Oleh: Kelompok 12
Gunadi Anto (21420111302)
Riyan Budiyanto (21420111310)
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TAKENGON
TAHUN 2023
2
KATA PENGANTAR
Penyusu
KATA PENGANTAR
Penyusu
KATA PENGANTAR
Penyusu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam Kyai.Ahmad Dahlan” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Dalam kesempatan ini kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami yang terhormat Bapak Dr.
Zulkarnain, M.Ag. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
4
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini mampu menambah
pengetahuan untuk kita.
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi bangsa indonesia nama Kiai Haji Ahmad Dahlan bukan
merupakan nama yang asing. Mereka mengenal beliau dalam hubungan dengan
kegiatannya selama hayatnya. Anak sekolah tingkat sekolah dasar, menengah,
sampai mahasiswa di perguruan tinggi niscaya tidak akan susah menjawabnya
apabila ditanyakan tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan.
Mereka mengenal nama Kiai Haji Ahmad Dahlan dari buku plajaran
sejarah dan ilmu pengetahuan sosial. juga dari buku pendidikan dan agama, lebih-
5
lebih pada topik tentang kebangkitan Islam diIndonesia. Dibanyak kota di tanah
air terdapat jalan yang mengunakan nama KH Ahmad Dahlan.
Perjuangan KH Ahmad Dahlan tidak dapt dipisahkan dari perserikatan
Muhamadiyah yang sudah tersebar di pelosok tanah air. Kurun waktu dimana KH
Ahmad Dahlan hidup dan berjuang merupakan episode sejarah yang sungguh
besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan sejarah bangsa
Indonesia.
Sejarah kesuksesan KH. Ahmad Dahlan dalam menitik karier
perjuangan sehingga namanya harum dimana-mana,telah menarik perhatian untuk
lebih mengenal lebih jauh KH. Ahmad Dahlan khususnya dalam latar belakang
kehidupan, pemikiran dan perjuangan beliau.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas, maka kami merumuskan sebuah
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang kehidupan KH. Ahmad Dahlan
2. Bagaimana pemikiran KH. Ahmad Dahlan
3. Bagaimana perjuangan KH. Ahmad Dahlan
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan KH. Ahmad Dahlan
2. Untuk mengetahui pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan perjuangannya
BAB II
PEMBAHASAN
Siti Aminah Binti Kyai Haji Ibrahim, penghulu besar di Yogyakarta. Dalam
sumber lain Muhammad Darwis dilahirkan pada tahun 1869.2
Muhammad Darwis adalah anak ke empat dari tujuh bersaudara dari
KH. Abu Bakar.3 Adapun saudara Muhammad Darwis menurut urutannya
adalah: (1) Nyai Chatib Arum, (2) Nyai Muhsinah (Nyai Nur), (3) Nyai H.
Sholeh, (4) M. Darwis (K.H.A. Dahlan), (5) Nyai Abdurrahman, (6) Nyai H.
Muhammad Fekih (Ibu H. Ahmad Badawi), dan (7) Muhammad Basir.4
Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq,
Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman,
dukungan dari berbagai pihak, pada 18 November 1912 KH. Ahmad Dahlan
mendirikan Muhammadiyah.
Berdirinya Muhammadiyah di Minangkabau tahun 1925
membuat sekolah-sekolah agama semakin banyak jumlahnya. Bahkan,
Muhammadiyah memiliki paling banyak sekolah-sekolah agama di antara
organisasi-organisasi sosial keagamaan yang mempunyai sekolah agama.
Muhammadiyah tercatat memiliki jumlah sekolah sebanyak 122 sekolah
dengan jumlah murid sebanyak 5.835 orang. 19
2.Pemikiran Sosial Keislaman
Sosial keislaman yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan diawali
dengan mengajar di Kweek School (sekolah raja) di Yogyakarta, dan
Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren, sebuah sekolah untuk
pegawai pribumi di Magelang. Ia juga menjadi khatib tetap di masjid
Agung. Pamornya segera terlihat karena kepiawaiannya berdakwah,
berwawasan luas, dan jujur. Itu sebabnya pihak keraton Yogyakarta
memberinya gelar Khatib Amin.
KH. Ahmad Dahlan terus menerus memikirkan lingkungan yang
dinilainya masih perlu banyak perbaikan di sana-sini. Salah satunya dalah
tentang arah kiblat di masjid-masjid Yogyakarta, termasuk pula masjid
keraton. Hal itu karena masjid keraton yang menjadi barometer, maka arah
kiblat di masjid ini yang pertama kali dilakukan perubahan arah kiblatnya.
Tetapi KH. Ahmad Dahlan tidak mau mengubahnya secara dadakan.
Ia lebih menekankan adanya dialog untuk meyakinkan sasaran dakwahnya,
atau orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Pada 1898 ia mengundang
para ulama dari Yogyakarta dan sekitarnya untuk mendiskusikan masalah
arah kiblat shalat. Di sini terjadi pro dan kontra, namun akhir dialog tersebut
tidak membuahkan kesepakatan.
Kemudian KH. Ahmad Dahlan membawa masalah ini ke Kepala
Penghulu Keraton yang waktu itu dijabat oleh KH. Muhammad Chalil
19
20 Shalahuddin Hamid dan Iskandar Ahza, Seratus Tokoh Islam yang Paling
Berpengaruh di Indonesia, (Jakarta; Intimedia Ciptanusantara, 2003), hlm. 22
13
21 Abdul Munir Mulkan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam
Perspektif Perubahan Sosial. (Cet.I; Jakarta: Bumi Aksara, 1990) h.10
22 Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia (Cet I: PT. Raja
Grafindo Persada, 2001) h. 11-17
23 Sistem ABOGE, yaitu sistem perhitungan Jawa, yang menggabungkan tiga kata, A-alif
(huruf pertama Hijaiyah) , BO-Rebo (nama hari Jawa) GE-Wage (pasaran hari Jawa).
24 Weinata Sairin, Gerakan Pembaruan Muhammadiyah, (Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, 1995), hlm. 44-50
14
KH. Ahmad Dahlan sendiri memiliki tekad dan semangat yang tak
kunjung padam. Untuk menjaga agar tak gentar menghadapi tantangan,
diantaranya beliau menulis hadis Nabi di tembok rumahnya yang artinya:
“Niscaya orang yang berpegang pada sunnahku ketika umatku telah rusak, ibarat
seseorang menggenggam bara api”. Dan dibawahnya diberi catatan komentar
sebagai berikut : “Karena tidak ada yang mendukung untuk menyutujuinya”.
Begitulah kekerasan dan keyakinan dalam berjuang menegakkan dan menyiarkan
agama Islam, sehingga pada akhirnya berhasil menanamkan jiwa dan amalan
agama yang bersih dan lurus sebagaimana yang ditentukan oleh al-Quran dan As-
Sunnah. 25
Kedalaman ilmu yang dimiliki KH. Ahmad Dahlan merupakan
pemicu timbulnya bentuk keprihatinan yang sangat tinggi terhadap masyarakat
disekitarnya, sehingga membuahkan pemikiran-pemikiran untuk melakukan
perubahan dalam bentuk pembaharuan Islam dengan segala keyakinannya yang
kuat untuk melakukan perjuangan.
Pemikiran dan perjuangan KH. Ahmad Dahlan lahir dari pembacaan
realitas kehidupan masyarakat atau kondisi sosial, politik dan ekonomi pada masa
itu, antara lain:
1. Kehidupan keberagamaan memperihatinkan, dalam kepercayaan
tercampur churafat, dalam ibadah banyak bercampur bid’ah, pemahaman
agama sempit, pola pikirnya taklid.
2. Pendidikan terbelakang, anak-anak yang dapat memasuki sekolah
hanyalah anak-anak bangsawan dan orang-orang berpangkat.
3. Anak-anak muda kurang mendapat perhatian.
4. Perekonomian lemah, bangsa indonesia menjadi bangsa yang terjajah.
5. Kegiatan Nasranisasi sangat menonjol, kegiatan dakwah sangat lemah
dan umat islam menjadi umat kelas bawah.
25
Musthafa kemal Pasha dan Ahmad Adaby Darba, Muhammadiyah sebagai Gerakan
Islam, (Cet. II. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2002), hlm. 139
15
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Press
Mulkan, Abdul Munir, 1990. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah
dalam Perspektif Perubahan Sosial.Cet.I; Jakarta: Bumi Aksara
Nata, Abuddin, 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia (Cet I: PT.
Raja Grafindo Persada
Shalahuddin Hamid dan Iskandar Ahza, 2003. Seratus Tokoh Islam yang Paling
Berpengaruh di Indonesia, Jakarta; Intimedia Ciptanusantara