Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PSIKOLOGIS MANUSIA DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI


PEMBELAJARAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“KOMUNIKASI PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu:
Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 11 PGMI 6B

1. Ninda Septia Fanani (12205193071)


2. Moh Firman Ash Shidiq (12205193122)
3. Ni’matullayliyah (12205193128)
4. Ema Zainuriyatin (12205193257)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MARET 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan ridha- Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini penulis ajukan
guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Pembelajaran di dalam makalah ini
penulis membahas tentang “psikologis manusia dalam perspektif komunikasi pembelajaran”.

Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya penulis mendapat masukan, arahan,
dan bimbingan, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan fasilitas dalam pembuatan makalah ini.
2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd,I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
3. Dr Adi Wijayanto. S.Or., S.Kom., M.Pd., AIFO. selaku ketua jurusan PGMI.
4. Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Pembelajaran yang telah memberikan materi pendukung, masukan, serta
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini
agar kedepanya lebih baik lagi semua,ada kurang lebihnya kami mohon maaf yang
sebesarnya.dan Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum wr.wb

Tulungangung, 21 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................…II

DAFTAR ISI........................................................................................................III

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan Masalah.....................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi pembelajaran....................................................................5

B. Hubunggan komunikasi dengan psikologis...........................................................6

C. Psikologis manusia dalam perspektif komunikasi pembelajaran..........................5


BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................16

B. Saran....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dengan manusia
lainnya. Dengan berkomunikasi kita dapat menyalurkan atau mengekspresikan apa
yang ada di pikiran kita kepada orang lain. Dengan komunikasi kita juga dapat
membentuk saling pengertian, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan
peradaban.
Kita dapat mempelajari berbagai tinjauan tentang komunikasi, tetapi penghampiran
psikologi adalah yang paling menarik. Psikologi melihat komunikasi sebagai perilaku
manusiawi, menarik, dan melibatkan siapa saja dan di mana saja.
Begitu juga dalam kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan
komunikasi. Guru dengan siswa terlibat dalam proses penyampaian pesan,
penggunaan media, dan penerimaan pesan. Komunikasi dalam pembelajaran sangat
menentukan hasil pembelajaran. Proses komunikasi yang berjalan secara lancar antara
guru dan siswa akan membawa hasil pembelajaran yang baik. Persoalan
kekurangpahaman dan persoalan lain yang berkaitan dengan materi dapat
diselesaikan. Sebaliknya, komunikasi yang terhambat bisa karena karena guru tidak
membuka ruang komunikasi, guru kurang mampu menggali kemampuan bertanya
siswa, siswa takut bertanya dan sebab lainnya akan berimplikasi kurang bagus
terhadap hasil pembelajaran.
Kunci utama komunikasi di kelas terletak di tangan guru. Selain
berpengetahuan yang luas, penting bagi guru untuk mengetahui cara berkomunikasi
dengan siswa dan penting bagi guru mengetahui keadaan psikologi siswa untuk
mendapatkan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari komunikasi pembelajaran?
2.   Bagaimana hubungan komunikasi dengan psikologi?
3.      Bagaimana psikologis manusia dalam perspektif komunikasi pembelajaran?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi pembelajaran
2.   Untuk mengetahui hubungan komunikasi dengan psikologi

iv
3.     Untuk mengetahui psikologis manusia dalam perspektif komunikasi
pembelajaran

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Pembelajaran


Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial, apabila orang telah
mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan
menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka,
mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengkataan apabila muncul.1
Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses
pengiriman informasi dari guru kepada siswa untuk tujuan tertentu. Komunikasi
dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua
arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan.2 Kualitas
pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya.
Tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Once Kurniawan3
berpendapat bahwa pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara guru
dengan siswa yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan
positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen
instruksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu
guru, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar,
teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses
pembelajaran.
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan
berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru sebagai komunikator kepada siswa
sebagai komunikan, dimana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai dengan
tujuan yang telah ditentukan, dengan demikian dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih
baik. Guru adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya
komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang
efektif.
B. Hubungan Komunikasi dengan Psikologi

1 H.A.W Widjaja, Komunikasi dan hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hal.4
2 Sutirman, Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
3 Kurniawan: 2005 tirman.wordpress.com/komunikasi-efektif-dalam-pembelajaran/

6
1. Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
Dilihat dari perkembangannya, komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti
psikologi. Tiga di antara empat orang bapak ilmu komunikasi yang disebut Wilbur
Schramm adalah sarjana psikologi. Paul Lazarsfeld, pendiri ilmu komunikasi
lainnya, adalah psikolog yang banyak dipengaruhi Sigmund Freud, Bapak
Psikoanalisis. Walaupun demikian, komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi.
Sebagai ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu. Sebagai gejala
perilaku, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin ilmu, antara lain
sosiologi dan psikologi.
Telah banyak dibuat definisi komunikasi. Dance (1970) menghimpun tidak kurang
dari 98 definisi komunikasi. Definisi-definisi tersebut dilatarbelakangi berbagai
perspektif: mekanistis, sosiologistis dan psikologistis. Hovland, Janis dan Kelly
semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi dalam kerangka psikologi
behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respons melalui lambang-lambang
verbal”, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli.
Kamus psikologi, Dictionary of Behavioral Science, menyebutkan enam
pengertian komunikasi: 1) Penyampaian perubahan energi dari satu tempat
ketempat yang lain seperti dalam system saraf atau penyampaian gelombang-
gelombang suara. 2) Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh
organisme. 3) Pesan yang disampaikan. 4) (Teori komunikasi) proses yang
dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan
signal-signal yang disampaikan. 5) (K Lewin) pengaruh satu wilayah persona
pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah
menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain. 6) Pesan pasien pada
pemberi terapi dalam psikoterapi.

Dalam pengertian di atas menunjukkan rentangan makna komunikasi sebagaimana


digunakan dalam dunia psikologi. Bila diperhatikan, dalam psikologi komunikasi
mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang
suara, tanda di antara tempat, sistem atau organisme. Kata komunikasi sendiri
dipegunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh atau secara khusus
sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Jadi psikologi menyebut komunikasi pada
penyampaian energy dari alat-alat indra ke otak, pada peristiwa penerimaan dan

7
pengelolahan informasi, pada proses saling pengaruh di antara berbagai sistem
dalam diri organisme dan di antara organisme.

Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses


komunikasi. Pada diri komunikan, psikologi memberikan karakteristik manusia
komunikan serta faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku
komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya:
Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi
orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak.

Psikologi juga tertarik pada komunikasi di antara individu: bagaimana pesan dari
seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respons pada individu yang
lain. Psikologi bahkan meneliti lambang-lambang yang disampaikan. Pada saat
pesan sampai pada diri komunikator, psikologi melihat ke dalam proses
penerimaan pesan, menganalisa faktor-faktor personal dan situasional yang
mempengaruhinya dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendiri atau
dalam kelompok.

Akhir-akhir ini di dunia psikoterapi, teknik penyembuhan jiwa, mengenal metode


baru: komunikasi terapeutik (therapeutic communication). Dengan metode ini
seorang terapis mengarahkan komunikasi begitu rupa sehingga pasien dihadapkan
pada situasi dan pertukaran pesan yang dapat menimbulkan hubungan sosial yang
bermanfaat. Komunikasi terapeutik memandang gangguan jiwa bersumber pada
gangguan komunikasi, pada ketidakmampuan pasien untuk mengungkapkan
dirinya. Pendeknya meluruskan jiwa orang diperoleh dengan meluruskan caranya
berkomunikasi.

Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau


mempengaruhi. Lazim disebut komunikasi persuasif karena amat erat kaitannaya
denga psikologi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses
mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan
psikologis.4 Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat manusia sehingga

4 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),


hal.3-6
8
setiap orang yang belajar tentang manusia mesti sekali waktu menolehnya. Yang
mempelajari komunikasi adalah sosiologi, filsafat dan psikologi, sosiologi
mempelajari interaksi sosial, interaksi sosial harus didahului oleh kontak dan
komunikasi. Dalam dunia modern, komunikasi bukan saja mendasari interaksi
sosial. Teknologi komunikasi telah berkembang begitu rupa sehingga tidak ada
satu masyarakat modern yang mampu bertahan tanpa komunikasi.

2. Penggunaan Psikologi Komunikasi


Menurut Ashley Montagu, kita belajar sebagai manusia melalui komunikasi anak
kecil hanyalah seonggok daging sampai ia belajar mengungkapkan perasaan dan
kebutuhannya melalui tangisan, tendangan atau senyuman. Segera setelah ia
berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, terbentuklah perlahan-lahan apa
yang kita sebut kepribadian. Bagaimana ia menafsirkan pesan yang disampaikan
orang lain dan bagaimana ia menyampaikan pesannya kepada orang lain,
menentukan kepribadiannya. Manusia bukan dibentuk oleh lingkungan tetapi
caranya menerjemahkan pesan-pesan lingkungan yang diterimannya.

Kepribadiannya terbentuk sepanjang hidup kita. Selama itu pula komunikasi


menjadi penting untuk pertumbuhan pribadi kita. Melalui komunikasi kita
menemukan diri kita, mengembangkan konsep diri dan menetapkan hubungan kita
dengan dunia disekitar kita. Hubungan kita dengan orang lain akan menentukan
kualitas hidup kita. Bila orang lain tidak memahami gagasan Anda, bila pesan
Anda menjengkelkan mereka, bila Anda tidak berhasil mengatasi masalah pelik
karena orang lain menentang pendapat Anda dan tidak mau membantu Anda, bila
semakin sering Anda berkomunikasi semakin jauh jarak Anda dengan mereka.
Bila Anda selalu gagal untuk mendorong orang lain bertindak, Anda telah
gagal  dalam berkomunikasi, sehingga komunikasi Anda tidak efektif.
Bagaimana komunikasi yang efektif? Menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss
komunikasi efektif menimbulkan lima hal, antara lain:
a. Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang
dimaksud oleh komunikator. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat
disebut kegagalan komunikasi primer (primary breakdown in

9
communication). Untuk menghindari hal ini kita perlu memahami paling
tidak psikologi pesan dan psikologi komunikator.
b. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian. Ketika kita mengucapkan “selamat pagi, apa
kabar?”, kita tidak mencari keterangan, komunikasi itu hanya dilakukan
untuk mengupayakan agar orang lain merasa apa yang disebut Analisis
Transaksional. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat,
akrab dan menyenangkan. Ini memerlukan psikologi tentang sistem
komunikasi interpersonal.
c. Mempengaruhi sikap
Paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain.
Contohnya: guru ingin mengajak muridnya lebih mencintai ilmu
pengetahuan atau contoh lainnya pemasang iklan orang ingin merangsang
selera konsumen dan mendesaknya untuk membeli, semua ini adalah
komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman
tentang faktor-faktor pada diri komunikator dan pesan yang menimbulkan
efek pada komunikasi.
d. Hubungan sosial yang baik
Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang
baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita
ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Kebutuhan sosial
menurut Abraham Maslow (1980:80-92) mengungkapkan bahwa
kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal
interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control)
dan cinta serta kasih sayang (affection). Secara singkat, kita ingin
bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikan
dan dikendalikan, dan kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial
ini hanya dapat dipenuhi denga komunikasi interpersonal, yang terjadi ia
akan menjadi manusia yang agresif, senag berkhayal dingin sakit fisik dan
mental, dan menderita”flight syndrome” (ingin melarikan diri dari
lingkungannya).
e. Tindakan
10
Di atas kita telah membicarakan persuasi sebagai komunikasi untuk
mempengaruhi sikap. Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan
yang dikehendaki. Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang
sukar, tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Jauh lebih sukar lagi
mendorong orang bertindak, tetapi efektivitas komunikasi biasanya diukur
dari tindakan nyata yang dilakukan komunikasi.
Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling
penting karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil dahulu
menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau
menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif
seluruh proses komunikasi. Ini bukan saja memerlukan pemahaman
tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses
komunikasi tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
manusia.5

Fungsi dari komunikasi sangat berkaitan dengan satu sama lain meskipun
terdapat suatu fungsi yang dominan yang terbagi atas empat bagian, yaitu:

a. Komunikasi Sosial
Komunikasi sebagai komunikasi sosial sangat penting untuk membangun
konsep diri kita. Aktualisasi untuk kelangsungan hidup untuk memperoleh
keberhasilan. Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia
biasa dibuktikan akan tersesat karena tidak dapat menata dirinya dalam
satu lingkungan sosial. Komunikasi yang memungkinkan mempelajari dan
menerapkan strategi- strategi adaptif atau situasi yang problematic.
b. Komunikasi Ekspresif
Sangat berkaitan dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif
yang dapat dilakukan baik sendirian atau dalam kelompok. Komunikasi
tersebut menjadi alat untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita.
Perasaan-perasaan dapat diungkapkan melalui musik/lukisan/tarian.
c. Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual yang
biasanya dilakukan secara kolektif, suatu komunikasi sering melakukan
5 Ibid, hal.12-16

