Disusun Oleh
Arya Kader
DEPOK
2022
I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang membeikan ahmat dan
nikmatnya sehingga saya selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas modul ini
meskipun terlambat. Sholawatdan salam semoga selalu tercurah limpah kepada
nabi kita semua Nabi Muhammad SAW.
Modul ini saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah sekaligus
bertujuan untuk memeberikan pembelajaran umumnya kepada para pembaca dan
khususnya untuk diri saya pribadi. Modul yang berjudul “Permasalahan Remaja
dan Solusinya” yang saya susun ini semoga dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca terutama untuk diri saya pribadi
Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I Perkembangan Remaja.................................................................................1
1. Pengertian Perkembangan...............................................................................1
2. Teori-teori Perkembangan Remaja..................................................................2
a. Teori Psikoanalisis....................................................................................2
b. Teori Kognitif............................................................................................2
c. Teori Tingkah Laku dan Belajar Sosial.....................................................3
d. Teori Ekologi.............................................................................................3
3.Perkembangan Emosi Remaja...........................................................................3
a. Respons yang cepat tetapi ceroboh...........................................................4
b. Mendahulukan perasaan kemudian pikiran...............................................4
c. Memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik....................................4
d. Masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang.....................................4
e. Realitas yang ditentukan oleh keadaan.....................................................5
4. Masalah Penusukan........................................................................................5
a. Faktor Internal...........................................................................................6
b. Faktor Eksternal........................................................................................6
BAB II Solusi Masalah............................................................................................8
A. Memberikan Pendidikan Agama...................................................................8
B. Keteladanan Keluarga...................................................................................8
C. Peran sekolah................................................................................................9
D. Peran Lingkungan Sosial..............................................................................9
BAB II PENUTUP.................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
III
BAB I
Perkembangan Remaja
1. Pengertian Perkembangan
a. Prof. Dr. F.J. Monks, dkk mengartikan perkembangan sebagai suatu proses ke
arah yang lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan
juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu
organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
pematangan, dan belajar.
b. Desmita mendefinisikan perkembangan tidak terbatas pada pengertian
perubahan secara fisik, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian
perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah
yang dimiliki individu menuju tahap kematangan, melalui pertumbuhan dan
belajar (Desmita, 2005:4).
c. Menurut Harlimsyah perkembangan adalah segala perubahan yang terjadi
pada individu dilihat dari berbagai aspek antara lain aspek fisik (motorik),
emosi, kognitif, dan psikososial.
d. Menurut Zein perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko, fisik
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak
ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam masa waktu
tertentu menuju kedewasaan (digilib.unimus.ac.id).
1
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan merupakan suatu proses perubahan individu baik fisik,
psikis, dan kognitifnya menuju kedewasaan yang terjadi seumur hidup.
a. Teori Psikoanalisis
b. Teori Kognitif
2
pikiran sadar mereka. Dua teori kognitif yang penting adalah teori
perkembangan kognitif dari piaget dan teori pemrosesan informasi. Piaget
mengatakan bahwa remaja termotivasi untuk memahami dunia dan
menyesuaikan berpikirnya untuk mendapatkan informasi baru. Piaget
mengatakan bahwa kita melalui empat tahap perkembangan kognitif :
sensorimotorik, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional
formal. Teori pemrosesan informasi berkaitan dengan bagaimana individu
memproses informasi tentang dunianya, mengeni bagaiman informasi
masuk ke dalam pikiran remaja, bagaimana informasi disimpan dan
ditranformasi, dan bagaimana informasi dikeluarkan kembali untuk
memungkinkan berpikir dan pemecahan masalah.
d. Teori Ekologi
3
Emosi banyak berpengaruh pada fungsi-fungsi psikis seperti
pengamatan, tanggapan, pemikiran, dan kehendak. Individu akan
memberikan tanggapan positif terhadap suatu objek jika disertai emosi
yang positif, dan memberikan tanggapan negatif terhadap objek jika
disertai emosi yang negatif pula (Kemali, 2015:66).
Dikatakannya bahwa pikran yang emosional itu ternyata jauh lebih cepat
daripada pikiran yang rasional karena pikiran emosional sesungguhnya
langsung melompat bertindak tanpa mempertimbangkan apapun yang akan
dilakukannya. Karena kecepatannya itu sehingga sikap hati-hati dan proses
analitis dalam berpikir dikesampingkan begitu saja sehingga tidak jarang
sekali menjadi ceroboh.
Logika pikiran emosional yang disebut juga logika hati bersifat asosiatif.
Artinya memandang unsur-unsur yang melambangkan suatu realitas itu
sendiri. Oleh sebab itu, seringkali berbagai perumpamaan, pantun, kiasan,
gambaran, karya seni, novel, film, puisi, nyanyian, opera, dan teater secara
langsung ditujukan kepada pikiran emosional.
Dari sudut pandang ini, apabila sejumlah ciri suatu peristiwa tampak
serupa dengan kenangan masa lampau yang mengandung muatan emosi
4
maka pikiran emosional dan menaggapinya dengan memicu perasaan yang
berkaitan dengan peristiwa yang diingat. Pikiran emosional akan bereaksi
terhadap keadaan sekarang seolah keadaan itu adalah masa lampau.
4. Masalah Penusukan
5
Kasus penusukan yang disebutkan di atas merupakan salah satu bentuk
delikuensi situasional. Penusukan dilakukan sebagai salah satu bentuk
upaya meluapkan emosi yang tidak terkontrol.
a. Faktor Internal
i. Faktor Eksternal
1. Keluarga
6
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orang tua
diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan
di dalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja, ia akan
terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari
keluarganya (Kemali, 2015:169). Seperti halnya dalam kasus penusukan
ini, Andrian mengungkapkan bahwa ternyata ayahnya tengah menjadi
seorang buronan karena terlibat kasus pembunuhan. Artinya, telah terjadi
kesalahan dalam proses pendidikan oleh orang tua kepada anak.
2. Sekolah
3. Media
7
BAB II
Solusi Masalah
B. Keteladanan Keluarga
Setiap tingkah laku dan sikap yang ditunjukkan oleh remaja sebagian
besar dipengaruhi oleh keluarga. Pola asuh orang tua terhadap anaknya
sangat menentukan perangai anak. Dalam masalah ini, Adrian sebagai
remaja pelaku penusukan mengatakan bahwa ayahnya menjadi buronan
polisi karena terlibat kasus pembunuhan. Dari sini dapat kita cermati
bahwa adanya ketidak harmonisan di dalam keluarga tersebut. Kurangnya
perhatian, pengawasan, kasih sayang, serta keharmonisan dalam keluarga
dapat memicu perilaku negatif remaja. Hal yang harus disadari adalah
bahwa penstabil utama dari anak remaja bukanlah kewaspadaan atau
peraturan atau peringatan atau ancaman dari orang tua. Melainkan
kekaguman anak pada orang tua mereka, keinginan mereka untuk tumbuh
8
dewasa seperti orang tuanya. Untuk itu orang tua hendaknya memberikan
perhatian, pengawasan, kasih sayang, serta menunjukkan sikap-skap
positif yang dapat diteladani oleh remaja sehingga para remaja tidak
melakukan tindakan-tindakan negatif.
C. Peran sekolah
9
Lingkungan yang buruk dan cenderung memberikan hal-hal negatif akan
membuat remaja melakukan tindakan –tindakan negatif pula. Ini
dikarenakan remaja merupakan individu yang sedang mengalami proses
perkembangan menuju kedewasaan dan mencari jati diri sehingga sangat
mudah dipengaruhi. Kebanyakan remaja tidak bisa mengontrol diri dan
cenderung mengikuti hal-hal yang biasa dilakukan oleh lingkungan
sosialnya. Oleh sebab itu, remaja hendaknya dibesarkan dalam lingkungan
sosial yang baik sehingga akan tumbuh menjadi pribadi yang baik pula.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
peserta didik, dalam hal ini terutama pada perkembangan remaja. Untuk
itu diharapkan para pembaca untuk lebih mendalami dan mengkritisi teori-
teori perkembangan remaja dari referensi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bransford, John D. 2003. The Best Year: Emosi Anak di Masa Remaja. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dimasajila-5137-3-
bab2.pdf (diakses 17 Oktober 2015, pukul 10:46 WIB)
11