MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri Akhir Semester Mata Kuliah
Studi Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam Nusantara
Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Mudzakkir Ali, MA
Disusun Oleh:
AGUS IMRONUDIN
NIM. 18200011231
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan bahkan banyak orang mengaku pintar namun hanya untuk
membodohi orang lain, maka kita perlu banyak belajar dari beberapa tokoh
pendidikan islam dunia yang banyak ada di Indonesia yang sudah banyak
B. Rumusan masalah
keilmuannya ?
c. Bagaimana cara mengambil sisi baik dari para tokoh pendidikan kita ?
C. Tujuan
mengembangkan keilmuannya.
3. Mampu menarik kesimpulan cara yang efektif dalam meneladani para tokoh
pendidikan.
4
BAB II
tahun 1292 H atau 1872 M. Dari Sudan kemudian hijrah ke Saudi Arabia
karena situasi politik di Sudan saat itu yang dikuasai oleh Inggris. Awalnya
- Syekh al-Falih
sebagai gelar seorang ilmuan. Kata “Sur” berarti kitab yang berbobot, dan
betapa tekunnya Syaikh Ahmad Surkati dalam mencari ilmu. Gelar ini
banyak.
Surkati memiliki pula banyak kitab. Dengan kata lain, Syaikh Ahmad
Alawi) di Jakarta.
mata bersifat agama, tetapi juga mengajarkan ilmu berhitung, sejarah dan
- Di Madinah
ayahnya dahulu lulusan dari al- Azhar. Tetapi keinginan itu tidak
warganya pergi ke Mesir dengan alasan apapun. Pada tahun 1881 sampai
Mekkah. Yaitu tepat pada tahun 1314 H atau 1896 M. Tetapi, Syaikh
dia belajar secara mendalam berbagai ilmu agama Islam dan bahasa Arab.
- Di Makkah
- Huqqus Zaujain
- Tafsir al-Fatihah
prinsipnya.
a. Bidang Pendidikan
di Indonesia.
tergolong sangat alim diantarannya, Syekh As’ad dan Syekh Abd al-
dengan baik maka institusi pendidikan akan lebih baik. Di sisi lain,
modal dasar yang kuat bagi guru untuk menapaki jalan pendidian.
Hal ini dapat dilihat dari konsep-konsepnya yang lebih bersifat aplikatif
dan berdaya gunaQur’an dan Hadits. Dan juga sebagai jawaban serta
b. Bidang Sosial
11
pada dua hal. Pertama, tak lepas dari pendiriannya tentang kemanusiaan.
akhirat, yakni sebagai wali (wasilah) antara manusia dan Tuhan. Itu
c. Bidang Keagamaan
ayat-ayat al-Qur’an.
para ulama adalah sebuah jalan yang diada-adakan menyerupai jalan yang
sayr’i yang diniatkan untuk ibadah dan bertaqarrub kepada Allah. Bid’ah
bid’ah yang tidak pernah diterangkan oleh Allah Swt, maka dari itu bid’ah
harus diperangi.
untuk mengingat akan terjadinya kematian atau akhirat. Yang tidak boleh
dari siksa, yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt berdasarkan perhitungan
Begitu juga pengaruh Syaikh Ahmad Surkati yang begitu luar biasa
- Muhammadiyah
tak lepas dari pengaruh gagasan pemikiran dan amal perjuangan KH.
Islam
Muhammadiyah
- Al-Irsyad
terutama di Jawa menjadi pesat diantaranya karena peran yang cerdik dan
yang berkonflik dengan dalil aqli (sesuai akal) dan dalil naqli (sesuai
A. Kelahiran
Yusuf (nama kecil Syekh Yusuf) lahir di Makassar pada tahun 1626 M.
Lontarak Syekh Yusuf menceritakan bahwa Yusuf lahir di Istana Tallo pada 3
Juli 1626 M/8 Syawal 1036 H, dari Puteri Gallarang Moncongloe di bawah
pengawasan raja Gowa. Menurut Da Costa dan Davis, orang tua Syekh Yusuf
pasangan Daenta Daeng Leyo’ dengan I Kerana Daeng Singara. Daenta Daeng
Leyo’ yang nama lengkapya I Hama (Ahmad) Daeng Leyo’ adalah salah
Moncong Lowe yang juga merangkap sebagai pejabat Kare Bira Ke IV.
I Tubiani Daeng Kunjung dipersunting oleh Abdullah bin Abi Khayri al-
Daeng Nisanga putri raja Gowa, dan bersama pula diajari mengaji beserta ilmu
tajwid oleh Daenta Sammeng, seorang perempuan salehah dan luas ilmunya.
bahwa dia adalah wali sufi dari tanah Jawi dan Makassar. Gelar “Syekh”
Damaskus yang bernama al-Syekh Abu al-Barokah Ayyub bin Ahmad bin
Syekh Yusuf al-Makassary belajar bahasa Arab, ilmu Fiqh, dan ilmu-
ilmu syariat lainnya pada padepokan Bontoala sebuah pondok pesantren yang
didirikan ketika Gowa menerima Islam sebagai agama kerajaan. Pondok ini
diasuh oleh Syekh Sayyid Ba’ Alwi bin Abdullah al-Allamah Thahir sejak
1634, seorang Arab Qurais dari Makkah yang kemudian menjadi menantu
Sultan Alauddin.
hakiki pada dua orang ulama salaf pada waktu itu, yaitu: Lo’mok ri Antang,
dan Dato’ ri Panggentungang yang bernama Sri Naradireja bin Abdul Makmur,
18
Makassar, akan tetapi sang ayah telah wafat. Oleh raja, beliau dibujuk agar
norma agama. Kebiasaan yang dianut oleh masyarakat Islam ketika itu,
khatam. Setelah itu dilanjutkan dengan pelajaran bahasa Arab, tauhid, Fiqh dan
lain-lain. Tradisi itu juga dijalani oleh Syekh Yusuf. Gurunya, I Daeng ri
baik oleh semua kalangan dengan harapan agar kelak butta Mangkasara’
Saat sang guru menganggap pelajaran telah selesai, Syekh Yusuf diberi
pada saat itu kerajaan Gowa yang sedang berkembang membutuhkan seorang
menganjurkan Syekh Yusuf untuk memperdalam ilmu ke negeri lain. Saat itu
Yusufu, th. 1933, namun tak ada tarikh yang menunjukkan kejadiannya.
a) Banten
Syekh Yusuf tiba di Banten pada masa Sultan Abu al-Mufakhir Mahmud
menuntut ilmu ini sepertinya dipengaruhi oleh hubungan antara Makassar dan
menghadapi Portugis-Belanda.
Setelah menuntut ilmu, Syekh Yusuf pulang ke Banten dan menjadi ulama
yang berpengaruh. Pada tahun 1660 M, Syekh Yusuf memimpin perang dan
yang berani mati). Dibanten, Syekh Yusuf diterima dengan baik oleh Sultan
20
Abdul Qadir. Selain menjadi ulama, Syekh Yusuf juga menjadi kerabat
Kesultanan Banten.
b) Aceh
Syekh Yusuf tiba di Aceh pada masa pemerintahan Sultan Taj al-Alam
Yusuf menemui seorang ulama terkemuka yang menjadi mufti kerajaan, yaitu
dan tarekat dan memperoleh ijazah dam Tarekat Qadiriyah. Menurut Lubis,
Syekh Yusuf belajar kepada ar-Raniri bukan hanya di bidang agama saja,
Bustan al-Salatin (taman raja-raja), yaitu kitab yang mengulas tentang sistem
pemerintahan Islam.
tahun 1649, dan berkesempatan menemui seorang Syekh tariqat, yaitu Sayyid
Abi Abdullah Muhammad Abdul Baqi bin al-Kabir Mazjaji al-Yamani Zaidi
Dari Yaman, Syeh Yusuf menunaikan ibadah haji ke Mekkah dan berziarah ke
Syekh Ibrahim ibnu al-Husain bin Syihab al-Din al-Kurdi al-Kurani al-Madani.
Syekh Yusuf kemudian menimba ilmu dari Syekh Ibrahim dan mendapat
kemudian menuntut ilmu ke Syiria dan berguru pada Syekh Abul Barakat
Ayyub bin Ahmad bin Ayyub al-Khalwati al-Quraisyi. Dari gurunya ini, Syekh
Bongaya antara VOC Belanda dan Makassar, dan perlawanan raja Gowa tidak
lagi memiliki pengaruh yang berarti. Pada saat itu, Arung Palakka, Sultan
Bone, memilih berpihak pada VOC Belanda di bawah Spelman, dari pada
kebiasaan lamanya, yaitu menyabung ayam, minum tuak, dan berjudi. Syekh
saat itu, yaitu Sultan Amir Hamzah (1669-1674), yang masih memiliki
tidak memenuhi keinginan Syekh Yusuf. Kecewa atas sikap raja, Syekh Yusuf
kader, termasuk Abdul Qadir Karaeng Majenneng dan Abdul Bashir Dharir,
sana. Sementara kedua kader Syekh Yusuf dijelaskan bahwa mereka datang ke
Banten untuk belajar kepada Syekh Yusuf karena Syekh Yusuf sendiri tidak
datang ke Makassar.
Di Banten, Syekh Yusuf diterima dengan senang hati oleh Sultan Ageng
guru besar agama Islam serta guru besar tarekat sekaligus panglima perang.
Sejak 1660, pasukan yang dipimpin oleh Syekh Yusuf berkali-kali memukul
peperangan dengan taktik perang gerilya bersama sang putra raja Pangeran
untuk menangkap Syekh Yusuf dan putra Sultan Ageng Tirtayasa yang
dan spiritual yang tertinggi, tidak terlepas dari dorongan dan kesan guru-
gurunya yang sudah melihat Yusuf sebagai orang yang memiliki kemampuan
tinggi, sehingga para gurunya itu rela mengorbankan waktu dan tenaga demi
mengantarkan Yusuf menjadi calon ulama, sufi dan pemimpin yang kelak
disegani.
24
tahapan yang lebih tinggi, bahkan ada yag mengawinkan keluarganya demi
guru yang ahli dalam keilmuan Islam, keberhasilan Syekh Yusuf dalam
menuntut ilmu ini amat didukung oleh semangatnya yang amat tinggi dalam
begitu tinggi dalam dunia intelektual, walaupun didukung oleh guru-guru yang
a. Syariat
Syariat adalah jalan terang dan jalan baik yang dapat diikuti oleh
setiap orang. Syekh Yusuf memberikan makna filosofis dalam karyanya, al-
(teaching of Islam). Makna yang paling mendasar, syariat adalah etika dan
moralitas yang bisa ditemukan pada semua agama. Syariat adalah tahapan
yang merujuk pada rasa tunduk kepada Tuhan. Syariat adalah tahapan ketika
mengecewakan.
hubungan antara manusia dan Tuhan serta meneguhkan tujuan dalam diri.
tauhid dari unsur-unsur syirik, Syekh Yusuf menjelaskan tiga macam dzikir
Dzikir yang pertama disebut dzikir lisan, yang kedua disebut dzikir
qalb, yang ketiga disebut dzikir sirr. Dzikir pertama disebut makanan lisan,
yang kedua disebut makanan hati, dan yang ketiga disebut makanan rahasia.
melakukan dzikir ke dalam tiga bagian: tingkat dasar, tingkat menengah dan
tingkat tinggi.
Orang yang berdzikir dengan kalimat Laa Ilaah Illa Allah ada empat
macam: Mengucapkan dengan lisan dan hati, tetapi tidak percaya, maka
dengan kesungguhan hati dan ia fana dari segala sesuatu selain Allah dan
b. Tarekat.
sebagai hal atau kondisi diri untuk menghampiri Allah (The Way to The
banyaknya dengan jiwa makhluk hidup. Jalan yang paling dekat ada tiga,
yaitu:
c. Hakikat
Menurut Syekh Yusuf, hakikat adalah hati, batin atau gnosis (my
heart). Hakikat mengacu pada makna terdalam dalam praktik dan bimbingan
langsung dalam kondisi mistis dalam sufisme dan pengalaman langsung dari
kehadiran Tuhan dalam diri. Tanpa pengalaman ini, para murid hanya
27
Oleh karena itu, beberapa pernyataan di bawah ini sangat penting untuk
diperhatikan:
Hati merupakan unsur utama dalam meraih hakikat, karena hati itu
ibarat bejana.
Hati orang kafir adalah bejana terbalik yang tidak bia dimasuki satu
kebaikan pun.
Hati orang beriman adalah bejana yang baik dan seimbang sehingga
d. Makrifat
yang paling dalam dan tinggi dari pengetahuan batin dan melampaui
oleh hanya sedikit orang. Makrifat merupakan tingkatan para nabi, rasul,
Makrifat Allah itu ada dua macam, bersifat umum dan bersifat khusus.
mengakui segala sifat yang telah ditetapkan untuk diri-Nya. Makrifat kedua
makrifat, qalbu atau jiwa menurut kaum sufi sebagai instrumen penting
karena dengan jiwa, salik dapat menghayati segala rahasia yang ada di alam
harus banyak berdzikir kepada Allah. Seorang hamba yang berdzikir harus
tahu dan percaya pada ayat: Laisa Kamitslihi Syai‘, dan pada surat al-Ikhlas,
29
karena semua kepercayaan kepada Allah kembali pada ayat dan surat
tersebut.
Jika ingin berdzikir kepada Allah, pilihlah dzikir yang termulia, yaitu:
Laa Ilaaha Illa Allah. Dzikir itu sesungguhnya iman itu sendiri. Kemudian ia
harus menjalani lahirnya dan batinnya syari’at yang suci dengan memegang
teguh hakikat yang suci. Ia juga harus memberatkan akhirat dari pada dunia
akan sepenuh hati mencintai Allah dan Nabi-Nya. Ia akan memegang teguh
syariat secara lahir dan batin serta tidak terlalu mencintai dunia. Apapun
2. Bidayatul Mubtadi.
6. Matalib Salikin.
7. Al-Nafhah al-Saylaniyyah.
8. Qurratul Ain.
9. Sirrul Asrar.
10. Surah.
Syaikh Mahfudz l Tarmasi adalah salah satu tokoh Islam Nusantara yang
Jumadil ‘Awal 1285 H., yang bertepatan dengan tanggal 31 Agustus 1868 M.
Beliau wafat di Makkah pada awal bulan Rajab pada malam Senin tahun 1338
ibadah haji dan menuntut ilmu disana, sebagaimana umumnya banyak ulama
kandungnya seperti Kyai Dahlan, Nyai Tirib, Kyai Dimyati (ahli ilmu waris),
dan Kyai Abdurrazaq (ahli Thariqat dan Mursyid Thariqah yang mempunyai
yakni Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur yang didirikan oleh Kyai Abdul
nilai dan praktek keagamaan oleh ibu dan pamannya yakni Athaillah. Nuansa
Tarmasi pada usia 6 tahun di bawah bimbingan ibu dan pamannya berhasil
32
hafal Al Quran. Dalam usianya yang 6 tahun sudah diajak oleh ayahnya ke
menganggap ayahnya lebih dari sekedar seorang ayah dan guru, tentang
B. Pendidikannya di Nusantara
al Qawim, Fath al Muin, Fath al Wahab, Syarh Sarqawiy al Hikam dan Tafsir
hingga surat Yunus. Setelah kembali ke Nusantara bersama ayahnya tidak lama
kepada Kyai Soleh Darat belajar kitab Syarh al Hikam , Tafsir Jalalain, Syarh
Pada usia 23 tahun setelah belajar dari Pesantren Kyai Darat al Tarmasi
gurunya. Yang lebih sering beliau belajar dengan cara membaca kitab di depan
gurunya dan setelahnya menunggu dikoreksi dan komentar dari sang gurunya.
Beliau tergolong murid yang begitu dinamis dan antusias dalam belajar.
33
agama, tidak hanya hadits yang kemudian menjadi spesialisasinya, akan tetapi
juga berbagai ilmu agama lainnya yakni dengan bukti dari karya yang
Selain itu ada istilah Ribath semacam pondokan dan juga kuttab yang berupa
inilah al-Tarmasi banyak belajar dan mengkaji Alquran, Tafsir, hadits, fiqih,
untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama. Beliau sosok yang tekun dan
dari seorang guru ternama yakni Syaikh Muhammad Syatha al Makki. Dan
beliau posisi sosial keagamaan yang terhormat dan diberi kesempatan untuk
Pada paruh akhir abad ke-19, sebagian ulama dari Nusantara Indonesia
Haram. Setidaknya ada tujuh ulama Nusantara yang terkemuka, yakni Syaikh
Mahfudz al Tarmasi dari Jawa Timur, Syaikh al Bantani dari Jawa Barat,
Asy’ari dari Bawean Jawa Timur, dan Syaikh Abdul Hamid dari Kudus Jawa
Tengah.
seorang putrid bernama Nyai Muslimah yang saat itu sedang menunaikan
ibadah haji. Hasil dari pernikahan dengan wanita berdarah Demak ini
dikaruniai dua orang anak perempuan dan satu anak laki-laki, namun
sayangnya takdir berkata lain yakni dua orang putrinya meninggal ketika
keduanya baru berusia 5 tahun, tinggal lah 1 orang putranya yang bernama
Rihlahnya yang kedua kalinya, beliau belajar dan mengajar di Makkah hingga
tertentu dan menghadap Ka’bah. Metode belajar dan mengajarnya yang sering
35
beliau gunakan dengan tiga metode . Pertama guru membaca kemudian guru
membaca guru mengoreksi bacaannya dilanjutkan tanya jawab antara guru dan
murid.
murid yang sangat tekun oleh guru-gurunya. Guru-gurunya beliau adalah orang
ahli semua dari berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan. Seperti fiqih,
hadits, tafsir, ilmu bahasa arab, ilmu qira’at dan lain sebagainya. Diantara
dikenal dalam bidang hadits tidak lain adalah Sayyid Abu Bakar bin Sayyid
menghatamkan Sahih Bukhari sebanyak empat kali. Selain itu gurunya yang
36
yang hanya mampu menguaasai Shahih Bukhari saja, tetapi juga kutubussitah
Tarmasi berakhlak mulia , ramah tamah ketika berbicara, dan tidak mau
mencampuri urusan orang lain apabila tidak ada kaitannya. Didasari dengan
keilmuan yang matang dan berkepribadian mulia, mka tidaklah heran kalau
rumahnya beliau di Makkah tidak pernah sepi dari orang-orang yang ingin
belajar kepadanya.
Beliau juga memiliki murid-murid yang tidak kalah soleh dan alimnya,
mereka bukan saja berasal dari Nusantara melainkan dari berbagai benua
termasuk dari kalangan arab sendiri pada saat itu.9Diantara muridnya yang
berasal dari luar Nusantara adalah Syaikh Sa’adullah al Maimani ( mufti dari
Shihab Ahmad bin Abdullah ( muqri dari Syiria. Begitu juga nama murid-
muridnya yang berasal dari Nusantara yaitu Kyai Hasyim Asy’ari, Kyai Wahab
Asnawi (Kudus), Muammar bin Kyai Badawi ( Lasem ), Ali bin Mahmud bin
sebagainya.
E. Peranan Al Tarmasi
37
mentransfer atau mengajarkan ilmunya kepada para santri yang berasal dari
produktif. Adapun hasil karya beliau yang sangat berarti baik di Nusantara
2) Bidang Tafsir
4) Bidang Fiqih
menengok pada masa belajar beliau para guru ilmu fiqihnya bukanlah
38
bahwa salah satu guru besar beliau adalah al Allamah al Sayyid Ahmad
Qawim sebuah karya bidang fiqih dalam madzhab Syafi’i. Kitab tersebut
oleh percetakan Dar al Minhaj cabang Jeddah pada tahun 2011 yang
Ayahnyabernama. K.H. Abu Bakar, seorang imam dan khatib masjid besar
yangdidaktis dan alim dalam ilmu agama. Sejak kecil beliau diasuh dan
K.H.Mahfudzdan Syekh Khayyat Sattokh (ilmu hadis) ,Syekh Amin dan Sayyid
Bakri (Qiraat Al-Qur‟an). Dalam usia relatif muda, beliau telah mampu
makkah pada tahun 1890 untukmenuntut ilmu di sana selama satu tahun. Salah
satu
ah dan menetap disana selama dua tahun. Sepulang dari makkah beliau berganti
nama Haji AhmadDahlan. Kemudian beliau menikah dengan siti Waalidah putri
Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Mun
islam dididik agar cerdas, kritis, dan memiliki daya analisis yangtajan dalam
Qur‟an dan hadits, mengarahkan umat islam pada pemahaman ajaran islam yang
duadimensi yaitu dimensi pisika dan metapisika. Manusia adalah integrasi dari
duadimensi yaitu dimensi ruh dan jasad. Maka aktivitas pendidikan harus
Dahlan
41
Sikap ilmiah yang demikian mengakibatkan umat islam tidak mampu menganalisa
yang berbudi pakerti luhur, alim dalam agama, luaspandangan dan paham masalah
secara integral.Materi Al-Qur‟an dan hadits yaitu ibadah, persmaan derajat, fungsi
dahlan terhadap pendidikan agama adalah sanagatkuat, untuk itu beliau masuk
guru agama. Dalam sekolah tersebut pelajaran umum diberikan olehdua orang
derajat. Pembetulan arah kiblat ini dimulai dari Langgar Kidul milik K.H. Ahmad
Dahlan. Caranya dengan membuat garis shaf.
Dalam perjuangannya ini, K.H Dahlan jatuh sakit, dan pada Jumat malam, 7
Rajab tahun 134 Hijriah, ia menghembuskan napas terakhirnya di hadapan
keluarganya. Kemudian ia dimakamkan di makam milik keluarganya di
Karangkajen, Yogyakarta.
A. Biografi
Wahid Hasyim yang akrab di sapa dengan Gus Wahid lahir pada
hari jumat legi, tanggal 5 Rabiul Awal 1333 H bertepatan dengan 1 juni 1914
asal Termas, ulama Indonesia yang jadi pakar ilmu hadits pertama, di Mekah.
Ilmu hadits inilah yang kemudian menjadi spesialisasi Pesantren Tebuireng, yang
bahkan sejak 1926 ditambah dengan bahasa Belanda dan sejarah Indonesia.
adalah fatwa jihad: “Wajib hukumnya bagi umat Islam Indonesia berperang
November di Surabaya.
Hasyim Asy’ari wafat pada 25 Juli 1947. Dalam perjalanannya, NU larut dalam
pembaruan seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan Sumatera Thawalib
(1915). Gaung Pemabaharuan Islam di Dunia ternyata terdengar oleh para jamaah
haji Indonesia, sehingga mereka juga perlu memikirkan keadaan dinegeri sendiri.
