Anda di halaman 1dari 12

Makalah Perbandingan Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Syamsul Arifin, M. Ag

Disusun Oleh Kelompok 3

1. Ibrahim : 200101098
2. Muh. Surya : 200101099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah tepat waktu.
Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. yang telah
membawa kita zaman yang gelap menuju zaman yang terang benderang yakni agama islam.

Kami bersyukur atas kemudahan yang Allah telah berikan kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan. Selanjutnya kami ucapkkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Syamsul Arifin, M. Ag sebagai dosen mata kuliah Perbandingan Pendidikan islam yang telah
memberikan kami arahan dan petunjuk sehingga mempermudah kami dalam menyelesaikan
tugas ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karna itu kami sangat
terbuka kepada kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini bisa lebih baik. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi teman-teman dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan Islam.

Mataram, 1 Maret 2022

i
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...................................................................................................1
3. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Riwayat hidup K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari.............................2
B. Konsep Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari.....................4
C. Persamaan dan Perbedaan Konsep Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim
Asy’ari.....................................................................................................................6
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.............................................................................................................8
2. Saran.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan Islam memiliki arti penting dalam kehidupan manusia, pendidikan
Islam merupakan dasar pijakan bagi manusia untuk dapat berinteraksi baik dengan
penciptanya, dengan sesama manusia, maupun dengan alam sekitar. Islam adalah solusi
bagi permasalahan di dunia dengan kesempurnaan ajarannya yang syumul. Atas dasar
inilah penulis tertarik untuk menggali informasi seputar pemikiran KH Ahmad Dahlan
dan KH Hasyim Asy’ari. Tokoh cendikiawan muslim yang kiprahnya tidak diragukan
lagi dalam dunia pendidikan, sudah banyak melahirkan ulama generasi dienul Islam.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Riwayat hidup K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari?
2. Bagaimana Konsep Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari?
3. Apa Persamaan dan Perbedaan Konsep Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.
Hasyim Asy’ari?
3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Riwayat hidup K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari
2. Untuk Mengetahui Konsep Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim
Asy’ari
3. Untuk Mengetahui Persamaan dan Perbedaan Konsep Pendidikan K.H. Ahmad
Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Riwayat hidup K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari


1. Riwayat Hidup K.H Ahmad Dahlan

K.H Ahmad Dahlan lahir dikampung kauman Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus
tahun 1868 diberinama Muhammad Darwis. Ayahnya bernama K.H Abu Bakar seorang
imam khotib masjid besar Kraton Yogyakarta dan ibunya bernama Siti Aminah putri
dari K.H Ibrahim yang pernah menjabat sebagai penghulu di Kraton Yogyakarta.
Muhammad Darwis berasal dari keluarga yang didaktis dan terkenal alim dalam
agama.64 Muhammad darwis merupakan putra ke empat dari tujuh bersaudara yakni
yang pertama Nyai Ketib Harum, Nyai Muhsin, Nyai H.Soleh, Muhammad Darwis,
Nyai Abdurrahman, Nyai M.Fakir, Basir.1

Menurut silsilahnya dari bukunya Abdurrahman yang dikutip oleh Junus salam,
Muhammad Darwis keturunan Maulana Malik Ibrahim yaitu salah satu dari sembilan
walisongo yang terkenal sebagai penyebar ajaran Islam dipulau jawa. Adapun
silsilahnya sebagai berikut : Muhammad Darwis bin K.H Abu Bakar bin K.H
Muhammad Sulaiman bin Kyai Murtadla bin Kyai Ilyas bin Demang Jurang Juru
Kapindo bin Demang Jurang Juru Sepisan bin Maulana Sulaiman (Ki Ageng Gribig) bin
Maulana Fadhlullah bin Maulana ‘Ainul Yakin bin Maulana Ishak bin Maulana Malik
Ibrahim.2 Dilihat dari garis keturunannya Muhammad Darwis lahir dan dibesarkan dari
keluarga para kyai sehingga Muhammad Darwis tumbuh dan besar dalam lingkaran
keislaman yang kokoh.

