Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEORI BELAJAR KOGNITIF

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd.

Oleh:
Diana Safitri (1401418204)
Asrian (1401418232)
Rombel E

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi
Muhammad saw. Salah satu nikmatnya yang tidak ternilai harganya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah “Teori Belajar Kognitif” ini dengan baik. Makalah ini pun dibuat
guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Penulis pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan, baik dari segi isi penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena, itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut
akan penulis terima dengan senang hati.

Semarang, 01 Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………….2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………....4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teoori Kognitif………………………………………………..……6
2.2 Tokoh-tokokh dalam Teori Kognitif…………………………………..……....7
2.3 Prinsip-prinsip Teori Kognitif ………………………………………….....…….10
2.4 Kelebihan dan kekurangan Teori Kognitif…………………………….....……12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………………14
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan sumber daya manusia haruslah segera dibanggun di Indonesia.
Menciptakan manusia-manusia yang unggul harus diadakan sejak dini melalui pendidikan
formal mapun non formal. Dengan diberlakukannya pandidikan sejak usia dini
diharapkan akan mampu membentuk fondasi dasar sebelum memperoleh ilmu
pengetahuan umum, sehingga ilmu yang akan diperoleh nantinya akan dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa adanya pihak lain yang dirugikan.
Banyak Negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang
pelik. Negara sebagai lembaga yang menguayakan kecerdaskan kehidupan bangsa
merupakan tugas negara yang amat penting. Namun, di negara-negara berkembang adopsi
system pendidikan sering mengalami kesulitan untuk berkembang. Cara dan system
pendidikannya sering menjadi kritik dan kecaman. Adanya perubahan sistem pendidikan
setiap adanya perubahan mentri pendidikan juga turut mempengaruhi kualitas pendidikan
yang ada di Indonesia.
Pada makalah ini akan dikaji tentang pandangan kognitif dalam kegiatan
pembelajaran. Teori Kognitif lebih menekankan bahwa belajar lebih banyak ditentukan
karena adanya usaha dari setiap individu dalam upaya menggali ilmu pengetahuan
melalui dunia pendidikan. Penataan kondisi tersebut bukan sebagai penyebab terjadinnya
proses belajar bagi anak didik, tetapi melalui penggalian ilmu pengetahuan secara pribadi
ini diarahkan untuk memudahkan anak didik dalam proses belajar. Keaktifan siswa
menjadi unsur yang amat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas
mandiri merupakan salah satu faktor untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses
belajar dan pembelajaran. Para pendidik (Guru) dan para perancang pendidikan serta
pengembang program-program pembelajaran perlu menyadari akan pentingnya
pemahaman terhadap hakikat belajar dan pembelajaran. Teori belajar dan pembelajaran
seperti teori kognitif penting untuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan
konteks pembelajaran yang dihadapi.
Pada bagian ini dikaji tentang pandangan kognitif terhadap proses belajar dan aplikasi
teori kognitif dalam rangka meningkatkan prestasi anak didik. Masing-masing teori

4
pendidikan memilki kelemahan dan kelebihan. Pendidik/pengajar yang professional akan
dapat memilih teori mana yang tepat untuk tujuan tertentu, karakteristik materi pelajaran
tertentu, dengan ciri-ciri siswa yang dihadapi, dan dengan kondisi lingkungan serta sarana
dan prasarana yang tersedia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori kognitif?
2. Siapa saja tokoh – tokoh yang berperan dalam teori belajar Kognitif?
3. Apa saja prinsip-prinsip teori belajar Kognitif?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan teori belajar Kognitif?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Teori Kognitif.
2. Mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam Teori Belajar Kognitif.
3. Mengetahui prinsip-prinsip Teori Belajar Kognitif.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Teori Belajar Kognitif.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif


Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti.
Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan.
Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer
sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua
bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan
masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, membayangkan, memperkirakan, berpikir
dan keyakinan.
Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini
mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon, melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga
menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh
konteks situasi tersebut.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Pada
dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi
dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk
memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.Teori belajar kognitif lebih
menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran
manusia.Belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.Menurut para ahli jiwa
aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu
tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.

