Oleh :
Nama NIM
i
2021
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN....…………………………………………
A. LATAR BELAKANG...……………………………………..…1
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………...1
C. TUJUAN.....................…………………………………………..1
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah maupun dalam
lingkungan keluarga.Sehingga kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta didik
dalam pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dalam perkembangan peserta didik. Kita ketahui bahwa peserta didik
merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga
perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu Taksonomi Bloom?
b. Apa yang dimaksud perkembangan kognitif ?
c. Apa itu struktur kognitif ?
d. Apa saja proses kognitif ?
e. Apa tahapan – tahapan perkembangan siswa kelas rendah dan kelas tinggi ?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui apa itu Taksonomi Bloom
b. Untuk mengetahui tentang perkembangan kognitif
c. Untuk mengetahui struktur kognitif
d. Untuk mengetahui proses kognitif
e. Untuk mengetahui tahapan perkembangan siswa kelas rendah dan kelas tinggi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi, taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu tassein dan
nomos. Tassein artinya mengklasifikasi dan nomos artinya aturan. Taksonomi secara
etimologi berarti klasifikasi atas suatu prinsip dasar maupun aturan.
Sementara itu bloom diambil dari nama seorang peneliti yaitu Benjamin Samuel
Bloom. Ia meneliti pengembangan kemampuan berpikir dalam sebuah proses belajar.
Taksonomi bloom itu sendiri bisa diartikan sebagai sebuah struktur hierarki yang
mengidentifikasi keterampilan dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi.
Taksonomi Bloom pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 oleh seorang psikolog
pendidikan yaitu Benjamin Bloom.
Ada 3 bagian penting dalam konsep pembelajaran ini. Bloom telah membagi tujuan
pendidikan ke dalam 3 ranah yaitu sebagai berikut.
1. KOGNITIF
Ranah ini disebut juga sebagai cognitive domain. Ranah ini berfokus pada perilaku
yang menekankan intelektual seseorang. Pada intinya ranah ini berfokus pada
kemampuan berpikir dan kecerdasan otak seseorang. Contoh yang termasuk ke dalam
ranah kognitif ini adalah keterampilan dalam berpikir, pengetahuan, serta pengertian.
2. AFEKTIF
Ranah ini disebut juga dengan nama affective domain. Ranah ini berfokus pada
perilaku yang lebih menekankan sisi emosi dan perasaan dari seseorang. Sebagai
contoh bagian yang termasuk ke ranah ini adalah apresiasi, minat, sikap, serta cara diri
sendiri untuk beradaptasi.
2
3. PSIKOMOTORIK
Ranah berikutnya adalah psikomotorik atau psychomotoric domain. Ranah ini akan
berfokus pada perilaku yang mengarah ke aspek motorik. Sebagai contoh adalah tulisan
tangan, kemampuan berenang, berolahraga, dan lain sebagainya.1
B. Perkembangan Kognitif
Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek
perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya, sesuai buku karangan (Desmita, 2009).
Menurut Mayers (1996), “cognition refers to all the mental activities associated
with thinking, and remembering.” Pengertian yang hampir serupa dengan pengertian
yang diberikan oleh Margaret W. Matlin (1994), yaitu: “cognition, or mental activity,
involves the acquisition, storage, retrieval, and use of knowledge.”Perkembangan
kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan
lingkungan.Pengetahuan datang dari tindakan.
1
Muammar Ahmad,Artikel”Taksonomi bloom,Pengertian dan Klasifikasi”28 Mei 2020.
3
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis
(Nur, 1998), dalam posting (Anwar Holil, 2008}.2
C. Struktur Kognitif
Struktur kognitif dalam ideologi berfungsi sebagai segala pengetahuan yang
bisa dijadikan landasan untuk dapat memahami dan juga menafsirkan kejadian di
alam sekitarnya serta dunia dan juga memberi Orientasi dasar untuk membuka
wawasan yang bisa memberikan makna dan juga memperlihatkan tujuan di dalam
kehidupan .
D. Proses Kognitif
2
Desmita . 2009.Psikologi Perkembangan Peserta Didik . Bandung :PT Remaja Rosdakarya.
4
operasional formal (usia 11 tahun ke atas), dalam buku karangan
Desmita(2009:101) dan (Anwar Holil,2008).
5
adanya bahan yang konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan
masalah ini dengan baik.
Ditahap ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan
lebih idealistik. Dalam blog (Joesafira, 2010) tahap operasional formal
mencakup dua hal, yaitu :
1) Sifat deduktif-hipotesis
6
perkembangan keterampilan kognitif, seperti perhatian, memori,
metakofnisi dan strategi kognitif.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat kita pahami bahwa teori pemprosesan
informasi lebih menekankan bagaimana individu memproses informasi tentang dunia,
bagaimana informasi masuk ke dalam fikiran, bagaimana penyimpanan dan penyebaran
informasi dan bagaimana pengambilan kembali informasi untuk melaksanakan
aktivitas yang kompleks. Sehingga inti dari pendekatan pemprosesan informasi ini
adalah proses memori dan proses berfikir.
7
E. Tahap Perkembangan Siswa Kelas Rendah Dan Kelas Tinggi
1. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif setiap peserta didik akan menjadi tantangan bagi
pendidik dalam menentukan pendekatan pembelajaran, metode, media, dan jenis
evaluasi yang akan dipilih dan digunakan. Setiap tingkatan kognitif mulai Taman
Kanak-kanak berusia 5-6 tahun, Sekolah Dasar berusia 7-11 tahun, dan Sekolah
Menengah Pertama berusia 12-14 tahun, dan peserta didik Sekolah Menengah Atas
usia 15-17 tahun tentu akan berbeda-beda pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan.
2. Kemampuan/Pengetahuan Awal
Kemampuan awal (entry behavior) atau inteks peserta didik adalah pengetahuan
dan keterampilan dasar yang dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik sebelum
mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Pengetahuan dan keterampilan
awal ini akan menjadi pengantar untuk memahami pengetahuan yang lebih tinggi.
Contohnya, sebelum peserta didik mempelajari tentang objek kajian sosiologi maka
peserta didik harus terlebih dahulu memahami pengertian sosiologi.
8
Kemampuan awal peserta didik akan mempengaruhi hasil belajar yang akan
dicapai. Untuk itu seorang pendidik harus mengetahui kemampuan awal peserta
didiknya, sehingga dapat menentukan alur pembelajaran secara tepat sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Pengetahuan awal peserta didik bersifat individual,
artinya setiap individu memiliki pengetahuan awal yang berbeda-beda.
3. Gaya Belajar
Gaya belajar peserta didik menurut Masganti (2012: 49) dimaknai sebagai cara
yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan
memproses informasi tersebut. Selain itu, DePorter dan Hemacki dalam Masganti
(2012; 49) mendefinisikan gaya belajar sebagai kombinasi dari cara menyerap,
mengatur dan mengolah informasi.
Berdasarkan kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya belajar
merupakan cara yang digunakan peserta didik dalam mengatur, menerima, dan
memproses informasi atau materi yang diterima dari pendidik. Seorang pendidik
harus memahami gaya belajar peserta didik agar materi/informasi yang disampaikan
dapat di serap oleh peserta didik .
a. Motivasi
9
{motivasi interinsik} dan bisa muncul karena faktor dari luar dirinya sendiri
{motivasi ekstrinsik}. Motivasi akan mempengaruhi perilaku tertentu dalam
belajar .
a. Kualitas keterlibatannya
b. Perasaan dan keterlibatan efektif peserta didik
c. Upaya peserta didik untuk senantiasa memelihara atau menjaga motivasi yang di
miliki.
a) Perkembangan emosi
Perkembangan emosi peserta didik berkaitan dengan perasaan
senang,aman,semangat,bahkan sebaliknya peserta didik merasakan sedih , takut ,
dan sejenisnya . emosi akan mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam proses
pembelajaran . untuk itu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran perlu
menghadirkan suasana emosi yang senang atau gembira dan tidak memberi rasa
takut pada peserta didik .
b) Perkembangan social
Perkembangan social menurut Hurlock { 1998: 250 } adalah kemampuan anak
berinteraksi dengan lingkungannya , bagaimana anak tersebut memahami keadaan
lingkungan dan mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya sendiri
maupun orang lain.
10
c) Perkembangan moral dan spiritual
Perkembangan moral anak atau peserta didik dapat dibagi menjadi 3 tahap :
Ketiga tahap perkembangan moral tersebut akan di alami oleh peserta didik.
a. Perkembangan Motorik
Seorang pendidik harus memahami faktor perkembangan motoric sebagai salah satu
perkembangan individu. Menurut Hurlock, perkembangan motorik diartikan sebagai
perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,urat syaraf, dan otot
terkoordinasi. Perkembangan motorik dikelompokkkan menjadi motorik kasar dan
motorik halus .
Motorik kasar merupakan gerakan fisik atau tubuh yang menggunakan otot – otot
besar atau sebagian besar seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak
itu sendiri seperti menendang bola. Sementara motoric halus adalah gerakan yang
menggunakan otot halus , atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih bermain puzzle.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Taksonomi bloom itu sendiri bisa diartikan sebagai sebuah struktur hierarki
yang mengidentifikasi keterampilan dari tingkat paling rendah ke tingkat paling
tinggi. Taksonomi Bloom pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 oleh seorang
psikolog pendidikan yaitu Benjamin Bloom.
B. SARAN
Dengan kita mempelajari tentang perkembangan kognitif ini kita bisa mengetahui
bagaimana cara untuk memahami setiap anak baik dalam segi mental, emosi dan
perilaku anak .
12
DAFTAR PUSTAKA
13