Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
Dosen Pengampu
Dr. Muhammad Taslim, M.Ag.

Muhammad Sidik : 023112019

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MULTIKULTUR


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
FATTAHUL MULUK PAPUA
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan taufik –
Nya kepada kita semua sehingga pemakalah dapat menyusun makalah yang berjudul “CARA
MENGAJAR YANG EFEKTIF”. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW., para sahabatnya, keluarganya dan sekalian umatnya hingga akhir
zaman.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan pembuatan makalah selanjutanya.
Mudah – mudahan makalah ini dapat berguna khusnya bagi penulis dan umumnya bagi
kita semua yang membacanya.

Waibu, 31 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................................... ii
BAB I............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan kegiatan sudah semestinya harus bersifat efektif yang


artinya kegiatan tersebut harus menghasilkan efek dan dampak yang positif. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibat,
pengaruh, kesan), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi efektif adalah adanya
kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektif
berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu,
dan adanya partisipasi aktif dari anggota.
Belajar merupakan kegiatan yang komplek dan terjadi pada setiap manusia
sejak lahir.proses belajar dapat terjadi karena adanya unsur kesengajaan ataupun tidak
disengaja. Belajar adalah mengubah kelakuan anak, jadi mengenai pembentukan pribadi
anak. Hasil yang diharapkan bukan hanya bersifat pengetahuan, akan tetapi juga sikap,
pema-haman, perluasan minat, penghargaan norma-norma, kecakapan meliputi seluruh
pribadi anak.
Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang me mungkinkan siswa
atau peserta didik untuk belajar ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap juga
membuat siswa senang. Pembelajaran yang efektif menumbuhkan murid belajar sesuatu
yang bermanfaat, seperti fakta, ketrampilan, nilai konsep dan bagaimana hidup serasi
dengan sesama atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.
Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang
terjadi di dalamnya. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses
transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta
didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang
paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa
materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses
komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan
tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman
serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran
sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran
tersebut.
Mengajar dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan,
nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar
bagaimana belajar. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara
implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Cara Mengajar dikelas yang Efektif ?


2. Bagaimana Menguasai Kelas ?
3. Bagaimana komunikasi yang efektif dalam pembelajaran ?
4. Bagaimana Strategi Pembelajaran Yang Efektif ?
5. Apa Itu Model Of ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses Cara Mengajar Efektif dikelas
Mengajar efektif adalah cara mengajar yang dapat membawa suasana dan kondisi
belajar yang efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus mampu menciptakan iklim
belajar yang menunjang terciptanya kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Kondisi
yang dimaksudkan hanya dapat terjadi apabila guru mengajar menggunakan prinsip-prinsip
mengajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a. Konteks
Belajar, sebagian besar tergantung pada konteks be1ajar itu sendiri. Situasi
problematis yang mencakup tugas untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam kerangka
konteks yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan siswa menjadi
peserta yang aktif, justru karena tujuan itu sendiri.
b. Fokus
Proses mengajar harus dilakukan secara fokus agar mencapai hasil yang
diinginkan atau sesuai tujuan.
c. Sosialisasi
Kondisi sosial pada suatu kelas banyak sekali pengaruhnya terhadap proses
belajar yang sedang berlangsung di kelas itu. Sehingga seorang guru harus mampu
bersosialisasi dengan siswa.
d. Individualisasi
Dalam mengorganisasi belajar mengajar guru memperhatikan tara kesanggupan
siswa dan merangsangnya untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat
dilakukan sebaik-baiknya.
e. Urutan
Guru harus mempertimbangkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang
disusun secara tepat menurut waktu atau urutannya.
f. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Usaha belajar yang
efektif dan sukses ditambah oleh evaluasi yang bermutu dan diskriminatif akan mengenai
pada semua aspek belajar. Evaluasi merupakan bagian mutlak dari pengajaran sebagai
unsur intergral di dalam organisasi belajar yang wajar
2. Menguasai Kelas
Menguasai kelas yang efektif atau dalam istilah Pengelolaan kelas adalah salah satu
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
ketrampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal dengan cara yang efektif.
Berikut akan disampaikan beberapa aspek yang perlu dicermati dalam pengelolaan kelas yang
efektif.
a) Membuat Kesepakatan Kelas
Membuat kesepakatan kelas adalah bagian penting dalam menciptakan lingkungan
belajar yang sukses. Perjanjian ini menetapkan aturan dasar yang akan dipatuhi oleh
semua orang di kelas dan memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman
yang sama mengenai harapan dan perilaku.

Berikut adalah contoh seperti apa kesepakatan kelas itu:

 Saling menghormati satu sama lain:

Semua anggota kelas akan memperlakukan satu sama lain dengan hormat setiap saat,
berbicara dan mendengarkan dengan nada yang sopan.

 Berpartisipasi secara penuh:

Semua orang di kelas akan berpartisipasi dan berkontribusi dalam diskusi,


mengajukan pertanyaan ketika diperlukan.

 Bertanggung jawab untuk belajar:

Siswa diharapkan untuk melakukan pekerjaan mereka sendiri dan bertanggung


jawab atas kemajuan belajar mereka.

 Berkontribusi pada suasana yang positif: Setiap orang di kelas bertanggung jawab
untuk membantu menjaga suasana positif dengan menghormati pendapat satu sama
lain, menghindari kritik yang tidak perlu, dan berfokus pada percakapan yang
produktif.

 Umpan balik yang mendukung:

Semua umpan balik akan bersifat konstruktif dan penuh hormat, bukan sekadar kritik
atau komentar yang menghakimi.

Dengan mengikuti panduan dasar ini, guru dapat memastikan bahwa kelas mereka
adalah lingkungan yang produktif dan saling menghormati di mana setiap orang
dapat berprestasi.

Kesepakatan kelas dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang


aman, saling menghormati, dan kooperatif bagi siswa dan guru. Contoh perjanjian
kelas dapat terlihat berbeda tergantung pada tingkat kelas, tetapi banyak sekolah
memiliki kebijakan standar yang diikuti oleh semua guru.

Di Sekolah Menengah Pertama, contoh kesepakatan kelas dapat terlihat


seperti ini:
 Menghormati
Siswa harus selalu menunjukkan rasa hormat kepada teman sebaya, guru,
dan properti sekolah. Ini termasuk menahan diri untuk tidak mengejek, berdebat,
atau menyakiti perasaan orang lain – baik secara verbal maupun fisik.
 Partisipasi
Siswa harus berpartisipasi dalam kegiatan, mengangkat tangan sebelum
berbicara di kelas, dan menjaga sikap positif sepanjang hari.
 Kejujuran
Siswa diharapkan untuk jujur dalam mengerjakan tugas dan pekerjaan
akademis mereka, serta jujur dalam berbicara dengan siswa lain atau guru.
Menyontek dan bentuk ketidakjujuran lainnya sangat dilarang.
 Tanggung jawab
Siswa harus datang ke kelas tepat waktu setiap hari, membawa semua bahan
yang diperlukan untuk kegiatan kelas, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan
mengikuti aturan lain yang ditetapkan oleh guru. Siswa juga harus bertanggung
jawab atas tindakan mereka sendiri selama berada di sekolah.
 Menjaga Kebersihan Lingkungan Kelas
Siswa harus selalu menjaga kebersihan kelas dengan tidak membuang sampah
sembarangan ke dalam laci atau di bawah bangku. Selain itu, harus menjalankan
tugas piket sesuai hari yang sudah ditentukan.
 Tolong Menolong
Siswa harus membantu teman-temanya yang masih sulit dalam mengerti
materi pembelajaran dan jika ada teman yang dalam kesulitan seperti kecelakaan,
sakit, dan sebagainya. Sebagai teman sekelas dapat juga membantu memberi
penghiburan.
 Menjaga Ketertiban dalam Kelas
Agar proses belajar mengajar di kelas dapat berjalan dengan tertib, siswa
dilarang membuat keributan di dalam kelas selama guru menerangkan mata
pelajaran. Jika sedang dalam diskusi, siswa harus menurunkan volume suara agar
tidak mengganggu teman yang lain.
 Tidak Bertengkar di dalam Kelas
Perselisihan di dalam kelas harus dihindari baik dari bermain fisik atau verbal.
Panggilan guru sebagai mediasi untuk mengatasi masalah tersebut.
 Tidak Memaksakan Pendapat dan Merasa Superior
Sebagai siswa harus tetap rendah diri dan tidak merasa paling berkuasa di
kelas. Hal ini harus ditaati semua siswa agar kejadian seperti perundungan tidak
terjadi. Selain itu, siswa tidak boleh memaksakan pendapat kepada teman lain.
 Kehadiran
Guru dan siswa harus menyepakaiti bahwa proses pembelajaran dilakukan
paling lambat 5 menit setelah bel berbunyi. Apabila ada siswa yang datang terlambat
maka akan diberikan konsekuensi seperti berdiri di luar kelas sampai pelajaran
berakhir, dianggap alpa, atau harus mengerjakan soal-soal.

Menciptakan kesepakatan kelas yang efektif membutuhkan komunikasi


yang jelas antara guru, siswa, dan orang tua.

Perjanjian kelas yang baik tidak hanya membantu menciptakan lingkungan


belajar yang saling menghormati, tetapi juga memastikan bahwa harapan semua
pihak jelas.

Berikut adalah beberapa langkah untuk membuat perjanjian kelas yang sukses:

 Diskusikan tujuan pembuatan perjanjian kelas dengan para siswa: Jelaskan mengapa
memiliki kesepakatan dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif.
 Mintalah umpan balik dari siswa: Ajukan pertanyaan seperti “Apa saja yang menurut
Anda harus dimasukkan dalam kesepakatan kelas kita?” untuk mengajak siswa
berpikir tentang apa yang mereka yakini penting.
 Dorong partisipasi aktif: Beri tahu setiap siswa bahwa pendapat mereka penting dan
masukan mereka dihargai.
 Buatlah dokumen bersama-sama: Setelah masukan dari siswa diterima, guru harus
menggunakannya untuk membuat draf kesepakatan kelas dan memeriksanya
bersama seluruh kelas sebelum menyelesaikannya. Doronglah kerja sama yang
saling menguntungkan dengan meminta semua orang meninjau dan menandatangani
dokumen tersebut sebelum diberlakukan di kelas.
 Memperjelas ekspektasi: Pastikan ekspektasi perilaku, keterlibatan, dan komunikasi
dinyatakan dengan jelas dalam perjanjian untuk menghindari kebingungan atau
kesalahpahaman di antara siswa dan guru.
 Tempelkan dan tinjau secara teratur: Tempelkan perjanjian kelas di tempat yang
mudah dilihat oleh semua anggota kelas, serta orang tua siswa, sehingga semua
orang dapat merujuknya saat dibutuhkan atau mendiskusikannya selama konferensi
orang tua dan guru jika perlu. Tinjau dokumen Anda secara berkala untuk menjaga
agar ekspektasi tetap mutakhir atau melakukan perubahan ketika diinginkan oleh
guru dan siswa.

b) Memahami Karakteristik Siswa


Terdapat beberapa karakteristik pembelajaran yang efektif antara lain:
 Belajar secara aktif baik mental maupun fisik.
Aktif secara mental ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan
intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun
intisari pelajaran, membuat peta dan lain-lain.
 Metode yang bervariasi,
sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas menjadi hidup.
 Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas.
 Suasana demokratis di sekolah,
yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti
kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar
mandiri, menghargai pendapat orang lain.
 Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
 Interaksi belajar yang kondusif,
dengan memberikan kebebasan untuk mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa
tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak
tidak menggantungkan pada diri orang lain.
3. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya
terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk
merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan
bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa
tujuan khusus.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan
suatu bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara
mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Selain definisi yang telah disebutkan di
atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang
sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara
pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa
pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan
diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005).
Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi
belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi
untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat
diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku.
Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas
proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Komunikasi efektif dalam
pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari
pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang
dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan
balik yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung
dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang dosen. Dalam
kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi
hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam
kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena
pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam
kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam
mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan
komunikasi ini.
A. Unsur Unsur Komunikasi
Unsur-unsur komunikasi menurut Harold Lasswell (1972), yakni:
a) Komunikator (communicator, source, sender).
Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang
membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan komunikasi.
b) Pesan (message).
Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan,
adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi
kebutuhan penerima.
c) Media (channel, media).
Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang
digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakterisitik
penerima pesan. (IGAK Wardani : 2005).
d) Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient).
Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar
bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang
diterima.
e). Efek (effect, impact, influence).
Terjadinya efek dalam suatu proses komunikasi dalam pembelajaran sangat tergantung
dari fasilitator dalam penyampaian materi serta kebutuhan peserta dalam materi yang
disampaikan.
B. Pola Komunikasi Dalam Pembelajaran
Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi
dinamis antara guru dengan siswa (Nana Sudjana:1989).
a) Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah.
Dalam komunikasi ini guru guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai
penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi
satu arah atau komunikasi sebagai satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi
seperti ini kurang banyak menghidupkan kegiatan mahasiswa.
b) Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah.
Pada komunikasi ini guru dan siswa memiliki peran yang sama yaitu pemberi dan
penerima aksi (informasi). Komunikasi ini lebih baik dari yang pertama, sebab kegiatan
guru kegiatan guru dan siswa relatif sama.
c). Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi.
Komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi binamis antara guru dengan siswa
tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan siswa
yang lain. Kegiatan semacan ini mengarah pada proses pembelajaran yang
mengarahkan pada pembelajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal
sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi simulasi merupakan strategi yag
dapat mengembangkan komunikasi ini.
C. Macam Macam Komunikasi Dalam Pembelajaran
1) Secara Langsung
Seorang guru atau dosen memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap
muka dengan para siswa dalam suatu ruangan ataupun di luar ruangan dalam konteks
pembelajaran. Seperti yang terjadi di sekitar kita mulai dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi.
2) Secara Tidak Langsung
Guru atau dosen dapat memberikan suatu pembelajaran melalui suatu media
tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan siswa. Dan siswapun dapat
memperoleh informasi secara luas melalui media tersebut. Seperti model sekolah jarak
jauh yaitu memanfaatkan media internet sebagai alat untuk pembelajaran.
D. Fungsi Komunikasi Dalam Pembelajaran
Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa fungsi lain yang dapat
dilakukan oleh media. Namun jarang sekali ditemukan seluruh fungsi tersebut dipenuhi oleh
media komunikasi dalam suatu sistem pembelajaran. Sebaliknya suatu program media
tunggal seringkali dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Fungsi-fungsi tersebut antara
lain :

a) Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar


Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan
yang akan diperolehnya atau keterampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus
dipertunjukkan apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk
menunjukkan bahwa ia telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang
diharapkan. Untuk pembelajaran khususnya yang menampilkan gerak dapat
mempertunjukkan kinerja (performance) yang harus dipelajari siswa. Dengan demikian
dapat menjadi model perilaku yang diharapkan dapat dipertunjukkannya pada akhir
pembelajaran.

b) Memotivasi siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa.
Tanpa motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk
memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mungkin
keadaan di masa depan, di mana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Jika siswa menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan
kebutuhannya di masa depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran. Media yang
sesuai untuk menggambarkan keadaan masa depan adalah media yang dapat
menunjukkan sesuatu atau menceritakan (tell) hal tersebut. Bila teknik bermain peran
digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman yang dirasakan siswa akan lebih
kuat. Film juga seringkali diproduksi dan digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara
yang lebih alami.

c) Menyajikan informasi
Media seperti film, televisi dan internet dapat digunakan untuk menyajikan
informasi. Guru kelas bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia
dapat menggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan
kegiatan siswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara individual.
Ada tiga jenis variasi penyajian informasi:
a. Penyajian dasar (basic).
Membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran,
kemudian dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau review oleh guru kelas.
b. Penyajian pelengkap (supplementary).
Setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk
membawa sumber-sumber tambahan ke dalarn kelas, melakukan apa yang tidak
dapat dilakukan di kelas dengan cara apapun.
c. Penyajian pengayaan (enrichment).
Merupakan informasi yang tidak merupakan bagian dari tujuan pembelajaran,
diadakan karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap dalam
diri siswa.

d) Merangsang diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan
loncat, diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan
dilanjutkan dengan diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau
pertanyaan, seringkali melalui drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik.
Penyajian dibiarkan terbuka (open-end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran
pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri
dalam interaksinya dengan pemimpin atau dengan sesamanya. Penyajian media
diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka masalah, menyajikan latar belakang
informasi dan memberikan fokus diskusi.

e) Mengarahkan kegiatan siswa


Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang
disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan (application). Penekanan
dari metode ini adalah pada kegiatan melakukan (doing). Program media digunakan
untuk mengarahkan siswa melakukan kegiatan langkah demi langkah (step-by-step).
Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa, seperti
tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah demi langkah untuk percobaan
laboratorium yang kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang sangat
disukai khususnya bagi siswa sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang
tinggi, melibatkan siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.
f) Menguatkan belajar
Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam
motivasi. Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung
meningkatkan kemungkinan siswa merespon dengan tingkah laku yang diharapkan.
Penguatan paling efektif diberikan beberapa saat setelah respon diberikan. Suatu
program media menyajikan pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menyusun
jawabannya atau memilih dari beberapa kemungkinan jawaban.
Setelah siswa menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi untuk segera
mengetahui jawaban yang benar. Jika siswa mengetahui bahwa jawabannya benar,
maka ia dikuatkan. Bahkan jika siswa tahu jawabannya salah, namun jika ditunjukkan
seberapa dekat jawabannya mendekati kebenaran, maka hal tersebut juga merupakan
penguatan. Media apapun yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi juga
mampu menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab. Media apapun
yang mampu melakukan fungsi ini, ia juga dirancang untuk memberikan jawaban benar
terhadap pertanyaan kognitif, segera setelah siswa diberi kesempatan menjawab,
sehingga dimungkinkan untuk membandingkan dan memperoleh pengetahuan tentang
hasil sesegera mungkin.

4. Strategi Pembelajaran Yang Efektif


Kelas adalah lingkungan pembelajaran yang dinamis, mempertemukan peserta didik
dari berbagai latar belakang yang berbeda dengan berbagai tingkat kemampuan dan karakter
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk menjadi guru yang efektif memerlukan penerapan
strategi pengajaran yang efektif dan inovatif dalam kelas untuk membantu memenuhi kebutuhan
individu siswa.
Pembelajaran yang efektif biasanya ditandai dan diukur oleh tingkat ketercapaian
tujuan oleh sebagian besar siswa. Pembelajaran yang efektif tidak terlepas dari mutu
pembelajaran yang berkualitas karena kualitas hasil belajar tergantung pada efektivitas proses
pembelajaran yang terjadi.
Mungkin sulit untuk mengetahui strategi pengajaran mana yang cocok untuk peserta
didik Bapak/Ibu, karena metode A belum tentu cocok diterapkan untuk B. Berikut adalah
berbagai strategi pengajaran efektif yang dapat Bapak/Ibu Guru gunakan untuk menginspirasi
proses pembelajaran di kelas.
1. Visualisasi
Menghidupkan konsep akademik yang membosankan dengan pengalaman belajar
visual dan praktis dapat membantu peserta didik Bapak/Ibu dalam memahami bagaimana
penerapan materi yang dipelajari peserta didik dalam kelas di dunia nyata.
Contohnya adalah menggunakan papan tulis interaktif atau lcd proyektor untuk
menampilkan foto, tampilan video, serta kegiatan yang mendorong peserta didik untuk
bereksperimen dan aktif dalam kelas.
2. Pembelajaran Kooperatif
Mendorong peserta didik untuk bekerja sama dengan membentuk kelompok. Dengan
mengekspresikan ide-ide peserta didik secara verbal dan menanggapi orang lain, akan
mendorong peserta didik dalam mengembangkan kepercayaan diri mereka serta
meningkatkan komunikasi dan keterampilan berpikir kritis.
Contohnya adalah melakukan eksperimen ilmiah dan memerankan drama pendek
dalam kelas.
3. Instruksi Berbasis Pertanyaan
Bapak/Ibu Guru dapat mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
berpikir sendiri dan menjadi pembelajar yang lebih mandiri. Dengan mendorong peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan dan menggali lebih dalam ide-ide yang mereka miliki
akan membantu meningkatkan keterampilan peserta didik dalam memecahkan
permasalahan mereka serta mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Dengan memberi instruksi berbasis pertanyaan dapat memusatkan perhatian peserta
didik pada pelajaran atau materi yang sedang didiskusikan. Pertanyaan ini dapat digunakan
untuk menentukan apa yang telah dipelajari oleh peserta didik serta untuk memotivasi dan
menumbuhkan minat belajar siswa.
4. Penggunaan Teknologi Dalam Kelas
Dengan memanfaatkan teknologi dalam proses mengajar dalam kelas merupakan
salah satu cara efektif yang dapat ditempuh untuk melibatkan peserta didik Bapak/Ibu Guru
secara aktif, terutama karena media digital sangat akrab dengan peserta didik di abad ke-21.
Papan tulis interaktif atau smartphone dapat digunakan untuk menampilkan gambar
dan video yang dapat membantu siswa dalam memvisualisasikan materi yang dipelajari.
Pembelajaran dapat menjadi lebih interaktif ketika teknologi digunakan karena peserta didik
dapat terlibat secara langsung dalam penyampaian materi pembelajaran.

5. Model Of

Anda mungkin juga menyukai