PSIKOLOGI PENDIDIKAN
CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
Dosen Pengampu
Dr. Muhammad Taslim, M.Ag.
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan taufik –
Nya kepada kita semua sehingga pemakalah dapat menyusun makalah yang berjudul “CARA
MENGAJAR YANG EFEKTIF”. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW., para sahabatnya, keluarganya dan sekalian umatnya hingga akhir
zaman.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan pembuatan makalah selanjutanya.
Mudah – mudahan makalah ini dapat berguna khusnya bagi penulis dan umumnya bagi
kita semua yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................................... ii
BAB I............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Semua anggota kelas akan memperlakukan satu sama lain dengan hormat setiap saat,
berbicara dan mendengarkan dengan nada yang sopan.
Berkontribusi pada suasana yang positif: Setiap orang di kelas bertanggung jawab
untuk membantu menjaga suasana positif dengan menghormati pendapat satu sama
lain, menghindari kritik yang tidak perlu, dan berfokus pada percakapan yang
produktif.
Semua umpan balik akan bersifat konstruktif dan penuh hormat, bukan sekadar kritik
atau komentar yang menghakimi.
Dengan mengikuti panduan dasar ini, guru dapat memastikan bahwa kelas mereka
adalah lingkungan yang produktif dan saling menghormati di mana setiap orang
dapat berprestasi.
Berikut adalah beberapa langkah untuk membuat perjanjian kelas yang sukses:
Diskusikan tujuan pembuatan perjanjian kelas dengan para siswa: Jelaskan mengapa
memiliki kesepakatan dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Mintalah umpan balik dari siswa: Ajukan pertanyaan seperti “Apa saja yang menurut
Anda harus dimasukkan dalam kesepakatan kelas kita?” untuk mengajak siswa
berpikir tentang apa yang mereka yakini penting.
Dorong partisipasi aktif: Beri tahu setiap siswa bahwa pendapat mereka penting dan
masukan mereka dihargai.
Buatlah dokumen bersama-sama: Setelah masukan dari siswa diterima, guru harus
menggunakannya untuk membuat draf kesepakatan kelas dan memeriksanya
bersama seluruh kelas sebelum menyelesaikannya. Doronglah kerja sama yang
saling menguntungkan dengan meminta semua orang meninjau dan menandatangani
dokumen tersebut sebelum diberlakukan di kelas.
Memperjelas ekspektasi: Pastikan ekspektasi perilaku, keterlibatan, dan komunikasi
dinyatakan dengan jelas dalam perjanjian untuk menghindari kebingungan atau
kesalahpahaman di antara siswa dan guru.
Tempelkan dan tinjau secara teratur: Tempelkan perjanjian kelas di tempat yang
mudah dilihat oleh semua anggota kelas, serta orang tua siswa, sehingga semua
orang dapat merujuknya saat dibutuhkan atau mendiskusikannya selama konferensi
orang tua dan guru jika perlu. Tinjau dokumen Anda secara berkala untuk menjaga
agar ekspektasi tetap mutakhir atau melakukan perubahan ketika diinginkan oleh
guru dan siswa.
b) Memotivasi siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa.
Tanpa motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk
memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mungkin
keadaan di masa depan, di mana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Jika siswa menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan
kebutuhannya di masa depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran. Media yang
sesuai untuk menggambarkan keadaan masa depan adalah media yang dapat
menunjukkan sesuatu atau menceritakan (tell) hal tersebut. Bila teknik bermain peran
digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman yang dirasakan siswa akan lebih
kuat. Film juga seringkali diproduksi dan digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara
yang lebih alami.
c) Menyajikan informasi
Media seperti film, televisi dan internet dapat digunakan untuk menyajikan
informasi. Guru kelas bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia
dapat menggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan
kegiatan siswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara individual.
Ada tiga jenis variasi penyajian informasi:
a. Penyajian dasar (basic).
Membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran,
kemudian dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau review oleh guru kelas.
b. Penyajian pelengkap (supplementary).
Setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk
membawa sumber-sumber tambahan ke dalarn kelas, melakukan apa yang tidak
dapat dilakukan di kelas dengan cara apapun.
c. Penyajian pengayaan (enrichment).
Merupakan informasi yang tidak merupakan bagian dari tujuan pembelajaran,
diadakan karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap dalam
diri siswa.
d) Merangsang diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan
loncat, diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan
dilanjutkan dengan diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau
pertanyaan, seringkali melalui drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik.
Penyajian dibiarkan terbuka (open-end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran
pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri
dalam interaksinya dengan pemimpin atau dengan sesamanya. Penyajian media
diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka masalah, menyajikan latar belakang
informasi dan memberikan fokus diskusi.
5. Model Of