Dalam Usianya ke 24 tahun, tepatnya pada tahun 1889 Muhammad Darwis


menikah dengan putri K.H Fadhil yang bernama Siti Walidah. Siti Walidah sebenarnya
masih sepupu Muhammad Darwis. Siti walidah ini yang kita kenal sebagai Nyai Ahmad
Dahlan yang senantiasa menemani dan mendampingi perjuangan K.H Ahmad Dahlan
hingga wafat pada tanggal 25 Februari 1923. Dari pernikahannya muhammad darwis
1
Ramayulis dan Samsul Nizar, “Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam”, (Jakarta : PT. Ciputat Press
Group, 2005), h.202
2
Yusron Asrofie, “K.H Ahmad Dahlan Pemikiran dan Kepemimpinannya”, (Yogjakarta : Offset,
1983). h.21

2
dikaruniai 6 orang anak yakni : Johannah, Siraj Dahlan, Siti Busyro, Siti Aisyah, Irfan
Dahlan, Siti Zuharah. Disamping K.H Ahmad Dahlan menikah dengan siti walidah,
kyai juga pernah menikah dengan janda H. Abdullah dan memperoleh seorang anak
yang bernama R.Duri, menikah dengan janda nyai Rum memperoleh seorang anak yang
meninggal semasa bayi, kemudian menikahi janda nyai Aisyah melahirkan seorang anak
yang diberi nama Dandanah, terakhir menikah dengan janda Sholihah namun tidak
dikaruniai seorang anak. Isrti-istri Ahmad Dahlan selain Siti Walidah semuanya adalah
seorang janda dan tidak dinikai dalam waktu yang bersamaan.

2. Riwayat Hidup K.H Hasyim Asy’ari

KH Hasyim Asy’ari lahir didesa Gedang 2 kilo meter sebelah utara kota jombang
pada tanggal 14 Februari 1871 M bertepatan dengan 24 Dzulqoidah 1287 H. Nama
kecilnya adalah Muhammad Hasyim, Ayahnya bernama Kyai Asy’ari berasal dari
Demak jawa tengah seorang pengasuh dan pendiri Keras Jombang. Ibunya bernama
Halimah purti dari kyai Usman pendiri pesantern Gedang pada akhir abad ke 19. KH
Hasyim Asy’ri merupakan keturunan Ningrat dan ulama ia juga “berdarah biru”
Muhammad Hasyim adalah putra ketiga dari sebelas bersaudara yaitu : Nafi’ah, Ahmad
Shaleh, Hasyim Asy’ari, Radiah, Hasan, Anis, Fathanah, Maimunah, Maksum, Nahrawi
dan Adnan.3

Menurut silsilahnya dari buku Salahuddin Hamid dalam bukunya tokoh Islam yang
paling berpengaruh di Indonesia mengatakan bahwa KH Hasyim Asyari berasal dari
keturunan Ningrat dan Ulama, garis keturunannya bila ditelusuri sebagai berikut:
Muhammad Hasyim binti Halimah binti Layyinah binti Soihah bin Abdul Jabar bin
Ahmad bin Pangeran Sambo bin Pangeran Benowo bin Joko Tingkir bin Prabu
Brawijaya. Sedangkan dari garis keturunan bapak, sampai pada keluarga Ahlu Syaiban
yang berasal dari keturunan para bangsawan arab yang datang ke Indonesia pada abad
ke-4 Hijriah untuk menyebarkan Islam ke Asia Selatan dan mendirikan pusat dakwah
Islam. Mereka keturunan dari Imam Ja’far Shodiq bin Imam Muhammad Baqir. 4

3
Zuhairni Misrawi, “Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari : Moderasi Keumatan dan Bangsa” (Jakarta :
Kompas 2010), h. 36
4
Salahuddin Hamid dan Iskandar Ahza, “Tokoh Islam Paling berpenaruh di Indonesia” (Jakarta :
Intimedia Ciptanusantara 2003 ) Cet. I, h.1

3
B. Konsep Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari
1. Perspektif K.H Hasyim Asy`ari
pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang konsep pendidikan Islam yang terdiri dari
beberapa item pembahasan diantaranya, membahas tekait, pendidikan Islam, tujuan, dan
metode pendidikan Islam;
a) Pendidikan Islam
K.H. Hasyim Asy’ari menyebutkan bahwa pendidikan adalah sarana mencapai
kemanusiaannya, sehingga menyadari siapa sesungguhnya penciptanya, untuk
apa diciptakan, untuk apa melakukan segala perintahnya dan menjahui segala
larangannya, untuk berbuat baik di dunia dan menegakkan keadilan. 5
Pendidikan Islam menurut K.H. Hasyim Asy’ari adalah sarana dan upaya yang
strategis yang dilakukan oleh manusia dalam rangka mencapai kemanusiaanya,
sehingga mampu mengetahui hakikat penciptaannya dan tugas serta tanggung
jawab manusia sebagai khalifah di bumi yang kemudian bertujuan agar dengan
pendidikan Islam, manusia mampu mendekatkan diri pada Allah SWT, sehingga
mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat yang juga tetap melandaskan pada
Al-Qur’an dan Hadits.
b) Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan utama ilmu pengetahuan yang sesungguhnya menurut KH. Hasyim
Asy’ari adalah mengamalkan ilmu dalam tingkat lebih praktis, yakni dengan
memanifestasikan dalam bentuk perbuatan. Perbuatan-perbuatan yang
didasarkan atas ilmu pengetahuan akan memberi kemanfaatan tersendiri yang
menjadi bekal dalam kehidupan di akhirat.6
c) Metode Pendidikan Islam
Metode belajar bagi peserta didik yang ditawarkan oleh K.H Hasyim Asy`ari
adalah metode hapalan. Metode ini lebih diprioritaskan ketimbang dengan
metode lain, seperti, Metode diskusi. Sebagaimana dikatakan oleh K.H Hasyim
Asy`ari bahwa hapalan adalah sangat penting dalam proses pembelajaran, sebab
ilmu didapat bukan dari catatan di buku karena hal demikian mempunyai

5
Muhammad Rifa`I, K.H Hasyim Asy`ari (Biografi Singkat 1871-1947) (Jogyakarta : Garva, 2009),
85.
6
Suwendi, Konsep Pendidikan KH. Hasyim Asy’ari (Ciputat: Lekdis, 2005), 44.

4
dampak yang kurang baik. Sepertinya penekanan metode belajar pada hapalan
ini selain sebagai salah satu karakteristik tradisi Syafi`Iyah juga menjadi salah
satu ciri umum dalam pendidikan tradisi Islam. Metode hapalan memang kurang
memberi kesempatan kepada akal untuk mendaya gunakan secara maksimal
dalam penajaman proses berfikir. Namun, disisi lain, hapalan sesungguhnya
menantang kemampuan memori akal untuk selalu aktif dan konsentrasi dengan
pengetahuan yang didapat.7
2. Perspektif K.H Ahmad Dahlan
konsep pendidikan KH. Ahmad Dahlan ini meliputi :
a) Pendidikan Islam
K. H. Ahmad Dahlan tentang pengertian pendidikan Islam, diantaranya adalah
pendidikan adalah upaya strategis untuk menyelamatkan umat Islam dari pola
berfikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis 8. Menurut K.H.
Ahmad Dahlan, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk
manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan
dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan
masyarakatnya. menurut Ahmad Dahlan akan terealisasi manakala proses
pendidikan bersifat integral. Proses pendidikan yang demikian pada gilirannya
akan mampu menghasilkan alumni “intelektual-ulama” yang lebih berkualitas.9
b) Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tersebut merupakan pembaharuan dari tujuan pendidikan
yang saling bertentangan pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan
pendidikan sekolah model Belanda. Di satu sisi pendidikan pesantren hanya
bertujuan utnuk menciptakan individu yang sholeh dan mendalami ilmu agama.
c) Metode Pendidikan Islam
K.H. Ahmad Dahlan menawarkan sebuah metode sintesis antara metode
pendidikan modern Barat dengan metode pendidikan pesantren. Dari sini
tampak bahwa lembaga pendidikan yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan berbeda
dengan lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat pribumi saat ini.
7
Suwendi.. Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam (Ciputat: LekDis, 2005), 82-84.
8
Asrori Mukhtarom, Studi Pemikiran KH Ahmad Dahlan (Jogjakarta: Avicenna Press, 2007), 90.
9
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendidikan Historis, Teoritis (Jakarta: Ciputat Press,
2002),107.

5
Metode pembelajaran yang dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan bercorak
kontekstual melalui proses dialogis dan penyadaran. Contoh klasik adalah
ketika beliau menjelaskan surat Al-Ma’un kepada santri-santrinya secara
berulang-ulang sampai santri itu menyadari bahwa surat itu menganjurkan
supaya kita memperhatikan dan menolong fakir-miskin, dan harus
mengamalkan isinya. Hal ini karena pelajaran agama tidak cukup hanya
dihafalkan atau dipahami secara kognitif, tetapi harus diamalkan sesuai situasi
dan kondisi.
C. Persamaan dan Perbedaan Konsep Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim
Asy’ari
Persamaan dan Perbedaan Konsep Pendidikan KH. Ahmad Dahlan dan KH.
Hasyim Asy’ari Hasil darianalisa menggunakan studi literatur( library research)
terhadap Pendidikan Islam menurut perspektif KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim
Asy’ ari, pengarang mendapatkan persamaan dan perbedaan di antara keduanya.

