Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Kemuhammadiyahan yang diampu oleh dosen pengampu:
Imam Hanafi,S.S.,M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelas : A Kelompok : 2
Makalah yang berjudul “KH Ahmad Dahlan” berisi tentang nasab KH. Ahmad Dahlan,
Biografi KH. Ahmad Dahlan, pemikiran KH. Ahmad Dahlan, kepribadian KH. Ahmad
Dahlan, dan tokoh-tokoh KH. Ahmad Dahlan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai nasab KH. Ahmad Dahlan, Biografi KH. Ahmad Dahlan,
pemikiran KH. Ahmad Dahlan, kepribadian KH. Ahmad Dahlan, dan tokoh-tokoh KH.
Ahmad Dahlan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat, mengingat tidak ada yang sempurna
tanpa adanya saran yang mendukung.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Nasab KH Ahmad Dahlan...............................................................................................4
B. Biografi KH Ahmad Dahlan...........................................................................................5
C. Pemikiran KH Ahmad Dahlan........................................................................................7
D. Kepribadian KH Ahamad Dahlan.................................................................................12
E. Tokoh-tokoh awal Muhammadiyah..............................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan topi tadi sebagai haram. Oleh karena penduduk pribumi, yang mengenal eratnya
hubungan agama dengan pemerintahan, setelah masuk Kristen, akan menjadi warga
yang loyal lahir dan batin bagi kompeni, sebutan yang di berikan kepada administrasi
Belanda. Politik Kolonial Belanda mempunyai kepentingan terhadap penyebaran
agama Kristen di Indonesia. Berbagai macam tantangan saat ini bagi umat Islam
ketika sekolah dan rumah sakit didirikan sebagai alat bagi misi Kristenisasi.
Perjuangan Organisasi Muhammadiyah sebagai Organisasi sosial Islam untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia telah dirintis sejak 18 November 1912
oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan, didirikan di Yogyakarta atas saran yang di ajukan oleh
murid- muridnya dan beberapa orang anggota Budi Utomo.
Organisasi ini didirikan dengan tujuan “ menyebarkan pengajaran kanjeng
Nabi Muhammad S.A.W kepada penduduk bumi putera” dan memajukan hal agama
Islam kepada anggota-anggotanya. Untuk mencapai kemajuan organisasi dengan cara
mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, PKU (Penolong Kesengsaraan Umum),
mendirikan Rumah Yatim Piatu, mendirikan organisasi wanita yang bernama
Sopotrisno menjadi Aisyiyah, rapat – rapat dan tabligh yang membicarakan masalah-
masalah Islam dan mendirikan wakaf dan membangun masjid-masjid serta penerbitan
buku – buku, brosur-brosur, surat-surat kabar dan majalan-majalah. Keberhasilah
organisasi ini tidak lepas dari biografi Kyai Haji Ahmad Dahlan yang memiliki
pribadi yang kuat dan caranya berpropaganda dengan memperlihatkan toleransi dan
mengenalkan pembaharuan di Mesir sehingga dengan organisasi Muhammadiyah
sebagai jalan untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran pembaharuan – pembaharuan
tersebut di Indonesia. Salah satu semboyan dari kyai Haji Ahmad Dahlan “jangan cari
penghasilan di Muhammadiyah, tetapi hidup – hidupilah Muhammadiyah”. Inilah
yang akan di teliti apakan realisasi semboyan ini masih berlaku bagi anggotanya dan
bagaimana mencapai kesejahteraan keluargannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka,rumusan masalah dalam penelitian
ini dapat diuraikan sebagai berikut :
2
5. Bagaimana Tokoh-tokoh awal Muhammadiyah
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Nasab KH Ahmad Dahlan
2. Untuk mengetahui Biografi KH Ahmad Dahlan
3. Untuk mengetahui Pemikiran KH Ahmad Dahlan
4. Untuk mengetahui Kepribadian KH Ahamad Dahlan
5. Untuk mengetahui Tokoh-tokoh awal Muhammadiyah
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
22. Sayyid Syaikh Jumadil Qubro/ Jamaluddin Akbar Al-Khan bin
23. Sayyid Maulana Malik Ibrahim Asmoroqandi / Syech Samsu Tamres bin
24. Adipati Andayaningrat / Kyai Ageng Penging Sepuh / Syarif Muhammad
Kebungsuan II
25. Kyai Ageng Kebo Kanigoro bergelar Kyai Ageng Banyu Biru bergelar Kyai
Ageng Gribig I bergelar Sunan Geseng
26. Ki Ageng Gribig II .
27. Ki Ageng Gribig III / Kyai Getayu
28. Ki Ageng Gribig IV
29. Ki Demang Juru Sapisan
30. Ki Demang Juru Kapindo
31. Kyai Ilyas
32. Kyai Murthada
33. KH. Muhammad Sulaiman
34. KH. Abu Bakar
35. KH Ahmad Dahlan Pendiri PP Muhammadiyah.
Mungkin ada penyesuaian lagi jika ada nasab yang ditemukan dari sumber
yang lebih tua lagi. Data Silsilah Nasab KH Ahmad Dahlan diatas merujuk catatan
kuno Pangeran Kajoran tahun 1677 yang menyebutkan bahwa Kyai Ageng Gribig Jati
Anom bernama lain Sunan Geseng murid dari Sunan Kalijaga dan Syech Siti Jenar
serta menantu dari Sunan Pandanaran II beliau lebih di kenal dengan sebutan Kyai
Ageng Kebo Kanigoro dari Pajang. Pada jaman dulu jamak satu orang mengunakan
beberapa nama penyamaran untuk menyembunyikan jati diri mereka atau menghindar
dari kejaran tentara Demak Bintaro.
5
Ahmad Dahlan bernama K.H. Abu Bakar bin K.H. Sulaiman, seorang ulama dan
khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Ibunya bernama Siti Aminah Putri
dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
pada masa itu. Kampung Kauman sebagai tempat kelahiran dan tempat Muhammad
Darwis dibesarkan dengan demikian merupakan lingkungan keagamaan yang sangat
kuat, yang berpengaruh besar dalam perjalanan hidup Muhammad Darwis di
kemudian hari. Kauman kemudian secara popular menjadi nama dari setiap daerah
yang berdekatan letaknya dengan masjid. Suasana kampung Kauman yang sangat anti
penjajah tidak memungkinkan Muhammad Darwis memasuki sekolah yang dikelola
oleh pemerintah jajahan. Pada waktu itu siapa yang memasuki sekolah Gubernemen,
yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah jajahan, dianggap kafir atau
Kristen. Sebab itu, Muhammad Darwis tidak menuntut ilmu pada sekolah
Gubernemen, ia mendapat Pendidikan, khususnya Pendidikan keagamaan dari
ayahnya sendiri (Weinata, 1995: 37-39).
6
ketika ia bermukim di mekkah selama 5 tahun untuk menuntut ilmu agama pada tahun
1888 dan pada tahun 1903 selama 3 tahun sekembalinya ke kampung. Dalam
kegiatannya menimba ilmu agama di mekkah K.H. Ahmad Dahlan banyak belajar
bersama Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Ide pembaharuan Pendidikan
Islam pula banyak dipengaruhi utamanya pemikiran tokoh-tokoh pembaharuan Islam
timur tengah, diantaranya ialah Jamaludin al-Afgani (1838-1897), Muhammad Abduh
(1849-1905), dan Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935) melalui kitab-kitabya.
Pemikiran mengenai pentinganya kemurnian ajaran Islam telah dirintis oleh para
tokoh terdahulu seperti Ibnu Taimiyah yang mendorong pentingnya untuk kembali
kepada sumber Islam yang asli, yaitu Al-Quran dan Sunnah.
7
mempengaruhi pemikiran K.H. Ahmad Dahlan untuk melaksanakan kegiatan
pembaruan di Indonesia.
8
ditegaskan bahwa bagi Muhammad Abduh tidak cukup hanya kembali kepada
ajaran-ajaran asli itu, seabagai yang dianjurkan oleh Muhammad Abd al Wahab.
Karena zaman dan suasana umat Islam sekarang telah jauh berubah dari zaman
dan suasana umat Islam zaman klasik, ajaran-ajaran asli itu perlu disesuaikan
dengan keadaan modern sekarang. Penyesuaian itu, menurut Muhammad Abduh
dapat dijalankan. Paham Ibn Taimiyah bahwa ajaran-ajaran Islam terbagi dalam
dua kategori, ibadat dan muamalat (hidup kemasyarakatan manusia) diambil dan
ditonjolkan Muhammad Abduh. Ia melihat bahwa ajaran-ajaran yang terdapat
dalam al-quran dan hadist mengenai ibadat bersifat tegas, jelas dan terperinci.
Sebaliknya ajaran-ajaran mengenai hidup kemasyarakatan umat hanya merupakan
dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum yang tidak terperinci. Seterusnya ia melihat
bahwa ajaran-ajaran yang terdapat dalam al-quran dan hadist mengenai soal-soal
kemasyarakatan itu hanya sedikit jumlahnya.Karena prinsip-prinsip itu bersifat
umum tanpa perincian, Muhammad Abduh berpendapat bahwa semua itu dapat
disesuaikan dengan tuntutan zaman (Harun, 2003: 54).
3. Rasyid Ridha (1865-1935)
Rasyid Ridha adalah murid Muhammad Abduh, ia lahir pada tahun 1865
di al-Qalamun suatu desa di Lebanon. Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide
pembaharuan itu ketika masih berada di syiria, tetapi usaha-usahanya mendapat
tantangan dari pihak kerajaan usmani. Ia mereasa terikat dan tidak bebas dan oleh
karena itu memutuskan pindah ke Mesir, dekat dengan Muhamamd Abduh . pada
bulan Januari 1898 ia sampai di negeri gurunya ini. Beberapa bulan kemudian ia
mulai menerbitkan majalah yang termasyhur, al-Manar. Di dalam nomor pertama
dijelaskan bahwa tujuan al-Manar sama dengan tujuan al-Urwah al-Wusqa, antara
lain, mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, sosial, dan ekonomi,
memberantas takhyul dan bidah-bidah yang masuk kedalam tubuh Islam,
menghilangkan paham fatalism yang terdapat dalam kalangan umat Islam, serta
paham-paham salah yang dibawa terekat-tarekat tasawuf, meningkatkan mutu
Pendidikan dan membelaumat Islam terhadap permainan politik negara-negara
barat (Harun, 2003: 60-61). Rasyid Ridha memfokuskan perhatiannya
mengadakan modernisasi di bidang hukum Islam dengan mengedepankan
supremasi al-Quran dan Sunnah. Rasyid Ridha berpendapat bahwa umat Islam
mundur karena tidak lagi menganut ajaran Islam yang sebenarnya. Maryam
9
Jameelah sebagaimana dikutip oleh Sumper Mulia Harahap (2014) mengatakan
bahwa ada empat point yang diperjuangkan Rasyid Ridha dalam wacana
modernisme Islam yaitu 1) Pemurnian (purifikasi) ajaran Islam dari pengaruh-
pengaruh menyimpang, khususnya terhadap ajaran-ajaran sufisme dan tarekat
yang sesat; 2) Reformasi Pendidikan tinggi Islam sesuai dengan tantangan zaman
modern; 3) Reinterpretasi doktrin Islam menurut pemahaman modern dan; 4)
mempertahankan integritas dunia Islam dari rongrongan Barat (Sumper, 2014:
259).
1. Gagasan dan pokok-pokok pikiran tidak akan dilakukan oleh orang perorang,
karena itu perlu mendirikan sebuah wadah, yakni organisasi yang diberi nama
“Muhammaduyah”. Ide mendirikan organisasi sebagai wadah peruangan
bukanlah tanpa alasan, ia telah lama melakukan kajian terhadap ayat al-Quran
surah Ali Imran ayat 104 yang berbunyi :
10
2. Arah kiblat yang digunakan umat islam Indonesia yang mengarah lurus ke
Barat adalah sesuatu yang keliru. Itu beraryi sholat umat islam Indonesia
mengarah persis ke Afrika, karena itu arah kiblat umat islam Indoneisia perlu
diubah menjadi menjadi miring sedikit ke kanan (dialog dalam film Sang
Pencerah).
3. Islam tidak hanya dipahami secara kognitif semata, tetapi ada kewajiban untuk
menerjemahkan kedalam bentuk aksi sosial sebagai wujud perbaikan
masyarakat. Dalam bahasa sekarang, seseorang yang mendalami islam tidak
hanya dituntut mempunyai kesalehan individual semata, tetapi juga perlu
memiliki kesalhean sosial yang justru meruakan suatu keharusan untuk
dilakukan sebagai bukti kedalaman iman yang dimilikinya (Tamimi, 1990: 4).
4. Pemahaman terhadap kedua sumber ajaram islam perlu penggunaan akal dan
hati menajdi sesuatu yang tidak bisa ditolak. Dengan cara demikian, akan
ditemukan islam yang sebenar-benarnya (Timimi, 1990: 6).
5. Kebenaran al-Quran itu sesuai dan pararel dengan kebenaran sosial dan
natural. Kebenaran ilmu pengetahuan tekonologi dan kebenaran tafsir atas teks
dilihat dari fungsi pragmatis menguah sejarah ke arah lebih baik dan adil
(Mulkhan, 2010: 146).
6. Untuk mewujudkan obsesi masa depan islam Indonesia, ia berpendapat
perluna rekrontuksi menyeluruh atas etos kerja, keilmuan sampai metodologi
pemahaman islam yang tepat (Hidayat, dkk, 2010: 37).
7. Bahwa islam yang dianut umat terkesan berwajah terbelakang, bodoh dan
miskin. Padahal, islam adalah agama yang hidup, dinamis dan menggerakkan
kehidupan, bukan agama yang mati dan statis. Hal ini terjadi karena islam
tidak dikembalikan secara langsung pada sumbernya yang murni, yakni al-
quran dan as-sunnah, dan diahami dengan menggunakan akal fikiran yang
sehat melalui ijtihad, untuk kemudian ditransformasikan ke dalam relitas ke
kehidupan para pemeluknya (Nashir, 2000:3-4).
Pemikiran-pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang dikemukakan tersebut, masih
merupakan bagian kecil ide dan gagasannya. Namun, bila menganalisis lebih jauh dari
aktivitas dan gerakan yang dilakukannya, secara lebih jauh, maka kita menemukan
banyak ide dan pemikirannya yang dapat dijadikan pelajaran. Mulkhan (2007: 84-85)
mengungkapkan bahwa dari kajian kritis terhadap perilaku dan pemikiran KH.
Ahmad Dahlan, diteukan beberapa hal penting, antara lain :
11
1. Iman bukan sekedar kesaksian lisan dalam ucapan kalimat syahadat, tetapi juga
sekaligus tindakan atau amal saleh dan aksi sosial.
2. Kesalehan atau amal saleh bukan sekedae memnuhi aturan fiqh, tetapi
membebaskan manusia dari penyakit fisik dan mental, kemiskinan, ketakutan,
ketindasan dan kebodohan.
3. Mengembangkan kesalehan personal menjadi gerakan kesalehan sosial untuk
tujuan-tujuan antara lain meningkatkan kesejahteraan sosial dan menghikangkan
kesenjangan sosial.
4. Menjadikan organisasi dan manajemen modern sebagai alat dan media kegiatan
ibadah dan amal saleh.
5. Berpikir dengan akal sehat didalam oengembangan ilmu pngetahuan dan teknologi
(iptek) adalah tindakan ihsan sebagai realisis ibadah, iman dan amal shaleh.
6. Terus- menerus memperbarui pemahaman terhadap al-quran (dan sunnah) secara
kritis dengan menggunakan akal.
Kecintaan ilmu KH. Ahmad Dahlan juga dapat dilihat pada masa beliau
berada di Makkah pada saat melaksanakan ibadah haji. Selain melaksanakan
ibadah haji, KH. Ahmad Dahlan belajar ilmu agama islam. Selain dipandang
sebagai tempat munculnya agama islam dan negeri yang penuh mengandung
riwayat perjuangan agama, sejak Nabi Ibrahim sampai Nabi Muhammad, di
Makkah banyak juga ulama besar dari berbagai bangsa dan khususnya ulama
12
bangsa Indonesia yang telah menetap disana. Berbekal ilmu yang didapat ketika di
Indonesia dan ditambah belajar pada para ulama di Makkah maka bertambahlah
ilmu pengetahuannya. Sepulang dari Makkah, beliau membantu memberi
pelajaran kepada murid-murid ayahnya yang belajar di waktu siang (ba’da dsuhur)
dan sore (ba’da maghrib dan isya’). Beliau sering diberi tugas oleh ayahnya (KH
Abu Bakar) untuk mengajar, kecuali pengajian sore ba’da ashar yang sepenuhnya
masih diasuh ayahnya.
