Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK SERTA

PROBLEMATIKNYA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Yang di ampu oleh Bapak Drs. Djoko Budi Santoso

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Hanif Sardiyoko Nur Hidayat (220412609473)


Maya Nur Aulia Maharani (220412606417)
Mutiara Tri Agustin (220412605517)
Nabila Citra Aprilia (220412600339)
Nova Merisania Zamil (220412609739)
Wildan Solichul Mahdi (2203311605947)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah lingkungan
keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Kemampuan kognitif sangat diperlukan
peserta didik dalam pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan salah satu
aspek yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik. Kita ketahui bahwa
peserta didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses
pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan
peserta didik dalam sekolah.
Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga
kependidikan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi edukatif dan
pengembangan kognitif peserta didik, perlu memiliki pemahaman yang sangat
mendalam tentang perkembangan kognitif pada anak didiknya.
Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif anak karena
perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga. Namun,
sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami tentang perkembangan
kognitif anak, karakteristik perkembangan kognitif, dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah perkembangan kognitif anak.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya perkembangan kognitif bagi peserta
didik, diperlukan penjelasan perkembangan kognitif lebih detail baik pengertian
maupun tahap-tahap karakteristik perkembangan kognitif peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan kognitif?
2. Bagaimana proses perkembangan kognitif peserta didik?
3. Apa saja karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan tahap-tahapnya?
4. Masalah apa yang berkaitan dengan perkembangan kognitif peserta didik dan
bagaimana solusinya?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perkembangan kognitif peserta didik.
2. Mengetahui proses perkembangan kognitif peserta didik.
3. Mengetahui karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan tahap-
tahapnya.
4. Mengetahui masalah seputar karakteristik perkembangan kognitif peserta didik
dan solusinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Kognitif


Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan
kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana,
pada buku karangan (Desmita, 2009) dijelaskan kemampuan kognitif dapat
dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan
berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan peserta didik
menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu melanjutkan
fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan.
Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu
aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan (Desmita, 2009).
Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif
seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi
perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan
secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi
pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif
dilingkungan sekolah.
Kemudian, pandangan perkembangan kognitif menurut Vygotsky berbeda
dengan piaget. Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu
konteks sosial dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky
juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja,
tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas
yang belum pernah dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya
dengan baik, misalnya di masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan dan dapat dipahami
bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan,
atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2009).

B. Tahap Perkembangan Kognitif


Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative
proses perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang
dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar
psikologi pemprosesan informasi.
1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi
sampai dia dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai
dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat
tingkat perkembangan kognitif, yaitu tahap sensori-motorik (dari lahir sampai 2
tahun), tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional
(usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas),
dalam buku karangan Desmita(2009:101) dan (Anwar Holil,2008).
a. Tahap Sensori-Motorik (usia 0-2 tahun)
Desmita (2009:101) Dikatakan bahwa bayi bergerak dari tindakan reflex
instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun
suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-
pengalaman sensor dengan tindakan fisik.
b. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari
berbagai gambar. Kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik
(Desmita, 2009).
c. Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11 tahun)
Ditahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa
yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang
berbeda (Desmita, 2009). Tetapi dalam tahapan konkret-operasional masih
mempunyai kekurangan yaitu, anak mampu untuk melakukan aktivitas logis
tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. Dengan kata lain, bila anak
dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang
konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.
d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa)
Ditahap ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih
idealistik.

C. Karakteristik Perkembangan Kognitif


Karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Masa kanak-kanak awal
a) Pengertian perkembangan kognitif masa kanak-kanak awal
Jean Piaget menanamkan masa kanak-kanak awal. Dari sekitar usia 2
sampai 7 tahun, sebagai tahap praoperasional, karena anak-anak belum siap untuk
terlibat dalam operasi atau manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis.
Karakteristik perkembangan dalam tahap kedua adalah perluasan penggunaan
pemikiran simbolis, atau kemampuan representional, yang pertama kali muncul
pada akhir tahap sensorimotor. Menurut Montessori (Hurlock, 1978) anak usia 3-6
tahun adalah anak yang sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu
suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan
sehingga tidak terhambat perkembangannya. Anak taman kanak-kanak adalah anak
yang sedang berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu
yang sedang berada dalam proses perkembangan. Proses pendidikan bagi anak usia
4-6 tahun secara formal dapat ditempuh di taman kanak-kanak.
b) Kemampuan yang mampu dikuasai anak
Pada tahap ini kemampuan anak berada pada tahap praoperasional.
Dikatakan praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahami. Fase
praoperasional dapat dibagi ke dalam tiga subfase, yaitu subfase fungsi simbolis,
subfase berpikir secara egosentris dan subfase berpikir secara intuitif. Fase ini
rnemberikan andil yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Pada fase
praoperasional, anak tidak berpikir secara operasional yaitu suatu proses berpikir
yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu aktivitas yang memungkinkan
anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukannya sebelumnya. Fase
ini merupakan fase permulaan bagi anak untuk membangun kemampuannya dalam
menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada fase ini belum stabil
dan tidak terorganisasi secara baik.
2. Masa Kanak-kanak Akhir
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut
pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas
mental yang difokuskan pada objek – objek peristiwa nyata atau konkrit. Masa ini
berlangsung pada masa kanak-kanak akhir. Dalam upaya memahami alam
sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang
tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam keadaan normal, pada
periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode
sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada
periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional
dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada
pada stadium belajar.
Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut
dengan operasi – operasi, yaitu:
a. Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami
hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau
keadaan yang lain.
b. Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan
sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c. Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda
yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui
suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada
tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat
berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
3. Masa Remaja
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini,
idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat
atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang
sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak
lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu
serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu
mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan
menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan
operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan
lingkungan sekitar mereka.
Perkembangan kognitif remaja mencapai tahap operasional formal yang
memungkinkan remaja berpikir secara abstrak dan komplek, sehingga remaja
mampu mengambil keputusan untuk dirinya. Selama masa remaja, kemampuan
untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Masa
remaja adalah awal dari tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat
dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan atau deduksi.
Tahap ini terjadi di semua orang tanpa memandang pendidikan dan pengalaman
mereka. Namun, bukti riset tidak mendukung hipotesis itu yang menunjukkan
bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi
dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.
Unsur yang terpenting dalam mengembangkan pemikiran seseorang adalah
latihan dan pengalaman. Latihan berpikir, merumuskan masalah dan
memecahkannya, serta mengambil kesimpulan akan membantu seseorang untuk
mengembangkan pemikirannya ataupun intelegensinya. Piaget membedakan dua
macam pengalaman, yaitu:
1. Pengalaman fisis: terdiri dari tindakan atau aksi seseorang terhadap objek yang
di hadapi untuk mengabstraksi sifat-sifatnya.
2. Pengalaman matematis-logis: terdiri dari tindakan terhadap objek untuk
mempelajari akibat tindakan-tindakan terhadap objek itu.

D. Guru dalam Memfasilitasi Perkembangan Kognitif


1. Masa kanak-kanak awal
Permasalahan membaca pada masa ini masih dengan cara dieja,
pemahamannya hanya satu kata dan terkadang anak sulit diajak belajar membaca.
Solusi: Membaca diikuti kata-kata bergambar agar menari anak untuk membaca.
2. Masa kanak-kanak akhir
Permasalahan membaca dan pemahaman di SD saat ini umumnya
menggunakan sistem klasikal yang menempatkan kecepatan memahami isi bacaan
berdasarkan kecepatan rata-rata memahami isi buku atau siswa merasa bahwa
pembelajaran membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru terlalu cepat.
Solusi: Guru mengefektifkan pembelajaran membaca interpretatif dengan
mengelompokkan siswa menjadi 8 kelompok dengan memahami isi bacaan &
sharing.
3. Masa Remaja
Permasalahan membaca pemahaman di masa SMP/SMA lebih ke kurang
memahami isi bacaan.
Solusi: Seharusnya dengan membaca pemahaman secara serius.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan
yang cukup penting bagi pengajar maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada
anak merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan
melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya.
Dalam memahami perkembangan kognitif, kita harus mengetahui proses
perkembangan kognitif tersebut. Selain itu karakteristik perkembangan kognitif
peserta didik juga harus dapat dipahami semua pihak. Dengan pemahaman pada
karakteristik perkembangan peserta didik, pengajar dan orang tua dapat mengetahui
sebatas apa perkembangan yang dimiliki anak didiknya sesuai dengan usia mereka
masing-masing, sehingga pengajar dan orang tua dapat menerapkan ilmu yang
sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing anak didik.
Meskipun banyak hal dan kendala dalam perkembangan kognitif anak,
setidaknya kita sebagai calon pengajar maupun sebagai orang tua harus memahami
tentang perkembangan kognitif dan tahap-tahap karakteristik perkembangan
kognitif agar kita mampu mengetahui perkembangan kemampuan kognitif masing-
masing anak.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik).
Bandung:CV Pustaka Setia.
Holil, A. 2008. Teori perkembangan kognitif Piaget. (online).
(http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-perkembangan-kognitif-
piaget.html, diakses 2 November 2010).
Arya. 2010. Perkembangan kognitif pada anak. (online).
(http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/03/31/perkembangan-kognitif-
pada-anak/, diakses 2 November 2010).
Joesafira. 2010. Perkembangan kognitif pada anak. (online).
(http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/perkembangan-kognitif-pada-
anak.html, diakses 2 November 2010).
Wiriana, 2008. Perkembangan kognitif pada anak. (online).
(http://www.doctoc.com/docs/20992333/perkembangankognitif-padaanak,
diakses 4 November 2010).

Anda mungkin juga menyukai