Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Mengintregrasikan Konsep dan Teori Promosi Kesehatan dalam


Mencegah dan Meningkatkan Kesehatan Klien

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan dan Promosi


Kesehatan

Dosen Pengampu : Sri Janatri, S.Kp., M.Mkes., M.Kep

Disusun Oleh: Kelompok 8

1. Ayi Faisal Gumelar (C1AA21023)

2. Ilham Muzaki (C1AA21065)

3. Oktavia Nurhasanah (C1AA21107)

4. Silvi Lestari Sukma (C1AA21149)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga bisa menyelesaikan Makalah tentang “
Mengintregrasikan Konsep dan Teori Promosi Kesehatan dalam Mencegah dan
Meningkatkan Kesehatan Klien ”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penulisan Makalah. Tentunya Makalah ini tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik dari Ibu Sri Janatri selaku dosen mata kuliah
Pendidikan dan Promosi Kesehatan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Sukabumi, 27 April 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teknik Komunikasi dalam Proses Pembelajaran ............................................3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam proses belajar mengajar terjadi sebuah komunikasi, yakni antara guru dengan
siswa. “Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam
kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap manusia, baik yang primitif
maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai
berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya sehingga
meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup”(Rakhmat, 1998:1).
Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan informasi yang dapat
berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Kegiatan
komunikasi ini berlangsung dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, selama manusia hidup
dan selama melakukan aktivitasnya. Kalau kita mengamati sekitar kita, kita akan melihat
bahwa komunikasi merupakan aktivitas yang paling penting dalam suatu kehidupan
bermasyarakat. Bahkan dapat dipastikan, dimana manusia hidup bersama-sama dengan
orang lain maka di sana selalu ada kegiatan komunikasi, karena komunikasi merupakan
kebutuhan hidup manusia.
Komunikasi dalam pembalajaran dewasa ini mendapatkan perhatian yang luar biasa.
Hal ini di latar belakangi pentingnya memilih cara komunikasi dalam proses
pembelajaran agar kegiatan tersebut mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Komunikasi yang efektif berkolerasi dengan tingkat keberhasilan pembelajaran.
Kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru, hal ini sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang
Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang standar nasional
pendidikan, serta peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Guru sebagai
learning agent berkewajiban memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui
perguruan tinggi yang terakreditasi (S1/D4) dan memiliki 4 kompetensi. Salah satunya
adalah kompetensi sosial, yakni kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua /wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Strategi membangun komunikasi dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu
hal yang sangat penting untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Karena,
tanpa adanya komunikasi tidak mungkin peroses belajar mengajar akan berjalan dengan
lancar, karena komunikasi adalah Kunci utama untuk berinteraksi antara guru dengan
peserta didik. Komunikasi bukan berarti hanya berintraksi dengan menggunakan bahasa
lisan semata, akan tetapi komunikasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa
tulis dan bahasa isyarat atau gerak tubuh.
Selain itu, sering dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
dimana terjadi proses penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (misalnya guru,
instruktur, media pembelajaran, dan lain-lain.) kepada penerima (peserta belajar, murid,
dan sebagainya), dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik dalam mata pelajaran
tertentu) dapat diterima (menjadi milik, di-shared) oleh peserta didik / murid-murid.
Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik
kepada peserta didik dean tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh
terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan
kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang
terjadi dalam pembelajaran tersebut.
Pembelajaran yang baik dan efektif akan memberikan ruang dan peluang agar anak
dapat belajar lebih aktif serta dapat mengeksplorasi keingintahuan melalui kemampuan /
potensi yang dimilikinya, dan hal ini memerlukan bantuan/bimbingan yang baik dan tepat
dari guru/pendidik dan disertai kearifan professional. Melihat betapa pentingnya
komunikasi dalam proses belajar mengajar, maka dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai komunikasi pembelajaran dan hal-hal yang berkaitan dengan
komunikasi pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik komunikasi dalam proses pembelajaran ?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan teknik komunikasi dalam proses pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teknik Komunikasi dalam Proses Pembelajaran


2.1.1 Pengertian Komunikasi Pembelajaran
Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara
etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang
artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti
satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris
disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan,
gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya
usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti
membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang,
memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna
pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Menurut Corey (1986 :195) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah
laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Sedangkan menurut
Dimyati dan Mujiono (1999 :297) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram
dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar.
Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada
orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju
secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi
merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan
peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat
tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali
kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif
terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab
tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini. Terkait
dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini
adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik
yang positif.
2.1.2 Fungsi Komunikasi dalam Proses Pembelajaran
Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, Komunikasi mempunyai dua fungsi
umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik,
meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan
mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk
memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
Sedangkan menurut William I.Gordon, Komunikasi Pembelajaran mempunyai empat
fungsi menurut kerangka yang dikemukakan, yakni:
1. Fungsi Komunikasi Sosial
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia akan hilang, karena
ia tidak punya waktu untuk mengatur diri mereka sendiri dalam lingkungan sosial.
Tanpa terlibat dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan,
minum, berbicara sebagai manusia beradab (memperlakukan manusia lainnya).
a. Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan kita tentang siapa kita, dan yang hanya dapat
diperoleh melalui informasi orang lain yang diberikan kepada kita. Manusia yang
tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lain mungkin tidak menyadari bahwa
ia adalah seorang laki-laki. Kita menyadari bahwa kita adalah manusia karena
orang di sekitar kita menunjukkan kepada kita melalui perilaku mereka.
b. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Ini disebut aktualisasi diri
atau lebih tepatnya keberadaan itu sendiri
Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri sering terlihat dalam seminar.
Meskipun penanya telah memperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan
langsung ke pokok masalah, pena atau komentator sering berbicara panjang lebar,
mengajarkan penonton, dengan argumen yang tidak relavan. Karena mereka
merasa paling benar dan yang paling penting, semua orang ingin berbicara dan
didengar.
c. Untuk Kelangsungan Hidup, Memupuk Hubungan, Dan Memperoleh
Kebahagiaan
Sejak lahir, kita tidak bisa hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita
perlu berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita
seperti makandan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses
dan kebahagiaan. Komunikasi, dalam konteks apapun, adalah bentuk dasar
adaptasi terhadap lingkungan.
Melalui komunikasi kita juga bisa memenuhi kebutuhan emosional kita dan
meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang,
keintiman,simpati, rasa hormat, kebanggaan, dan bahkan iri hati, dan kebencian.
Melalui komunikasi sosial, kita dapat mengalami berbagai perasaan dan
membandingkan kualitas perasaan satu dengan perasaan orang lain.
2. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif sering dilakukan untuk menyampaikan perasaan-
perasaan kita. Kebanyakan komunikasi ini disampaikan dalam bentuk non verbal.
Ungkapan kasih sayang, marah, atau malu memang dapat disampaikan oleh kata-kata.
Namun, paling besar dikomunikasikan lewat bahasa tubuh. Orang boleh
mengatakan, "saya tak marah", padahal mukanya merah, tampang cemberut, dan
pandangan matanya tajam. Orang akan lebih percaya bahasa non verbal itu daripada
bahasa verbalnya. Komunikasi ekspresif nanti tentu akan mempengaruhi komunikasi
sosial seseorang.
3. Komunikasi Ritual
Fungsi komunikasi ini berhubungan dengan komunikasi ekspresif. Namun
bentuk penyampaiannya seringkali secara kolektif. Misalnya upacara perkawinan,
ritual keagamaan, sampai memperingati tanggal bersejarah. Mereka yang terlibat
dalam komunikasi ritual dianggap berusaha menegaskan sebagai bagian dari
kelompok yang merayakannya. Komunikasi ritual juga dianggap sebagai komitmen
individu terhadap tradisi dalam kehidupan sosialnya.
Seseorang yang baru masuk dalam lingkungan sosial baru cenderung harus
melakukan komunikasi ritual yang baru. Mereka seolah diwajibkan untuk melakukan
komunikasi ini untuk menunjukkan bahwa mereka memang siap dan akan bergabung
dalam lingkungan baru ini. Misalnya mahasiswa baru harus melakukan "pengenalan"
atau yang sering disebut ospek.
Selain untuk komitmen emosional individu, komunikasi ritual juga sering
digunakan untuk mempererat kepaduan dalam suatu kelompok. Komunikasi ritual
akan menciptakan rasa nyaman dan perasaan tertib. Menurut Deddy Mulyana, bukan
substansi kegiatan ritual yang paling penting, namun perasaan senasib dan
sepenanggungan yang menyertai komunikasi ini.
Deddy juga menganggap hal ini menandakan bahwa manusia bukanlah
sepenuhnya makhluk rasional. Karena komunikasi ritual sering dianggap mubazir jika
ditimbang secara rasio. Namun,manusia tetap membutuhkan komunikasi ritual, walau
tujuannya berbeda-beda. Misalnya, demi memenuhi kebutuhan jati diri, sebagai
anggota dari komunitas, atau menciptakan rasa kondusif dan tenteram.
4. Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi yang berfungsi sebagai Komunikasi instrumental adalah
komunikasi yang berfungsi untuk memberitahukan atau menerangkan (to inform) dan
mengandung muatan persuasive dalam arti bahwa pembicara menginginkan
pendengarnya mempercayai bahwa fakta dan informasi yang disampaikan adalah
akurat dan layak untuk diketahui.
Dengan demikian fungsi komunikasi instrumental bertujuan untuk
menerangkan, mengajar, menginformasikan, mendorong, mengubah sikap dan
keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk
menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk
menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan
hubungan tersebut.
Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang
baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi dan politik, yang
antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni
taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, dan
sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita
seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat
keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing
ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja
saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat
digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier,
misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.
2.1.3 Teknik Komunikasi Berdasarkan Nosinya
Berdasarkan nosinya, menurut Uchyana (1984) Teknik komunikasi terdiri atas
:
1. Komunikasi informatif (Informative communication)
Komunikasi informatif adalah suatu pesan yang disampaikan kepada
seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini
berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya
dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik
informatif ini berlaku komunikasi satu arah, pesannya bersifat umum, medianya
menimbulkan keserempakan, serta komunikannya heterogen. Biasanya teknik
informatif yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara
menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik
perhatian khalayak
Komunikasi informatif adalah jenis komunikasi yang bertujuan memberikan
informasi atau penjelasan. Isi informasi itu sendiri bisa bersifat pemaparan
pandangan. Ada tiga hal yang harus diperhatikan agar komunikasi informatif ini dapat
berhasil yaitu:
a. menarik perhatian;
b. mengusahakan agar komunikan bersedia menerima isi pesan
c. komunikan bersedia menyimpan isi pesan.
2. Komunikasi Persuasif (Persuasif Communication)
Komunikasi persuasif yaitu proses mempengaruhi seseorang dalam bentuk
kegiatan membujuk, mengajak sehingga ia melakukan dengan kesadaran hati.
Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini
dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi
dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga
mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar
komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan
perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu
komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat
terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap
dan terpadu. Biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi
tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.
Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi persuasif agar berhasil yaitu :
a. Sumber pesan/komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya
seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang di sampaikannya,
contohnya pengajar atau guru.
b. Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak)
c. Pengaruh lingkungan
d. Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang
sebagai bentuk penguatan)

3. Komunikasi instruktif (Instructive Communication)


Komunikasi instruktif yaitu teknik komunikasi yang mengandung ancaman,
sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan
sasaran melakukan sesuatu secara terpaksa, karena takut akibatnya.
Pendidik memiliki tanggung jawab penuh atas pengelolaan proses belajar
mengajar. Adapun yang menjadi fokus sasarannya adalah unsur-unsur dari proses
belajar-mengajar dan menjadikan seefektif mungkin dan seoptimal mungkin unsur-
unsur tersebut. Agar keadaan ini dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan,
maka ada dua kegiatan pokok yang harus dilaksanakan oleh paraguru, yaitu :
a. Mempersiapkan diri dan unsur-unsur lainnya yang akan dilibatkan dalam proses
belajar-mengajar.
b. Mengoperasikan hal-hal yang sudah dipersiapkan dengan memperhatikan variasi
dan pengembangan seperlunya, utamanya perhatian terhadap metode
pembelajaran.
2.1.4 Teknik Komunikasi Berdasarkan Salurannya
Selain teknik komunikasi yang diuraikan di atas, teknik komunikasi berikutnya yang
perlu pula mendapatkan perhatian guru ketika melakukan pembelajaran adalah teknik
komunikasi berdasarkan saluran yang digunakan. Teknik ini diuraikan di bawah ini:
1. Teknik Komunikasi Langsung
Dalam menerapkan strategi ini beberapa hal yang perlu diperhatian :
a. Dengarkan seutuhnya apa yang peserta didik inginkan.
b. Berikan waktu untuk merespon
c. Lakukan komunikasi lebih sederhana dan jelas
d. Hargai prestasi apa pun yang ditunjukkan peserta didik
e. Senantiasalah Memotivasi peserta didik
f. Katakan sesuatu dengan cara yang lebih positif
g. Menanggapi sesuatu dengan sabar
h. Beri tanggapan dengan cara memparaphrase kata-kata yang diucapkan,
menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai
kedua hal tersebut.
2. Teknik Komunikasi Tidak Langsung
Beberapa fungsi teknik komunikasi tidak langsung antara lain:
a. Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar
b. Memotivasi peserta didik
c. Menyajikan informasi
d. Merangsang diskusi
e. Mengarahkan kegiatan peserta didik
f. Menguatkan belajar
BAB III
KESIMPULAN

Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada


orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara
efektif dan efisien. Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan
suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta
belajar.
Konsep diri adalah pandangan kita tentang siapa kita, dan yang hanya dapat diperoleh
melalui informasi orang lain yang diberikan kepada kita. Komunikasi yang berfungsi sebagai
Komunikasi instrumental adalah komunikasi yang berfungsi untuk memberitahukan atau
menerangkan (to inform) dan mengandung muatan persuasive dalam arti bahwa pembicara
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta dan informasi yang disampaikan
adalah akurat dan layak untuk diketahui. Dengan demikian fungsi komunikasi instrumental
bertujuan untuk menerangkan, mengajar, menginformasikan, mendorong, mengubah sikap
dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur.
Komunikasi informatif adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau
sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Selain teknik komunikasi yang
diuraikan di atas, teknik komunikasi berikutnya yang perlu pula mendapatkan perhatian guru
ketika melakukan pembelajaran adalah teknik komunikasi berdasarkan saluran yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta


Jalaludin, Rakhmat. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda.
Lestari Endang & Maliki. 2003. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Nelson E. Paul Judy C. Pearson dkk. 2003. Human Communication. New York: McGrow-
Hill
Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai