Anda di halaman 1dari 24

PRESPEKTIF BIDANG KAJIAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Pembelajaran
Dosen Pengampu:
H. Muh. Nurul Huda, M.A.

Disusun oleh:
Kelompok 3 PGMI 6E

1. Mifta Aulia Nur Fadila (12205193054)


2. Syifa Fadhilah Salsabila (12205193205)
3. Imroatu Kolifah (12205193219)
4. Tina Novatur Rahma (12205193227)
5. Luluk Anisatul Fikriya (12205193247)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat karunia-
Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Prespektif
Bidang Kajian Komunikasi Pendidikan”.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan bahan ajar
mata kuliah Pembelajaran Komunikasi Pembelajaran. Sajian dalam makalah ini
disusun secara sistematis dengan harapan mudah diterima, dicerna isinya dan
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis
ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan fasilitas kepada penulis.
2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. H. Muh. Nurul Huda, M.A. selaku Kajur Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
4. H. Muh. Nurul Huda, M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Pembelajaran.
5. Teman-teman yang telah bekerja sama menyusun makalah ini.
Selamat membaca makalah ini, mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan kontribusi dan bemanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Tulungagung, 19 Maret 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... II

DAFTAR ISI ........................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan .......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

A. Penegrtian dari Prespektif Bidang Kajian Komunikasi Pendidikan ............ 4

B. Tinjauan Historis dari Komunikasi Pendidikan ........................................... 5

C. Tinjauan Sosiologis dari Komunikasi Pendidikan ....................................... 6

D. Pendekatan Psikologis dari Komunikasi Pendidikan ................................... 7

E. Faktor Budaya Bahasa dari Komunikasi Pendidikan ................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19

A. Kesimpulan ................................................................................................ 19

B. Saran........................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi sebagai suatu proses pertukaran ide, pesan dan kontak,
serta interaksi sosial termasuk aktivitas pokok dalam kehidupan manusia.
Melalu komunikasi, manusia bisa mengenalsatu sama lain, menjalin
hubungan, membina kerjasama, saling memengaruhi, bertukar ide dan
pendapat, serta mengembangkan suatu masyarakat dan budaya. Bisa
dikatakan bahwa komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan
manusia dan manusia yang tidak berkomunikasi akan sulit berkembang dan
bertahan.
Komunikasi adalah proses personal karena makna atau pemahaman
yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Menggunakan pandangan
ini, terlihat bahwa komunikasi bersifat dinamis. Dalam pemahaman
komunikasi sebagai transaksi terjadi penyimpanan dan penafsiran pesan serta
perubahan atas penyampaian dan penafsiran pesan secara bergantian dan
simultan. Komunikasi yang seperti ini lebih tepat disebut dengan komunikasi
tatap mukayang memungkinkan pesan atau respon verbal dan non-verbal bisa
diketahui secara langsung. Seperti suatu kelompok belajar terjadi diskusi
dimana satu orang menyampaikan pesan yang bisa saja menyampaikan pesan
yang bisa saja menerima atau mengkritisi pesan, satu sama lain,saling
mentafsirkan, dan seterusnya.
Komunikasi tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja
atau respon yang diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya
menyengajanya atau tidak dan bahkan meskipun menghasilkan respon yang
tidak dapat diamati. Berdiam diri, mengabaikan orang lain disekitar, bahkan
meninggalkan ruangan, semuanya adalah bentuk-bentuk komunikasi karena
semuanya mengirimkan suatu pesan.1

1
Nofrion, Komunikasi Pendidikan: Penerapan Teori dan Konsep Komunikasi dalam
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2016),hal 11-13

1
Terkait aktivitas pembelajaran dalam dunia pendidikan, terdapat tiga
konsep komunikasi yaitu satu arah, komunikasi interaksi dan komunikasi
komunikasi sebagai transaksi paling sering dijumpai. Dari pemahaman konsep
kita dapat memaknai bahwa komunikasi juka merupakan sebuah kontruksi
sosial akan makna, karena kita perlu mengkaji dalam hidup sehari-hari kita,
tidak hanya menggunakan komunikasi untuk berbagi pengalaman namun juga
untuk mempertentangan pengalaman itu sendiri dengan orang lain. Kita
menggunakan komunikasi untuk membawa nilai – nilai bersama dan
menampilkan perbedaan yang ada.
Para pakar mendefinisikan komunikasi sebagai proses karena
komunikasi merupakan kegiatan yang ditandai dengan tidakan, perubahan,
pertukaran, perpindahan, dan juga penciptaan makna. Terdapat kontinuitas
dari setiap unsur komunikasinya mengikuti saluran yang digunakan terutama
yang mudah terasipkan. Pada dasarnya komunikasi tidak tahu menahu kapan
dimulai dan kapan akan mengakhirinya. Bahkan bagi sebagian orang yang
sudah meningggal pun ketika jasa-jasa dan karya-karyanya (amal-amalannya)
yang masih dapat kita rasakan dan nikmati dapat mempengaruhi dan
mengonstrupsi diri kita. 2

Berbicara mengenai pendidikan, kita semua pasti sudah mengetahui


bahwa begitu pentingnya pendidikan bagi manusia. Dengan adanya
pendidikan ini maka manusia atau seseorang dapat mempunyai pengetahuan,
kemampuan, dan Sumber Daya Manusia yang tinggi. Hal-hal tersebut menjadi
salah satu modal yang berharga yang dapat kita miliki untuk tetap hidup di
zaman yang serba sulit ini.Pendidikan, kemampuan, pengetahuan, dan
wawasan sangat dibutuhkan dalam memulai atau melamar suatu pekerjaan.
Mulai bangku Sekolah Dasar, pendidikan sudah kita dapatkan. Nah untuk
mengetahui lebih lanjut lagi mengenai pentingnya pendidikan bagi manusia di
bawah ini adalah ulasannya. Pendidikan selain penting untuk karir juga sangat
penting untuk menjadikan manusia agar lebih baik karena membuat kita

2
Herlambang Rahmadani ,Pengantar Ilmu Komunikasi :Sebuah Pendekatan Kritis dan
Komprehensif”, (Yogyakarta: Deepublish, 2020) hal. 13-15

2
beradab. Pada umumnya Pendidikan adalah dasar dari budaya dan peradaban.
Pendidikan membuat kita sebagai manusia untuk berpikir, menganalisa, serta
memutuskan. Menumbuhkan karakter pada diri sendiri juga merupakan tujuan
dengan adanya pendidikan, sehingga menciptakan Sumber Daya Manusia
yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang pegertian dari prespektif bidang kajian komunikasi pendidikan?
2. Bagaimana tinjauan historis dari komunikasi pendidikan?
3. Bagaimana tinjauan sosiologis dari komunikasi pendidikan?
4. Bagaimana pendekatan psikologis dari komunikasi pendidikan?
5. Apa faktor budaya bahasa dari komunikasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui yang pengertian dari prespektif bidang kajian komunikasi
pendidikan.
2. Mengetahui tinjauan historis dari komunikasi pendidikan.
3. Mengetahui tinjauan sosiologis dari komunikasi pendidikan.
4. Mengetahui pendekatan psikologis dari komunikasi pendidikan.
5. Menegetahui faktor budaya bahasa dari komunikasi pendidikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penegrtian dari Prespektif Bidang Kajian Komunikasi Pendidikan


Perspektif adalah sudut pandang secara spesifik dan beragam dalam
melihat suatu fenomena atau gejala tertentu yang hendak dikaji, dari berbagai-
bagai unsur yang bisa membedakan sebuah teori satu dengan yang lain.
Perspektif memungkinkan terjadinya perbedaan teori dalam mengkaji dan
menafsirkan gejala gejala yang ada.
Bisa saja sebuah fenomena didekati dengan teori yang beragam rupa
sesuai dengan perspektif yang ada. Perspektif tentu saja berbeda dengan
paradigm, definisi dan tradisi. Karena masing-masing punya sudut pandang
yang berbeda. Bila dibandingkan dengan definisi, perspektif lebih luas dalam
memandang sesuatu, tidak hanya melihat dari asal-muasal katanya (etimologi
nya) tetapi mempertimbangkan berbagai hal yang ada sehingga pemahaman
seseorang akan semakin komprehensif mengenai sesuatu.
Yang menjadi awal dari perpektif komunikasi adalah konsep-konsep
yang dipengaruhi perspektif disiplin ilmu lain yakni perspektif disiplin ilmu
politik dan ilmu psikologi yang amat berperan dalam perkembangan ilmu
komunikasi khususnya saat melihat persuasi dan propaganda sebagai teori-teori
awal yang menandai kemunculan disiplin ilmu komunikasi. Contoh perspektif
adalah saat melihat komunikasi dari perspektif disiplin ilmu Psikologi maka kita
akan melihat bahwa pada dasarnya Psikologi melihat bahwa komunkasi
merupakan sebuah proses dimana faktor individu amat berperan dalam
pertukaran pesan.3

3
Indiwan Seto Wahju Wibowo, Apa Itu Perspektif Komunikasi?.
http://indiwan.blogspot.com/2010/05/apa-itu-perpektif-komunikasi.html?m=1, (diakses pada hari
Sabtu pukul 22.41)

4
B. Tinjauan Historis dari Komunikasi Pendidikan
Catatan historis tentang perkembangan institusi yang membentuk “studi
komunikasi” sudah tentu berbeda di semua negara. Harus diakui bahwa
perkembangan komunikasi sebagai ilmu berasal dari Amerika Serikat. Studi
komunikasi bertumbuh lewat kehadiran program studi Speech (pidato) dan
Theater (teater) yang bernaung di bawah Departemen Ilmu Sosial yang juga
mengayomi psikologi, ilmu politik, dan sosiologi. Pada tahun 1914, untuk
pertamakali di AS di dirikan The National Comunication Association.
Meskipun lembaga ini menyandang kata “komunikasi” namun pada saat itu
tidak ada lembaga yang menyelenggarakan pendidikan atau studi komunikasi
sebagai disiplin ilmu. Kehadiran berbagai lembaga yang menyelenggarakan
kursus-kursus komunikasi untuk para pratiksi ini turut menyumbang studi
komunikasi sebagai disiplin ilmu terbarupun baru terasa pada pertengahan
tahun 1960. Perkembangan studi komunikasi merupakan sebagaian kecil akibat
Perang Dunia I, lembaga – lembaga pendidikan/pelatihan komunikasi seperti
sekolah-sekolah pelatihan speech (pidato, argumentasi dan debat),
menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan bebahasa dan
kebudayaan dari negara-negara di mana para tentara AS ditempatkan.
Semakin cepatnya perkembangan perubahan sosial yang didorong
gerakan – gerakan keadilan sosial, para ahli komunikasi mulai memfokuskan
diri pada studi komunikasi antar personal. Area ini mengkhususkan diri untuk
mempelajari komunikasi non verbal, masalah – masalah keterbukaan diri (self-
disclosure), resolusi konflik, dan perkembangan pribadi demi peningkatan
relasi personal.
Diantara tahun 1970-1980an studi komunikasi mendapat sebuah
tantangan karena di berbagai kampus di Amerika Serikat dikembangkan pula
ilmu-ilmu sosial yang mengandalkan pendekatan teori-teori kritis yang
bersumber dari prespektif strukturalisme, semiotika, dan pos strukturalisme.
Tambah lagi masuknya pengaruh kombinasi studi kritik feminisme dan
diskursus manusia dari pemikir Eropa Mazhab Frakurt yang menerapkan fokus
studi pada riset efek media yang berbasis pada tradisi empiris. Dibawah teori-
teori kritis itulah komunikasi telah didefinisikan sebagai suatu proses kronstuksi

5
dan “pembagian/pertukaran makna” (share of meaning) melalui simbol politik,
juga menjadi bentuk-bentuk komunikasi interface dan interconections serta
praktik komunikasi yang dihubungkan dengan studi kebudayaan, kekuasaan,
dan masalah subjektivitas kebudayaan.4

C. Tinjauan Sosiologis dari Komunikasi Pendidikan


Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota
masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana
semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi unsur-
unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial
lama kemudian menyebabkan penyesuaian diri.

Dalam perubahan sosial komunikasi meliputi 3 aspek yaitu:

1. Perubahan pola pikir masyarakat


Perubahan pola pikir masyarakat adalah perubahan yang
menyangkut persoalan masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan
budaya disekitarnya yang berakibat terhadap pemerataan pola pikir baru
yang dianut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap yang modern.
Contoh: seorang pembantu dari desa terpencil bekerja di Jakarta dimana
segala aktivitasnya selalu dipadukan dengan perkembangan teknologi
seperti memasak nasi dengan magicom padahal dikampungnya dulu
memasak nasi masih menggunakan tungku.
2. Perubahan perilaku masyarakat
Perubahan perilaku masyarakat adalah perubahan yang menyangkut
persoalan perubahan sistem-sistem sosial dimana masyarakat meninggalkan
sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru.
3. Perubahan budaya materi
Perubahan budaya materi menyangkut perubahan model budaya
yang digunakan oleh masyarakat, seperti model pakaian, teknologi,

4
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna,(Jakarta:Kencana, 2011), hal 18-21

6
aksesoris rumah tangga, dan lainnya yang terus berubah dari waktu ke
waktu menyesuaikan kebutuhan masyarakat.5

D. Pendekatan Psikologis dari Komunikasi Pendidikan


Pengertian Psikologi Komunikasi, Psikologi berasal dari perkataan
Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu
pengetahuan. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut
aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan,
dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai
proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan
nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. 6
Mencermati definisi di atas yang telah dikemukakan oleh para praktisi
maupun ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi, bagaimanapun bentuk
kontekstualnya, adalah peristiwa psikologis dalam diri masing-masing peserta
komunikasi. Dengan kata lain, psikologi mencoba menganalisa seluruh
komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikan,
psikologi menganalisa karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor
internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya. Pada
diri komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya: apa yang
menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi orang
lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak.

Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai ’a transacsional


process involvin cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such
away as to help another elicit from his own experiences a meaning or
responses similar to that intended by the source.” (proses transaksional yang
meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu
rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya
sendiri arti atau respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.7

5
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma dan Teknologi di Masyarakat,
(Jakarta: Media Group, 2006, hal. 91
6
Abu Ahmadi, Psikologi umum, (Jakarta: Rineka Cipta: 1998), hal. 1
7
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal 3

7
Tujuan psikologi komunikasi:
1. Psikologi meneliti kesadaran dan pengalaman manusia.
Hal tersebut diarahkan pada pusat perhatian perilaku manusia dan
mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya
perilaku manusia itu. Psikologi pada perilaku individu komunikan. Ketika
akan melakukan komunikasi, tak bisa dipungkiri membutuhkan pihak lain
sebagai pendengar atau komunikan untuk merespon pesan yang
disampaikan.
2. Psikologi komunikasi juga melihat bagaimana respon yang terjadi pada
masa lalu dapat meramalkan respon yang terjadi pada masa yang akan
datang.
George A. Miller membuat definisi psikologi yang mencakup
semuanya: Psychology is the science that attempts to describe, predict,
and control mental and behavioral event. Dengan demikian, psikologi
komunikasi adalah imu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan
mengendalikan persistiwa mental dan behavioral dalam komunikasi.
Peristiwa mental adalah “internal meditation of stimuli”, sebagai akibat
berlangsungya komunikasi. Komunikasi adalah peristiwa sosial,
peristiwa yang terjadi ketika manusa berinteraksi dengan manusia yang
lain. Peristiwa sosial secara psikologis membawa kita pada psikologi
sosial. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi
komunikasi.
3. Konsep ini menunjukkan bahwa psikologi komunikasi sangat berperan
dalam perubahan perilaku manusia, terutama saat manusia berkomunikasi
dengan manusi lain, baik yang sifatnya interpersonal, kelompok, maupun
massa.
Ketika seseorang memahami dan mengerti psikologi komunikasi,
saat komunikasi berlangsung antara komunikator dan komunikan, orang
mampu melihat dan menganalisis gerak dan tingkah kedua komponen
tersebut, yang berbicara dan yang mendengar. Dengan menganalisis
pandangan ini, maka peran ilmu psikologi komunikasi dalam
perkembangan masyarakat dan pengetahuan cukup besar.

8
Menurut Fisher dalam bukunya Jalaludin Rahmat pendekatan psikologi
komunikasi memiliki empat ciri-ciri, yaitu:

1. Penerimaan Stimuli Secara Inderawi (Sensory Reception of Stimuly).


Pada proses ini komunikasi diawali atau bermula ketika panca
indra kita diterpa oleh stimuli, panca indra tersebut yakni mata, hidung,
telinga, kulit, dan mulut. Stimuli bisa berbentuk orang,pesan, suara, warna,
dan sebagainya; pokoknya segala hal yang mempengaruhi kita.

2. Proses yang Mengantarai Stimuli dan Respons (Internal Mediation Of


Stimuli).
Pada ciri pendekatan ini, stimuli yang ditangkap oleh alat indera,
kemudian diolah dalam otak. Kita hanya mengambil kesimpulan tentang
proses yang terjadi pada otak dari respons yang tampak. Melalui tanda-tanda
yang diketahui, seperti tersenyum, tepuk tangan, dan meloncat- loncat, yang
memiliki arti sedang gembira.
3. Prediksi Respons (Prediction of Response).
Pada pendekatan ciri ini, Respons yang terjadi pada masa lalu dapat
dapat dilihat serta dapat diramal responya untuk masala mendatang.
Kuncinya, harus mengetahui sejarah respons terdahulu, sebelum
meramalkan respons individu saat ini.
4. Peneguhan Response (Reinforcement of Response)
Pada pendekatan ciri ini timbul perhatian pada gudang memori (memori
storage) dan set (penghubung masa lalu dan masa sekarang). Salah satu
unsur sejarah respons ialah peneguhan. Peneguhan adalah respons
lingkungan (atau orang lain pada respons organisme yang asli). Berger dan
Lambert menyebutnya feedback (umpan balik), tetapi Fisher tetap
menyebutnya peneguhan.8

E. Faktor Budaya Bahasa dari Komunikasi Pendidikan


Globalisasi terjadi karena perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Teknologi informasi yang semakin canggih memungkinkan setiap orang

8
Nikmah Hadiati Salisah, Psikologi Komunikasi, (Surabaya: Published,2015), hal 5

9
mengenggam infromasi. Hanya dalam hitungan menit bahkan detik, informasi
dari Arab Saudi bisa diterima orang Indonesia. Kecanggihan teknologi
transportasi memungkinkan setiap orang berkunjung ke setiap Negara berbeda
hanya dalam waktu beberapa jam. Komunikasi antar budaya adalah komunikasi
antar orang-orang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-
perbedaan sosio ekonomi).

Pertukaran kebudayaan adalah hal yang sangat mungkin terjadi, karena


siapapun yang datang dari suatu negara atau daerah sudah pasti tidak akan
terlepas dari budaya di mana ia lahir dan dibesarkan. Dengan budaya yang
mengakar di dalam dirinya, ia harus berbagi ruang dengan orang lain dari
budaya lain. Pertukaran budaya ini, mungkin saja menimbulkan konflik.
Konflik bisa diredam dengan lahirnya sebuah kesadaran bahwa setiap orang
harus bisa memahami budaya orang lain yang berbeda budaya dengan dirinya.

Untuk Indonesia bidang-bidang kajian budaya yang dapat


memunculkan teori komunikasi yang memiliki ciri khas ke Indonesiaannya
menurut Engkus Kuswarno dapat dilakukan dengan cara-cara:

1. menelaah filsafat, linguistik, puisi dan sebagainya untuk dapat melihat


prinsip-prinsip yang dapat dijadikan postulat dalam komunikasi
2. menelaah berbagai ritual, drama tradisional dan sebagainya yang
diwariskan turun temurun dan berkaitan dengan simbol-simbol komunikasi
budaya spesifik yang unik, dan
3. menggali karakteristik perilaku komunikatif dalam perbedaan masyarakat
melalui sudut pandang antar budaya dengan tujuan untuk menemukan
seperangkat prinsip atau aksioma tentang perilaku komunikasi.

Proses komunikasi yang berlangsung antara orang-orang berbeda


budaya tersebut biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang
dikemukakan oleh Willian G. Scoot3 yang mengutip pendapat Babcot bahwa
ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi proses komunikasi:

1. The Act (Perbuatan)

10
Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang
yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan
oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan
dengan bahasa atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula
dipergunakan.

2. The Scene (Adegan)

Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan


hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan apa
yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti dari apa yang
dikatakan. Dengan pengertian adegan ini merupakan apa yang dimaksudkan
yakni sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan melalui simbol apa,
sesuatu itu dapat dikomunikasikan.

3. The Agent (Pelaku)

Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan


komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima
yang terlibat dalam hubungan komunikasi ini adalah contoh dari pelaku-
pelaku komunikasi tersebut. Dan peranannya seringkali saling
menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang.

4. The Agency (Perantara)

Alat-alat yang dibangun dalam komunikasi dapat membangun


terwujudnya perantara itu (the agency). Alat-alat itu selain dapat berwujud
komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi tertulis seperti
surat perintah, memo, buletin, nota, surat tugas dan lainnya yang sejenis.

5. The Purpose (Tujuan)

Menurut Grace dalam buku Komunikasi Administrasi dan Beberapa


Faktor Penyebab Kegagalannya karangan Miftah Thoha, ada 4 (empat)
macam tujuan tersebut yaitu: Satu, Tujuan Fungsional (The Fungsional

11
Goals) ialah tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi atau lembaga. Dua,

Tujuan Manipulasi (The Manipulative Goals). Tujuan ini dimaksudkan


untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang
disampaikan baik sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya sendiri.
Ketiga, Tujuan ini bermaksud untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat
kreatif. Komunikasi ini dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu
mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan. Keempat, Tujuan Keyakinan
(The Confidence Goals). Tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan atau
mengembangkan keyakinan orang-orang pada lingkungan.9

Faktor-faktor tersebut di atas juga menjadi salah satu penentu sebuah


proses komunikasi itu berjalan efektif. Berdasarkan hal itu pula, kita bisa
menentukan strategi atau metode komunikasi yang digunakan dalam sebuah
proses komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat terwujud bila strategi dan
metode komunikasi yang digunakan tepat. Strategi komunikasi yang efektfif
sangat penting diperhatikan dalam sebuah proses komunikasi. Seperti yang
disampaikan oleh Onong yang mengatakan bahwa: Di kalangan militer terdapat
ungkapan yang amat terkenal yang berbunyi: “To win the war, not to win the
battle” yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti:
“memenangkan perang, bukan memenangkan pertempuran”. Pentingnya
strategi adalah untuk memenangkan perang, sedangkan pentingnya taktik
adalah untuk memenangkan pertempuran. Fokus perhatian ahli komunikasi ini
memang penting ditujukan kepada strategi komunikasi, karena berhasil
tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi
komunikasi.Strategi komunikasi perlu diperhatikan dengan maksimal karena
fungsinya yang begitu urgen.

Onong menggambarkan bahwa fungsi strategi komunikasi itu ganda yakni:


Pertama, menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif
dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil

9
Wahidah Suryani. Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1, Juni 2013 : 91 – 100) hal 3-4

12
optimal. Kedua, menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya
dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang
jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. Sekarang, informasi yang
masuk dari luar bukan saja hal yang positif tapi juga terikut hal yang negatif di
dalamnya seperti pergaulan bebas yang sudah menjadi kebiasaan di
negaranegara barat. Nilai-nilai budaya barat yang tidak sesuai denga
masyarakat Indonesia dapat dicegah dengan strategi penyebaran pesan yang
tepat. Untuk itu, negara mempunyai kewajiban melindungi warganya dari hal-
hal yang akan berdampak negatif tersebut. Sekarang ini, langkah pemerintah
dengan melarang situs porno di internet merupakan salah satu langkah positif
yang harus terus diawasi agar pelaksanannya menjadi maksimal.

Jalan keluar yang juga perlu diperhatikan adalah membuat strategi


komunikasi yang tepat. Strategi komunikasi yang mantap itu membutuhkan
beberapa komponen yang digambarkan oleh Onong6 bahwa segala sesuatu akan
dipertautkan dengan komponenkomponen yang merupakan jawaban dari rumus
Laswell yakni Who (siapa komunikatornya?), says what (Pesan apa yang
dikatakannya?), in which channel (media apa yang digunakannya?), to whom
(siapa komunikannya?), with what effect (efek apa yang diharapkan?). dan
ditambahkan lagi dengan pertanyaan when (kapan dilaksanakannya?), How
(bagaimana melaksanakannya?) dan Why (mengapa dilaksanakan demikian?).
Dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, mencari
strategi yang tepat juga sangat penting. Terutama kalu pihak-pihak yang
melakukan proses komunikasi ingin membuat sebuah hasil yang maksimal
yakni perubahan, baik dari segi kognitif, afektif sampai kepada psikomotorik.

Menurut Deddy Mulyana bahwa budaya-budaya yang sangat berbeda


memiliki sistem- sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan
tujuan hidup yang berbeda. Cara kita berkomunikasi sangat bergantung pada
budaya kita: bahasa, aturan, dan norma kita masing-masing.10

10
Deddy Mulyana & Jalaluddin Rahmat, Komunikasi antar budaya: Panduan Berkomunikasi
dengan Orang-Orang Berbeda, Bandung: Remaja Rosdakarya,2000 hal. 25-28

13
Pertumbuhan pemikiran teoritik tentang Ilmu Komunikasi tidak dapat
disangkal berasal dari dunia barat terutama Amerika. Hal ini terjadi karena:

1. Sebagian besar ilmuan komunikasi belajar dan dilatih di dunia Barat.


Mereka menggunakan buku, jurnal ataupun mempublikasikan karya
mereka karena kemudahan yang didapat dunia barat.
2. Tidak ada teori dan model komunikasi yang dapat diajarkan karena memang
tidak adanya teori yang bersumber dari dunia timur .
Tetapi dalam perkembangannya, pemikiran teoritik komunikasi barat
ini mulai dipertanyakan. Yoshitaka Miike melihat bahwa conventional
academic views of communication have been skewed by Western frames of
reference. They have no represented a sample of all possible conceptual
positions from which the knowledge of communication can be constructed.
Dengan kata lain bahwa pemikiran teoritik Komunikasi Barat ini
memiliki berbagai keterbatasan. Teori-teori ini kadang tidak dapat
menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena
komunikasi disuatu wilayah karena perbedaaan-perbedaaan pola komunikasi
yang terbentuk. Lawrence Kincaid memperlihatkan adanya perbedaan
mendasar antara pemikiran teoritik tentang komunikasi dengan cara pandang
dunia barat dan timur. 11

Tabel 1 Teori Komunikasi Dalam Perspektif Barat dan Timur

Perspektif Barat Perspektif Timur

Memberi perhatian pada Cenderung memberi perhatian pada


pengukuran secara bagian suatu yang menyeluruh dan merupakan
bukan merupakan suatu kesatuan suatu kesatuan

Didominasi visi individualism Komunikasi suatu luaran yang tidak


Orang dianggap aktif dakam direncanakan, merupakan konsekuensi
mencapai tujuan pribadinya. alami dari suatu peristiwa.

11
Yoshitaka Miike, Toward an Alternative Metatheory of Human Communication: An
Asiscentric Vision, Intercultural Communication Studies, XII-4. 2003, hal. 8

14
Teori komunikasi didominasi oleh Simbol verbal dianggap kurang berarti
bahasa. hanya dipandang skeptis.

Relasi terbentuk diantara dua atau Relasi bersifat lebih kompleks, melibat
lebih individu kan posisi sosial, peran status dan
kekuasaan

Sejalan dengan pemikiran Kincaid tentang perbedaan antara pemikiran


teoritik komunikasi ala barat dengan timur, Johan Galtung juga menjelaskan
perbedaan prinsip diantara kedua kubu teori berdasarkan invidu pelaku yang
terlibat.

Tabel 2 Perbedaan Persepektif Antara Barat dan Timur

Perspektif Barat Perspektif Timur

Menekankan pada individualism Menekankan adanya saling tanggung


jawab antara individu dan masyarakat

Adanya kontrol terhadap alam Terciptanya harmoni dengan alam


sekitar sekitar

Melihat dunia dalam posisi pusat, Melihat dunia sebagai suatu kesatuan
pingiran dan diluar keduanya. yang utuh.

Terikat dalam konsep ruang dan Waktu dianggap sebagai sesuatu yang
waktu tidak terbatas

Pengetahuan merupakan sesuatu Pengetahuan merupakan suatu sistim


yang bersifat atomistis dan dimana ontologi, epistemplogi dan
deduktif. axiologi saling terkait satu sama lain.

Munculnya perspektif indigenous akan memperluas bidang kajian


komunikasi sekaligus menggali pandangan baru (new insight) dari berbagai
budaya yang memungkinkan untuk dibandingkan sekaligus dicari konsep

15
konsep baru darinya. Kincaid seperti yang dikutip Sathoshi Ishii juga
menyetujui bahwa a look at communication theory from different cultural
perspective will contribute greatly to the future development of the field. 12

Semangat untuk mengembangkan teori komunikasi yang memiliki


karakteristik kedirian Indonesia yang relevan dengan lingkup persoalan yang
terjadi di Indonesia tidaklah mudah untuk dilakukan dalam sesaat karena kita
belum memiliki atau menyetujui apa itu teori komunikasi perspektif Indonesia.
Meminjam konsep yang sudah terbentuk tentang Asian Communication Theory
, dapat dikembangkan konsep turunannya menjadi teori komunikasi Indonesia.
Yoshitaka Miike melihat teori komunikasi Asia itu sebagai: a theoretical system
or a school of though in communication where concepts, postulates and
resources are rooted in, or derived from the cumulative wisdom of diverse Asian
cultural traditions. Sedangkan Littlejohn melihatnya sebagai the body of
literature covering concepts and theories derived from rereading of Asian
classical treatises, non-Eurocentric comparisons, East-West theoretical
syhthese, explorations into Asian Cultural concepts, and critical reflections on
Western Theory. Terdapat penekanan yang saling mengisi antara dua definisi
ini. Pertama, Miike menjelaskan untuk teori komunikasi dengan perspektif Asia
harus berakar pada kearifan lokal budaya-budaya setempat dan Littlejohn secara
berani mengatakan bahwa teori ini juga dapat merupakan kritik terhadap teori-
teori yang dikembangkan di Barat.

Belajar dari keberhasilan India, Cina dan Jepang yang telah


mengembangkan teori komunikasi bercirikan masing masing negara serta
dengan pendekatan atau perspektif budaya, maka untuk Indonesiapun
pendekatan budaya dapat dijadikan ciri utama pula. Kita sudah memiliki konsep
budaya Indonesia. Pasal 32 UUD 1945 mengatakan kebudayaan bangsa
Indonesia adalah puncak puncak kebudayaan yang ada di daerah-daerah.
Artinya melalui pengembangan budaya lokal yang ada didaerah masing masing

12
Usha Vyasulu Reddi, Communication Theory: Indian Perspective, in AMIC – Thammasat
University Symposium on Mass Communication Theory: the Asian Perspective, India:Niraj
International School,1985, hal. 12

16
kita dapat membentuk budaya. Indonesia. Kita memiliki kekayaan budaya dari
Sabang sampai Merauke yang dari aspek praktek komunikasinya akan
menghasilkan ciri khas mencerminkan Indonesia.

Untuk Indonesia bidang-bidang kajian budaya yang dapat


memunculkan teori komunikasi yang memiliki ciri khas ke Indonesiaannya
menurut Engkus Kuswarno dapat dilakukan dengan cara-cara:
1. Menelaah filsafat, linguistik, puisi dan sebagainya untuk dapat melihat
prinsip-prinsip yang dapat dijadikan postulat dalam komunikasi
2. menelaah berbagai ritual, drama tradisional dan sebagainya yang
diwariskan turun temurun dan berkaitan dengan simbol-simbol komunikasi
budaya spesifik yang unik, dan
3. Menggali karakteristik perilaku komunikatif dalam perbedaan masyarakat
melalui sudut pandang antar budaya dengan tujuan untuk menemukan
seperangkat prinsip atau aksioma tentang perilaku komunikasi.13

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan komunikasi

1. Frame of Reference (kerangka acuan)

Persamaan pada tingkat pendidikan, pengetahuan, latar belakang budaya


Overlaping of interest (pertautan minat dan kepentingan) yang semakin besar,
semakin mudah pula proses komunikasi berlangsung.

* Field of Experience (latar belakang pengalaman) Pengalaman dapat berupa


pengalaman pribadi.14
Pengaruh Budaya terhadap Persepsi

Disamping latar belakang pengalaman pribadi norma, adat istiadat,


kepercayaan juga mempengaruhi “Field Experience” terhadap objek dan pada
akhirnya mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek.