Diantaranya adalah :
Cak Nur atau biasa di sebut nurcholis madjid dianggap sebagai ikon
kemorosotan dan ancaman disintegrasi bangsa. Cak Nur dikenal dengan konsep
Indonesia. Menurut Cak Nur, keyakinan adalah hak primordial setiap manusia dan
Keyakinan tersebut sangat mungkin berbeda-beda antar manusia satu dengan yang
Hal ini berdasar kepada kemampuan nalar manusia yang berbeda-beda, Cak
Nur mendukung konsep kebebasan dalam beragama. Bebas dalam konsep Cak
yang disertai dengan tanggung jawab penuh atas apa yang dipilih. Cak Nur
Tuhan di kehidupan yang akan datang akan bertanggung jawab atas apa yang ia
lakukan, dan kebebasan dalam memilih adalah konsep yang logis. Manusia akan
bertanggung jawab secara pribadi atas apa yang ia lakukan dengan yakin. Apa
yang diyakini, itulah yang dipertanggung jawabkan. Maka pahala ataupun dosa
halnya K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Cak Nur sering mengutarakan
kepemimpinan pada tahun 1998. Cak Nur sering diminta nasihat oleh
Jakarta setelah Indonesia dilanda krisis hebat yang merupakan imbas krisis 1997.
Atas saran Cak Nur, Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya untuk
Ide dan Gagasan Cak Nur tentang sekularisasi dan pluralisme tidak
bahwa paham Cak Nur dan Paramadinanya telah menyimpang dari teks-teks Al-
Quran dan Al-Sunnah. Gagasan Cak Nur yang paling kontroversial adalah saat dia
mengungkapkan gagasan "Islam Yes, Partai Islam No?" yang ditanggapi dengan
tidak pernah berubah ketika setelah terjadi reformasi dan terbukanya kran untuk
khususnya pesantren. Dari sini dapat dipahami, bahwa kualitas manusia muslim
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya kualitas jasmani, rohani dan akal.
sehat jasmani dan rohani, manusia muslim harus memiliki kualitas nalar (akal)
yang senantiasa diasah sedemikian rupa sehingga mampu memberikan solusi yang
dunia pesantren yang harus dilakukan. Mulai dari tujuan hingga metode
pesantren, ia membuat perencanaan yang matang. Ia tidak ingin gerakan ini gagal
dapat dicapai.
duniawiyah (dunia). Dengan seperti itu, pesantren didominasi oleh mata ajaran
yang berkaitan dengan fiqh, tasawuf, ritual-ritual sakral dan sebagainya. Meski
merupakan wujud dari upaya yang dilakukan oleh cendikiawan muslim, termasuk
Wahid Hasyim, yang melihat bahwa lembaga pendidikan Islam (pesantren) dalam
beberapa hal tidak lagi sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Apa
yang dilakukan oleh Wahid Hasyim adalah merupakan inovasi baru bagi kalangan
pesantren. Pada saat itu, pelajaran umum masih dianggap tabu bagi kalangan
halnya memakai pantolan, dasi dan topi, dan dalam konteks luas pengetahuan
Usulan itu antara lain agar sistem bandongan diganti dengan sistem tutorial yang
metode tersebut santri datang hanya mendengar, menulis catatan, dan menghafal
mata pelajaran yang telah diberikan, tidak ada kesempatan untuk mengajukan
pula dengan mendirikan perpustakaan. Hal ini merupakan kemajuan luar biasa
yang terjadi pada pesantren ketika itu. Dengan hal tersebut Wahid Hasyim
menganjurkan kepada para santri untuk belajar dan aktif dalam berorganisasi.
Pada 1936 ia mendirikan IKPI (Ikatan Pelajar Islam). Pendirian organisasi ini
menjadi pemimpinnya. Usaha ikatan ini antara lain mendirikan taman baca. Pada
wilayah Surabaya. Dari sini karirnya terus meningkat sampai Ma’arif NU pada
tahun 1938. Setelah NU berubah menjadi partai politik, ia pun dipilih sebagai
bernama Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) lebih banyak di dorong oleh rasa
bersalah umat Islam setelah melihat konsolidasi politik kaum nasionalis begitu
kuat. Pada tahun 1939, ketika MIAI mengadakan konferensi, Wahid Hasyim
kalangan umat Islam. Tahun 1944 ia mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta
1945, Wahid Hasyim aktif dalam dunia politik dan memulai karir sebagai ketua II
Majelis Syura (Dewan Partai Masyumi). Ketua umumnya adalah ayahnya sendiri.
dan Mr. Kasman Singodimejo. Pada tanggal 20 Desember 1949 KH. Abdul
Pada periode kabinet Natsir dan Kabinet Sukiman, Wahid Hasyim tetap
Menteri Negara.
Sebagai ulama pelopor pembaruan Islam dari Sumatera Barat awal abad
ke-20, serta sebagai ahli ilmu falak terkemuka. Nama Syekh Muhammad Jamil
Ayahnya bernama Saleh Datuk Maleka, seorang kepala nagari Kurai, sedangkan
ibunya berasal dari Sunda. Kiprahnya mampu memberikan warna baru di bidang
Muhammad SAW, digantinya dengan tablig yang menceritakan riwayat lahir Nabi
Muhammad dari kitab berbahasa Arab. Dia menggantinya dengan tablig yang
dilakukan karena agama diperuntukkan bagi siapa saja yang dapat memahaminya.
Ia pun dikenal sebagai ulama yang lebih bergiat di aktivitas tablig dan ceramah.
berubah. Syekh Muhammad Jambek kini tidak lagi tertarik pada tarekat. Pada
awal tahun 1905, ketika diadakan pertemuan ulama guna membahas keabsahan
berada di pihak yang menentang tarekat. Dia "berhadapan" dengan Syekh Bayang
Berhubungan dengan Dia, terdiri atas dua jilid. Salah satu penjelasan dalam buku
itu, yakni tarekat Naksyabandiyyah diciptakan oleh orang dari Persia dan India.
Syekh Muhammad Jambek menyebut orang-orang dari kedua negeri itu penuh
takhayul dan khurafat yang makin lama makin jauh dari ajaran Islam.
tetapi secara umum dia bersikap tidak ingin bermusuhan dengan adat istiadat
terhindar dari bahaya yang dapat merusaknya. Selain itu, dia juga turut
tahun 1939. Yang tak kalah pentingnya dalam perjalanan dakwahnya, pada masa
Agam, Sumatera Barat, 10 Februari 1879. Beliau dijuluki sebagai Haji Rasul dan
pertama di Indonesia.
Amrullah dan Andung Tarawas. Ayahnya, yang juga dikenal sebagai Tuanku
Pada tahun 1894, beliau dikirim oleh ayahnya ke Mekkah untuk menimba ilmu
dan berguru pada Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang pada waktu itu
menjadi guru dan imam Masjidil Haram. Pada tahun 1925, sepulangnya dari
Hamka, nama pena dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah, dikenal banyak orang
sebagai ulama besar dan sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka. Abdul
A. Biografi
56
1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24 Dzulqaidah 1287H di Desa
Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Beliau tutup usia
pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian dikebumikan di Tebu Ireng, Jombang.
putra dari pasangan Kyai Asyari dan Halimah, Ayahnya Kyai Ashari merupakan
Hasyim Ashari merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara. Dari garis keturunan
(Sultan Pajang). dari Ayah dan Ibunya KH Hasyim Ashari mendapat pendidikan
santri yang lebih besar ketimbang dirinya. Usia 15 tahun Hasyim meninggalkan
pesantren lain.
KH Hasyim Asyari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai
tahun, beliau berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren, antara lain Pesantren
Sidoarjo.
pesantren yang diasuh Kyai Ya’qub inilah, agaknya, Hasyim merasa benar-benar
menemukan sumber Islam yang diinginkan. Kyai Ya’qub dikenal sebagai ulama
yang berpandangan luas dan alim dalam ilmu agama. Cukup lama –lima tahun–
Hasyim menyerap ilmu di Pesantren Siwalan. Dan rupanya Kyai Ya’qub sendiri
Maka, Hasyim bukan saja mendapat ilmu, melainkan juga istri. Ia, yang
baru berumur 21 tahun, dinikahkan dengan Chadidjah, salah satu puteri Kyai
Mekkah guna menunaikan ibadah haji. Tujuh bulan di sana, Hasyim kembali ke
Mekkah selama 7 tahun dan berguru pada Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau,
Arab, Syaikh Said Yamani, Syaikh Rahmaullah, Syaikh Sholeh Bafadlal, Sayyid
Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As Saqqaf, dan Sayyid Husein Al Habsyi..
58
Kyai Hasyim bukan saja Kyai ternama, melainkan juga seorang petani dan
Tanahnya puluhan hektar. Dua hari dalam seminggu, biasanya Kyai Hasyim
pergi Surabaya berdagang kuda, besi dan menjual hasil pertaniannya. Dari bertani
Tahun 1899, Kyai Hasyim membeli sebidang tanah dari seorang dalang di
Dukuh Tebuireng. Letaknya kira-kira 200 meter sebelah Barat Pabrik Gula Cukir,
Dukuh Tebuireng terletak di arah timur Desa Keras, kurang lebih 1 km. Di
sana beliau membangun sebuah bangunan yang terbuat dari bambu (Jawa: tratak)
sebagai tempat tinggal. Dari tratak kecil inilah embrio Pesantren Tebuireng
dimulai.
sedangkan tratak bagian belakang dijadikan tempat tinggal. Saat itu santrinya
kehilangan istri tercintanya, Nyai Khodijah. Saat itu perjuangan mereka sudah
kembali dengan Nyai Nafiqoh, putri Kyai Ilyas, pengasuh Pesantren Sewulan
Madiun. Dari pernikahan ini Kyai Hasyim dikaruniai 10 anak, yaitu: (1) Hannah,
59
(2) Khoiriyah, (3) Aisyah, (4) Azzah, (5) Abdul Wahid, (6) Abdul Hakim (Abdul
Kholik), (7) Abdul Karim, (8) Ubaidillah, (9) Mashuroh, (10) Muhammad Yusuf.
Pada akhir dekade 1920an, Nyai Nafiqoh wafat sehingga Kyai Hasyim
menikah kembali dengan Nyai Masruroh, putri Kyai Hasan, pengasuh Pondok
Pesantren Kapurejo, Pagu, Kediri. Dari pernikahan ini, Kyai Hasyim dikarunia 4
orang putra-putri, yaitu: (1) Abdul Qodir, (2) Fatimah, (3) Khotijah, (4)
Muhammad Ya’kub.
memang mengajar Tuan. Tapi hari ini, saya nyatakan bahwa saya adalah murid
Tuan,” kata Mbah Cholil, begitu Kyai dari Madura ini populer dipanggil. Kyai
Hasyim menjawab, “Sungguh saya tidak menduga kalau Tuan Guru akan
mengucapkan kata-kata yang demikian. Tidakkah Tuan Guru salah raba berguru
pada saya, seorang murid Tuan sendiri, murid Tuan Guru dulu, dan juga sekarang.
“Keputusan dan kepastian hati kami sudah tetap, tiada dapat ditawar dan diubah
lagi, bahwa kami akan turut belajar di sini, menampung ilmu-ilmu Tuan, dan
berguru kepada Tuan,” katanya. Karena sudah hafal dengan watak gurunya, Kyai
Lucunya, ketika turun dari masjid usai shalat berjamaah, keduanya cepat-
cepat menuju tempat sandal, bahkan kadang saling mendahului, karena hendak
akhirnya lebih pintar ketimbang gurunya. Dan itu banyak terjadi. Namun yang
yang sekarang semakin sulit ditemukan pada para murid dan guru-guru kita. Mbah
Cholil adalah Kyai yang sangat termasyhur pada jamannya. Hampir semua pendiri
pendiri sekaligus pemimpin tertinggi NU, yang punya pengaruh sangat kuat
kepada kalangan ulama, tapi juga lantaran ketinggian ilmunya. Terutama, terkenal
mumpuni dalam ilmu Hadits. Setiap Ramadhan Kyai Hasyim punya ‘tradisi’
Kajian itu mampu menyedot perhatian ummat Islam. Maka tak heran bila
sendiri, Kyai Cholil. Ribuan santri menimba ilmu kepada Kyai Hasyim. Setelah
lulus dari Tebuireng, tak sedikit di antara santri Kyai Hasyim kemudian tampil
Arifin, Wahid Hasyim (anaknya) dan KH Achmad Siddiq adalah beberapa ulama
terkenal yang pernah menjadi santri Kyai Hasyim. Tak pelak lagi pada abad 20
pesantren di seluruh Jawa dan Madura. Tak heran bila para pengikutnya kemudian
menjadi perhatian serius penjajah. Baik Belanda maupun Jepang berusaha untuk
tapi ditolaknya.
muncul di mana-mana.
Kedua, Kyai Hasyim juga pernah mengharamkan naik haji memakai kapal
Belanda. Fatwa tersebut ditulis dalam bahasa Arab dan disiarkan oleh
Kementerian Agama secara luas. Keruan saja, Van der Plas (penguasa Belanda)
menjadi bingung. Karena banyak ummat Islam yang telah mendaftarkan diri
Namun sempat juga Kyai Hasyim mencicipi penjara 3 bulan pada l942.
Tidak jelas alasan Jepang menangkap Kyai Hasyim. Mungkin, karena sikapnya
ada beberapa santri minta ikut dipenjarakan bersama Kyainya itu. Masa awal
perlakuan penjajah Belanda terhadap rakyat Indonesia. Pasukan Kompeni ini tidak
penjajah. Pesantren Tebuireng pun tak luput dari sasaran represif Belanda. Pada
62
tahun 1913 M., intel Belanda mengirim seorang pencuri untuk membuat keonaran
di Tebuireng. Namun dia tertangkap dan dihajar beramai-ramai oleh santri hingga
dengan taktis. Akhirnya beliau dilepaskan dari jeratan hukum. Belum puas dengan
cara adu domba, Belanda kemudian mengirimkan beberapa kompi pasukan untuk
serta dibakar. Perlakuan represif Belanda ini terus berlangsung hingga masa-masa
Jepang adalah penahanan terhadap Hadratus Syaikh beserta sejumlah putera dan
Yaitu kewajiban berbaris dan membungkukkan badan ke arah Tokyo setiap pukul
07.00 pagi, sebagai simbol penghormatan kepada Kaisar Hirohito dan ketaatan
pendudukan Jepang, setiap kali berpapasan atau melintas di depan tentara Jepang.
Kyai Hasyim menolak aturan tersebut. Sebab hanya Allah lah yang wajib
disembah, bukan manusia. Akibatnya, Kyai Hasyim ditangkap dan ditahan secara
yang benar, sejumlah santri Tebuireng minta ikut ditahan. Selama dalam tahanan,
Kyai Hasyim mengalami banyak penyiksaan fisik sehingga salah satu jari
Hadratus Syaikh tercerai berai. Isteri Kyai Hasyim, Nyai Masruroh, harus
dibebaskan oleh Jepang karena banyaknya protes dari para Kyai dan santri. Selain
itu, pembebasan Kyai Hasyim juga berkat usaha dari Kyai Wahid Hasyim dan
(Surabaya) dengan alasan mengurus tawanan Jepang, Kyai Hasyim bersama para
64
ulama menyerukan Resolusi Jihad melawan pasukan gabungan NICA dan Inggris
tersebut.
bersejarah itu. Umat Islam yang mendengar Resolusi Jihad itu keluar dari
Islam dari berbagai faham. Kyai Hasyim diangkat sebagai Ro’is ‘Am (Ketua
asal Pacitan, Jawa Timur itu. Disamping Syaikh Mahfudh, Hasyim juga menimba
Kepada dua guru besar itu pulalah Kyai Ahmad Dahlan, pendiri
Dahlan sebenarnya tunggal guru. Yang perlu ditekankan, saat Hasyim belajar di
Noer, ide-ide reformasi Islam yang dianjurkan oleh Abduh yang dilancarkan dari
Mekkah.
