Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar adalah bagian terpenting dalam proses

pendidikan yang mana di dalamnya terdapat guru sebagai tenaga pengajar

dan murid sebagai siswa/santri, dan keduanya sangat berpengaruh dalam

proses pencapaian pendidikan. Maka selain memerperlukan sistematika

dalam pembelajaran tenaga pengajar/guru juga perlu memberikan arahan

dan bimbingan moral atau karakter pelajar. Agar siswa/santri yang sedang

dalam proses pendidikan dapat memiliki kedisplinan moral dan karakter

baik di manapun dan kapanpun.

Karena kurangnya pendidikan moral yang ditanamkan sejak dini,

generasi muda saat ini sering mengalami kemerosotan moral. Pendidikan

moral selama masa kanak-kanak sangat penting karena pendidikan ini

akan membentuk bagaimana seseorang berperilaku ketika mereka dewasa.

Akhlak adalah norma yang mengatur cara manusia berperilaku dalam

segala aspek kehidupan.1

Dalam pengertian umum, akhlak dapat dipadankan dengan etika

atau nilai moral. Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah sifat

yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu

menurut Imam AlGhazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa

1
Sarlito w. sarwono, psikologi remaja (jakarta: rajawali pres, 2013) hal 109
yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamblang dan

mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.2

Apabila pendidikan akhlak seseorang ketika masih kecil sudah

baik, maka akan berimbas baik pula ketika seseorang tersebut telah

dewasa, begitupun sebaliknya, apabila pada masa kecil seseorang tidak

mendapatkan pendidikan akhlak yang baik, maka imbasnya ketika ia telah

dewasa akhlah yang dimiliki akan kurang baik pula

Dengan penelitian ini, yang berfokus kepada kesopanan atau

akhlaq al-karimah santri, peneliti mengobservasi fenomena yang ada pada

kebiasaan yang dilakukan setiap harinya. Santri sebagai objek penelitian

dalam kesehariannya mereka masih kurang dalam mencerminkan

kesopanan terhadap prilakunya.

Seperti halnya jika berada di tempat belajar, mereka kurang dalam

kesopanan terhadap guru dan temannya, contohnya mereka kurang

memerhatikan dan mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru

mereka, dan terhadap temannya mereka kurang dalam segi adab, kepada

yang lebih tua usianya maupun yang lebih muda.

“Sayangi yang lebih muda, hargai yang seusia, dan hormati yang

lebih tua,” dalam kitab akhlaqul banin.3 Begitu juga dalam kehidupan

kesehariannya mereka masih memilih dan memilah siapa yang harus di

hormati, seperti contoh adab ketika bersalaman terhadap orang yang lebih

tua, pada kitab akhlaqul banin di jelaskan “ciumlah tangan orang yang

lebih tua darimu, karna itu adalah bentuk hormatmu terhadap orang itu”
2
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2017), 14
3
mad araja mar. 1992. Kitab Al-Akhlāq lil Banīn jilid 1, terj. Abu musthafa. Surabaya: Yayasan
Perguruan Islam.
sedangkan mereka hanya melakukannya terhadap orang tua dan gurunya.

Bisa dikatakan mereka tidak mencerminkan kesopanan terhadap orang

yang lebih tua.4

Karena menurut umar bin ahmad barjai dalam kitabnya ( akhlak li

al-banin) dijelaskan bahwa ada beberapa ciri mengenai anak yang tidak

sopan, “Seorang anak yang tidak sopan: ia Tidak beradab kepada Kedua

Orang Tuanya dan Para Ustadz²nya, ia tidak Menghormati orang yang

lebih tua darinya, ia tidak Menyayangi orang yang lebih Muda darinya, ia

selalu berbohong apabila berkata-kata, dan mengangkat suaranya apabila

tertawa, dan ia suka Memaki, dan Berkata yang Tercela, dan Bertengkar

serta Memperolok-olok orang lain, dan ia menyombongkan diri, dan ia

tidmak malu kalau berbuat yang tercela, dan ia tidak suka mendengar

nasihat”.

Maka perlunya pembelajaran mengenai adab kesopanan sejak dini

karena pada dasarnya kepribadian terbentuk melalui kebiasaan yang sering

dilakukan. Jika kebiasaan tersebut baik maka baiklah kepribadiannya bila

tidak maka akan sebaliknya.

Moral dan religi sangat penting bagi remaja. Karena penulis

meneliti kebiasaan remaja setiap hari, baik di rumah atau di tempat belajar,

terutama kebiasaan yang mereka lakukan di sekolah atau pesantren tempat

mereka belajar.5

Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan religi dapat

mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa, sehingga ia tidak

4
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), 55.
5
Rohadi Abdul Fatah, M. Tata Taufiq dan Abdul Mukti Bisri, Rekonstruksi Pesantren Masa
Depan (Jakarta: PT. Listafariska Putra, 2008), 24.
melakukan hal-hal yang merugikan atau Mertentangan dengan kehendak

atau pandangan masyarakat. Di sisi lain tiadanya moral dan religi ini

sering kali dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya kenakalan

remaja.

Dengan kitab sebagai rujukan, maka perlu kita mengetahui makna

dari religi dan moral itu sendiri. Religi, yaitu kepercayaan terhadap

kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semesta ini adalah sebagian dari

moral, sebab dalam moral sebenarnya diatur segala perbuatan yang dinilai

baik dan perlu dilakukan, serta perbuatan yang dinilai tidak baik sehingga

perlu dihindari.6 Agama, mengatur juga tingkah laku baik-buruk, secara

psikologis termasuk dalam moral. Hal lain yang termasuk dalam moral

adalah sopan-santun, tata krama, dan norma-norma masyarakat lain.

Psikoanalisis tidak membedakan nilai, norma, dan moral. S. Freud

menggabungkan semua gagasan itu dalam idenya tentang super ego.

Menurut teorinya, super ego adalah bagian dari jiwa yang berfungsi untuk

mengontrol tingkah laku ego sehingga tidak bertentangan dengan

masyarakat. Super ego muncul melalui internalisasi, atau penyerapan,

larangan atau perintah dari luar, terutama dari orang tua. Pada akhirnya, ini

akan menyebar dari dalam diri sendiri. Sekali super ego telah terbentuk,

maka ego tidak lagi hanya mengikuti kehendak-kehendak yang berasal

dari luar namun akan berubah menjadi (dorongan-dorongan) yang berasal

dari diri sendiri.7

6
Fridayanti. Religiusitas, spritualitas dalam kajian psikologi dan urgensi perumusan religiusitas
islam ( artikel )
7
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 13.
B. Fokus Penilitian

Berdasarkan dengan judul penelitian di atas maka peneliti

memfokuskan penelitian pada “Implementasi pembelajaran kitab akhlaqu

lil albanin bab adab anak sopan terhadap kesopanan santri madin (studi

kasus di ponpes darussalam gumuk bayur)”.

C. Masalah Penelitian

1. Bagaimana implementasi pembelajaran kitab akhlaqul banin (bab

kesopanan) terhadap santri madin di ponpes darussalam gumuk bayur.

D. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran kitab Akhlak Lil Banin

terhadap kesopanan santri di Madin Pondok Pesantren Darussalam

Gumuk Bayur Siliragung Banyuwangi.

E. Kegunaan penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis

maupun praktis:

1. Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

untuk pengembangan khazanah keilmuan khususnya dalam hal

akhlaq/kesopanan yang dapat diterapkan ditengah-tengah masyarakat

serta sebagai dasar pijakan bagi peneliti-peneliti lain terhadap

pengembangan penelitian lebih lanjut.8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Madin Pondok Pesantren Darussalam Gumuk Bayur

8
Samsul Munir Amin, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm.
176.

5
Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan pendorong dalam

usaha peningkatan kualitas pendidikan terutama dalam membentuk

kesopanan santri, serta untuk menentukan langkah-langkah yang

tepat dalam pengambilan kebijakan-kebijakan.

b. Bagi Asatidz

Diharapkan menjadi masukan bagi para Asatidz dalam

usaha mendorong santrinya untuk meningkatkan kesopanan dan

kualitas keilmuannya.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini selain secara formal sebagai salah satu syarat

menempuh sarjana strata satu (S1), juga untuk untuk menambah

dan mengembangkan wawasan pengetahuan dan intelektual yang

telah diperoleh selama ini.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Definisi operasonal dalam penelitian ini bertujuan untuk memberi

batasan-batasan atau ruang lingkup pembahasan, agar dalam pembahasan

pada penelitian ini akan lebih terarah dan terhindar dari kesalahpahaman.

Oleh karena itu, penulis perlu menjelaskan definisi operasonal masing

masing. Adapun definisi operasonal dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Pengertian Implementasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

"Implementasi" berarti "pelaksanaan; penerapan". Sedangkan

menurut E.Mulyasa, "Implementasi adalah suatu proses penerapan

ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis

sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan,

pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap."

Dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi

Berbasis Kurikulum, Nurdin Usman mengatakan bahwa

implementasi mengacu pada tindakan, tindakan, atau aktifitas suatu

sistem. Implementasi adalah lebih dari sekedar aktifitas. Ini adalah

suatu kegiatan yang direncanakan dan dilakukan dengan teliti untuk

mencapai tujuan sebagai pelaksana atau penerapan. Oleh karena

itu, implementasi tidak berjalan secara mandiri, tetapi berdampak

pada objek yang diikuti.

7
Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas maka

dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu kegiatan yang

tersusun dan terencana, bukan hanya aktivitas, memiliki tujuan

tertentu yang terulang dalam suatu kegiatan dan dilakukan secara

bersungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-norma tertetu untuk

mencapai tujuan kegiatan. Implementasi juga merupakan proses

dalam pendidikan, sehingga berhasil tidaknya proses belajar yang

dilakukan sangat bergantung pada bagaimana implementasinya.

Dan implementasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu

aplikasi pelaksanan, pengalaman mempraktekkan dalam

pembelajaran kitab akhlaq lil banin terhadap kesopanan santri

madrasah diniyyah ponpes darussalam gumuk bayur.

