Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi

sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada obyek

berarti bahwa penyesuaian diri terhadap obyek tersebut dipengaruhi oleh

lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap

obyek.dalam ilmu Psikologi Sosial, lima puluh tahun terakhir studi mengenai sikap

ini banyak sekali diteliti.

Selanjutnya sikap diartikan juga sebagai suatu yang konstuk untuk

memungkinkan dilihat dari aktifitas. Walaupun pembentukan sikap seringkali tidak

didasari oleh orang yang bersangkutan akan tetapi sikap bersifat dinamis dan

terbuka terhadap kemungkinan perubahan karena interaksi seseorang dengan

lingkungan dan sekitarnya. Kemudian sikap hanya akan ada artintya bila

ditampilkan dalam bentuk pernyataan perilaku baik.

Disampinhg itu kita harus mempunyai sikap yang baik dan perilaku yang

baik. Sikap sosial yang berhubungan dengan semua kegiatan dan semua orang

sedangkan sikap individual yang hanya dimiliki oleh perseorangan. Sikap sebagai

tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan

dengan objek psikologi seseorang.

Di negara kita indonesia yang terkenal dengan kekuatan tradisi leluhur dari

sabang sampai merauke dan menyimpan keaneka ragaman adat istiadat. Tentu saja

sebuah kesyukuran yang besar kepada Alloh SWT. Akan tetapi tradisi adalah suatu

1 1
2

hal yang menjadi persoalan esensial. Tidak sedikit adat istiadat yang mayoritas di

anut oleh oleh muslim di indonesia sangat jauh dari nilai-nilai murni dan shahih

dari Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW. Kita mudah menyaksikan, melihat,

mengamati, mendengar, merasakan bahkan turut terlibat dalam ritual tradisi yang

turun temurun yang diwariskan dari zaman nenek moyang hingga Zaman

modernisasi. Lalu jika demikian apa yang harus di lakukan muslim Indonesia yang

terkenal akan kekokohan tradisi leluhur.

Islam sebagai agama yang syariatnya telah sempurna berfungsi untuk

mengatur makhluk hidup yang ada di bumi dan salah satunya manusia. Ibnu

Qaayyim pernah berkata:

seluruh syari’at islam yang pernah diturunkan oleh Alloh,senantiasa


membawab hal-hal yang manfaatnya murni atau lebih banyak (dibandingkan
kekurangannya), memerintahkan dan mengerjakannya.1
Adanya syariat tidak berupaya menghapuskan tradisi atau adat istiadat, islam

menyaringi tradisi tersebut agar setiap nilai-nilai yang dianut dan diakualisasikan

oleh setiap masyarakat tidak bertolak belakang dengan syariat. Sebab tradisi yang

dilakukan oleh setiap sekolah Madrasah yang nota bene beragama islam tidak boleh

menyelisihi syriat. Karena kedudukan akal tidak akan lebih utama dibandingkan

wahyu Alloh SWT.

Mamahami berbagai fenomena pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini yang

dihadapkan dengan berbagai tantangan yang begitu kompleks, dismaping berbagai

1
Fauziah Ramdani, Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di http://wahdah.or.id/menyikapi-tadisi-
adat-istiadat-dalam -perspektif-islam.html.

2
3

kritik atas kurikulum dan hasil pelaksanaan pendidikan yang dianggap kurang

memuaskan membuat para guru bertanya apa yang mestio dilakukan supaya tradisi

keilmuaan islam pada zaman Rosulullah samapai dengan zaman modrn ini masih

di kembangkan dan diamalkan. Sedangkan Melihat perkembangan tradisi di

indonesia pada zaman sekarang mengalami penurunan sehingga berdampak negatif

terhadap sikap peserta didik. contonya prilaku peserta didik yang tidak menunjukan

sisi keislaman karena terpengaruh oleh tradisi dari non islami.2

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian

mengenai “Pengaruh penanaman Tradisi keilmuan yang islami tehadap sikap

peserta didik (Penelitian Di Mts PSA Al-Mubarokah Kecamatan Cineam

Kabupaten Tasikmalaya)”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penulis

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Pentingnyan penerapan nilai-nilai ilmu agama terhadap siswa supaya

memperbaiki akhlaq keseharian siswa di lingkungan sekolah.

b. Rendahnya pengetahuan siswa terhadap tradisi keilmuan islam, yang

mengakibatkan sikap dan perilaku siswa.

2
Syamsudin Kadir, (2015). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di
http://akarsejarah.wordpress.com/2015/04/12-membangun-kembali-tradisi-keilmuan-islam.html

3
4

c. Kurangnya kesadaran siswa dalam meningkatkan pengamalan ilmu

Agama Islam.

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan

mendalam, maka penulis memandang permasalahan penelitian yang

diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri

hanya berkaitan dengan

a. Pengaruh Penanaman Tradisi keilmuan yang islami di MTs PSA Al-

Mubarokah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya.

b. Dampak positif terhadap sikap belajar peserta didik di MTs PSA Al-

Mubarokah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka

pokok perumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penanaman tradisi keilmuan yang islami di MTs. PSA Al-

mubarokah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya?

b. Bagaimana sikap belajar peserta didik di MTs. PSA Al-Mubarokah

Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya?

c. Adakah pengaruh terhadap penanaman tradisi keilmuan yang islami

terhadap sikap belajar peserta didik di MTs. PSA Al-Mubarokah

Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya?

4
5

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui tradisi keilmuan Yang islami di MTs. PSA Al-

Mubarokah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya.

b. Untuk mengetahui sikap belajar peserta didik di MTs. PSA Al-Mubarokah

Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya.

c. Untuk mengukur pengaruh penanman tradisi keilmuan yang Islami di

MTs. PSA Al-Mubarokah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya.

D. Kegunaan Penelitian.

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan yang bersifat

teoritis dan praktis.

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan terutama pada bidang pendidikan agama

islam.

2. Secara peraktis

a. Bagi peneliti yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam

penanaman Tradisi yang Islami.

b. Bagi siswa untuk meningkatkan sikap terhadap Trdisi keilmuam yang

Islami.

5
6

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Landasan Teoretik

1. Sikap Belajar

a. Pengertian Sikap Belajar

Sebelum kita mendefinisikan tentang sikap belajar, terlebih dahulu

kita mendefinisikan sikap dan belajar. Para ahli psikologi dibidang

pengukuran sikap Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Orgood

mengartikan sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi. Sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak

memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Secara lebih spesifik,

Thrustone sendiri menformulasikan sikap sebagai derajat afek positif

atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis.3

Disebutkan oleh Lapierre, bahwa sikap sebagai suatu pola perilaku,

tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri

dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respons

terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan.4

3
Azwar, Sikap Manusia, Teori & Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 4-5

4
Azwar, op. Cit., h. 5

6
7

Menurut Mar’at sikap juga dipandang sebagai hasil belajar dari

perkembangan atau suatu hasil yang diturunkan. Pendapat Anastasi dan

Urbina bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak kearah

mana seseorang merespon suatu obyek. Selanjutnya pendapat Gagne

bahwa sikap adalah keadaan yang mengubah pilihan individu

melakukan tidakan pribadi.5

b. Ciri-ciri Sikap

Sikap dikatakan sebagai faktor yang terdapat dalam diri manusia

yang dapat mendorong atau menimbulkan perilaku tertentu.beberapa

ciri atau karakteristik sikap sebagai berikut :

a. Sikap tidak dibawa sejak lahir, artinya sikap dapat dipelajari

b. Sikap selalu berhubungan dengan obyek sikap

c. Sikap dapat tertuju pada satu obyek, dan dapat pula pada

sekumpulan obyek.

d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.

e. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi.6

5
Wismanto, Bagus.Pengaruh Sikap terhadap Perilaku “Kajian Meta Analisis Korelasi,
www.google.com/jurnal sikap

6
Ibid. Azwar Hal : 131 - 132

7
8

c. Fungsi Sikap

Sikap mungkin bersumber pada salah satu dari berbagai macam

motif tertentu.Dapat digambarkan beberapa macam dasar-dasar

motivasi yang lebih luas, dimana pembentukan sikap cenderung untuk

terjadi. Sikap-sikap yang telah terbentuk tersebut mempunyai

berbagai fungsi, diantaranya:

a) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.

Sikap dalam fungsi penyesuaian ini merupakan alat untuk

mencapai tujuan yang diinginkan atau menghindari tujuan yang tidak

diinginkan Sikap adalah sesuatu yang communicable, artinya sesuatu

yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama,

karenanya sikap bisa menjadi penghubung antara orang dengan

kelompoknya atau satu kelompok dengan kelompok lain, sehingga

tingkah laku itu dapat diramalkan terhadap objek tertentu.

b) Sikap berfungsi sebagai pertahanan ego

Sikap mempertahankan ego ini diambil oleh individu untuk

melindungi egonya terhadap impuls-impulsnya yang tidak dapat

diterima dan terhadap pengetahuan tentang kekuatan-kekuatan yang

mengancam dari luar dan cara- cara yang dipakainya untuk mengurangi

kecemasan-kecemasan yang ditimbulkan oleh berbagai macam

persoalan.

8
9

c) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku

Setiap individu akan bereaksi tertentu terhadap suatu stimulus

yang biasanya ada proses secara sadar untuk menilai stimulus tersebut

yang erat hubungannya dengan cita-cita tujuan hidup individu,

peraturan kesusilaan dalam masyarakat, keinginan dan sebagainya.

d) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman

Pengalaman-pengalaman dari dunia luar yang diterima individu

akan selalu direspons dengan aktif melalui penilaian- penilaian. Dari

penilaian tersebut, kemudian dipilih pengalaman yang berarti bagi

individu.

e) Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian

Sikap mencerminkan kepribadian seseorang, apabila kita ingin

mengubah sikap seseorang, kita harus mengetahui keadaan

sesungguhnya dari sikap orang tersebut untuk mengetahui mungkin

tidaknya sikap tersebut dirubah.7

Jadi, berdasar beberapa fungsi sikap dari Ahmadi, dalam hal ini

jika dikaitkan dengan sikap siswa adalah siswa akan mengeluarkan

sikap sebagai alat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,

sebagai pertahanan ego, sebagai alat pengatur tingkah laku

kesehariannya, sebagai alat pengatur pengalaman- pengalaman salah

7
Ahmadi, Psikologi Sosial ( Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1979), h. 55

9
10

satunya pengalaman belajar, dan sebagai pernyataan kepribadian.

d. Faktor-faktor Pembentukan Sikap

Gerungan dalam bukunya mengatakan bahwa pembentukan

sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja.

Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia,

dan berkenaan dengan obyek tertentu. Maka dari itu ada dua faktor

yang dapat membentuk atau merubah sikap seseorang terhadap suatu

obyek, yaitu :

1. Faktor intern

Yakni kemampuan selektivitas, daya pilih, minat dan

perhatian untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh dari

luar, serta motif-motif yang ada di dalam diri individu tersebut.

2. Faktor ekstern

Pembentukan maupun perubahan sikap selain dipengaruhi

oleh faktor intern juga ditentukan oleh sifat, isi pandangan baru yang

akan diberikan, siapa yang memberikan, siapa yang mendukung,

dengan cara apa diberikan, dan dalam situasi bagaimana sikap baru

tersebut diperbincangkan.8

e. Pengertian Belajar

8
A. Gerungan. Psikologi sosial. (Bandung : Rafika Aditama, 2004) hlm 155-157

10
11

Setelah kita mengetahui apa yang dimaksud dengan kata

sikap maka selanjutnya akan dijelaskan tentang pengertian kata

belajar.

Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada

diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik

ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang

juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman

yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.9

Belajar adalah proses pengalaman melalui latihan-latihan yang

dialami individu dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Gagne dan

Berliner belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman.

f. Unsur-unsur Belajar

Cronbach mengemukakan adanya 7 unsur utama dalam proses

belajar yaitu :

1. Tujuan

Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin

dicapai.Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.

Perbuatan belajar diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan dan

untuk memenuhi sesuatu kebutuhan. Sesuatu perbuatan belajar akan

efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi

9
Nana S. Sukmadinata.Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005) hlm 155

11
12

individu.

2. Kesiapan

Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak

atau individu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis,

kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun

penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang

mendasarinya.

3. Situasi

Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.

Dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat dan

bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam

kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar. Kelancaran dan hasil

dari belajar banyak dipengaruhi oleh situasi ini, walaupun untuk

individu dan pada waktu tertentu sesuatu aspek dari situasi belajar ini

lebih dominan sedang pada individu atau waktu lain aspek lain yang

lebih berpengaruh.

4. Interprestasi

Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi,

yaitu melihat hubungan di antara komponen-kmponen situasi belajar,

melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya

dengan kemungkinan pencapaian tujuan. Berdasarkan interpretasi

tersebut mungkin individu sampai kepada kesimpulan dapat atau tidak

dapat mencapai tujuan.

12
13

5. Respons

Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu

mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan,

maka ia memberikan respons. Respons ini mungkin berupa suatu

usaha coba-coba (trial and error), atau usaha yang penuh

perhitungan dan perencanaan atau pun ia menghentikan usahanya

untuk mencapai tujuan tersebut.

6. Konsekuensi

Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi

entah apakah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan

respons atau usaha belajar siswa. Apabila siswa berhasil dalam

belajarnya ia akan merasa senang, puas, dan akan meningkatkan

semangatnya untuk melakukan usaha-usaha belajar berikutnya.

7. Reaksi terhadap kegagalannya

Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa

dalam belajar adalah kegagalan. Peristiwa ini akan menimbulkan

perasaan sedih dan kecewa. Reaksi siswa terhadap kegagalan dalam

belajar bisa bermacam-macam. Kegagalan bisa menurunkan

semangat, dan memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, tetapi

bisa juga sebaliknya, kegagalan membangkitkan semangat yang

berlipat ganda untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut.10

10
Nana S. Sukmadinata.Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005) hlm 157

13
14

2. Tradisi keilmuan Islam

a. Sejarah Tradisi keilmuan islami

Secara historis tradisi intelektual dalam Islam di mulai dari

pemahaman terhadap Al Qur”an yang di wahyukan kepada Nabi

Muhammad SAW, sescara berturut-turut dari priode Mekahsampai

Madinah. Munculnya tradisi tradisi keilmuan dalam Islamsecara umum

dapat tebagi menjadi tiga priode. Priode pertama dimana pada priode ini

lahirlah pandangan hidup Islam. Priode ke kedua dimulai ketika timbul

kesadaran bahwa wahyu yang turun (sudah menjadi pandangan hidup).

Priode ketiga lahirnya tradisi keilmuan dalam Islam dimana tradisi keilmuan

ini lahir dari konsekuensi logis dari adanya stuktur pengetahuan dalam

Islam.

Dari proses lahirnya pandangan Islam yang tergambar dari tiga

priode diatas dapat disimpulkan bahwa Islam adal;ah agama yang sarat

dengan ajaran yang mendorong dalam timbulnya ilmu pengetahuan. Ajtaran

tentangb ilmu pengetahuan dalam Islam yang cikal bakalnya adalah konsep-

konsep dasar dalam wahyu itu kemudian ditafsirkan kedalam berbagai

bentuk kehidupan dan akhirnya terakumulasi dalam sebuah bangunan

14
15

peradaban yang kokoh. Suatu peradabanyang lahir dan tumbuh atas

dukungan tradisi intelektual yang berbasi npada wahyu. 11

Ilmu merupakan sarana untuk mengembangkan perbedaan manusia,

tanpa ilmu manusia akan tampak seperti hewan yang berjalan di muka bumi

dengan dua kaki. Dengan ilmu manusia akan terangkat derajatnya, yang

pada mulanya rendah menjadi agak tinggi, dan yang sudah agak tinggi

menjadi tinggi. Maka dari itu hendaknya para manusia mencari dan

berusaha mengamalkan segala ilmu yang diperolehnya.

Islam adalah agama yang sangat mementingkan perkembangan dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menurut islam adalah

alat yang membawa orang menuju keselamatan, dan juga alat untuk

meninggalkan kegelapan. Banyak sekali hadist Nabi yang mengatakan

tentang pentingnya ilmu, bahkan sampai-sampai al Qur’an sendiri

mengatakan bahwa ilmu itu sangat penting dan berguna bagi manusia untuk

kesejahteraan hidupnya. Al Qur’an juga memerintahkan manusia untuk

mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan, karena dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan seseorang maka akan semakin kokohlah

imannya.

Dalam al Qur’an juga diterangkan bahwa tidak ada yang namanya

dikotomi ilmu sebagaimana keterangan dalam surah al alaq ayat 1-5. Akan

11
Al-Jabiri, M.Abed, Ipost TradisionalismeIslam. (Yogya, LKIS. 2000)

15
16

tetapi kenyataannya banyak orang muslim yang mendikotomikan ilmu

tersebut, akibatnya ilmu orang Islam sulit berkembang.

Dalam Islam atau masyarakat muslim terdapat epistemologi yang

khusus tentang ilmu dan juga tradisi keilmuan tersendiri. Tetapi ilmu dalam

islam atau negara-negara Islam sulit sekali berkembang karena terdapat

berbagai permasalahan dan problematika yang melanda. Baik problematika

tersebut datangnya dari dalam atau dari luar umat islam itu sendiri. Semua

permasalahan dan problematika tersebut belum ada pemecahannya sampai

sekarang, padahal hal itu harus segera dipecahkan untuk dapat memajukan

ilmu dan keilmuan dalam islam. Jika kita menengok sejarah sebentar, maka

disitu kita akan menemukan bahwa islam pernah mengalami kejayaan

tentang ilmu dan keilmuan. Tetapi sekarang isi kita sulit sekali memajukan

keilmuan dalam islam atau masyarakat muslim

Maka dari itu kami akan mencoba menguraikan mengenai ilmu

dalam masyarakat muslim dan tradisi keilmuan dalam masyarakat muslim

atau dalam Islam yang kami ambil dari berbagai referensi baik yang berupa

cetak atau elektronik dan pengetahuan kami.

redudensi peristilahan (words redudancy ), yang tujuannya untuk

lebih menegaskan suatu makna, seperti jatuh ke bawah, naik ke atas dan lain

sebagainya. Ada dua term pengetahuan, yaitu “pengetahuan ilmiah ” dan

“Pengetahuan Biasa “. Pengetahuan Biasa (knowledge) diperoleh dari

keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan, seperti perasaan pikiran,

16
17

pengalaman, pancaindera dan intuisi untuk mengetahui sesuatu tanpa

memperhatikan objek, cara dan kegunaannya. Sedangkan “Pengetahuan

Ilmiah” (science) juga merupakan keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan

untuk mengetahui sesuatu, tetapi dengan memperhatikan obyek, cara yang

digunakan dan kegunaan dari pengetahuan tersebut. Dengan kata lain,

pengetahuan ilmiah memperhatikan obyek ontologis, landasan

epistemologis dan landasan aksiologis dari pengetahuan itu sendiri. Baik

Science atau knowledge pada dasamya keduanya merupakan hasil observasi

pada fenomena alam atau fenomena sosial. Dengan demikian, ilmu

pengetahuan memiliki cakupan yang amat luas, yaitu ilmu pengetahuan

alam, sosial budaya dan seterusnya.

Berdasarkan keterangan diatas, ada beberapa istilah untuk

menyebutkan ilmu pengetahuan, seperti istilah: ilmu, pengetahuan, al ‘ilm,

dan sains. Barangkali untuk menyederhanakan masalah, keempat istilah itu

dianggap memiliki makna dan maksud yang sama, sehingga istilah-istilah

tersebut bebas digunakan dalam wacana keilmiahan tanpa dikaitkan dengan

konotasi-konotasi pemahaman yang spesifik dan tertentu.

Maka dari itu di Indonesia biasanya terdapat kerancuan dalam

penggunaan istilah-istilah tersebut sehingga menimbulkan salah persepsi.

Sehingga di bawah ini penulis akan menguraikan mengenai perbedaan

antara keempat istilah tersebut.

17
18

Penjelasan di atas, merupakan penjelasan umum ilmu dan

keterkaitannya dengan istilah Sains (Science) dan Knowledge, namun

apabila dilihat dari sisi bawah makna yang terkandung dalam kata ilmu

perlu lebih ditegaskan. Untuk menghindari kesalahpahaman, perlu

dilakukan pambahasan tentang peristilahan Sains dan ilmu. Seringkali

istilah Sains (Science) dan Ilmu (‘Ilm) disepadankan, sehingga memberikan

pensifatan yang sepadan pula yaitu antara Scientific dengan ilmiah.

Penyepadanan antara ilmu dengan Sains, dimana Sains hanya berkaitan

dengan obyek-obyek inderawi adalah menyempitkan makna ilmu yang

sebenamya. Konsekuensi dari penyepadanan tersebut adalah mengeluarkan

obyek-obyek yang tidak bisa diketahui, namun bisa dikenali (Ma’rifah),

seperti hal-hal yang terkait dengan “ke-Tuhanan” dikeluarkan dari wilayah

ilmu. Implikasi lebih jauhnya, tersirat dalam penggunaan kata “Ilmiah”

(Scientific).

Segala pernyataan yang tidak “ilmiah” (tidak Scientific) dianggap

lebih rendah nilainya. Yang pada gilirannya berarti segala ilmu yang

bersumber dari agama yang tidak bisa “dibuktikan” secara inderawi

(masalah moral sebagai misal) menjadi tidak bernilai. Penyempitan makna

ini, baik secara sadar atau tidak, telah memberikan isyarat tentang terjadinya

proses penghapusan makna-makna ruhaniah (sekuralisasi) yang

sesungguhnya memang dimulai dari pemberian makna suatu bahasa. Dalam

pembahasan di sini, tidak.dilakukan perbedaan antara Sains dan Ilmu dan

tidak pula dilakukan penyempitan makna atau lingkup otoritas dari Sains.

18
19

Artinya Sains yang dimaksudkan di sini bisa memiliki otoritas cakupan

sama dengan yang dimiliki oleh limu.12

b. Pengertian Tradisi keilmuan Islam

Tradisi merupakan warisan atau norma adat istiadat, kaidah-

kaidah, harta-harta. Tetapi tradisi bukan suatu yang tida dapat diubah.

Tradisi justru diperpadukan dengan aneka ragam perbuatan manusia dan

diangkat dalam keseluruhannya. Manusia yang membuatkan ia yang

menerima, ia pula yang menolaknya dan yang mengubahnya. Itulah

sebabnya mengapa kebudayaan merupakan cerita perubahan-perubahan

manusia yang selalu memberi wujud baru kepada pola-pola kebudayaan

yang ada. 13

Tradisi merupakan roh dari sebuah kebudayaan, dengan tradisi

sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Bila tradisi dihilangkan maka ada

harapan suatu kebudayaan akan berakhir disaat itu juga. Disetiap sesuatu

menjadi tradisi biasanya telah teruji tingkat efektifitas dan tingkat

efesiensinya. Efektifitas dan efisiensinya selalu mengikuti perjalanan

pekembangan unsur kebudayaan. Berbagai bentuk sikap dan tindakan

dalam menyelesaikan persoalan kalau tingkat efektifitasnya dan

12
Muhammad faturrahman, Imu dan Tradisi keilmuan Islam, (Pagerwojo: Rosda Karya, 2013),
cet. Ke-2, h.5.

13
Van Reusen, (2017). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di
http://rangkumanpustaka.blogspot.com/2017/04/5-definisi-tradisi-menurut-para-ahli.html

19
20

efesiensinya rendah akan segera di tinggalkan pelakunya dan tidak akan

pernah menjelma menjadi sebuah tradisi. Tentu saja sebah tradisi akan pas

dan cocok sesuai situasi dan kondisi masyarakat pewarisnya.14

Tradisi suatu yang hadir dan menyertai kekinioan kita.yang

berasaldari masa lalukita atau masa lalu orang lain ataukah masalalu

tersebut masa yang jauh atau masa yang dekat.

Tradisi buikan masa laluy yang jauh darikeadaan kita saat ini, tapi

masa laluy yang dekat denga kekinian kita,jadi semuanya adalah

tradisi,bila berkaitan dengan segala sesuatu yang ada ditengah kita dan

menyertai kekinian kita, asalitu berasaldari masa lalu.15

Menurut pendapat lain ilmu adalah pengetahuan yang tersusun

rapimdengan metode ilmiah.ilmu b erasaldari kata alima, pengabilan

istilah ilmu dalam bahasa Indonesia terpengaruh oleh bahasa Arab.

Sementara itu secara istilah ilmu terdapat beberapa pendapat.

Ilmu merupakan sarana untuk mengembangkan peradaban manusia,

tanpa ilmu manusia kan tampak seperti hewn yang berjalan dimuka bumi

dengan dua kaki. Dengan ilmu manusia akan terangkat derajatnya , yang

pada mulanya rendah menjadi agak tinggi, dan yang sudah agak tinggi

14
Bastami, suwaji (2017). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di
http://rangkumanpustaka.blogspot.com/2017/04/5-definisi-tradisi-menurut-para-ahli.html

15
Al-Jabiri, M.Abed, Ipost TradisionalismeIslam. (Yogya, LKIS. 2000), cet. Ke 2 h. 287.

20
21

menjadi tinggi. Islam adalah agama yang sangat mementingkan

perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Keilmuan islami adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan

hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian

utama menurut ukuran-ukuran islam. Menanamkan akhlak yang mulia di

dalam jiwa anak dalam masa bertumbuhannya dan menyiraminya dengan

nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan meresap

dalam jiwa kemudian buahnya berwujud keutamaan dan kebaikan.

Namun dari pebedaan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan

adanya titik persamaan yang secara ringkas bahwa keilmuan yang islami

itu adalah bimbingan yang dilakukan orang dewasa kepada anak didik

dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian yang islami.16

Tradisi suatu yang hadir dan menyertai kekinian kita.yang

berasaldari masa lalukita atau masa lalu orang lain ataukah masalalu

tersebut masa yang jauh atau masa yang dekat.

Islam sangat mendukung terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

hal itu ditunjukan dalam Al Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1-5, bahwa manusia

di perhatikan untuk membaca ayat-ayat Alloh, baik berupa ayat kauniah

maupun ayat kauliyah.karena membaca merupakan salah satu cara

mengembangkan ilmu pengetahuan. Bahwa ilmu itu sangat penting dan

16
Drs.Ahmad D. Marimba,Musthafa Al-Ghulayaini (2017). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia
di http://www.kompasiana.com/wahyuanggunsafitri/ilmu-keilmuanislama-pengerian-ruang-
lingkup-dan-fungsi-ilmu-pendidikan-islam.html

21
22

berguna untuk manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Ayat tersebut juga

Alloh memrintahkan manusia untuk mencari dan mengembangkan ilmu

pengetahuan,karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan seseorang

akan semakin kokoh imannya.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dirumuskan pengertian

keilmuan Islam adalah segala sesuatu yang menyertai kekinian

pengetahuan yang disusun dalam suatu sistem yang di manfaatkan untuk

memperoleh keselamatan dan kebahagian manusia yang berasal dari Alloh

Swt, melalui ajaran-ajarannya dan segala fenomena yang terjadi. 17

B. Kerangka Pemikiran

Tradisi atau kebiasaan adalah suatu yang telah dilakukan untuk sejak

lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,

biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.

Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang

diteruskan dari generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa a danya

ini, suatu tradisi dapat punah18

Tradisi juga merupakan warisan atau norma adat istiadat, kaidah-

kaidah, harta-harta. Tetapi tradisi bukan suatu yang tida dapat diubah.

Tradisi justru diperpadukan dengan aneka ragam perbuatan manusia dan

17
Ravert, Jerome R, Filsafat Ilmu Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasa, (Yogyakarta: Pusaka
Pelajar, 2010) cet. Ke-2 h.287.

18
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Tradisi.html

22
23

diangkat dalam keseluruhannya. Manusia yang membuatkan ia yang

menerima, ia pula yang menolaknya dan yang mengubahnya. Itulah

sebabnya mengapa kebudayaan merupakan cerita perubahan-perubahan

manusia yang selalu memberi wujud baru kepada pola-pola kebudayaan

yang ada. 19

Menurut WJS Poerwadaminto, tradisi adalah segala segala sesuatu

yang menyangkut kehidupan dalam masyarakat yang dilakukan secara

terus menrus, seperti adat, budaya, kebiasaan dan kepercayaan.

Dalam islam Al-qur’an dan Hadist lahirnta tradisi keilmuan dalam

islam meliputi fiqih, tauhid, tasawuf bahkan filsafat. Islam memandang

ilmu bahwa ilmu adalah alat untuk mendapatkan pengetahuan tentang

Alloh, keridhoan, dan kedekatan kepadanya. Itulah mengapa ilmu menjadi

sangat signifikan dalam islam. Bahkan menuntut ilmu dihukumi wajib

bagi setiap muslim. Hal ini diterangkan dalam Al-qur’an maupun Hadist

yang menjelaskan pentingnya ilmu dan keutamaan orang-orang yang

berilmu di hadapan Alloh. Dengan ilmu seorang muslim seharusnya dapat

mendekatkan diri kepada Alloh, diantaranya:

1. Meningkatkan pengetahuan tentang Alloh.

2. Dapat dengan efektif membantu mengembangkan m,asyarakat

islam mencapai tujuan-tujuannya.

3. Dapat membingbing orang lain.

19
Van Reusen, (2017). Pendapat Para Ahli (online). Tersedia di
http://rangkumanpustaka.blogspot.com/2017/04/5-definisi-tradisi-menurut-para-ahli.html

23
24

4. Dapat memecahkan berbagai problem masyarakat.

Jadi ilmu adalah dasar dari sebuah perbadaan. Dan tradisi keilmuan

di dunia islam pada masa silam ternyata telah terbukti dapat membawa

kejayaan bagi peradaban islam yang mampu mewujudkan kesejahteraan

bagi kehidupan. 20

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau

peristiwa. Secara umum adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan

seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenal aspek aspek

tertentu dalam lingkungannya. Komponen-komponen sikap dalah

pengetahuan, perasaan-perasaan dan kecenderungan untuk bertindak.

Dalam pengertian yang lain sikap adalah kecondongan evaluatif terhadap

suatu objek atau subjrk yang memilki konsekwensi yakni bagaimana

seseorang berhadap-hadapan dengan objek sikap.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini penelitian menyertakan beberapa hasil penelitian

terdahulu yang pernah di lakukan oleh para peneliti lain, yang memiliki

relevansi dengan topik yang akan penulis teliti yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nohan Riodani (2015) mahasiswa

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam (IAIN)

20
Mas’ud Mojosari, Tradisi Keilmuan dalam Peradaban Islam, vol.17, 2013, p.4,
(http://1411177.blog.com)

24
25

Tulungagung dengan judul “MENINGKATKAN TRADISI ILMU

YANG ISLAMI TERHADAP PRILAKU ANAK DIDIK”.21

Penelitian ini termasuk penelitian deskiptif dengan

melakukan pengujian hipotesis melalui analisis statistic. Populasi

dalam penelitiannya adalah kelas IX sedangkan sampelnya

mengambil klas IX yang berjumlah 41 Siswa sebagai populasi

terjangkau. Data yang di peroleh melalui observasi, wawacara,

pretest dan Postest. Teknik analisis data yang di gunakan adalah uji

t.

Kesimpulan yang di ambil dari penelitian ini 1). Penanaman

tradisi keilmuan yang islami yang diteliti oleh Nohan Riodani dapat

berpengaruh terhadap perilaku peserta didik. learning yang

digunakan menunjukan keberhasilan dan berpengaruh pada sikap

dan kerjasama siswa. 2). berdasarkan hasil perhitungan melalui uji”

t” tersebut dapat di lihat bahwa “t” hitung lebih besar dari pada ttabel

karena thitung = 2,84 sedangkan ttabel=2,02 dengan table “t” dengan

taraf signifikn 5% sedangkan ttabel = 1%. Ini berarti bahwa hipotesis

alternative (ha) di terima.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hanik Widiastuti (2016) mahasiswa

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Paskasrjana Institut

21
Nohan Riodani, meningkatkan tradisi ilmu yang islami terhadap perilaku anak didik.
(Telungagung : skripsi di fakultas tarbiyah ilmu keguruan institut agama islam telungangung,
2015)

25
26

Agama Islam Negri Surakarta dengan juudul “UPAYA GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN

TRADISI ISLAM NUSANTARA” .22

Penelitian ini termasuk penelitian deskiptif dengan

melakukan pengujian hipotesis melalui analisis statistic. Populasi

dalam penelitiannya adalah kelas VII sedangkan sampelnya

mengambil klas VII yang berjumlah 52 Siswa sebagai populasi

terjangkau. Data yang di peroleh melalui observasi, wawacara,

pretest dan Postest. Teknik analisis data yang di gunakan adalah uji

t.

Kesimpulan yang di ambil dari penelitian ini 1). Penanaman

tradisi keilmuan yang islami yang diteliti oleh Hanik Widiastuti

dapat berpengaruh terhadap perilaku peserta didik. learning yang

digunakan menunjukan keberhasilan dan berpengaruh pada sikap

dan kerjasama siswa. 2). berdasarkan hasil perhitungan melalui uji”

t” tersebut dapat di lihat bahwa “t” hitung lebih besar dari pada ttabel

karena thitung = 3,34 sedangkan ttabel=2,05dengan table “t” dengan

taraf signifikn 5% sedangkan ttabel = 1%. Ini berarti bahwa hipotesis

alternative (ha) di terima.

22
Hanik Widiastuti, Upaya Guru pendidikan agama islam dalam Menanamkan Tradisi Islam
Nusantara. (Surakarta: Skripsi di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Paskasrjana Institut
Agama Islam Negri Surakarta, 2016)

26
27

3. Penelitian yang dilakukan oleh Abu Hasan Agus R (2011)

mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dengan judul “PENANAMAN

NILAI-NILAI TRADISI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

ANAK DIDIK PENELITIAN DI SD BINA ANAPRASA NURUL

JADID”. Mengungkap bahwa kesadaran siswa dalam meningkatkan

pengamalan nilai-nilai Islam di sekolah cukup tinggi. Hal ini

tampakintentitas ibadah maupun akhlaqkeseharian di sekolah.23

Pada hasil penelitian relevan diatas, peneliti mendapatkan

kesimpulan bahwa adanya pengaruh yang segnifikan terhadap

penanaman tradisi keilmuan yang islami atau nilai-nilai Islam

terhadap sikap belajar siswa.

Karena dalam hasil penelitian ketiga menggunakan penelitian

deskiptif dengan melakukan pengujian hipotesis melalui analisis

statistic. Dan dari penelitian yang peneliti baca penelitian yang

dilakukan hanya menelliti menggunakan deskiptif. Maka dari itu

peneliti ingin meneliti yang mencakup Tradisi keilmuan yang islami.

Pada hasil penelitian relevan diatas, peneliti mendapatkan

kesimpulan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dengan

pengaruh penerapan keilmuan islami terhadap sikap belajar peserta

didik dan hasil penelitian diatas menggunakan deskiptif. Karena

23
Abu Hasan Agus R, Penanaman nilai-nilai tradisi pendidikan agama islam pada anak didik
penelitian di sd Bina Anaprasa Nurul Jadid.(Yogyakarta: Skripsi di Program Paskasarjana UIN
Sunan Kalijaga, 2011)

27
28

dalam hasil penelitian ketiga menggunakan penelitian deskiptif

dengan melakukan pengujian hipotesis melalui analisis statistic. Dan

dari penelitian yang peneliti baca penelitian yang dilakukan hanya

menelliti menggunakan deskiptif. Maka dari itu penulis ingin

meneliti bidang Penanaman Tradisi keilmua yang islami untuk

membentuk sikap peserta didik.

D. Hipotetis Penelitian

Semakin tepat penanaman Tradisi Keimuan yang Islami pada siswa

maka akan semakin tinggi pula sikap dan prilaku peserta didik.

Berdasarkan hipotesis tersebut maka hipotesis alternatif (Ha) dan

hipotesis (Ho) dapat di rumuskan kedua hipotesis tersebut.

Ha: Penanaman tradisi yang Islami mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap sikap belajar peserta didik.

Ho: Penanaman tradisi yang Islami tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap sikap belajar peserta didik.

28
29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Berdasarkan judul yang penulis ajukan yaitu “Penanaman Tradisi

Keilmuan yang islami terhadap Sikap belajar peserta didik“: Maka lokasi

penelitiannya di MTs Psa AL-Mubarokah Kecamatan Cineam Kabupaten

Tasikmalaya”. Adapun waktu penelitian ini diperkirakan selama 8 bulan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Time Schedule Penelitian

No Waktu Penelitian (2017-2018)

Jenis Kegiatan
Nov Des Jan Feb Jun Jul Agt Sept

1. Pengajuan Judul 

2. Seminar 
Proposal
3. Revisi Proposal 

4. SK Penelitian 

29
30

5. Penulisan 
Skiprsi
6. Penelitian 
Lapangan
7. Sidang  

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode

Deskriptif Analitik, yaitu untuk memperoleh gambaran empirik mengenai

keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilaksanakan, baik

secara kuantitatif berdasarkan informasi statistik maupun kualitatif

berdasarkan interpretasi terhadap hasil-hasilnya.

Dengan menggunakan metode deskriptif analitik, diharapkan

diperoleh kesimpulan yang mungkin dapat diangkat ketaraf generalisasi

berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, artinya penelitian yang

pengumpulan dan pengolahan datanya menggunakan umus statistik. dst.

Sumber Data yang diperlukan dalam penelitian ini disesuaikan

dengan yang diperlukan dengan masalah penelitian.

D. Populasi dan sampel

30
31

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di

terapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik

kesimpulan.24 generalisasi tersebut merupakan suatu pengambilan

keputusan terhadap kelompok individu yang luas jumlahnya

berdasarkan data yang di peroleh dari kelompok individu yang sedikit

jumlahnya 25

Berdasarkan objeknya maka di jadikan populasi penelitian adalah

 peserta didik kelas VIII dan kelas IX di MTs. Psa Al-Mubarokah

Tahun Ajaran 2018-2019 Kecamatan Cineam Kabupaten

Tasikmalaya yang berjumlah 86 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki

oleh populasi tersebut bila populasi besar dan penelti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang di ambil dari populasi itu, apa yang di pelajari dari sampel

itu kesimpulannya akan dapat di berlakukan untuk populasi untuk itu

sampel yang di ambil dari populasi harus betul-betul mewakili.26

24
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h. 80.
25
Colnarsunu 2002 h.12
26
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hal. 81.

31
32

Untuk membentuk jumlah pada perinsipnya semakin besar

perestasinya dan populasi semakin baik, tapi untuk menentukan jumlah

minimal sampel dapat mengacu pada tabel yang tersedia pada buku-

buku penelitian atau menggunakan rumus dari taro Yamane sebagai

berikut:

n=

n= Jumlah Sampel

N= Jumlah Populasi

d= Perestasi yang di inginkan ( 10 %)

Berdasarkan pendapat diatas,maka populasi yang dijadikan sampel

adalah siswa dari kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

No Populasi Jumlah Sampel


Populasi

1. Siswa kelas 140 siswa 86 siswa

VII, VIII, IX

E. Teknik Pengumpulan Data

32
33

Adapun teknik pengumpulan data yang di pergunakan dalam suatu

penelitian adalah :

1. Obervasi

2. Penyebaran Angket

3. Wawancara

4. Dokumentasi

Namun dalam penelitian ini, sesuai dengan bentuk pendekatan

penelitian kuantitatif dan sumber data yang akan di gunakan teknik

penyebaran angket, Observasi,Wawancara di karenakan tidak tersedianya

rentang waktu yang panjang untuk mengadakan teknik pengumplan data

secara utuh dan menyeluruh. Maka teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah:

a. Observasi

Pengamatan di lakukan selama, sebelum dan sesudah penelitian ini

berlangsung. Observasi ini di lakukan dalam peroses tradisi keilmuan yang

islami untuk menanamkan sikap peserta didik agar lebih baik.

b. Kuesioner/ Angket

Merupakan teknik pengumpulan data guna mendapatkan data

perimer yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab, yaitu mengenai asfek

menanamkan Tradisi keilmuan yang Islami untuk meningkatkan sikap

peserta didik.

33
34

Kuesioner yang penulis gunakan dalam pengumpulan data ini adalah

kuesioner tertutup, yang sudah disedikan jawabannya sehingga responden

tinggal memilih.

Contoh Angket Motivasi Belajar :

Tabel 3.3

No Pernyataan Skor

ss S cs ks ts

1 Saya rajin ke sekolah terutama mata pelajaran

yang saya sukai.

2 Saya ragu dengan kemampuan yang saya miliki

dalam memahami penjelasan guru.

3 Saya senang mencari informasi yang

berhubungan dengan pelajaran, karena bisa

memperkaya ilmu kita.

4 Saya merasa tidak mampu menyelesaikan

setiap tugas mata pelajaran yang diberikan.

Keterangan:
Berikanlah jawaban dengan cara memberi tanda cek (√) pada salah

satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan tingkat persetujuan Anda,

dengan pilihan jawaban sebagai berikut :

34
35

SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
CS : Cukup Sesuai
KS : Kurang Sesuai

TS : Tidak Sesuai

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, yaitu

percakapan yang bertujuan memperoleh informasi terhadap sesuatu yang

penulis butuhkan yang tidak dapat diperoleh melalui observasi dan angket,

sehingga dapat memperkuat baik data yang dihasilkan dengan observasi

maupun angket. Teknik interview ini digunakan penulis untuk

mewawancarai subjek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang lebih

lengkap tentang penanaman Tradisi keilmuan yang islami terhadap sikap

peserta didik.

d. Study lapangan /dokumentasi

Pengumpulan data penelitian dengan cara terjun lagsung ke lokasi

dimana penelitian ini dilakukan, yaitu ke MTs. Psa Al-Mubarokah

Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya guna untuk medapatkan data

sekunder dari sumber-sumber informasi/arsip tertulis yang tersusun rapi di

Madrasah Tsyanawiyah tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Tabel 3.4

35
36

Kisi-kisi angket variabel Tradisi keilmuan yang islami

No Variabel Aspek Jumlah Soal

1. Tradisi keilmuan yang islami 1. Pengetahuan siswa 1-10

tentang mata pelajaran

keagamaan.

2. Kebiasaan siswa dalam


10-20
menerapkan Tradisi

islami di sekolah.
20-30
3. Kegiatan PHBI

Tabel 3.5

Kisi-kisi angket variabel Sikap Belajar Peserta Didik

No Variabel Aspek Jumlah Soal

1. Sikap Belajar Peserta Didik 1. Paham dan 1-5

pentingnya tujuan

belajar.

2. kemauan untuk 6-15

belajar. 15-25
3. keseriusan dalam

belajar.
25-30
4. Menyediakan waktu

untuk belajar.

36
37

G. Teknik Analisi Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka langkah

selanjutnya penulis melakukan penganalisaan dan pengolahan data yang

telah diperoleh agar data itu tidak hanya sebatas informasi saja akan tetapi

data tersebut bisa lebih berarti sebagai bahan pertimbangan juga dapat

menjadi teori substantif.

Analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data.

Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan,

mengelompokan, memberikan kode, dan mengkategorikanya.

Pengorganisasian dan pengolahan data tersebut bertujuan menemukan tema

dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif .

Oleh karena itu berdasarkan penelitian yang akan dilakukan

penulis yaitu analisis tentang Penanaman Tradisi Keilmuan yang Islami

terhadap Sikap peserta didik, maka jenis analisis yang digunakan yaitu

teknik analisis korelasi yang termasuk salah satu teknik analisis stastistik

inferensial yang sering digunakan untuk mengetahui atau menguji adanya

hubungan yang muncul antara gejala atau variabel dimana gejala atau

variabel tersebut bekaitan atau saling berpengaruh satu sama lainya

Selanjutnya langkah yang ditempuh dan rumus yang digunakan

dalam menganalisis data yaitu :

37
38

1. Menguji normalitas distribusi data dari masing-masing variabel, baik

variabel X maupun variabel Y dengan menggunakan rumus chi kuadrat


27

( f 0 f h )
2 
fh

² = Nilai Chi kuadrat

ƒ0 = Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data

ƒh = Frekuensi yang diharapkan

Data disesuaikan normal apabila harga ² (kuadrat hitung)

kurang dari harga ² (chi kuadrat tabel). Dengan mengambil tarap

keprcayaan 95 %

2. Menentukan persamaan regresi dengan menggunkan rumus persamaan

regresi linier.28

Y = a + b, dimana :

( X 12 )(  Y1 )  ( X 1 )(  X 1Y1 )
a
n  X 12  ( X 1 ) 2

n  X 1Y1  ( X 1 )(  Y1 )
b
n  X 12  ( X 1 ) 2

27
Suharsimi Arikunto, metode penelitian masyarakat (Jakarta : bina aksara 1989), h. 278.

28
(Endi Nugraha, 1985:57)

38
39

3. Menghitung koefisien korelasi dengan ketentuan sebagai berikut :29

1. Apabila persamaan regresinya linier, maka rumus korelasi yang

digunakan adalah korelasi produk moment yaitu :

N  X 1 X 2  ( X 1 )(  X 2 )
r
( N  X 1
2

 ( X 1 ) 2 N  X 22  ( X 2 ) 2 

r = Koefisien korelasi product moment

X1 = Jumlah seluruh skor X1

X2 = Jumlah Seluruh skor X2

X1 X2 = Jumlah hasil perkalian antara X1 dan X2

Menghitung signifikan kebenaran koefisien korelasi yang

menggunakan rumus :30

r n 2
t
1 r2

Dengan kriteria pengujian, koefisien korelasi yang dianggap signifikan

berarti apabila dihitung kebenaran tersebut adalah > t (1 -  ) (db).

4. Menentukan besarnya pengaruh variabel Y dan X, dengan menghitung

koefisiensi terminasi (ed) sebagai berikut :31

29
(Moh. Hariyadi, 2009 : 139)
30
(Sudjana, 1986 : 365)
31
(Subino, 1983 : 75).

39
40

Ed = (100) x r2)

5. Penafsiran angka korelasi digunakan tingkat / level sebagai berikut : 32

0,00 – 0,20 (Korelasi yang sangat lemah / tidak ada korelasi)

0,20 – 0,40 (Korelasi sangat lemah / rendah)

0,40 – 0,70 (Korelasi yang sedang atau cukup)

0,70 – 0,90 (Korelasi yang kuat / tinggi)

0,90 – 1,00 (Korelasi yang sangat kuat / sangat tinggi)

32
(Anas Sudijono, 1987 : 180)

40

Anda mungkin juga menyukai