11
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang
disebut para antropologis. Mulai dari upcara kelahiran, khitanan, ulang
tahun, pertunangan. Fungsi ritual juga tampak dalam acara lamaran yang
dilakukan keluarga calon pria.
Kegitan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen
emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka. Arti pentingnya
komunikasi ritual juga tampak pada iklan-iklan untuk menyampaikan duka
cita atas kematian seseorang yang dihormati untuk mengurus seseorang
yang telah meninggal.
d. Komunikasi Instrumental
Komunikasi berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Salah satu contoh tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh
pujian, menumbuhkan kesan yang baik memperoleh simpati, empati.
Sedangkan tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi
misalnya keahlian berpidato, berunding berbahasa asing ataupun keahlian
menulis. Tujuan kedua itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai
pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai
tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karir misalnya untuk
memperoleh jabatan.
C. Psikologis Manusia dalam Perspektif Komunikasi Pembelajaran
1. Karakteristik Manusia sebagai Komunikan
Banyak teori dalam ilmu komunikasi dilatarbelakangi konsepsi-konsepsi psikologi
tentang manusia. Konsepsi tersebut diantaranya:
a. Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis
Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis, adalah orang yang pertama berusaha
merumuskan psikologi manusia. Menurutnya, perilaku manusia
merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia: Id,
Ego, dan Superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan
dorongan-dorongan biologis manusia. Walaupun Id mampu melahirkan
keinginan, ia tidak mampu memuaskan keinginannya. Subsistem yang
kedua ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia
luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan
rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu
12
menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional.
Ketika Id mendesak supaya Anda membalas ejekan dengan ejekan lagi,
Ego memperingatkan Anda bahwa lawan Anda adalah “bos” yang dapat
memecat Anda.

b. Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme


Behaviorisme menganalisis hanya perilaku yang tampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Balakangan, teori ini dikenal dengan
nama teori belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai
pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah
manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya
ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor
lingkungan.
c. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif
Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif
pada lingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami
lingkungannya: makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens). Descartes,
juga Kant, menyimpulkan bahwa jiwalah yang menjadi alat utama
pengetahuan, bukan alat indera. Jiwa menafsirkan pengalaman inderawi
secara aktif: mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi, dan
mencari makna.
d. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Humanistik
Psikologi humanistik mengambil banyak dari psikoanalisis Neo-Freudian
tetapi lebih banyak lagi mengambil dari fenomenologi dan
eksistensialisme. Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia
kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subjektif. Setiap
orang mengalami dunia dengan cara sendiri. Alam pengalaman setiap
orang berbeda dari alam pengalaman orang lain. Fenomenologi banyak
mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers yang boleh disebut sebagai
Bapak Psikologi Humanistik.

Carl Rogers mengungkapkan pandangan humanisme sebagai berikut:

a. Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi


dimana dia (Aku, ku atau diriku) menjadi pusat.  Perilaku manusia

13
berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi manusia tentang identitas dirinya
yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan
fenomenal. Medan keseluruhan pengalaman subjektif seorang manusia,
yang terdiri atas pengalaman-pengalaman Aku dan Ku dan pengalaman
yang “bukan aku”.
b. Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan
mengaktualisasikan diri.
c. Individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan
dunianya. Ia bereaksi pada “realitas” seperti yang dipersepsikan olehnya
dan dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya.
d. Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri
berupa penyempitan dan pengkakuan persepsi dan perilaku penyesuaian
serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi.
e. Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan
diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif,
serta memilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri.
2. Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
a. Faktor biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda degan hewan yang
lain. Warisan biologis manusia menentukan perilaku manusia, dapat
diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan
biologis yang diterima dari kedua orang tuanya.
b. Faktor sosiopsikologis
Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh
beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Kita dapat
mengklasifikasinya ke dalam tiga komponen: afektif (aspek emosional),
kognitif (aspek intelektual), dan konatif (aspek volisional, yang
berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak).
c. Motif sosiogenis
Motif sosiogenis diantaranya: motif ingin tahu, motif kompetensi, motif
cinta, kebutuhan pemenuhan diri, dan lain sebagainya.
d. Sikap
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai
14
e. Emosi
Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-
gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis.
f. Kepercayaan
Kepaercayaan merupakan keyakinan bahwa sesuatu itu “benar” atau
“salah” atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, atau intuisi.
g. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung
secara otomatis tidak direncanakan.
h. Kemauan
Kemauan erat kaitannya dengan tindakan, sebagai tindakan yang
merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan.
3. Psikologi Komunikator
Faktor faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikator terdiri dari:
a. Kredibilitas
Merupakan seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat
komunikator. Dalam definisi ini terkandung dua hal: 1) kredibilitas adalah
persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri komunikator.2)
kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya
akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas.
Komponen kredibilitas yang paling penting adalah keahlian dan
kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang
kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang
dibicarakan. Komunikator yang dinilai rendah pada keahlian dianggap
tidak berpengalaman, tidak tahu, atau bodoh. Kepercayaan adalah kesan
komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya.

Komunikator memiliki dinamisme, bila ia dipandang sebagai bergairah,


bersemangat, aktif, tegas, dan berani. Sebaliknya, komunikator yang tidak
dinamis dianggap pasif, ragu-ragu, lesu, dan lemah. Sosiabilitas adalah
kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang periang dan senag
bergaul. Koorientasi merupakan kesan komunikate tentang komunikator
sebagai orang yang mewakili kelompok yang kita senangi, yang mewakili
nilai-nilai kita. karisma digunakan untuk menunjukkan suatu sifat luar
15
biasa yang dimiliki komunikator yang mengatur dan mengendalikan
komunikate seperti magnet yang menarik benda-benda di sekitarnya.
b. Atraksi
Faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal yaitu
daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, kesamaan, dan kemampuan. Atraksi
fisik menyebabkan komunikator menarik, dan karena menarik ia memiliki
daya persuasif. Namun, kita juga tertarik kepada seseorang karena adanya
beberapa kesamaan antara dia dengan kita.
Simons menerangkan mengapa komunikator yang dipersepsi memiliki
kesamaan dengan komunikate cenderung berkomunikasi lebih efektif.
Pertama, kesamaan mempermudah proses penyandibalikan (decoding),
yakni proses menerjemahkan lambang-lambang yang diterima menjadi
gagasan-gagasan. Kedua, kesamaan membantu membangun premis yang
sama. Ketiga, kesamaan menyebabkan komunikate tertarik kepada
komunikator. Keempat, kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya
pada komunikator.
c. Kekuasaan
Dalam kerangka teori Kelman, kekuasaan adalah kemampuan
menimbulkan ketundukan. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator
dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain, karena ia memiliki
sumber daya yang sangat penting. Berdasarkan sumber daya yang
dimilikinya, French dan Raven menyebutkan jenis-jenis kekuasaan,
diantaranya:
1) Kekuasaan Koersif. Kekuasaan koersif menunjukkan kemampuan
komunikator untuk mendatangkan ganjaran atau memberikan
hukuman kepada komunikate.
2) Kekuasaan keahlian. Kekuasaan ini berasal dari pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, atau kemampuan yang dimiliki
komunikator.
3) Kekuasaan informasional. Kekuasaan ini berasal dari isi
komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang dimiliki oleh
komunikator.
4) Kekuasaan rujukan. Di sini komunikate menjadikan komunikator
sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya. Komunikator
16
dikatakan memiliki kekuasaan rujukan bila ia berhasil menamakan
kekaguman pada komunikate, sehingga seluruh perilakunya
diteladani.
5) Kekuasaan legal. Kekuasaan ini berasal dari seperangkat peraturan
atau norma yang menyebabkan komunikator berwenang untuk
melakukan suatu tindakan

17
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan
berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru sebagai komunikator kepada
siswa sebagai komunikan, dimana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan, dengan demikian dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik.
2. Hubungan komunikasi psikologi terdiri dari ruang lingkup dan penggunaan
psikologi pendidikan. Dilihat dari perkembangannya, komunikasi memang
dibesarkan oleh para peneliti psikologi, walaupun demikian, komunikasi bukan
subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin
ilmu. Sebagai gejala perilaku, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin
ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi.
3. Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis, adalah orang yang pertama berusaha
merumuskan psikologi manusia. Menurutnya, perilaku manusia merupakan hasil
interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia: Id, Ego, dan Superego.
B. Saran

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai