Anda di halaman 1dari 6

PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

Nur ‘Afiah Wifda

UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten

e-mail: nurafiahwifda@gmail.com

Abstraksi

Membentuk karakter pada seseorang merupakan hal yang sangat penting dan sudah
menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia, terutama karakter anak bangsa atau generasi
muda. Pendidikan karakter menjadi sebuah landasan dalam pendidikan Islam untuk terus
berkembang dan maju di era ini. Di kehidupan ini Islam telah mengatur sendi-sendi kehidupan
manusia, aturan itu tertulis dalam kitab suci al-Qur’an, termasuk di dalamnya pendidikan moral
atau akhlak. Allah SWT. berfirman “dan sesungguhnya engkau (Muhammad) memilki akhlak
yang mulia”. Kemudian Nabi Muhammad SAW. berkata “sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Dari potongan hadits dan ayat al-Quran di atas dapat kita
simpulkan bahwa dalam perspektif islam, pendidikan karakter sangatlah penting bagi manusia
terkhusus generasi muda.

Kata kunci : pendidikan karakter, perspektif islam

Pendahuluan

Pergolakan dan perkembangan pendidikan di dunia pada saat ini dalam segi moral yang
dimilikisiswa baik di tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA tidak mencerminkan tujuan dari
pendidikan Nasional. Adapun tujuan pendidikan Nasional itu sendiri yaitu “memanusiakan
manusia”. Maka dari itu, tujuan pendidikan ini dinilai sangangt mulia. Namun dalam hal
mempraktikan atau implentasinya masih sangat jauh dari tujuan pendidikan itu sendiri utamanya
dalam praktisi pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah evaluasi dalam sega;a aspek yang
berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Dengan evaluasi itu kita dapat menganalisa terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Dari hasil analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa banyak ketimpangan yang terjadi
dalam pelaksanaan pendidikan seperti lebih mementingkan hasil dari pada proses. Sehingga hal
inilah yang harus ditemukan solusi dalam permasalahan itu, terutama yang berkaitan dengan
akhlak atau karakter.

Pendidikan karakter harus dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan yang


selalu melibatkan aspek knowledge, feeling and action. Pendidikan karakter bisa dijadikan
sebagai sarana untuk membuat seseorang menjadi body builder yang memperhatikan latihan otot
akhlak. Sebab bagi seseorang yang berkarakter rendah adalah seseorang atau anak yang
perkembangan emosi-sosialnya rendah, sehingga menyebabkan kesulitan dalam belajar,
berinteraksi sosial dan mengontrol diri.

Hal itulah peranpendidikan karakter dalam menangani permasalahan-permasalahan


peserta didik. Penerapan pendidikan karakter di lembaga Pendidikan Islam mungkin lebih baik
dari pada penerapan pendidikan karakter di lembaga lainnya.

Metode

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif studi pustaka, dimana kajian ini diambil
dari beberapa data jurnal, buku, maupun artikel untuk dapat menunjang dan mendukung
penulisan jurnal.

Metode ini menggunakan teknik-teknik diantaranya; membaca, membaca setiap pokok


pembahasan dalam jurnal kemudian memahami isi buku atau jurnal untuk menentukan ide pokok
dan hal-hal penting yang berkaitan dengan pembahasan pendidikan karakter. Setelah memahami
isi teks maka kita harus membuat simpulan yang kemudian akan dikembangkan kembali dengan
bahasa dan penulisan yang berbeda namun masih sesuai dengan kata kunci yang tertera.

Kajian Teori

Pengertian karakter secara harfiyah berasal dari bahasa yunani, yaitu character yang
bererti; watak, tabiat, sifat kejiwaan, budi pekerti, attitude, akhlak atau kepribadian (oxford).
Menurut Mustofa Amir dkk, karakter dapat diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya,
dimana manusia memiliki berbagai sifat yang tergantung pada faktor kehidupannya. Sedangkan
menurut fathul mu’in, karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang melekat dan
menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku
seseorang yang berhubungan dengan Tuhan yang maha Esa, diri sendiri, sesame manusia,
kebangsaan, kebiasaan, adat, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma hukum, agama, sosial,
budaya dan adat istiadat.

