Anda di halaman 1dari 10

Konsep Pendidikan Menggunakan Pendekatan Aspek Kognitif dan

Psikomotorik untuk Membentuk Siswa Madrasah yang


Berlandaskan Kepada Akhlakul Karimah
HUSNUL MAULA1
1
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Serang, X 2, 2014
Abstrak

Implementasi pembelajaran akhlak pada siswa madrasah aliyah umumnya


menggunakan metode kognitif, dimana siswa hanya dianjurkan untuk membaca dan
menghafal materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Namun dalam karya
tulis ini penulis ingin mencoba menerapkan metode psikomotorik dalam
pembelajaran akhlak untuk siswa madrasah.
Melihat kondisi saat ini akhlak pada siswa mengalami pemerosotan.
Terkadang banyak kita temukan siswa madrasah yang ketika berada disekolahnya
masing-masing menggunakan pakaian yang menutup aurat (islami), tetapi ketika
mereka tidak berada disekolah misalnya di rumah maupun di tempat umum lainnya
tak jarang kita temukan tidak memakai pakaian islami. Hal ini dikarenakan sistem
pembelajaran di sekolah hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya metode
psikomotorik.
Walaupun metode kognitif berpengeruh terhadap kecerdasan siswa tetapi
perannya masih memiliki kekurangan jika dibandingkan dengan metode
psikomotorik. Berdasarkan dari permasalahan yang ada bahwa masalah utama dalam
kepribadian siswa mengenai akhlak dapat disimpulkan: 1) Bagaimana Akhlak yang
terdapat pada siswa madrasah saat ini? 2) Apakah pendekatan melalui aspek kognitif
dan psikomotorik berpengaruh dalam peranaaan Akhlak pada siswa madrasah? 3)
Apakah metode yang digunakan di madrasah sudah efektif? Sedangkan untuk tujuan
penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui akhlak siswa madrasah saat ini. 2) untuk
mengetahui peranaan pendekatan aspek kognitif dan psikomotorik pada siswa
madrasah. 3) untuk mengetahui metode yang sesuai dalam penerapan akhlak di
madrasah.
Dalam penelitian kali ini penulis memfokuskan penelitian kepada konsep
program pendidikan menggunakan psikomotorik untuk membentuk kepribadian
siswa madrasah yang berdasarkan kepada akhlak karimah. Sehingga dapat dihasilkan
siswa madrasah yang tidak hanya pandai dalam pemahaman tetapi mampu
mempraktekan ilmu yang mereka dapatkan terutama tentang akhlak karimah.
Kata kunci: psikomotorik, kognitif, akhlak, akhlak karimah

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 1


Pengantar

Fenomena melorotnya akhlak generasi bangsa, termasuk di dalamnya para


siswa siswi madrasah, acapkali kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
teramat mengecewakan karena pendidikan sesungguhnya memiliki misi yang amat
mendasar yakni membentuk manusia utuh dengan akhlak sebagai salah satu indikator
utama, generasi bangsa dengan karatekter akhlak mulia merupakan salah
satu profil yang diharapkan dari praktik pendidikan madrasah. Hal tersebut tersurat
dalam bunyi UU No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan
pendidikan nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam praktik pendidikan nasional dewasa ini, terdapat distorsi antara cita-
cita pendidikan nasional dengan realitas sosial yang terjadi. Berbagai fenomena
nasional menunjukkan gejala-gejala yang mengkhawatirkan terkait dengan akhlak
generasi pada siswa Madrasah. Hal yang lebih mengkhawatir lagi adalah bahwa
anomali akhlak tersebut tidak sedikit yang terjadi di dalam lingkungan pendidikan itu
sendiri, bahkan dilakukan oleh pelaku pendidikan. Fenomena yang mengkhawatirkan
tersebut diantaranya bisa kita lihat dari lingkungan sekitar kita yang seringkali
membuat kita miris mendengarnya, perkelahian (sisiwa-siswa, siswa dengan guru,
anak dengan orang tua, siswa dengan kepala sekolah), pergaulan bebas, siswa dan
mahasiswa terlibat kasus narkoba, remaja usia sekolah yang melakukan perbuatan
amoral, kebut-kebutan di jalanan yang dilakukan remaja usia sekolah, menjamurnya
geng motor yang beranggotakan remaja usia sekolah, dan siswa bermain di pusat
perbelanjaan dan di warnet pada saat jam pelajaran.