Termasuk Hasyim tentu saja. Ide reformasi Abduh itu ialah pertama
mengajak ummat Islam untuk memurnikan kembali Islam dari pengaruh dan
memainkan kembali tanggung jawab yang lebih besar dalam lapangan sosial,
politik dan pendidikan. Dengan alasan inilah Abduh melancarkan ide agar ummat
Islam melepaskan diri dari keterikatan mereka kepada pola pikiran para mazhab
berbeda dalam beberapa hal. Beberapa santri Syaikh Khatib ketika kembali ke
buku-buku para ulama mazhab hanya akan menghasilkan pemutarbalikan saja dari
ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya, demikian tulis Dhofier. Dalam hal tarekat,
Hasyim tidak menganggap bahwa semua bentuk praktek keagamaan waktu itu
Bandung. Konggres itu diadakan dalam rangka mencari masukan dari berbagai
restu Kyai Hasyim, Komite inilah yang pada 31 Februari l926 menjelma jadi
1937 ketika beberapa ormas Islam membentuk badan federasi partai dan
perhimpunan Islam Indonesia yang terkenal dengan sebuta MIAI (Majelis Islam
martabat bangsa, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Pada tahun 1908
Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) tahun 1916, dan Taswirul Afkar
tahun 1918 (dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri atau Kebangkitan Pemikiran).
Dengan adanya Nahdlatul Tujjar, maka Taswirul Afkar tampil sebagi kelompok
studi serta lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki
Hasbullah (tokoh muda pengasuh PP. Bahrul Ulum Tambakberas), yang juga
murid hadratus Syaikh. Kelompok ini lahir sebagai bentuk kepedulian para ulama
terhadap tantangan zaman di kala itu, baik dalam masalah keagamaan, pendidikan,
Pada masa itu, Raja Saudi Arabia, Ibnu Saud, berencana menjadikan
Islam serta tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam Islami
69
tersebut.
Komite Hijaz. Komite yang diketuai KH. Wahab Hasbullah ini datang ke Saudi
Pada saat yang hampir bersamaan, datang pula tantangan dari berbagai
penjuru dunia atas rencana Ibnu Saud, sehingga rencana tersebut digagalkan.
Hasilnya, hingga saat ini umat Islam bebas melaksanakan ibadah di Mekah sesuai
meminta waktu untuk mengerjakan salat istikharah, menohon petunjuk dari Allah.
Dinanti-nanti sekian lama, petunjuk itu belum datang juga. Kyai Hasyim
sangat gelisah. Dalam hati kecilnya ingin berjumpa dengan gurunya, KH Kholil
Sementara nun jauh di Bangkalan sana, Kyai Khalil telah mengetahui apa
yang dialami Kyai Hasyim. Kyai Kholil lalu mengutus salah satu orang santrinya
agaknya akan tercapai,” ujarnya lirih sambil meneteskan airmata. Waktu terus
berjalan, akan tetapi pendirian organisasi itu belum juga terealisasi. Agaknya Kyai
Hasyim masih menunggu kemantapan hati. Satu tahun kemudian (1925), pemuda
As’ad kembali datang menemui Hadratus Syaikh. ”Kyai, saya diutus oleh Kyai
Kholil untuk menyampaikan tasbih ini,” ujar pemuda Asad sambil menunjukkan
tasbih yang dikalungkan Kyai Kholil di lehernya. Tangan As’ad belum pernah
Tebuireng sangatlah jauh dan banyak rintangan. Bahkan ia rela tidak mandi
memiliki prinsip, ”kalung ini yang menaruh adalah Kyai, maka yang boleh
Inilah salah satu sikap ketaatan santri kepada sang guru. ”Kyai Kholil juga
As’ad. Kehadiran As’ad yang kedua ini membuat hati Kyai Hasyim semakin
71
mantap. Hadratus Syaikh menangkap isyarat bahwa gurunya tidak keberatan jika
dunia terlebih dahulu. Pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926M,
organisasi tersebut secara resmi didirikan, dengan nama Nahdhatul Ulama’, yang
artinya kebangkitan ulama. Kyai Hasyim dipercaya sebagai Rais Akbar pertama.
bahkan di Asia.
Sebagaimana diketahui, saat itu (bahkan hingga kini) dalam dunia Islam
Muhammad Abduh dari Mesir dengan faham bermadzhab yang menerima praktek
tarekat.
kembali ajaran Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang bukan berasal
kehidupan modern.
Dengan ini Abduh melancarakan ide agar umat Islam terlepas dari pola
Muhammadiyah (berdiri tahun 1912). Kyai Hasyim pada prinsipnya menerima ide
umat Islam sangat sulit memahami maksud Al Quran atau Hadits tanpa
Pemikiran yang tegas dari Kyai Hasyim ini memperoleh dukungan para
Kyai di seluruh tanah Jawa dan Madura. Kyai Hasyim yang saat itu menjadi
Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI), Kyai Hasyim dengan putranya Kyai Wahid
Nama lengkapnya adalah Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin Umar bin Ali
Serang, Banten pada tahun 1230 H/1813 M. Beliau wafat pada usia 84 tahun,
Mekah berdekatan dengan makam Ibn Hajar dan Siti Asma bin abu Bakar Siddiq.
Beliau wafat pada saat sedang menyusun sebuah tulisan yang menguraikan dan
73
menjelaskan tentang Manhaj at-Tholibinnya Imam Yahya bin Syaraf bin Mura bin
Hasan bin Husain bin Muhammad bin Ammah bin Hujam an-Nawawi. Setiap
Sejak kecil Syekh Nawawi telah mendapat pendidikan Agama dari orang
tuanya. Mata pelajaran yang diterimanya antara lain bahasa Arab, Fikih, dan ilmu
tafsir. Selain itu ia belajar pada Kiai Sahal di daerah Banten dan Kiai Yusuf di
Purwakarta. Pada usia 15 tahun ia pergi menunaikan ibadah haji ke Mekkah dan
syekh yang bertempat tinggal di Masjidil Haram, seperti Syekh Ahmad Nahrawi,
Dimyati, dan Syekh Ahmad Dahlan. Ia juga pernah belajar di Madinah di bawah
sana. Sejak keberangkatannya yang kedua kalinya ini, Syekh Nawawi tidak
mendalami ilmu-ilmu agama dari para gurunya, seperti Syekh Muhammad Khatib
Sambas, Syekh Abdul gani Bima, Syekh Yusuf Sumulaweni, dan Syekh Abdul
Hamid Dagastani.[3]
didikannya pun akan melahirkan para ulama besar. Seperti yang dikutip oleh
Fahmi, di antara ulama besar di Indonesia yang menjadi muridnya antara lain:
ahli di bidang Teologi Islam, Fikih, akhlak/tasawuf, bahasa dan kesusastraan Arab
ilmu seperti tafsir, hadits, dan akhlak/tasawuf. Oleh karena itu, upaya rekonstruksi
1) Bidang Ilmu Kalam; diantaranya ialah Kitab Fath al-Majid, Tijan al-Darari,
sangat erat hubungannya dengan Kyai abdul Karim bin Bukhori bin Ali yanaag
75
6) Bidang Tafssir dan Hadits. Beliau menulis tafsir Murah atau Al-Munir yang
terdiri dari dua jilid dan tanqih al-Qaul dalam bidang hadits.
Sebenarnya masih banyak lagi buah karyanya, baik yang sudah diterbitkan
maupun yang tidak diterbitkan dan seuruhnya berjumlah lebih dari 115 buah.
Islam tidak memandang manusia sebagai makhluk yang kosong dari daya-
daya dan potensi seperti halnya konsep tabularasa seperti yang dikemukakan
oleh John Locke (1623-1704), karena itu pendekatan yang totalitas terhadap
maka ilmu pengetahuan yang ditemukannya pun bersifat relatif dan nisbi. Untuk
dan pengaruh dunia luar terhadap peserta didik. Tentu tiga faktor ini merupakan
antroposentris yakni hasil dari akal budi manusia sesuai dengan sunnatullah yang
Islam, pola pemikiran seperti ini tidaklah cukup, karena mengingat keterbatasan-
keterbatasan manusia. Untuk itu mau tak mau kita harus bersandar kepada Yang
pedidikan. Karena tanpa ilmu maka manusia tidak akan mampu mengemban
hamba dan khalifah. Hakekat pendidikan itu sediri ialah ibadah sebagai sarana
reformasi sosial. Tujuan itu ialah (1) memperoleh ridha Allah dan kebahagiaan
akhirat; (2) menyingkirkan kebodohan dari diri sendiri dan dari orang lain; (3)
memajukan dan mengabadikan Islam dengan ilmu; (4) mensyukuri nikmat Allah
berupa pemberian akal dan badan sehat. Sebaliknya jangan sampai tujuan
pendidikan itu agar seseorang menjadi kiblat orang banyak atau memperoleh
keuntungan dunia semata, serta jangan pula untuk mendapat kehormatan di mata
77
penguasa atau orang lain. Kata syukur dalam konsep Nawawi, mencakup segi
berasal dari Allah), segi afektif (merasa senang memperoleh nikmat itu ) dan segi
psikomotorik dan spiritual (menggunakan nikmat itu sesuai dengan rida Allah).
Implikasi dari tujuan ini, maka Nawawi memandang ilmu sebagai sesuatu yang
dicari untuk tujuan keilmuan itu sendiri (ilmu untuk ilmu), dan reformasi sosial
(ilmu untuk kemajuan dan peradaban). Bahkan dia mengatakan, barang siapa
belajar ilmu, kemudian dia tidak meyampaikan kepada orang lain yang
menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri anak sehingga prinsip keIslaman akan
menyatu dan akhirnya menjadi jiwa dalam setiap perilaku anak. Namun usaha ini
bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini berkaitannya dengan adanya tantangan
termasuk Syekh Nawawi Al-Bantani sangat ketat. Hal ini karena peranan guru
dalam Islam tidak sekedar alih ilmu, nilai dan metode, tetapi juga transformasi
pendidik menempati ulama sebagai pewaris para nabi sehingga pendidik harus
dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya. Menurut Syekh Nawawi tujuan
Islam dengan kaidah-kaidah ilmu serta sebagai perwujudan dari rasa syukur
karena diberi akal dan tubuh yang sehat. Kewajiban bersyukur mencakup aspek
keilmuan (ranah kognitif), aspek rasa senang (ranah afektif), dan menggunakan
nikmat Tuhan sesuai dengan permintaan pemberi nikmat yakni Allah (ranah
tentang muatan pendidikan Islam. Dari berbagai pernyataan Syekh Nawawi, hal
keagamaan yang wajib personal. Sedangkan yang paling utama dari kewajiban
melahirkan manusia yang serba tergantung kepada makhluk, dan akan melahirkan
menjadi dua; (a) ilmu Fardhu ‘aain yaitu ilmu yang wajib diketahui oleh semua
orang muslim, meliputi ilmu agama; ilmu yang bersumber dari kitab suci Allah
dan Sunnah Rasullah SAW, dan (b) Ilmu Fardhu Kifayah yaitu ilmu yang bisa
dipelajari oleh setiap orang muslim. Ilmu ini meliputi ilmu yang dimanfaatkan
kedokteran, ilmu teknik, ilmu pertanian dan ilmu industri. Maka dari itu, setelah
sebagainya. Tugas guru tidak hanya menerima amanat orang tua untuk mendidik,
melainkan juga mau menerima dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk
mendidiknya.
adalah orang yang mempunyai ilmu dan mengamalkannya (guru), mereka menjadi
80
sedikit yang disertai dengan ilmu itu akan lebih bermanfaat dari pada amal banyak
didasarkan dua dalil yaitu naqli dan aqli. Berdasarkan dalil naqli, pada suatu ada
dua majelis di masjid, majelis pertama adalah majelis do’a sedangkan majelis
kedua adalah majelis ilmi. Nabi lalu ikut bergabung dengan kelompok yang
kedua, dengan komentarnyaa terhadap dua mejelis, bahwa majelis pertama adalah
majelis do’a jika Allah mengabulkan, Allah memberi, dan jika Allah tidak
kedua, nabi berkomentar bahwa majelis yang kedua adalah majelis tempat
Berdasarkan dalil aqli, bahwa nilai suatu kepandaian itu diukur menurut nilai
tempatnya.
adalah:
5) Menyajikan mata pelajaran secara jelas dimulai dari yang mudah, yang
konkrit yang dapat ditangkap oleh akal pikiran peserta didik, baru kemudian
pelajaran yang terdahulu dipahami peserta didiknya karena hal itu akan membuat
sosialnya. Kehidupan peserta didik berada dalam suatu kontrak sosial. Eksistensi
peserta didik berada dalam interdependensi baik secara sosial maupun lingkungan
Untuk itu Syekh Nawawi membuat etika peserta didik, agar lebih selektif dalam
memilih lingkungan sosial dan teman dalam pergaulan. Berhubungan dengan hal
itu maka para ahli pendidikan Muslim dituntut membentuk peserta didik
antaranya:
82
secara sembunyi-sembunyi.
5. Metode pengajaran
dalam mendidik peserta didik harus disesuaikan dengan tuntutan agama, yaitu
diterima. Pendekatan ini tidak cukup dengan bersikap lemah lembut saja, akan
tetapi pendidik harus pula mimikirkan metode pengajaran yang cocok digunakan
untuk peserta didik, seperti memilih waktu yang tepat, materi yang cocok,
menggambarkan ilmu syari’at itu dengan perahu, ilmu tariqah dengan laut, dan
ilmu haqiqah dengan mutiara. Mutiara itu tidak bisa diperoleh kecuali dilautan
dan peserta didik tidak bisa sampai di tengah laut tanpa menggunakan perahu.
Haqiqahnya ilmu seperti mutiara yanag berada dalam lautan dan fungsi pendidik
83
diibaratkan seperti perahu. Peserta didik tidak mungkin sampai bisa meraih
mengantarkan peserta didik agar sampai ditengah laut. Nawawi juga mengatakan
yang dikutip oleh yahya bahwa sebagian ulama’ menggambarkan tiga perkara
tersebut (syari’at, thariqah, haqiqah) dengan buah kelapa. Syariat itu seperti kulit
luar kelapa, thariqah santan, dan haqiqah itu seperti minyak dalam santan. Minyak
tidak dapat dihasilkan kecuali sesusah memeras santan dan santan tidak akan
ituberfungsi untuk mengantarkan peserta didik pada suatu tujuan kepada obyek
pada Aliran Religius Konservatif, dibanding dengan aliran Religius Rasional dan
aspek lain menjadi kurang dominan. Penafsiran realitas berpangkal pada agama,
tujuan keagamaan.
dampak positif edukatif dan juga terdapat dampak negatif edukatifnya. Dampak
84
edukatif positifnya adalah rasa tanggung jawab yang sangat kuat telah menghujam
menilainya sebagai wujud tanggung jawab keagamaan yang sangat luhur. Tugas
mengajar dan belajar tidak sekadar sebagai tugas-tugas profesi kerja dan tugas-
tugas kemanusiaan tetapi lebih jauh dari itu yakni sebagai tuntutan kewajiban
agama. Tanggung jawab dan kewajiban agama sebagai titik sentral baik dalam
kontruksi tataran konsep maupun tataran aplikasi pendidikan. Atau dengan kata
lain jika tuntutan tidak sejalan dengan tuntutan keagamaan, maka yang harus
konservatif ini membawa implikasi pendidikan yang negatif. Kata al-’ilm dalam
bersifat muqayyad (terbatas) pada ilmu tentang Tuhan menurut sebagian besar ahli
dunia dengan segala kemanfaatan dan amal usaha yang sebenarnya boleh
dinikmati dan bisa dikerjakan; dan keterpakuan para ahli pendidikan muslim pada
anggapan ilmu sebagai tujuan akhir. Oleh karena pengabaian urusan dunia, maka
ilmu-ilmu yang bersifat keduniaan dikuasai oleh non muslim. Padahal penguasaan
Ide-ide Syekh Nawawi tentang etika pendidik dan peserta didik dan etika
bersama terdapat implikasi bahwa tokoh ini melihat peserta didik masih
85
memerlukan tuntunan dan bimbingan. Peserta didik belum bisa lepas dari
merupakan orang yang belum dewasa, namun memiliki potensi yang luar biasa.
Abdullah yang dikutip oleh Maragustam, sangat boleh jadi implikasi dan
kreativitas, etos kerja, dan etos ilmu secara bersama-sama. Paling tidak manusia
tidak bisa lagi otonom dihadapan sang guru/pendidik. Setiap tindakan harus
pandang aplikatif dari norma-norma agama bukan dari sudut substansi ilmu
tersebut. Dengan kata lain dasar atau hal yang esensial didahulukan kemudian
disusul dengan materi lain. Mendahulukan matan kitab dari pada syarh dalam
Islam termasuk prinsip yang dapat direfleksikan dalam dunia pendidikan sekarang
ini.
Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif
adalah Kiai Hamim, putra dari Kiai Abdul Karim bin Kiai Muharram bin Kiai
Asror Karomah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman Basyeiban. Sayyid
Sulaiman inilah yang merupakan cucu dari Sunan Gunung Jati dari pihak ibu.[4]
Pada usia 24 tahun, Syekh Kholil menikahi Nyai Asyik, putri Lodra Putih.
Syekh Kholil dididik dengan sangat ketat oleh ayahnya. Mbah Kholil kecil
memiliki keistimewaan yang haus akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan nahwu.
Bahkan ia sudah hafal dengan baik 1002 bait nadzam Alfiyah Ibnu Malik sejak
usia muda.
Setelah dididik, orang tua Mbah Kholil kecil kemudian mengirimnya ke berbagai
belajar kepada Kiai Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa
ini beliau belajar pula kepada Kiai Nur Hasan yang menetap di Pondok Pesantren
Sewaktu menjadi santri, Mbah Kholil telah menghafal beberapa matan, seperti
Matan Alfiyah Ibnu Malik. Disamping itu ia juga merupakan seorang Hafidz Al-
untuk pergi ke Makkah. Utuk ongkos pelayaran bisa ia tutupi dari hasil
pelayaran, konon Mbah Kholil berpuasa. Hal tersebut dilakukannya bukan dalam
rangka menghemat uang, akan tetapi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah
Karya-karyanya :
1. Al-Matnus Syarif
hukum Islam (ilmu fiqih). Yang menarik dari kitab setebal 52 halaman ini, adalah
Genggong, Probolinggo
Beras, Jombang
Krapyak, Yogyakarta
Thalibin, Rembang
Shiddiqiyah, Jember
89
Sumenep
Suryalaya, Tasikmalaya
Bondowoso
21. K.H. Sayyid Ali Bafaqih - pendiri Pondok Pesantren Loloan Barat, Bali
Gayam, Madura
K.H. As'ad Samsul Arifin, Bung Karno meski tidak resmi sebagai murid
hasrat dan niat dan nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikannya. Tujuan
pendidikan budi pekerti atau akhlak merupakan jiwa pendidikan Islam yang
Konsep dan gagasan K.H Abdurrahman Wahid tentang pendidikan Islam secara
aspek pendidikan pesantren, mulai dai visi, misi, tujuan, kurikulum, manajemen
zaman era globalisasi. Meski demikian, menurut Gus Dur, pesantren juga harus
91
arti tidak larut sepenuhnya dengan modernisasi, tetapi mengambil sesuatu yang
Gus Dur pada sikap optimismenya bahwa pesantren dengan ciri-ciri dasarnya
dalam wacana keagamaan, tetapi juga dalam setting sosial budaya, bahkan politik
Konsep pendidikan Gus Dur ini adalah konsep pendidikan yang didasarkan pada
didik menjadi manusia yang utuh, mandiri dan bebas dari belenggu penindasan.
Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur merupakan sebuah kombinasi antara
pemikiran pendidikan Islam tradisional dan pemikiran Islam yang diadopsi oleh
2. Tujuan Pendidikan
mutlak adanya. Hal itu karena pendidikan Islam adalah wahana untuk
bertujuan sesuai dengan hakikat pencitaan manusia, yaitu untuk menjadi hamba
manusia menuju aktif (pendewasaan), baik secara akal, mental, maupun moral,
dihadapan Sang Pencipta dan sebagai pemelihara (khalifah) pada semesta. Dengan
demikian tujuan akhir pendidikan Islam adalah sebagai proses pembentukan diri
3. Kurikulum Pembelajaran
inovatif tidak harus bersifat doktrinal yang kadang kala tidak sesuai dengan
potensi peserta didik, sehingga akan menyebabkan kurangnya daya kritis terhadap
Wahid, diantaranya:
karakter peserta didik pembekalan ketrampilan, agar setelah lulus mereka tidak
building).
Oleh sebab itu, kurikulum pendidikan Islam perspektif Gus Dur, haruslah sesuai
demokratis dan dialogis antara murid dan guru. Maka, tidak bisa dipungkiri,
pembelajaran aktif, kreatif, dan objektif akan mengarahkan peserta didik mampu
bersifat kritis dan selalu bertanya sepanjang hayat. Sehingga kurikulum tersebut
4. Metode pembelajaran
Salah satu metode pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur, yaitu pendidikan
pesantren harus mampu merangsang kemampuan berfikir kritis, sikap kreatif dan
94
juga merangsang peserta didik untuk bertanya sepanjang hayat. Ia menolak sistem
pembelajaran doktiner yang akhirnya hanya akan membunuh daya eksplorasi anak
didik.
5. Konsep pendidik
Menurut Gus Dur, pendidik harus memiliki perpaduan antara corak kharismatik
dan corak yang demokratis, terbuka dan menerapkan manajemen modern. Guru
Peserta didik dituntut untuk selalu berfikir kritis terhadap problem yang terjadi
disekitarnya dan selalu bertanya tentang berbagai hal sepanjang hayatnya guna
menghadapi suatu problem yang dihadapi. Selain itu, peserta didik juga
penekanan Gus Dur pada proses pendidikan adalah pada aspek afektif dan
psikomotorik.
7. Evaluasi Pembelajaran
yang berorientasi proses (process oriented) yaitu, proses lebih penting daripada
hasil. Pendidikan harus berjalan diatas rel ilmu pengetahuan yang substantif. Oleh
karena itu, budaya pada dunia pendidikan yang berorientasi hasil (formalitas),
seperti mengejar gelar atau title dikalangan praktisi pendidikan dan pendidik.
95
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan bahwa :
keilmuan.
B. Saran
dari biografi para tokoh , hal ini tentunya jauh dari kesempurnaan.
mendatang.
97
DAFTAR PUSTAKA
https://www.biografiku.com/2012/10/biografi-kh-hasyim-ashari-pendiri.html
http://muhammadiyahstudies.blogspot.co.id/2009/12/biografi-singkat-1869-1923-
kh-ahmad.html
Abu Bakar bin Ahmad bin Husein bin Muhammad bin Husein.1997. Al Dalil al
Musyir. (Makkah:al-Maktabah al-Makiyah).
98