MAKALAH
Yang diampu oleh Bapak Dr. Diniy Hidayatur Rahman, Spd., M.Pd
Disusun oleh :
MARET 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perkembangan Kognitif Peserta Didik Serta Problematikanya” ini tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Universitas Negeri Malang.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
sebagai penulis meminta kritik dan saran yang membangun agar nantinya makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah ini kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya serta kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing kami.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Pengertian Teori Kognitif............................................................................................3
B. Teori tentang Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Peserta Didik............................4
C. Problematika yang Terjadi Pada Peserta Didik Mengenai Kemampuan Kognitif.....11
BAB III.................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu anugerah yang
patut kita syukuri dari pemberian Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa kita sadari setiap hari
bahkan setiap waktu kita selalu menggunakan pola pikir kita untuk melakukan banyak
hal. Mulai dari hal-hal sederhana sampai hal yang kompleks. Kemampuan berpikir yang
dimiliki oleh setiap manusia pastinya memiliki porsi yang berbeda-beda, namun tetap
setiap manusia memiliki ciri khas masing-masing dalam berpikir atau menyampaikan
hasil pemikirannya. Membahas tentang berpikir, dalam dunia psikologi terdapat suatu
teori yang bernama teori kognitif. Teori kognitif berasal dari kata “Cogitare” yang
artinya berpikir. Dalam psikologi perkembangan maupun psikologi pendidikan, teori
kognitif membahas tentang pengertian, pemahaman, pengolahan informasi, berpikir,
pertimbangan, perhatian dan sebagainya.
Teori kognitif ini muncul karena adanya beberapa para ahli yang belum puas
dengan temuan teori behavior. Teori kognitif ini merupakan bentuk nyata dari teori
behavior yang terlalu sederhana dan kurang masuk akal menurut beberapa ahli. Teori
kognitif bukan hanya dilihat atau dipantau dari sebuah penguatan saja, melainkan
adanya tindakan memikirkan situasi dimana tingkah laku tersebut akan terjadi. Dalam
praktiknya, teori kognitif ini terwujud dalam beberapa tahap-tahap perkembangan yang
terjadi, yang dikemukakan dalam teori para ahli seperti Jean Piaget, Jerome Brunner
dan Vygotsky. Penjelasan lebih dalam mengenai pengertian teori kognitif, teori tentang
tahap-tahap perkembangan kognitif dan problematika peserta didik mengenai
kemampuan kognitif akan dijelaskan dalam makalah ini yang berjudul “Perkembangan
Kognitif Peserta Didik Serta Problematikanya”.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Kognitif atau “cognitive” berasal dari kata “cognision” yang memiliki arti
pengertian, mengerti. Kognitif juga memiki arti kemampuan manusia yang digunakan saat
berpikir, memahami, menguhubungkan serta menilai sesuatu hal yang terjadi dalam
kehidupannya. Menurut (Gagne, 1976:71) pengetahuan kognitif adalah suatu proses yang
terjadi di dalam sistem syaraf manusia saat mereka sedang berpikir. Menurut Terman
kognitif adalah kemampuan berfikir secara abstrak. Dalam ajaran islam, dijelaskan bahwa
manusia pada waktu dilahirkan tidak memiliki kemampuan serta tidak mempunyai
pengetahuan apapun, namun Allah membekali manusia dengan memberinya kemampuan
penginderaan dan hati nurani untuk mendapatkan pengetahuan. Penjelasan tersebut telah
dijelaskan dalam Alquran Surat An-Nahl/16-78 yang berbunyi :
هّٰللا
َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْمTUِٕار َوااْل َ ْفٕـ َ ۙا َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َبTdًٔم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْئـTْ َو ُ اَ ْخ َر َج ُك
َ ْص
َتَ ْش ُكرُوْ ن
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani
agar kamu bersyukur”. Maka dari itu, dengan diberikannya kemampuan oleh Allah SWT,
mengharuskan kita untuk selalu bersyukur atas apa yang semua Allah berikan, termasuk
pengetahuan, cara berpikir dll.
3
4
mengajar di rumah, sekolah dll., selain itu juga dapat menguatkan kemampuan peserta
didik dalam menyelesaikan masalah, membantu mengembangkan kemampuan logika angka
dan pengetahuan, memiliki kemampuan memilah-milah mana yang benar mana yang salah
dan menjadikan anak atau peserta didik memiliki kemampuan berfikir teliti (Zainal Aqib,
2009:81).
Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980) mengatakan bahwa
anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin
bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-
gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka
terhadap dunia. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari
perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian.Penyesuaian
kemampuan untuk sedikit mengubah konsep disebut akomodasi, dan
pengorganisasian merupakan proses pencocokan hasil praktek dengan
infromasi/teori yang anak dapatkan atau disebut asimilasi. Piaget mengatakan
bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia.
Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut.
1. Tahap Sensorimotorik (sensorimotor stage) yang terjadi dari usia 0-2 tahun,
ini merupakan tahap pertama pandangan Piaget. Pada tahap ini,
5
Jerome Brunner adalah seorang ahli psikologi terbaik di dunia kedua. Brunner juga
merupakan ahli psikologi di bidang kognitif. Brunner lahir pada tanggal 1 Oktober
1915 di New York. Sebagai tokoh kognitivisme menurutnya belajar bukan hanya
sekedar untuk pembentukan tingkah laku saja, tetapi sebagai fungsi untuk
membentuk proses kognitif lainnya seperti membangun ingatan, retensi lupas,
pengolahan informasi dll. Selain itu Brunner juga memiliki pandangan lain
mengenai proses belajar, yaitu langkah-langkah bagaimana orang memilih,
mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa teori kognitif Bruner berpusat pada masalah apa yang
dilakukan manusia dengan informasi yang diterimanya, dan apa yang akan
dilakukannya sesudah memperoleh informasi untuk mendapatkan pemahaman yang
memberikan kemampuan tersendiri baginya. Jerome Bruner dalam menyusun teori
perkembangan kognitif dengan memperhitungkan enam hal, yaitu sebagai berikut :
7
Selain itu Brunner juga memahami perkembangan kognitif lewat tingkah laku yang
memiliki tahap perkembangan masing-masing dan terjadi dalam beberapa waktu. Tahapan
tersebut tergambarkan sebagai berikut :
Pada tahap ini, anak memahami lingkungannya. Misalnya, tidak ada kata yang
membantu orang dewasa ketika mengajar anak berlatih naik sepeda. Belajar naik
sepeda berarti lebih mengutamakan kecakapan motorik. Pada tahap ini, anak
memahami objek sepeda berdasarkan apa yang dilakukannya, misalnya dengan
memegang, menggerakkan, memukul, menyentuh, dan sebagainya.
Pada tahap ini, informasi dibawa anak melalui imageri. Anak menjadi tahanan atas
dunia perseptualnya. Anak dipengaruhi oleh cahaya yang tajam, gangguan suara,
dan gerakan. Karakteristik tunggal pada objek yang diamati dijadikan sebagai
pegangan, yang pada akhirnya anak mengembangkan memori visualnya.
Pada tahap ini, tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman perseptual
sudah berkembang. Bahasa, logika, matematika memegang peranan penting. Tahap
simbolik ini memberikan peluang anak untuk menyusun gagasannya secara padat,
9
1. Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu
memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat dilakukan
melalui kegiatan wawancara atau pengamatan terhadap objek.
2. Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak sekolah dasar kelas
rendah, akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang
dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium, dan sebagainya.
Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya
akan lebih efektif dalam proses pembelajaran anak.
1. Pengetahuan yang diperoleh akan dapat bertahan lama dan lebih mudah diingat,
dibandingkan dengan cara belajar mendengarkan.
10
2. Hasil belajar yang didapat mempunyai efek transfer yang lebih baik dari hasil
belajar lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa cara belajar Bruner dalam bingkai kognitif melibatkan tiga
proses yang bersamaan, yaitu sebagai berikut:
Vygotsky merupakan seorang psikolog asal Rusia yang lahir pada tanggal 17 November
1896. Ia terkenal dengan kontribusinya tehadap teori perkembangan anak. Vygotsky
mengemukakan pendapatnya mengenai teori perkembangan kognitif yang dimana anak-
anak ketika belajar mendapat pengaruh besar dari orang tua dan orang – orang di
sekitarnya. Karena anak – anak ketika diajarkan oleh orang tua dan orang – orang yang
sudah terlatih, maka anak akan lebih memahami dan mengerti apa yang sedang ia lakukan
dan pelajari. Pada teori ini, Vygotsky juga menekankan bagaimana proses – proses
perkembangan mental yang dialami oleh anak. Teori Vygotsky adalah teori kognisi
sosiobudaya yang memfokuskan bagaimana perkembangan kognitif diarahkan oleh budaya
dan interaksi sosial. Jadi, budaya dan interaksi sosial lebih penting dan lebih fokus terhadap
11
perkembangan kognitif pada anak menurut Vygotsky. Teori Perkembangan kognitif yang
dikembangakan oleh Vygotsky yakni :
Kemampuan kognitif yang dimiliki oleh semua individu khususnya peserta didik
sebelum berkembang dengan baik, pastinya pernah melewati masa-masa labil yang
melibatkan kemampuan kognitif, sosial dan emosional. Hal itu biasanya terjadi pada saat
usia remaja yang berumur 10-17 tahun. Pada masa remaja semua individu banyak
mendapati permasalahan-permasalahan yang digunakan untuk mempersiapkan dirinya pada
tahap dewasa kelak. Namun tak semua remaja dapat melalui permasalahan-permasalahan
yang ia terima itu terselesaikan dengan baik. Mereka ada yang gagal dan juga ada yang
sukses membentuk pribadi yang lebih tangguh dari masa remajanya. Permasalahan-
permasalahan yang muncul pada diri remaja itu disebabkan karena adanya perkembangan
kognitif pada diri mereka. Kemampuan kognitif yang dimiliki seorang remaja
12
menjadikannya memiliki pemikiran yang abstrak, labil, idealis dan terkadang lebih logis
dari umur yang sebelumnya. Terjadinya pemikiran yang abstrak, labil, idealis dan lebih
logis dari umurnya menjadikan para remaja memiliki sebuah kesempatan untuk memilih
keputusan apapun yang sekiranya menurut mereka benar. Walalupun terkadang keputusan
yang mereka ambil itu belum tentu baik untuk kedepannya, namun dari keputusan yang
salah yang mereka ambil itu juga bukan sepenuhnya salah mereka, namun adanya campur
tangan dari orang tua dan lingkungan sekitar yang mendukung peserta didik tersebut. Selain
itu juga, pengaruh perkembangan kognitif pada anak atau peserta didik menjadikan
munculnya sikap egosentrisme atau sifat kepercayaan diri yang besar terhadap orang lain
yang menganggap bahwa orang lain juga menilai dirinya sesuai dengan dirinya menilai
orang lain dengan ekspetasi yang besar. Hal ini dapat menyebabkan anak atau peserta didik
merasa tak terkalahkan, tidak takut akan sanksi hukum masyarakat atau negara, merasa
paling kuat (Sandrock, 2003). Sehingga hal ini menyebabkan banyaknya anak remaja atau
peserta didik yang masih sekolah banyak yang melanggar lalu lintas, peraturan di sekolah
atau masyarakat dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kognitif adalah kemampuan manusia yang digunakan saat berpikir, memahami,
menguhubungkan serta menilai sesuatu hal yang terjadi dalam kehidupannya. Teori
kognitif ini adalah salah satu bentuk nyata dari teori behavior yang dipandang oleh
beberapa ahli kurang masuk akal dan terlalu naif. Para ahli yang mengemukakan
pendapatnya tentang teori kognitif ini ada 3 salah satunya yaitu, Jean Piaget, Jerome
Brunner dan Vygotsky. Mereka merupakan para ahli dalam mengungkapkan pernyataannya
mengenai teori kognitif ini. Jean Piaget mengungkapkan bahwa teori kognitif adalah teori
yang dibangun oleh anak-anak itu sendiri, dengan adanya pemberian gagasan atau
informasi baru terhadap sang anak. Jean Piaget mengklasifikasi kembali teori
perkembangan kognitif yang terjadi pada anak dengan 3 klasifikasi, yakni perkembangan
sensorimotorik, praoperasional dan operasional konkrit. Selanjutnya Jerome Brunner.
Brunner menyatakan bahwa teori kognitif adalah sarana belajar yang bukan hanya
mempelajari tingkah laku saja, melainkan ingatan, retensi lupa, pengolahan informasi.
Brunner juga menyusun teori perkembangan yang diklasifikasikan menjadi tiga bagian
yaitu tahapan enaktif, ekonik dan simboik. Dia juga memberikan sebuah cara agar
pengetahuan yang dimiliki dapat bermanfaat dengan baik, yakni dengan cara belajar
discovery learning. Kemudian yang terakhir, Vygotsky menyatakan bahwa teori kognitif
adalah kognitif anak akan berkembang apabila sang anak bermain dengan orang tuanya
atau sedang berada di lingkungan sekitar. Vygotsky juga mengembangkan pemikiran
kognitif menjadi tiga, yakni konsep zona perkembangan proksimal (ZPD), konsep
scaffolding dan bahasa dan pemikiran. Dengan semakin berkembanganya teori kognitif di
dunia psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan, menjadikan sang anak atau
peserta didik semakin memiliki pengetahuan yang berkembang dan kompleks. Terlepas
dari hal itu, banyak juga permasalahan-permasalahan yang terjadi yang disebabkan oleh
perkembangan kognitif yang masih labil, utamanya pengetahuan kognitif yang dimiliki
13
14
Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Intelektualita, 3(1), 242904.
Maiti, & Bidinger. (1981). Teori Kognitif. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.
Mu’min, S. A. (2013). Teori Pengembangan Kognitif Jian Piaget. Jurnal AL-Ta’dib, 6(1),
89–99. https://ejournal.iainkendari.ac.id
15