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu
system penanaman nilai-nilai karakter yang baik kepada peserta didik yang meliputi
pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Kita telah mengetahui pengertian karakter dalam konsepsi pendidikan karakter, oleh
sebab itu apa pandangan Islam terhadap pendidikan karakter? Ahmad Tafsir mengungkapkan
bahwa karakter adalah sama dengan akhlak. Sehingga dapat dipahami bahwa pendidikan
karakter merupakan pendiidkan akhlak. Kata akhlak dalam bahasa Indonesia dapat diartikan
dengan budi pekerti atau sopan santun. Sedangkan dalam bahasa inggris kata akhlak memiliki
arti moral atau ethic yang sama-sama berasal dari bahasa yunani ,”mores” dan “ethicos” yang
berarti kebiasaan.

Secara etimologis akhlak memiliki beberapa pengartian, sebagaimana yang disebutkan


oleh beberapa tokoh, diantaranya yang pertama menurut Ibn Maskawaih bahwa khuluk atau
akhlak adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong untuk melakukan sesuatu tanpa memerlukan
pemikiran terlebih dahulu atau bisa disebut perbuatan itu dilakukan secara spontan. Sedangkan
menurut al-Ghazali khuluk atau akhlak adalah suatu keadaan jiwa yang menumbuhkan untuk
melakukan sesuatu tanpa memerulukan berfikir terlebih dahulu. Menurut Ahmad Amin
mengatakan bahwa akhlak adalah suatu kehendak yang dibiasakan. Maksudnya, jika perbuatan
dilakukan secara terus menerus maka ia disebut akhlak. Menurut Rahmat Djanika mengatakan
bahwasannya akhlak adalah adat.

Dalam makna itu pendidikan karakter identik dengan kepribadian atau akhlak.
Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas diri dari seseorang yang bersumber
dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan
juga bawaan sejak lahir.

Seiring dengan pengertian tersebut, ada sebagian yang berpendapat bahwa baik buruknya
sifat atau karakter seseorang sudah menjadi bawaan sejak lahir. Dapat disimpulkan bahwa jika
bawaannya baik maka dia akan menjadi baik, dan jika bawaannya buruk maka akan menjadi
buruk. Jika pernyataan ini dibenarkan, maka apalah gunanya di adakan pendidikan karakter.
Sedangkan sebagian kelompok yang lain berpendapat berbeda, mereka manganggap bahwa
kepribadian seseorang bisa dibentuk dan diupayakan, sehingga pendidikan karakter bernilai
sangat berharga dan bermakna derta dalam hal ini pendidikan karakter akan sangat berperan
dalam pembentukan kepribadian seseorang.

Tujuan pendidikan karakter merupakan arah dalam pelaksanaan pendidikan karakter di


suatu lembaga. Mengingat perkembangan zaman semakin maju, digitalisasi semakin maju yang
menyebabkan kita maupun anak didik tidak lepas dari gadget. Tentunya gadget memiliki sisi
positif dan negative. Berbicara negatifnya, banyak orang tua yang mengeluh akibat dari gadget,
di antaranya anak semakin tidak peduli dengan lingkungan nyatanya, sehingga anak kurang peka
terhadap lingkungan dan ini menjadi salah satu tugas pendidikan dalam memperbaiki karakter
peserta didik.

Pendidikan manusia di Indonesia seutuhnya di idealisasikan menjadi puncak tercapainya


pendidikan yang saat ini menjadi dambaan bangsa Indonesia. Namun sosok yang di inginkan
belum juga tercapai maka dari itu, lembaga pendidikan di jadikan ekspetasi alternative sebagai
instrument utama proses kemanusiaan dan pemanusiaan yaitu menghargai dan memberi
kebebasan untuk berpendapat dan berekspresi.

Pendidikan sebagai upaya pembentukan karakter adalah bagian integral dari pendidikan
Islam. Tujuannya adalah membentuk kepribadian seseorang agar bertindak jujur, bertanggung
jawab, percaya diri, menghormati dan menghargai orang lain, tidak mendiskriminatif, toleransi,
dapat menjalankan ibadah dengan baik, berani membela kebenaran dan sifat-sifat baik lainnya.

Seorang pendidik bertanggung jawab atas perkembangan karakter peserta didik dan harus
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan di atas membuat kita paham akan
pentingnya pendidikan karakter bagi seseorang terutama penerus bangsa, karena kemajuan
Indonesia di kemudian hari tergantung pada generasi bangsa yang meneruskan. Kemajuan
bangsa pula bergantung pada karakter anak bangsa. Oleh karena itu memperbaiki karakter anak
bangsa adalah yang utama.

Jadi, secara umum karakter dalam perspektif islam itu dibagi menjadi dua, yaitu karakter
yang mulia (akhlakul mahmudah/ kariimah) dan akhlak tercela (akhlakul madzmumah).karakter
mulia harus di pertahankan, dibudayakan dan di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari,
sedangkan akhlak tercela harus dihindari, dan ditinggalkan dari kehidupan manusia khususnya
setiap muslim. Rupanya dalam islam jika dilihat dari ruang lingkupnya dibagi menjadi dua yaitu
akhlak kepada Allah dan akhlak kepada Manusia. Akhlak kepada allah yaitu dengan cara
meluruskan ubudiyah dengan dasar tauhid , menaati perintah Allah, merasa takut kepada allah
dengan cara mendekatkan diri kepada allah, menjalankan kewajiban seorang muslim sebagai
bentuk penghambaan kita terhadap sang khalik, selalu ber husnudzon kepada allah dan tidak
bersuudzon terhadap ketetapan keputusan dan ketentuan Allah. Akhlak kepada makhluk tidak
lepas dari kegiatan sehari-hari. Bagaimana ia berakhlak dengan diri sendiri dengan cara
mensyukuri apa yang telah kita capai dan suguhan apa saja yang telah diberikan kepada diri
sendiri yaitu seperti memenuhi kebutuhan rohaniyah dan jasmaniyah. Islam telah mengatur
segala hubungan manusia dengan manusia yang lain yang di sebut dengan istilah muamalah.
Dalam muamalah, islam mengatur segalanya dengan sangat indah.islam mengajarkan bagaimana
bersikap kepada orang tua, saudara sedarah dan saudara seiman bahkan kepada non Islam
sekalipun, serta islam mengajarkan bagaimana memperlakukan kaum fakir miskin dan anak
yatim, jual beli, pinjam meminjam, dan perlakuan baik lainnya kepada sesama muslim.

Kesimpulan

Pendidikan karakter di Indonesia sebenarnya sudah di ajarkan, karakter lebih dikenal


dengan sifat positif yang tampak pada perilaku seseorang yang telah diajarkan oleh orang tua
maupun guru di sekolah. Akan tetapi pendidikan karakter ini tidak bisa di jelaskan secara toritis
saja dan hanya pesan saja akan tetapi harus di praktikan dan di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga karakter yang baik akan membudaya di hati para siswa sebagai
generasi penerus bangsa yang berkarakter. Penerapan nilai karakter akan lebih efektif bila
didukung oleh regulasi yang mendukung penerapan nilai karakter.

Secara singkatnya tujuan dari pendidikan karakter yaitu mangajarkan bagaimana melakukan
hubungan yang baik dengan manusia seperti keluarga, tetangga, dan orang di sekitar kita.

Daftar Pustaka

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya
Darma Wijaya, Hadi Wibowo, Dedi Supriyadi, Sopyan, 2020, Pendidikan Karakter dalam
Perspektif Islam: Jurnal Akrab Juara, volume 5 nomor 4 edisi November 2020.

https://akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/1314

http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/edukasiaislamika/article/view/772/1030

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/download/63/58

Anda mungkin juga menyukai