6
B. Tokoh-tokoh Teori Belajar Kognitif
1) Jean Piaget
a. Teori Belajar Kognitif menurut Jean Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetika,
yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis, yaitu perkembangan
system syaraf. Dalam teorinya, Piaget juga membahas tentang bagaimana anak
belajar. Dimana dasar dari belajar adalah aktivitas anak bila ia berinteraksi dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Jean Piaget meneliti dan menulis
subjek perkembangan kognitif ini dari tahun 1927 sampai 1980. Piaget
menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan
dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara
kualitatif. Individu /pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi
kemampuan belajar individu. Perkembangan kognitif adalah suatu perkembangan
system syaraf, dimana dengan bertambahnya umur maka susunan syaraf
seseorang akan semakin kompleks dan memungkinkan kemampuannya akan
semakin meningkat. Daya pikir atau mental anak yang berbeda usia akan berbeda
pula.
Tindakan (action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju
pada perkembangan struktur-struktur.
a) Isi, merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang
diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.
b) Fungsi, Adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan
intelektual. Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua
fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organisme
kemampuan untuk mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik
atau psikologis menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan.
Adaptasi, terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi
dan akomodasi.
Menurut Pieget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu
asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.
1. Asimilasi, adalah proses penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang
sudah ada dalam benak siswa. Itu berarti, asimilasi terjadi jika pengetahuan
baru yang diterima seseorang cocok dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki seseorang tersebut.

7
2. Akomodasi, adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi
baru. Jadi, akomodasi terjadi jika struktur kognitif yang telah dimiliki
seseorang harus direkonstruksi/di kode ulang disesuaikan dengan informasi
yang baru diterima.
3. Equilibrasi, adalah proses penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi. Maka, Equilibrasi ini dapat dimaknai sebagai sebuah
keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat
menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya.
Menurut Piaget aspek perkembangan kognitif meliputi empat tahap, yaitu:
 Sensory-motor (sensori-motor)
Selama perkembangan dalam periode ini berlangsung sejak anak lahir
sampai usia 2 tahun, intelegensi yang dimiliki anak tersebut masih berbentuk
primitif dalam arti masih didasarkan pada perilaku terbuka. Meskipun primitif
dan terkesan tidak penting, intelegensi sensori-motor sesungguhnya
merupakan intelegensi dasar yang amat berarti karena ia menjadi pondasi
untuk tipe-tipe intelegensi tertentu yang akan dimiliki anak tersebut kelak.
 Pre operational (praoperasional)
Perkembangan ini bermula pada saat anak berumur 2-7 tahun dan
telah memiliki penguasaan sempurna mengenai objek permanence, artinya
anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang
ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah
tak dilihat dan tak didengar lagi. Jadi, padangan terhadap eksistensi benda
tersebut berbeda dari pandangan pada periode sensori-motor, yakni tidak lagi
bergantung pada pengamatan belaka.
 Concrete operational (konkret-operasional)
Dalam periode konkret operasional ini belangsung hingga usia menjelang
remaja, kemudian anak mulai memperoleh tamnbahan kemampuan yang
disebut sistem of operations (satuan langkah berfikir). Kemampuan ini
berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan
peristiwa tertentu dalam sistem pemikirannya sendiri.
 Formal operational (formal-operasional)

8
Dalam perkembngan formal operasional, anak yang sudah menjelang atau
sudah menginjak masa remaja, yakni usia 11-15 tahun, akan dapat mengatasi
masalah keterbatasan pemikiran
2) David Ausubel
Menurut Ausubel dalam buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa “belajar
haruslah bermakna, materi yang dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer dan
berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya”(2008:72). Hal ini berari
bahwa pembelajaran bermakna merupakan suatu proses yang dikaitkan dengan
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
peserta didik. Dimana Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau
fakta-fakta saja, tetapi merupakan kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep
untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Jadi guru harus menjadi perancang
pembelajaran dan pengembang program pembelajaran dengan berusaha mengetahui
dan menggali konsep-konsep yang dimiliki peserta didik dan membantu memadukan
secara harmonis dengan pengetahuan baru yang dipelajari.
Langkah-langkah pembelajaran bermakna menurut Ausebel, dalam merancang
pembelajaran antara lain:
a. menentukan tujuan pembelajaran;
b. melakukan identifikasi peserta didik;
c. memilih materi pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik dan mengaturnya
dalam bentuk konsep inti;
d. menentukan topik peserta didik dalam bentuk advance organizers;
e. mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik;
f. mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks;
g. melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
3) Jerome Burner
Jerome Bruner dilahirkan pada tahun 1915. Jerome Bruner, seorang ahli psikologi
yang terkenal telah banyak menyumbang dalam penulisan teori pembelajaran, proses
pengajaran dan falsafah pendidikan. Salah satu model intruksional kognitif yang
sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner yang dikenal dengan nama
belajar penemuan.. Dasar dari teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan
bahwa anak harus berperan aktif saat belajar di kelas. Konsepnya adalah belajar
dengan menemukan (Discovery Learning). Bruner menganggap bahwa belajar