• Misal : sikap menghargai waktu

13
Sathosi Ishii,Conceptualising Asian Communication Ethics: a Buddist Perspective, Journal
of Multicultural Discourses, Vol 4 No.1 March 2009. Hal. 3
14
Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, Bandung: PT Rosda Karya, 2004 hal. 57

17
Kebudayaan mengajarkan Tata cara komunikasi

• Kebudayaan berfungsi untuk mengajarkan tata cara berkomunikasi, baik


verbal maupun non verbal

Misal : Tidak setuju terhadap sesuatu


- India mengangguk
- Indonesia menggeleng
Komunikasi mentransmisikan nilai budaya

• Komunikasi menjadi alat untuk mensosialisasikan nilai budaya kepada


masyarakat
• Melalui komunikasi, secara verbal dan non verbal mentransmisikan nilai
budaya, norma sosial dan adat kebiasaan dari satu generasi kegenerasi, dari
satu kelompok kepada kelompok lainnya.
Misal : Dongeng yang disampaikan secara lisan dapat dibukukan dan
disampaikan kepada generasi selanjutnya

“Menganggap orang lain seperti diri kita ketika kita berbicara kepada
mereka sama saja dengan berbicara sendirian”

Asumsi kesamaan yang paling tegas menyatakan bahwa:Semua


manusia pada pokoknya sama, dengan pandangan ini perbedaan jasmani,
kepribadian bahkan kebudayaan hanya dianggap lahiriah saja.15

15
Liliweri Allo, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta: Lkis, 2003,
hal. 33

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perpektif komunikasi adalah konsep-konsep yang dipengaruhi perspektif
disiplin ilmu lain yakni perspektif disiplin ilmu politik dan ilmu psikologi
yang amat berperan dalam perkembangan ilmu komunikasi khususnya saat
melihat persuasi dan propaganda sebagai teori-teori awal yang menandai
kemunculan disiplin ilmu komunikasi.
2. Catatan historis tentang perkembangan institusi yang membentuk “studi
komunikasi” sudah tentu berbeda di semua negara dan harus diakui bahwa
perkembangan komunikasi sebagai ilmu berasal dari Amerika Serikat.
3. Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat
serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua
tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi unsur-unsur
eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial
lama kemudian menyebabkan penyesuaian diri.
4. Pengertian Psikologi Komunikasi, Psikologi berasal dari perkataan Yunani
“psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan.
Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu,
sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan
diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai proses. Kata
signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang
mempunyai aturan tertentu.
5. Globalisasi terjadi karena perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Teknologi informasi yang semakin canggih memungkinkan setiap orang
mengenggam infromasi. Hanya dalam hitungan menit bahkan detik,
informasi dari Arab Saudi bisa diterima orang Indonesia. Kecanggihan
teknologi transportasi memungkinkan setiap orang berkunjung ke setiap
Negara berbeda hanya dalam waktu beberapa jam. Komunikasi antar

19
budaya adalah komunikasi antar orang-orang berbeda budaya (baik dalam
arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap semoga dapat
meningkatkan pengetahuannya para pembaca khususnya mahasiswa tentang
prespektif bidang kajian komunikasi bidang pendidikan di dalam komunikasi
pembelajaran. Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi kita semua dan
dapat menjadi pembelajaran bagi teman-teman semua karena masih banyak hal
yang harus kita baca lagi untuk menambah pengetahuan kita.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1998. Psikologi umum. Jakarta: Rineka Cipta


Allo, Liliweri. 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta:
Lkis

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma dan Teknologi di


Masyarakat. Jakarta: Media Group

Hadiati Salisah, Nikmah. 2015. Psikologi Komunikasi.Surabaya: Published


Ishii, Sathosi. 2009. Conceptualising Asian Communication Ethics: a Buddist
Perspective, Journal of Multicultural Discourses, Vol 4 No.1 March.
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta:Kencana
Miike, Yoshitaka. 2003. Toward an Alternative Metatheory of Human
Communication: An Asiscentric Vision, Intercultural Communication
Studies, XII-4.
Mulyana, Deddy. 2004. Komunikasi Efektif, Bandung: PT Rosda Karya
Nofrion. 2016. Komunikasi Pendidikan: Penerapan Teori dan Konsep
Komunikasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Rahmadani, Herlambang. 2020. Pengantar Ilmu Komunikasi :Sebuah Pendekatan
Kritis dan Komprehensif”Yogyakarta: Deepublish
Rahmat, Deddy Mulyana & Jalaluddin. 2000. Komunikasi antar budaya: Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda, Bandung: Remaja
Rosdakarya,
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Reddi Usha Vyasulu,. 1985. Communication Theory: Indian Perspective, in AMIC
– Thammasat University Symposium on Mass Communication Theory: the
Asian Perspective. India:Niraj International School
Suryani. Wahidah. 2013. Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1, Juni 91 – 100
Wahju Wibowo, Indiwan Seto. 2022. Apa Itu Perspektif Komunikasi?.
http://indiwan.blogspot.com/2010/05/apa-itu-perpektif-
komunikasi.html?m=1, (diakses pada hari Sabtu pukul 22.41)

21

Anda mungkin juga menyukai