2) Pengertian Pembelajaran

Menurut Irfan, pembelajaran adalah suatu aktivitas

manusiawi yang berlangsung sejak awal penciptaan manusia.

Menurut Partantopius et al., istilah "belajar" berasal dari

kata "belajar". Belajar adalah perubahan tingkah laku yang

mungkin terjadi setelah pengamatan dan latihan secara relatif.

Pembelajaran di sini adalah upaya untuk mengubah tingkah laku

antara guru dan siswa sehingga terjadi komunikasi dua arah.

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang

komplet, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Trianto

pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk

interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman

8
hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran

hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk

membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan

sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan.

Pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang oleh guru

dalam desain instruksional untuk memungkinkan belajar secara

aktif dengan fokus pada penyediaan sumber belajar.Menurut Pasal

1 Ayat 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi siswa

dengan guru dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar.

Menurut Corey, pembelajaran adalah bagian khusus dari

pendidikan karena merupakan proses dimana lingkungan seseorang

secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia melakukan

tingkah laku tertentu dalam kondisi tertentu atau menghasilkan

respons tertentu terhadap situasi tertentu.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang

dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu

kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada

awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang

dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya,

latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain

sebagainya. kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa

dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan

9
belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar

dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan

tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu

dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu

yang relative lama dan karena adanya usaha.

3) Tujuan dan Metode Pembelajaran Akhlak

a. Tujuan Pembelajaran Akhlak

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan,

terutama Pondok Pesantren tentu mempunyai tujuan

sebagaimana yang diharapkan pada pembelajaran akhlak.

Kegiatan tersebut merupakan pembinaan yang mengarahkan

kepada pembentukan moral dan perilaku yang sesuai dengan

syariat, norma, dan aturan hukum yang berlaku. Pendidikan

akhlak mempunyai tujuan untuk mewujudkan generasi muda

yang berakhlakul karimah, sehingga dapat menjalin hubungan

yang harmonis antara dirinya dengan Tuhan, dirinya sendiri,

sesama muslim, sesama manusia dan alam.

b. Metode Pembelajaran Akhlak

Pelaksanaan pendidikan akhlak membutuhkan beberapa

metode agar tercapai keberhasilannya, yaitu:

1. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan yaitu proses penanaman

kebiasaan yang dilakukan sejak kecil dengan jalan

10
melakukan suatu perilaku tertentu secara berulangulang dan

bertahap. Dalam hal ini termasuk juga merubah kebiasaan-

kebiasaan yang buruk. Al-Qur‟an menjadikan kebiasaan

sebagai salah satu teknik atau metode pembinaan.

Menjadikan seluruh sifat-sifat yang baik menjadi kebiasaan

dan menghilangkan kebiasaan buruk sedikit demi sedikit,

sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu secara

spontan tanpa ada paksaan.

2. Metode Keteladanan

Metode keteladanan yaitu akhlak seseorang tidak

dapat terbentuk hanya dengan pelajaran, instruksi, dan

larangan, sebab sifat jiwa untuk menerima keutamaan itu

tidak cukup hanya dengan memerintah saja. Misalnya

dalam menanamkan sopan santun memerlukan pembinaan

yang panjang dan lama, harus ada pendekatan yang lestari.

Pendidikan itu akan sukses jika disertai dengan contoh yang

baik dan perilaku yang nyata. Dalam Al-Qur'an kata teladan

diproyeksikan dengan kata uswah, kemudian diberi sifat

dibelakangnya yaitu khasanah yang berarti baik sehingga

menjadi ungkapan uswatun khasanah yang berarti teladan

yang baik, adapun yang menjadi teladan tersebut adalah

baginda nabi agung Muhammad SAW.

11
3. Metode kedisiplinan

yaitu metode yang harus diajarkan bagaimana ia

dapat mengatur kehidupan yang berguna bagi dirinya.

Dengan kata lain seorang remaja harus hidup secara disiplin

mau dan mampu mentaati ketentuan dari Allah SWT dan

peraturan yang berlaku dilingkungan keluarga, masyarakat,

Bangsa dan Negara.

4. Metode At-Targhib dan At-Tarhib (penghargaan dan

hukuman)

Metode At-Targhib dan At-Tarhib adalah tindakan

tegas dalam pembelajaran, baik berupa penghargaan bagi

yang taat, dan hukuman bagi yang melanggar. Islam

menggunakan semua metode pembinaan dan tidak

membiarkan satu celahpun agar pendidikan itu sampai pada

jiwa umatnya. Islam menggunakan berbagai teknik

pendidikan seperti keteladanan, nasehat juga menggunakan

at-targhib dan at-tarhib.

5. Metode Nasehat

Metode nasehat adalah suatu kata untuk

menerangkan suatu pengertian yaitu keinginan kebaikan

bagi yang dinasehati. Al-Qur'an juga menggunakan kalimat-

kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia

kepada ide yang dikehendaki dan lebih dikenal dengan

nasehat. Nasehat yang disampaikan selalu disertai dengan

12
panutan atau teladan dari pemberi nasehat. Dari hal tersebut

tergambar, pembinaan akhlak mempunyai metode yang

tepat untuk membentuk peserta didik berakhlak mulia

sesuai dengan ajaran Islam. Dengan metode tersebut

memungkinkan santri untuk mengaplikasikannya.

B. Penelitian Terdahulu

a. Saiful Anam, 2021, skripsi dengan judul “PEMBELAJARAN KITAB

AKHLAK LIL BANIN DALAM MENANAMKAN AKHLAK

KARIMAH BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL

HIKAM JORESAN MLARAK PONOROGO”. Persamaan dengan

penelitian ini terletak pada variabel X ( Independen Variable) yaitu

sama-sama membahas isi dari kitab akhlak lil banin sedangkan.

Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel Y (Dependen

Variable) dimana peneliti sebelumnya membahas lebih luas yakni

mengenai akhlak karimah.

Hasil peneliti mengggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dan

jenis penelitiannya adalah studi kasus. Adapun proses pengumpulan

data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Sedangkan untuk analisisnya, peneliti menggunakan tiga langkah

analisis data yaitu reduksi, penyajian data, penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Hasil penelitian diperoleh: 1) Pembelajaran kitab Akhlak

Lil Banin di pondok pesantren Darul Hikam dilaksanakan 1x dalam

seminggu, yaitu setiap malam Selasa dengan durasi waktu 60 menit.

Pembelajaran dipimpin oleh ustadz Sahri, dan diikuti oleh santri kelas

13
1 Madrasah Diniyah Darul Hikam. Proses pembelajaran dibagi ke

dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutup.

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode wetonan. 2)

Kontribusi pembelajaran kitab Akhlak Lil Banin di pondok pesantren

Darul Hikam yaitu adanya perubahan, perubahan tersebut dilihat dari

dua aspek yaitu aspek pengetahuan akhlak dan perubahan tingkah laku

santri.

b. M. ILYAS, 2019, skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI

PEMBELAJARAN KITAB AKHLAQ LIL BANIN DALAM

PEMBENTUKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN

MODERN AL-HIDAYAH KOTA JAMBI”. Persamaan dengan

penelitian ini terletak pada variabel X ( Independen Variable) yaitu

sama-sama membahas isi dari kitab akhlak lil banin sedangkan.

Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel Y (Dependen

Variable) dimana peneliti sebelumnya membahas lebih luas yakni

mengenai akhlak karimah.

Skripsi ini membahas tentang Implementasi Pembelajaran Kitab

Akhlaq Lil Banin dalam Pembentukan Akhlak Santri di Pondok

Pesantren Modern Al-Hidayah Kota Jambi. Adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana pembelajaran kitab Akhlaq Lil

Banin di Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah Kota Jambi,

Bagaimana implementasi pembelajaran kitab Akhlaq Lil Banin dalam

pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah

Kota Jambi, Bagaimana hasil implementasi pembelajaran kitab

14
Akhlaq Lil Banin dalam pembentukan akhlak santri di Pondok

Pesantren Modern Al-Hidayah Kota Jambi. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk memberikan

jawaban atas permasalahan yang telah diuraikan, karena sifatnya

menggunakan pendekatan analisis deskriftif dengan menggunakan

teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Berdasarkan dari penelitian yang diperoleh peneliti,

dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran kitab Akhlaq Lil Banin

di Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah Kota Jambi berjalan dengan

baik dibuktikan dengan adanya pengawasan langsung dari muddabir

Ma‟had (pengurus asrama), perwakilan pengasuhan santri putra dan

penetapan jadwal atau waktu, serta adanya ustadz yang mengajarkan.

c. AAN SYARIFUDIN, 2016, skripsi dengan judul “PEMBELAJARAN

KITAB AKHLAQ LIL BANIN DAN IMPLEMENTASI DALAM

PEMBENTUKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN

ANWARUSH SHOLIHIN PURWOKERTO SELATAN

KABUPATEN BANYUMAS”. Persamaan dengan penelitian ini

terletak pada variabel X ( Independen Variable) yaitu sama-sama

membahas isi dari kitab akhlak lil banin sedangkan. Sedangkan

perbedaannya terletak pada variabel Y (Dependen Variable) dimana

peneliti sebelumnya membahas lebih luas yakni mengenai akhlak

karimah.

Hasil penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian

lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. dalam menjelajahi

15
onyek/situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, subyek

penelitianya adalah guru pengajar kitab akhlaq lil banin, pimpinan

pengurus (lurah pondok), dan santri. Sedangkan obyek penelitian yang

diteliti yaitu implementasi pembelajaran kitab akhlaq lil banin.

Adapun teknik pengumpulan datanya adalah metode wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh oleh penulis yaitu

dengan cara mengumpulkan seluruh data, mereduksi data, menyajikan

data dan verifikasi data. Hasil dari penelitian ini menunjukan

implementasi pembelajaran kitab Aklhlaq Lil Banin dalam

pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Anwarush Sholihin

Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas. Metode pembelajaran yang

dilakukan Pondok Pesantren Anwarush Sholihin Purwokerto Selatan

Kabupaten Banyumas dalam pembentukan akhlak santrinya adalah

metode teladan, metode kisah-kisah, metode pembiasaan, metode

ceramah, metode hukuman dan ganjaran. Sedangkan Implementasi

pembelajaran kitab Aklhlaq Lil Banin dalam pembentukan akhlak

santri di Pondok Pesantren Anwarush Sholihin Purwokerto Selatan

Kabupaten Banyumas, meliputi: akhlak kepada Allah SWT, akhlak

kepada Nabi Muhammad saw, akhlak terhadap sesama manusia,

akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap lingkungan.

16
C. Persamaan Dan Perbedaan Dalam Penelitian

No Judul Persamaan Perbedaan

PEMBELAJARAN KITAB Bahan penelitian Perbedaan pada


AKHLAK LIL BANIN DALAM
sama mengenai tujuan dan arah
MENANAMKAN AKHLAK
mengupas objek yang di
KARIMAH BAGI SANTRI DI
1.
PONDOK PESANTREN implementasi teliti
DARUL HIKAM JORESAN
kitab akhlak lil
MLARAK PONOROGO
Banin

IMPLEMENTASI Bahan penelitian Perbedaan pada


PEMBELAJARAN KITAB
sama mengenai tujuan dan arah
AKHLAQ LIL BANIN DALAM
mengupas objek yang di
PEMBENTUKAN AKHLAK
2.
SANTRI DI PONDOK implementasi teliti
PESANTREN MODERN AL-
kitab akhlak lil
HIDAYAH KOTA JAMBI
Banin

PEMBELAJARAN KITAB Bahan penelitian Perbedaan pada


AKHLAQ LIL BANIN DAN
sama mengenai tujuan dan arah
IMPLEMENTASI DALAM
mengupas objek yang di
PEMBENTUKAN AKHLAK
3. SANTRI DI PONDOK implementasi teliti
PESANTREN ANWARUSH
kitab akhlak lil
SHOLIHIN PURWOKERTO
banin
SELATAN KABUPATEN
BANYUMAS
Tabel . 2.1

17
D. Alur Pikir Penelitian

penelitian adalah lingkungan, tempat atau wilayah yang

direncanakan oleh peneliti untuk dijadikan sebagai objek penelitian.

Penelitian ini akan dilakukan di madin ponpes darussalam gumuk bayur .

Adapun lokasi ini dipilih dengan alasan:

a. Melihat kondisi anak remaja yang kurang dalam kesopanan

b. Tempat peneliti mengajar sehingga memudahkan untuk

bahan penelitian

c. Mudah dalam meakses informasi mengenai kebiasaan –

kebiasaan remaja disana karena dekat dengan tempat tinggal

peneliti.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

Penyusunan karya ilmiah tidak lepas dari penggunaan metode penelitian

sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah

penelitian dapat mencapai hasil yang maksimal, jika seseorang peneliti paham dan

mengerti betul metode apa yang akan digunakan dalam penelitian tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis

penelitian kualitatif deskriptif, penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik

pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif

atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.

Sementara itu penelitian kualitatif deskriptif adalah metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek

sesuai dengan apa adanya.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Pada penelitian ini peneliti mengangkat judul “Implementasi

pembelajaran kitab akhlaqul banin BAB (ADAB ANAK SOPAN)

Terhadap kesopanan santri MADIN PONPES DARUSSALAM GUMUK

19
BAYUR”. Yang bertempat di RT/RW 02/03 dusun krajan desa barurejo

kec. Siliragung kab. Banyuwangi. Dengan pengasuh ponpes yakni KH.

AHMAD MUBASYIR SYAFAAT, beliau adalah salah satu dari putra

pendiri dan pengasuh pertama Ponpes Darussalam Blokagung KH.

MUKHTAR SYAFAAT.

Ponpes ini masih terhitung baru karna berdirinya pada tahun 2019

dan terhitung hingga sekarang masih berjalan 5 thn belum genap. Dengan

mayoritas santri adalah santri kalong ( santri yang tidak menetap di

pesantren).

Waktu yang di pilih oleh peniliti yakni saat melaksanakan dimulai

pada bulan januari - juni dengan waktu perharinya dilaksanakan pada

waktu KBM (kegiatan belajar mengajar) dan diluar KBM, karna peneliti di

ponpes tersebut adalah salah satu tenaga pengajar.

C. Kehadiran penelitian

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian

kualitatif merupakan penelitian interpretif yang di dalamnya peneliti

terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus menerus dengan

para partisipan. Dengan keterlibatannya, peneliti juga memperoleh entis

dalam lokasi penelitian dan masalah-masalah etis yang bisa muncul saja

tiba-tiba.” Dalam penelitian kualitatif, kedudukan peneliti adalah sebagui

perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan

akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti

bertindak sebagai pengumpul data.” Ciri khas penelitian kualitatif adalah

kehadiran peneliti, sebab peranan penelitilah yang menentukan

20
keseluruhan sekenarionya. Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti

bertindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul

data yang mana informan mengetahui baliwa peneliti melakukan

penelitian agar mempermudah dalam melakukan pengumpulan zlata.

Adapun instrumen yang lain hanya sebagai penunjang.

D. Informan penelitian

Dari penelitian ini ada beberapa informan sebagai bahan

pendukung penilitian karna untuk mengetahui dan mengukur mengenai

kesopanan santri ketika di lembaga maupun di rumah:

a. Tenaga pengajar/guru

b. Santri MADIN Ponpes darussalam gumuk bayur

c. Wali santri

d. Masyarakat sekitar

E. Data Dan Sumber Data

Penelitian ini bersumber dari data-data yang diperoleh dari buku

buku serta bahan bacaan yang relevan dengan pokok bahasan penelitian.

Maka sumber data tersebut dibagi menjadi dua:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data autentik yang

berasal dari sumber pertama. Data primer disebut juga sebagai

data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya

secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk

21
mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara,

diskusi terfokus.

2. Sumber data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang materinya tidak

berhubungan dengan obyek yang akan diteliti. Atau data

mendukung yang tidak langsung diperoleh dari subyek

penelitian. Data sekunder itu penulis dapatkan dari waka

MADIN, dan tenaga Pengajar atau guru mengenai adab

kesopanan santri pada lembag tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai kegiatan penelitian melalui

pengamatan, dan pencatatan secara sistemik terhadap berbagai

gejala yang tampak pada objek penelitian. Menurut Sukardi,

Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan

salah satu panca indera yaitu indera penglihatan sebagai alat

bantu utamanya untuk melakukan pengamatan langsung, selain

panca indera biasanya penulis menggunakan alat bantu lain

sesuai dengan kondisi di lapangan antara lain buku catatan,

kamera, film, proyektor, checklist yang berisi obyek yang

diteliti dan lain sebagainya. Namun dalam penelitian ini,

peneliti hanya menggunakan alat bantu buku catatan dan

kamera. Buku catatan diperlukan untuk mencatat hal-hal

penting yang ditemui selama melakukan pengamatan,

22
sedangkan kamera peneliti gunakan untuk mengabadikan

beberapa momen yang relevan dengan fokus penelitian.

2. Wawancara

Teknik Interview (wawancara) adalah pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanyajawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Ciri

utama dari interview adalah adanya kontak langsung dengan

cara tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan

sumber informasi (interview) untuk memperoleh informasi

yang tepat dan objektif, setiap interviewer harus mampu

menciptakan hubungan baik dengan interviewe. Teknik ini

dilakukan untuk memperoleh data dengan cara tanya jawab

dengan informan secara langsung dengan menggunakan alat

bantu. Paling tidak, alat bantu tersebut berupa pedoman

wawancara (interview guide). Oleh karena pedoman

wawancara ini merupakan alat bantu, maka disebut juga

instrumen pengumpulan data.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data

yang berupa tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek

penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini serta

digunakan sebagai teknik penguat dari hasil teknik interview

dan observasi. Dokumen yang diamati antara lain tentang

rencana pembelajaran berupa rpp, silabus, promes, prota, dan

23
instrument yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran, serta

output yang berupa prestasi hasil belajar.

G. Keabsahan Data

Untuk menetapkan keterpecayaan data, maka diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria

tertentu, ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengecekan

keabsahan temuan, diantaranya:

1. Perpanjang Keikutsertaan

Perpajangan keikutsertaan dalam artian memperpanjang

waktu di lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data

tercapai. Jika hal ini dilakukan maka membatasi gangguan dari

dampak peneliti pada konteks, membatasi kekeliruan peneliti,

dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian atau peristiwa

yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan waktu di

lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat

kepercayaan data yang dikumpul.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri

dan unsur-unsur dalam situaisi yang sangat relevan dengan

persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian

memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara rinci

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.. Hal

ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang ditimbul

akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu pesoalan,

24
ataupun kesalahan responden yang tidak benar dalam

memberikan informasi.

3. Triangulasi Data

Untuk mendapatkan data yang absah yang sesuai dengan

penelitian kualitatif (data truthwirtyness) peneliti menggunakan

teknik triangulasi. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan

terhadap data itu. Dengan kata lain, triangulasi data adalah

membandingkan antara data hasil wawancara dengan data

observasi atau pengamatan di lapangan, apakah sesuai (cocok)

ataukah tidak. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang

waktu.

d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu

dokumen yang berkaitan.

Menurut Denzin dalam Lexy J Moleong, terdapat

empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yaitu

25
dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik

dan teori:

1. Triangulasi Dengan Sumber Triangulasi dengan sumber

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Dengan Metode Triangulasi denga metode

yakni derajat kepercayaan terhadap data dicheck kepada

sumber yang sama dengan menggunakan metode yang

berbeda.

3. Triangulasi Dengan Penyidik Triangulasi dengan penyidik

yakni dengan jalan memanfaatkan peneliti ataupengamat

lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat

kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya

membantu mengurangi kemelencengan dalam

pengumpulan data.