Siang itu di tahun 1921, KH. Ahmad Dahlan tiba-tiba memukul kentongan
yang ada dirumahnya. Kentongan dipukulnya keras-keras suaya warga datang dan
berkumpul di rumahnya. Tidak lama kemudian warga Kauman berdatangan. Saat
warga sudah berkumpul beliau pun kemudian berpidato. Beliau menceritakan
bahwa uang kas Muhammadiyah kosong. Padahal, Muhammadiah memerlukan
uang untuk membayar gaji guru dan karyawan. KH. Ahmad Dahlan kemudia
ingin melelang barang-barang yang ada dirumahnya. Pakaian, lemari, kursi
bahkan lampu-lampunya juga dilelang. Uangnya akan digunakan untuk membayar
gaji guru dan membiayai sekolah atau madrasah Muhammadiyah. Mendengar
13
kenginanan KH. Ahmad Dahlan tersebut, warga kaget. Seketika itu, beberapa
warga Kauman yang kaya dan menjadi pengusaha maupun juragan segera berebut
dalam lelang barang milik KH. Ahmad Dahlan. Barang pribadi dan perlengkapan
rumah tangga milik KH. Ahmad Dahlan dalam waktu singkat habis terlelang.
Begitu semua sudah terlelangm warga Kauman yang hadir segera meninggalkan
rumah KH. Ahmad Dahlan tanpa membawa satu pun barang yang dibeli. KH.
Ahmad Dahlan bingung, lalu ditanyakanlah kepada para peserta lelang : saudara-
saudara silahkan barang yang sudah dilelang ini dibawa pulang, atau jika
sesusahan akan saya antar kerumah masing-masing. Para pemenang lelang lalu
menjawab :tidak usah, semua barang yang dilelang kami serahkan kembali kepada
KH. Ahmad Dahlan. Lalu uang hasil lelang in bagaimana kalau semua barangnya
dikembalikan kepada saya? Gunakan saja uangnya untuk Muhammadiyah. Tadi
KH. Ahmad Dahlan bilang bahwa Muhammadiyah membutuhkan uang untuk
menggaji guru, karyawan dan membiayai sekolh atau madrasah milik
Muhammadiyah. Dari kisah itu kita semua dapat mengamambil nilai kebaikan
bahwa KH. Ahmad Dahlan duka berderma dan menolong sesama. Bahkan untuk
kepentingan umum, beliau rela mengorbankan harta benda miliknya. Semoga kita
dapat meneladani sikap KH. Ahmad Dahlan.
14
manusia. Khurafat lebih dekat kepada syirik, sehingga dapat berbahaya dalam
akidah seseoraang.
15
Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang meyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali Imran: 104).
16
Berikut daftar ketua yang memimpin Muhammadiyah dari masa ke masa:
17
PENUTUP
A. Kesimpulan
K.H. Ahmad Dahlan memiliki nama kecil Muhammad Darwis, ia lahir dari
sebuah keluarga muslim di Kauman Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Sebutan K.H.
Ahmad Dahlan itu sendiri didapatkan saat setelah sekembalinya menunaikan ibadah
haji dari Mekkah. K.H. Ahmad Dahlan merupakan anak ke empat dari tujuh
bersaudara, ia merupakan keturunan ke duabelas dari Maulana Malik Ibrahim,salah
satu seorang walisongo dalam penyebaran agama Islam ditanah Jawa. Ayah K.H.
Ahmad Dahlan bernama K.H. Abu Bakar bin K.H. Sulaiman, seorang ulama dan
khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Ibunya bernama Siti Aminah Putri
dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
pada masa itu. Kampung Kauman sebagai tempat kelahiran dan tempat Muhammad
Darwis dibesarkan dengan demikian merupakan lingkungan keagamaan yang sangat
kuat, yang berpengaruh besar dalam perjalanan hidup Muhammad Darwis di
kemudian hari. Kauman kemudian secara popular menjadi nama dari setiap daerah
yang berdekatan letaknya dengan masjid. Suasana kampung Kauman yang sangat anti
penjajah tidak memungkinkan Muhammad Darwis memasuki sekolah yang dikelola
oleh pemerintah jajahan. Nasab dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya
keturunan terutama keturunan dari pihak bapak. Inilah silsilah nasab KH Ahmad
Dahlan :
18
DAFTAR PUSTAKA
Arofah, S. (2016). Gagasan Dasar dan Pemikiran Pendidikan Islam KH Ahmad Dahlan.
Tajdida: Jurnal Pemikirandan Gerakan Muhammadiyah, 13(2), 114-124.
Pasha dan Darban. (2005). Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta : CKM.
Sjoeja’, M. dalam Saifullah dan Musta’in. 1990. K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah
Versi Baru (Manuskrip).
Tamimi, M. Djindar. (1990). Muhammadiyah, Sejarah, Pemikiran, dan Amal Usaha. Malang:
UMM Press.
19