BAB I
PENDAHULUAN
sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada obyek
lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap
obyek.dalam ilmu Psikologi Sosial, lima puluh tahun terakhir studi mengenai sikap
didasari oleh orang yang bersangkutan akan tetapi sikap bersifat dinamis dan
lingkungan dan sekitarnya. Kemudian sikap hanya akan ada artintya bila
Disampinhg itu kita harus mempunyai sikap yang baik dan perilaku yang
baik. Sikap sosial yang berhubungan dengan semua kegiatan dan semua orang
sedangkan sikap individual yang hanya dimiliki oleh perseorangan. Sikap sebagai
Di negara kita indonesia yang terkenal dengan kekuatan tradisi leluhur dari
sabang sampai merauke dan menyimpan keaneka ragaman adat istiadat. Tentu saja
sebuah kesyukuran yang besar kepada Alloh SWT. Akan tetapi tradisi adalah suatu
1 1
2
hal yang menjadi persoalan esensial. Tidak sedikit adat istiadat yang mayoritas di
anut oleh oleh muslim di indonesia sangat jauh dari nilai-nilai murni dan shahih
dari Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW. Kita mudah menyaksikan, melihat,
mengamati, mendengar, merasakan bahkan turut terlibat dalam ritual tradisi yang
turun temurun yang diwariskan dari zaman nenek moyang hingga Zaman
modernisasi. Lalu jika demikian apa yang harus di lakukan muslim Indonesia yang
mengatur makhluk hidup yang ada di bumi dan salah satunya manusia. Ibnu
menyaringi tradisi tersebut agar setiap nilai-nilai yang dianut dan diakualisasikan
oleh setiap masyarakat tidak bertolak belakang dengan syariat. Sebab tradisi yang
dilakukan oleh setiap sekolah Madrasah yang nota bene beragama islam tidak boleh
menyelisihi syriat. Karena kedudukan akal tidak akan lebih utama dibandingkan
1
Fauziah Ramdani, Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di http://wahdah.or.id/menyikapi-tadisi-
adat-istiadat-dalam -perspektif-islam.html.
2
3
kritik atas kurikulum dan hasil pelaksanaan pendidikan yang dianggap kurang
memuaskan membuat para guru bertanya apa yang mestio dilakukan supaya tradisi
keilmuaan islam pada zaman Rosulullah samapai dengan zaman modrn ini masih
terhadap sikap peserta didik. contonya prilaku peserta didik yang tidak menunjukan
Kabupaten Tasikmalaya)”
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
2
Syamsudin Kadir, (2015). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di
http://akarsejarah.wordpress.com/2015/04/12-membangun-kembali-tradisi-keilmuan-islam.html
3
4
Agama Islam.
2. Pembatasan Masalah
diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri
b. Dampak positif terhadap sikap belajar peserta didik di MTs PSA Al-
3. Rumusan Masalah
4
5
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian.
1. Secara teoritis
islam.
2. Secara peraktis
Islami.
5
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Landasan Teoretik
1. Sikap Belajar
3
Azwar, Sikap Manusia, Teori & Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 4-5
4
Azwar, op. Cit., h. 5
6
7
b. Ciri-ciri Sikap
c. Sikap dapat tertuju pada satu obyek, dan dapat pula pada
sekumpulan obyek.
5
Wismanto, Bagus.Pengaruh Sikap terhadap Perilaku “Kajian Meta Analisis Korelasi,
www.google.com/jurnal sikap
6
Ibid. Azwar Hal : 131 - 132
7
8
c. Fungsi Sikap
mengancam dari luar dan cara- cara yang dipakainya untuk mengurangi
persoalan.
8
9
yang biasanya ada proses secara sadar untuk menilai stimulus tersebut
individu.
Jadi, berdasar beberapa fungsi sikap dari Ahmadi, dalam hal ini
7
Ahmadi, Psikologi Sosial ( Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1979), h. 55
9
10
dan berkenaan dengan obyek tertentu. Maka dari itu ada dua faktor
obyek, yaitu :
1. Faktor intern
2. Faktor ekstern
oleh faktor intern juga ditentukan oleh sifat, isi pandangan baru yang
dengan cara apa diberikan, dan dalam situasi bagaimana sikap baru
tersebut diperbincangkan.8
e. Pengertian Belajar
8
A. Gerungan. Psikologi sosial. (Bandung : Rafika Aditama, 2004) hlm 155-157
10
11
belajar.
diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik
ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang
dialami individu dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Gagne dan
f. Unsur-unsur Belajar
belajar yaitu :
1. Tujuan
efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi
9
Nana S. Sukmadinata.Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005) hlm 155
11
12
individu.
2. Kesiapan
mendasarinya.
3. Situasi
Dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat dan
kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar. Kelancaran dan hasil
individu dan pada waktu tertentu sesuatu aspek dari situasi belajar ini
lebih dominan sedang pada individu atau waktu lain aspek lain yang
lebih berpengaruh.
4. Interprestasi
12
13
5. Respons
6. Konsekuensi
10
Nana S. Sukmadinata.Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005) hlm 157
13
14
dapat tebagi menjadi tiga priode. Priode pertama dimana pada priode ini
Priode ketiga lahirnya tradisi keilmuan dalam Islam dimana tradisi keilmuan
ini lahir dari konsekuensi logis dari adanya stuktur pengetahuan dalam
Islam.
priode diatas dapat disimpulkan bahwa Islam adal;ah agama yang sarat
tentangb ilmu pengetahuan dalam Islam yang cikal bakalnya adalah konsep-
14
15
tanpa ilmu manusia akan tampak seperti hewan yang berjalan di muka bumi
dengan dua kaki. Dengan ilmu manusia akan terangkat derajatnya, yang
pada mulanya rendah menjadi agak tinggi, dan yang sudah agak tinggi
menjadi tinggi. Maka dari itu hendaknya para manusia mencari dan
alat yang membawa orang menuju keselamatan, dan juga alat untuk
mengatakan bahwa ilmu itu sangat penting dan berguna bagi manusia untuk
imannya.
dikotomi ilmu sebagaimana keterangan dalam surah al alaq ayat 1-5. Akan
11
Al-Jabiri, M.Abed, Ipost TradisionalismeIslam. (Yogya, LKIS. 2000)
15
16
khusus tentang ilmu dan juga tradisi keilmuan tersendiri. Tetapi ilmu dalam
tersebut datangnya dari dalam atau dari luar umat islam itu sendiri. Semua
sekarang, padahal hal itu harus segera dipecahkan untuk dapat memajukan
ilmu dan keilmuan dalam islam. Jika kita menengok sejarah sebentar, maka
tentang ilmu dan keilmuan. Tetapi sekarang isi kita sulit sekali memajukan
atau dalam Islam yang kami ambil dari berbagai referensi baik yang berupa
lebih menegaskan suatu makna, seperti jatuh ke bawah, naik ke atas dan lain
16
17
17
18
apabila dilihat dari sisi bawah makna yang terkandung dalam kata ilmu
(Scientific).
lebih rendah nilainya. Yang pada gilirannya berarti segala ilmu yang
ini, baik secara sadar atau tidak, telah memberikan isyarat tentang terjadinya
tidak pula dilakukan penyempitan makna atau lingkup otoritas dari Sains.
18
19
kaidah, harta-harta. Tetapi tradisi bukan suatu yang tida dapat diubah.
yang ada. 13
sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Bila tradisi dihilangkan maka ada
harapan suatu kebudayaan akan berakhir disaat itu juga. Disetiap sesuatu
12
Muhammad faturrahman, Imu dan Tradisi keilmuan Islam, (Pagerwojo: Rosda Karya, 2013),
cet. Ke-2, h.5.
13
Van Reusen, (2017). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di
http://rangkumanpustaka.blogspot.com/2017/04/5-definisi-tradisi-menurut-para-ahli.html
19
20
pernah menjelma menjadi sebuah tradisi. Tentu saja sebah tradisi akan pas
berasaldari masa lalukita atau masa lalu orang lain ataukah masalalu
Tradisi buikan masa laluy yang jauh darikeadaan kita saat ini, tapi
tradisi,bila berkaitan dengan segala sesuatu yang ada ditengah kita dan
tanpa ilmu manusia kan tampak seperti hewn yang berjalan dimuka bumi
dengan dua kaki. Dengan ilmu manusia akan terangkat derajatnya , yang
pada mulanya rendah menjadi agak tinggi, dan yang sudah agak tinggi
14
Bastami, suwaji (2017). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di
http://rangkumanpustaka.blogspot.com/2017/04/5-definisi-tradisi-menurut-para-ahli.html
15
Al-Jabiri, M.Abed, Ipost TradisionalismeIslam. (Yogya, LKIS. 2000), cet. Ke 2 h. 287.
20
21
adanya titik persamaan yang secara ringkas bahwa keilmuan yang islami
itu adalah bimbingan yang dilakukan orang dewasa kepada anak didik
berasaldari masa lalukita atau masa lalu orang lain ataukah masalalu
hal itu ditunjukan dalam Al Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1-5, bahwa manusia
16
Drs.Ahmad D. Marimba,Musthafa Al-Ghulayaini (2017). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia
di http://www.kompasiana.com/wahyuanggunsafitri/ilmu-keilmuanislama-pengerian-ruang-
lingkup-dan-fungsi-ilmu-pendidikan-islam.html
21
22
B. Kerangka Pemikiran
Tradisi atau kebiasaan adalah suatu yang telah dilakukan untuk sejak
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.
Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang
diteruskan dari generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa a danya
kaidah, harta-harta. Tetapi tradisi bukan suatu yang tida dapat diubah.
17
Ravert, Jerome R, Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasa, (Yogyakarta: Pusaka
Pelajar, 2010) cet. Ke-2 h.287.
18
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Tradisi.html
22
23
yang ada. 19
bagi setiap muslim. Hal ini diterangkan dalam Al-qur’an maupun Hadist
19
Van Reusen, (2017). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di
http://rangkumanpustaka.blogspot.com/2017/04/5-definisi-tradisi-menurut-para-ahli.html
23
24
Jadi ilmu adalah dasar dari sebuah perbadaan. Dan tradisi keilmuan
di dunia islam pada masa silam ternyata telah terbukti dapat membawa
bagi kehidupan. 20
terdahulu yang pernah di lakukan oleh para peneliti lain, yang memiliki
relevansi dengan topik yang akan penulis teliti yaitu sebagai berikut :
20
Mas’ud Mojosari, Tradisi Keilmuan dalam Peradaban Islam, vol.17, 2013, p.4,
(http://1411177.blog.com)
24
25
pretest dan Postest. Teknik analisis data yang di gunakan adalah uji
t.
tradisi keilmuan yang islami yang diteliti oleh Nohan Riodani dapat
t” tersebut dapat di lihat bahwa “t” hitung lebih besar dari pada ttabel
21
Nohan Riodani, meningkatkan tradisi ilmu yang islami terhadap perilaku anak didik.
(Telungagung : skripsi di fakultas tarbiyah ilmu keguruan institut agama islam telungangung,
2015)
25
26
pretest dan Postest. Teknik analisis data yang di gunakan adalah uji
t.
t” tersebut dapat di lihat bahwa “t” hitung lebih besar dari pada ttabel
22
Hanik Widiastuti, Upaya Guru pendidikan agama islam dalam Menanamkan Tradisi Islam
Nusantara. (Surakarta: Skripsi di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Paskasrjana Institut
Agama Islam Negri Surakarta, 2016)
26
27
23
Abu Hasan Agus R, Penanaman nilai-nilai tradisi pendidikan agama islam pada anak didik
penelitian di sd Bina Anaprasa Nurul Jadid.(Yogyakarta: Skripsi di Program Paskasarjana UIN
Sunan Kalijaga, 2011)
27
28
D. Hipotetis Penelitian
maka akan semakin tinggi pula sikap dan prilaku peserta didik.
28
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Keilmuan yang islami terhadap Sikap belajar peserta didik“: Maka lokasi
Tabel 3.1
Jenis Kegiatan
Nov Des Jan Feb Jun Jul Agt Sept
1. Pengajuan Judul
2. Seminar
Proposal
3. Revisi Proposal
4. SK Penelitian
29
30
5. Penulisan
Skiprsi
6. Penelitian
Lapangan
7. Sidang
30
31
a. Populasi
jumlahnya 25
b. Sampel
oleh populasi tersebut bila populasi besar dan penelti tidak mungkin
sampel yang di ambil dari populasi itu, apa yang di pelajari dari sampel
24
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h. 80.
25
Colnarsunu 2002 h.12
26
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hal. 81.
31
32
minimal sampel dapat mengacu pada tabel yang tersedia pada buku-
berikut:
n=
n= Jumlah Sampel
N= Jumlah Populasi
adalah siswa dari kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Untuk lebih jelasnya
Tabel 3.2
VII, VIII, IX
32
33
penelitian adalah :
1. Obervasi
2. Penyebaran Angket
3. Wawancara
4. Dokumentasi
digunakan adalah:
a. Observasi
b. Kuesioner/ Angket
peserta didik.
33
34
tinggal memilih.
Tabel 3.3
No Pernyataan Skor
ss S cs ks ts
Keterangan:
Berikanlah jawaban dengan cara memberi tanda cek (√) pada salah
satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan tingkat persetujuan Anda,
34
35
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
CS : Cukup Sesuai
KS : Kurang Sesuai
TS : Tidak Sesuai
c. Wawancara
penulis butuhkan yang tidak dapat diperoleh melalui observasi dan angket,
mewawancarai subjek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang lebih
peserta didik.
F. Instrumen Penelitian
Tabel 3.4
35
36
keagamaan.
islami di sekolah.
20-30
3. Kegiatan PHBI
Tabel 3.5
pentingnya tujuan
belajar.
belajar. 15-25
3. keseriusan dalam
belajar.
25-30
4. Menyediakan waktu
untuk belajar.
36
37
telah diperoleh agar data itu tidak hanya sebatas informasi saja akan tetapi
data tersebut bisa lebih berarti sebagai bahan pertimbangan juga dapat
terhadap Sikap peserta didik, maka jenis analisis yang digunakan yaitu
teknik analisis korelasi yang termasuk salah satu teknik analisis stastistik
hubungan yang muncul antara gejala atau variabel dimana gejala atau
37
38
( f 0 f h )
2
fh
keprcayaan 95 %
regresi linier.28
Y = a + b, dimana :
( X 12 )( Y1 ) ( X 1 )( X 1Y1 )
a
n X 12 ( X 1 ) 2
n X 1Y1 ( X 1 )( Y1 )
b
n X 12 ( X 1 ) 2
27
Suharsimi Arikunto, metode penelitian masyarakat (Jakarta : bina aksara 1989), h. 278.
28
(Endi Nugraha, 1985:57)
38
39
N X 1 X 2 ( X 1 )( X 2 )
r
( N X 1
2
( X 1 ) 2 N X 22 ( X 2 ) 2
r n 2
t
1 r2
29
(Moh. Hariyadi, 2009 : 139)
30
(Sudjana, 1986 : 365)
31
(Subino, 1983 : 75).
39
40
Ed = (100) x r2)
32
(Anas Sudijono, 1987 : 180)
40