PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Matematika
yang diampu oleh :
Oleh:
Ali Hamsah 220007301005
Andi Mutia Amalia 220007301007
Andi Sriwahyuningsih 220007301008
Andi Winasasmita 220007301009
A. Latar Belakang
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah lingkungan keluarga,
maupun lingkungan masyarakat. Kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta didik
dalam pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dalam perkembangan peserta didik. Kita ketahui bahwa peserta didik merupakan
objek yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga perkembangan
kognitif sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam sekolah.
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti.
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada
waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006). Pengertian yang luasnya
cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser,
1976). Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang/anak itu
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi
dimana tingkah laku itu terjadi.
Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer
sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua
bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan
masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan,
memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini
juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan
rasa.
Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan
bagaimana anak beradaptasi dengan dan mengiterprestasikan obyek dan kejadian-
kejadian di sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri – ciri dan fungsi dari objek –
objek, seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek sosial seperti diri, orang
tua, teman. Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan objek-objek untuk
mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami
penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk
membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi walaupun
proses berfikir dan konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasikan oleh
pengalamannya dengan dunia sekitar dia, namun anak juga berperan aktif dalam
menginterprestasikan informasi yang ia peroleh dari pengalaman, serta dalam
mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia
punya (Hetherington & Parke, 1975).
B. Tahap-Tahap Perkembangan Peserta Didik
Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap
atau periode-periode yang terus bertambah kompleks. Piaget juga menyakini bahwa
pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi
hingga masa dewasa. Kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut bersumber dari
tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (melalui asimilasi dan
akomodasi) serta adanya pengorganisasian strukur berfikir. Tahap-tahap pemikiran ini
secara kualitatif berbeda pada setiap individu. Demikian juga, corak pemikiran seorang
anak pada satu tahap berbeda dari corak pemikirannya pada tahap lain. Tahap-tahap
perkembangan pemikiran ini dibedakan piaget atas 4 tahap, yaitu tahap pemikiran
sensoris-motorik , praoperasioanal, operasional kongkret, dan operasional formal. Akan
tetapi, piaget tidak menetapkan secara tegas batasan-batasan umur pada masing – masing
tahap. Batasan umur pada masing – masing tahap diberikan oleh Ginsburg dan Opper
( Mussen, et all, 1969 ). Berikut ini akan diuraikan tahap pemikiran masa bayi, yaitu
tahap sensoris – mororik.
Tahap sensoris – motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira – kira 2 tahun.
Selama tahap ini, perkembangan mental ditandai dengan kemajuan pesat dalam
kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui
gerakan – gerakan dan tindakan – tindakan fisik. Dalam hal ini, bayi yang baru lahir
bukan saja menerima secara pasif rangsangan – rangsangan terhadap alat – alat indranya,
melainkan juga aktif memberikan respons terhadap rangsangan tersebut, yakini melalui
gerak – gerak reflek.
Tidak kalah penting, pengajar juga harus mengetahui tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi peserta didik. Yang sangat sentral dalam faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif adalah gaya pengasuhan dan lingkungan. Biasanya gaya
pengasuhan lebih diterapkan pada anak-anak. Pada pengasuhan ini merupakan cikal-bakal
perkembangan kognitif tersebut, karena ketika anak diasuh secara tidak sesuai dengan
semestinya, ini akan berakibat pada perkembangan kognitif anak, bahkan pada
perkembangan mental anak tersebut. Lingkungan pun sangat berpengaruh pada
perkembangan kognitif, semakin buruk lingkungan maupun pergaulan seseorang maka
kemungkinan pengaruh lingkungan pada perkembangan kognitif anak semakin besar.
Meskipun banyak hal dan kendala dalam perkembangan kognitif anak, setidaknya
kita sebagai calon pengajar maupun sebagai orang tua harus memahami tentang
perkembangan kognitif agar cara pengajaran kita sesuai dengan kemampuan kognitif
masing-masing anak.
2. Saran
Diharapkan kepada peserta didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat ikut
berpartisipasi dalam memahami tentang masalah perkembangan kognitif.
Selalu belajar serius agar menjadi peserta didik yang nantinya dapat dengan mudah
memahami tentang masalah perkembangan kognitifnya.
Peran serta pemerintaah, masyarakat, pengajar, orang tua juga perlu untuk mengawasi
perkembangan kognitif setiap anak dan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Handaryani, Desy Pratiwi dan Ketut Pudjawan (2021). Model Pembelajaran Make a Match
Meningkatkan Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Lambang Bilangan. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Profesi Guru: Vol. 4, No.1.
Simanjuntak, Khairunnisa dan Rizky Sari Siregar (2022). Perkembangan Kognitif Peserta
Didik dan Implementasi dalam Kegiatan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Islam: Vol.1
No.1.