4. Triangulasi Dengan Teori Triangulasi dengan teori

dilakukan dengan mengkaji keabsahan data dengan cara

membandingkan data yang berupa fakta di lapangan

dengan menggunakan beberapa teori pembanding.

H . Analisis Data

Analisis data ini digunakan untuk menyusun, mengolah, dan

menghubungkan semua data yang diperoleh dari lapangan sehingga

menjadi sebuah kesimpulan atau teori. Dalam pelaksanaan analisis data

dilakukan pengecekan data yang berasal dari wawancara dengan kepala

26
pihak lain yang berkaitan. Setelah semua data terkumpul, lampiran

berikutnya adalah menjelaskan obyek permasalahan secara sistematis serta

memberikan analisis secara cermat dan tepat terhadap objek kajian

tersebut.

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data. Teknik analisis data berarti proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain. Aktifitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas sehingga datanya sudah terpenuhi. Aktifitas dalam menganalisis

data yaitu data reduction, data display dan Conclusion drawing/

Verification.

I. Tahapan – tahapan penilitian

Tahap tahap penelitian dalam penelitian ini ada 4 (empat) tahapan :

1. Tahap pra-lapangan yang meliputi menyusun rancangan penelitian,

memilih lapangan penelitian mengurus perizinan, menjajagi dan

menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan,

27
menyiapkan perlengkapan penelitian, dan yang menyangkut

persoalan etika penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi memahami latar

penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan

serta sambil mengumpulkan data.

3. Tahap analisis data, yang meliputi : analisis selama dan setelah

pengumpulan data.

4. Tahap penulisan hasil laporan penelitian

28
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Pondok Pesantren Darussalam Gumuk Bayur Krajan Barurejo

Siliragung Banyuwangi Jawa Timur

1) IDENTITAS PONDOK PESANTREN


a. Nama Pondok : Pondok Pesantren Darussalam
Gumuk Bayur

b. Alamat : Dusun : Krajan


Desa : Barurejo
Kecamatan : Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Propinsi : Jawa Timur

HP :
085204881262
c. Tahun Berdiri : 07 Desember 2018
d. Nama Pendiri : KH. Ahmad Mubasyir Syafa’at
e. SK Menteri : Menteri Hukum dan HAM RI
Nomor : AHU
0015583.AH.01.04.Tahun
2022
f. Nama Yayasan : DARUSSALAM GUMUK
BAYUR
g. Alamat Yayasan : Krajan Barurejo
Siliragung Banyuwangi 68489
h. Ketua Yayasan : KH. Ahmad Mubasyir Syafa’at

29
2) SEJARAH BERDIRINYA

Pondok Pesantren Darussalam Gumuk Bayur ini

merupakan lembaga pendidikan pondokpesantren yang berada

di daerah Banyuwangi Selatan Jawa Timur, tepatnya + 14 Km

dari kota Genteng dan Jajag serta +45 Km. dari kota Kabupaten

Banyuwangi. Keadaan lokasi daerah tanahnya berada di atas

sebuah perbukitan (gumuk) dandisebelahbaratdibatasi oleh

perbukitan milik perhutani, sebelah selatan merupakan tanah

persawahan, disebelah timurdaerah pedesaandandisebelah

utarasungai Kali baru.

KH. Ahmad Mubasyir Syafa’at adalah sebagai tokoh

utama pendiri Pondok Pesantren Darussalam Gumuk Bayur

ini, beliau merupakan Putra terakhir KH. Mukhtar Syafa’at

Abdul Ghofur (Pendiri Pondok Pesantren Darussalam

Blokagung) dari Istri ke-2 (Nyai HJ. Musyarofah). Karena

beliau di lahirkan di lingkungan pesantren, sejak kecil beliau

sudah belajar ilmu agama dan umum di pesantren yang waktu

itu masih di kelola langsung oleh ayahnya. setelah cukup dan

selesai belajar di pesantren Darussalam Blokagung beliau

meneruskan pendidikannya di pondok pesantren Dalwa

Pasuruan Jatim selama kurang lebih 4 tahun beliau belajar di

pondok pesantren tersebut.

Pada tahun 2008 beliau pulang dari Dalwa dan menikah

dengan ibu Nyai HJ. Ulfa farida (bertempat tinggal di ndalem

30
kasepuhan ke-2). Dan beliau di beri amanah menjadi KA.bid

Keamanan dan Keteriban PP.Darussalam blokagung sampai

tahun 2017, dan ganti menjabat sebagai Ka.bid Pengembangan

sampai sekarang

Pada tahun 2018 ada seorang janda tua berasal dari

Gumuk Bayur barurejo siliragung banyuwangi bernama Mbah

Haniah (Alumni PP.Darussalam blokagung) memberikan

tanah dan tempat tinggalnya untuk di Wakafkan kepada beliau

KH. Ahmad Mubasyir Syafa’at.

Pada tahun 2018 beliau mendirikan Musholla yang

diberi nama “DARUSSALAM GUMUK BAYUR“ di tanah

wakaf tersebut dengan bantuan 2 santri sebagai tukang dan

kuli yaitu kang samsul dan kang riki. Menjelang bulan

Ramadhan masyarakat tahu bahwa bangunan tersebut calon

bangunan musholla, masyarakat sekitar akhir ikut gotong

royong menyelesaikan bangunan tersebut dan meminta untuk

di gunakan sholat berjamaah tarawih selama bulan ramadhan

(walaupun waktu itu bangunan masih beralas tikar seadanya

dan bagunan masih sampai atap). Alhamdulillah, atas

dukungan dan permintaan masyarakat sekitar agar di dirikanya

lembaga TPQ (Taman Pendidikan Al-qur’an) dengan tujuan

putra dan putri mereka bisa belajar ilmu agama khususnya

membaca Al-Qur’an. Menyikadapi dukungan dan permintaan

tersebut akhirnya di resmikan dan dimulailah TPQ setelah hari

31
raya tepatnya pada tanggal 03 Juli 2019 dengan tenaga

pendidik santri dari pondok Darussalam Blokagung sampai

saat ini

Pelaksanaan Pembangunan dan pendidikan dipimpin

oleh bapak Kyai sendiri, sehingga pada saat ini pendidikan

sudah bertambah madrasah Diniyah dan bangunan asrama

yang siap untuk menampung para santri yang ingin belajar

dan menetap. Dalam waktu yang relative singkat,

pembangunan itupun selesai dan dimanfa’atkan untuk

menampung para santri yang berdatangan. Akhirnya hingga

sekarang ini menjadi tempat yang ramai untuk belajar.

Adapun pesantren secara resmi didirikan dengan nama

“PONDOK PESANTREN DARUSSALAM GUMUK

BAYUR“ dan sejak 27 Juli 2022 sudah berbadan hukum di

KEMENHUKAM.

3) KEADAAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM

GUMUK BAYUR

Pondok Pesantren Darussalam Gumuk Bayur berada

dikawasan paling ujung timur pulau Jawa, yaitu tepatnya

didaerah Banyuwangi selatan, +14 Km dari Kota Genteng dan

Jajag, + 45 Km dari Kota Banyuwangi dan + 285 Km dari

KotaPropinsi Surabaya. Keadaan lokasi daerah tanahnya

berada di atas sebuah perbukitan (gumuk) dan di sebelah barat

32
dibatasi oleh perbukitan milik perhutani, sebelah selatan

merupakan tanah persawahan, disebelah timur daerah

pedesaan dan disebelah utara sungai Kali baru. Pondok

Pesantren Darussalam Gumuk Bayur merupakan pondok yang

baru merintis dan masih mempunyai santri dari masyarakat

sekitar.

Luas areal Pondok Pesantren Darussalam +1 H.

Adapun keadaan fisik bangunan meliputi:

1. 1 Musholla

2. 2 kamar mandi Musholla

3. 1 majlis

4. 2 asrama dengan 4 kamar

5. 1 Dapur Umum

6. 1tempat parkir

7. 1 AULA

8. DanLain-lain..

4) PENDIDIKAN YANG DIKELOLA PONPES DARUSSALAM

GUMUK BAYUR

Dalam pengelolaan pendidikan yang ada dipondok

pesantren Darussalam itu dengan berpegang pada sebuah maqolah

”ALMUHAFADLOTU BIL QODIMISSHOLAH WAL

AKHDZU BIL JADIDIL ASHLAH (Menjaga Perkara lama

yang baik dan mengambil perkara baru yang lebih baik)“, maka

33
Pondok pesantren Darussalam Gumuk

Bayur menyelenggarakan pendidikan antara lain :

I. Pendidikan Non Formal:

1. TPQ (Taman Pendidikan Al-qur’an);

2. Madin (Madrasah Diniah)

3. Pengajian Mingguan/setiap malam selasa;

4. Pengajian Kitab Kuning klasikal (sorogan );

5. Pengajian Bandongan bulan Ramadhan

6. Pengajian kitab al-barjanji bulan Maulid

II. Pendidikan Extra Kulikuler :

1. Retorika Da’wah

2. Seni Baca Al-Qur’an

3. Kaligrafi

4. Rebana

5. Pencak Silat

34
5) JADWAL AKTIVITAS PESANTREN

NO WAKTU JENIS KEGIATAN PESERTA

HARIAN

Masyarakat, Pengurus

01 Pkl. 04.00 WIB Jama’ah Sholat Shubuh dan santri yg menginap

di pesantren

Masyarakat, Pengurus
Pkl. 04.30 WIB Mengaji Al-Qur’an (Yasin, Waqi’ah dan
02 dan santri yg menginap
/ Ba’da Shubuh tabarok)
di pesantren

Mengaji Kitab Ihya Ulumiddin di pondok


03 Pkl. 06.00 WIB Pengurus
pesantren Darussalam Blokagung

Sekolah Umum / Kuliah di pondok


Pengurus dan santri yg
pesantren Darussalam Blokagung
04 Pkl. 07.00 WIB ada di pesantren
Kerja / Ro’an / Kursus

Masyarakat, Pengurus

05 Pkl. 12.00 WIB Jama’ah Sholat Dhuhur dan santri yg ada di

pesantren

06 Pkl. 14.30 WIS Sekolah TPQ Santri TPQ

07 Pkl. 16.00 WIS Jama’ah Sholat ‘Asyar Santri TPQ

Masyarakat, Pengurus
08 Pkl. 17.30 WIS Jama’ah Sholat Maghrib
dan santri MADIN

santri MADIN (tingkat


09 Pkl. 18.00 WIS Sekolah MADIN kelompok 1 & 2
MI/SD ke bawah)
/ Ba’da Magrib

Jama’ah Sholat ‘Isya Masyarakat, Pengurus

35
10 Pkl. 18.40 WIB dan santri MADIN

Santri MADIN
Pkl. 19.00 WIS
11 Sekolah MADIN kelompok 3 & 4 (tingkat SLTP ke
/ Ba’da isya’
atas)

Santri MADIN
Sorogan Kitab Kuning (Malam Rabu &
12 Pkl. 20.00 WIB (tingkat SLTP ke
Malam Kamis
atas)

Santri MADIN

13 Pkl. 21.30 WIB Istirahat (tingkat SLTP ke

atas)

PERPEKAN

Masyarakat, Pengurus
Malam Jum’at
1 Tahlil dan santri yg ada di
Ba’da magrib
pesantren

Masyarakat, Pengurus
Malam Jum’at
2 Sholawat Habsyi dan santri yg ada di
Ba’da isya’
pesantren

Ekstrakurikuler

1. Retorika Da’wah
Malam Sabtu 2. Seni Baca Al-Qur’an
Santri MADIN
Ba’da magrib 3. Kaligrafi

4. Rebana

Malam Selasa Masyarakat, Pengurus


Pengajian malam selasan
Ba’da magrib dan santri MADIN

36
SETIAP BULAN

Masyarakat, Pengurus
1 11 Hijriyyah Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani
dan santri MADIN

SETIAP TAHUN HIJRIYYAH

Menyambut Hari raya idhul fitri (Berkatan

dilanjut takbiran)
1 Syawal H. Masyarakat
Sholat hari raya Idhul Fitri dilanjut

mushofahah bersama
1
Masyarakat, Pengurus,
Syawal Silaturrahim kepada Pengasuh
santri dan Wali santri

Pengurus, santri dan


15 Syawal Pembukaan Tahun Ajaran Baru
Wali santri

2 Selo Kosong Kosong

Malam Hari Raya idhul Adha (takbir Masyarakat, Pengurus,

10 Dzulhijjah keliling) santri dan Wali santri


3
(Besar) Sholat hari raya Idhul Adha di lanjut
Masyarakat
mushofahah bersama

Masyarakat, Pengurus
Dzulhijjah Doa akhir tahun Hijriyyah
dan Santri TPQ

1 Muharram Masyarakat, Pengurus


Doa awal tahun Hijriyyah
(Suro) dan Santri MADIN
4
10 Muharram Masyarakat, Pengurus
Santunan anak yatim dan Ambengan
(suro) dan Santri MADIN

Sholat Rabu Wekasan (Akhir Rabu di Masyarakat, Pengurus


5 Shafar
bulan shaffar) dan Santri MADIN

37
1 Robi’ul awal
Pengajian Kitab al-barjanji Santri MADIN
(Maulid)

12 Robi’ul awal Masyarakat, Pengurus


6 Peringatan Maulid Nabi (Ambengan)
(Maulid) dan Santri MADIN

Robi’ul awal
Lomba antar TPQ Se-Desa Barurejo Santri TPQ
(Maulid)

11 Robi’ul tsani Haul syekh Abdul Qodir Jaelani Masyarakat, Pengurus

(ba’da mauled) (ingkungan) dan Santri MADIN


7
Robi’ul tsani
DAUR AWAL Santri MADIN
(ba’da mauled)

8 Jumadil awal Kosong Kosong

9 Jumadil akhir Kosong Kosong

Haul KH. Mukhtar syafa’at abdul ghofur

1. Khataman Al-qur’an Santri Blokagung

Masyarakat, Pengurus
10 17 Rojab 2. Ziarah makam pengasuh Blokagung
dan Santri

3. Pengajian di PP.Darussalam
Masyarakat Umum
Blokagung

Sya’ban Masyarakat, Pengurus


11 AKHIRUSSANAH
(Ruwah) dan Santri

Masyarakat, Pengurus
Menyambut bulan puasa (Berkatan)
Ramadhan dan Santri MADIN
12
(poso) Masyarakat, Pengurus
Tarawih
dan Santri MADIN

38
Pengajian Bulan Ramadhan Santri MADIN

17 Ramadhan
Libur akhir tahun ajaran Pengurus dan Santri
(poso)

SETIAP TAHUN MASEHI

Masyarakat,

31 Desember Do’a tahun Masehi Pengurus dan

Santri TPQ
1
Masyarakat,

01 Januari Do’a awal tahun Masehi Pengurus dan

Santri MADIN

2 03 Juli Harlah TPQ (03 Juli ) Santri TPQ

1. Lomba Agustusan Santri TPQ


3 Agustus
2. Upacara Proklamasi DAN MADIN

Santri TPQ
4 22 Oktober Upacara Hari Santri
DAN MADIN

HARLAH PP.DARUSSALAM GUMUK Masyarakat,

5 7 Desember BAYUR Pengurus dan

(07 Desember) Santri

Tabel 4.1

6) JUMLAH SANTRI PONPES DARUSSALAM GUMUK BAYUR

NO URAIAN JUMLAH

01 TPQ 63 Santri

02 MADIN 55 Santri

03 Pengurus 7 Santri

Jumlah 125 Santri

39
7) STRUKTUR KEPENGURUSAN PONPES

DARUSSALAM GUMUK BAYUR TAHUN 2020

Pengasuh : KH. Ahmad Mubasyir Syafa’at

Sekertaris : Aufal Marom

Bendahara 1 : Halimah

Bendahara 2 : Elok Faiqotul Hasanah

Koordinator TPQ : Muhammad Hilman Fitroni

Koordinator Madin : Adam Damiri

Koordinator Sarpras : Julpa ehsan

Koordinator Kebersihan : Bahrul

Ulum Pembantu Umum : Aris

fadhilah

Takmir Musolla

- Staf Ahli : Heriyanto

- Ketua : Katiman

- Sekertaris : Edy

- Bendahara : Supriyadi

40
B. Verivikasi data

Pada paparan data atau penyajian jadwal kegiatan yang ada di atas,

bahwa dalam penelitian mengenai implementasi pembelajaran kitab

akhlaq lil banin terhadap kesopanan santri yang meobjekan santri

madrasah diniyyah pondok pesantren darussalam gumuk bayur peneliti

bertujuan mengubah dan mengarahkan para santri agar

mengimplementasikan pembelajaran yang sudah mereka pelajari ke dalam

kehidupan sehari – hari dengan kata lain perpindahan karakter dan

kepribadian santri yang awalnya tidak baik atau kurang baik menjadi lebih

baik.

Sehingga dampak dan hasil belejar mereka bukan hanya berupa

tulisan maupun fikiran melainkan menjadi sebuah prilaku dan akhirnya

menjadi kebiasaan.

Tidak hanya santri peneliti menegaskan dan membimbing para

guru agar, tidak hanya mengajar namun sebisa mungkin mendidik para

santri di dalam maupun di luar kelas atau jam pelajaran. Karena, mengajar

dalam istilahnya hanya memberi namun tidak mengawasi dan mengoreksi

namun bila mendidik para guru tidak hanya memberi, mereka juga

mengawasi dan mengoreksi sehingga para santri dapat mengetahui letak

atau keberadaan kekeliruan dan kesalahan mereke, dan pada akhirnya guru

memberikan solusi yang dapat di laksanakan oleh para santri atau murid.

41
BAB V

PEMBAHASAN
A. Sejarah Pengarang Kitab Akhlaq Lil Banin

Syaikh Umar bin Achmad Baradja lahir di kampung Ampel

Maghfur, pada 10 Jumadil Akhir 1331 H/17 Mei 1913 M. Sejak kecil dia

diasuh dan dididik kakeknya dari pihak ibu, Syaikh Hasan bin Muhammad

Baradja , seoarang ulama ahli nahwu dan fiqih.

Nasab Baradja berasal dari (dan berpusat di) Seiwun, Hadramaut,

Yaman. Sebagai nama nenek moyangnya yang ke-18, Syaikh Sa’ad, laqab

(julukannya) Abi Raja’ (yang selalu berharap). Mata rantai keturunan

tersebut bertemu pada kakek Nabi Muhammad SAW yang kelima , bernama

Kilab bin Murrah. Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak.

Pada masa mudanya, Umar Baradja menuntut ilmu agama dan

bahasa Arab dengan tekun, sehingga dia menguasai dan memahaminya.

Berbagai ilmu agama dan bahasa Arab dia dapatkan dari ulama, ustadz,

syaikh, baik melalui pertemuan langsung maupun melalui surat. Para alim

ulama dan orang-orang shalih telah menyaksikan ketaqwaan dan

kedudukannya sebagai ulama yang ‘amil. Ulama yang mengamalkan

ilmunya.

Dia adalah salah seorang alumnus yang berhasil, didikan madrasah

Al-Khairiyah di kampung Ampel, Surabaya, yang didirikan dan dibina Al-

habib Al-Imam Muhammad bin Achmad Al-Muhdhar pada 1895. Sekolah

yang berasaskan Ahlussunnah wal Jama’ah dan bermadzhab Syafi’i.

42
Guru-guru Syaikh Umar Baradja, antara lain, Al-Ustadz Abdul

Qodir bin Ahmad bil Faqih (Malang), Al-Ustadz Muhammad bin Husein

Ba’bud (Lawang), Al-Habib Abdul Qodir bin Hadi Assegaf, Al-Habib

Muhammad bin Ahmad Assegaf (Surabaya), Al-Habib Alwi bin Abdullah

Assegaf (Solo), Al-Habib Ahmad bin Alwi Al-Jufri (Pekalongan), Al-Habib

Ali bin Husein Bin Syahab, Al-Habib Zein bin Abdullah Alkaf (Gresik), Al-

Habib Ahmad bin Ghalib Al-Hamid (Surabaya), Al-Habib Alwi bin

Muhammad Al-Muhdhar (Bondowoso), Al-Habib Abdullah bin Hasa

Maulachela, Al-Habib Hamid bin Muhammad As-Sery(Malang), Syaikh

Robaah Hassunah Al-Kholili (Palestina), Syaikh Muhammad Mursyid

(Mesir) – keduanya tugas mengajar di Indonesia.

Guru-gurunya yang berada di luar negeri diantaranya, Al-Habib

Alwi bin Abbas Al-Maliki, As-Sayyid Muhammad bin Ami n Al-Quthbi,

As-Syaikh Muhmmad Seif Nur, As-Syaikh Hasan Muhammad Al-

Masysyath, Al-Habib Alwi bin Salim Alkaff, As-Syaikh Muhammad Said

Al-Hadrawi Al-Makky (Mekkah), Al-Habib Muhammad bin Hady

Assegaf(Seiwun, Hadramaut, Yaman), Al-Habib Abdullah bin Ahmad Al-

Haddar, Al-Habib Hadi bin Ahmad Al-Haddar (‘inat, Hadramaut, Yaman) ,

Al-habib Abdullah bin Thahir Al-Haddad (Geidun, Hadaramaut, Yaman),

Al-Habib Abdullah bin Umar Asy-Syatiri (Tarim, Hadramaut, Yaman), Al-

Habib Hasan bin Ismail Bin Syeikh Abu Bakar (‘inat, Hadramaut, Yaman),

Al-Habib Ali bin Zein Al-Hadi, Al-Habib Alwi bin Abdullah Bin Syahab

(Tarim, Hadramaut, Yaman), Al-Habib Abdullah bin Hamid Assegaf

(Seiwun, Hadramaut, Yaman), Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-

43
Haddar (Al-Baidhaa, Yaman) , Al-Habib Ali bin Zein Bilfagih (Abu Dhabi,

Uni Emirat Arab), As-Syaikh Muhammad Bakhit Al-Muthii’i (Mesir),

SayyidiMuhammad Al-Fatih Al-Kattani (Faaz, Maroko), Sayyidi

Muhammad Al-Munthashir Al-Kattani (Marakisy, Maroko) , Al-Habib Alwi

bin Thohir Al-Haddad (Johor, Malaysia), Syeikh Abdul ‘Aliim As-Shiddiqi

(India), Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf (Mesir), Al-Habib Abdul

Qodir bin Achmad Assegaf (Jeddah, Arab Saudi).

Buku-buku karya Syaikh Umar Baraja dari Surabaya. Sudah

sekitar 11 judul buku yang diterbitkan, seperti Al-Akhlaq Lil Banin, kitab

Al-Akhlaq Lil Banat, kiab Sullam Fiqih, kitab 17 Jauharah, dan kitab

Ad’iyah Ramadhan. Semuanya terbit dalam bahasa Arab, sejak 1950 telah

digunakan sebagai buku kurikulum di seluruh pondok pesantren di

Indonesia. Ya, secara tidak langsung Syaikh Umar Baradja ikut mengukir

akhlaq para santri di Indonesia.

Buku-buku tersebut pernah di cetak Kairo, Mesir, pada 1969 atas

biaya Syeikh Siraj Ka’ki, dermawan Mekkah, yang di bagikan secara cuma-

cuma ke seluruh dunia Islam. Syukur alhamdulillah, atas ridha dan niatnya

agar buku-buku ini menjadi jariyah dan bermanfaat luas, pada 1992 telah di

terbitkan buku-buku tersebut ke dalam bahasa Indonesia, Jawa, Madura, dan

Sunda.

Salah satu karya monumentanya adalah membangun Masjid Al-

Khair (danakarya I-48/50, Surabaya) pada tahun 1971, bersama KH. Adnan

Chamim, setelah mendapat petunjuk dari Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-

Hamid (Tanggul) dan Al-habib Zein bin Abdullah Al-Kaff (Gresik).

44
Masjid ini sekarang digunakan untuk berbagai kepentingan dakwah

masyarakat Surabaya. Penamplan Syeikh Umar sangat bersahaja, tetapi

dihiasi sifat-sifat ketulusan niat yang disertai keikhlasan dalam segala amal

perbuatan duniawi dan ukhrawi. Dia juga mejabarkan akhlaq ahlul bait,

keluarga Nabi dan para sahabat, yang mencontoh baginda Nabi Muhammad

SAW. Dia tidak suka membangga-banggakan diri, baik tentang ilmu, amal,

maupun ibadah. Ini karena sifat tawadhu’ dan rendah hatinya sangat tinggi.

Pada saat sebelum mendekati ajalnya, Syaikh umar sempat

berwasiat kepada putra-putra dan anak didiknya agar selalu berpegang teguh

pada ajaran assalaf asshalih. Yaitu ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah, yang

dianut mayoritas kaum muslim di Indonesia dan Thariqah ‘Alawiyyah, dan

bermata rantai sampai kepada ahlul bait Nabi, para sahabat, yang semuanya

bersumber dari Rasulullah SAW.

Syaikh Umar memanfaatkan ilmu, waktu, umur, dan

membelanjakan hartanya di jalan Allah sampai akhir hayatnya. Ia memenuhi

panggilan Rabb-nya pada hari Sabtu malam Ahad tanggal 16 Rabiuts Tsani

1411 H/3 November 1990 M pukul 23.10 WIB di Rumah Sakit Islam

Surabaya, dalam usia 77 Tahun.

Keesokan harinya Ahad ba’da Ashar, ia dimakamkan, setelah

dishalatkan di Masjid Agung Sunan Ampel, diimami putranya sendiri yang

menjadi khalifah (penggantinya), Al-Ustadz Ahmad bin Umar Baradja.

Jasad mulia itu dikuburkan di makam Islam Pegirian Surabaya. Prosesi

pemakamannya dihadiri ribuan orang.

45
B. Kesopanan Atau Akhlaq

Didalam kitab akhlaq lil banin yang terdiri dari 4 juz ada banyak

bab yang menerangkan mengenai akhlaq/kesopanan, sedangkan penulis

berfokus pada kitab juz 1 yang mana ada 2 bab yang menarik perhatian

penulis untuk penelitiannya, yang mana didalamnya membahas kesopanan

anak yang di khususkan bagi anak usia remaja yang sedang dalam masa

pertumbuhan dan pencarian. Seperti, adab anak sopan dan ciri – ciri anak

yang tidak sopan.

Wajib atas seorang anak berakhlak dengan akhlak yang baik dari

kecilnya, agar kehidupannya dicintai ketika dewasa: Tuhannya Akan Ridho

padanya, dan Keluarganya akan Senantiasa Mencintainya, Dan Seluruh

Manusia.

Wajib juga atas seorang anak yang beradab, Menjauhi dari Akhlak

yang tercela, Agar Tidak menjadi orang yang dibenci: Tuhannya Tidak

Ridho Padanya,dan Keluarganya Tidak Mencintainya dan juga Seluruh

Manusia.

Maka melalui kebiasaan sehari – hari dalam melakukan pekerjaan

atau prilakunya seorang anak perlu namanya bimbingan dan pengawasan

dengan konsep teguran jika mereka melakukan kesalahan, dan kewajiban

sebagai orang tua maupun guru saling memberikan arahan mengenai

kebiasaan yang perlu di hindari dan dijauhi.

Berikut bab mengenai kesopanan dan ciri – ciri anak yang tidak

sopan menurut kitab akhlqul lil banin yang wajib diketahui seorang anak

dalam menjalankan kehidupan sehari – hari agar menjauhi prilaku

menyimpang.

46
a. Alwaladu adib ( Anak yang sopan )

‫ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺍﻸﺩﻳﺐ‬

‫ ﻭﻛﻞ ﻣﻦ ﻫﻮ ﺃﻛﺮﺒ‬،‫ ﻭﺇﺧﻮﺍﻧﻪ ﺍﻟﻜﺒﺎﺭ‬،‫ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺍﻸﺩﻳﺐ ﺤﻳﺮﺘﻡ ﻭﺍﻟﺪﻳﻪ ﻭﻣﻌﻠﻤﻴﻪ‬

،‫ ﻭﻛﻞ ﻣﻦ ﻫﻮ ﺃﺻﻐﺮ ﻣﻨﻪﻭﻳﺼﺪﻕ ﻲﻓ ﻛﻼﻣﻪ‬،‫ ﻭﻳﺮﺣﻢ ﺇﺧﻮﺍﻧﻪ ﺍﻟﺼﻐﺎﺭ‬،‫ﻣﻨﻪ‬

‫ ﻭﻼ‬،‫ ﻭﻼ ﻳﻘﺎﻃﻊ ﺍﻸﻭﻼﺩ‬،‫ ﻭﻳﺼﺮﺒ ﻋﻠﮯ ﺍﻸﺫﻯ‬،‫ﻭﻳﺘﻮﺍﺿﻊ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ‬

‫ ﻭﻼ ﻳﺮﻓﻊ ﺻﻮﺗﻪ ﺇﺫﺍ ﺗﻜﻠﻢ ﺃﻭ ﺿﺤﻚ‬،‫ﻳﺘﺨﺎﺻﻢ ﻣﻌﻬﻢ‬

Dalam bab ini menjelaskan mengenai kesopanan dalam

kehidupan sehari – hari baik berupa tingkah laku maupun ucapan

agar terbentuk kebiasaan – kebiasaan baik kemudian menjadikan

kepribadian yang baik.

1. Memulyakan kedua orang tua dan guru

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang

diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ûd RA:

ُ‫ث‬
،‫لَى و ْق ِت ثُ َّم أ ي؟ ُّر ا ْل َوا ِل ن‬ ‫؟ َقال ص‬Dِ‫ى هلال‬Dَ‫ ِبي أ ي ا ْل َع ب ل‬Dَّ‫ ْل ت الن‬Dَ‫سأ‬
‫ا‬Dَ‫َقا َد ْي ل ثُ ق‬ ‫ قَا ل‬،‫َها‬ ‫ال ة‬ ‫ َح‬Dَ‫َم ِل أ‬
‫ّم أَي؟‬
‫ل‬ ‫ّم ب‬
‫ َزا َد ِني‬D‫ َل‬Dُ‫ه‬Dُ‫ َز ْدت‬Dَ‫ ح َّدث ِ ْو ست‬،‫س ِبي ِل هلال‬ ‫ال ا ْل ِج َها ُد ي‬
َ‫ِني ه ا ول‬ ‫َقال‬
‫ن‬
“Aku bertanya kepada Rasulullâh SAW, ‘Amalan apakah yang

paling dicintai Allah?’ Beliau menjawab: ‘Shalat tepat pada

47
waktunya.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Beliau

menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya

lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Berjihad di jalan

Allah.’ Rasulullah menyebutkan (ketiga) hal itu kepadaku,

seandainya aku bertanya lagi tentu Rasulullah akan

menambahkan lagi.”

dalam hadits diatas disebutkan ada tiga pekerjaan yang

disenangi allah dan salah satunya adalah berbakti kepada orang

tua. Begitu besarnya pengorbanan orang tua terhadap anaknya

sehingga nabi muhammad saw memberikan penghargaan

terbaik bagi seorang anak yang berbakti kepada orang tua nya.

2. Menghormati orang yang lebih tua dan Menyayangi yang lebih

muda

Rasulullah bersabda,

‫ا‬Dَ‫ي َرن‬Dِ‫كب‬
‫ص َو‬ ‫َل ْي س م ْن ْر‬
’‫ِ ق‬ ‫ِ غي‬ ‫ْم ح ْم‬ ‫منَّا‬
‫َرنَا ْر‬
‫وُي‬
“Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang

lebih muda atau tidak menghormati yang lebih tua.” (HR. at-

Tirmidzi no. 1842 dari shahabat Anas bin Malik).

Hadits ini menerangkan tentang adab atau sopan

santun dalam Islam ketika kita bergaul dengan anak muda atau

orang tua, yang masing-masingnya memiliki hak yang pantas

diberikan baginya.

48
Terhadap yang lebih tua maka hendaklah kita

menghormati dan memuliakannya, karena mereka memiliki

keutamaan. Adapun terhadap yang lebih muda maka hendaklah

kita menyayangi dan lemah lembut kepadanya, karena pada

diri yang lebih muda akal dan ilmunya masih kurang. Mereka

perlu dibimbing dan dipenuhi kebutuhannya serta tidak

menghukumnya apabila tidak sengaja melakukan kesalahan.

Demikianlah Islam mengajarkan akhlak mulia,

saling menghormati dan menyayangi antar sesama muslim

yang membuahkan rasa persaudaraan dan persatuan di antara

kaum muslimin. Makna ucapan beliau “bukan golongan kami”

adalah bukanlah merupakan petunjuk kami atau ajaran kami.

Bukanlah makna “bukan golongan kami” berarti dia adalah

kafir.

49
3. Berkata jujur
Sama halnya seperti ibadah yang berangkat dari

individu, sikap jujur dan kejujuran harus berangkat dari

individu. Jujur ini sudah tentu berdampak pada kehidupan

secara luas, karena ke mana pun melangkah, apapun yang

terucap, dan bagaimana pun berperilaku, penting bagi manusia

menjunjung tinggi kejujuran.

Pakar bidang Tafsir Prof KH Nasaruddin

Umar dalam Khutbah-khutbah Imam Besar menjelaskan bahwa

Nabi Muhammad pernah menegaskan ‘ibda’ bi nafsik

(mulailah dari diri sendiri). Dalam Al-Qur’an juga ada

penegasan, kafa bi nafsik al-yauma hasiba (cukuplah dirimu

sendiri sebagai penghisab, penentu terhadapmu).9

Dari penegasan Nabi Muhammad dan wahyu Allah

SWT tersebut menggambarkan bahwa pada akhirnya diri

pribadi manusia yang lebih tahu, apakah sesungguhnya diri

9
mad araja mar. 1992. Kitab Al-Akhlāq lil Banīn jilid 1, terj. Abu musthafa. Surabaya: Yayasan
Perguruan Islam.

50
pribadi manusia menjadi faktor terjadinya sebuah konflik

dikarenakan kebohongan yang kita sebarkan. Apalagi di era

digital seperti sekarang di mana informasi mudah kita dapat,

mudah kita buat, dan mudah kita sebarkan sendiri.

Maka pentingnya berkata jujur dengan meniru dan

menaladani syariat yang diajarkan kepada kita melalui prilaku

– prilaku yang diajarkan oleh nabi muhammad saw.

4. Tawadhu terhadap orang lain

Tawadhu' termasuk salah satu sifat terpuji yang

harus dimilki oleh seorang muslim. Tawadhu' secara bahasa

dapat dimaknai dengan 'merendahkan diri'. Artinya sengaja

memposisikan diri lebih rendah dari posisi sebenarnya. Pada

dasarnya tawadhu' hanya ditujukan kepada Allah Yang Maha

Agung. Yakni merasa lemah dan tidak berdaya dibanding

dengan kekuasaan Allah swt.

Meskipun tawadhu' ditujukan kepada Allah swt

sebagai bukti adanya hubungan fertikal, tetepi harus dibuktikan

dalam praktek keseharian ketika bermuamalah dengan seksama

yang mengandaikan hubungan horizontal. Sebagaimana di

terangkan dalam surat al-Furqan ayat 63

‫س َال ًما‬
‫وا‬Dُ‫عَلى ا ْْل ه ِ خا ُم جا ال‬ ‫ ْم‬Dَ‫ن ي‬ ‫وع بَ ا ُد ال َّر َ ن ال‬
َ ‫ا‬Dً‫ْرض ْون‬
‫ون‬Dُ‫إذا طَ َب ا ْل ِهل‬ ‫ُشون‬ ‫م ِذي‬
‫ه‬ ‫و‬
‫ح‬
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)

orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan

51
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka

mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”.10

Artinya: bahwa diantara tanda-tanda orang yang memiliki sifat

tawadhu' selalu berjalan dengan menundukkan kepala. Seolah-

olah tidak pernah melihat langit. Berjalan dengan santai tanpa

membusungkan dada. Meskipun ia memiliki kuasa sebagai

gubernur, jendral ataupun ulama misalnya. Hal ini berbeda

dengan orang-orang yang sombong yang berjalan dengan

mendongak ke atas tidak pernah melihat bumi. Bahkan ketika

mereka disapa dan dikomentari, mereka hanya menjawab

'salama', yang artinya keselamatan atas kita semua, diantara

kita tidak ada yang lebih baik, aku juga tidak lebih baik dari

kamu begitu juga sebaliknya.

5. Sabar dalam menghadapi setiap masalah

Rasulullah saw pernah bersabda bahwasannya jika

Allah swt mencintai seseorang maka Ia akan mengujinya. kalau

orang itu sabar, maka Allah swt akan menjadikannya orang

mulia (mujtaba). Dan jika ia ridha (rela) maka Allah swt akan

menjadikannya sebagai orang pilihan yang istimewa

(musthafa). bersumber dari sebuah hadits pendek yang

berbunyi:

D‫َبا وا رضي ا صطَفا ُه‬Dَ‫َر جت‬ ِ ‫ع ْب ًدا ِاْبت‬ ‫هلال‬


ُ ‫ َح‬Dَ‫ا ا‬Dَ‫ِاذ‬
‫ا ُه ْن‬ ‫ ا‬,‫َال ُه‬ ‫ب‬
‫ص‬ ‫ْن‬
‫َب‬

52
“jika Allah swt mencintai seseorang maka Ia akan mengujinya.

kalau orang itu sabar, maka Allah swt akan menjadikannya

orang mulia (mujtaba). Dan jika ia ridha (rela) maka Allah swt

akan menjadikannya sebagai orang pilihan yang istimewa

(musthafa)”.11

Jika diperhatikan dengan seksama maka

sesungguhnya Allah swt mencintai kita. Hampir semua umat

muslim di dunia ini selalu dalam ujian-Nya. Ada yang diuji

dengan kegemerlapan dan kekayaan harta, ada yang diuji

dengan kekurangan uang. Ada yang dicoba dengan jabatan.

Ada pula yang diuji dengan kondisi keluarga. Dan masih

banyak lagi ujian-ujian lainnya.

Namun demikian, jarang dari kita yang sadar bahwa

segala fenomena di sekitar kita pada hakikatnya adalah cobaan

yang berfungsi sebagai ujian kehidupan. Bagaimanakah proses

penyelesian itu. Sebagaian dari kita melenggang menyelesaikan

ujian dengan caranya sendiri. Dan sebagian yang lain

menyelesaikan ujian sesuai dengan petunjuk dan aturan

syariah. Dan ada lagi yang malah menikmati ujian itu dengan

membiarkannya tanpa ada usaha penyelesaian.12

6. Tidak suka bertengkar

Rasulullah

mengingatkan,

11
Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran Dan
Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
12
Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran Dan
Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
53
‫ص ُمت‬
َ ‫ًرا أ‬ ‫آل ِخ ِر‬Dْ‫و َم ْن ُي ْؤ ِم ن واْل َي ْو ِم ا‬
‫ْو خ يـ‬ ‫ ْل‬Dُ‫َفلَيق‬ ‫كان ِباهلل‬
‫ْي‬

Artinya: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,

hendaklah dia berkata yang baik atau diam” (HR al-Bukhari).

Pesan mahapenting dalam hadits ini terlihat dari dikaitkannya

perintah untuk berhati-hati dalam berkata dengan keimanan

kepada Allah dan hari akhir. Di era media sosial seperti

sekarang, bunyi instruksinya kira-kira selaras dengan nasihat

seperti ini, “Jika tidak bisa membuat konten atau komentar

yang baik di media sosial, maka berhentilah bermedia sosial.

Itu berdampak pada kesempurnaan imanmu.”13

7. Tidak mengeraskan suaranya baik dalam berbicara maupun

tertawa

Dengan menjaga ucapan pada saat berbicara dan tertawa

saat melakukan interkasi sosial adalah salah satu bentuk

kesopanan kita terhadap lawan bicara. Karena bisa saja

menurut kita biasa mungkin pandangan lawan bicara berbeda

mereka bisa berfikir apa yang kita lakukan itu sangat

mengganggu.

Maka penting sekali menjaga dan memperhatikan situasi

saat kita berinteraksi dengan orang lain. Dengan melihat

kondisi tempat dan waktu interaksi.

b. Al waladu waqih ( anak yang tidak sopan )

‫الولد الوقﺢ‬
،‫ وال يرحم من هو أصغر منه‬،‫ وال يﺤترم من هو أكبر منه‬،‫ ﻻ يتأدﺏ مﻊ والديه و أساتذته‬: ‫لد الوقﺢ‬D‫ الو‬D.١
54
،‫ ويتﻜبر عليه‬،‫ والمﺨاصمﺔ و يﺴتهزﺉ بغيره‬،‫ والﻜالم القبيﺢ‬،‫ ويﺤب الشتم‬،‫ويﻜذﺏ إذا تﻜلم ويرفﻊ صوته إذا ضﺤﻚ‬
‫ وال يﺴمﻊ النصيﺤﺔ‬،‫وال يﺴتﺤﮯ أن يعمل قبيﺤا‬

Sebaliknya didalam kitab ini, pengarang juga menjelaskan

mengenai ciri – ciri anak yang tidak sopan, berikut

pembagiannya.14

1. Tidak beradab kepada Kedua Orang Tuanya dan Para

Ustadz²nya,

2. tidak Menghormati orang yang lebih tua darinya, ia tidak

Menyayangi orang yang lebih Muda darinya,

3. selalu berbohong apabila berkata-kata, dan mengangkat

suaranya apabila tertawa,

4. suka Memaki, dan Berkata yang Tercela, dan Bertengkar

serta Memperolok-olok orang lain,

5. menyombongkan diri, dan ia tidmak malu kalau berbuat

yang tercela, dan ia tidak suka mendengar nasihat.

Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran Dan
14

Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


10
mad araja mar. 1992. Kitab Al-Akhlāq lil Banīn jilid 1, terj. Abu musthafa. Surabaya: Yayasan
Perguruan Islam.
13
mad araja mar. 1992. Kitab Al-Akhlāq lil Banīn jilid 1, terj. Abu musthafa. Surabaya: Yayasan
Perguruan Islam

55
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

implementasi pembelajaran kitab Akhlak Lil Banin terhadap kesopanan

santri di Madin Pondok Pesantren Darussalam Gumuk Bayur Siliragung

Banyuwangi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

untuk pengembangan khazanah keilmuan khususnya dalam hal

akhlaq/kesopanan yang dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat

serta sebagai dasar pijakan bagi peneliti-peneliti lain terhadap

pengembangan penelitian lebih lanjut. Selain itu, penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi Madin Pondok

Pesantren Darussalam Gumuk Bayur dalam usaha peningkatan kualitas

pendidikan terutama dalam membentuk kesopanan santri, serta untuk

menentukan langkah-langkah yang tepat dalam pengambilan kebijakan-

kebijakan.

B. Implikasi Penelitian

1. Implikasi teori

bahwa teori yang dijelaskan dalam dokumen tersebut berkaitan dengan

implementasi pembelajaran kitab Akhlak Lil Banin terhadap

kesopanan santri di Madin Pondok Pesantren Darussalam Gumuk

Bayur Siliragung Banyuwangi. Teori tersebut menjelaskan bahwa

implementasi adalah suatu kegiatan yang tersusun dan terencana,

memiliki tujuan tertentu yang terulang dalam suatu kegiatan, dan

dilakukan secara bersungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-

norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Implementasi juga

56
merupakan proses dalam pendidikan, sehingga berhasil tidaknya

proses belajar yang dilakukan sangat bergantung pada bagaimana

implementasinya. Oleh karena itu, implementasi pembelajaran kitab

Akhlak Lil Banin harus dilakukan dengan baik dan terencana agar

dapat mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu membentuk kesopanan

santri.

2. Implikasi kebijakan

hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Madin Pondok

Pesantren Darussalam Gumuk Bayur dalam usaha peningkatan kualitas

pendidikan terutama dalam membentuk kesopanan santri. Oleh karena

itu, dapat diambil implikasi kebijakan bahwa Madin Pondok Pesantren

Darussalam Gumuk Bayur perlu memperhatikan implementasi

pembelajaran kitab Akhlak Lil Banin dengan baik dan terencana agar

dapat mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu membentuk kesopanan

santri. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap

implementasi pembelajaran kitab Akhlak Lil Banin untuk menentukan

langkah-langkah yang tepat dalam pengambilan kebijakan-kebijakan.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam sebuah penelitian pasti akan ada keterbatasan untuk

meneliti suatu objek baik dari dalam maupun luar, seperti halnya

penelitian ini. Ada beberapa keterbatasan yang mempengaruhi penelitian

sehingga kurang maksimal dalam meneliti, yakni :

1. Objek (Santri)

kurangnya dalam segi pengawasan terhadap objek yang di teliti

yakni santri madrasah diniyyah pondok pesantren darussalam gumuk

57
bayur prihal apakah mereka memiliki rasa tanggung jawab mengenai

mengimplementasikan pembelajaran kitab akhlaq lil banin bab anak

sopan ketika berada di rumah.

Karena rata – rata dari santri yang mengaji di ponpes darussalam

gumuk bayur adalah santri duduk dengan kata lain santri yang hanya

mengaji di pondok namun berangkat dari rumah.

2. Subjek (peneliti)

Sebagai mahasiswa peneliti juga memiliki tanggung jawab sebagai

santri yang mana waktu dan tempatnya di batasi oleh qonun – qonun

dan peraturan yang berlaku di pesantren tempat peneliti belajar.

Maka keterbatasan waktulah yang menyebabkan peneliti terhalang

dan terbatas dalam hal penyajian, pengawasan dan penelitian sehingga

menimbulkan dampak kepada penelitiannya.

D. Saran

Dapat disarankan agar Madin Pondok Pesantren Darussalam

Gumuk Bayur memperhatikan implementasi pembelajaran kitab Akhlak

Lil Banin dengan baik dan terencana agar dapat mencapai tujuan yang

diinginkan, yaitu membentuk kesopanan santri. Selain itu, perlu dilakukan

evaluasi secara berkala terhadap implementasi pembelajaran kitab Akhlak

Lil Banin untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam

pengambilan kebijakan-kebijakan. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi

acuan bagi peneliti-peneliti lain dalam mengembangkan penelitian lebih

lanjut mengenai implementasi pembelajaran kitab Akhlak Lil Banin dan

pengaruhnya terhadap kesopanan santri di pondok pesantren.

58
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan


Pemikiran Dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia,
2017)

Dwi Ariani Astuti dkk, Evaluasi implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan, 2018

Husamah dkk, Belajar dan Pembelajaran. Malang: UMM Press

Salim dan syahrum, metodologi penelitian kualitatif. Bandung : citapustaka media


Sarwono, W. Sarlito 2021. Pisikologi Remaja. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Mad araja mar. 1992. Kitab Al-Akhlāq lil Banīn jilid 1, terj. Abu musthafa.Surabaya:
Yayasan Perguruan

59
LAMPIRAN-LAMPIRAN

60
Nomor : 31.1/057/PPDGB/VI/2023
Hal : PENERIMAAN IZIN PENELITIAN

Kepada Yang Terhormat


Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam
Di –
Tempat

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Salam silaturahmi kami sampaikan, semoga kita selalu mendapat taufiq dan
hidayah Allah SWT. Sehingga kita dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari, Amin.
Berdasarkan surat yang kami terima perihal permohonan izin survey yang diajukan
oleh mahasiswa atas nama :
Nama : MUHAMMAD HILMAN FITRONI
NIM :19122110026
Fakultas : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Program Studi : Bimbingan dan Konseling Islam


Alamat : Cangkring Jenggawah Jember
Judul Penelitian : “Implementasi Pembelajaran Kitab Akhlak Lil Banin
Terhadap Kesopanan Santri Madin Pon Pes
Darussalam Gumuk Bayur ”
Maka kami selaku kepala Pondok pesantren Darussalam Gumuk Bayur Barurejo
menerima permohonan izin penelitian dari mahasiswa tersebut untuk menjadi bahan dalam
melengkapi data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) sarjana strata
satu Institut Agama Islam Darussalam.
Demikian surat ini kami buat untuk digunakan sebagai mestinya, terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Blokagung, 11 Juni 2023 M

Kepala Pesantren

ARIS FADHILLAH

61
62
63
64
65
BIODATA PENULIS

Muhammad Hilman Fitroni dilahirkan di Jember, 20 Agustus 2001, anak


pertama dari 2 saudara, keluarga saya bapak Mulyono, ibu Fidya Rosyidah, Adek
saya Masyitotun Najah
E-mail: Bunghilman20@gmail.com
Ig: Hilman rjx
Hp:087755537580
tepatnya di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung lanjut Sekolah Menengah
Pertama di MTs Al Amiriyyah Blokagung Kemudian lulus Pada Tahun 2016.
Setelah itu melanjutkan di Sekolah MA Al Amiriyyah Blokagung kemudian Lulus pada tahun 2019,
setelah lulus dari MA Al Amiriyyah lanjut ke jenjang perguruan tinggi (S1) di IAIDA Blokagung.
Semasa mondok dan sekolah Di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, penulis juga mengenyam
pendidikan Madrasah Diniyyah, mulai mengenyam pendidikan pada kelas 1 Ula, Hingga 2 Ulya.

Banyuwangi, 14 Juni 2023

MUHAMMAD HILMAN FITRONI


19122110026

66

Anda mungkin juga menyukai