Abstract
In the current postmodern era, moral crises are rife. Where this moral crisis leads
to the abuss of destruction. Before falling into ruin, this moral crisis must be
overcome. One way to overcome it is by using an example. Exemplary is the
power that arises in a person to influence others in the context of shaping a
person’s character. Exemplary is something that can be imitated, and followed by
someone. With the descriptive method, this paper will explain the urgency of
exemplary rayon management in instilling the good morals of santriwati in
Islamic Boarding School Darussalam Gontor. Where the rayon management has
a role as educators, role models, and guides for students to become better
induviduals. With the example of the rayon management, the santriwati can
imitate, and apply what they see in their daily lives and make the santriwati
disciplined and have good character.
Keywords: Urgency, Exemplery, Good Morals
Abstrak
Pada zaman postmodern saat ini, sangat marak akan krisis moral dan akhlak.
Dimana krisis akhlak ini mengarahkan kepada jurang kehancuran. Sebelum
terjerumus kedalam kehancuran, maka krisis akhlak ini harus ditanggulangi. Salah
satu cara penanggulangannya adalah dengan sebuah keteladanan. Keteladanan
merupakan daya yang timbul dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang
lain dalam rangka pembentukan watak atau karakter seseorang. Keteladanan
merupakan suatu hal yang dapat ditiru, dicontoh, dan diikuti dari seseorang.
Dengan metode diskriptif makalah ini akan menjelaskan urgensi keteladanan
pengurus rayon dalam menanamkan akhlak karimah santriwati di Pondok Modern
Darussalam Gontor. Dimana pengurus rayon memiliki peran sebagai pendidik,
teladan, dan pembimbing bagi para santriwati untuk bisa menjadi pribadi yang
lebih baik. Dengan keteladanan pengurus rayon, para santriwati dapat meniru,
meneladani dan mengaplikasikan dari apa yang mereka lihat pada kesehariannya
dan menjadikan santriwati berdisiplin dan berakhlak karimah.
Kata Kunci: Urgensi, Keteladanan, Akhlak Karimah
1
Pendahuluan
Muncul dan lahirnya sikap yang tidak terpuji saat ini salah satu
penyebabnya dari individu yang menerima budaya asing yang datang dari luar
tanpa penyeleksian baik dan buruknya terhadap mereka, dan ilmu akhlak
1
Munirah, “Akhlak dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Dasar Islam,
4.2, (Desember-2017), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Alauddin,
Makassar, h. 39
2
QS. 33: 21
3
Cak Heppy, Keteladanan Sebagai Strategi Pembelejaran, Wordpress.com, (Maret-
2011), h. 13
2
bertujuan untuk memberikan pedoman dan penerangan bagi manusia dan
mengetahui perbuatan yang baik dan buruk.4
Dari tanda-tanda yang telah disebutkan, sangat tampak bahwa bangsa kita
saat ini sangat mengalami krisis akhlak yang menuju pada jurang kehancuran.
Maka harus ada gerakan untuk membangkitkan kembali akhlak karimah anak
bangsa, karena jika dibiarkan maka kerusakan akan terus rerjadi dan dapat
menjaruhkan bangsa ini kedalam jurang kehancuran. Dan salah satu dari gerakan
tersebut adalah memberikan teladan yang baik untuk dicontoh sebagai arahan
kepada kebaikan. Tidak akan ada kemajuan tanpa adanya kedisiplinan, dan tidak
akan ada kedisiplinan tanpa adanya keteladanan.
