Dosen Pengampu:
Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag
Disusun Oleh:
Kelompok 11 PGMI 6B
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan ridha- Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini penulis ajukan
guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Pembelajaran di dalam makalah ini
penulis membahas tentang “psikologis manusia dalam perspektif komunikasi pembelajaran”.
Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya penulis mendapat masukan, arahan,
dan bimbingan, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan fasilitas dalam pembuatan makalah ini.
2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd,I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
3. Dr Adi Wijayanto. S.Or., S.Kom., M.Pd., AIFO. selaku ketua jurusan PGMI.
4. Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Pembelajaran yang telah memberikan materi pendukung, masukan, serta
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini
agar kedepanya lebih baik lagi semua,ada kurang lebihnya kami mohon maaf yang
sebesarnya.dan Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................…II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dengan manusia
lainnya. Dengan berkomunikasi kita dapat menyalurkan atau mengekspresikan apa
yang ada di pikiran kita kepada orang lain. Dengan komunikasi kita juga dapat
membentuk saling pengertian, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan
peradaban.
Kita dapat mempelajari berbagai tinjauan tentang komunikasi, tetapi penghampiran
psikologi adalah yang paling menarik. Psikologi melihat komunikasi sebagai perilaku
manusiawi, menarik, dan melibatkan siapa saja dan di mana saja.
Begitu juga dalam kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan
komunikasi. Guru dengan siswa terlibat dalam proses penyampaian pesan,
penggunaan media, dan penerimaan pesan. Komunikasi dalam pembelajaran sangat
menentukan hasil pembelajaran. Proses komunikasi yang berjalan secara lancar antara
guru dan siswa akan membawa hasil pembelajaran yang baik. Persoalan
kekurangpahaman dan persoalan lain yang berkaitan dengan materi dapat
diselesaikan. Sebaliknya, komunikasi yang terhambat bisa karena karena guru tidak
membuka ruang komunikasi, guru kurang mampu menggali kemampuan bertanya
siswa, siswa takut bertanya dan sebab lainnya akan berimplikasi kurang bagus
terhadap hasil pembelajaran.
Kunci utama komunikasi di kelas terletak di tangan guru. Selain
berpengetahuan yang luas, penting bagi guru untuk mengetahui cara berkomunikasi
dengan siswa dan penting bagi guru mengetahui keadaan psikologi siswa untuk
mendapatkan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari komunikasi pembelajaran?
2. Bagaimana hubungan komunikasi dengan psikologi?
3. Bagaimana psikologis manusia dalam perspektif komunikasi pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi pembelajaran
2. Untuk mengetahui hubungan komunikasi dengan psikologi
iv
3. Untuk mengetahui psikologis manusia dalam perspektif komunikasi
pembelajaran
v
BAB II
PEMBAHASAN
1 H.A.W Widjaja, Komunikasi dan hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hal.4
2 Sutirman, Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
3 Kurniawan: 2005 tirman.wordpress.com/komunikasi-efektif-dalam-pembelajaran/
6
1. Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
Dilihat dari perkembangannya, komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti
psikologi. Tiga di antara empat orang bapak ilmu komunikasi yang disebut Wilbur
Schramm adalah sarjana psikologi. Paul Lazarsfeld, pendiri ilmu komunikasi
lainnya, adalah psikolog yang banyak dipengaruhi Sigmund Freud, Bapak
Psikoanalisis. Walaupun demikian, komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi.
Sebagai ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu. Sebagai gejala
perilaku, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin ilmu, antara lain
sosiologi dan psikologi.
Telah banyak dibuat definisi komunikasi. Dance (1970) menghimpun tidak kurang
dari 98 definisi komunikasi. Definisi-definisi tersebut dilatarbelakangi berbagai
perspektif: mekanistis, sosiologistis dan psikologistis. Hovland, Janis dan Kelly
semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi dalam kerangka psikologi
behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respons melalui lambang-lambang
verbal”, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli.
Kamus psikologi, Dictionary of Behavioral Science, menyebutkan enam
pengertian komunikasi: 1) Penyampaian perubahan energi dari satu tempat
ketempat yang lain seperti dalam system saraf atau penyampaian gelombang-
gelombang suara. 2) Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh
organisme. 3) Pesan yang disampaikan. 4) (Teori komunikasi) proses yang
dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan
signal-signal yang disampaikan. 5) (K Lewin) pengaruh satu wilayah persona
pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah
menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain. 6) Pesan pasien pada
pemberi terapi dalam psikoterapi.
7
pengelolahan informasi, pada proses saling pengaruh di antara berbagai sistem
dalam diri organisme dan di antara organisme.
Psikologi juga tertarik pada komunikasi di antara individu: bagaimana pesan dari
seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respons pada individu yang
lain. Psikologi bahkan meneliti lambang-lambang yang disampaikan. Pada saat
pesan sampai pada diri komunikator, psikologi melihat ke dalam proses
penerimaan pesan, menganalisa faktor-faktor personal dan situasional yang
mempengaruhinya dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendiri atau
dalam kelompok.
9
communication). Untuk menghindari hal ini kita perlu memahami paling
tidak psikologi pesan dan psikologi komunikator.
b. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian. Ketika kita mengucapkan “selamat pagi, apa
kabar?”, kita tidak mencari keterangan, komunikasi itu hanya dilakukan
untuk mengupayakan agar orang lain merasa apa yang disebut Analisis
Transaksional. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat,
akrab dan menyenangkan. Ini memerlukan psikologi tentang sistem
komunikasi interpersonal.
c. Mempengaruhi sikap
Paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain.
Contohnya: guru ingin mengajak muridnya lebih mencintai ilmu
pengetahuan atau contoh lainnya pemasang iklan orang ingin merangsang
selera konsumen dan mendesaknya untuk membeli, semua ini adalah
komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman
tentang faktor-faktor pada diri komunikator dan pesan yang menimbulkan
efek pada komunikasi.
d. Hubungan sosial yang baik
Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang
baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita
ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Kebutuhan sosial
menurut Abraham Maslow (1980:80-92) mengungkapkan bahwa
kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal
interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control)
dan cinta serta kasih sayang (affection). Secara singkat, kita ingin
bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikan
dan dikendalikan, dan kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial
ini hanya dapat dipenuhi denga komunikasi interpersonal, yang terjadi ia
akan menjadi manusia yang agresif, senag berkhayal dingin sakit fisik dan
mental, dan menderita”flight syndrome” (ingin melarikan diri dari
lingkungannya).
e. Tindakan
10
Di atas kita telah membicarakan persuasi sebagai komunikasi untuk
mempengaruhi sikap. Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan
yang dikehendaki. Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang
sukar, tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Jauh lebih sukar lagi
mendorong orang bertindak, tetapi efektivitas komunikasi biasanya diukur
dari tindakan nyata yang dilakukan komunikasi.
Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling
penting karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil dahulu
menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau
menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif
seluruh proses komunikasi. Ini bukan saja memerlukan pemahaman
tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses
komunikasi tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
manusia.5
Fungsi dari komunikasi sangat berkaitan dengan satu sama lain meskipun
terdapat suatu fungsi yang dominan yang terbagi atas empat bagian, yaitu:
a. Komunikasi Sosial
Komunikasi sebagai komunikasi sosial sangat penting untuk membangun
konsep diri kita. Aktualisasi untuk kelangsungan hidup untuk memperoleh
keberhasilan. Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia
biasa dibuktikan akan tersesat karena tidak dapat menata dirinya dalam
satu lingkungan sosial. Komunikasi yang memungkinkan mempelajari dan
menerapkan strategi- strategi adaptif atau situasi yang problematic.
b. Komunikasi Ekspresif
Sangat berkaitan dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif
yang dapat dilakukan baik sendirian atau dalam kelompok. Komunikasi
tersebut menjadi alat untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita.
Perasaan-perasaan dapat diungkapkan melalui musik/lukisan/tarian.
c. Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual yang
biasanya dilakukan secara kolektif, suatu komunikasi sering melakukan
5 Ibid, hal.12-16
11
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang
disebut para antropologis. Mulai dari upcara kelahiran, khitanan, ulang
tahun, pertunangan. Fungsi ritual juga tampak dalam acara lamaran yang
dilakukan keluarga calon pria.
Kegitan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen
emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka. Arti pentingnya
komunikasi ritual juga tampak pada iklan-iklan untuk menyampaikan duka
cita atas kematian seseorang yang dihormati untuk mengurus seseorang
yang telah meninggal.
d. Komunikasi Instrumental
Komunikasi berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Salah satu contoh tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh
pujian, menumbuhkan kesan yang baik memperoleh simpati, empati.
Sedangkan tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi
misalnya keahlian berpidato, berunding berbahasa asing ataupun keahlian
menulis. Tujuan kedua itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai
pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai
tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karir misalnya untuk
memperoleh jabatan.
C. Psikologis Manusia dalam Perspektif Komunikasi Pembelajaran
1. Karakteristik Manusia sebagai Komunikan
Banyak teori dalam ilmu komunikasi dilatarbelakangi konsepsi-konsepsi psikologi
tentang manusia. Konsepsi tersebut diantaranya:
a. Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis
Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis, adalah orang yang pertama berusaha
merumuskan psikologi manusia. Menurutnya, perilaku manusia
merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia: Id,
Ego, dan Superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan
dorongan-dorongan biologis manusia. Walaupun Id mampu melahirkan
keinginan, ia tidak mampu memuaskan keinginannya. Subsistem yang
kedua ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia
luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan
rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu
12
menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional.
Ketika Id mendesak supaya Anda membalas ejekan dengan ejekan lagi,
Ego memperingatkan Anda bahwa lawan Anda adalah “bos” yang dapat
memecat Anda.
13
berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi manusia tentang identitas dirinya
yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan
fenomenal. Medan keseluruhan pengalaman subjektif seorang manusia,
yang terdiri atas pengalaman-pengalaman Aku dan Ku dan pengalaman
yang “bukan aku”.
b. Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan
mengaktualisasikan diri.
c. Individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan
dunianya. Ia bereaksi pada “realitas” seperti yang dipersepsikan olehnya
dan dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya.
d. Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri
berupa penyempitan dan pengkakuan persepsi dan perilaku penyesuaian
serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi.
e. Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan
diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif,
serta memilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri.
2. Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
a. Faktor biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda degan hewan yang
lain. Warisan biologis manusia menentukan perilaku manusia, dapat
diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan
biologis yang diterima dari kedua orang tuanya.
b. Faktor sosiopsikologis
Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh
beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Kita dapat
mengklasifikasinya ke dalam tiga komponen: afektif (aspek emosional),
kognitif (aspek intelektual), dan konatif (aspek volisional, yang
berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak).
c. Motif sosiogenis
Motif sosiogenis diantaranya: motif ingin tahu, motif kompetensi, motif
cinta, kebutuhan pemenuhan diri, dan lain sebagainya.
d. Sikap
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai
14
e. Emosi
Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-
gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis.
f. Kepercayaan
Kepaercayaan merupakan keyakinan bahwa sesuatu itu “benar” atau
“salah” atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, atau intuisi.
g. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung
secara otomatis tidak direncanakan.
h. Kemauan
Kemauan erat kaitannya dengan tindakan, sebagai tindakan yang
merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan.
3. Psikologi Komunikator
Faktor faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikator terdiri dari:
a. Kredibilitas
Merupakan seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat
komunikator. Dalam definisi ini terkandung dua hal: 1) kredibilitas adalah
persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri komunikator.2)
kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya
akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas.
Komponen kredibilitas yang paling penting adalah keahlian dan
kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang
kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang
dibicarakan. Komunikator yang dinilai rendah pada keahlian dianggap
tidak berpengalaman, tidak tahu, atau bodoh. Kepercayaan adalah kesan
komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya.
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan
berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru sebagai komunikator kepada
siswa sebagai komunikan, dimana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan, dengan demikian dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik.
2. Hubungan komunikasi psikologi terdiri dari ruang lingkup dan penggunaan
psikologi pendidikan. Dilihat dari perkembangannya, komunikasi memang
dibesarkan oleh para peneliti psikologi, walaupun demikian, komunikasi bukan
subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin
ilmu. Sebagai gejala perilaku, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin
ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi.
3. Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis, adalah orang yang pertama berusaha
merumuskan psikologi manusia. Menurutnya, perilaku manusia merupakan hasil
interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia: Id, Ego, dan Superego.
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20