Anda di halaman 1dari 19

“PEMBELAJARAN EFEKTIF”

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Stategi Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Drs. Nelson Sinaga, M.Pd.

Disusun Oleh:

HOTMAIDA SAFITRI SIREGAR (5213151008)

MASYITOH RITONGA (5211151016)

RINDU AKHAYA TELAUMBANUA (5212151002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2022
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

pembelajaran interaktif yang dibimbing oleh Pak Drs. Nelson Sinaga, M.Pd.

Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai pembelajaran efektif.

Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku

maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada

tersebut.

Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis

dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan

pembaca pada saat ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak

kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan

saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.

Medan, 20 November 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................
1.3 TUJUAN.........................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Pembelajaran Efektif..........................................................................................
2.2 Pengertian Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran...............................................
2.3 Fungsi Komunikasi dengan Media dalam Pembelajaran.........................................
2.4 Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran..................................................................
2.5 Karakteristik Pembelajaran yang Efektif...................................................................
2.6 Suasana Pembelajaran Efektif.....................................................................................
2.7 Upaya Memelihara Kondisi dan Suasana Belajar yang Efektif..............................
2.8 Cara Mengajar yang Efektif........................................................................................
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya
peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan
banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi di
lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar
mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau
sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu
pendidikan yang output-nya berupa SDM.

Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di


dalamnya. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi
pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik,
dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang
paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.

Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi


belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses
komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan
tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman
serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran
sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam
pembelajaran tersebut.

Mengajar dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,


cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana
belajar. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam
pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah di dalam makalah ini, di antaranya:
1. Apa hakikat pembelajaran efektif?
2. Apa pengertian, unsur, pola dan macam-macam komunikasi dalam
pembelajaran?
3. Apa saja fungsi komunikasi dengan media dalam pembelajaran?
4. Bagaimana komunikasi yang efektif dalam pembelajaran?
5. Apa saja karakteristik pembelajaran yang efektif?
6. Bagaimana suasana pembelajaran yang efektif?
7. Bagaimana upaya memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif?
8. Bagaimana cara mengajar yang efektif?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami hakikat pembelajaran efektif.
2. Mengetahui dan memahami pengertian, unsur, pola dan macam-macam
komunikasi dalam pembelajaran.
3. Mengetahui dan memahami fungsi komunikasi dengan media dalam
pembelajaran.
4. Mengetahui dan memahami komunikasi yang efektif dalam pembelajaran.
5. Mengetahui dan memahami karakteristik pembelajaran yang efektif.
6. Mengetahui dan memahami suasana pembelajaran yang efektif.
7. Mengetahui dan memahami upaya memelihara kondisi dan suasana belajar
yang efektif.
8. Mengetahui dan memahami cara mengajar yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pembelajaran Efektif


Menurut Hamalik Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat
belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku
siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat
tertentu. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada
pemberdayaan siswa secara aktif.
Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja
terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses
pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran efektif akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa,
serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga
memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka
miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan
cara belajarnya sendiri. Di dalam menempuh dan mewujudkan tujuan pembelajaran
yang efektif maka perlu dilakukan sebuah cara agar proses pembelajaran yang
diinginkan tercapai yaitu dengan cara belajar efektif. Untuk meningkatkan cara belajar
yang efektif perlu adanya bimbingan dari guru.

2.2 Pengertian Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran


Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya
terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan
untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert,
yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya
menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya
dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu bentuk
komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa
dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Selain definisi yang telah disebutkan di atas,
pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian
yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan
kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima
memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang
dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005).

Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi


belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses
komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan
tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman
serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran
sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam
pembelajaran tersebut. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses
transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta
didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.

Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang
dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan
umpan balik yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran
harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh
seorang dosen. Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan
suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta
belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung
dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas,
maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak
pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab
tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.

