengetahui, menguasai dan penggunaan kata aktif dan efektif kepada
pembaca dan pendengarnya.
Pemakaian diksi harus diperhatikan dari sudut makna denotatif, asosiatif,
konotatif, stilistik, afektif, reflektif, kolokaktif, interpreaktif.

3.2 Saran
Seharusnya kita sebagai warga negara indonesia harus menggunakan
diksi yang baik dan benar guna menambah daya ekspresivitas. Pilihan kata yang
kita gunakan pun harus sesuai dengan tingkat sosial, tingkat pendidikan, dan
lain-lain. Sehingga kita berbicara dengan sopan karena kita menggunakan diksi
yang baik dan benar terhadap lawan bicara kita.

9
DAFTAR PUSTAKA
Salliyanti dkk. 2018. Edisi II Cermat Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Medan : USU Press

iii

Anda mungkin juga menyukai