Disusun Oleh :
Kelompok 3 ( Kelas A )
Dian Pardi ( 03332311015 )
Nursyin Paji ( 03332311020 )
Retno Hardiyanti Wulandari ( 03332311021 )
Nurtasyia Masidingo ( 03332311001 )
Aulia Kartika Putri ( 03332311033 )
Rofifa S M Jen ( 03332311039 )
Syukur Alhamdulliah senantiasa kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Psikologi Pendidikan, dengan judul: perkembangan kognitif dan bahasa.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh sempurna dikerenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….
A. Perkembangan Kognitif……………………………………………………………….
B. Perkembangan Bahasa…………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dapat didefinisikan sebagai suatu pola perubahan. Perubahan ini meliputi aspek
fisik, aspek kognitif dan aspek bahasa. Perubahan ini terjadi sejak manusia lahir dan berlansung
sepanjang hidupnya. Menurut pendapat Santrock, I Nyoman Surna dkk mengatakan perkembangan itu
sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif . Perubahan kuantitatif mengacu pada
perubahan kuantitas atau jumlah, sedangkan perubahan kualitatif mengacu pada perubahan struktur
atau jenis yang ditandai dengan munculnya fenomena atau gejala baru yang sulit diprediksi. Menurut
aliran Asosiasi, perkembangan adalah proses asosiasi yaitu pengalaman luar dan pengalaman dalam
berasosiasi memberikan pengertian terhadap sesuatu yang baru. Berbeda dengan aliran Asosiasi,
Psikologi Gestalt lebih menekankan perkembangan sebagai sebuah proses diferensiasi yaitu pengertian
sesuatu diperoleh ketika seseorang mampu membedakannya dengan yang lain. Aliran New Gestalt
menambahkan dengan adanya proses stratifikasi atau bertingkat.
Sedikit berbeda, aliran Sosiologis mengangap bahwa perkembangan merupakan suatu proses
sosialisasi yaitu anak-anak meniru atau menyesuaikan tingkah laku atau perbuatannya dengan aturan
atau norma sosial yang berlaku. Ketiga aliran ini sama-sama memandang perkembangan merupakan
sebuah proses penyempurnaan ke arah yang lebih baik tetapi masing-masing aliran menekankan
perubahan itu terjadi akibat yang berbeda yaitu asosiasi, diferensiasi dan sosialisasi. Jadi berdasarkan
pendapat ahli dan beberapa aliran psikologi di peroleh kata kunci dari perkembangan yaitu merupakan
suatu proses, perubahan itu terjadi ke arah yang lebih baik, dan terjadi sepanjang hayat.
Perkembangan meliputi perubahan kuantitatif dan kualitatif pada aspek biologis dan aspek
psikologis. Proses perkembangan sangat komplek, karena merupakan hasil dari proses perubahan yang
meliputi tiga aspek yaitu proses biologi, proses kognitif dan proses sosio-emosional. Proses biologis
adalah perubahan pada tubuh atau fisik anak seperti tinggi, berat badan, perkembangan otak, perubahan
hormonal di masa puber dan lainnya.Proses kognitif merupakan perubahan dalam pemikiran,
kecerdasan atau intelektual anak termasuk dalam aspek bahasa. Contohnya kemampuan anak dalam
memecahkan masalah matematika, kemampuan aspek menguasai beberapa bahasa, kemampuan main
bulu tangkis, dan lainnya. Faktor ini juga dominan dipengaruhi oleh factor genetik dan adanya
pengaruh dari lingkungan. Sedangkan Proses sosio-emosional berhubungan dengan perubahan dalam
interaksi dengan orang lain seperti terjadinya perubahan emosi pada diri anak, yang awalnya egois
berubah menjadi empati dan bisa diajak kerjasama serta memiliki kecerdasan emosional.Seorang guru
harus memahami perkembangan peserta didiknya. Pendidikan harus dirancang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih optimal.
Tingkat perkembangan dapat dilihat dari Periodesasi perkembangan dimulai dari periode
Infancy (18-24 bulan), periode ini anak sangat tergantung pada pola pengasuhan orang tua. Bayi mulai
belajar bicara, bersosialisasi. Periode kedua Early Childhood (2-5 tahun), periode ini disebut juga
dengan masa prasekolah. Anak sudah mulai memiliki kemampuan, kesiapan dan mulai mengerti
dengan arahan atau petunjuk. Periode ini anak sudah bersosialisasi dengan teman-temannya dengan
cara bermain bersama. Periode ketiga Middle and late Childhood (6-11 tahun) disebut juga dengan
masa sekolah. Anak sudah siap untuk belajar membaca, berhitung dan belajar matematika. Periode
keempat Adolecence (10-12 berakhir 18-21 tahun). Periode ini disebut juga dengan masaremaja atau
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan yang sangat
signifikan pada fungsi tubuh diantaranya berkembangnya fungsi seksual. Periode ini disebut juga
dengan periode pancaroba dimana anak sedang mencari jatidiri. Anak sudah mulai mengembangkan
pemikiran abstrak serta berfikir logis dan idealis.Terdapat beberapa prinsip yang mempengaruhi proses
perkembangan yaitu: pembelajaran, pengalaman, interaksi sosial, penguasaan bahasa dan berlansung
secara berkelanjutan, irama dan tempo perkembangan, kematangan, faktor genetik dan usia.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu perkembangan kotnitif ?
2. Jelaskan apa itu perkembangan bahasa ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan kotnitif
2. Dapat memahami maksud dari berbahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kognitif
1. Pengertian Perkembangan Kognitif
Secara bahasa kognitif yang artinya pengertian atau mengerti. Dan kognitif diartikan sebagai
proses internal di dalam pusat susunan saraf saat manusia sedang melakukan proses berpikir. Meisser
menyebut cognition sebagai perolehan, dalam penggunaan pengetahuan lewat penataan.
Sederhananya perkembangan kognitif adalah perkembangan dari kognisi yang mempengaruhi
aliran kognitif yang juga disebut sebagai perilaku dan tingkah laku dari seorang anak dengan
didasarkan pada kognisi. Juga tindakan dalam mengenal dan memikirkan sesuatu di mana perilaku atau
tingkah laku ini terjadi.
Kognitif juga disebut sebagai serangkaian aktivitas mental yang membuat seseorang mampu
melakukan hubungan, menilai sesuatu, mempertimbangkan sesuatu hingga memberi tanggapan
terhadap suatu peristiwa. Secara umum, kognitif terjadi terhadap seseorang yang mendapatkan gagasan,
ide dan pemecahan masalah yang muncul dari dalam dirinya sendiri.
Berikut pengertian Perkembangan Kognitif menurut para ahli:
Williams dan Susanto
Menurut Williams dan Susanto disebutkan bahwa perkembangan kognitif merupakan cara
bagaimana seseorang bisa memecahkan suatu masalah dengan melihat dari cara orang tersebut
melakukan sesuatu. Melakukan sesuatu sebagai sikap dalam menghadapi sesuatu, bisa dalam waktu
dekat maupun lambat.
Meisser
Messier menyebut kognitif sebagai hal yang membahas mengenai tiga konsep penting,
berupa perolehan, penataan dan proses penggunaan dari pengetahuan serta pengalaman yang
didapat. Kognitif sebenarnya memiliki pengertian yang sangat mudah untuk dipahami, yakni terkait
tentang bagaimana perolehan, penataan hingga proses penggunaan pengetahuan.
Gagne dan Drever
Gagne menilai kognitif sebagai proses di dalam ilmu pengetahuan yang diperoleh, kondisi
ini muncul saat orang sedang berpikir. Sementara itu, Drever meyakini bahwa kognitif sebagai
istilah umum yang dipakai dalam memahami suatu metode yang diterapkan dalam pembelajaran.
Piaget
Menurut Piaget adalah kegiatan seorang anak bagaimana ia beradaptasi dan
menginterpretasikan obyek serta kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar dirinya.Kognitif selalu
erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang. Contoh dari kognitif dapat
ditunjukan oleh seorang individu ketia sedang belajar, memecahkan masalah hingga membangun
suatu ide.
5. Fungsi Kognitif
Melalui kecerdasan yang dimiliki setiap orang, tentu adanya kemampuan dalam melakukan
identifikasi. Baik itu terhadap objek yang baik maupun yang lainnya, fungsi dari adanya kecerdasan
kognitif membawa seseorang menjadi daya tarik orang lain. Terlepas dari itu, berikut beberapa fungsi
yang dimunculkan lewat hal-hal berikut ini.
1. Mempunyai perasaan dan merasakan serta mengenali.
2. Kemampuan dalam mengolah bahasa untuk komunikasi.
3. Fungsi eksekutif, memori dan daya ingat anak.
4. Perhatian kecil yang muncul terhadap suatu bidang.
6. Tahap Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif pasti dialami oleh semua orang, mulai dari anak-anak, remaja hingga
dewasa pastilah mengalami situasi ini. Karena itu muncul tahap-tahap dalam perkembangan kognitif
dengan memiliki beberapa ciri tertentu. Perkembangan ini juga memuat hal-hal berbeda, dari situasi
yang dialami hingga proses pemikiran, berikut beberapa tahap tersebut:
a. Tahap Sensorimotor (18-24 bulan)
Pada tahap ini, bayi mulai mampu mengembangkan akalnya untuk memahami dunia
luar melalui indra sensorik dan kegiatan motoriknya. Adapun ciri-ciri yang bisa kita lihat
tingkah lakunya:
-Melihat dirinya sendiri sebagai mahkluk yang berbeda dengan obyek di sekitarnya.
-Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
-Suka memperhatikan sesuatu lebih lama.
-Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya
-Memperhatikan obyek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.
b. Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini, anak belum bisa mengoptimalkan kemampuan kognitif tersebut.
Artinya, anak belum bisa melogika sesuatu. Adapun ciri-ciri yang bisa dilihat dari tingkah
lakunya:
Selfcounter-nya sangat menonjol.
Dapat mengklasifikasikan obyek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.
Tidak mampu memusatkan perhatian pada obyek-obyek yang berbeda.
Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar.
Dapat menyusun benda-benda secara berderat tetapi tidak dapat menjelaskan
perbedaan antara deretan
c. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai bisa berpikir secara rasional dan terorganisir. Artinya, anak
sudah mulai berpikir secara logis saat mengalami atau melihat sesuatu di sekitarnya.
Adapun ciri-ciri yang bisa dilihat dari tingkah lakunya:
Anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis.
Memiliki kecakapan berpikir logis,
Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif
Anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model “kemungkinan”
Dapat melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah
d. Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas)
Tahap keempat ini menandakan seorang anak sudah bisa berpikir secara lebih luas,
menalar dan menganalisis sesuatu, memanipulasi ide di pikirannya, dan tidak tergantung
dengan manipulasi konkret.
B. Perkembangan Bahasa
Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang
mempergunakan bunyi sebagai alatnya. Oleh karena itu bahasa dan berbicara merupakan kemampuan
yang amatlah penting bagi manusia dalam menjalankan kesehariannya termasuk untuk belajar. Hal
tersebut karena belajar merupakan salah satu kunci utama dari kemampuan manusia untuk dapat
bertahan hidup dan saling membantu satu sama lain untuk mewujudkan kehidupan yang
sejahtera.Dengan demikian, perkembangan bahasa atau spesifiknya perkembangan kemampuan
berbicara dan berbahasa menjadi faktor utama dalam menentukan kesuksesan seseorang, termasuk anak
atau peserta didik. Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor
biologis dan faktor sosial.Faktor biologis adalah kemempuan yang dimiliki anak sejak lahir, faktor ini
mempengaruhi perkembangan bahasa yang dimilikinya.
Sedangkan faktor sosial adalah pengaruh dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya yang
memungkinkan anak mendapatkan variasi bahasa yang baru.
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa adalah suatu proses perubahan di mana anak belajar mengenal,
memakai, dan menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek bahasa dan berbicara.
Perkembangan kemampuan bahasa bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan
lingkungannya.
Sementara itu menurut Madyawati perkembangan bahasa adalah perkembangan kemampuan
untuk melakukan dan juga memahami informasi dan komunikasi dari orang lain. Bahasa merupakan
simbolisasi dari suatu ide atau suatu pemikiran yang ingin dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan
diterima melalui kode-kode tertentu secara verbal (berujar) maupun non verbal (ditulis atau
diketik).Sedangkan menurut perkembangan bahasa merupakan kemampuan dalam menggunakan
bahasa untuk menyampaikan gagasan tentang dirinya dan memahami orang lain serta untuk
mempelajari kata-kata baru. Perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun meliputi kemampuan
penggunaan kata penghubung, keterangan objek/subjek, kata kerja dasar, kata keterangan, kalimat yang
menunjukkan tingkat perbandingan, mendengarkan cerita yang panjang, bercerita, membaca, dan
menulis.Tidak hanya kemampuan teknis,perkembangan bahasa mengacu pada kemampuan untuk
menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui
kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dalam berbicara, menulis, dan membaca.
2. Teori Perkembangan Bahasa
Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan bahasa anak tentunya tidak terlepas dari
pandangan, hipotess atau teori psikologi yang dianut. Dalam hal ini sejarah telah mencatat adanya tiga
pandangan atau teori dalam perkembangan bahasa anak. Beberapa teori perkembangan bahasa tersebut
di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Teori Nativisme
Menurut Chomsky anak dilahirkan dengan dibekali alat pemerolehan bahasa language
acquisition device (LAD). Alat yang merupakan pemberian biologis yang sudah diprogramkan
untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai bagian
fisiologis dari otak khusus untuk memproses bahasa, dan tidak punya kaitan dengan kognitif
lainnya.
McNeill menyatakan bahwa LAD terdiri dari:
kecakapan untuk membedakan bunyi bahasa dengan bunyi-bunyi yang lain,
kecakapan mengorganisasi satuan linguistik ke dalam sejumlah kelas yang akan
berkembang kemudian,
pengetahuan tetang sistem bahasa yang mungkin dan yang tidak mungkin, dan
kecakapan menggunakan sistem bahasa yang didasarkan pada penilaian perkembangan
sistem linguistik, dengan demikian dapat melahirkan sistem yang dirasakan mungkin di
luar data linguistik yang ditemukan.
b. Teori Behavioristik
Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperoleh
melalui rangsangan dari lingkunganya. Anak dianggap penerima pasif dari tekanan lingkungannya,
tidak memiliki perana yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalanya. Kaum
behavioris bukan hanya tidak mengakui peranan akatif si anak dalam proses pemerolehan bahasa,
malah juga tidak mengakui kematangan si anak itu. Proses perkemabangan bahasa terutama
ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya.Menurut Skinner kaidah
gramatikal atau kaidah bahasa adalah perilaku verbal yang memungkinkan seorang dapat
menjawab atau mengatakan sesuatu. Namun, kalau kemudian anak dapat berbicara, bukan lah
karena “penguasaan kaiadah (rule-governed)” sebab anak tidak mengungkapkan kaidah bahasa,
melainkan dibentuk secara langsung oleh faktor di luar dirinya.
Kaum behavioris tidak mengakui pandangan bahwa anak mengusai kaidah bahasa dan
memiliki kemampuan untuk mengabstrakan ciri-ciri penting dari bahasa di lingkunganya. Mereka
berpendapat rangsangan (stimulus) dari lingkungan tertentu memperkuat kemampuan berbahasa
anak. Perkembangan bahasa mereka pandang sebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal
yang berlaku secara acak sampai ke kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi melalui
prinsip pertalian S <->R (stimulus- respons) dan proses peniruan-peniruan.
c. Teori Kognitivisme
Piaget menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan
salah satu diantara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi
oleh nalar; maka perkembangan bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan
lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urutan perkembangan kognitif menentukan urutan
perkembangan bahasa.
Hubungan perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa pada anak dapat kita lihat dari
keterangan Piaget mengenai tahap awal dari perkembangan intelektual anak. Tahap perkembangan
dari lahir sampai usia 18 bulan oleh Piaget disebut sebagai tahap “sensori motor”. Pada tahap ini
belum ada bahasa karena anak belum menggunakan lambang untuk dunia melalui alat indranya
(sensory) dan gerak kegiatan yang dilakukannya (motor). Anak hanya mengenal benda jika benda
itu dialaminya secara langsung. Begitu benda itu hilang dari penglihatannya maka benda itu
dianggap tidak ada lagi.Menjelang akhir usia satu tahun barulah anak itu dapat menangkap bahwa
objek itu tetap ada (permanen), meskipun sedang tidak dilihatnya. Sedang dilihat atau tidak benda
itu tetap ada sebagai benda, yang memiliki sifat permanen. Sesudah mengerti kepermanenan objek,
anak menggunakan simbol untuk mempresentasikan objek yang tidak lagi hadir di hadapannya.
Symbol ini kemudian menjadi kata-kata awal yang diucapkan si anak. Jadi, menurut pandangan
kognitivisme perkembangan kognitif harus tercapai lebih dahulu dan baru sesudah itu pengetahuan
itu dapat keluar dalam bentuk ketrampilan berbahasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah tentang perkembangan kognitif dan bahasa, kami dari kelompok 3 bisa
menyimpulkan bahwa:
Perkembangan kognitif merupakan proses yang sangat kompleks yang melibatkan perubahan
dalam pemikiran, pemahaman, dan pengolahan informasi pada anak-anak. Teori-teori perkembangan
kognitif seperti teori Piaget telah membantu kita memahami langkah-langkah penting dalam
perkembangan ini.
Bahasa memainkan peran sentral dalam perkembangan kognitif anak. Kemampuan
berkomunikasi melalui bahasa memungkinkan anak untuk mengakses pengetahuan, berinteraksi dengan
lingkungan, dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitarnya.Proses
belajar bahasa pada anak melibatkan berbagai tahap, mulai dari mendengarkan dan memahami kata-
kata hingga kemampuan berbicara, membaca, dan menulis. Lingkungan sosial dan interaksi dengan
orang dewasa memiliki peran kunci dalam perkembangan bahasa anak.
Anak-anak mengalami perubahan dalam pemikiran mereka saat tumbuh. Mereka belajar dan
memahami dunia di sekitar mereka.Bahasa adalah alat penting dalam perkembangan ini. Anak-anak
belajar berbicara, mendengar, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi dan memahami lebih
banyak hal.Lingkungan, interaksi dengan orang dewasa, dan pengalaman berperan dalam
perkembangan bahasa dan kognitif anak.Penting untuk memahami perkembangan ini agar kita bisa
memberikan dukungan yang sesuai kepada anak-anak selama masa pertumbuhan mereka.Pentingnya
memahami perkembangan kognitif dan bahasa anak adalah untuk memberikan dukungan yang tepat
dan stimulasi yang diperlukan dalam masa kritis perkembangan ini. Pendidik dan orang tua memiliki
tanggung jawab untuk memahami proses ini dan berkontribusi pada perkembangan anak dengan cara
yang positif. Dengan memahami kompleksitas perkembangan kognitif dan peran bahasa dalam proses
ini, kita dapat meningkatkan cara kita mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak,
memastikan bahwa mereka memiliki fondasi yang kuat untuk masa depan mereka.
B. Saran
Dari penjelasan diatas kami menyadari masih banyak kekurangan dan untuk itu kami
selaku penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
kesalahan yang terdapat dalam penulisan makalah ini.
Kami mengharapkan semoga penulisan makalah ini dapat bemanfaat bagi pembaca dan
menjadi motivasi bagi kita semua. Oleh karena itu kita semua harus menambah wawasan kita
lagi agar memiliki pengetahuan lebih.
DAFTAR PUSTAKA