2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
baru seenaknya. Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali karna dipakai oleh orang-
orang terkenal atau pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya menerima kata itu,
maka lama-kelamaan kata itu akan menjadi milik masyarakat. Neologisme atau kata baru
atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan fungsi yang baru termasuk dalam
kelompok ini.
5. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang mengandung
akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan : idiom-idiomatic, progres-progresif, kultur-
kultural, dan sebagainya.
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis : ingat akan
bukan ingat terhadap; berharap, berharap akan, mengharapkan bukan mengharap akan;
berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi sesuatu;
takut akan, menakuti sesuatu (lokatif).
7. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan
kata khusus. Kata umum digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum,
sedangkan kata khusus digunakan untuk seluk beluknya atau perinciannya. Kata khusus lebih
tepat menggambarkan sesuatu dari pada kata umum.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
5
2.4.1 Makna Kata
Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek, yaitu
aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna.
Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat dicerap dengan pancaindra, yaitu dengan mendengar
atau dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam
pikiran pendengar atau pembaca karna rangsangan aspek bentuk tadi. Contoh :
Ketika ada orang berteriak “maling !” timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang yang
berusaha mencuri barang orang lain”. Jadi bentuk dan ekspresinya adalah kata maling yang
diucapkan orang tadi, sedangkan makna atau isi adalah “reaksi yang timbul pada orang yang
mendengar”.
2.4.2 Macam-Macam Makna
Pada umumnya makna kata dibedakan pertama-tama atas makna kata yang bersifat denotatif dan
makna kata yang bersifat konotatif.
a. Makna Denotatif
Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan disebut dengan makna
denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti : makna denotasional,
makna kongnitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial atau makna
proposisional. Disebut makna denotasial, referensial, konseptual dan ideasional, karna makna itu
menunjuk (danote) kepada suatu referen. Disebut makna kongnitif, karna makna itu bertalian
dengan kesadaran atau pengetahuan; stimulus (dari pihak pembicara) dan respon (dari pihak
pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat dicerap pancaindra (kesadaran) dan rasio manusia.
Dan makna ini disebut juga makna proposional karna ia bertalian dengan informasi-informasi atau
pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Makna ini, yang diacu dengan bermacam-macam
nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata.
Contoh :
Tangan kanan ikhsan terkilir.
Rudi menjual kambing hitam miliknya.
Ia naik tangga untuk memperbaiki genteng rumah yang bocor.
b. Makna Konotatif
Makna kata yang mengandung arti tambahan , perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu disamping
makna dasar yang umum dinamakan makna konotatif atau konotasi. Konotasi atau makna
konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif
adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna
konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju atau tidak setuju,
senang atau tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar,; di pihak lain, kata yang dipilih
itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama.
Contoh:
Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang.
(gugur : meninggal dunia)
Ia tak pantang menyerah meski banyak aral melintang.
(aral melintang : rintangan, hambatan)
Mempunyai harta berlimpah tak membuat Heru besar kepala.
(besar kepala : sombong)
6
Kenaikan harga bahan pokok membuat usaha Reza gulung tikar.
(gulung tikar : bangkrut)
Para TNI turun tangan dalam percarian korban tragedi kecelakaan pesawat.
(turun tangan : ikut membantu)
Makna Denotatif Makna Konotatif
Makna yang sesuai dengan makna asli. Maknanya kiasan.
tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi sering kali membingungkan para
pembaca. pembacadalam menemukan makna.
seringkali dijumpai dalam penulisan karya sangat sering dijumpai dalam karya sastra,
ilmiah. misalnya puisi, cerpen, dan lain
sebagainya.
1.2 Table Perbandingan Makna Konotatif dan Denotatif
b. Kata Khusus adalah kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat spesifik dan sempit
dan yang merujuk kepada pengertian kongkret dan tertentu. Bidang, ruang lingkup, dan obyek
yang dicakup oleh kata khusus itu sempit dan dia secara spesifik merujuk atau
merepresentasikan bidang, ruang lingkup, atau obyek yang sempit, di samping juga hanya
meliputi aspek tertentu saja.Jenis kata khusus memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya.
Sebagai akibatnya, kata khusus memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra
dalam pikiran audiens/ pembaca tidak samar.
7
Hubungan antara kata umum kata khusus itu bersifat relatif. Maksudnya, suatu kata tertentu
bisa merupakan kata khusus dari kata lain yang lebih umum; dan kata yang lebih umum itu bisa
menjadi kata khusus untuk kata lainnya lagi. Relativitas kata umum dan kata khusus ini
menciptakan gradasi kata.
8
jalannya lain dari pada yang lain”, yang memang sama artinya dengan “gaya berpakaian”, “gaya
menulis” dan “gaya berjalan”. Dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa adalah cara menggunakan
bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan seseorang
yang menggunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang
terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan
kepadanya.
Akhirnya style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui
bahasa secara khas yang diperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan
situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata
yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka diksi atau pilihan kata merupakan hal yang penting
dalam berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahan dan kesalah pahaman.
3.2. Saran
Penulis memberikan saran kepada seluruh pembaca dalam hal ini mahasiswa dan
mahasiswi untuk menerapkan materi diksi dalam keseharian berkomunikasi agar seluruh kegiatan
komunikasi dapat berjalan dengan baik serta pemberdayaan dan telaah lebih lanjut mengenai
materi diksi agar semakin menambah ilmu dalam bidang ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-diksi-
atau.html
http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-diksi-pilihan-kata.html
11