9
penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan
sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari
pemecahan masalah serta pengetahuan yang benar-benar bermakna. Bruner
menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan
konsep dan prisnsip-prinsip agar memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen
yang mengiinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.
Dalam teori belajarnya Jerome S Bruner berpendapat bahwa kegiatan belaja
r akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri
suatu aturan (termasuk konsep, teori, definisi dan sebagainya) melalui contoh-contoh
yang menggambarkan aturan yang menjadi sumbernya. Sebagai contoh, kanak-kanak
membentuk konsep dengan mengasingkan benda-benda sesuai dengan ciri-cirinya.
Selain itu, pengajaran didasarkan kepada memberi rangsangan kepada murid terhadap
konsep itu dengan pengetahuan mereka. Misalnya,kanak-kanak membentuk konsep
segiempat dengan mengenal segiempat mempunyai 4 sisi dan memasukkan semua
bentuk bersisi empat kedalam kategori segiempat,dan memasukkan bentuk-bentuk
bersisi tiga kedalam kategori segitiga.
Bruner berpendapat bahwa dalam proses belajar dapat dibedakan menjadi 3
tahap, yaitu :
a. Tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah
keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara informasi yang
diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan beridiri sendiri ada pula yang
berfungsi menambah, memperluas dan memperdalam pengetauan yang
sebelumnya.
b. Tahap transformasi, siswa menganalisa berbagai informasi yang dipelajari
dan mengubah atau mentransformasikannya ke dalam bentuk-bentuk informasi
yang lebih abstrak atau konseptual, agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih
luas.
c. Tahap evaluasi, dalam tahap evaluasi ini, siswa menilai sejauh mana informasi
yang telah ditransformasikan dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau
memecahkan masalah yang dihadapi.

C. Prinsip-prinsip Teori Belajar Kognitif


Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan memfokuskan pada perubahan
proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami dunia.

10
teori belajar kognitif yang digunakan untuk menjelaskan tugas-tugas yang sederhana
seperti mengingat nomor telepon dan kompleks seperti pemecahan masalah yang tidak
jelas.
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar:
a. Pembelajar aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman.
b. Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah mereka
ketahui.
c. Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.
d. Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.

1) Apakah Siswa Aktif


Teori belajar kognitif didasarkan pada keyakinan bahwa peserta didik aktif dalam
upaya untuk memahami bagaimana dunia bekerja, kepercayaan ini konsisten dengan
Piaget dan Vygotsky tentang pemandangan pengembangan pelajar. Pembelajar
melakukan lebih dari sekedar menanggapi. Mereka mencari informasi yang
membantu mereka dari jawaban pertanyaan, mereka memodifikasi pemahaman
mereka berdasarkan pengetahuan baru, dan perubahan sikap mereka dalam
menanggapi peningkatan pemahaman.
2) Siswa Memahami Tergantung Pada Apa Yang Dia Tahu
Dalam usaha mereka untuk memahami bagaimana di dunia bekerja, peserta didik
menafsirkan pengalaman baru berdasarkan apa yang mereka sudah tahu dan percaya.
Sebagai contoh, sering anak-anak tetap percaya bahwa bumi ini datar bahkan setelah
guru menjelaskan bahwa itu adalah sebuah bola. Beberapa anak kemudian
menggambar permukaan datar seperti di dalam atau di atas bola. Mereka beralasan
bahwa orang tidak dapat berjalan di atas bola, dan ide dari permukaan yang datar tadi
anak-anak mengetahui dan memahami ide untuk membantu mereka menjelaskan
bagaimana orang dapat berdiri atau berjalan di permukaan bumi. Contoh ini juga
membantu kita melihat mengapa menjelaskan sering tidak efektif untuk mengubah
pemahaman peserta didik.
3) Membangun Pembelajar Memahami dari Rekaman
Pelajar tidak berperilaku seperti tape recorder, merekam dalam ingatan mereka
dalam bentuk di mana itu disajikan segalanya, guru mengatakan kepada mereka atau
apa yang mereka baca. Sebaliknya, mereka menggunakan apa yang telah mereka
ketahui untuk membangun pemahaman tentang apa yang mereka dengar atau

11
membaca yang masuk akal bagi mereka. Dalam upaya mereka untuk membuat
informasi baru dimengerti, mereka secara dramatis dapat memodifikasi itu, begitu
pula anak-anak yang membayangkan serabi pada bola. Kebanyakan peneliti sekarang
menerima gagasan bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri.
4) Definisi Pembelajaran
Dari perspektif kognitif, belajar adalah perubahan dalam struktur mantal
seseorang yang atas kapasitas untuk menunjukkan perilaku yang berbeda. Perhatikan
kalimat "menciptakan kapasitas. Dari perspektif kognitif, belajar dapat terjadi tanpa
ada perubahan langsung dalam perilaku, bukti perubahan dalam struktur mental dapat
terjadi dalam beberapa waktu kemudian. "struktur mental" bahwa perubahan termasuk
skema, keyakinan, tujuan, harapan dan komponen lainnya. Dalam pelajaran david,
karena randy misalnya sadar walaupun tentang kebutuhannya untuk membuat catatan,
dan Tanta, Rendy dan Juan membentuk hubungan, dalam pikiran mereka,
menghubungkan informasi dari grafik, transparansi, dan demonstrasi.
Baik teori behaviorisme atau kognitif sosial dapat menjelaskan upaya siswa-
siswa. Bagaimana informasi "di kepala pelajar itu" diperoleh, dan bagaimana
disimpan? Kita menjawab pertanyaan-pertanyaan pada bagian berikutnya kita
mengamati pengolahan informasi, salah satu yang pertama dan paling diteliti secara
deskripsi tentang bagaimana orang mengingat.

D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Behavioristik


a. Kelebihan
Dalam teknik pembelajaran yang merujuk ke teori belajar kognitif terdapat beberapa
kelebihan di antaranya :
1. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
2. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
3. Dapat meningkatkan motivasi.
4. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
5. Dapat membantu guru untuk mengenal siswasecara individu sehingga dapat
mengembangkan kemampuan siswa.
6. Dapat mempelajari materi pembelajaran yang rumit untuk memecahkan dan untuk
menciptakan kreasi atau ide baru
b. Kekurangan

12
1. Teori ini dianggap dekat dengan psikologi belajar daripada teori belajar, sehingga
dalam proses belajar menjadi tidak mudah.
2. Teori ini dianggap sulit dipraktekkan secara murni karena seringkali merasa
bingung. untukmemahami unsur-unsur kognitif menjadi bagian-bagian yang jelas.
3. Teori ini tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
4. Teori ini sulit dipraktekkan khususnya ditingkat lanjut.
5. Beberapa dari teori ini sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.

Adapun kritik terhadap teori kognitif adalah:


a. Teori kognitif lebih dekat kepada psikologi daripada kepada teori belajar,
sehingga aplikasinya dalam proses belajar mengajar tidaklah mudah.
b. Sukar dipraktekkan secara murni sebab seringkali kita sulit melihat “struktur
kognitif” yang ada pada setiap siswa.
Aplikasi teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran, guru harus
memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses
berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan
benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi
dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana kekompleks, guru
menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan individual
siswa untuk mencapai keberhasilan siswa. Dari penjelasan diatas jelas bahwa
implikasinya dalam pembelajaran adalah seorang pendidik, guru harus dapat
memahami bagaimana cara belajar siswa yang baik, sebab mereka para siswa
tidak akan dapat memahamibila mereka tidak mampu mencerna dari apa yang
mereka dengar ataupun mereka tangkap. Secara umum teori kognitif lebih
mengarah pada bagaimana memahami struktur kognitif siswa, dan ini tidaklah
mudah, dengan memahami struktur kognitif siswa, maka dengan tepat pelajaran
disesuaikan sejauh mana kemampuan siswanya. Selain itu, juga model
penyusunan materi pelajaran hendaknya disusun berdasarkan pola dan logika
tertentu agar lebih mudah dipahami. Penyusunan materi pelajaran di buat bertahap
mulai dari yang paling sederhana ke kompleks. Hendaknya dalam proses
pembelajaran sebisa mungkin tidak hanya terfokus pada hafalan, tetapi juga
memahami apa yang sedang dipelajari, dengan demikian jauh akan lebih baik dari
sekedar menghafal.
.
13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang
bersinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah, tapi melalui
proses yang mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh. Ibarat sesesorang yang
memainkan musik, tidak hanya memahami not-not balok pada partitur sebagai informasi
yang saling lepas dan berdiri sendiri, tapi sebagai suatu kesatuan yang secara utuh masuk
ke dalam pikiran dan perasaannya. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar
merupakan suatu proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia atau gagasan
manusia bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi
secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang kompleks dan
mementingkan proses belajar.
B. Saran
Kami menyadari bawasannya, penyusun dari hasil revisi makalah ini hanyalah
manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya
milik Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga dalam penulisan dan penyusunannya revisi dari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kami sebagai pemakalah
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetapi satu harapan kami, kiranya dengan adanya
makalah ini, bisa menambah wawasan para pembaca tentang Aliran Teori Belajar
Kognitif.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://simba-corp.blogspot.com/2018/11/makalah-teori-belajar-kognitif.html

https://www.academia.edu/8237398/Makalah_Teori_Belajar_Kognitif?auto=download

Al, Rasyidin & Nasution Wahyudin. 2011. Teori Belajar dan pembelajaran. Perdana
Publishing: Medan.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :Ar –
Ruzz Media.

15

Anda mungkin juga menyukai