Anda di halaman 1dari 8

Makalah

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Kurikulum dan Sistem Penilaian
Pendidikan Dasar Dosen Pengampu Prof.H. E. Mulyasa

Disusun Oleh:

SUHANDY SISWOYO (4103810418036)


ZAENAL ABIDIN (4103810418019)
EUIS SRI RAHMAWATI (4103810418009)
ROHAETI (4103810418003)

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2018
MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

A. Hakikat Pendidikan Karakter


Pendidikan Karakter memiliki makna yang lebih tinggi daripada pendidikan
moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-
salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik
dalam kehidupan sehingga peserta didik memiliki kesadaran dan pemahaman yang
tinggi serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan
sehari-hari. Karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi
secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur,
bertanggungjawab, hormat terhadap orang lain serta nilai-nilai karakter mulia
lainnya. Dengan demikian karakter istilah karakter sangat berhubungan erat degan
kepribadian seseorang.Seseorang bisa dikatakan berkarakter jika perilakunya sesuai
dengan etika atau kaidah moral.
9 pilar karakter mulia yang selayaknya dijadikan acuan dalam pendidikan
karakter, baik di sekolah maupun di luar sekolah, yaitu sebagai berikut:
1) Cinta Allah dan kebenaran
2) Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri
3) Amanah
4) Hormat dan santun
5) Kasih sayang, peduli, dan kerja sama
6) Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah
7) Adil dan berjiwa kepemimpinan
8) Baik dan rendah hati
9) Toleran dan cinta damai.
Dalam persfektif Islam ,pendidikan karakter scr teoritik sebenarnya telah ada
sejak Islam diturunkan di dunia: seiring dg diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk
memperbaiki atau menyempurnakan akhlak(Karakter ) manusia. Pengamalan ajaran
Islam secara utuh (Kaffah) merupakan model karakter seorang muslim,bahkan
dipersonilkan dengan model karakter Nabi Muhammad SAW, yang memiliki sifat
Shidiq,Tabligh,Amanah,Fathonah.

1
B. Pendidikan Karakter Bangsa
Di Indonesia, pendidikan karakter bangsa sebenarnya telah berlangsung
lama, jauh sebelum Indonesia merdeka.Ki Hajar Dewantara sbg Pahlawan
Pendidikan Nasional memiliki pandangan tentang pendidikan karakter sebagai asas
Taman Siswa 1922, dg tujuh prinsip sebagai berikut:
1. Hak seseorang untuk mengatur diri sendiri dg tujuan tertibnya persatuan dlm
kehidupan umum.
2. Pengajaran berarti mendidik anak agar merdeka batinnya,pikirannya dg
tenaganya.
3. Pendidikan harus selaras dengan kehidupan
4. Kultur sendiri yg selaras dg kodrat hrs dapat memberi kedamaian
5. Harus bekerja menurut kekuatan sendiri
6. Perlu hidup dengan berdiri sendiri
7. Dengan tdk terikat,lahir bathin dipersiapkan untuk memberikan pelayanan
kepada peserta didik.
8. Ki hajar Dewantara mengartikan pendidikan sbg proses pembudayaan kodrat
alam setiap individu dengan kemampuan untuk mempertahankan hidup,yg
tertuju pd tercapainya kemerdekaan lahir bathin sehingga memperoleh
keselamatan,keamanan,kenyamanan dan kebahagiaan lahir bathin. Di
Sumatra barat, lembaga Pendidikan Kayutanam (INS Kayutanam) dibangun
oleh seorang guru yang berpandangan maju dan memiliki hubungan dengan
pergerakan nasional,yakni Mohammad Syafe (1897-1969). Syafei menolak
model pendidikan barat yg hanya menekankan asfek kognitif.Syafei
menginginkan peserta didik nya menjadi sesorangyg ideal,yakni tertanam
cinta kebenaran dalanm hatinya, dlm pengetahuan intelektualnya,dan dalam
perilakunya sehari-hari.

C. Tujuan Pendidikan Karakter


 Meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada setiap satuan pendidikan.
 Melalui pendidikan karakter, peserta didik diharapkan mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji

2
danmenginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

D. Implementasi Pendidikan Karakter


 Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan,
penciptaan lingkungan,dan pembiasaan melalui tugas keilmuan dan kegiatan
yang kondusif. Dengan demikian , apa yg dilihat,didengar,dirasakan dan
dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka.
 Berbagai metode tersebut mempunyai pengaruh yg sangat besar dlm
pembentukan karakter peserta didik. Pemberian tugas disertai dg
pemahaman akan dasar-dasar filosofsinya, shg peserta didik
akanmenegerjkan berbagai tugas dg kesadaran dan pemahaman ,kepedulian
dan komitmen yang tinggi.

E. Indikator Keberhasilan dan Keterbatasan Pendidikan Karakter


Keberhasilan program pendidikan karakter dpt diketahui dariperwujudan
indikator Standar Kompetensi Lulusan(SKL) dalam pribadi peserta didiksecara utuh
.Keberhasilan pendidikan tersebut : misalnya dapat dilihat dari rumusan
SKL.Sebagai contoh SKL SMP/MTs, adalah sbb:
1. mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dg tahap perkembangan
anak
2. memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3. menunjukan sikappercaya diri
4. Mematuhi aturan –aturan sosial yg berlaku dlm lingkungan yg lebih luas
5. Menghargai keberagaman agama, budaya,suku,ras,dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkungan nasional.
6. Indikator keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui dari
berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam setiap aktivitas sebagai
berikut:
a. Kesadaran
b. Kejujuran
c. Keikhlasan
d. Kesederhanaan
e. Kemandirian
3
f. Kepedulian
g. Kebebasan dalam bertindak
h. Kecermatan
i. Komitmen

F. Strategi Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan secara efektif dan efisien
apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk
menjalankannya, dana yang memadai menggaji staf sesuai fungsinya, sarana
prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran, serta dukungan
yang tinggi dari masyarakat.
Untuk mengembangkan kurikulum pendidikan karakter, terlebih dahulu perlu
dipahami model-model pengembangan kurikulum pada umumnya.
1. Model Administratif (Line Staff)
2. Model Akar Rumput.
3. Model Demonstrasi
4. Model Sistemik dan Beauchamp
5. Model Taba
6. Model Hubungan Interpersonal dari Rogers
7. Model Penelitian Tindakan
8. Model Tehnis Emerging
Kebijakan otonomi daerah memunculkan desentralisasi pendidikan karena itu
bergulir Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Implementasi pendidikan karakter sekolah
diberikan kewenangan dalam pengembangan kurikulum, memilih model
implementasinya, mempertanggungjawabkan perencanaannya, dan menjamin serta
mengusahakan human dan financial sekaligus.
Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan pendidikan karakter di sekolah, bahkan sangat menentukan berhasil
tidaknya peserta didik dalam mengembangkan pribadinya secara utuh.
Kepala Sekolah memegang peranan penting dalam mengkoordinasi,
menggerakan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.
Beberapa peran penting Kepala Sekolah adalah:
1. Perencanaan dan Evaluasi
4
2. Pengembangan Kurikulum
3. Pengembangan Pembelajaran
4. Pengelolaan Ketenagaan
5. Pengelolaan Sarana dan Sumber Belajar
6. Pengelolaan Keuangan
7. Pelayanan Peserta Didik
8. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
9. Penciptaan Iklim Sekolah

G. Perencanaan Pendidikan Karakter di Sekolah


RPP berkarakter pada hakikatnya merupakan rencana jangka pendek untuk
memperkirakan atau memproyeksikan karakter yang akan ditanamkan kepada
peserta didik dalam pembelajaran. Dengan demikian RPP berkarakter merupakan
upaya memperkirakan tindakan – tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran untuk membentuk, membina, dan mengembangkan karakter pserta
didik, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD). Untuk
kepentingan tersebut, perencanaan pendidikan karakter di sekolah yang akan
bermuara pada pengembangan RPP, sedikitnya harus mencakup tiga kegiatan,
yaitu identifikasi karakter, integrasi karakter ke dalam kompetensi dasar, dan
penyusunan RPP berkarakter.
Karakter baik merupakan sesuatu yang perlu dimiliki oleh peserta didik, dan
merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang
memiliki peran penting dan menentukan arah pembelajaran. Oleh karena itu,
pendidikan karakter harus menyatu dengan seluruh mata pelajaran disekolah,
sesuai dengan model kurikulum dan pembelajarannya. Hal tersebut mengisyaratkan
bahwa pembentukan karakter melibatkan Intelegensi Question (IQ), Emosional
Question (EQ), Creativity Question (CQ), yang secara keseluruhan harus tertuju
pada pembentukan Spiritual Question (SQ).
Gordon (1988: 109) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang
terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut.
 Pengetahuan (Knowledge)
 Pemahaman (Understanding)
 Kemampuan (Skill)
 Nilai (Value)
5
 Sikap (Attitude)
 Minat (Interest)
Jika di analisis setiap ranah dalam kompetensi tersebut, maka karakter dapat
diintegrasikan dalam setiap ranah secara proporsional, namun akan lebih tepat
diintegrasikan dalam pembentukan nilai, sikap, dan minat, yang nantinya akan
membentuk pribadi seseorang.
RPP merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh
kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam
kaitannya dengan pembentukan karakter. Sedikitnya terdapat dua fungsi RPP dalam
menyukseskan implementasi pendidikan karakter disekolah.
1. Fungsi Perencanaan
 Setiap akan melakukan pembelajaran guru harus memiliki perencanaan, baik
perencanaan tertulis maupun tidak tertulis.
2. Fungsi Pelaksanaan
 Implementasi pendidikan karakter disekolah harus terorganisasi melalui
serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni serta
contoh, teladan, dan pembiasaan dari guru.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP berkarakter,
sebagai berikut.
 Karakter yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, makin konkret karakter
makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan – kegiatan yang harus
dilakukan untuk membentuk karakter tersebut
 RPP berkarakter harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan karakter peserta didik.
 Karakter harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
 RPP berkarakter yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya.
 Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program disekolah.

6
H. Sistem Penilaian Pendidikan Karakter

Implementasi Pendidikan Karakter di sekolah pada garis besarnya


menyangkut tiga fungsi manajerial yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian.

1. Fungsi ke 1, Perencanaan

Perencanaan menyangkut perumusan kompetensi dasar, penetapan jenis karakter,


dan memperkirakan cara pembentukannya. Perencanaan dituangkan dalam
program pendidikan yang berkaitan dengan strategi pelajaran untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien

2. Fungsi ke 2, Pelaksanaan

Pelaksanaan atau implementasi adalah proses yang memberikan kepastian bahwa


program pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana
yang diperlukan, sehingga dapat mencapai kompetensi dn karakter yang diinginkan.

3. Fungsi ke 3, pengendalian

Penilaian dan pengendalian berujuan menjamin kinerja yang dicapai agar sesuai
dengan rencana dan tujuan yang ditetapkan, dengan cara membandingkan kinerja
aktual dengan kinerja standar.

Penilaian program pendidikan karakter berkaitan dengan aspek yang dinilai,


alat pengumpulan data dan prosedur yang digunakan, kriteia yang dipertimbangkan,
serta penggunaan pemahaman untuk mengambil keputusan.

Pendekatan yang dipakai dalam penilaian program pendidikan karakter


bergantung pada bagaimana guru menjawab 5 pertanyaan berikut:

1) siapakah yang membuat keputusan penilaian?


2) pertanyaan apakah yang harus dijawab dalam pengembangan program?
3) bagaimanakah data dikumpulkan dan dianalisis?
4) kriteria apakah yang akan digunakan untuk mengolah dan menafsirkan ?
5) siapakah yang menganalisis data, membuat keputusan, dan menggunakan
keputusan?

Anda mungkin juga menyukai