Anda di halaman 1dari 5

RESUME 5

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

Dosen Pengampu : Dra. Cut Nya Dhin, M.Pd


Oleh :
Qayla Naufa Disky : (230206096 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
TAHUN 2023
RESUME
KELOMPOK 5

A. Pengertian pendidikan karakter

Pendidikan Karakter adalah kegiatan yang bersifat berkontribusi/berperan


langsung kepada masyarakat, untuk belajar bersosialisasi dan membaur agar siswa
tahu bagaimana bersikap ditengah-tengah masyarakat, dan juga peduli akan orang-
orang sekitar terutama yang membutuhkan. Nilai karakter merupakan suatu sifat atau
sesuatu hal yang dianggap penting dan berguna dalam kehidupan manusia. Nilai
karakter juga dapat dijadikan sebagai petunjuk atau pedoman dalam berperilaku.
Menurut Lickona, memiliki pengetahuan nilai moral itu tidak cukup untuk
menjadi manusia berkarakter, nilai moral harus disertai dengan adanya karakter
bermoral. Pendidikan karakter mengangkat nilai-nilai universal yang dapat diterima
oleh latar belakang agama, budaya dan tradisi yang berbeda, tidak sekedar
mengangkat teori semata namun juga aplikasinya di masyarakat.
Bahwa pendidikan karakter adalah segala yang di lakukan guru, yang mampu
mempengaruhi karakter peserta didik. Terhubung dengan pendekatan , sebagian pakar
menyarankan penggunaan pendekatan pendidikan moral yang di kembangkan di
negara-negara barat, seperti : pendektan perkembangan moral kognitif, pendekatan
analisis nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai.
Berdasarkan grand desain yang di kembangkan kemendiknas secara
psikologis social cultural pembentukan karakter –karakter dalam individu merupakan
fungsi dari seluruh potensi individu manusia kognitif , efektif, konatif dan
psikomotorik dari nteraksi konteks interaksi social cultural (Dalam cultural) keluarga,
sekolah, dan masyarakat berlangsung sepanjang hayat.
B. Nilai-nilai karakter universal

Menurut Thomas Lickona, terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari
nilai-nilai luhur universal, yaitu:
1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
2. Kemandirian dan tanggung jawab
3. Kejujuran/amanah, diplomatis
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka tolong menolong dan gotong royong/kerjasama
6. Percaya diri dan pekerja keras
7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik dan rendah hati
9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan
Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pancasila Menurut Kemendikbud, terdapat lima
nilai karakter utama yang bersumber dari dan menjadi prioritas pembangunan
pendidikan karakter. Nilai-niai tersebut adalah:
 Nilai karakter religius.
 Nilai karakter nasionalis.
 Nilai karakter integritas.
 Nilai karakter mandiri.
 Nilai karakter gotong royong
C. Tujuan pendidikan karakter

Tujuan Pendidikan Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia


Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan Pendidikan. Oleh karena itu,
rumusan tujuan Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan
karakter. Tujuan Pendidikan Karakter diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui berbagai karakter baik manusia.

2. Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.

3. Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.

4. Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.

Secara singkatnya pendidikan karakter bertujuan untuk mempersiapkan peserta


didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki
kemampuan, kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.
Pendidikan Karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar
kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu
secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuaannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari.
D. Fungsi implementasi pendidikan karakter
Menurut Ryadi Agustimus mengatakan ada tiga fokus pendidikan karakter.
Pertama, pendidikan karakter yang memusatkan diri pada pengajaran (teaching
values). Siswa perlu mengetahui dan memahami isi nilai-niai tertentu yang harus
dipelajari serta dikumpulkan kualitas keutamaan moral (kejujuran, keberanian, dan
kemurahan hati). Maka akan terbentuknya pengetahuan dan intelektual.

Kedua, pendidikan karakter memusatkan diri pada klarifikasi nilai (value


clarification). Dalam hal itu siswa dituntut memiliki proses penalaran moral dan
pemilihan nilai. Maka terfokus pada perilaku yang terbentuk.

pendidikan karakter yang memakai pendekatan pertumbuhan moral (character


development). Siswa harus mengutamakan perilaku yang merefleksi nilai-nilai dan
menekankan unsur motivasi, serta aspek keperibadian yang stabil.

Hal serupa menurut menjelaskan sterategi pendidikan yang berbasis karakter adalah
melalui:

1. Pembiasaan. Otak membutuhkan pengulangan untuk membuat tingkah laku


tertentu menjadi kebiasaan.

2. Keteladanan. Abdullah Nashih Ulwan mengatakan “keteladanan dalam


pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil
atau membekas dalam mempersiapkan dan membentu aspek karakter, moral,
spritual dan etos siswa di sekolah.

Maka dalam pendidikan karakter dibutuhkan wadah yaitu sekolah sebagai


tempat implementasi yang tepat. Hal ini karena karakter yang baik terkait erat dengan
keberhasilan anak didik dalam belajar di sekolah.
Menurut Joseph Zins menegaskan bahwa kecerdasan emosional, yang di
dalamnya terkait erat dengan pendidikan karakter. Padahal pengembangan karakter
lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan, Zainal Aqib menyatakan salah
satu unsur penting dalam pendidikan karakter adalaah mengajarkan dalam pendidikan
karakter adalah mengajar kan nilai nilai itu sehingga anak didik memiliki gagasan
konseptual tentang nilai-nilai pemandu perilaku yang bisa dikembangkan dalam
mengembangkan karakter pribadinya.

Dalam hal ini, pendidikan harus mampu menghasilkan peserta didik yang cerdas
secara akademik, tetapi juga mempunyai karakter yang luhur. Dan sekian lembaga
pendidikan yang ada, bahwa yang paling efektif untuk menanamkan pendidikan
karakter adalah pada masa usia dini, karena pada usia tersebut anak sedang mengalami
perkembangan yang sangat luar biasa (the golden age) dan belum memiliki banyak
pengaruh dari pihak luar manapun.

Hal ini penting karena anak didik akan menjadi seperti apa tergantung kepada
desain pendidikan yang dibuat. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peranan yang
signifikan dalam kontekscharacter building. Melalui pendidikan karakter yang
diinternalisasikan di sekolah, diharapkan krisis multidimensional bangsa ini dapat
segera teratasi.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai