BLOK KMB 3
Oleh :
KELOMPOK 7
1. SHOLIKHATUL MASFUFAH 201610420311101
2. MUH. FAJAR 201610420311102
3. LARAS SETYOWATI 201610420311103
4. VINDA PURNAMAWATI 201610420311104
5. AULIA SAGITA APRIANTI 201610420311105
6. NIA DWI FEBRIANTI 201610420311106
7. ALFIANI RAHMI PUTRI 201610420311107
8. VIDYA ANANDA EKOWATI. J 201610420311108
9. NADHIRATUL LAYLI. I.K 201610420311109
10. SYABUDDIN 201610420311110
11. MARNI 201610420311111
12. ULFA NUR AFIFAH SYUHADAK 201610420311112
13. KARTIKA DWI AYU. U 201610420311113
14. FAUZIAH NURAISAH 201610420311114
15. VEBBY ASTRIA P.Y 201610420311115
16. YULI PURNIAWATI 201610420311116
17. M. ALI FIKRI 201610420311117
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pada,
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan proposal Project
Based Learning “Perawatan Luka Bakar”.
Laporan mini proposal ini telah kami susun sesuai petunjuk dari Bapak/i Dosen yang
terhormat dan juga mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan mini proposal ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
laporan makalah mini proposal ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan makalah mini proposal ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
iii
DAFTAR ISI
1
BAB I PENDAHULUAN
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik
dirumah, tempat kerja bahkan di jalan atau tempat-tempat lain. Penyebab luka bakar pun
bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas bahkan bahan kimia, aliran listrik, dan
lain-lain. Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain mencegah infeksi dan
memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berpoliferasi dan menutup permukaan
luka (Sangadji, Wullur, & Bodhi, 2018).
Penyebab luka bakar selain karena api (secara langsung ataupun tidak langsung),
juga karena pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar
karena api atau akibat tidak langsung dari api (misalnya tersiram panas) banyak terjadi
pada kecelakaan rumah tangga. Luka bakar dapat menyebabkan kerusakan dan
peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler, kerusakan jaringan kulit, dalam keadaan
yang parah dapat menyebabkan gangguan serius pada paruparu, ginjal, dan hati
(Nurihardiyanti, 2016).
2
1.2. Tujuan Penulisan
Setelah dibuat produk PJBL yang berupa SOP, sasaran kami, yaitu perawat,
tenaga kesehatan dan pasien dewasa atau lanjut usia dengan luka bakar di rumah sakit. Dan
seluruh mahasiswa diharapkan:
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Luka yang disebabkan oleh luka bakar dianggap sebagai salah satu bentuk
cedera kulit yang paling mengerikan. Setelah luka bakar, permukaan kulit menjadi
rentan terhadap mikroba karena hilangnya pelindung kulit, yang dapat menyebabkan
infeksi sepsis dan mikroba (Barkat, Harshita, Pottoo, Singh, & Ahmad, 2018).
1) Luka bakar superficial (grade I) hanya sedalam epidermis. Kulit hiperemik berupa
eritema, sedikit edema, tidak dijumpai bula, dan terasa nyeri akibat ujung saraf
sensoris teriritasi. Pada hari keempat paska paparan sering dijumpai deskuamasi.
Salep antibiotika dan pelembab kulit dapat diberikan dan tidak memerlukan
pembalutan (Barnes, 2014).
2) Luka bakar partial-thickness (grade II) terbagi menjadi 2 tipe :
a) Superficial partial-thickness (grade IIA) luka bakar tipe ini kedalamannya
meliputi epidermis dan bagian atas dermis. Kulit tampak kemerahan, edema,
dan terasa lebih nyeri daripada luka bakar derajat I. luka sangat sensitif dan
akan lebih pucat jika kena tekanan. Masih dapat ditemukan folikel rambut,
kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea. Penyembuhan terjadi secara spontan
dalam 10-14 hari tanpa sikatrik, namun warna kulit sering tidak sama dengan
sebelumnya. Perawatan luka dengan pembalutan, salep antibiotika perlu
dilakukan tiap hari. Penutup luka sementara (xenograft, allograft atau dengan
bahan sintetis) dapat diberikan sebagai pengganti pembalutan.
b) Deep partial-thickness (grade IIB) luka bakar tipe ini adalah meliputi
epidermis dan sebagian dermis. Bula sering ditemukan dengan dasar luka
eritema yang basah. Permukaan luka berbecak merah dan sebagian putih
karena variasi vaskularisasi. Luka terasa nyeri, namun tidak sehebat derajat II
dangkal. Folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea tinggal
sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama, sekitar 3-9 minggu dan
4
meninggalkan jaringan parut. Selain pembalutan dapat juga diberikan penutup
luka sementara (xenograft, allograft atau dengan bahan sintetis).
(Barnes, 2014; Putri & Asparini, 2018).
3) Luka bakar fullthickness (grade III) kedalamannya meliputi epidermis dan dermis
(Putri & Asparini, 2018).
1) Superfisial (derajat 1)
2) Superfisial – Kedalaman Partial (Partial Thickness)
3) Dalam – Kedalaman Partial (Deep Partial Thickness)
4) Kedalaman Penuh (Full Thickness)
5) Subdermal b. Luas luka bakar Terdapat beberapa metode untuk menentukan
luas luka bakar meliputi :
a) Rule of nine,
b) Lund and Browder, dan
c) Hand palm. Ukuran luka bakar dapat ditentukan dengan menggunakan
salah satu dari metode tersebut. Ukuran luka bakar ditentukan dengan
prosentase dari permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Akurasi dari
perhitungan bervariasi menurut metode yang digunakan dan
pengalaman seseorang dalam menentukan luas luka bakar.
Lokasi luka bakar (bagian tubuh yang terkena) Berat ringannya luka bakar
dipengaruhi pula oleh lokasi luka bakar. Luka bakar yang mengenai kepala, leher dan
dada seringkali berkaitan dengan komplikasi pulmoner. Luka bakar yang menganai
wajah seringkali menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar yang mengenai lengan dan
persendian seringkali membutuhkan terapi fisik dan occupasi dan dapat menimbulkan
implikasi terhadap kehilangan waktu bekerja dan atau ketidakmampuan untuk bekerja
secara permanen. Luka bakar yang mengenai daerah perineal dapat terkontaminasi
oleh urine atau feces. Sedangkan luka bakar yang mengenai daerah torak dapat
menyebabkan tidak adekwatnya ekspansi dinding dada dan terjadinya insufisiensi
pulmoner (Barnes, 2014).
5
2.5. Patofisiologi Luka Bakar
LUKA BAKAR
Biologis Psikologis
-Resiko Infeksi
CO meningkat Hb Peningkatan
Odema Laring
Pembuluh Darah -Gangguan
Rasa Nyaman
Hb tidak mampu Ekstravasi Cairan
Obstruksi -Kerusakan
mengikat O2 (H2O2 elektrolit)
Jalan Nafas Integritas Kulit
Masalah Keperawatan:
6
2.6. Penatalaksanaan
Mekanisme penyembuhan luka bakar ekstrak etanol biji pinang dapat terjadi
karena adanya senyawa tanin yang berfungsi sebagai antibakteri, antifungi dan
adstringen yang menyebabkan pengecilan pori-pori kulit, memperkeras kulit, dan
menghentikan pendarahan yang ringan (Masduki, 1996). Konsentrasi 20%, 40%, dan
60% ekstrak etanol biji pinang memeliki efek sebagai obat luka bakar hal ini ditandai
pada kosentrasi 60% ekstrak etanol biji pinang dapat menyembuhkan Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 55 luka 89,67% pada hari ke-14 (Handayani, 2016).
Bagian yang dapat digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka bakar
dari tanaman binahong adalah daunnya. Kandungan yang terdapat pada tanaman
Binahong antara lain saponin, alkaloid, flavonoid, polifenol dan asam askorbat.
Binahong memiliki kandungan flavonoid sebesar 11,266 mg/kg (segar) dan 7687
(kering). Sedangkan kandungan antioksidan pada Binahong yang terdapat dalam
ekstrak etanol sebesar 4,25 mmol/100g (segar) dan 3,68 mmol/100g (kering). Asam
oleanolik mempunyai khasiat anti inflamasi dan anti bakteri yang dapat mengurangi
rasa nyeri pada luka bakar (Nurihardiyanti, 2016).
Terapi nutrisi merupakan bagian integral dalam tata laksana luka bakar dari
sejak awal resusitasi hingga fase rehabilitasi.Dukungan nutrisi bertujuan untuk
mengembalikan fungsi fisiologis normal, mempertahankan massa otot, mencegah
malnutrisi dan infeksi, menunjang proses penyembuhan luka, mengurangi morbiditas,
dan mortalitas.9 Saat ini sudah terdapat rekomendasi untuk tata laksana nutrisi luka
berat.Namun secara spesifik belum terdapat rekomendasi mengenai tata laksana luka
bakar (Suzan & Andayani, 2017).
Obat medis yang sering digunakan adalah hidrogel, silver sulfadiazine, MEBO
dan lain-lain. Silver Sulfadiazine merupakan terapi topikal dalam bentuk krim 1%
yang memiliki harga yang relatif mahal sehingga dijuluki pengobatan gold standar.
Kemudian menggunakan antibiotik sebagai obat luka bakar dapat menimbulkan
resistensi obat (Suzan & Andayani, 2017).
2.7. Komplikasi
Luka bakar memiliki komplikasi sebagai berikut :
Pneumonia
Sepsis
Gagal organ multipel jika tidak ditatalaksana dengan baik, sehingga akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien (Suzan & Andayani, 2017)
7
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
8
3.3. Sumber Biaya
1) Pemasukan biaya : Iuran per orang @3.000,-
2) Dana yang dibutuhkan :Rp. 35.000,-
No Nama Barang Harga
1. Printing mini proposal dan laporan akhir Rp 35.000,-
Total Rp 35.000,-
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Kampus II: Jl. Bendungan Sutami 188A tlp. (0341) 551149
Fax: 0341-582060 Malang 65145 Email: fikes@umm.ac.id Website:
fikes.umm.ac.id
No Halaman
1-3
SOP
PERAWATAN LUKA BAKAR
Tanggal Terbit
22 April 2019
Pengertian Luka bakar adalah bentuk kerusakan dan kehilangan jaringan yang
disebabkan oleh sumber daya yang memiliki suhu yang sanggat
tinggi yaitu api, air panas, zat kimia, listrik, dan radiasi
Perawatan luka bakar adalah tindakan yang digunakan untuk
meningkatkan proses penyembuhan luka dimana bersifat bemberikan
kehangatan dan lingkungan yang lembab pada luka
Tujuan a) Tujuan Umum
Tindakan
Setelah melakukan tindakan ini diharapkan perawat mampu untuk
melakukan perawatan luka bakar secar tepat dan benar
b) Tujuan Khusus
- Mengkaji / mengenali jenis luka bakar.
- Mengobservasi kondisi luka bakar pada pasien
- Mampu mempertahankan kelembaban luka
- Membersihkan eksudat yang berlebihan
- Mencegah terjadinya infeksi
- Mencegah terbentuknya eschar
- Mempercepat proses penyembuhan luka
Ruang lingkup Kompetensi ini merupakan ranah keperawatan dalam hal menjaga higenitas
kulit pada luka bakar dan mencegah terjadi infeksi pada klien.
10
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Pinset anatomis 2 buah
2. Pinset cirurgis 1 buah
3. Sarung tangan steril & non steril
4. Cucing 2 buah
5. Korentang dan tempatnya
6. Gunting nekrotomi/jaringan
7. Kassa steril
8. Gown plastic / anti air
9. Kapas
10. Cairan NaCl 0,9%
11. Handuk
12. Spuit steril (jika diperlukan untuk memecah bullae)
13. Bengkok 2 buah
14. Lidi watten
15. Elastic bandage
16. Antiseptic solution ex hemolog
17. Salep antibiotic / kassa tulle
18. Daun pisang (dressing)
19. Acticoat dressing
20. Gunting kassa dan perban
21. Kassa gulung elastic
22. Soft band
23. Elastomul
B. Persiapan Perawat
1. Melakukan double check tentang :
a. Nama klien
b. Grade luka bakar klien
2. Ucapkan salam (assalamu’alaikum wr.wb / selamat pagi )
3. Perkenalkan diri
4. Jelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan, berikan
informant consent / kesediaan pelakasana tindakan.
C. Persiapan Pasien
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan sesuaikan kebutuhan
11
tindakan
D. Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi pasien, tutup sketsel, ciptakan lingkungan yang
tenang
2. Bawa alat kedekat pasien
E. Pelaksanaan Tindakan
1. Awali tindakan dengan tindakan basmallah
(bismillahirahmanirrahim)
2. Cuci tangan 7 langkah
3. Pakai sarung tangan bersih
4. Buka balutan, lakukan dengan hati-hati dan pastikan dressing
tidak lengket
5. Letakkan balutan kotor di bengkok
6. Jika sudah pada primary dressing, lepas sarung tangan
7. Berikan minyak esensi mawar untuk mencegah / mengatasi rasa
sakit pada luka bakar
1) Ambil 5 tetes minyak esensi mawar menggunakan pipet
12
3) Selama 20 menit kasa dilepas pada baju pasien
4) Nyeri pasien diukur selama 15 menit sekali menggunakan
VAS (Visual Analog Scale)
13
Gambar 4. Daun Pisang yang sudah di autoklaf
6) Lalu tutup luka bakar dengan daun pisang
7) Balut menggunakan kasa steril, setelah itu balut dengan
elastic bandage
(a)
(b)
(c)
14
(d)
15
Gambar 7. Gambar Langkah-langkah pemakaian acticoat
(Alinejad, Momeni, Fatemi, & Dahmardehei, 2018).
11. Bersihkan luka dari dalam keluar menggunakan kapas yang diberi
NaCl
12. Tekan daerah luka dengan lembut jika terdapat eksudat
13. Keringkan luka dengan kasa pelan-pelan
14. Beri antiseptic
15. Tutup luka 1-2 cm dari tepi menggunakan sekunder dressing
(kasa steril) tanpa plester
16. Jika luka terdapat di bagian jari-jari pisahkan balutan pada
masisng-masing jari-jari
17. Balut dengan kasa gulung, fiksasi di tempat yang tidak
menggunakan pasien
18. Balut/ lapisi dengan elastomul
19. Beritahu pasien tentang dressing luka diganti setelah hari ketiga
dan ketujuh
20. Perawat mengakhiri tindakan dengan mengucapkan hamdalah
“Alhamdulillahi rabbal alamin” kemudian mengkomunikasikan
tindakan sudah selesai kepada klien / keluarga.
21. Perawat merapikan alat, melepaskan sarung tangan kemudian cuci
tangan
16
Evaluasi Evaluasi Tindakan
1. Klien merasa nyaman
2. Dokumentasi dan evaluasi obat diberikan sesuai prosedur dan dosis
(benar 6 B)
3. Dokumentasikan kondisi luka, luas luka, warna dasar luka dan tanda-
tanda infeksi
4. Komunikasi dengan pasien selama tindakan
5. Pasien bersih dan merasa nyaman (tidak ada keluhan)
Dokumentasi Dokumentasi Tindakan
1. Pada hari ini… (tgl/jam) telah dilakukan tindakan perawatan luka
bakar (Tn/Ny), usia… No. RM… oleh perawat (nama terang dan
tandatangan)
2. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama
tindakan dan kondisi setelah tindakan
3. Derajat luka bakar, luas luka bakar, jenis cairan atau obat yang
diberikan. Catat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai
nama yang jelas.
17
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Luka bakar adalah cedera yang terjadi dari kontak langsung ataupun paparan
terhadap sumber panas, kimia, listrik atau radiasi. Luka bakar merupakan cedera yang
cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan
derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain. Biaya
yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Dengan menggunakan
aromaterapi minyak esensi mawar sebelum yang efektif sebagai relaksasi untuk
menghilangkan rasa sakit atau nyeri dari luka bakar. Dan pemberian balut luka bakar
pada derajat dua menggunakan dressing daun pisang juga berguna dalam pengurangan
rasa sakit, meningkatkan kenyamanan, mudah dilepasnya pembalut, dan waktu
penyembuhan luka cepat. Untuk perawatan pada luka bakar data tiga dengan
menggunakan dressing acticoat berguna untuk membunuh bakteri atau sel-sel
penyebab munculnya bakteri pada luka pasien. Dengan penanganan yang tepat luka
bakar dapat segera sembuh kurang lebih selama 1-3 bulanan.
5.2. Saran
Untuk kedepannya diharapkan agar menemukan referensi penanganan dalam
perawatan luka yang lebih mudah untuk diaplikasikan, dan lebih mudah untuk
dilakukan secara mandiri oleh pasien / keluarga.
18
DAFTAR PUSTAKA
Alinejad, F., Momeni, M., Fatemi, M. J., & Dahmardehei, M. (2018). Comparing the effect
of two types of silver nano-crystalline dressings ( acticoat and agcoat ) in the treatment
of full thickness burn wound, 10(6), 378–384.
Barkat, M. A., Harshita, Pottoo, F. H., Singh, S. P., & Ahmad, F. J. (2018). Therapeutic
Intervention of Aloe Gel Containing Nano-Sized and Micron-Sized Silver Sulfadiazine
Gel on Second-Degree Burn: A Comparative Study. International Journal of Lower
Extremity Wounds, 17(3), 176–183. https://doi.org/10.1177/1534734618791860
Barnes, M. J. (2014). Luka Sudut Pandang. Smith College Studies in Social Work, 2(2), 115–
120. https://doi.org/10.1080/00377316509517341
Bikmoradi, A., Harorani, M., Roshanaei, G., Moradkhani, S., & Falahinia, G. (2016). The
effect of inhalation aromatherapy with damask rose (Rosa damascena) essence on the
pain intensity after dressing in patients with burns: A clinical randomized trial. Iranian
Journal of Nursing and Midwifery Research, 21(3), 247. https://doi.org/10.4103/1735-
9066.180380
Dewantari, D. R., & Sugihartini, N. (2015). Formulasi Dan Uji Aktivitas Gel Ekstrak Daun
Petai Cina (Leucaena glauca, Benth) Sebagai Sediaan Obat Luka Bakar. Farmasains,
2(5), 217–222.
Herdawati, T., Kurniawaty, E., Majority, N. C.-J., & 2018, undefined. (2018). Perbedaan
Jumlah Sel Radang PMN dan MN pada Luka Bakar Derajat Ii Antara Pemberian
Topikal Ekstrak Sel Punca Mesenkimal Tali Pusat Manusia dengan Silver.
Juke.Kedokteran.Unila.Ac.Id, 7(9), 34–41. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1849
Nurihardiyanti. (2016). Farmaka Farmaka. Perbandingan Efektivitas Biaya Vaksin Dengue,
15, 1–13. https://doi.org/10.24198/JF.V15I2.13366
Putri, N. A., & Asparini, R. R. (2018). Peran Madu Dalam Menghambat Pertumbuhan
Bakteri Pada Luka Bakar. Saintika Medika, 13(2), 63.
https://doi.org/10.22219/sm.v13i2.5413
Sangadji, S., Wullur, A. C., & Bodhi, W. (2018). FORMULASI DAN UJI GEL EKSTRAK
ETANOL HERBA SURUHAN ( Peperomia pellucida [ L .] Kunth ) TERHADAP
LUKA BAKAR PADA KELINCI ( Oryctolagus cuniculus ). Pharmacon, 7(1), 10–21.
Septianingtyas, A. (2015). PERBANDINGAN PEMBUATAN EFEK LUKA BAKAR
DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN DASAR GELATIN CRYSTAL GEL DAN
WAX PADA RIAS KARAKTER, 04, 1–7.
Suzan, R., & Andayani, D. E. (2017). Tata laksana nutrisi pada pasien luka bakar listrik. Jmj,
5(1), 1–13.
Wafaa Gameel Ali, H. A. E. (2015). The Effectiveness of Using Banana Leaf Dressing in
Management of Partial Thickness Burns’ Wound. International Journal of Nursing
Didactics, 5(4). https://doi.org/10.15520/ijnd.2015.vol5.iss04.70.
19
LEMBAR PARTISIPASI KELOMPOK
20