Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKEMBANGAN BIOLOGIS KOGNITIF PADA MASA REMAJA

Dosen Pengampu :Fitria Sarnita, M.Pd

OLEH
KELOMPOK II

SITI NURAENI 2017030005


HERAWATI 2017030016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) TAMAN SISWA BIMA
2019

i
KATA PENGANTAR
Bismillah

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, serta sholawat salam


tercurahkan untuk junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Kami bersyukur
karena telah dapat menyelesaikan makalah dengan judul “perkembangan biologis
kognitif pada masa remaja” ini sebagai tugas dari mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi orang
lain dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi kaum
pelajar, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang dapat memberikan
manfa’at kepada sesamanya. Apabila ada kesalahan dalam tulisan kami, kami
memohon maaf, karena segala kekurangan dan kesalahan adalah sebagian dari
sifat manusia, sedangkan segala kesempurnaan hanyalah milik Allah ‘azza wajalla
saja. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Bima, 20 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................... Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan .......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat Perkembangan Kognitif Remaja .................................................... 6
B. Karateristik Perkembangan Kognitif Remaja .............................................. 7
C. Macam-macam Perkembangan Kognitif Remaja ........................................ 9
D. Perbedaan Perkembangan Kognitif Remaja Laki-laki dan Perempuan ..... 11
E. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Kognitif Remaja ............ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja kata yang mengadung berbagai macam kesan. Beberapa
orang mengatakan remaja merupakan kelompok yangg biasa saja, tidak
berbeda dengan kelompok manusia yang lain. Sedangkan beberapa pihak
lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok orang orang yang serin
menyusahkan orang tua. Selain pendapat tersebut, terdapat juga yang
berpendapat bahwa remaja adalah pontesi yang harus dimangfaatkan
(Mappiare, 1982).
Remaja sebetulnya tidak memiliki tempat yang jelas. Mereka
sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat
diterima secarah penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa. Remaja
bberada diantara anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena itu remaja,
remaja sering kali dikenal dengan fase “mencari jatih diri” atau “fase
topang dan badai”. Akan tetapi, dalam fase remaja merupakan fase
perkembangan yang tengah berada pada masa anak potensial,, baik dilihat
dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik (Hartina,2008).
Perkembangan yang pesat dalam aspek intelektual dari cara
berpikir remaja memungkinkan unutk mengiterasikan dirinya dalam
masyarakat dewasa, tetapi juga merupakan arateristok yang paling
menonjol dari senuah periode perkembangan. Perkembangan intelektual
yang terus menerus, menyebapkan remaja mampu berpikir operasional
formal. Tahap tersebut memungkikan remaja mampu berpikir secarah
lebih abstark, menguji hipotetis, dan mempertimbsngkan apasaja peluang
yang ada padanya dari pada sekedar melihat apa adanya. Kemampuan
intelektual seperti ini yang membedakan masa remaja dari masa-masa
sebelumnya.
Perkembangan intelektual dan bakat khusus atau minat tersebut
merupakan bagian dari perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja.
Perkembangan kogntif ini mempengaruhi bagaimana cara berpikir,

4
menganalisis sebuah permasalahan, serta kesukaannyaterhadap suatu hal
tertentu.
B. Rumusan Masalah
A. Apa sajakah tahap-tahap perkembangan kognitif pada remaja ?
B. Apa sajakah macam-macam perkembangan kognitif pada remaja ?
C. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
remaja?
C. Tujuan
A. mengetahui tahap-tahap perkembangan kognitif pada remaja.
B. mengetahui macam-macam pertumbuhan kognitif pada remaja.
C. mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kognitif remaja.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Perkembangan Kognitif Remaja


Perkembangan kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran
adalah bagian dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman,
penalaran, pengetahuan, dan pengertian. Kognitif adalah suatu proses
berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif
berhubungna dengan tingkat kecerdasan (Inteligensi) yang menandai
seseorang dengan berbagai minat belajar ( Susanto, 2011 :42)`
Psikologis kognitif mencakup keseluruhan proses psikologi dari
sensasi ke presepsi, atau mengenalan pola, atensi, kesadaran, belajar,
memori, formasi konsep, berpikir, imajinasi, kecerdasan, bahasa, emosi,
dan bagaimana keseluruhan hal tersebut berubah sepanjang hidup (terkait
perkembangan manusia) dan berselingan dengan berbagai bidang perilaku
yang beragam (Solso, 2007.).
Perkembangan kognitif remaja menggambarkan bagaimana pikiran
remaja berkembang dan berfungsi untuk dapat berpikir. Perkembangan
kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan
kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (period of formal operation). Idealnya,
seorang remaja sudah punya pola pikir sendiri. Diantaranya bisa
digambarkan yaitu : mulai bisa berpikir logis tentang suatu gagasan yang
abstrak, mulai bisa membuat rencana, strategis, membuat keputusan,
memecahkan masalah, serta mulai memikirkan masa depan, munculnya
kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar menguji hipotetis atau
permasalahan, belajar introspeksi diri, wawasan berpikirnya semakin luas,
bisa meliputi Agama, keadilan, moralitas, jati diri atau identitas. Para
remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi juga akan
mengadaptasi informasi tersebut dengan pemikirannya sendiri (Santrock,
2003).

6
Ditinjau dari prespektif teori kognitif Piaget, maka pemikiran masa
remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal (Formal
operational thought) yaitu suatu tahap perkembangan kognitif yang
dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai
remaja mencapai masa tenang atau dewasa. Pada tahap ini anak sudah
dapat berpikir secara abstrak dan hipotetis. Pada masa ini, anak sudah
mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi. Selain itu
pada tahap ini remaja juga sudah mampu berpikir secara sistematik untuk
memecahkan permasalahan.

B. Karakteristik Perkembangan Kognitif Remaja


Karakteristik pemikiran remaja yaitu remaja dapat berpikir secara
abstrak, idealistis, dan logis karena ia termasuk dalam tahap berpikir
operasional.
Berpikir abstrak, yaitu remaja dapat memecahkan persamaan-
persamaan aljabar yang abstrak.
Berpikir idealistis, yaitu remaja sering berpikir tentang apa yang
mungkin, mereka berpikir tentang ciri ideal mereka sendiri, orang
lain, dan dunia.
Berpikir logis, yaitu remaja mulai berpikir seperti ilmuan yang
menyusun rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan
menguji secara sistematis pemecahan-pemecahan masalah.

Tahap perkembangan kognitif remaja secara garis besar dapat


ditinjau dari dua segi perubahan perkembangan-perkembangan kognitif,
diantaranya :
a. Pemikiran opeerasional formal
Pemikiran operasional formal (formal operational thought) yaitu
suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11
atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang
atau dewasa. Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara abstrak

7
atau hipotetis serta mampu memikirkan sesuatu yang akan terjadi
(sesuatu yang abstrak) (Samsunuwijayati, 2005).
Ditinjau dari prespektif teori kognitif Piaget bahwa pemikiran
operasional berlangsung pada usia 11 hingga 15 tahun. Beberapa
gagasan Piaget tentang pemikiran operasional formal ditantang (Byrnes,
1988; Danner, 1989; Lapsley, 1989; Overton dan Byrnes, 1991;
Ovreton dan Montangero, 1991), ternyata lebih banyak variasi
individual pada pemikiran opersional formal dari pada yang
dibayangkan oleh Piaget. Hanya kira-kira satu dari tiga remaja muda
adalah pemikir operasional formal (Santro, 2003).
Akan tetapi anak tahap operasional formal mulai mampu
memecahkan masalah dengan perencanaan kegiatan terlebih dahulu dan
berusaha mengantisipasi berbagai macam informasi yang akan
diperlukannya untuk memecahkan masalah tersebut. (Santro, 2012).
Menurut Samsunuwijayati (2005), Piaget membedakan gaya
pemikiran opersional formal dari gaya pemikiran operasional kongkrit
dalam tiga hal penting, yaitu :
1. Penekanan pada kemungkinan versus kenyataan;
2. Penggunaan nalar ilmiah, kwalitas ini terlihat ketika remaja
harus memecahkan beberapa masalah secara sistematis;
3. Kecakapan dalam mengkombinasikan ide-ide.

b. Perkembangan Pengambilan Keputusan


Remaja adalah masa dimana peningkatan pengambilan keputusan.
Dalam hal ini mereka mulai mengambil keputusan-keputusan tentang
masa depan, keputusan tentang memilih teman, keputusan tentang
apakah melanjut kuliah setelah tamat SMA dan sebagainya
(Samsunuwijayati, 2005).
Transisi dalam mengambil keputusan muncul kira-kira pada usia
11 hingga 12 tahun dan pada usia 15 hingga 16 tahun. Misalnya, dalam
suatu studi, murid-murid kelas 8, 10 dan 12 diberikan permasalah yang
meliputi pilihan atas suatu prosedur medis. Murid-murid yang paling

8
tua cenderung menyebutkan secara spontan sebagai resiko,
menyarankan konsultasi dengan ahli luar dan mengantisipasi akibat-
akibat masa depan (Santro, 2002).

C. Macam-macam Perkembangan Kognitif Remaja


Perkembangan kognitif pada remaja dibagi menjadi dua bagian
yang umum yaitu perkembangan intelektual dan perkembangan bakat
khusus atau minat. Perkembangan intelektual berkaitan dengan kecakapan
untuk berpikir, mengamati atau mengerti, atau memikirkan. Intelektual
biasanya dihubungkan dengan Intelligence Quatient (IQ). Sedangkan
perkembangan bakat khusus atau minat berhubungan dengan potensi atau
talenta.
a. Perkembangan Intelektual
Menurut kamus Webster New World Dictionary Of The American
Language, istilah intellect, berarti :
1. Kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan
untuk mengerti hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan,
2. Kecakapan mental yang besar, sangat intelligenc.
3. Pikiran atau intelegensi (Fatimah, 2010).
Gunarsa (1990) mengajukan beberapa rumusan mengenai
intelegensi yaitu sebagai berikut :
1. Intelegensi merupakan suatu kumpulan seseorang yang
memungkinkannya memperoleh ilmu pengetahuan dan
mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan
lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
2. Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil
dalam kelancaran tindakan.
3. Intelegensi meliputi pengalaman dalam kemampuan bertambahnya
pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan
mepergunakannya secara efektif.

9
4. William Stem mengemukakan bahwa intelegensi merupakan suatu
kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu
dengan penggunaan fungsi berpikir.
5. Binet berpendapat bahwa intelegensi merupakn kemampuan yang
diperoleh melalui keturunan, kemampuan yang diwarisi dan
dimiliki sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh
lingkungan. Dalam batas-batas tertentu, lingkungan turut berperan
dalam pembentukan intelegensi.
6. Wechler merumuskan intelegensi sebagai “keseluruhan
kemampuan individu dalam berpikir dan bertindak secara terarah
serta kempuan mengolah dan menguasai lingkungan secara
efektif.” (Singgih & dkk, 1990).

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan


bahwa intelegensi memiliki definisi yang sama dengan intelek yang
berarti kemampuan berpikir atau kemampuan dalam bertindak
terhadap suatu hal. Intelegensi pada masa remaja tidak mudah diukur
karena perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut tidak
mudah terlihat. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi
masalah yang majemuk terus bertambah. Pada awal masa remaja kira-
kira pada umur 12 tahun, anak berada pada masa operasional formal
atau berpikir abstrak, pada masa ini, ia telah berpikir dengan
mempertimbangkan hal yang mungkin disamping hal yang nyata. Pada
usia ini ia sudah berpikir hipotetik (Fatimah, 2010).

b. Perkembangan Bakat Khusus atau Minat


Terdapat perbedaan bakat antara individu dalam tingkat
kemampuan atau prestasi. Hal ini karena terdapat perbedaan bakat
yang dibawa sejak lahir dan hasil dari latihan atau pengalaman. Bakat
adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang perlu
dikembangkan melalui latihan. Jadi, bakat adalah kemampuan alamiah

10
untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat
umum atau khusus (talenta) (Fatimah, 2010).
Sedangkan minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari
suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa
takut atau kecenderunga-kecenderungan lain yang mengarahkan
individu kepada suatu pilihan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa
bakat dan minat berbeda tapi memiliki kesamaan dalam hal pilihannya
terhadap suatu hal tertentu (Mappiare, 1982).
Semua remaja sedikit banyak memiliki bakat dan minat-minat
khusus tertentu yang terdiri dari berbagai kategori meskipun terdapat
berbagai ragam minat, namun terdapat minat tertentu yang hampir
universal yaitu :
Minat sosial
Minat pendidikan
Minat religius (Agama)

D. Perbedaan Perkembangan Kognitif Remaja Laki-laki dan Perempuan


a. Perbedaan Kondisi Biologis
Setelah melewati penelitian bertahun-tahun para pakar
mengemukakan perbedaan fisik yang terlihat jelas antara otak laki-laki
dan perempuan. Perbedaan struktur seperti inilah yang kemudian
berpengaruh juga pada perilaku, perkembangan mental, dan proses
kognitif yang terjadi diantara keduanya.
Perbedaan dalam proses tugas perempuan.
Bagus dalam kempauan monotorik,
Tes komputasi
Multi taskin
Dapat mengingat kembali posisi objek dalam susunan tertentu
Mampu mengeja
Lancar dalam menggunakan bahasa
Lebih banyak menggunakan memori verbal
Mengapresiasikan kedalaman dan kecepatan presepsi

11
Perbedaan dalam proses tugas laki-laki.
Memiliki kemapuan dalm membuat target-target
Lebih banyak bekerja (lebih banyak hafal vocabolary)
Memiliki kemampuan fokus dan konsentrasi tinggi
Mathematic reasoning dan pemecahan masalah
Navigasi dengan kempampuan spasial geometric
Kemampuan verbal
Lebih banyak kerja-kerja spasial
b. Perbedaan Fungsional
1. Pendengaran (Hearing)
2. Penglihatan (Vision)
3. Peraba (Touch)
4. Aktivitas (Activity)
5. Penciuman dan perasa (Smell and Taste)
6. Penyelesaian masalah (Problem Slove)

E. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Kognitif Remaja


a. Pembawaan
Athur Jensen (Hetheringthone, 1999) mengklaim bahwa sebanyak
80% perbedaan IQ dipengaruhi oleh faktor pembawaan (keturunan), di
luar keturunan dan hanya faktor lingkungan sosia yang proposi yang
kecil. Sedangkan pendapat penelitian lain bahwa lingkungan-budaya
tidak memberikan pengasohan yang optimal terhadap perkembangan
intelegensi. Begitu juga dengan Stephen Ceci memperkirakan sifat
intelegensi yang diturunkan dari orang tua begitu besar. Dan Richard
Herrnstein & Charles Murray pada tahun 1994 menyatakan bahwa
intelegensi didasari oleh faktor genetik.
b. Faktor Lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir
ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang
berarti. Intelegensi tentunya tidak terlepas dari otak. Perkembangan
otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi

12
rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari
lingkungan juga memegang peranan yang sangat penting.
c. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah
matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan umur.
d. Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan
pembentukan segaja seperti yang dilakukan di Sekolah-sekolah dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitarnya).
e. Minat dan Pembawaan yang Khas
Minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-
dorongan (Motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar.
f. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-
metode tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia
memiliki kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih
masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini
berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam
perbuatan intelegensi.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hakikatnya perkembangan kognitif remaja mengamba
rkan bagaimana pikiran remaja berkembang dan berfungsi untuk dapat
berpikir. Perkembangan kognitif remaja, dalam pendapat jean piaget
merupakan periode terakhir dan tahap tertinggi dalam operasional formal
(period of formal operation). Idealnya, seorang remaja sudah punya pola
pikir sendiri. Diantaranya bisa digambarkan yaitu : mulai bisa berpikir
logis tentsng suatu gagasan abstark, mulai bisa membuat rencana, strategi,
membuat keputusan, memesahkan masalah, serta mulai memikirkan masa
depan, munculnya kemampuan nalar secarah ilmiah dan belajar menguji
hipotetis atau permasalahan, belajar intropeksi diri, wawasan beroikirnya
semakin luas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, jati diri atau
identitas. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tapi juga
akan mengadaptasi informasi tersebut dengan pemiriranya sendri.
Sementara itu, derdasarkan aspek perkembangan kognitifnya,
remaja laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam aspek
perbedaan kondisi biologis, perbedaan fungsional, dan kemampuan verbal.
Remaja laki-laki cenderung menggunakan otak kiri dalam proses
berpikinya sehingga laki-laki cenderung menggunakan logika dalam
menyelesaikan masalah. Berbeda denganpermpuan yang cenderung
menggunakan otak kanan dan kiri dalam proses berpikirnya sehingga
perempuan sering kali mengaitkan masalah dengan perasaan dan
perempuanjuga dapat mengerjakan pekerjaan multitasking lebih baik
disbanding laki-laki.
Berdasarkan pembahasan tentang factor kognitif yang mempengaru
hi perkembangan kognitif remaja, maka dapat diisimpulkan bahwa factor
yang mempengaruhi dapat berasal dari pembawaan (genetic), lingkungan,
kematangan, minat dan pembawaan yang khas.

14
B. SARAN
Kami sadar bahwa tugas mengenai makalah” perkembangan
biologis kognitif pada masa remaja “ yang telah kami buat ini masih jauh
dari sempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari
teman-teman dan Dosen pengajar demi kesempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2010. Piskologi perkembagan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Fatma,Enung. 2010. Piskologi perkembnangan. (Perkembangan Peserta
Didik). Bandung : CV .Pustaka Setia
Hartinah. Sitti. 2008 perkembangan Peserta Didik. Bandung :PT. Refika
Aditama.
Jahja, Yudrik.2011. Piskologi Perkembangan.Jakarta: Kencana

16

Anda mungkin juga menyukai