Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
berkatrahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Perkembangan Kognitif yang berjudul “Aspek Perkembangan Kognitif”.
Makalah ini kami susun sebagai bagian dari tugas akademik untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi kami.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................3
BAB III..............................................................................................................22
PENUTUP.........................................................................................................22
3.1. Kesimpulan.........................................................................................22
3.2. Saran...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Piaget juga menerima sejumlah gelar kehormatan. Ia
menerima salah satu dari Sorbonne pada tahun 1946, University of
Brussels dan Universitas Brasil pada tahun 1949. Pada tahun 1949
dan 1950, ia menerbitkan sintesis nya, “Pengantar Epistemologi
Genetika”. Pada tahun 1952, ia menjadi profesor di Sorbonne. Pada
tahun 1955, dia menciptakan International Center for Genetic
Epistemologi, di mana ia menjabat sebagai direktur hingga sisa
hidupnya. Pada tahun 1956, dia menciptakan Sekolah Ilmu di
Universitas Jenewa. Demikian juga, ia melanjutkan pelayanan
publik melalui UNESCO sebagai delegasi Swiss.
4
struktur kognitif. Struktur ini membantu seseorang untuk
melakukan proses adaptasi dan mengkoordinasikan informasi yang
baru diketahui dari lingkungannya dengan skema yang telah
dimiliki sehingga terbentuk skema dan skemata yang baru. Oleh
sebab itu, skema atau struktur kognitif individu akan meningkat
dan berkembang sesuai perkembangan usia individu yang
bersangkutan, bergerak dari yang sederhana menuju aktivitas
mental yang kompleks.
1. Kematangan
5
dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak
dengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.
2. Pengalaman
3. Interaksi Sosial
4. Ekuilibrasi
1. Asimilasi
6
mengenali ciri-ciri yang terdapat pada burung seperti bersayap dan
dapat terbang. Pemahaman baru ini akan dapat diterima dan akan
masuk ke dalam skemabaru anak-anak. Pada saat anak-anak
melihat seekor burung merpati yang masih memenuhi ciri-ciri
tersebut, pemahaman ini akan ditambahkan ke skema burung.
2. Akomodasi
7
perlunya pendidik memilih dan menyesuaikan materi
pembelajaran yang berbijak dari ide dasar yang diketahui oleh
anak, untuk kemudian dikembangkan dengan stimulasi lebih luas,
misalnya dalam bentuk pertanyaan sehingga kemampuan anak
meningkat dalam menghadapi pengalaman yang lebih kompleks
(Asmawati, 2008:1.23)
8
terpenting mereka dapat mengandalkan kemampuan sensorik dan
motoriknya.
9
Anak berpikir secara egoisentris ditandai oleh
ketidakmampuan anak untuk memahami perspektif atau cara
berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagi anak pada fase ini,
ditentukan oleh cara pandangnya sendiri yang disebut dengan
istilah egoisentris.
10
Tidak mampu membedakan bahwa 2 objek yang sama
memiliki masa, jumlah, atau volume yang tetap meskipun
bentuknya berupbah-ubah.
11
4. Periode Operasional Formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
12
perkembangan kognitifnya sehingga dapat mencapai perkembangan
kognitif orang dewasa?”.
Vygotsky berbeda dari ahli kognitif tersebut, karena ia
memandang kognitif dari sudut pandang yang lebih luas. Oleh sebab itu,
penelitian yang dilakukannya tentang perkembangan kognitif bertitik
tolak dari permasalahan yang berkaitan dengan proses perkembangan
intelektual dari lahir sampai meninggal atau proses perkembangan
intelektual sepanjang hayat. Oleh sebab itu, pertanyaan penelitian
Vygotsky adalah “Bagaimanakah manusia mengembangkan proses
psikologis tingkat tinggi sejak lahir sampai meninggal?”.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran teori belajar Vygotsky
adalah salah satu teori belajar sosial yang sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif. Di dalam model pembelajaran kooperatif
terjadi interaksi sosial yaitu antara peserta didik dengan peserta didik
yang lain dan antara peserta didik dengan guru dalam usaha menemukan
konsep-konsep dan pemecahan masalah.
13
prilaku subjek penelitiannya dalam kondisi yang telah dirancang
sebelumnya. Dalam melaksanakan penelitiannya, Vygotsky
menerapkan tiga teknik berikut:
b) Interaksi Sosial
14
• Interaksi sosial yang terjadi dalam diri anak yang disebutnya
dengan istilah intrapsychological process.
15
perilaku yang harus dilakuakan pada waktu menuangkan air ke
dalam gelas.
16
memerlukan interaksi anak dengan lingkungannya, yang
disebutnya sebagai interaksi antara kemampuan yang ada di dalam
diri manusia dengan lingkungan di sekitarnya dan berlangsung
dalam waktu yang lama.
a) Enactive representation
17
kanan, di muka dan di belakang apabila posisi benda tersebut
ditujukan kepada mereka secara nyata dan disebutkan posisinya
kepada anak.
b) Iconic representation
c) Symbolic representation
18
dari sumber yang ada seperti buku, modul, internet, dan
sebagainya.
c) Tahap evaluasi
19
pemberian kesempatan pada anak untuk memperoleh
pengalaman langsung dalam berbagai aktivitas pembelajaran
yang sesuai dengan pembelajaran terpadu dan mengandung
makna, seperti membuat bangunan dari balok, mengamati
perubahan yang terjadi pada lingkungan anak (tumbuh-
tumbuhan, air, binatang). Menggambar, menggunting dan lain-
lain yang dikaitkan dengan pengembangan dasar-dasar
pengetahuan alam atau matematika dan pengembangan bahasa,
baikbahasa lisan, membaca atau menulis.
20
orang lain mampu memahami pesan-pesan yang ingin
disampaikan
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Teori kognitif pada hakikatnya adalah teori yang menjelaskan
hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan manusia dalam memahami
berbagai pengalamannya. Teori ini meyakini bahwa belajar adalah hasil
dari usaha dari individu dalam memaknai pengalaman-pengalamannya
yang berada di sekitarnya. Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang
melibatkan individu secara aktif. Karena melibatkan seluruh
kemampuan mental secara optimal. Hal ini tercermin dari cara berfikir
yang digunakan individu dalam mengahadapi sebuah situasi, dan hal
itulah yang mempengaruhi cara ia belajar.
Dalam teori kognitif proses belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari itu belajar adalah
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan
dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang
bersinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-
pisah, tapi melalui proses yang mengalir, berkesinambungan dan
menyeluruh.
3.2. Saran
Semoga materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai
teori Perkembangan Kognitif. Khususnya manfaat dalam pencapaian
aspek perkembangan kognitif. Mudah-mudahan dengan dibuatnya
makalah ini para pembaca dapat mengambil manfaatnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ardy Wiyani, Novan. & Irham, Muhammad. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori
dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Harianto. & Sugiyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Papalia, Diane E. Old, Sally Wendkos. Feldman, Ruth Duskin. 2009. Human
Development/Perkembangan Manusia. Buku 1. Edisi 10. Jakarta. Penerbit
Salemba Humanika.
23