DIDIK
Ahmad Gazali
Nim; (10156120001)
Stainmajene.ac.id
Abstract
The problems discussed in this journal are how students understand and learner
learning typologies. Then the goal is to find out how students understand and
learn typologies of students. In this paper, the focus is on discussing students and
student learning typologies by using a library research approach, namely by
collecting data, literature, and references that are considered related to the
themes discussed. Based on the references that the author gets, that students are
immature individuals so they need someone to make them adults. As for the
learning typology, namely the learning styles of students, which are divided into 3
namely visual, auditory and kinesthetic learning styles. Students who have a
visual learning style will rely more on sight in understanding learning. In contrast
to the auditory learning style, students rely more on their hearing, while the
kinesthetic learning style is more practical. From the results that the authors get,
it is concluded that each student has a different learning style, therefore an
educator must be able to recognize the character of his students so that in the
learning process students more easily understand learning material.
Keywords: Understanding, Learners, Learning Typology
Abstrak
Permasalahan yang dibahas dalam jurnal ini adalah bagaimana pengertian peserta
didik dan tipologi belajar peserta didik. Kemudian tujuannya adalah untuk
mengetahui bagaimana pengertian peserta didik dan tipologi belajar peserta didik.
Dalam tulisan ini, fokus membahas tentang peserta didik dan tipologi belajar
peserta didik dengan menggunakan pendekatan library research yaitu dengan
mengumpulkan data, literatur, dan referensi-referensi yang dianggap berkaitan
dengan tema yang dibahas. Berdasarkan referensi yang penulis dapat, bahwasanya
peserta didik adalah individu yang belum dewasa sehingga memerlukan seseorang
untuk menjadikannya dewasa. Adapun mengenai tipologi belajar yaitu gaya
belajar peserta didik, yang mana terbagi menjadi 3 yakni gaya belajar visual,
auditori dan kinestetik. Peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual akan
lebih mengandalkan penglihatan dalam memahami pembelajaran. Berbeda dengan
gaya belajar auditori, peserta didik lebih mengandalkan pendengarannya,
sedangkan gaya belajar kinestetik lebih kepada prakteknya. Dari hasil yang
penulis dapatkan, diperoleh kesimpulan bahwa setiap peserta didik memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda, maka dari itu seorang pendidik harus mampu
mengenali karakter peserta didiknya agar dalam proses pembelajaran peserta didik
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
PENDAHULUAN
KONSEP TEORI
Peserta Didik
Toto Suharto (2006: 123) berpendapat bahwa peserta didik adalah makhluk Allah
yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum mencapai taraf dewasa,
baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia
senantiasa memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan pendidik agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju
kedewasaan. Abdul Majid (2006: 103) mengatakan berpijak pada paradigma
“belajar sepanjang masa”, maka istilah yang lebih tepat untuk menyebut individu
yang menuntut ilmu adalah peserta didik bukan anak didik. Abdul Majid juga
mengatakan peserta didik cakupannya sangat luas, tidak hanya melibatkan anak-
anak tetapi mencakup orang dewasa. Adapun menurut Abu Ahmadi, peserta didik
adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan
orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai pribadi atau individu.
Menurut Deswita dalam perspektif psikologis peserta didik adalah individu yang
sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangkan baik fisik maupun
psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sedangkan menurut Sudarwan Danim
menyatakan bahwa peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting dalam
proses pendidikan formal.peserta didik tidak bisa belajar tanpa ada guru begitupun
sebaliknya guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik. Oleh karena itu
kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau
pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara peserta didik dan
pendidik.
Adapun dalam pendidikan Islam memandang peserta didik berperan sebagai objek
sekaligus sekaligus subjek dalam prosesnya. Sehingga, peserta didik harus
mengetahui kewajiban dan tugasnya agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Oleh karena itu agar proses pendidikan berhasil maka antara pendidik dan peserta
didik harus bisa saling memahami dengan segala karakteristik masing-masing.
Selain itu, dalam perspektif pendidikan Islam syarat-syarat yang harus dimiliki
seorang pendidik adalah menguasai ilmu dalam mengajar anak didiknya dengan
cara yang profesional, sabar dan tercapainya kebaikan di dunia dan di akhirat.
Tetapi tantangan sering kali muncul baik dari pendidik, peserta didik, orang tua,
lingkungan maupun masyarakat. Sehingga, semua pihak sebagai pelaku dalam
pendidikan, perlu mengkaji kembali hakikat pendidik maupun peserta didik dalam
pendidikan Islam.
Tipologi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia gaya adalah tingkah laku, gerak gerik dan
sikap. Sedangkan belajar adalah menuntut ilmu. Menurut Nasution yang
dinamakan gaya belajar adalah cara konsisten yang dilakukan oleh seorang murid
dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan
memecahkan soal. Sedangkan menurut Adi W. Gunawan pengertian gaya belajar
adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses
dan mengerti suatu informasi. Hasil reset menunjukkan bahwa murid yang belajar
dengan gaya belajar yang dominan saat mengerjakan tes akan mencapai nilai yang
lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan
dengan gaya belajar mereka.
METODE
Pada tulisan ini, penulis menggunakan jenis metode kepustakaan atau yang sering
disebut dengan library research. Menurut Mestika Zed: studi pustaka atau
kepustakaan juga bisa dimaknai sebagai serangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta
mengolah bahan penelitian. Menurut M. Nazir studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang ingin diselesaikan. Adapun menurut Sugiyono, studi
pustaka adalah kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang
berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial
yang diteliti.
Ditinjau dari segi bahasa, peserta didik adalah siswa yang menerima ilmu
dan diajarkan dalam diri siswa atau individu yang mengalami perubahan dan
perkembangan, sehingga masih memerlukan arahan dalam membentuk karakter
peserta didik dan sebagai bagian dari proses pendidikan. Jadi, menurut definisi di
atas peserta didik adalah individu yang sedang mengalami masa-masa
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun mental.1 Peserta didik
adalah individu yang belum dewasa, sehingga membutuhkan orang lain untuk
menjadikan mereka dewasa. Dengan kata lain, dalam lingkungan keluarga anak
kandung adalah siswa, di lingkungan sekolah murid adalah siswa, dan di
lingkungan masyarakat anak-anak penduduk adalah siswa.
Dalam tasawuf, siswa sering disebut dengan “murid” atau “thalib”. Secara
etimologis, murid berarti “orang yang menghendaki”. Sementara itu menurut
istilah, murid adalah seseorang yang dibawah arahan dan bimbingan seorang
pendidik (mursyid). Sedangkan thalib secara harfiah berarti “orang yang
mencari”, dan menurut istilah tasawuf adalah “penempuh jalan spiritual, yang
berusaha keras mengikuti jalan menuju tasawuf”. Sebutan murid ini juga
digunakan untuk menyebut siswa pada jenjang sekolah dasar dan menengah,
sedangkan untuk perguruan tinggi biasanya disebut dengan mahasiswa (thalib).
Kata murid atau thalib sebenarnya memiliki arti yang lebih dalam dari
pada merujuk pada siswa. Artinya, terdapat individu yang bersungguh-sungguh
mencari ilmu pengetahuan dalam proses pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa
istilah murid atau thalib menginginkan keseriusan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
1. Aspek pedagogis.
Asal kata tipologi adalah tipo dan logos, tipo diartikan sebagai
pengelompokan, sedang logos diartikan sebagai ilmu. Jadi, tipologi
merupakan pengetahuan yang berupaya mengelompokkan atau
menggabungkan individu sesuai kriteria yang dimilikinya berdasarkan
komponen tertentu seperti psikisnya, karakter fisik, serta pengaruh
dominannya dan nilai-nilai budayanya.
Pada dasarnya cara belajar itu tidak ada yang salah karena setiap
murid memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Intinya adalah guru
hendaknya mampu memahami karakteristik muridnya sehingga ia mampu
menemukan metode belajar untuk siswanya karena metode yang menarik
dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar yang optimal.4
2
Sahliah & Dedi Junaedi, Hakikat Peserta Didik dalam Perspektif Islam, STIT Al-Ihsan, Agustus
2020, https://stitalihsan.ac.id/article/hakikat-peserta-didik-dalam-perspektif-islam
3
Aplikasi Resmi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima,
https://www.duniapengertian.com/2018/12/pengertian-tipologi.html
4
Wiwin Indriyani, Yuk, Kenali Gaya Belajar Siswa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi Ayo Guru Berbagi, November 2021,
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/yuk-kenali-gaya-belajar-siswa/
2. Jenis-Jenis Tipologi Belajar.
e) Lebih suka kesunyian karena orang auditori akan terganggu jika ada
kekacauan.
5
Fahri Zulfikar, 4 Tipe Belajar, Kamu Termasuk Yang Seperti Apa?, Detikedu, Juni 2021,
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5611827/4-tipe-gaya-belajar-kamu-termasuk-yang-
seperti-apa
Sebagai seorang guru ada beberapa metode mengajar yang
dapat dilakukan dalam menghadapi murid dengan gaya auditori:
Selain dari 3 macam gaya belajar diatas, terdapat gaya belajar yang lain yaitu gaya
belajar menulis/membaca. Gaya belajar ini meskipun termasuk ke dalam kategori
gaya belajar visual, tetapi jika dilihat dengan jelas, gaya belajar menulis atau
membaca mempunyai ciri khas dibanding dengan gaya belajar visual lainnya.
Seseorang yang menggunakan gaya ini mengekspresikan dirinya dengan cara
6
Wiwin Indriyani, Yuk, Kenali Gaya Belajar Siswa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi Ayo Guru Berbagi, November 2021, https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/yuk-
kenali-gaya-belajar-siswa/
menulis ataupun membaca buku atau artikel, membuat jurnal, membuka kamus,
dan mencari bebagai informasi di internet.7
PENUTUP
Dari hasil yang penulis dapatkan, diperoleh kesimpulan bahwa setiap peserta
didik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, kelebihan dan
kekurangan ini disebut keunikan hal inilah yang membedakan peserta didik satu
dengan yang lainnya seperti yang dijelaskan Gufron dan Risnawita bahwa peserta
didik adalah satu kesatuan yang masing-masing mempunyai ciri khas, oleh
karenanya tidak ada individu yang sama. Perbedaan peserta didik dapat dilihat
dari 2 segi yaitu horizontal dan vertikal, perbedaan horizontal adalah perbedaan
dalam aspek psikologis seperti tingkat kecerdasan, minat, bakat, ingatan, emosi,
kepribadian, dan sebagainya. Sedangkan perbedaan dari segi vertikal adalah
perbedaan dalam aspek jasmani seperti bentuk, ukuran, kekuatan, dan daya tahan
antara siswa satu dengan yang lainnya. Setiap peserta didik memiliki kepribadian
intelegensi, jasmani, sosial, dan emosi yang berbeda ada yang lambat dan ada
yang cepat dalam menangkap informasi atau pembelajaran, ada yang sesuai
dengan gaya belajar tertentu ada juga yang tidak hal ini menunjukkan bahwa
setiap siswa mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Sahliah dan Dedi Junaedi, Hakikat Peserta Didik dalam Perspektif Islam, STIT
Al-Ihsan, Agustus 2020, https://stitalihsan.ac.id/article/hakikat-peserta-
didik-dalam-perspektif-islam
Zulfikar, Fahri. 4 Tipe Belajar, Kamu Termasuk Yang Seperti Apa?, Detikedu,
Juni 2021, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5611827/4-tipe-gaya-
belajar-kamu-termasuk-yang-seperti-apa