4
Ahmad Zuhdi, “Akhlak yang Buruk dalam Perspektif Pendidikan Islam Serta Upaya
Penanggulangannya”, Jurnal Tarbawi, 14.1, (Juli, 2018), IAIN Kerinci, h. 61-62
5
Khomsun Nurhalim, “Pola penanaman Nilai-nilai Moral Religius di TKIT Arofah 3
Bade Klego”, Journal of Nonformal Education, Penididikan Luar Sekolah, Universitas Negeri
Semarang, (2017), h.54
6
Mansur Hidayat, “Model Komunikasi Kyai Dengan Santri di Pesantren”, Jurnal
Komunikasi ASPIKOM, 2.6, (Januari-2016), UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, h. 387
3
ustadz atau ustadzah yang hidup bersama ditengah-tengah para santriwati dengan
masjid sebagai pusat kegiatan peribadatan keagamaan.7
Keteladanan adalah hal yang paling penting dalam pembentukan akhlak al-
karimah, terutama di Pondok Modern Darussalam Gontor. Apalagi bagi
santriwati-santriwati baru yang belum banyak mengetahui tentang etika yang
benar dan bagaimana melakukan semua kegiatan dengan benar. Maka yang
pertama mereka lihat adalah pengurus rayonnya. Karena pengurus rayon adalah
orang terdekat yang bisa mereka ambil contoh.
4
disiplin akan peraturan, cara berpakaian, cara berbicara, dan lain sebagainya yang
bersangkutan dengan akhlak karimah, namun pada kenyataannya masih banyak
santri yang tidak meneladaninya. Masih banyak santri yang melanggar peraturan,
kurang baik dalam bersikap dan lainnya.
Dari fenomena yang jelas terlihat, ini menjadi salah satu tanda rusaknya
generasi karena penurunan akhlak, maka, beberapa persoalan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah bagaimana urgensi pengurus rayon dalam menanamkan
akhlak karimah di Pondok Modern Darussalam Gontor.
Pengertian Keteladanan
Dalam bahasa Arab keteladanan biasa disebut dengan Al-Qudwah dan Al-
Uswah, yang secara etimologi berarti sesuatu yang layak untuk diikuti atau
diteladani.9 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Keteladanan
berasal dari kata “Teladan” yang artinya hal yang dapat ditiru atau dicontoh.
Sedangkan menurut Ishlahatunnisaa’ (2010) pengertian keteladanan berarti
penanaman akhlak, adab dan kebiasaan-kebiasaan baik yang seharusnya diajarkan
dan dibiasakan.10
Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru, diikuti, atau dicontoh dari
seseorang. Keteladanan merupakan daya yang timbul dalam diri seseorang untuk
mempengaruhi orang lain dalam rangka pembentukan watak atau karakter
seseorang.11 Keteladanan merupakan role model yang memberikan contoh dalam
hal sikap, perilaku dan pembentukan kepribadian seseorang.12 Peniruan
merupakan cara yang digunakan seseorang untuk belajar dari orang lain. Ini
terjadi terutama pada kondisi sosial, dimana interaksi terjadi dari satu pihak
dengan yang lainnya.13
9
Iswandi, “Efektifitas Pendekatan Keteladanan dalam Pembinaan Akhlak Siswa di MIN
Bandar Gadang”, Jurnal Pendidikan Islam, 10.1, (2019), STAI YAPTIP, Pasaman Barat, h. 118
10
Karso, “Keteladanan Guru dalam Proses Pendidikan di Sekolah”, Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Program Pascasarjana, Universitas PGRI, Palembang, (Januari-2019), h. 384
11
Iswandi, h. 119
12
Akhiya Huddin, “Keteladanan Guru dalam Proses Pendidikan di kelas IV SD Negeri
No. 28/I Malapari-Muara Bulian”, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas
Jambi, (Juli, 2017), h. 5
13
Muhammad Ghulam Nuruzzaman, Pengaruh Teladan Kyai Terhadap Akhlak Santri di
MMI Baitul Arqom Balung, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Jember, (2017)
5
Keteladanan adalah perilaku yang terpuji dan disenangi karena sesuai
dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.14 Keteladanan dalam perspektif
pendidikan Islam adalah metode influentif yang paling meyakinkan bagi
keberhasilan pembentukan aspek moral, spiritual dan etos social peserta didik.
