Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

Khusnul Khatimah (2022A1H069)

Imam Gozali (2022A1H

Fany Wulandari (2022A1H

Marsya Nuraulia ( 2022A1H

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MATARAM

2023
1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat ,hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai “Perkembangan
Teori Kognifit" ini dengan baik.
Makalah ini telah saya susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya saya dengan
hati yang lapang menerima semua kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya saya dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berterima kasih dan berharap semoga makalah saya dengan judul
“Perkembangan Teori Kognitif” dapat memberikan manfaat kepada para pembaca sekalian.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3

1.3 Tujuan......................................................................................................................3

BAB 2. PEMBAHASAN ...................................................................................................4

2.1 Konsep Dasar perkembangan Kognitif....................................................................4

2.2 Faktor-faktor Perkembangan Kognitif.....................................................................5

2.3 Tahapan Perkembangan Kognitif............................................................................6

2.4 Karakteristik perkembangan kongnitif……………………………………………7

BAB 3. PENUTUP.............................................................................................................7

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................8

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir lebih kompleks dalam
melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Menurut Jean Piaget, pada tahap anak-anak usia
sekolah dasar aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau berbagai kejadian
yang pernah dialaminya. Pada saat ini sendiri kemampuan kognitif anak sudah bisa dilihat sejak
dini. Kemampuan anak sekolah dasar pun dapat terlihat dari berbagai aspek, yaitu aspek
prespektif, memori, dan atensi.

Dalam hal ini maka saya ingin mengetahui lebih dalam tentang teori perkembangan kognitif ini
dan bisa memahami faktor-faktor apa sajakah yang bisa mempengaruhi perkembangan kognitif
serta tahapan perkembangan kognitif pada seorang manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan tentang komsep perkembangan kognitif.


2. Sebutkan faktor-faktor perkembangan kognitif.
3. Sebutkan tahap-tahap perkembangan kognitif

1.3 Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik.


2. Untuk mengetahui konsep, faktor-faktor, dan tahapan perkembangan kognitif

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Perkembangan Kognitif

Secara bahasa kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare” artinya berfikir. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif berarti segala sesuatu yang berhubungan atau
melibatkan kognisi, atau berdasarkan pengetahuan faktual yang empiris Dalam pekembangan
selanjutnya, istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi, baik
psikologi perkembangan maupun psikologi pendidikan. Dalam psikologi, kognitif mencakup
semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental manusia yang berhubungan
dengan masalah pengertian, pemahaman, perhatian, menyangka, mempertimbangkan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, membayangkan, memperkirakan,
berpikir, keyakinan, dan sebagainya. (Sutarno : 2017)

A. Pendapat Jean Piaget

Piaget percaya bahwa setiap anak lahir dengan kecenderungan bawaan untuk
memahami dan berinteraksi dengan lingkungan mereka. Terori perkembangan kognitif
piaget mengemukakan bahwa kecerdasan anak berkembang melalui empat tahapan yang
berbeda, dan setiap tahapnya ditandai dengan kemunculan kemampuan baru dan cara
memproses informasi. (SLAVIN:2015)
Piaget juga percaya bahwa setiap anak membangun struktur mental dan ide kreatif
dalam upaya untuk memahami pengalaman mereka. Ini membantu mereka mencapai
keseimbangan kognitif, prediktibilitas, dan pandangan bahwa dunia sebagai tempat yang
teratur. Ketika mereka memiliki pengalaman baru yang tidak masuk akal bagi mereka
maka, tatanan kognitif ini terganggu dan mereka berusaha membangunnya kembali.
Dalam melakukannya, pemikiran mereka menjadi lebih canggih. Kemajuan
perkembangan ini terjadi dalam pola umum yang sesuai dengan kisaran usia yang
diperkirakan (Eggen, P : 2016)

B. Pendapat Vygotsky

Teori Vygotsky menunjukkan bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika peserta


didik dengan dukungan dukungan dari orang lain yang lebih berpengaruh, misal orang
tua, teman, memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang unik untuk budaya tertentu
melalui penggunaan sosial interksi dan bahasa. Orang dewasadan indiidu lain yang lebih

5
berpengetahuan mengukur kesiapan peserta didik untuk tugas-tugas baru dn memberikan
dukungan yang diperukan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih
maju secara perkembangan melalui interaksi sosial yangkaya bahasa. (Eggen, P : 2016)

2.2 Faktor-faktor Perkembangan Kognitif

Menurut modul perkembangan kognitif, karya Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd.
pada halaman 28-30 menjelaskan bahwa faktor-faktor perkembangan kognitif ada 6 yaitu
:

1. Hereditas atau keturunan


Kemampuan seorang manusia cenderung merupakan warisan atau keturunan
pembawa yang ditentukan oleh ciri yang dibawa sejak lahir.
2. Lingkungan
Perkembangan manusia sangatlah dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya.
3. Kematangan
Fisik ataupun psikis seseorang dikatakan matang apabila telah mencapai
kesanggupan dalam menjalankan fungsinya masing masing.
4. Pembentukan
Pembentukan adalah segala keaadaan di luar diri seeorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi.
5. Minat dan Bakat
Minat mengarahkan seseorang kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan tertentu.
Bakat seseorang mempengaruhi tingkat kecerdasannya.
6. Kebebasan
Kebebasan, yaitu kebebasan manusia untuk berpikir yang berarti bahwa manusia
itu dapat memilih metode tertentu untuk memacahkan masalah-masalah yang ada.

6
2.3 Tahapan Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget tahapan perkembangan kognitif dibagi menjadi 4 (SLAVIN: 2015), yaitu :

1. Tahap sensorikmotorik (0-2 tahun)


Pada tahap ini bayi dan balita cenderung mengeksplor dunia dengan
menggunakan kemapuan sensorik motorik mereka.
2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini anak-anak memiliki memampuan yang lebih besar untuk
berpikir tentang hal hal dan memiliki kemampuan untuk menggunakan simbol untuk
secara mental mewakili objek. Kemampuan bahasa dan konsep mereka juga
berkembang dengan kecepatan yang luar biasa. Tahap ini ditandai dengan :

1) Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan induktif atau


deduktif tetapi tidak logis
2) Ketidak jelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak mengenal hubungan
sebab akibat secara tidak logis
3) Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti
dirinya
4) Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan itu
mempunyai jiwa seperti manusia
5) Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang
dilihat atau di dengar
6) Mental experiment yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk
menemukan jawaban dari persoalan yang dihadapinya (Fatimah Ibda :
2015)
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Meskipun perbedaan kemampuan anak pada tahap praoprasional dan anak pada
tahap ini sangat berbeda, akan tetapi anak pada tahap oprasional konkret belum
berpikir seperti orang dewasa. Pada tahap ini anak-anak cendurung menyikapi
masalah dengan terpaku pada realitas yang dapat dipahami, dan disimpulkan tepat
dihadapannya.
4. Tahap operasional formal (11-dewasa)
Seringkal pada masa pubertas pemikiran anak mulai berkembang menjadi
kekuatan yang menjadi ciri khas orang dewasa. Pada masa ini seseorang mulai

7
dapat berpikir abstrak dan dapat melihat kemungkinan-keungkinan yang terjadi,
kemampuan ini akan terus berkembang hingga dewasa.
2.4 Karakteristik perkembangan kognitif

Dalam buku karangan (Desmita, 2009) karakteristik perkembangan kognitif peserta didik
dibagi dalam dua tahap yaitu tahap usia sekolah (SD) dan Remaja (SMP dan SMA).

1.Usia Sekolah (Sekolah Dasar)

Berdasarkan pada teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar masuk

dalam tahap pemikiran kongkret-operasional, yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus
pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya. Menurut
pieget, operasi adalah hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema.
Sedangkan opersi kongkret adalahaktifitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan
peristiwa-peristiwa nyata atau kongkreat dapat di ukur. Desmita (2009:104).

Artinya anak usia sekolah dasar sudah memiliki kemampuan untuk berpikir melalui urutan sebab
akibat dan mulai mengenali berbagai cara pemecahan permasalahan yang dihadapinya. Anak
usia ini juga dapat mempertimbangkan secara logis hasil dari sebuah kondisi atau situasi serta
tahu beberapa aturan atau strategi berpikir, seperti penjumlahan, pengurangan penggandaan,
mengurutkan sesuatu secara berseri dan mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep,
seperti 5 x 6 = 30 dan 30 : 6 = 5 (Jhonson & Medinnus, 1974).

Dalam buku psikologi perkembangan peserta didik karangan Desmita (2009:104) menurut
pieget, anak-anak pada masa kongkret operasional (masa sekolah SD) ini telah mampu
menyadari konservasi, yakni kemampuan anak untuk berhubungan dengan sejumlah aspek yang
berbeda secara serempak (Jhonson & Medinnus, 1974). Hal ini adalah karena pada masa ini anak
telah mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi- operasi: negasi,
resiprokasi dan identitas.

a.Negasi (negation)

Pada masa pra-opersional anak hanya melihat keadaan permulaan dan akhir dari deretan benda,
dengan kata lain mereka hanya mengetahui permulaan dan akhirnya saja tetapi belum memahami
alur tengahnya. Tetapi pada masa kongkret opersional, anak memahami proses apa yang terjadi
diantara kegiatan itu dan memahami hubungan- hubungan antara keduanya.

b.Hubungan timbal balik (resiprokasi)

Ketika anak melihat bagaimana deretan dari benda-benda itu diubah, anak mengetahui

8
bahwa deretan benda-benda bertambah panjang, tetapi tidak rapat lagi dibandingkan dengan
deretan lain. Karena anak mengetahui hubungan timbale balik antara panjang dan kurang rapat
atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih rapat, maka anak tahu pula bahwa jumlah benda-
benda yang ada pada kedua deretan itu sama. Desmita (2009:105). Sehingga dalam masa ini anah
mulai mengerti tentang hubungan timbal balik.

c.Identitas

Pada usia sekolah (SD) anak sudah mengetahui berbagai benda yang berada dalam suatu deretan,
bisa menghitung, sehingga meskipun susunan dalam deret di pindah, anak tetap mengetahui
jumlahnya sama. (Gunaris, 1990) dalam (Desmita,2009). Jadi, anak pada usia sekolah (masa
Konkrit operasional) dapat mengetahui identitas berbagai benda dan mulai memahami akan
susunan dan urutan tertentu.

2.Remaja (SMP dan SMA)

Pada masa remaja, kemampuan anak sudah semakin berkembang hingga memasuki tahap

pemikiran operasional formal. Yaitu suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia
kira-kira 11 dan 12 tahun dan terus berlanjut sampai usia remaja sampai masa dewasa (Lerner &
Hustlsch, 1983) dalam (Desmita, 2009). Pada masa remaja, anak sudah mampu berfikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang sudah tersedia.

Pada masa remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak dan hipotesis, sehingga ia mampu
berfikir apa yang terjadi atau apa yang akan terjadi. Mereka sudah mampu berfikir masa akan
datang dan mampu menggunakan symbol untuk sesuatu benda yang belum diketahui.

9
BAB 3

PENUTUP
1.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi
oleh banyak faktor, selain itu perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahap yaitu tahap
sensorik motorik, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan yang terakhir yaitu tahap
operasional formal. Ada dua tokoh yang terkenal dalam teori perkembangan kognitif, yaitu Jean
Piaget dan Vygotsky.

10
DAFTAR PUSTAKA

SLAVIN, R. 2015. Educational Psychologi, Theory and Practice. United States Of America:
pearson education.

Paul D. Eggen, Don P. Kauchak. 2016. educational Psychologi Windows on Classroom.united


States Of America: pearseon education.

Sujiono Y. Modul Perkembangan Kognitif. Hal 28-30

Sutarno. 2017. Teori Kognitif dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Islamic Conseling.
Vol 1. No 2.

Ibda, F. 2015. Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Intelectualita. Vol 3. No 1.

11

Anda mungkin juga menyukai