A. Latar Belakang
Biografi Syaikh Ahmad Surkati
Syaikh Ahmad Surkati al-Anshari al-Kazraji
(Arab: ;احم@@@د بن محم@@@د الس@@@ركتيʾAḥmad bin Muḥammad As-Surkatii;
lahir 1875 — meninggal 6 September 1943 dalam usia sekitar 67 atau
68 tahun) adalah pendiri organisasi Jam'iyah al-Islah wa Al-Irsyad al-
Arabiyah (Perkumpulan Arab untuk Reformasi dan Pengajaran), yang
kemudian berubah menjadi Jam'iyah al-Islah wal Irsyad al-Islamiyyah,
yang lebih umum disebut sebagai al-Irsyad di Batavia pada Agustus
1915. Banyak sejarawan mengakui peran al-Irsyad dalam reformasi
pemikiran Islam di Indonesia, tetapi sayangnya namanya tidak
disebutkan dalam kuliah pemikiran Islam di Indonesia.[1]
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Surkati
2
Hadharim istilah untuk orang Indonesia keturunan Arab. Atau dengan istilah lain ayah atau
kakeknya asli orang Arab Yaman.
3
Natalie Mobini Kesheh, Hadrami Awakening Kebangkitan Hadhrami di Indonesia,
(Jakarta: 2007, Akbar Press), hal 101.
4
Natalie Mobini Kesheh, Hadrami Awakening, Ibid, hal 101.
Konsep pendidikan Islam yang dilakukan oleh Syaikh Ahmad
Surkati (1874-1943) di Indonesia adalah lebih banyak berbentuk
meletakan pondasi pembaharuan dasar pengajaran dan pemahaman
terhadap Islam. Karena sebelum ia mendirikan madrasah al-Irsyad ia
sudah lebih dahulu mengajar di Jami’atul Khair.
Hal yang sama juga disebutkan oleh L. Stoddard, 6 dalam Dunia Baru
Islam. Namun, L. Stoddard tidak hanya menyebut Surkati saja, tetapi juga
termasuk KH. Ahmad Dahlan, A. Hassan, KH. Abdul Halim serta yang
lainnya.
B. Rumusan Masalah
5
Prof. Dr. Bisri Affandi, Syaikh Ahmad Surkati Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia
(Jakarta: Pustaka Al-Kaustar, 1999, hal 9.
6
L. Stoddard, Dunia Baru Islam, (Jakarta: 1966), hal 318-325.
BAB II
Pembahasan
7
(Affandi 1999, hlm. 81).
8
(Badjerei 1996, hlm. 33-34).
sasaran pembaruan: (1) bidang pendidikan; (2) bidang dakwah; (3) dan
bidang sosial keagamaan.
1. Bidang Pendidikan
9
(Suwendi 2004, hlm. 64)
10
(Naji t.t., hlm. 57).
pengajaran.
a. Manejemen Pendidikan
12
(Yayasan Al-Irsyad t.t., hlm. 20)
Dari data yang dideskripsikan di atas tampak keahlian
seorang Surkati dalam merealisasikan pemikiran
pembaruan dalam bidang pendidikan, yang merupakan
sesuatu hal yang sama sekali baru pada zamannya. Apa
yang telah dipraktekan Surkati adalah konsep ideal bagi
sebuah institusi pendidikan modern.
b. Tujuan Pendidikan
c. Kurikulum Pendidikan
15
(Affandi 1999, hlm. 146)
16
(Maksum 1999, hlm. 82-83)
Dalam aplikasinya, mata pelajaran bahasa Arab merupakan
pelajaran pokok. Sebab bahasa Arab adalah kunci dalam
mempelajari ilmu keislaman lainnya. Buku yang dipakai
dalam pengajaran bahasa menggunakan ilustrasi bergambar
terutama gambar manusia dan hewan, yang ketika itu masih
banyak ulama yang menganggapnya tabu17. Dalam hal
bahasa Arab ini dipertegas lagi oleh Bisri 18, bahwa
Madrasah Al-Irsyad mementingkan bahasa Arab, karena
bahasa Arab sebagai ilmu alat untuk mempelajari dan
memahami teks-teks keislaman berupa sumber ajaran Islam
yang berpangkal pada al-Qur’an dan hadis Nabi Saw. yang
ditulis dengan bahasa dan huruf Arab. Jika dibandingkan
dengan sekolah reformis lainnya, mata pelajaran bahasa
Arab dilaksanakan secara intensif, meskipun untuk studi
tafsir dan tauhid lebih mendalami pembahasan karya-karya
Muhammad Abduh dan Rasyid ridha. Hal ini menyebabkan
buku Tafsḭr al-Manār dan buku Risālah al-Tauhḭd termasuk
17
(Badjerei 1996, hlm. 108)
18
Affandi (1999, hlm. 218)
bukubuku wajib di madrasah Al-Irsyad AlIslamiyah 19.
Penerapan kurikulum di atas dilakukan secara sistematis,
dimulai dari kitab termudah, dilanjutkan pada kitab yang
paling sulit secara bertahap. Pembelajaran pun dilakukan
dengan menggunakan media gambar manusia dan binatang
untuk membantu siswa dalam memahami dan menerapkan
materi pelajaran bahasa. Dapat dikatakan, bahwa Surkati
telah memberikan contoh bagaimana pentingnya integrasi
antara ilmu pengetahuan umum dan agama, serta
bagaimana pentingnya pertimbangan psikologi pendidikan
dalam penyusunan kurikulum pembelajran sekolah20.
19
(Affandi 1999, hlm. 218- 219)
20
(Yayasan Al-Irsyad t.t., hlm. 9)
21
(Affandi 1999, hlm. 127-128)
bakat dan kemampuan siswa22.
22
(Affandi 1999, hlm. 126-128)
23
(Badjerei 1996, hlm. 63)
24
(Affandi 1999, hlm. 26)
Di antara alumni Al-Irsyad yang memiliki
kedudukan penting tersebut diantaranya adalah: (1) Prof.
DR. H. Muhammad Rasyidi, pernah menjabat sebagai
menteri agama pertama Republik Indonesia tahun 1946.
Selain pernah menjabat sebagai menteri agama, ia juga
pernah menjadi duta besar Republik Indonesia di Pakistan;
(2) H. Muhammad Yunus Anis. Ia adalah seorang yang
mempunyai keahlian dalam bidang agama. Banyak orang
yang mengetahui tentang kealimannya itu, tak terkecuali
kalangan Tentara. TNI memberi kepercayaan kepada K.H.
Muhammad Yunus Anis untuk menjabat sebagai kepala
Pusat rohani (Pusroh) Angkatan Darat Republik Indonesia
pada tahun 1945, yang lebih dikenal dengan sebutan imam
Tentara. dalam menjalankan tugasnya tersebut, ia sering
memberikan pendidikan mental kepada para tentara; (3)
Muhammad Hasby Assiddiqy yang merupakan seorang
ulama dan penulis terkenal mengenai hadis, tafsir dan fikih
Islam modern di Indonesia, serta jenjang karirnya sebagai
guru besar IAIN Yogyakarta; (4) Kahar Muzakkir, setelah
tamat dari madrasah Al-Irsyad melanjutkan studi ke Darul
Ulum Mesir. Tokoh ini aktif memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia, dan salah seorang penanda tangan
Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Pernah menjabat rektor
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta25.
2. Bidang Dakwah
25
(Affandi 1999, hlm. 221-222)
wawasan yang luas dan jangkauan yang amat jauh. Hal inilah yang
membuatnya melangkah lebih maju dibandingkan anggota al-Irsyad yang
lain. Jangkauan yang jauh itu dapat diketahui melalui usaha-usaha
dakwah yang dilakukannya. Dalam dakwah, Surkati dapat dikatakan telah
menerapkan tiga metode dakwah sekaligus. Yaitu al-Da’wah bi al-Hal
(Dakwah melalui perbuatan/keteladanan), al-Da’wah bi al-Lisan
(Dakwah melalui ucapan), dan al-Da’wah bi al-Qalam (Dakwah melalui
tulisan). Agar dakwah Islam lebih efektif menjangkau seluruh masyarakat
Indonesia terutama bagi pendukung al-Irsyad, maka pada tahun 1921
dibentuklah sebuah badan dakwah yang bernama Idārat al-Haqq yang
dipimpin oleh Ali Harharah. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya
pada tahun 1923 badan ini menerbitkan sebuah media cetak yang
bernama al-Haqq yang dipimpin langsung oleh Ahmad Sjukrie yang
merupakan murid hasil didikan Surkati26.
28
Wahidin Saputra, Gerakan Dakwah Syeikh Ahmad Surkati Melalui Al-Irsyad, Jurnal
Selanjutnya perkembangan pendidikan dibawah Jam’iyat al-Irsyad
tahun 1918 di tengah hasutan dan fitnah, makin berkembang pesat dan
terkenal bukan hanya di Jawa, tapi juga di luar Jawa, seperti Lampung dan
Palembang. Murid-murid madrasah al-Irsyad semakin bertambah banyak.
Demikian pula ruang lingkup dan pengaruh di daerah-daerah. Di saat
demikian itulah Ahmad Surkati yang mendapat tanggungjawab dibidang
pendidikan al-Irsyad dan sering melakukan perjalanan untuk pembinaan
dan inspeksi, sehingga dapat bertemu dengan tokoh-tokoh pendidik
dan Islam seperti, KH. Ahmad Dahlan, KH. Agus Salim dan Ust. A.
Hassan.29
Gg. Solan, pada hari Kamis tanggal 16 September 1943 pukul 09 pagi. 32 Ia
tidak dikaruniai seorang anak pun.
34
Ibid, hal 123-124
35
Majalah Adz-Dzakhirah Al-islamiyah vol 5 No. 2 Muharram 1428 H, hal 8-
lihat pula Bisri Affandi, Op.Cit., 39-47.
dan ulama Mujtahid. Dan risalah ini pertama kali disebarkan oleh
surat kabar ‘Suluh Hindia’.
Penutup
KESIMPULAN
Demikianlah Ragam Teologi dan pembaharuan Pendidikan Islam
yang dilakukan oleh Syaikh Ahmad Surkati pembaruan Islam di
Indonesia yang dilakukan Surkati melalui Perhimpunan AlIrsyad
dilatarbelakangi oleh 3 faktor. Pertama, Surkati dikucilkan dari Jamiat
Khair, sebagai imbas dari fatwanya tentang kesetaraan derajat antara
golongan sayyid dan non sayyid. Kedua, adanya pengaruh pemikiran-
pemikiran Muhammad Abduh terhadap dirinya melalui majalah
al-‘Urwat al-Wutsqā dan tulisan-tulisannya, sejak Surkati masih berada
di Mekkah. Setelah berada di Indonesia, ia terus mengikuti
perkembangan di Mesir melalui majalah al-Manār di bawah asuhan
Rasyid Ridha, murid sekaligus penerus Muammad Abduh. Ketiga,
Kondisi umat Islam di Indonesia yang dalam pandangannya
memprihatinkan dalam memahami dan mempraktekan ajaran agama,
yang sangat jauh dari kata murni.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Mas’ud, Ph. D., Dari Haramain ke Nusantara Jejak Intelektual Arsitek
Pesantren, Jakarta, Kencana Prenada, 2006.
Adz-Dzakhirah Al-islamiyah vol 5 No.2 Muharram 1428 H.
Ayip Rasidi, M. Natsir Sebuah Biografi I, Jakarta: PT. Giri Mukti Pasaka, 1990, Cet.
Pertama.
B.J. Boland, Pergumulan Islam di Indonesia 1945-1972, Jakarta, Grafiti Pers, 1985.
Percakapan Antar Generasi Pesan Perjuangan Seorang Bapak, A.W. Pratiknya,
Jakarta: Dewan Da’wah dan labolatorium Da’wah, 1989.
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta, LP3ES, 1996.
Endang Basri Ananda, 70 Tahun Prof. Dr. H. M. Rasyidi, Jakarta, HU. Pelita, 1985.
Endang Basri Ananda, 70 Tahun Prof. Dr. HM. Rasjidi, (Jakarta: 1985, Harian
Umum Pelita), Cet. ke-1
(Affandi 1999, hlm. 123)
Affandi 1999, hlm. 81).
(Badjerei 1996, hlm. 33-34).
Affandi 1999, hlm. 218- 219)
(Yayasan Al-Irsyad t.t., hlm. 9)
(Affandi 1999, hlm. 127-128)
Herry Mohammad dkk., Tokoh-tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, (Jakarta:
2006, GIP), Cet. ke-1.
Natalie Mobini Kesheh, Hadrami Awakening Kebangkitan Hadrami di Indonesia,
Jakarta, Akbar, 2007.
Prof. Dr. Bisri Affandi, Syaikh Ahmad Surkati Pembaharu dan Pemurni Islam di
Indonesia, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 1999.
Syafiq Mughni, Hassan Bandung Pemikir Radikal, Surabaya, Bina Ilmu, 1994
Syaikh Ahmad Surkati al-Anshari, Masa’il ats-Tsalats tarjamah Tiga
persoalan Ijtihad dan Taqlid…, Jakarta, PP. Al-Irsyad.
Syaikh Ahmad Surkati dan Abdulah Badjerei, Muhammadiyah Bertanya Surkati
Menjawab, Salatiga, 1985.
Tamar Djaja, Riwayat Hidup A. Hassan, Jakarta, Mutiara, 1980.
Wahidin Saputra, Gerakan Dakwah Syeikh Ahmad Surkati Melalui Al-Irsyad, Jurnal
Kajian Dakwah dan komunikasi, 2006.