PROPOSAL TESIS
OLEH:
NPM: 22102011035
PROGRAM PASCASARJANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan pendahuluan dalam rangka kajian ini mampu
dibaca dengan alur yang mudah dipahami dengan logika yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara berurutan, bagian ini memuat (1) konteks penelitian, (2)
fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) kegunaan penelitian, dan (5) penegasan istilah.
Berdasarkan pada konteks penelitian yang telah diuraikan, kajian ini berfokus pada
penelitian nilai-nilai tasawuf Imam Al Ghozali yang diimplementasikan kepada peserta didik
melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah di Pondok Pesantren SMP-SMA Sabilurrosyad
Malang dalam membangun karakter Ahlussunnah Waljamaa’ah sebagai berikut:.
1. Titin Faiqoh, Tesis 2018. Model Pembentukan Karakter Siswa Berbasis Tasawuf
Akhlaq Di Boarding School (Studi Multisitus di Ma’had Al Qolam MAN 2 Malang
dan Ma’had Darul Hikmah MAN 1 Malang).
2. Afton Ilman Ansori, Tesis 2018. Strategi Pengembangan Karakter Toleransi Beragama
Di Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi.
Penelitian tesis oleh Afton bertujuan untuk (a) mengkaji tujuan penanaman nilai-
nilai toleransi terhadap santri di Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi. (b) Mengkaji
metode penanaman nilai-nilai toleransi terhadap santri. (c) Mengkaji dampak penanaman
nilai-nilai toleransi beragama.
Hasil dari penelitian ini ialah, (a) tujuan didirikannya Pondok Pesantren
Darussalam Banyuwangi adalah tidak hanya ingin mendidik agar santri cerdas dalam ilmu
dan agama tetapi juga mencetak santri sebagai generasi yang toleran terhadap perbedaan
yang ada di sekitar pesantren maupun kelak perbedaan yang beragam di luar pesantren. (b)
Bahwa terdapat tiga metode yang dilakukan di Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi
yaitu: pembiasaan, keteladanan Kiai, dan pembelajaran. (c) Dampak dari penanaman nilai-
nilai toleransi beragama yaitu: nihilnya perilaku intoleran yang terjadi di lingkungan
pesantren dan telah terciptanya hubungan yang bai kantar sesama pemeluk agama.
3. Oji Fahroji, 2020. Implementasi Pendidikan Karakter di SMP Islam Al Azhar 11 Kota
Serang dan SMP Islam Terpadu Raudhatul Jannah Kota Cilegon.
2 Afton Ilman Ansori, Tesis Hasil penelitian ini ialah Fokus penelitian ini
2018. Strategi tujuan didirikannya Pondok untuk mengkaji
Pengembangan Karakter Pesantren Darussalam tujuan penanaman
Toleransi Beragama Di Banyuwangi adalah tidak nilai-nilai toleransi
Pondok Pesantren hanya ingin mendidik agar terhadap santri di
Darussalam Banyuwangi. santri cerdas dalam ilmu dan Pondok Pesantren
agama tetapi juga mencetak Darussalam
santri sebagai generasi yang Banyuwangi
toleran terhadap perbedaan
yang ada di sekitar pesantren
maupun kelak perbedaan yang
beragam di luar pesantren.
3 Oji Fahroji, 2020. Hasil penelitan ini ialah Fokus penelitian ini
Implementasi Pendidikan bawhwa nilai pendidikan untuk
Karakter di SMP Islam Al karakter yang terintegrasi pada mendiskripsikan
Azhar 11 Kota Serang dan kegiatan proses pembelajaran nilai Pendidikan
SMP Islam Terpadu adalah religious, disiplin, karakter yang
Raudhatul Jannah Kota tekun, rasa ingin tahu, peduli terintegrasi pada
Cilegon. dan tanggung jawab. SMP Islam Al
Azhar 11 Kota
Serang dan SMP IT
Raudhatul Jannah
Kota Cilegon.
4 Saihu, Marsiti, 2019. Hasil penelitian ini bahwa Fokus penelitian ini
Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan karakter dalam ialah mengkaji
Upaya Menangkal upaya menangkal radikalisme upaya Pendidikan
Radikalisme Di SMA di SMA Negeri 3 Depok karakter dalam
Negeri 3 Kota Depok Jawa dilakukan dengan cara (1) menangkal
Barat. melalui kurikulum formal, radikalisme
melalui pembelajaran pada
mata pelajaran PAI,
Bimbingan Konseling, dan
mata pelajaran lainnya,
5 Rahmawati Agustin, 2019. Hasil penelitian ini bahwa Fokus penelitian ini
Implementasi Pendidikan langkah-langkah implementasi ialah memaparkan
Karakter Religius (Studi Pendidikan karakter religius langkah-langkah
Kasus Di SMA NU meliputi (1) pelaksanaan implementasi
Tulungagung) Tahun program sekolah dan Pendidikan karakter
Ajaran 2018-2019. kurikulum, (2) pelaksanaan religious peserta
kegiatan dengan pola didik di SMK NU
pemahaman, pembiasaan, Tulungagung Tahun
serta keteladanan, ajaran 2018-2019
Bab menjauhi maksiat adalah inti kedua dalam kitab Bidayatul Hidayah. Dalam
bab ini secara umum perintah menjauhi maksiat adalah menjaga tujuh anggota badan dari
perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT. Tujuh anggota badan adalah mata, telinga,
lisan, perut, kemaluan, tangan, dan kaki. Berikut penjelasan tata cara menjaga anggota
badan beserta manfaatnya.
1. Mata
2. Telinga
Sebagai alat pendengar, telinga lazim dijaga dari mendengarkan bid’ah, omongan
tentang oran lain, kekejian, diskusi mendalam tentang kebatilan dan keburukan-keburukan
orang lain. Menurut Al Ghozali bahwa telinga diciptakan Allah SWT untuk mendengarkan
firmanNya, sunnah Nabi Muhammad SAW, hikmah-hikmah para wali, dan ilmu
bermanfaat. Ia menyebutkan jika telinga dipakai mendengarkan perkara-perkara yang
diharamkan Allah dan menjadi penyebab kehancuran seseorang maka hal ini adalah puncak
dari sebuah kerugian.
3. Lisan
Al Ghozali menegaskan bahwa lisan adalah anggota badan manusia yang
berpengaruh. Ia menuturkan jika lisan dipakai pada jalan yang tidak diridhoi Allah SWT
maka dapat disebut sebagai kekufuran atas nikmatNya. Ditulis dalam kitab Bidayatul
Hidayah bahwa lisan wajib dijaga dari delapan perkara yaitu: dusta, ingkar janji, ghibah
(gosib), adu mulut, merasa paling suci, melaknat ciptaan Allah SWT, mendoakan buruk,
dan guyonan yang berujung pada penghinaan.
a. Dusta
Al Ghozali menyatakan bahwa kelaziman menjaga lisan dalam keadaan
serius dan bercanda. Apabila manusia terbiasa berbohong atau berdusta maka sifat
kewibawaannya akan runtuh. Lebih dari itu perkataannya menjadi sirna tak
bermakna sehingga orang lain tidak mempercayainya. Orang lain juga akan
memandang hina terhadap pelaku dusta. Al Ghozali mewanti-wanti jika seseorang
hendak mengetahui buruknya dusta dari dirinya maka ia dapat melihat orang lain
berdusta kepada dirinya.
b. Ingkar janji
Al Ghozali mewanti-wanti agar jangan mudah membua janji jika tidak
mampu memenuhi. Ia menganjurkan agar manusia tidak perlu mengutarakan
niatnya atas perbuatan baik yang akan dilakukan terhadap orang lain. Ingkar janji
hanya diperbolehkan ketika terhalang masalah darurat atau pembuat janji benar-
benar tidak mampu menepatinya. Ia menyampaikan bahwa menurut Rasulullah
SAW salah satu tanda orang munafik adalah ingkar janji.
c. Menjaga lisan dari ghibah atau membicarakan orang lain.
Pantangan tersebut khusus pada membicarakan orang lain atas hal yang
tidak disukainya ketika terdengar. Dosa yang akan menimpa pelaku ghibah lebih
pedih dari doa tiga puluh kali berzina. Al Ghozali menuliskan bahwa larangan
meng-ghibah para ahli Al Qur’an atau ulama, semisal mendoakan mereka di depan
umum agar diperbaiki oleh Allah. Berdoa seperti ini menurutnya mengandung dua
keburukan yaitu ghibah dan merasa lebih suci. Ia menganjurkan apabila hendak
melakukan ini cukup berdoa secara rahasia.
d. Menjaga lisan dari perdebatan sengit hingga memojokkan lawan bicara atau
orang lain.
Praktek ini menurut Al Ghozali dapat menyakiti orang lain,
membodohkan, menghina, dan di dalamnya terdapat perasaan paling suci karena
merasa lebih pintar. Ia menganjurkan agar tidak melayani perdebatan dengan
orang bodoh kecuali dalam beberapa hal. Kebolehan mendebat orang bodoh
selama ia menyakiti, membuat marah hingga berujung pada balas dendam.
4. Menjaga perut
5. Menjaga Kemaluan.
Imam Al Ghozali memerintahkan siswa agar menjaga kedua tangan dari memukul
sesama muslim, mencuri, menyakiti orang lain, mengkhianati sebuah amanah atau
kepercayaan, dan menulis hal-hal yang dilarang mengucapkannya. Tangan dapat menjadi
alat kebaikan sekaligus keburukan bagi manusia. Seseorang mampu memberi dampak
langsung kepada orang lain dengan tangan yang dimilikinya.
Taat kepada
Allah, menjauhi
ekstraksi nilai-
maksiat dan
nilai karakter Implementasi
aswaja dari menjaga
kitab Bidayatul hubungan
Hidayah dengan Allah dan
makhluknya
Aktor
Sikap
Proyeksi:
ketaatan
Kegiatan Pengajian
Sikap yang Kitab Bidayatul
peserta
muncul Hidayah didik
Ia dimulai dengan membuat temuan dan interpretasi yang dapat dipercaya. Kedua
pengamatan terhadap data secara terus menerus untuk memahami gejala lebih mendalam,
sehingga dapat mengetahui aspek penting, terfokus dan relevan dengan topik penelitian.
Dalam rangka mendapatkan data yang terpercaya maka peneliti perlu terus menerus
mengkaji dan mengamati.
b. Keteralihan
Keteralihan masuk ktiteria validitas eksternal. Ia berfungsi untuk membangun
keteralihan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara “uraian rinci” untuk menjawab
persoalan sejauh mana hasil penelitian dapat ditransfer pada beberapa konteks lain.
Menggunakan teknik ini peneliti akan menghidangkan hasil penelitian seteliti dan secermat
mungkin yang menggambarkan konteks penelitian diselenggarakan dengan mengacu pada
fokus penelitian.
c. Kebergantungan
Ia merupakan kriteria menilai apakah proses penelitian bermutu atau tidak. Tata
cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertahankan ialah audit
dependabilitas oleh auditor independent guna mengkaji kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti. Dalam proses ini pembimbing yang terlibat secara langsung dalam penelitian
menjadi auditor independent.
d. Kepastian
Kriteria kepastian digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan
cara mengecek data informasi dan interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi
yang ada pada pelacakan audit. Hal ini untuk memastikan keobjektifitasan sesuatu
bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan
seseorang.
Daftar Rujukan
Ansori, Afton Ilman. Tesis 2018. Strategi Pengembangan Karakter Toleransi Beragama
Di Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi. Etheses.uin-malang.ac.id
Anshori, Isa. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter di Madrasah. Halaqa: Islamic
Education Journal, Vol. 1 No. 2.
Ari, N.M. 2019. Ahlussunnah wa al jamaa’ah Sejarah Din Moch. Ari Nasichudin, Ahlu as
sunnah wa al jamaa’ah Sejarah Dinamika Umat Islam dan Analisis Sosial.
Bakri, Masykuri. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis.
Malang: Lembaga Penelitian Universitas Islam Malang Bekerjasama dengan
Visipress.
Bin Nuh, KH. R. Abdullah. 2014. Al Ghazali: Percikan Ihya’ Ulum Al Din Tafakur Sesaat
Lebih Baik Daripada Ibadah Setahu. Jakarta Selatan: PT. Mizan Publika.
Fahmi, M., 2013. M. BAB II Toleransi A. Definisi Toleransi.
http://digilib.uinsby.ac.id/10995/4/bab2.pdf
Majid, Abdul & Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, lexy J.. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Roskarya.
Muhammad, Abu Hamid. Bidayatul Hidayah. Surabaya: Maktabah Imam, TT.
Muhammad, W.A.. 2012. Mendamaikan Ahlus As Sunnah di Nusantara. Pusataka Al
Kautsar.
Mustoip, Sofyan. Muhammad Japar & Zulela MS. 2018. Implementasi Pendidikan
Karakter. Surabaya: Jakad Publishing,
Mulyasa. 2013. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nasihin, Husna. 2018. Praksis Internalisasi Karakter Kemandirian Di Pondok Pesantren
Yatim Piatu Zuhriyah Yogyakarta. J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume
5 No. 1.
Niam, M. Khusnun dan Rahmad Tri Hadi. 2021. Internalisasi Tasawuf Al Ghazali pada
Masa Pandemi Covid-19. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, Volume 32,
Nomor 1, Januari 2021.
Purwanto & Sulistyastuti. 1991. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan, Jakarta: Bumi Aksara.
Rahardjo, Susilo & Gudnanto. 2011. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora
Media Enterprise.
Ridwan, Muhammad Efendi. 2020. Mitigasi Intoleransi dan Radikalisme Beragama di
Pondok Pesantren Melalui Pendekatan Pembelajaran Inklusif. Jurnal Pedagogie,
Vol. 1, No. 1.
Saihu, Marsiti, 2019. Pendidikan Karakter Dalam Upaya Menangkal Radikalisme Di SMA
Negeri 3 Kota Depok Jawa Barat. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 1 No. 1.
Samsu. 2017. Metode Penelitian (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif,
Mixed Methods serta Research & Development). Jambi: Pusaka Jambi.