Anda di halaman 1dari 10

Tugas Ujian Akhir Semeter

Metodologi Studi Islam

Dosen pengampu : Dr. Akhmad Syahri,M.Pd.I

Nama : Lale Tanggis Nur Aulia Thrasne

Nim : 200101101

Kelas : PAI III D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021/2022
1. A. Langkah- Langkah yang digunakan untuk membangun karakter siswa
1. Menentukan karakter: penentuan karakter dilakukan berdasarkan tujuan karakter
yang diharapkan dalam artian setelah mengikuti seluruh proses pembelajaran,
maka karakter yang terbentuk merupakan karakter yang sudah ditentukan.
2. Melaksanakan penanaman karakter: pelaksanaan penanaman karakter dilakukan
melalui pembelajaran dengan cara mengintegrasikan karakter yang sudah
ditentukan kedalam pembelajaran.
3. Pembiasaan perilaku karakter: pembiasaan perilaku karakter akan membentuk
karakter siswa seperti yang ditemukan bahwa dalam pembentukan karakter, perlu
adanya pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan
konsisten. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam membentuk
peserta didik yang berkarakter pribadi yang baik maka dalam karakter yang
ditanamkan harus dilakukan secara berulang-ulang.1

B. Pendekatan dan teori yang digunakan untuk menganalisis karakter

1. Teori Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme merupakan teori yang pertama kali di cetuskan oleh
Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai dari hasil dari
pengalaman. Teori berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap arah perkembangan teori praktik pendidikan serta perbelajaran yang
dikenal dengan aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behaviorisme adalah teori yang
salah satu menggagas perubahan karakter siswa melalui stimulus dan respon.
Menurut teori behaviorisme yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respons. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
siswa, sedangkan respon adalah berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Peroses yang terjadi antara stimulus
dan respons tidak penting untuk diperhatikan karna tidak dapat diamati dan tidak
dapat diukur. Namun yang dapat diamati adalah stimulus dan respons dalam artian
1
M. I. Kurniawan. “MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Analisis
Tugas guru Dalam Mendidik Siswa berkarakter Pribadi yang Baik”, JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833
Volume. 4 No. 2. 2015 https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/download/614/518
apa yang berikan oleh guru dan apa yang diterima oleh murid. Sebagaimana yang
dikatan Agus Sujanto yang mengungkapkan bahwa menurut teori behaviorisme
obyek ilmu jiwa harus sesuatu yang tampak, yang dapat diindra, yang dapat
diobservasi. Metode yang dipakai yaitu mengamati kemudian menyimpulkan.2
2. Teori teori neurosains tidak hanya menggagas perilaku siswa yang tampak saja
akan tetapi neurosains mampu menjawab permasalahan-permasalahan dalam
penanaman karakter siswa baik yang tampak maupun yang tidak tampak.
neurosains menganggap bahwa seluruh perilaku (Karakter) manusia didasari atas
kerja otak dan saraf.
C. Nilai- nilai yang dikembangkan bagi karakter siswa madrasah atau siswa di SDIT,
siswa di lingkungaan sekolah pesantren.

Gambar 1.1 Hasil Wawancara dengan guru di SDI. MIN Hajussalam NW. Manggong
bapak Syamsul Rizal M,A dan bapak Zam Zuri,QH

2
Zulhammi. “Teori Behaviorisme dan Humanistik Dalam Perspektif Pendidikan Islam”. Jurnal Darul Ilmi, vol.03,
no. 01. 2015 https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Psikoislam/article/download/6199/4786
Nilai-nilai yang dikembangkan bagi karakter siswa di SDI. MIN Hajussalam NW.
Manggong yaitu :3

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain, juga dalam memberi motivasi dan membimbing seseorang
untuk melakukan perbuatan yang baik.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, misalnya jujur
dalam menjawab ujian tidak menyontek, tidak bertanya kepada teman dll
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Contohnya menghormati
teman agama lain yang berdoa atau beribadah.
4. Disiplin.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan, Misalnya tidak membuang sampah sembarangan di sekitar
lingkungan sekolah.
5. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki. Siswa merasa senang dan nyaman belajar di sekolah
tanpa ada yang membebani.
6. Mandiri.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas, dan selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan di dengar.
7. Demokratis

3
Hasil wawancara dengan bapak Syamsul Rizal M.A, “Nilai-nilai yang dikembangkan bagi karakter siswa di SDI.
MIN Hajussalam NW. Manggong”, 11 Desember 2021
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain. Menurutnya, susasana yang demokratis suasana yang
terbuka dan mendorong siswa untuk berani mempunyai pendapat. Hal ini terjadi
di semua mata pelajaran.
8. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
9. Tanggung Jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.4

2. Perrkembangan studi islam di perguruan tinggi

Banyaknya kata yang memuat makna studi tersebut menandakan bahwa kata dalam
tradisi keilmuan Islam belum di temukan istilah sepesifik yeng menjelaskan makna
tentang studi. Banyak para ahli dan pakar perguruan tinggi yang berusaha mendefinisikan
mengenai apa yang dimaksud dengan studi Islam terutama di ranah Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam (PTKI), mengingat lembaga pendidikan PTKI lahir dalam rahim
sejarah pendidikan yang masih diwarnai dengan dominasi pendidikan masjid, sehingga
tidak heran jika Satiman dan Hatta mendefinisikan Studi Islam adalah perpaduan antara
pendidikan masjid yang bersifat religius dan pendidikan umum yang inklusif, kritis,
sosiologis, historis, serta filosofis.

Awal mula definisi studi Islam memiliki pengertian yang sangat apologis terhadap
Islam, disinyalir dari H.M. Arifin bahwa yang dimaksud studi Islam adalah proses
pendidikan yang didasari pada nilai-nilai filososfis berdasarkan al-Qur’an dan Hadis Nabi
Muhammad SAW. kemudian dirasa kurang Ahmad Tafsir juga menandaskan studi Islam
adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Namun pendapat itu disanggah oleh pendapat
lain yaitu seorang pemikir intelektual perguruan tinggi agama Islam, juga salah satu
sosok yang berpengaruh di Indonesia yaitu A. Mukti Ali memberikan definisi bahwa
studi Islam adalah cara memahami agama terutama Islam dengan rasional, objektif,

4
Sri Narwanti, “ Pendidikan Karakter”, (Yogyakarta : Familia, 2011)
sistematis, dan holistik baik dipandang dari sudut ajaran (normatif), sejarah (historis),
maupun peradaban (sosiologis-antopologis).5 juga memberikan catatan penting bahwa
studi Islam adalah studi yang mampu mendialogkan antara teks keagamaan dan konteks
problematika umat meliputi berbagai macam aspek yang beragam meliputi sosial,
ekonomi, politik, dan konsep-konsep yang ada di dunia Barat dan pandangan dunia
secara luas.

Studi Islam di perguruan Tinggi keagamaan Islam di Indonesia telah berkembang


menjadi pendidikan yang multidisipliner, hal ini dibuktikan dengan banyaknya berbagai
pendekatan studi Islam dengan memakai disiplin ilmu yang lain. Menurut Abuddin Nata
setidaknya terdapat 12 pendekatan dalam ruang lingkup kajian Islam, banyaknya
pendekatan dalam kajian studi Islam didasari atas perbaikan mutu pendidikan,
memperkaya khazanah ilmiah, juga dapat menjadi sumbangan yang signifikan di tengah
problematika masyarakat. Pasalnya banyak pakar pendidikan memahami bahwa
pendidikan Islam sampai sekarang ini masih diwarnai dikotomi, sehingga apa yang
diajarkan dalam Islam cenderung bersifat parsial, tidak bersinergi dengan ilmu yang lain,
bahkan terkadang seakan bersifat kontradiktif.

A. Perguruan Tinggi
1. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Latar belakang, visi, misi, dan tujuan studi islam penting di perguruan tinggi
Studi Islam (PSI), merupakan sebuah mata kuliah yang berupaya mengkaji
keislaman dengan wilayah telaah materi ajaran agama dan fenomena kehidupan
beragama. Pendekatan yang dilakukan biasanya melalui berbagai disiplin keilmuan,
baik yang bersifat doktrinal-normatif maupun historis-empiris. Dari disiplin ini
kemudian bermunculan berbagai cabang keilmuan seperti ilmu fikih, ilmu akidah,
ilmu tafsir, ilmu Hadits, sejarah Islam, psikologi Islam, antropologi Islam, sosiologi
Islam, dan lain-lain. Pembagian studi tentang Islam yang bersifat doktrinalnormatif
dan historis-empiris memang harus dilakukan, karena dalam kenyataan, seperti yang
dikatakan oleh Jacques Waardenburg, harus dibedakan antara data dan informasi

5
A. Singgih Basuki, “Pemikiran Keagamaan”, (Yogyakarta: SUKA-Press, 2013), hal. 80
tentang Islam yang dilakukan oleh masyarakat Islam dengan data dan informasi
tentang Islam yang bersifat doktrinalnormatif.
Apabila studi Islam yang dikembangkan di UIN, IAIN, STAIN dan STAI
swasta selama ini masih bersifat doktrinalnormatif, maka mata kuliah ini mencoba
untuk memperluas wilayah kajian tersebut dengan melibatkan kajian yang bersifat
historis-empiris.
Dengan demikian mata kuliah ini menjadi penting dan wajib diambil oleh
seluruh mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya karena sebagai dasar untuk
menganalisis segala permasalahan terkait dengan Islam secara baik. dan Mahasiswa
mampu memahami, menganalisis dan menjelaskan beberapa hal terkait dengan Islam
dan permasalahan yang ada di masyarakat muslim secara baik dan menjadikan islam
sebagai sasaran akademik.6
Visi, misi, dan tujuan
Visi :
“Terwujudnya Program Studi Sistem Informasi yang unggul, berdaya saing,
danmenghasilkan lulusan yang mampu mengintegrasikan sains dan keislaman
dalammenjawab kebutuhan masyarakat”
Misi :
1. Menyelenggarakan program studi sistem informasi yang unggul dalam pendidikan,
riset, dan pengabdian masyarakat.
2. Menyelenggarakan Prodi Sistem Informasi yang memiliki standar mutu nasional di
bidang tata kelola dan keilmuan
3. Menyelenggarakan Prodi Sistem Informasi yang berbasis nilai-nilai keislaman dan
sejalan dengan budaya dan kearifan lokal

Tujuan :

1. Menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang Sistem Informasi yang mampu
memberikan kontribusi bagi masyarakat.
2. Menghasilkan lulusan yang profesional dalam bidang sistem informasi dan
memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional.
6
Affandi Mochtar, “Tradisi Kajian Islam Modern, Survey Akademik Studi Islam”, (Yogyakarta: SUKA Press,
2011), hlm 15.
3. Menghasilkan lulusan sistem informasi yang memiliki akhlakul karimah,
ketajaman analisis, jiwa kepemimpinan, jiwa technopreneur, kreatif dan
komunikatif serta berkontribusi dalam pemanfaatan sistem informasi untuk
pemberdayaan masyarakat sesuai kearifan lokal.

2. Institut Agama Islam An Nur Lampung


Latar belakang, visi, misi, dan tujuan studi islam penting di Perguruan Tinggi
Studi Islam sebagai satu mata kuliah memiliki posisi yang sangat penting bagi
para mahasiswa, dalam kurikulum PTAI, mata kuliah ini diposisikan sebagai mata
kuliah dasar umum (MKDU), yang difungsikan sebagai dasar pembentukan sarjana
lulusan perguruan tinggi agama Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa. Kemudian memiliki wawasan keislaman yang komprehensif, integral
(utuh) dan terbuka yang diwujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatan,
baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun dalam pelaksanaan
pembangunan Nasional. Hal tersebut sesuai dengan Visi Misi Perguruan Tinggi
Agama Islam sebagai lembaga keilmuan sekaligus lembaga keagamaan. Sebagai
lembaga keilmuan maka mata kuliah studi Islam mendudukkan Islam sebagai objek
studi yang harus dikaji dan dianalisis secara kritis rasional, objektif, historisempiris,
dan secara sosiologis. Sementara itu, sebagai lembaga keagamaan mata kuliah studi
Islam berusaha membangun sikap dan perilaku mahasiswa yang memiliki komitmen
yang kuat terhadap Islam. Islam dianggap sebagai satu-satunya agama yang diyakini
kebenarannya, atas dasar wawasan dan keilmuan yang dimilikinya sehingga dalam
beragama tidak hanya didukung oleh keyakinan semata, tetapi didukung oleh
pengetahuan dan keilmuan yang mumpuni, yang pada akhirnya akan melahirkan
keyakinan yang didukung pada ilmu pengetahuan yang dipelajarinya.
B. Metode yang paling tepat digunakan dosen dalam mengajarkan Metodologi Studi
Islam yaitu :7
1. Seminar
Seminar merupakan pertemuan atau persidangan untuk membahas topik, suatu
masalah yang di naungi dan dibawahi oleh pimpinan ahli, guru besar, pakar,
7
Panitia OPAK 2015, “Orientasi Pengenalan Akademik kemahasiswaan”, (Yogyakarta: OPAK UIN Sunan
Kalijaga, 2015), hal. 55
atau sebagainya. Kegiatan yang dinamakan seminar dalam tradisi Timur bisa
dibilah halaqah yaitu perkumpulan para ulama’ ataupun pelajar dalam
membahas suatu masalah.
2. Presentasi
Presentasi berasal dari bahasa Inggris yaitu presentation yang berarti
menjelaskan, menyajikan, memaparkan, mengutarakan. Yaitu menampilkan
hasil penelitian maupun hasil bacaan dan pemahaman suatu topik.
3. Diskusi
Diskusi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu discussion yang
memiliki arti perundingan. Dalam bahasa Arab terdapat istilah penyebutan
lain yaitu musyawarah yaitu ajang tempat bertukar pikiran.
4. Munaqosyah
Munaqosyah berasal dari bahasa Arab naqasayang berarti meneliti. Dalam
sistem pembelajaran di perguruan tinggi keagamaan Islam, seseorang dapat
dikatan lulus menjadi seorang sarjana, apabila telah menyelesaikan sebuah
penelitian yang dibuktikan dengan selesainya membuat tulisan.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, M.I. 2015. MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA SEKOLAH
DASAR: Studi Analisis Tugas guru Dalam Mendidik Siswa berkarakter Pribadi yang Baik,
JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 4 No. 2.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/download/614/518
Zulhammi. 2015. Teori Behaviorisme dan Humanistik Dalam Perspektif Pendidikan Islam.
Jurnal Darul Ilmi, vol. 03, no. 01.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Psikoislam/article/download/6199/4786
Hasil wawancara dengan bapak Syamsul Rizal M.A. Nilai-nilai yang dikembangkan bagi
karakter siswa di SDI. MIN Hajussalam NW. Manggong”, 11 Desember 2021
Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter, Yogyakarta : Familia.
Singgih Basuki A. 2013. Pemikiran Keagamaan, Yogyakarta: SUKA-Press, hal. 80
Mochtar, Affandi. 2011. Tradisi Kajian Islam Modern, Survey Akademik Studi Islam,
Yogyakarta: SUKA Press, hlm 15.
Panitia OPAK 2015, Orientasi Pengenalan Akademik kemahasiswaan, Yogyakarta: OPAK UIN
Sunan Kalijaga, hal. 55

Anda mungkin juga menyukai