Tujuan Pendidikan Islam Dalam hal ini Ahmad Dahlan beranggapan tujuan
pendidikan ialah untuk membentuk insan manusia yang akhlakul karimah dan patuh
dalam agamanya, sebaliknya Hasyim Asy’ ari bertujuan menciptakan insan yang
bertawakal pada Allah serta bahagia dunia dan akhirat. Dasar Pendidikan Islam
Menurut Ahmad Dahlan, dasar pendidikan Islam itu terdapat di dalam AlQur’ an dan
As- Sunnah, sebaliknya Hasyim Asy’ ari menyatakan dasar pendidikan terdapat di
dalam Al- Qur’ an, As- Sunnah dan Qiyas.

Sistem Pendidikan Perbandingan Pendidikan Islam Menurut Perspektif KH. Ahmad


Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari Sistem pendidikan Ahmad Dahlan adalah Madrasah
yang sama dengan sekolah Belanda atau bisa disebut dengan Gubernemen yang
menggabungkan pendidikan agama dan umum, serta Madrasah Diniyah yang lebih
mengutamakan pada pendidikan agama serta menambahkan pendidikan umum secara
terbatas, sebaliknya Hasyim Asy’ ari, menggunakan sistem sorogan dan bandongan
dengan sistem bimbingan dan menciptakan sistem kelas.10

10
Ravina Wijayati , Muhammad Devy Habibi. “Perbandingan Pendidikan Islam Menurut Perspektif
KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy ’Ari”. Ilmu Al-Qur’an (IQ) Jurnal Pendidikan Islam Volume 4 No.02
2021 p.121-138

6
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

7
Riwayat Hidup K.H Ahmad Dahlan K.H Ahmad Dahlan lahir dikampung kauman
Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus tahun 1868 diberinama Muhammad Darwis.
Ayahnya bernama K.H Abu Bakar seorang imam khotib masjid besar Kraton Yogyakarta
dan ibunya bernama Siti Aminah putri dari K.H Ibrahim yang pernah menjabat sebagai
penghulu di Kraton Yogyakarta. Sedangkan KH Hasyim Asy’ari lahir didesa Gedang 2
kilo meter sebelah utara kota jombang pada tanggal 14 Februari 1871 M bertepatan
dengan 24 Dzulqoidah 1287 H. Nama kecilnya adalah Muhammad Hasyim, Ayahnya
bernama Kyai Asy’ari berasal dari Demak jawa tengah seorang pengasuh dan pendiri
Keras Jombang. Ibunya bernama Halimah purti dari kyai Usman pendiri pesantern
Gedang pada akhir abad ke 19.
KH. Hasyim Asy’ari dan K.H Ahmad Dahlan tentang konsep pendidikan Islam
yang terdiri dari beberapa item pembahasan diantaranya, membahas tekait, pendidikan
Islam, tujuan, dan metode pendidikan Islam. Persamaan dan Perbedaan Konsep
Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari yaitu menurut Sistem
pendidikan Ahmad Dahlan adalah Madrasah yang sama dengan sekolah Belanda atau
bisa disebut dengan Gubernemen yang menggabungkan pendidikan agama dan umum,
serta Madrasah Diniyah yang lebih mengutamakan pada pendidikan agama serta
menambahkan pendidikan umum secara terbatas, sebaliknya Hasyim Asy’ ari,
menggunakan sistem sorogan dan bandongan dengan sistem bimbingan dan menciptakan
sistem kelas.
2. Saran
Demikian yang kami dapat paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, dan karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau refrensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

8
Ramayulis dan Samsul Nizar. 2005. Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Ciputat
Press Group.
Yusron Asrofie. 1983. K.H Ahmad Dahlan Pemikiran dan Kepemimpinannya. Yogjakarta :
Offset.
Zuhairni Misrawi. 2010. Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari : Moderasi Keumatan dan Bangsa.
Jakarta : Kompas.
Salahuddin Hamid dan Iskandar Ahza. 2003. Tokoh Islam Paling berpenaruh di Indonesia.
Jakarta : Intimedia Ciptanusantara.
Suwendi. 2005. Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam. Ciputat: LekDis.
Asrori Mukhtarom. 2007. Studi Pemikiran KH Ahmad Dahlan. Jogjakarta: Avicenna Press.
Samsul Nizar. 2002. Filsafat Pendidikan Islam : Pendidikan Historis, Teoritis. Jakarta: Ciputat
Press.
Ravina Wijayati , Muhammad Devy Habibi. Perbandingan Pendidikan Islam Menurut
Perspektif KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy ’Ari”. Ilmu Al-Qur’an (IQ) Jurnal
Pendidikan Islam Volume 4 No.02 2021.

Anda mungkin juga menyukai