Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

Disusun sebagai tugas mata kuliah

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
MAY DANA IZATI,M.Pd

Oleh:

Khilda Nur Fauziah 2186201001

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH SAMPIT

TAHUN 2022

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami bisa menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan yang berjudul “Aspek-Aspek
Perkembangan ” pada waktu yang tepat.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pengampu pada mata kuliah Psikologi Pendidikan.Secara garis besar, makalah ini berisi tentang
hal yang berhubungan dengan aspek-aspek perkembangan yang dapat bermanfaat untuk pembaca
dan juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih bu May Dana Izati, M.Pd., selaku dosen pengampu mata
kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami pelajari.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sampit, 13 Maret 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………………………………0

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang makalah………………………………………………………………..3


B. Rumusan masalah………………………………………………………………………3
C. Tujuan Pembahasan ……………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kognitif dan Bahasa…………………………………………………...4


B. Perkembangan Sosio-Emosional……………………………………………………….9
C. Perkembangan Moral……………....…………………………………………………..11
D. Aspek Perkembangan Diri……………………………………………………………..12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………....14
B. Saran …………………………………………………………………………………..14

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………..15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Didalam kehidupan setiap orang akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.Setiap
orang memiliki proses perkembangannya masing-masing.Dimana proses perkembangan antara
individu yang satu dengan individu yang lain

Didalam proses perkembangan terdapat beberapa aspek dan kita harus mengetahui agar kita
dapat mengetahui apa saja yang termasuk dalam aspek perkembangan.Oleh karena itu,saya ingin
membahas mengenai aspek-aspek perkembagan

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Perkembangan Kognitif dan Bahasa?
2. Bagaimana Perkembangan Sosio-Emosional?
3. Bagaimana Perkembangan Moral?
4. Apa saja Aspek Perkembangan Diri?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui perkembangan Kognitif dan Bahasa
2. Untuk mengetahui perkembangan sosio-emosional
3. Untuk mengetahui perkembangan moral
4. Untuk mengetahui aspek prkemabnagan diri

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA


1. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan
pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan (Desmita, 2009)

Dalam Dictionary of Psychology karya Drever, dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang
mencakup segenap mode pemahaman, yaitu persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan
penalaran” (Kuper & Kuper, 2000). Pengertian ini pun hampir senada dengan pengertian pada Dictionary
of Psychology karya Chaplin (2002), dijelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup
semua bentuk pengenalan, termasuk didalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan,
menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai. Secara tradisional, kognisi ini
dipertentangkan dengan konasi (kemauan) dan dengan afeksi (perasaan).”

Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan
lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget meyakini bahwa pengalaman-pengalaman fisik
dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa
interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis (Nur, 1998),
dalam posting (Anwar Holil, 2008).

Proses Perkembangan Kognitif


Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative proses
perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh
Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar psikologi pemprosesan informasi.

1.Teori Perkembangan Kognitif Piaget.


Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai dia dewasa.
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan
sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif, yaitu tahap

4
aensori-motorik (dari lahir sampai 2 tahun), tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap
konkret-operasional (usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke
atas), dalam buku karangan Desmita(2009:101) dan (Anwar Holil,2008).

a.Tahap Sensori-Motorik (usia 0 sampai 2 tahun)


Desmita (2009:101) Dikatakan bahwa bayi bergerak dari tindakan reflex instinktif pada saat
lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia
melalui pengkoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik. Dalam
postingnya, (Arya, 2010) ”Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan kognitif selama
stadium sensori motorik ini, inteligensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik
sebagai reaksi simulasi sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan konkrit dan
bukan tindakan imaginer atau hanya dibayangan saja.” Pada proses ini Piaget menamakan proses
desentrasi, artinya anak dapat memandang dirinya sendiri dan lingkungan sebagai dua entitas
yang berbeda.

b.Tahap Pra-Operasional (usia 2 sampai 7 tahun)


Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari berbagai gambar.
Kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan
melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik (Desmita, 2009). Begitu juga dari
sumber posting (Joesafira,2010) pada tahapan pra-operasional menurut piaget ada beberapa cirri
antara lain :

1)Berpikir pra-operasional masih sangat egosentris. Anak belum mampu (secara perseptual,
emosional-motivational, dan konsepsual) untuk mengambil perspektif orang lain.

2)Cara berpikir pra-operasional sangat memusat (centralized). Bila anak dikonfrontasi dengan
situasi yang multi-dimensional, maka ia akan memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi
saja dan mengabaikan dimensi-dimensi yang lain dan akhirnya juga mengabaikan hubungannya
antara dimensi-dimensi ini.

5
3)Berpikir pra-operasional adalah tidak dapat dibalik (irreversable). Anak belum mampu untuk
meniadakan suatu tindakan dengan memikirkan tindakan tersebut dalam arah yang sebaliknya.

4)Berpikir pra-operasional adalah terarah statis.

5)Berpikir pra-operasional adalah transductive (pemikiran yang meloncat-loncat). Tidak dapat


melakukan pekerjaan secara berurutan.

6)Berpikir pra-operasional adalah imaginatif, yaitu menempatkan suatu objek tidak berdasarkan
realitas tetapi hanya yang ada dalam pikirannya saja.

c.Tahap Konkret-operasional (usia 7 sampai 11 tahun)


Ditahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda (Desmita, 2009). Tetapi
dalam tahapan konkret-operasional masih mempunyai kekurangan yaitu, anak mampu untuk
melakukan aktivitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. Dengan kata lain, bila
anak dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkrit,
maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.

d.Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun sampai dewasa)


Ditahap ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih idealistik. Dalam
blog (Joesafira, 2010) tahap operasional formal mencakup dua hal, yaitu :

1)Sifat deduktif-hipotesis
Ketika anak mendapatkan masalah, maka mereka akan membentuk strategi-strategi penyelesaian
berdasarkan hepotesis permasalahan tersebut. Maka dari itulah berpikir operasional formal juga
disebut berpikir proporsional.

2) Berpikir operasional formal juga berfikir kombinatoris.

6
Berpikir operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku problem
solving yang betul-betul ilmiah. Dengan menggunakan hasil pengukuran tes inteligensi yang
mencakup General Information and Verbal Analogies, Jones dan Conrad ( Loree dalam Abin
Syamsuddin M, 2001 ) menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat
pesat sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun.

2.Teori Pemprosesan Informasi.


Desmita (2009:115) Perkembangan kognitif dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan
system pemprosesan informasi sebagai alternatif terhadap teori kognitif Piaget. Pada teori Piaget
perkembangan kognitif digambarkan dengan berbagai tahap tetapi, para pakar psikologi
pemprosesan informasi lebih menekankan pentingnya proses-proses kognitif atau menganalisis
perkembangan keterampilan kognitif, seperti perhatian, memori, metakofnisi dan strategi
kognitif.
Setidaknya ada tiga dasar asumsi umum teori pemprosesan informasi (Zigler & Stevenson,
1993) dalam buku Desmita(2009:116) yaitu :
a.Pikiran dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian informasi.
b.Individu-individu memproses informasi dari lingkungan.
c.Terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat kita pahami bahwa teori pemprosesan informasi
lebih menekankan bagaimana individu memproses informasi tentang dunia, bagaimana informasi
masuk ke dalam fikiran, bagaimana penyimpanan dan penyebaran informasi dan bagaimana
pengambilan kembali informasi untuk melaksanakan aktivitas yang kompleks. Sehingga inti dari
pendekatan pemprosesan informasi ini adalah proses memori dan proses berfikir.
Dalam buku (Desmita, 2009), Robert Siegler (1998) mendiskripsikan tiga karakteristik
utama dari pendekatan pemprosesan informasi, yaitu proses berfikir, mekanisme pengubah, dan
modifikasi diri. Seperti uraian diatas, kita ketahui para ahli teori pemrosesan informasi menolak
pendapat Piaget tentang tahap-tahap perkembangan kognitif. Mereka percaya bahwa proses
kognitif berkembang secara gradual dan cendrung tetap. Berikut ini akan dikemukakan
kecendrungan perkembangan beberapa kemampuan kognitif anak, seperti persepsi, atensi, dan
memori.

7
2. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengerrtian ini,
tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam
bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian baik lisan, isyarat, tulisan
dan sebagainya.

Bahasa merupakan faktor pembeda manusia dengan hewan, bahasa sangat erat kaitannya dengan
perkembangan berpikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan
bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik
kesimpulan.

Dalam berbahasa anak dituntut untuk menguasai empat tugas pokok yang satu dengan yang
lainnya saling berkaitan. Keempat tugas poko itu ialah pemahaman, pengembangan
perbendaharaan kata, penyusunan kata-kata menjadi kalimat, dan ucapan.

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

 Kesehatan

Untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal, maka perlu diperhatikan kondisi
kesehatan anak. Upaya yang dapat dilakukan ialah memberikan ASI, makanan bergizi,
memelihara kebersihan tubuh dan lain sebagainya.

 Intelegensi

Anak yang perkembangan bahasanya cepat pada umumnya mempunyai intelegensi normal atas
diatas normal.

 Status sosial ekonomi keluarga

Anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya
dibandingkan dengan anak dari keluarga mampu. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan
kecerdasan atau kesempatan belajar.
8
 Jenis kelamin

Mulai usia dua tahun, anak perempuan menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak
pria.

 Hubungan keluarga

Hubungan ini sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan
keluarga, terutama dengan orang tua yang mengajar, melatih, dan memberikan contoh berbahasa
kepada anak.

B. PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL
1. PERKEMBANGAN SOSIAL

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan, saling komunikasi dan bekerja sama.

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan dan bimbingan orang tua
terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma
kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana
menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orang tua ini
disebut dengan sosialisasi.

Sosialisasi dari orang tua ini sangatlah penting bagi anak, karena dia masih terlalu muda dan
belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan.
Melalui pergaulan atau hubungan sosial dengan yang lainnya, anak mulai mengembangkan
bentuk-bentuk tingkah laku sosial itu adalah sebagai berikut:

 Pembangkangan (negativisme)

Yaitu bentuk tingkah laku yang menentang atau melawan. Ini terjadi karena penerapan disiplin
dari orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak.

 Agresi (agression)

9
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik maupun kata-kata. Agresi ini merupakan ungkapan
frustasi yang dialaminya. Contoh perilaku agresi antara lain memukul, mencubit, menendang,
menggigit, marah-marah, dan mencaci maki.

 Berselisih/bertengkar (quarreling)

Yaitu seorang anak merasa terganggu atau tersinggung oleh sikap dan perilaku anak lain.

 Menggoda (teasing)

Yaitu serangan mental yang terhadap orang lain dalam bentuk cemoohan atau ejakan sehingga
menimbulkan reaksi marah pada orang yang diserangnya.

 Persaingan (rivarly)

Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain.

 Kerja sama (cooperation)

Yaitu sikap mau bekerja sama dengan kelompok.

 Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior)

Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, contoh perbuatan ini seperti meminta,
menyuruh, dan mengancam.

 Mementingkan diri sendiri (selfishness)

Sikap egosentris dalam memenuhi keinginannya.

 Simpati (sympaty)

Yaitu sikap omosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain,
mau mendekati atau bekerjasama dengannya.

2. PERKEMBANGAN EMOSIONAL

Emosi adalah suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul
sebelum/sesudah terjadinya perilaku.Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, dongkol, iri,

10
cemburu, senang, kasih sayang, simpati, dan sebagainya merupakan beberapa proses manifestasi
dari keadaan emosional dari seseorang.

Emosi didefinesikan sebagai berbagai perasaan yang kuat berupa perasaan benci, takut, marah,
cinta, senang, dan juga senang. Emosi merujuk pada suatu perasaan, atau pikiran-pikiran
khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecendrungan untuk bertindak.
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak dalam diri individu yang sifatnya
disadari. Emosi yang digambarkan pada kehidupan anak-anak biasanya diekspresikan pada saat
mereka bermain dan mengalami kekalahan sehingga anak menjadi kesal dan ekspresi berikutnya
jika anak tidak mampu mengontrol diri pada akhirnya ia akan meluapkan emosinya dengan
mendorong bahkan mengumpat. Dalam hal ini, yang perlu direfleksikan dari gambaran ekspresi
anak tersebut bahwa hakikatnya ekspresi emosi merupakan bentuk komunikasi anak dengan
lingkungannya.

Walau demikian gejala ekspresi emosi negatif sesaat dapat dialihkan kepada yang positif dengan
upaya memberikan bimbingan dan arahan baik secara pihak orang tua, guru ataupun lingkungan
yang berada disekitarnya

C. PERKEMBANGAN MORAL

Secara harfiah istilah moral berarti sama dengan istilah etika, tetapi dalam praktiknya istilah
moral jauh berbeda karena moral adalah semangat atau dorongan batin diri seseorang untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini
seseorang sebagai sesuatu yang baik atau buruk.

Ada enam prinsip moral sebagai berikut:

 Keindahan (beauty)
 Persamaan (equality)
 Kebaikan (goodness)
 Keadilan (justice)
 Kebebasan (liberty)
 Kebenaran (truth)

11
Perkembangan moral banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak memperoleh nilai moral
dari lingkungannya terutama dari orang tua. Faktor yang memengaruhi moral ialah sebagai
berikut:

 Konsisten dalam mendidik anak

Orang tua harus memiliki sikap yang sama dalam melarang dan membolehkan tingkah laku
tertentu kepada anak.

 Sikap orang tua dalam keluarga

Proses peniruan tingkah laku orang tua yang diterapkan dalam keluarga.

 Penghayatan dan pengalaman yang dianut

Orang tua sebagai panutan bagi anak dalam mengamalkan ajaran agama.

 Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma

Orang tua yang tidak menghendaki perilaku tidak terpuji kepada anak, maka harus bisa
menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak terpuji tersebut.

Perkembangan moral anak bisa berlangsung dengan beberapa cara berikut:

 Pendidikan langsung

Yaitu penanaman tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru,
dan orang dewasa lainnya.

 Identifikasi

Yaitu meniru penampilan atau tingkah laku orang yang menjadi idolanya (seperti orang tua,
guru, kiai, artis, dan lain-lain)

 Proses coba-coba (trial and error)

Yaitu mengembangkan tingkah laku moral dengan coba-coba. Apabila menimbulkan pujian atau
penghargaan maka tingkah laku tersebut dilanjukan, dan begitu juga sebaliknya.

12
D. ASPEK PERKEMBANGAN DIRI

Tiga dimensi dari pengembangan diri yang dapat diamati dan diintervensi dalam proses
Pendidikan dan pembelajaran adalah:konsep diri,keyakinan diri,dan harga diri.

1. Konsep Diri

Konsep diri merujuk kepada kumpulan pengetahuan,gagasan,sikap,dan kepercayaan yang


dimiliki tentang diri sendiri,terbentuk dari interaksi dengan lingkungan,dan orang-orang di
lingkungan (Krause,2010).

Konsep diri dipengaruhi oleh feedback dan evaluasi dari orang-orang yang penting menurut
individu,misalnya guru teman,dan orang tua.Konsep diri atau bagaimana individu memandang
dirinya positif atau negative selain dipengaruhi oleh factor internal seperti pengalaman
keberhasilan,juga banyak dipengaruhi oleh sikap dan perlakuan orang lain,terutama guru dan
orang tua terhadapnya.Bila orang tua memandang dirinya adalah orang yang
berarti,menyenangkan,berguna maka sang anak akan meamandang dirinya sebagaimana orang
tuanya memandang dirinya,begitupun sebaliknya.

Konsep diri dibagi menjadi konsep diri umum,konsep diri fisik,social,atau konsep diri
akademik.

2. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian bersifat evaluasi atau afektif (berkaitan dengan
mood,perasaan,atau sikap) mengenai area kehidupan tersebut (”Saya merasa senang ketika
menulis cerita”).

Beberapa peneliti yang menggunakan istilah self esteem mengusulkan self esteem sebagai
harga diri dan opini tentang diri sendiri yang levelnya lebih general.Self esteem seorang anak
juga dipengaruhi oleh pengalaman keberhasilannya,dan pengahargaan orang lain khusunya orang
tua dan guru.Anak yang memiliki harga diri yang tinggi akan lebih mudah mencapai
keberhasilannya dikemudian hari.

3. Keyakinan Diri

13
Dimensi yang ketiga berkaitan dengan seberapa yakinnya diri seorang individu mengenai
kemampuan mereka untuk dalam melakukan suatu pekerjaan

Menurut Bandura(1997),ada empat factor yang membentuk self efficacy:

1. Pengalaman pencapaian yang aktif


2. Pengalaman yang dilakukan orang lain
3. Persuasi verbal
4. Kondisi afektif dan psikologi seseorang

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan
pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan (Desmita, 2009)

Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengerrtian ini,
tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam
bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian baik lisan, isyarat, tulisan
dan sebagainya.

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan, saling komunikasi dan bekerja sama

Emosi adalah suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul
sebelum/sesudah terjadinya perilaku.[4] Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, dongkol, iri,

14
cemburu, senang, kasih sayang, simpati, dan sebagainya merupakan beberapa proses manifestasi
dari keadaan emosional dari seseorang.

Tiga dimensi dari pengembangan diri yang dapat diamati dan diintervensi dalam proses
Pendidikan dan pembelajaran adalah:konsep diri,keyakinan diri,dan harga diri

B. SARAN

Saya sebagai penulis meyakini bahwa makalah ini masih jauh sari kata sempurna.Maka dari itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar lebih baik dalam pembuatan
makalah

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: CV Pustaka
Setia.
Nurihsan Juntika Ahmad dan Agustin Mubiar. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja
Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung: PT Refika Aditama.2013

Susanto Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta:
Prenada Media Group.2012

Yusuf LN Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. 2000

15

Anda mungkin juga menyukai