Keteladanan adalah salah satu metode yang bersumber dari al-Qur’an.15
14
Halimatussakdiah, “Sikap Keteladanan Guru Dalam Meningkatkan Kepribadian Siswa
di MIN Madinatussalam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Universias Islam Negeri, Sumatera Utara, Medan, (2018)
15
Ali Mustofa, “Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal Studi
Keislaman, 5.1, (Juni-2019), STIT Al-Urwatul Wutsqo, Jombang, h. 32
16
Ahmad Darwin, “Keteladanan Guru dalam Pembinaan Karakter Santri di Dayah Darul
Ulum Abu Lueng Ie”, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry,
Banda Aceh, (2018), h. 14
17
Taklimudin, Febri Saputra, “Metode Keteladanan Pendidikan Islam dalam Perspektif
Qur’an”, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 3, No. 1, (2018), STAIN, Curup-Bengkulu, h. 3
18
Karso, hal. 388
6
agama serta membimbing masyarakat pada rancangan akhlak yang dibuat oleh
Allah SWT untuk manusia.19
Kata akhlak berasal dari bahasa arab yang sudah dijadikan bahasa
Indonesia, yang diartikan sebagai tingkah laku, perangai, atau kesopanan. Kata
akhlak merupakan jama’ taktsir dari kata khuluq, yang sering juga diartikan
dengan sifat bawaan, tabiat, adat kebiasaan dan agama. Menurut Imam Al-Ghozali,
akhlak adalah segala sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-
kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai
pertimbangan.20
Dalam bahasa Inggris kata padanannya adalah ethics yang berarti sebuah
tingkah laku baik atau moral. Bahasa Yunani menyebutnya dengan ethos atau
ethikos yang berarti adat serta kebiasaan, dan dalam bahasa Latin mores yang
berarti sebuah adat.21 Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu
dengan perilaku atau perbuatan. Jika perilaku itu buruk, maka disebut akhlak yang
buruk, atau akhlak madzmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik, maka
disebut akhlak yang baik atau akhlak mahmudah.22 Akhlak tidak terlepas dari
aqidah dan syari’ah. Oleh karena itu, akhlak merupakan pola tingkah laku yang
mengakumulasikan aspek keyakinan dan ketaatan sehingga tergambarkan dalam
perilaku yang baik.23
19
Hasan Bastomi, “Keteladanan Sebagai Dakwah Kontemporer dalam Menyongsong
Masyarakat Modern”, Komunika, 11.1, (2017), STAIN Kudus, h. 8
20
Elsa Aprilianingsih, Santi Lisnawati, “Hubungan Keteladanan Guru Terhadap Akhlak
Siswa di MTs Ar-Rofiqy kabupaten Bogor”, Jurnal Mitra Pendidikan, Volume 3, Nomor 4, (April-
2019), Universitas Ibn Khaldun, Bogor, h. 544-545
21
Syafa’atul Jamal, “Konsep Akhlak menurut Ibn Miskawaih”, Jurnal Tasfiyah, Volume
1, No. 1, (Februari-2017), Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, h. 53
22
Syarifah Habibah, “Akhlak dan Etika dalam Islam”, Jurnal Pesona Dasar, Volume 1,
No. 4, (Oktober-2015), PGSD, FKIP Unsyiah, h. 73
23
Syarifah Habibah, h. 74
24
Munirah, h. 41
7
menyatakan bahwa akhlak adalah aktivitas seseorang yang berasal dari kebiasaan,
watak dasar, atau fitrah. Selain itu kebiasaan tersebut bisa juga diperoleh dari hasil
pendidikan dan berbagai pelatihan.25
Dalam pergaulan dengan orang lain setiap muslim harus dapat berbudi
pekerti sesuai dengan status dan posisi masing-masing.29 Maka, pengurus rayon
selaku pemimpin yang keorganisasian rayon harus memberi keteladanan budi
25
Jarman Arroisi, “Integrasi Tauhid dan Akhlak dalam Pandangan Fakhruddin Ar-Razi”,
Jurnal Tsaqafah, 9.2, (November-2013), Institut Studi Islam Darussalam Gontor, Ponorogo, h. 317
26
Nurhayati, “Akhlak dan Hubungannya dengan Aqidah dalam Islam”, Mudarrisuna, 4. 2,
(2014), STAIP PTIQ Banda Aceh, h. 291
27
Nurhayati, h.295
28
Ahmad Sahnan, “Konsep Akhlak dalam Islam dan Kontribusinya terhadap
Konseptualisasi Pendidikan Dasar Islam, Ar-Riayah: Jurnal Pendidikan Dasar, 2. 2, STAIN
Bengkulu, h. 101
29
Roudlotul Jannah, “Pemikiran Hamka Tentang Nilai-nilai Pendidikan Budi Pekerti”,
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, (2015)
8
pekerti terutama pada hal-hal sikap dan perilaku seperti ikhlas, jujur, tidak
berbohong, amanah, tidah dzolim, dan lain sebagainya. Pengurus rayon juga harus
memberi pengenalan terhadap perilaku dan sikap yang benar dan tidak benar,
serta pengenalan tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
2. Pembentukan Kedisiplinan
4. Pendidikan Kepedulian
Kepedulian merupakan rasa empati kepada orang lain.31 Hal ini pengurus
rayon harus menanamkannya kepada setiap santriwati terhadap sesama khususnya
dengan teman satu kamar. Salah satu bentuk pendidikan kepedulian bisa dengan
menanamkan rasa empati terhadap sesama temannya, dan saling menghormati
kepada orang yang lebih tua dan saling menyayangi kepada orang yang lebih
30
Ayatullah, “Pendidikan Kedisiplinan Siswa Madrasah Aliyah, Pandawa: Jurnal
Pendidikan dan Dakwah”, 2.2, (Mei-2020), STIT Palapa Nusantara, h. 220
31
Muhammad Darwis Dasopang, “Pola Penanaman Karakter Mulia Terhadap Anak Didik
Dalam Keluarga Berdasarkan Nilai Yang Terkandung dalam Hadits”, Jurnal Tazkir, 6.1, Juni-
2020), h. 126
9
muda dari santriwati tersebut. Dari sikap-sikap tersebut maka akan lahir sikap
kepedulian santriwati terhadap sekitar.
Pada zaman postmodern ini, anak bangsa sedang mengalami krisis moral
yang ditandai dengan buruknya akhlak. Maka yang sangat dibutuhkan saat ini
adalah kesadaran akan pentingnya akhlak karimah sebagai pedoman dalam
kehidupan. Apalagi sebagai santriwati yang akan terjun ke masyarakat yang
memiliki peran penting sebagai mundzirul qoum. Mereka akan dilihat oleh
masyarakat karena dianggap sebagai seseorang yang memiliki orientasi baik
dalam moral dan akhlak.
Namun, jika dilihat realitanya, bahwa tidak semua dari santriwati dapat
menjadi seperti yang diharapkan oleh masyarakat tersebut. Pondok pesantrenlah
yang sangat berperan penting dalam membentuk akhlak santriwati. Karena satu-
satunya lingkungan yang ada disekitar para santriwati ialah lingkungan pondok,
terutama asrama. Maka pengurus rayon memiliki peran yang sangat penting pula
dalam pembentukan akhlak santriwati sebagai teladan yang ada dialam rayon atau
asrama.
32
Jarman Arroisi, “Bahagia dalam perspektif al-Ghozali”, Kalimah: Jurnal Studi Agama-
agama dan Pemikiran Islam, 17.1, Universitas Darussalam Gontor, h. 91
10
Dengan ini, dalam melaksanakan kesehariannya di dalam pondok,
santriwati membutuhkan sosok yang dapat memberikannya arahan, petunjuk, dan
bimbingan. Sehingga mereka tidak tersesat dan salah dalam mengambil langkah.
Peran inilah yang harus dimiliki oleh setiap pengurus rayon di asrama. Dengan
pemberian contoh, teladan, arahan dan bimbingan, maka santriwati dapat
mengetahui apa yang harus mereka lakukan dalam kegiatan pondok.
Salah satu daya mengetahui adalah daya yang mengetahui dari luar, yaitu
panca indera eksternal seperti telinga, mata, lidah, hidung dan kulit.33 Dalam hal
ini, maka santriwati dapat mengambil pengetahuan dari apa yang mereka lihat,
apa yang mereka dengar, dan apa yang mereka rasakan. Karena segala aspek yang
terjadi disekitar mereka adalah pendidikan. Maka, keteladanan pengurus rayon
yang tercurahkan melalui nasehat, tampilan kehidupan, serta perilaku keseharian
menjadi pendidikan karakter di Pondok Modern Darussalam Gontor.
33
Jarman Arroisi, Rahmat Ardi, “Konsep Jiwa perspektif Ibn Sina”, Islamica, 13.2,
(Maret-2019), Universitas Darussalam Gontor, h. 336
34
Jarman Arroisi, “Spiritual Healing dalam Tradisi Sufi”, Tsaqafah, 14.2, (November-
2018), Universitas Darussalam Gontor, h. 331
11
peran sebagai pendidik, teladan, dan pembimbing bagi para santriwati untuk bisa
menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa menjadi seperti apa yang dicita-citakan
oleh Pondok Modern Darussalam Gontor sebagai mundzirul qoum atau yang
memberi peringatan bagi umat.
Kesimpulan
Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru, diikuti, atau dicontoh dari
seseorang. Keteladanan merupakan daya yang timbul dalam diri seseorang untuk
mempengaruhi orang lain dalam rangka pembentukan watak atau karakter
seseorang. Pondok Pesantren Darussalam Gontor adalah salah satu lembaga
pendidikan pesantren yang sangat mengutamakan pendidikan akhlak. Dalam
pengaplikasian sistem pembentukan karakter dan akhlak, Gontor menggunakan
sistem rayon atau asrama yang dibina olen pengurus rayon.
12
sangat memperhatikan pendidikan akhlak karimah bagi para santriwatinya yang
akan menjadi kader-kader masyarakat. Sehingga akhlak karimah bisa menjadi
tameng atas bobroknya moral anak bangsa. Salah satu cara penanaman akhlak
karimah ini adalah dengan sebuah keteladanan.
Daftar Pustaka
_____________, Rahmat Ardi. “Konsep Jiwa perspektif Ibn Sina”. Islamica. 13.
2. (Maret-2019). Universitas Darussalam Gontor
13
Darwin, Ahmad. Keteladanan Guru dalam Pembinaan Karakter Santri di Dayah
Darul Ulum Abu Lueng Ie. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry. Banda Aceh. (2018)
Dasopang, Muhammad Darwis. “Pola Penanaman Karakter Mulia Terhadap Anak
Didik Dalam Keluarga Berdasarkan Nilai Yang Terkandung dalam
Hadits”. Jurnal Tazkir. 6. 1. (Juni-2020)
14
Karso. “Keteladanan Guru dalam Proses Pendidikan di Sekolah”. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana. Universitas PGRI.
Palembang. (Januari-2019)
Munirah. “Akhlak dalam Perspektif Pendidikan Islam”. Jurnal Pendidikan Dasar
Islam. 4. 1. (Desember-2017). Fakultas Tarbiyah da Keguruan, Universitas
Islam Negeri Alauddin, Makassar
Mustofa, Ali. “Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam”. Jurnal Studi
Keislaman. 5. 1. (Juni-2019). STIT Al-Urwatul Wutsqo. Jombang
Nurhalim, Khomsun. “Pola penanaman Nilai-nilai Moral Religius di TKIT Arofa
3 Bade Klego”. Journal of Nonformal Education. Penididikan Luar
Sekolah Universitas Negeri Semarang. (2017)
Nurhayati. “Akhlak dan Hubungannya dengan Aqidah dalam Islam”. Mudarrisuna
4. 2. (2014). STAIP PTIQ Banda Aceh
Sahnan, Ahmad. “Konsep Akhlak dalam Islam dan Kontribusinya terhadap
Konseptualisasi Pendidikan Dasar Islam”. Ar-Riayah: Jurnal Pendidikan
Dasar. 2. 2. STAIN Bengkulu
Syafe’I, Imam. “Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter”.
At-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam. 8. 1. (2017). Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung
Taklimudin. Saputra Febri, Metode Keteladanan Pendidikan Islam dalam
Perspektif Qur’an. Jurnal Pendidikan Islam. 3. 1. (2018). STAIN. Curup-
Bengkulu
Zuhdi, Ahmad. “Akhlak yang Buruk dalam Perspektif Pendidikan Islam Serta
Upaya Penanggulangannya”. Jurnal Tarbawi. 14.1. (Juli-2018). IAIN
Kerinci
15