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 2


Indikator lain yang menunjukkan adanya gejala melorotnya akhlak generasi
bangsa bisa dilihat dari praktik sopan santun siswa yang kini sudah mulai memudar,
di antaranya bisa kita lihat dari cara berbicara sesama mereka, prilakunya terhadap
guru dan orangtua, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, kata-kata kotor
yang tidak sepantasnya diucapkan oleh anak seusianya seringkali terlontar. Sikap
ramah terhadap guru ketika bertemu dan penuh hormat terhadap orangtua pun
tampaknya sudah menjadi sesuatu yang sulit ditemukan di kalangan anak usia
sekolah dewasa ini. Anak-anak usia sekolah seringkali menggunakan bahasa yang
jauh dari tatanan nilai budaya masyarakat. Bahasa yang kerap digunakan tidak lagi
menjadi ciri dari sebuah bangsa yang menjunjung tinggi etika dan kelemah lembutan.
Melainkan kebalikan dari ciri sebuah bangsa yang menjunjung tinggi etika dan
kelemah lembutan.

Hal yang membuat kita terenyuh bahwa penyimpangan-penyimpangan


tersebut dilakukan oleh mereka yang sehari-harinya menikmati kurikulum yang
mengedapankan aspek pendidikan nasional. Banyak faktor tentunya yang
menyebabkan fenomena tersebut terjadi. Jika ditinjau dari komponen
penyelenggaraan pendidikan, maka terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, di
antaranya faktor pendidik/guru, kurikulum (materi, metode, media, sumber, evaluasi),
sarana dan prasarana serta faktor kepemimpinan pada satuan pendidikan.

Dalam konteks makalah ini, penulis ingin menyoroti masalah melorotnya


akhlak pada generasi siswa madrasah ditinjau dari perspektif pembelajaran. Dalam
arti bahwa akar masalah sekaligus solusi atas masalah penurunan akhlak bangsa
dimulai dari memperbaiki praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh para
pendidik. Yang lebih mengedepankan aspek pemahaman dan hapalan (kognitif) di
dalam menyampaikan materi yang diajarkan dan jarang sekali menggunakan nilai
psikomotor dalam pengajarannya. Hal tersebut akan menjadi solusi jangka panjang
sekaligus langkah nyata dan sistemik bagi terwujudnya cita-cita pendidikan nasional

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 3


yang menginginkan lahirnya generasi bangsa dengan akhlak mulia sebagai salah satu
karakter yang diharapkan terwujud secara nasional.

Pembahasan

1. Akhlak

Dari segi bahasa, Akhlaq ialah kata jama dari Al Khulq. Dalam lisan Arab ia
bermakna tabiat atau watak, Ia juga bermakna maruah, addin atau fitrah. Pada
hakikatnya Akhlak mengandung arti penyifatan tentang gambaran batin seseorang,
gambaran jiwa, ciri-cirinya dan kandungannya yang tersendiri. Ini mencerminkan
lahiriah , sifat seseorang dan segala kandungan sifat itu. Gambaran ini sama dengan
yang zahir atau batin boleh disifatkan dengan sifat yang terpuji dan sebaliknya yang
tercela. Menurut Imam Al Ghazali, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad
Muarif, dengan terjemahannya bahwa Al-Khulq ialah suasana kejiwaan yang
mantap yang menerbitkan perbuatan, perbuatan itu terbit begitu sahaja tanpa berfikir
dan merenung panjang. Sekiranya suasana kejiwaan yang menjadi sumber perbuatan
itu memerlukan tindak-tanduk yang baik. Tetapi kalau muncul yang sebaliknya, maka
suasana kejiwaan itu dinamakan sebagai akhlaq yang buruk.

Menurut Dra. Eneng Muslihah, M.M. dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam
(2007) Akhlak secara etimologi adalah tabiat/sistem perilaku yang dibuat.
Sedangkan di Indonesia kata Akhlak mengandung konotasi yang mengandung kata
baik. Jadi dapat dikatakan orang yang berakhlak adalah orang yang baik. Pengertian
akhlak secara istilah adalah kelakuan yang timbul dalam hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu membentuk kesatuan akhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral
yang terdapat pada diri manusia sebagai fitrah sehingga ia mampu membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk.

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 4


a Pendidikan akhlak

Pendidikan adalah usaha seseorang (muslim) untuk membimbing dan


mengarahkan anak didik agar tumbuh menjadi manusia yang berakhlak. Dalam ajaran
Islam, pendidikan akhlak berlangsung untuk seluruh umat manusia sampai akhir
zaman. Hal ini dibuktikan oleh adanya Nabi Muhammad SAW di utus ke dunia
bukan khusus untuk satu umat saja melainkan sebagai juru nasehat dan panutan
masyarakat seluruh dunia. Sehingga dalam risalah Islam yang di bawa oleh Nabi
Muhammad SAW, tidak pernah dijumpai hal-hal yang sulit dipercaya atau sukar
melaksakannya. Agama Islam adalah agama yang mudah dan tidak mempersulit-sulit
orang lain yang ingin mempelajari agama. Risalah Islam bertujuan mebersihkan dan
mensucikan jiwa, dengan jalan mengenal Allah SWT serta beribadah kepada-Nya,
dan mengokohkan hubungan antara manusia serta menegakkannya di atas dasar kasih
sayang, persamaan dan keadilan, hingga dengan demikian tercapailah kebahagiaan
dunia dan akhirat.

Di sekolah guru mengajarkan akhlak kepada siswanya yang tercantum dalam


pelajaran Pendidikan Agama Islam, seperti mengajarkan kepada peserta didik untuk
membiasakan bersikap sopan, belajar iklas serta jujur, dan menghargai diri sendiri
dan orang lain. Tetapi disekolah peserta didik hanya diajarkan mengenai aspek
kognitif yang mencakup hafalan dan pemahaman, jarang sekali di selingi dengan
nilai-nilai metode psikomotorik. Ini yang menyebabkan pelajaran di sekolah sulit
untuk di kembangkan di lingkungan masyarakat.

2. Teori Kognitif dan Psikomotorik


a. Teori Kognitif

Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20 adalah teori
belajar kognitif, yaitu teori belajar yang melibatkan proses berfikir secara komplek
dan mementingkan proses belajar. Teori belajar kognitif menurut Drs. Bambang
Warsita yang beranggapan bahwa Belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 5


kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Maksudnya bahwa belajar
adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sebagai
tingkah laku. Dimana teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu
situasi saling berhubungan dalam kontek situasi secara keseluruhan.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

1. Kelebihan Teori Belajar Kognitif dalam pembelajaran di madrasah.

a) Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.


Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena mereka
tidak hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi memproses informasi yang
diperoleh dan berfikir untuk dapat menemukan ide-ide dan mengembangkan
pengetahuan. Sedangkan membuat siswa lebih mandiri contohnya pada saat siswa
mengerjakan soal siswa bisa mengerjakan sendiri karena pada saat belajar siswa
menggunakan fikiranya sendiri untuk mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung
dengan orang lain dengan.

b) Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah


Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah
karena siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses
pembelajaran yang berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 6


dan menyimpan informasi dalam ingatannya. Serta Menekankan pada pola pikir
peserta didik sehingga bahan ajar yang ada lebih mudah dipahami.

2. Kelemahan Teori Belajar kognitif dalam pembelajaran di madrasah.


a) Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
b) Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
c) Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya
masih belum tuntas.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup


kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi
yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

b. Teori Psikomotorik

Kemampuan psikomotor, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan gerak,


menggunakan otot seperti lari, melompat, menari, melukis, berbicara, membongkar
dan memasang peralatan, dan sebagainya. Berjuang mewujudkan potensi kita berarti
mengembangkan aneka

kegiatan yang dapat menyenangkan dan bermakna, dan bias juga diartikan
sebagai perjuangan seumur hidup dan kebulatan tekad untuk meraih sasaran jangka
panjang. Aktualisasi diri adalah suatu proses perjuangan berkesinambungan yang
dinamis, dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan bakat kita secara
maksimal, dan berusaha dengan gigih dan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri
kita secara menyeluruh. Kegairahan terhadap bidang yang kita minati akan

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 7


menambah semangat dan motivasi untuk terus memupuk minat itu. Aktualisasi diri
merupakan bagian dari rasa kepuasan diri.

keterampilan psikomotor mempunyai enam peringkat yaitu:

1. Gerak refleks, adalah respon motor (gerak) tanpa sadar yang muncul ketika
bayi lahir.
2. Gerak dasar, adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan kompleks yang
khusus
3. Kemampuan perceptual, kombinasi kemampuan kognitif dan motor atau gerak.
4. Gerakan fisik, adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan yang paling
terampil.
5. Gerakan terampil, adalah gerakan yang memerlukan pembelajaran, seperti
eterampilan olahraga.
6. Komunikasi nondiskursip, adalah kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan gerakan.

Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah
psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam
kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah kognitif, namun hanya sedikit bila di
bandingkan dengan ranah psikomotor. Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor
menggunakan tes untuk kerja atau lembar tugas.

Contohnya kemampuan psikomotor yang di bina dalam mempelajari akhlak


misalnya berkaitan dengan kemampuan sikap yang sopan dan lembut dalam
keseharian. Melaksanakan tugas tepat pada waktunya dan mengikuti peraturan yang
telah dibuat oleh sekolah dan masyarakat. Secara teknis penilaian ranah psikomotor
dapat di lakukan dengan pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 8


Kesimpulan dan Rekomendasi

Akhlak ialah suasana kejiwaan yang mantap yang menerbitkan perbuatan,


perbuatan itu terbit begitu sahaja tanpa berfikir dan merenung panjang. Fenomena
melorotnya akhlak generasi bangsa, termasuk di dalamnya para siswa siswi
madrasah, acapkali kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut teramat
mengecewakan karena pendidikan sesungguhnya memiliki misi yang amat mendasar
yakni membentuk manusia utuh dengan akhlak sebagai salah satu indikator utama

Seseorang dikatakan berakhlak apabila mereka yang bersikap dan berprilaku


sesuai dengan hukum agama maupun hukum yang berlaku dimasyarakat. Seperti
yang diajarkan di sekolah mengenai pelajaran akhlak melalui pendekatan aspek
kognitif dan psikomotorik sehingga praktek sesuai dengan teori.

Rekomenasi

Perlunya dikembangkan sikap psikomotorik terhadap pembelajaran di


madrasah sehingga tidak hanya menggunakan aspek kognitif belaka. Apabila hanya
menggunakan aspek kognitif belaka maka tidak adanya tindakan nyata dalam
penerapan pembelajarn akhlak di madrasah. Jika sekolah menggunakan aspek
psikomotorik dalam pembelajaran maka berkemungkinan siswa mampu berperan
aktif dalam mengembangkan dan memperaktekan akhlak di kehidupan sehari-hari.
Dan menghasilkan siswa yang memiliki akhlakul kharimah dalam kepribadiannya

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 9


Daftar Pustaka

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008. Menuju Visi Ekonomi Kreatif


Indonesia, Departemen Perdagangan RI, Jakarta.
Dra. Eneng Muslihah, M.M. 2010, Ilmu Pendidikan Islam. Diadit media. Jakarta

http://www.artikelbagus.com/

http://akhlakmanusia.wordpress.com/

http://berita.upi.edu/

http://alhafizh84.wordpress.com

www.academia.edu

Upaya Peningkatan Akhlak Siswa Madrasah 10

Anda mungkin juga menyukai