2.2.1 Unsur-unsur Komunikasi


Unsur-unsur komunikasi menurut Harold Lasswell (1972), yakni:
1. Komunikator (communicator, source, sender). Komunikator merupakan sumber dan
pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat komunikan percaya
terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.
2. Pesan (message).Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan
kebutuhan penerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada
peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima.
3. Media (channel, media). Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media.
Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan
dengan kondisi atau karakterisitik penerima pesan. (IGAK Wardani : 2005).
4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient).Agar komunikasi
berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan
sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima.
5. Efek (effect, impact, influence). Terjadinya efek dalam suatu proses komunikasi
dalam pembelajaran sangat tergantung dari fasilitator dalam penyampaian materi
serta kebutuhan peserta dalam materi yang disampaikan.

2.2.2 Pola Komunikasi dalam Pembelajaran


Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi
dinamis antara guru dengan siswa (Nana Sudjana:1989).
1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam komunikasi ini
guru guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru
aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah atau
komunikasi sebagai satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi seperti
ini kurang banyak menghidupkan kegiatan mahasiswa.
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pada komunikasi ini
guru dan siswa memiliki peran yang sama yaitu pemberi dan penerima aksi
(informasi). Komunikasi ini lebih baik dari yang pertama, sebab kegiatan guru
kegiatan guru dan siswa relatif sama.
3. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi
yang tidak hanya melibatkan interaksi binamis antara guru dengan siswa tetapi
juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang
lain. Kegiatan semacan ini mengarah pada proses pembelajaran yang
mengarahkan pada pembelajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang
optimal sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi simulasi merupakan
strategi yag dapat mengembangkan komunikasi ini.

2.2.3 Macam-macam Komunikasi dalam Pembelajaran


1. Secara Langsung
Seorang guru atau dosen memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap
muka dengan para siswa dalam suatu ruangan ataupun di luar ruangan dalam konteks
pembelajaran. Seperti yang terjadi di sekitar kita mulai dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi.
2. Secara Tidak Langsung
Guru atau dosen dapat memberikan suatu pembelajaran melalui suatu media tanpa
harus bertatap muka secara langsung dengan siswa. Dan siswapun dapat memperoleh
informasi secara luas melalui media tersebut. Seperti model sekolah jarak jauh yaitu
memanfaatkan media internet sebagai alat untuk pembelajaran.

2.3 Fungsi Komunikasi dengan Media dalam Pembelajaran

Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa fungsi lain yang dapat
dilakukan oleh media. Namun jarang sekali ditemukan seluruh fungsi tersebut dipenuhi
oleh media komunikasi dalam suatu sistem pembelajaran. Sebaliknya suatu program
media tunggal seringkali dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Fungsi-fungsi
tersebut antara lain :
2.3.1 Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang
akan diperolehnya atau keterampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus
dipertunjukkan apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk
menunjukkan bahwa ia telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang
diharapkan. Untuk pembelajaran khususnya yang menampilkan gerak dapat
mempertunjukkan kinerja (performance) yang harus dipelajari siswa. Dengan demikian
dapat menjadi model perilaku yang diharapkan dapat dipertunjukkannya pada akhir
pembelajaran.
2.3.2 Memotivasi siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa.
Tanpa motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk
memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mungkin
keadaan di masa depan, di mana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Jika siswa menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan
kebutuhannya di masa depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran. Media yang
sesuai untuk menggambarkan keadaan masa depan adalah media yang dapat
menunjukkan sesuatu atau menceritakan (tell) hal tersebut. Bila teknik bermain peran
digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman yang dirasakan siswa akan lebih
kuat. Film juga seringkali diproduksi dan digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara
yang lebih alami.

2.3.3 Menyajikan informasi


Media seperti film, televisi dan internet dapat digunakan untuk menyajikan
informasi. Guru kelas bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia
dapat menggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan
kegiatan siswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara individual.
Ada tiga jenis variasi penyajian informasi:
a. Penyajian dasar (basic). Membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap
materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau
review oleh guru kelas.
b. Penyajian pelengkap (supplementary). Setelah penyajian dasar dilakukan oleh
guru kelas, media digunakan untuk membawa sumber-sumber tambahan ke dalarn
kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas dengan cara apapun.
c. Penyajian pengayaan (enrichment). Merupakan informasi yang tidak merupakan
bagian dari tujuan pembelajaran, diadakan karena memiliki nilai motivasi dan
dapat mencapai perubahan sikap dalam diri siswa.

2.3.4 Merangsang diskusi


Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan loncat,
diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan
dilanjutkan dengan diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau
pertanyaan, seringkali melalui drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik.
Penyajian dibiarkan terbuka (open-end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran
pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri
dalam interaksinya dengan pemimpin atau dengan sesamanya. Penyajian media
diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka masalah, menyajikan latar belakang
informasi dan memberikan fokus diskusi.

2.3.5 Mengarahkan kegiatan siswa


Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut
metode kinerja (performance) atau metode penerapan (application). Penekanan dari
metode ini adalah pada kegiatan melakukan (doing). Program media digunakan untuk
mengarahkan siswa melakukan kegiatan langkah demi langkah (step-by-step).
Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa, seperti
tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah demi langkah untuk percobaan
laboratorium yang kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang sangat
disukai khususnya bagi siswa sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang
tinggi, melibatkan siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.

2.3.6 Menguatkan belajar


Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi.
Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung
meningkatkan kemungkinan siswa merespon dengan tingkah laku yang diharapkan.
Penguatan paling efektif diberikan beberapa saat setelah respon diberikan. Suatu
program media menyajikan pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menyusun
jawabannya atau memilih dari beberapa kemungkinan jawaban. Setelah siswa
menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi untuk segera mengetahui jawaban yang
benar. Jika siswa mengetahui bahwa jawabannya benar, maka ia dikuatkan. Bahkan jika
siswa tahu jawabannya salah, namun jika ditunjukkan seberapa dekat jawabannya
mendekati kebenaran, maka hal tersebut juga merupakan penguatan. Media apapun
yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi juga mampu menyajikan pertanyaan
dan merangsang siswa untuk menjawab. Media apapun yang mampu melakukan fungsi
ini, ia juga dirancang untuk memberikan jawaban benar terhadap pertanyaan kognitif,
segera setelah siswa diberi kesempatan menjawab, sehingga dimungkinkan untuk
membandingkan dan memperoleh pengetahuan tentang hasil sesegera mungkin.

2.4 Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara
komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan
harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu
dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Kejelasan. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan
bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan
dipahami oleh komunikan.
2. Ketepatan. Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar
dan kebenaran informasi yang disampaikan.
3. Konteks. Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa
bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan
lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
4. Alur. Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau
sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
5. Budaya. Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus
menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam
penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan
persepsi. (Endang Lestari G : 2003).
Dalam proses komunikasi sering mengalami kegagalan hal ini disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya adalah :
1. Kecenderungan untuk membandingkan-comparing.
2. Tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh lawan bicara, Berusaha untuk
membaca, menebak apa yang ada dalam pikirannya-mind reading.
3. Tidak memperhatikan apa yang dikatakan. Perhati tertuju pada upaya untuk
memberikan komentar. Tampak seolah-olah tertarik dengan apa yang disampaikan,
tapi yang sebenarnya tidak-rehearsing.
4. Menyaring – filtering.
5. Menilai, menghakimi – judging.
6. Bertengkar, terlalu cepat untuk menoleh atau tidak menyetujui usul orang lain –
sparring.
7. Merasa selalu benar, tidak mau menerima kritikan, tidak mau menerima usulan
untuk berubah – being right.
8. Keluar/lari dari pokok permasalahan karena merasa bosan, tidak nyaman lalu
mengalihkan topik pembicaraan – derailing.

Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif


berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama
tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar
komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :
1. Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan.
2. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak
komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan.
5. Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.
Untuk membentuk keadaan diatas maka seorang fasilitator berkomunikasi dalam
proses pembelajaran sebaiknya :
1. Dengarkan jangan menyela.

2. Lakukan pengulangan dengan menggunakan komunikasi nonverbal.

3. Ungkapkan perasaan dengan terbuka dan jujur.

4. Jangan menilai dan lepaskan emosi negative.

5. Hindari komunikasi yang membuka front pertengkaran (menyindir, menyalahkan


dll).

6. Jangan menggurui.

7. Beradaptasi pada bahasa tubuh dan perasaan mereka.

8. Tunjukan rasa persetujuan (apa yang dikagumi dari mereka).


9. Berikan kesan bahwa anda berada dalam satu tim yang sama.

10. Berikan mereka senyuman terbaik anda.

11. Menawarkan saran yang bermanfaat dan berikan motivasi.

12. Efektifitas sebuah proses komunikasi tergantung pada komponen yang terkait.
Semakin baik komponen, gangguan-gangguan akan tereduksi. Feedback dan
respon akan lebih mudah dibangkitkan.

Komunikasi dalam pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan secara to the poin, ramah,( congenial) dan bersahabat, jelas,
terbuka, secara lisan,dua arah, menyambung, jujur

2.5 Karakteristik Pembelajaran yang Efektif


Terdapat beberapa karakteristik pembelajaran yang efektif antara lain:
1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan
dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis.
Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain-
lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
menjadi hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang
saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari
sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada
pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada
diri orang lain.
7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari
faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika
diperlukan.
2.6 Suasana Pembelajaran Efektif

Beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran:


1. Suasana belajar yang menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan akan terwujud apabila terdapat keterlibatan
penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik
(misalnya keadaan kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta
didik bergerak),dan adanya rasa aman dan bersemangat.
2. Suasana Bebas
Suasana bebas atau terbuka (permisif) merupakan kebebasan bagi siswa dalam
berbicara dan atau berpendapat.
3. Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai
Guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai
dengan materi yang akan di sajikan, dituntut mampu menggunakan metode
mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.

2.7 Upaya Memelihara Kondisi dan Suasana Belajar yang Efektif

Upaya-upaya yang dilakukan ini merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus


memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif antara lain:

1. Tanggung jawab pendidik


Guru sebagai perancang pengajaran dituntut memiliki kemampuan untuk
merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif, yang berarti harus
memiliki pengetahuan dan keahlian yang profesional serta kesiapan pada proses
belajar mengajar.
2. Penataan lingkungan belajar
Dalam memelihara kondisi dan suasana yang efektif perlu adanya penataan
lingkungan belajar. Aktivitas guru dalam menata lingkungan belajar lebih
terkonsentrasi pada pengelolaan lingkungan belajar di dalam kelas. Oleh karena
itu guru dalam melakukan penataan lingkungan belajar dikelas tiada lain
melakukan aktivitas pengelolaan kelas atau manajemen kelas (classroom
management).
3. Cara pengajaran pendidik
Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka guru
harus mampu memilih cara yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena
mengajar adalah hal yang kompleks dan melibatkan peserta didik yang bervariasi,
maka seorang Pendidik harus mampu dan menguasai beragam strategi dan
perspektif serta dapat mengaplikasikannya secara fleksibel.

2.8 Cara Mengajar yang Efektif

Mengajar efektif adalah cara mengajar yang dapat membawa suasana dan kondisi
belajar yang efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus mampu
menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar. Kondisi yang dimaksudkan hanya dapat terjadi apabila guru
mengajar menggunakan prinsip-prinsip mengajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Konteks
Belajar, sebagian besar tergantung pada konteks be1ajar itu sendiri. Situasi
problematis yang mencakup tugas untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam
kerangka konteks yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan
siswa menjadi peserta yang aktif, justru karena tujuan itu sendiri.
b. Fokus
Proses mengajar harus dilakukan secara fokus agar mencapai hasil yang diinginkan
atau sesuai tujuan.
c. Sosialisasi
Kondisi sosial pada suatu kelas banyak sekali pengaruhnya terhadap proses belajar
yang sedang berlangsung di kelas itu. Sehingga seorang guru harus mampu
bersosialisasi dengan siswa.
d. Individualisasi
Dalam mengorganisasi belajar mengajar guru memperhatikan tara kesanggupan siswa
dan merangsangnya untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan
sebaik-baiknya.
e. Urutan
Guru harus mempertimbangkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun
secara tepat menurut waktu atau urutannya.
f. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Usaha belajar yang efektif
dan sukses ditambah oleh evaluasi yang bermutu dan diskriminatif akan mengenai
pada semua aspek belajar. Evaluasi merupakan bagian mutlak dari pengajaran sebagai
unsur intergral di dalam organisasi belajar yang wajar

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja
terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses
pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan
belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak.

Unsur-unsur komunikasi: komunikator, pesan, media, komunikan, efek. Dan pola-


pola komunikasi dalam pembelajaran: komunikasi satu arah, komunikasi dua arah, dan
komunikasi banyak arah. Macam-macam komunikasi dalam pembelajaran terdapat dua,
yakni secara langsung dan secara tidak langsung. Fungsi komunikasi dengan media
dalam pembelajaran: memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar, memotivasi
siswa, menyajikan informasi, merangsang diskusi, mengarahkan kegiatan siswa,
meguatkan belajar.

Terdapat lima aspek dalam membangung komunikasi yang efektif; kejelasan,


ketepatan, konteks, alur, budaya. Komunikasi dalam pembelajaran akan berlangsung
secara efektif jika dalam kegiatan pembelajaran dilakukan secara to the poin, ramah,
(congenial) dan bersahabat, jelas, terbuka, secara lisan,dua arah, menyambung, jujur.
Terdapat karakteristik pembelajaran yang efektif, di antaranya: belajar secara aktif
baik mental maupun fisik, metode yang bervariasi, motivasi guru, suasana demokratis
di sekolah, pelajaran di sekolah dihubungkan dengan kehidupan nyata, interaksi belajar
yang kondusif, pemberian remedial dan diagnose pada kesulitan belajar yang muncul.

Beberapa suasana pembelajaran yang efektif di antaranya: suasana belajar yang


menyenangkan, suasana bebas, pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai.
Serta upaya memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif, antara lain: tanggung
jawab pendidik, penataan lingkungan belajar, penataan lingkungan belajar, cara
pengajaran pendidik. Cara mengajar yang efektif dapat terjadi apabila guru
menggunakan prinsip-prinsip mengajar, sebagai berikut: konteks, fokus, sosialisasi,
individualis, urutan, dan evaluasi.

3.2 Saran

Seorang guru sangat perlu menguasai kemahiran komunikasi agar kawalan


didalam kelas dapat dilakukan dengan sempurna dan berkesan yang mana akan
memberikan impak kepada proses pengajaran dan pembelajaran .Komunikasi
mempunyai tujuan, karena itu, guru itu seharusnya memastikan tujuan dalam
menyampaikan ilmu mata pelajaran itu akan tercapai objektifnyaseperti yang di rancang
dalam buku penulisan pengajaran hariannya.Selain dari itu juga, guru itu seharusnya
bijak dalam memilih waktu dan tempat komunikasi supaya pesan yang hendak
disampaikan itu lebih jelas, menarik dan murid pula akan mudah memahami dan
berupaya menerima pesan tersebut dengan sempurna seterusnya akan berupaya
mempengaruhi minat murid untuk belajar dan mewujudkan hubungan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Rukamana A dan Suryana A, (2006) Pengelola Kelas upi, press, Bandung.

Di kutip dari halaman 11-15   

Dunne R dan Wragg T, (1996) Pembelajaran Efektif PT, Gramedia, Widiasarana,


Jakarta.

Di kutip dari halaman 5-19

Slameto, (1995) Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT Rineka


Cipta, Jakarta.

Di kutip dari halaman 73-92

R Theo, (2002) Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribad, PT Gramedia


Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai