Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang
diampu oleh :

Dra. Nurussa'adah, M. Si.

Disusun oleh : Kelompok 2

Falillah Risti Nur Maghfiroh 1102420053


Damar Alas Schwaner 1102420080
Suryana 5302420017
Dina Kamaladuri Wardani 5302420076

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2021

i
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Daftar Isi ii
Kata Pengantar i
PENDAHULUAN

1. Abstraksi 1

2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan Penulisan 2
PEMBAHASAN
1. Perkembangan Kognitif 2
2. Perkembangan Bahasa 6
PENUTUP
1. Simpulan 14
2. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Makalah
Pekembangan Kognitif dan Bahasa” .Dengan tepat waktu sesuai yang telah dijadwalkan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi telah kami susun dengan maksimal sehingga pembuatan makalah ini berjalan
dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dra. Nurussa'adah, M. Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan.
2. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami sebagai Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu kritik,
koreksi, dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. 

Bogor,28 Maret 2021

Penulis

iii
PENDAHULUAN

1. Abstraksi
Para pakar Psikolog menyimpulkan bahwa perkembangan adalah pola
perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional yang dimulai sejak lahir dan terus
berlanjut di sepanjang hayat. Kebanyakan perkembangan adalah pertumbuhan,
meskipun pada akhirnya akan mengalami penurunan (kematian). Pendidikan pun
disesuaikan dengan perkembangan ini. Dimana pengajaran untuk anak-anak harus
dilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit dan terlalu menegangkan atau terlalu
mudah dan menjemukan.
Pola perkembangan seorang anak adalah pola perkembangan yang sangat
kompleks, hal ini dikarenakan sebuah hasil dari beberapa proses, yaitu proses
biologis, kognitif, dan sosioemosional. Perkembangan juga dapat dideskripsikan
berdasarkan periodenya untuk tujuan mengorganisasi dan memahaminya. Dalam
sistem pengklasifikasi perkembangan, yang paling sering digunakan adalah periode
perkembangan meliputi periode bayi, usia balita, periode sekolah dasar, masa remaja,
dewasa awal, dewasa tengah, dewasa akhir.
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu indikator perkembangan
kognitif anak. Deteksi dini masalah perkembangan anak sangat menentukan
keberhasilan dalam memaksimalkan plastisitas otak pada kompensasi penyimpangan
perkembangan. Perkembangan adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan
sosioemosional yang dimulai sejak lahir dan terus berlanjut di sepanjang hayat.
Kebanyakan perkembangan adalah pertumbuhan, meskipun pada akhirnya ia
mengalami penurunan Pendidikan harus sesuai dengan perkembangan ini.
Perkembangan juga dapat dideskripsikan berdasarkan periodenya yang bertujuan
untuk mengorganisasi dan pemahaman.

2. Rumusan Masalah

Terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas berkaitan dengan masa


perkembangan kognitif dan bahasa masa remaja dan implikasinya terhadap
pendidikan. Adapun permasalahan tersebut dapat penulis rumuskan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan Kognitif ?


2. Bagaimana Konsep Perkembangan Koginitif ?
3. Bagaimana Tahap Perkermbanngan secaar kognititf?
4. Apa yang dimaksud dengan perkembangan Bahasa ?
5. Apa saja Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perkembangan Bahasa ?
6. Apa saja teori perkembangan Bahasa?

1
3. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Psikologi
Pendidikan selain itu bertujuan agar Penyusun dan para pembaca dapat lebih
memahami mengenai hal yang berkaitan dengan Perkembangan Kognitif dan Bahasa
pada Anak, faktor-faktor apa yang dapat berpengaruh.
Pada perkembangan Bahasa, pengertiannya, implikasinya, karekteristik
perkembangan kognitif dan masih banyak lagi. Mempelajari tentang kognitif dan
bahasa terhadap anak itu sangat penting. Karena kita bisa mengetahui hal-hal yang
merujuk perkembangan kognitif si anak itu sendiri juga perkembangan bahasanya
apakah ada implikasinya terhadap pendidikan di Indonesia.

PEMBAHASAN

1. Perkembangan Kognitif

A. Pengertian

Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian,


mengerti. Pengertian secara luas dari cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan. Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah
kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia atau satu
konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap
perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan,
memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,
kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.

Santrock (2007:52) menyatakan bahwa teori Piaget berpendapat anak-anak


secara aktif membangun pemahaman mereka mengenai dunia dan melewati 4 tahap
perkembangan kognitif. Tahap pertama, sensori motor pada usia yang terjadi bayi
membangun pemahaman mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman
sensorik dengan tindakan fisik. Tahap kedua yaitu, praoperasional anak mulai
menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Tahap ketiga yaitu, operasional
konkret anak saat ini dapat bernalar secara logis mengenai peristiwa-peristiwa
kongkret dan mengklasifikasikan obyek-obyek kedalam bentuk-bentuk yang berbeda.

Yusuf (2012:195) menyatakan bahwa ditinjau dari perkembangan kognitif


menurut Piaget, masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal . Remaja, secara
mental telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Semakin
banyak unsur rasio yang harus digunakan dalam suatu tindakan atau tingkah laku,

2
semakin berintelegensi tingkah laku tersebut. Kita ambil contoh seorang anak kecil
berumur empat tahun sedang bermain di taman bunga.
Tindakan-tindakan itu masih berkadar intelegensi yang rendah karena unsur
rasionya juga rendah. Magta menyatakan bahwa Mengingat perkembangan kognitif
mempunyai peranan penting bagi anak karena sebagian besar aktivitas dalam belajar
selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berpikir.

Menurut Meggitt (2012:6) Perkembangan kognitif adalah perkembangan


pikiran bagian dari otak yang dipakai untuk memahami, mengetahui, menalar serta
mengenai sesuatu.

Perkembangan kognitif memiliki beberapa tahapan perkembangan. Semua


anak akan melalui ke empat tahapan tersebut dengan urutan yang sama. Setiap
tahapan perkembangan kognitif memiliki karakteristik tersendiri. Proses
perkembangan kognitif dimulai sejak anak lahir.

Dalam kehidupan, anak dihadapkan kepada persoalan yang menuntut adanya


pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks
pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan, anak perlu memiliki
kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya. Mengembangkan kemampuan
kognitif anak dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran dan media
yang inovasi, kreatif dan menarik bagi anak.

Ambara menyatakan bahwa Menurut pandangan Piaget, perkembangan


kognitif adalah hasil dari hubungan perkembangan otak dan sistem nervous dan
pengalaman-pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. kognitif juga dipandang sebagai suatu konsep yang luas dan inklusif
yang mengacu kepada kegiatan mental yang terlibat di dalam perolehan, pengolahan,
organisasi dan penggunaan pengetahuan. Tingkat pencapaian perkembangan kognitif
anak dibagi menjadi tiga yaitu pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna,
ukuran dan pola, serta konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf.

2. Konsep Perkembangan Kognitif

Piaget mengajukan empat konsep yang menjelaskan tentang perkembangan


kognitif yaitu skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium.

A. Skema
Skema menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan
memahami objek. Skema merupakan kategori pengetahuan yang membantu seseorang
dalam memahami dan menafsirkan dunianya. Menurut Piaget, skema meliputi
kategori pengetahuan dan proses memperoleh pengetahuan. Dalam kehidupan
seseorang dia selalu mengalami dan mendapatkan informasi yang diperolehnya
melalui pengalaman dan digunakan untuk memodifikasi, menambahkan, atau
mengubah skema yang dimiliki sebelumnya. Misal anak memiliki skema mengenai
jenis binatang seperti kambing, bila sang anak memiliki pengalaman bahwa kambing

3
itu kecil maka dia akan menggeneralisasikan bahwa semua kambing adalah binatang
kecil. Namun jika sang anak melihat kambing besar maka dia akan memasukkan
infomasi baru dan memodifikasi skema yang lama bahwa kambing itu ada yang besar
dan ada yang kecil.
B. Asimilasi

Asimilasi merupakan proses memasukkan informasi ke dalam skema yang


telah dimiliki. Proses ini bersifat subjektif karena cenderung memodifikasi
pengalaman atau informasi yang sesuai dengan keyakinan yang dimiliki sebelumnya.
Dengan melihat contoh diatas maka setelah anak tersebut melihat kambing kemudian
ia akan menamakannya kambing karena anak itu telah mengasimilasikan binatang
tersebut ke dalam skema kambing.

C. Akomodasi

Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki dengan


informasi baru. Ini melibatkan kegiatan perubahan skema atau gagasan yang dimiliki
karna informasi atau pengalaman baru dan skema baru itu akan terus dikembangkan
selama dalam proses akomodasi.

D. Ekuilibrium

Piaget percaya bahwa setiap anak mencoba memperoleh keseimbangan antara


asimilasi dan akomodasi dengan cara menerapkan mekanisme ekuilibrium. Karna
anak mengalami kemajuan karna adanya perkembangan kognitif maka penting untuk
mempertahankan keseimbangan antara menerapkan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya (asimilasi) dan mengubah perilaku karna pengetahuan baru (akomodasi).
Ekuilibrium menjelaskan bagaimana anak mampu berpindah dari tahapan berpikir ke
tahap berpikir berikutnya.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif

Dalam tahap perkembangan kognitif teori Pignet mencakup tahap


sensorimotor, preoperasonal, dan operasional.

A. Tahap sensoriotorik. (0-2 tahun)

Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengordinasikan


pengalaman indera (sensori) mereka seperti melihat dan mendengar dengan gerakan
motorik (otot) mereka seperti menggapai dan menyentuh. Pada tahap ini bayi hanya
akan memperlihatkan pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang
akhir tahap ini bayi menunjukkan pola sensorimotorik yang lebih kompleks. Selama
dalam tahap ini pengetahuan bayi tentang dunia terbatas pada persepsi yang diperoleh
dari pengindranya dan kegiatan motoriknya saja karna perilaku yang dimilikinya
masih terbatas.

4
B. Praoperasional (2-7 tahun)

Tahap pemikir ini lebih bersifat simbolis, egoisentries dan intuitif sehingga
tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran pada tahap ini terbagi menjadi dua
sub tahap yaitu

1) Sub tahap simbolis (2-4 tahun)

Anak secara mental sudah mampu mempresentasikan obyek yang tidak


nampak dan penggunaan bahasa mulai berkembang yang ditunjukkan oleh sikap
bermain, sehingga muncul egoisme dan animisme. Egoisentris terjadi ketika anak
tidak mampu membedakan antara perspektif yang dimiliki dengan perspektif yang
dimiliki oleh orang lain. Animisme merupakan keyakinan bahwa objek yang tidak
bernyawa adalah mampu bertindak dan memiliki kualitas seperti kehidupan.

2) Sub tahap intuitif (4-7 tahun)

Anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari
semua pertanyaannya disebut intuitif karena anak merasa yakin akan pengetahuan dan
pemahamannya, namun tidak menyadari bahwa mereka bisa mengetahui cara-cara
yang mereka ingin ketahui, mereka mengetahui tapi tanpa menggunakan pemikiran
rasional.

C. Tahap Operasional kongkrit (7-11 tahun)

Pada tahap ini anak mampu mengoperasikan berbagai logika namun masih
dalam bentuk benda kongkrit. Penalaran logikan menggantikan penalaran intuitif
namun hanya pada situasi konkrit dan kemampuan untuk menggolong-golongkan
sudah ada namun belum bisa memecahkan masalah abstrak.

D. Tahap Operasional formal

Pada tahap ini anak sudah mampu berfikir abstrak, idealis dan logis.
Pemikiran pada tahap ini tampak lebih jelas dalam pemecahan problem verbal seperti
anak dapat memecahkan problem walau disajikan secara verbal (A=B dan B=C).
Anak juga mampu berpikir spekulatif tentang kualitas ideal yang mereka inginkan
dalam diri mereka dan diri orang lain. Pemikiran ini bisa menjadi fantasi, sehingga
anak sering menunjukkan keinginanya untuk segera mewujudkan cita-citanya. Anak
juga mampu menyusun rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistimatis
menguji solusinya. Kemampuan berfikir seperti ini oleh Piaget disebut hypothetical-
deductive-reasoning yaitu mengembangkan hipotesis untuk memecahkan problem dan
menarik kesimpulan secara sistematis.

5
4. Implikasi Pembelajaran

Pemahaman dalam tahap kognitif anak dapat membantu guru untuk


memudahkan dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. Terdapat beberapa hal
yang dapat dimanfaatkan untuk dasar pertimbangan tatkala mengajar :

 Tatkala guru mengajar hendaknya menyadari bahwa banyak siswa remaja yang
belum dapat mencapai tahap berpikir operasional formal secara sempurna.

 Kondisi pembelajaran diciptakan dengan nuansa eksplorasi dan penemuan sehingga


siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat belajarnya sesuai
dengan kemampuan intelektualnya.

 Metode pembelajaran yang digunakan lebih mengarah pada konstruktivisme yaitu


siswa lebih banyak dihadapka pada problem solving yang lebih menekankan pada
persoalan-persoalan aktual yang dekat dengan kehidupan mereka dan menyusun
hipotesis tentang mencari solusinya.

 Setiap akhir pembelajaran dalam satu pokok bahasan, siswa diminta untuk membuat
peta pikiran (mind maping).

5. Perkembangan Bahasa

A. Pengertian

Perkembangan bahasa dalam psikolinguistik diartikan sebagai proses untuk


memperoleh bahasa, menyusun tata bahasa dari ucapan-ucapan, memilih ukuran
penilaian tatabahasa yang paling tepat dan paling sederhana dari bahasa tersebut
(Tarigan, 1986:243). Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi
yang digunakan oleh seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang
lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa
diperlukan. Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan
bahasa seorang (bayi-anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan
diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan
seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai
dengan tingkat perilaku sosial.

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada


dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti
halnya belajar hal yang lain, “meniru” dan “mengulang” hasil yang telah didapatkan
merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara, “mmm mmm”, ibunya

6
tersenyum, mengulang menirukan dengan memperjelas dan memberi arti suara itu
menjadi “maem maem”. Bayi belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi yang
didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) disekeliliingnya membetulkan dan
memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7
Thn, disaat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya
kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan,
tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat, mampu menguasai alat
komunkasi disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan
dipahami orang lain.

B. Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa

Aspek perkembangan bahasa di anak terlihat di usia 4 tahun ke atas. Karena


pada umur itu anak sudah mampu mengutarakan keinginanya, penyangkalan,
masukan, secara terang-terangan. Aspek yang bisa diamati pada perkembangan
bahasa anak diantaranya:

1) Kosa kata

Anak punya keahlian menghafal perkataan baru setelah mempelajari dari


lingkunganya dengan cepat. Sejalan berkembangnya dari hasil hubungan anak dengan
lingkunganya maka semakin besar, banyak, pesat kosa katanya.

2) Sintaksis

Anak mempelajari tatanan bahasa dengan orang dilingkungan sekitarnya.


Walaupun belum sesuai dengan benar penggunaan kalimat dalam bahasa, namun
karena seringnya mendengar dan meniru orang dewasa di sekitarnya anak bisa
mencontoh penggunaan tata bahasa secara lisan dengan baik. Sintaksis sendiri
meliputi bagaimana kata-kata dikombinasikan sehingga membentuk frasa-frasa dan
kalimat-kalimat yang dapat dimengerti.

3) Semantik

Semantik merupakan anak mampu mengungkapkan tujuan atas keinginanya


dengan perkataan yang menunjukan keberatan dikarenakan memiliki perkataan yang
sesuai.

4) Fonem

Fonem merupakan anak mampu membunyikan huruf vokal tidak hanya


mengeja dari abjad tetapi sudah bisa mngucapkan sebuah kata dan mengerti arti dari
kata yang diucapkan seperti K.A.K.E.K menjadi kakek.

5) Fonologi

7
Fonologi lebih kepada keahlian seseorang bisa menangkap juga membentuk
bunyi percakapan seperti kalau seseorang mendengar bahasa yang bukan berasal dari
daerahnya maka akan kesulitan menangkap bahasa apa yang dibicarakan dan ketika
berbicara tidak ada jeda padahal itu hal yang wajar bagi mereka yang sudah sehari-
hari menggunakanya.

6) Morfologi

Morfologi yaitu tata kelola bahasa yang dipakai dalam membentuk kalimat,
agar sistematis dan juga mudah dicerna oleh khalayak ramai, karena identik dengan
proses dan penggunaannya.

C. Teori-teori Perkembangan Bahasa Anak

1) Teori Nativis

Teori nativis mempunyai pemikiran adanya kaitan antara faktor keturunan


dengan perkembangan bahasa anak. Karena keahlian bahasa sifatnya bawaan. Seperti
kalau orang tuanya berdarah Jerman maka anaknya akan berbahasa Jerman, kalau
orang tuanya hidup di jawa maka akan berbahasa Jawa.

2) Teori Behaviorostik

Teori nativis mempunyai pemikiran adanya kaitan antara bahasa dengan


eksternal 165 kebiasaan dari hasil dari lingkungan dan buatan dari orang dewasa.
Seperti kalau orang tuanya berdarah jerman kemudian hidup di Indonesia maka nanti
anaknya akan berbahasa Indonesia.

3) Teori Perkembangan Kognitif

Teori kognitif sendiri mempunyai pemikiran adanya kaitan antara bahasa


dengan hasil pengalaman juga intelektual. Dimana lebih pada proses berasumsi dan
intelek. Seperti kalau orang tuanya berdarah jerman kemudian hidup di Indonesia
maka nanti anaknya akan berbahasa Indonesia akan tetapi bisa juga meningkatkan
bahasanya dengan menambah bahasa Jerman.

D. Tipe Perkembangan Bahasa Anak

Tipe Perkembangan bahasa anak ada 2 yaitu:

1. Egocentric Speech, dimana untuk berbicara sendiri seperti ketika merenung dan
berpikir.

2. Socialized Speech, dimana digunakan untuk berbicara dengan orang lain dalam
berinteraksi untuk mengembangkan kemampuan sosialisasinya.

8
E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.

Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Umur anak

Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya,


bertambahnya pengalaman, dan meningkatnya kebutuhan. Bahasa seseorang akan
berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik
ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara,
kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja
perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai
tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak
akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.

2) Kondisi lingkungan.

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil cukup besar
dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan
dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai,
pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan. Pada dasarnya
bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan
pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan
kelompok sosial lainnya.

3) Kecerdasan anak.

Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda,


memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat
berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat,
kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud
suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan
seseorang anak.

4) Status sosial ekonomi keluarga.

Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan


situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus
sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan
tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga

9
terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh
terhadap perkembangan bahasa.

5) Kondisi fisik.

Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak
sempurna akan mengganggu perkembangan dalam berbahasa. Ada dua konsepsi
tradisional tentang belajar bahasa kedua yang relevan dengan pembahasan ciri-ciri
siswa. Bahasa anak-anak adalah bahasa kedua yang lebih baik dari pada orang
dewasa.

6) Kedwibahasaan (bilingualism).

Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa yang lebih
dari satu bahasa akan lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya
ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa
menggunakan bahasa secara bervariasi.

7) Jumlah anak atau anggota keluarga.

Suatu keluarga yang memiliki banyak anak atau banyak anggota keluarga,
perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komuikasi yang bervariasi
dibandingkan dengan keluarga yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada
anggota keluarga lain selain keluarga inti

F. Implikasi dalam Pembelajaran

Upaya yang dapat dilakukakn untuk mengembangkan kemmapuan berbahasa,


diantarany adalah

1) Mengupayakan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya


bagi perkembangan bahasa secara optimal.

2) Pengenalan sejak dini terhadap lingkungan yang memiliki variasi kemampuan


bahasa pada anak sangat diperlukan untuk memacu perkembangan bahasanya

3)  Mengembangkan strategi untuk mempermudah penguasaan bahasa, antara lain:


cara untuk memudahkan mengingat, meniru, mengalami langsung, bermain.

10
PENUTUP

Simpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai karekteristik tentag perkembangan kognitif dan
Bahasa pada anak dan implikasinya dalam Pendidikan dapat disimpulan bahwa Bahasa
memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat. Bahasa merupakan alat komunikasi
bagi manusia tanpa Bahasa seseorang tidak dapat menyampaikan sesuatu kepada orang lain
dimana prosesnya pun banyak dan cara beragam macam serta faktor yang berpengaruh pun
dari beragam hal agar kemampuan berbahasa dapat berkembang secara optimal, sejak dini
anak perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang memiliki kemampuan berbahasa yang
variatif. Situasi yang menunjang perkembangan bahasa perlu diciptakan dan dikembangkan
oleh para guru disekolah. Sedangkan perkembangan kognitif pada anak sendiri untuk
membuat anak berpikir lebih secara kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan
pemecahan masalah yang termasuk dalam psikologis yang berkaitan dengan bagaiman
individu mempelajari dan memikirkan hal yang ada di sekitar lingkungannya.
Saran
Sebagai pengajar mamupun Pendidikan atau bahkan pribadi kita masing-masing juga
harus belajar memahami tentang perkembanagna kognitif dan bahasa karena pada hakikatnya
hal ini merupakan pengetahuan yang sangat berguna untuk diri kita sendiri dan lebih
memahami karakter dan sifat proses perkembangan seorang anak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2016). PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE AL-HUSNA DALAM


PEMBELAJARAN AL-QURAN (Studi Kasus Kelas 2 SD Muhammadiyah Program
Khusus Andong, Boyolali Tahun 2016) . http://eprints.ums.ac.id/49534/2/BAB
%20I.pdf. Diakses pada 28 Maret 2021 pukul 16.15 WIB
Anonim. (2017). Makalah Perkembangan Kognitif Peserta Didik.
http://vaniojankjank.blogspot.com/2015/01/perkembangan-kognitif.html. Diakses
pada 28 Maret 2021 pukul 15.18 WIB
Anonim. (2018). Psikologi Pendidikan: Perkembangan Kognitif dan Bahasa.
https://www.universitaspsikologi.com/2018/06/psikologi-pendidikan-perkembangan-
kognitif-dan-bahasa.html. Diakses pada 28 Maret 2021 pukul 14.35 WIB

11
Khoiriyati, S. (2019). Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Bahasa Anak.
https://www.researchgate.net/publication/331191601_Peran_Lingkungan_Terhadap_
Perkembangan_Bahasa_Anak. Diakses pada 28 Maret 2021 pukul 17.00 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai