Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis kegiatan Pengembangan Kemampuan


Kognitif melalui Metode Pemberian Tugas
Waktu Pelaksanaan :
Tempat penelitian : TK NU MASYITHOH KAJEN (Kec. Talang Kab.
Tegal))
Link Video : https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Artinya pola
perkembangan motorik anak, intelegensi, sosial emosional serta bahasa anak
berkembang sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak usia dini merupakan masa usia emas, dimana seluruh aspek
perkembangannya berkembang pesat pada usia ini. Tugas pendidik dan orang
tua adalah mengoptimalkan tumbuh kembang di semua aspek
perkembangannya yang meliputi bahasa, kognitif, fisik motorik, nilai agama
dan moral serta sosial emosional.
Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu
melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya sehingga
dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut, anak akan dapat
melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan
kodratnya.
Pendidikan merupakan salah satu wadah pembinaan untuk memberikan
rangsangan pada anak dengan tujuan mengembangkan seluruh potensi anak
agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang cerdas dan bermanfaat bagi
bangsa. Salah satu jalur pendidikan tersebut adalah Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD). PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur formal maupun non
formal. Hal ini berdasarkan Undang-undanf Sikdiknas NO 20 Tahun 2003
pasal 28 ayat (3) disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudlatul Athfal
(RA), atau bentuk lain sederajat. Sedangkan jalur non formal adalah KB dan
TPA.
Pendidikan terkait dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan
diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi
manusia yang memiliki identitas sebagai manusia yang berbeda dengan
makhluk lainnya. Oleh karenaitu, pendidikan memiliki peran yang sangat
sentral dalam “membentuk” manusia seperti apa yang akan dihasilkan melalui
pendidikan. (Ali Nugraha dkk, 2021: 2.3)
Taman Kanak-kanak NU Masyithoh Kajen merupakan salah satu lembaga
pendidikan anak usia dini yang melayani kelompok usia 5-6 tahun. Lembaga
ini turut pula mengutamakan perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini
agar dapat berkembang secara optimal. Berbagai pengembangan telah
dilakukan oleh lembaga pendidikan anak usia dini khususnya di TK NU
Masyithoh ini, salah satunya yaitu pengembangan kognitif anak. Kegiatan
tersebut dilakukan untuk melatih anak berpikir kreatif serta mampu
memecahkan masalah sehari-hari dan juga sebagai kesiapan anak dalam
melanjutkan jenjang pendidikan dasar.
Seperti lembaga PAUD lainnya, TK Negeri Pembina Cawas
mengembangkan beberapa aspek pengembangan dalam pembelajarannya,
yaitu aspek bahasa, kognitif, sosial emosional, mototrik, seni dan moral
agama. Dalam kegiatan pembelajaran pada anak di TK Negeri Pembina
Cawas, peneliti melakukan pengamatan terhadap pengembangan kognitif
melalui metode eksperimen. Peneliti tertarik untuk mengamati kegiatan
tersebut karena pengembangan kognitif sangat penting bagi perkembangan
anak usia dini dan juga dapat berpengaruh pada aspek perkembangan yang
lain.
Perkembangan kognitif merupakan tahap-tahap perkembangan kognitif
manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa, mulai dari proses berpikir
secara konkrit atau melibatkan konsep-konsep konkrit sampai dengan yang
lebih tinggi yaitu konsep-konsep yang abstrak dan logis. Proses kognitif
meliputi ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan persoalan. Untuk
mengembangkan kemampuan kognitif kepada anak usia dini dapat dilakukan
dengan berbagai cara dan berbagai media.
Sehubungan dengan adanya analilis pengembangan kegiatan pembelajaran
peneliti tertarik mengamati video pembelajaran di TK NU MASYITHOH
KAJEN link youtube. https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo. Dalam kegiatan
pembelajaran pada anak di TK NU Masyithoh Kajen, Peneliti melakukan
pengamatan terhadap pengembangan kognitif melalui kegiatan berhitung
dengan metode pemberian tugas. Peneliti tertarik untuk mengamati kegiatan
tersebut karena perkembangan kognitif pada anak sangatlah penting untuk
dikembangkan agar anak mampu berpikir secara logis dan sistematis .
Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh TK NU Masyithoh
melatar belakangi dalam penelitian dan analisis dengan judul “ Analisis
Pengembangan Kemampuan Kognitif melalui kegiatan berhitung dengan
metode pemberian Tugas”

Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya


menjadi Tenaga Pendidik PAUD professional yaitu mampu mengembangkan
program PAUD serta membuat inovasi-inovasi baru. Salah satu mata kuliah
yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis kegiatan pengembangan anak
usia dini, mata kuliah ini akan membimbing mahasiswa dalam berfikir kritis
dalam menemukan fenomena-fenomena yang unik dalam bidang
penembangan pendidikan anak usia dini serta mencari data yang dapat
menjelaskan temuannya tersebut, kemudian mengelolanya, menyimpulkan,
dan melakukan analisis kritis terhadap kesimpulannya tersebut. Dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah tersebut penulis melakukan penelitian analisis
kegiatan di TK NU MASYITHOH KAJEN pada link youtube.
https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo yang bertujuan untuk mengumpulkan data
mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu untuk diteliti lebih
lanjut kemudian dianalisis secara kritis.
B. FOKUS PENELITIAN
Setelah diadakan observasi video pada kegiatan pembelajaran di TK NU
MASYITHOH KAJEN link youtube. https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo maka
peneliti terfokus pada kegiatan pengembangan kemampuan kognitif melalui
kegiatan berhitung dengan metode pemebrian tugas.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengumpulkan data mengenai :
a) Mengetahui kemampuan motorik kasar anak di TK NU
MASYITHOH KAJEN melalui kegiatan berhitung gambar
b) Mengetahui hasil pembelajaran tentang perkembangan kognitif
dengan metode pemberian tugas
c) Untuk menganalisis kegiatan pembelajaran tersebut, sesuai dengan
apa yang kita pelajari pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan Anak Usia Dini
2. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan motorik halus tentang metode
pemebrian tugas dalam mengembangkan kemampuan kognitif
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Pendidik : Sebagai masukan dalam kegiatan pengembangan kognitif
2. Orang tua : Dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki anaknya
3. Sekolah : Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara
optimal dalam memilih kegiatan peembelajaran khusunya dalam
mengembangkan kemampuan kognitif.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia
yang berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai akhir
hayat. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang
dialami oleh seorang individu menuju kedewasaan dan kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik yang
menyangkut aspek fisik maupun psikis (Yusuf, 2001) dalam Masitoh ,
dkk , 2017 : 2.3).
Kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian
atau peristiwa (Sujiono, dkk, 2019:1.3). Sedangkan Woolfork dalam buku
yang sama juga mengemukakan bahwa kognitif merupakan satu atau
beberapa kemampuan memperoleh dan menggunakan kemampuan dalam
rangka memecahkan masalah dan beradapatsi dengan lingkungan.
Dari keterangan para ahli diatas, maka dapar saya simpulkan
bahwa perkembangan kognitif adalah bertambahnya kemampauan daya
pikir ( kognitif ) seseorang dalam memecahkan masalah menuju
kematangan dan kedewasaan agar mampu beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Yang mana Kemampuan kognitif mempunyai peranan penting
bagi keberhasilan anak dalam belajar karena sebagian besar aktivitas
dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berpikir.
Kemampuan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga
dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut anak dapat
melangsungkan hidupnya.

B. TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF


Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan
perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget. Piaget membagi
perkembangan kognitif ke dalam empat fase, yaitu tahap sensorimotor,
tahap pra-operasional, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal
(Sujiono, Yuliana Nuraini, dkk., 2019: 3.6-3.12), dengan penjelasan
sebagai berikut:
a. Tahap Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Bayi memperoleh pengetahuan tentang dunia dari tindakan-
tindakan fisik yang mereka lakukan. Bayi mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensorik dengan tindakan-tindakan fisik.
Seorang bayi berkembang dari tindakan refleksi, instingtif pada saat
kelahiran hingga berkembangnya pemikiran simbolik awal pada akhir
tahap ini.
Pada usia ini penting memperhatikan perubahan, atau langkah-
langkah dalam kualitas fungsi kognitif. Pendekatan tahapan
sensorimotor memberikan perhatian tentang bagaimana pikiran
menstruktur aktivitas bayi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
b. Tahap Pra-Operasional (Usia 2-7 tahun)
Tahap ini merupakan rasa permulaan bagi anak untuk membangun
kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara
berpikir anak pada fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara
baik. Tahap praoperasional dapat dibagi ke dalam tiga subfase, yaitu
subfase fungsi simbolis, subfase berpikir secara egosentris dan subfase
berpikir secara intuitif. Subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2 - 4
tahun.
Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk
menggambarkan suatu objek yang secara fisik tidak hadir.
Kemampuan ini membuat anak dapat rnenggunakan balok-balok kecil
untuk membangun rumah-rumahan, menyusun puzzle, dan kegiatan
lainnya. Pada masa ini, anak sudah dapat menggambar manusia secara
sederhana. Subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4
tahun. Berpikir secara egosentris ditandai oleh ketidak mampuan anak
untuk memahami perspektif atau cara berpikir orang lain. Benar atau
tidak benar, bagi anak pada fase ini, ditentukan oleh cara pandangnya
sendiri yang disebut dengan istilah egosentris.
c. Tahap Operasi Konkret (usia 7-12 tahun)
Pada fase operasi konkret, kemampuan anak untuk berpikir secara
logis sudah berkembang, dengan syarat, obyek yang menjadi sumber
berpikir logis tersebut hadir secara konkret. Kemampuan berpikir
ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat,
memahami dan mampu memecahkan masalah
d. Tahap Operasi Formal (12 tahun sampai usia dewasa) . Tahap operasi
formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara
berpikir abstrak. Kemampuan berpikir abstrak dapat dilihat dari
kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan
terjadi, dan melakukan proses berpikir ilmiah, yaitu mengemukakan
hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan kebenaran
hipotesis

C. TUJUAN PERKEMBANGAN KOGNITIF


Dogde (2009) dalam bukunya Gunarti, Winda, dkk (2021 :2.46)
mengemukakan bahwa tujuan perkembangan kognitif anak usia prasekolah
sebagai berikut:
1. Belajar dan pemecahan masalah
anak diharapkan dapat lebih fokus dalam memeperoleh dan
menggunakan informasi, sumber belajar, serta penalaran. Ketika anak
mengobservasi kejadian di sekeliling mereka, anak dapat menanyakan
sesuatu, membuat pertanyaan, membuat prediksi, dan mengetes
pemecahan masalah yang mungkin.
2. Berpikir logis
Anak diharapkan dapat mempertemukan dan memiliki pemahaman
yang baik terhadap sesuatu informasi dengan membandingkan,
membedakan, mengelompokkan, mengatur, mengukur, dan memahami
pola-pola.Ketika anak menggunakan kemampuan berpikir logis,
mereka akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang bagaimana
sesuatu dapat bekerja.
3. Berpikir menggunakan symbol
Anak diharapkan dapat menggunakan objek dengan sesuatu cara yang
unik, seperti menggunakan sapu lidi sebagai kuda atau bangku sebagai
mobil. Kegiatan bermain pura-pura seperti ini akan mendukung
kemampuan representasinya.

D. PENTINGNYA PERKEMBANGAN KOGNITIF


Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak
mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya
sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut anak akan dapat
melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada
di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Proses kognisi meliputi berbagai apek, seperti persepsi, ingatan,
pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat
Piaget dalam Sujiono, Yuliani Nurani, dkk (2012: 1.22) adalah maka
pentingnya guru mengembangkan kemampuan kognitif pada anak sebagai
berikut.
a. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa
yang ia lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki
pemahaman yang utuh dan komprehensif
b. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan
kejadian yang pernah dilaminya
c. Agar anak mampu mengembangkan pemikirn-pemikirannya dalam
rangka menghubungkan satu peristiwa degnan peristiwa lainnya
d. Agar anak memahami simbol-simbol yng tersebar di dunia sekitarnya
e. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran bagi yang terjadi
secara proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah
(percobaan)
f. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya
sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong
dirinya sendiri.
E. METODE PEMBERIAN TUGAS
Metode adalah cara menyampaikan/ mentransfer ilmu yang tepat
sesuai dengan anak usia dini sehingga menghasilkan pemahaman yang
maksimal bagi anak usia dini, metode merupakan bagian dari strategi
pembelajaran.
Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang
sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik.
Tugas diberikan kepada anak untuk dilaksanakan sesuai petunjuk dari
guru yang sudah dipersiapkan. Sehingga anak dapat melaksanakannya dari
awal sampai selesai. Adapun tugas-tugas yang diberikan kepada anak
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan sesuai dengan
kapasitas kemampuan dari anak tersebut. Anak sering mengalami
hambatan dalam belajarnya dikarenakan tugas yang diberikan terlalu
banyak dan tidak menentu sehingga anak merasa bingung mengenai
tugasnya. Apa yang dikerjakan, mulai dari mana dan tujuannya apa.
Pemberian tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok.
Dalam pemberian tugas kepada anak harus diberi kebebasan untuk
pengerjaannya. Kita tidak boleh menuntut anak untuk menyelesaikan tugas
dengan waktu yang sama dengan anak lainnya, mengingat kecakapan atau
kemampuan anak satu dengan yang lainnya berbeda. Montessori
berpendapat bahwa anak memiliki siklus aktifitas (cycle of activity) atau
suatu tenggang waktu yang dibutuhkan oleh anak untuk mengerjakan
suatu tugas sesuai dengan tahapan perkembangannya sendiri (Gunarti ,
Winda, dkk, 2021).
Menurut Winda Gunarti (2021:4.38-4.40) pemberian tugas
merupakan salah satu metode yang dilakukan pendidik ketika memberikan
pekerjaan kepada anak untuk mencapai suatu tujuan kegiatan
pengembangan tertentu. Pemberian tugas kepada anak bertujuan untuk
mengembangkan secara optimal seluruh aspek pengembangan perilaku
dan kemampuan dasar anak. Pemberian tugas harus jelas dan penentuan
batasannya tepat dan benar-benar nyata.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian tugas kepada anak
antara lain:
a. Tugas harus cukup jelas rinciannya agar tugas itu tidak
membingungkan anak.
b. Anak paham terhadap tugas, darimana dimulainya dan sampai dimana
harus mengahirinya.
c. Pemberian tugas harus jelas kaitannya dengan hal konkrit yang
dihadapi anak sehari-hari.
Menuruthttps://herninofriyanti.wordpress.com/2012/12/15/metode-
pemberian-tugas-anak-tk/ ( di akses pada tanggal 6 juni 2022 pukul 4.47 wib )
Adapun manfaat dari penerapan metode pemberian tugas adalah :
1. Apabila dirancang secara urut, sistematis dan komprehensif akan
memudahkan anak dalam membangun pengetahuan yang benar;
2. Apabila diberikan secara teratur, berkala akan menanamkan sikap
belajar yang positif yang pada gilirannya dapat memotivasi anak untuk
belajar sendiri, berlatih sendiri, mempelajari dan mempraktikan kembali
sendiri;
3. Apabila dirancang secara tepat dan seksama akan menghasilkan prestasi
belajar secara optimal;
4. Bila menggunakan bahan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan
minat, dapat membangkitkan minat anak terhadap tugas yang akan
diberikan berikutnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik, pemimpin kelompok
bermain dan sarana prasaran yang ada di TK NU MASYITHOH KAJEN Kec.
Talang Kab. Tegal yang ada pada link video https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekkatan kualitatif dengan metode
interpretative yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang
diteliti dilapangan
C. Instumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi tertutup,
Observasi tertututp yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik
untuk dijadikan fokus penelitian, akan tetapi observasinya dilakukan
secara diam- diam.
2. Dokumentasi,
Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data atau keterangan dalam
bentuk tulisan, gambar/foto untuk dimanfaatkan kembali jika
diperlukan. Penulis mengumpulkan dokumentasi foto sebagai baban
untuk fokus peneliti.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. PENGAMATAN
1. TABULASI DATA
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian
dibuat tabulasi sebagai berikut :

No Aspek Yang Di Hasil Observasi Dokumentasi


Teliti
1 Model Model Pembelajaran kelompok
Pengembangan dengan program pengembangan
kegiatan kognitif melalui kegiatan
berhitung gambar.

2 Penataan Ruangan terlihat rapid an bersih,


Ruangan di dinding ruangan terlihat ada
tempelan-tempelan gambar yang
sesuai dengan anak usia dini,
seperti gambar alphabet, gambar
buah ,dll terlihat juga sebuah
papan tulis, dan juga terdapat
loker tempat menyimpan alat
belajar anak di pinggir
ruangan,serta karpet yang di
letakkan di tengah ruangan.
3 Kegiatan yang Anak datang kesekolahan ,
dilakukan anak mencuci tangan kemudian
masuk kedalam kelas.Pada
kegiatan awal anak bermain
tepuk kemudia dilanjutkan
berdoa, apersepsi dan pada
kegiatan inti anak melakukan
kegiatan antara lain yaitu
menghitung gambar kaos
sebagai pengembangan kognitif.
mengecap kaos dengan cutton
bud, dan menirukan tulisan kaos
dengan kerikil
4 Alat Peraga Alat peraga yang digunakan
Edukatif( APE) pada kegiatan pembelajaran hari
yag digunakan itu guru menyiapkan celana, rok,
kemeja dan juga kaos, pasta
warna, cutton bud.
Dalam kegiatan berhitung
sebagai perkembangan kognitif
guru menyiapkan lembar kerja
yang ada gambar kaosnya.

5 Pengaturan Dalam kegiatan pembukaan


/pengelompokan anak membentuk lingkaran pada
anak karpet yang disediakan,
kemudian pada kegiatan inti
anak dapat memilih kegaiatan
mana yang di senangi terlebih
dahulu

6 Cara pendidik Pada kegiatan awal pendidik


memimpin mengajak anak berdoa
kegiatan kemuadian salam.
Dalam kegiatan inti pendidik
menjelaskan terlebih dahulu
tentang kegiatan yang akan
dilakukan pada hari ini, yaitu
menghitung gambar kaos,
membatik kaos dan menirukan
tulisan kaos dengan batu keriki
7 Metode yang Metode pembelajaran yang
digunakan digunakan di TK MASYITHOH
KAJEN pada link video
https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo.
adalah metode pemberian tugas

8 Aktivitas anak Anak-anak nampak senang dan


pada kegiatan inti antusias dalam melaksanakan
kegiatan yang di siapkan oleh
pendidik. Khususnya pada
kegiatan berhitung gambar kaos
anak –anak terlihat sangat serius
dalam meyelesaikan tugasnya.
2. ANALISIS DATA
Dari data yang diperoleh saat melakukan observasi di TK NU
MASYITHOH KAJEN pada link video https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo
terlihat bahwa program pengembangan yang ingi dicapai adalah
pengembangan kognitif dengan kegiatan berhitung, hal ini terlihat pada
proses kegiatan ini dimana salah satu kegiatan yang dipilih adalah
berhitung gambar kaos untuk mengembangkan kemampuan kognitif
anak. Penataan ruang belajar nampak rapi dan bersih, dinding ruangan
dihiasi gambar-gambar sesuai anak, serta terdapat sebuah papan tulis
dan juga loker penyimpan alat belajar anak, didalam ruangan juga
disediakan karpet.Kegiatan awal di mulai dengan bermain tepuk dan
berdoa , selanjutnya guru menginformasikan tentang ragam kegiatan
hari itu yaitu : menghitung gambar kaos, membatik dengan cuuton bud,
serta meniru tulisan kaos dengan batu kerikil.
Metode yang diberikan juga sesuai yaitu metode pemberian tugas
dengan beberapa ragam main, anak bebas memilih kegiatan mana yang
paling disukai terlebih dahulu. Anak-anak terlihat senang dan antusias
dalam melakukan kegiatan. Dalam pembelajaran pengembangan
kognitif melalui kegiatan berhitung gambar kaos di TK NU
MASYITHOH KAJEN pada link video https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo

B. ANALILIS KRITIS
Dari hasil observasi di TK NU MASYITHOH KAJEN pada link video
https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo telah berjalan sesuai harapan pendidik yaitu
mengembangkan kemampuan kognitif anak agar anak mampu
mengembangkan kemampuannya dalam usaha memecahkan masalah secara
kreatif sebagaimana yang dikatakan Woolfork dalam Sujiono, Nurani
Yuliani, dkk ( 2019 1:24 ) mengemukakan bahwa kognitif merupakan satu
atau beberapa kemampuan memperoleh dan menggunakan kemampuan
dalam rangka memecahkan masalah dan beradapatsi dengan lingkungan.
Tujuan dari kegiatan berhitung yang dilaksanakan oleh TK NU
MASYITHOH KAJEN juga sesuai dengan tujuan perkembangan kognitif
yang di sampaikan oleh Dogde (2009) dalam bukunya Gunarti, Winda, dkk
(2021 :2.46) mengemukakan bahwa tujuan perkembangan kognitif anak usia
prasekolah sebagai berikut: a) Belajar dan pemecahan masalah, b) berpikir
logis, c) Berpikir menggunakan symbol, hal ini sesuai dengan kegiatan yang
dipilih dimana anak dituntut untuk berpikir logis dan mengenal symbol
angka sesuai jumlah gambar.
Anak usia Taman Kanak-kanak adalah anak dimana perkembangan
kognitifnya berada pada tahap pra-operasional (2-7 Tahun ), yang mana
pada usia ini anak membangun kemampuannya dalam menyusun
pikirannya. yang mana cara berpikir anak pada tahap ini belum stabil dan
tidak terorganisasi secara baik, sehingga perlu dirangsang agar berkembang
lebih optimal. Ini sesuai dengan Teori Peaget. dalam bukunya Sujiono,
Yuliana Nuraini, dkk.,(2019: 3.6-3.12),Piaget membagi perkembangan
kognitif ke dalam empat fase, yaitu 1) tahap sensorimotor( usia 0-2 tahun) ,
2) tahap pra-operasional ( usia 2-7 Tahun) , 3) tahap operasi konkret(usia 7-
11 Tahun), dan 4) tahap operasi formal ( usia 11- dewasa).
Pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya sehingga dengan
pengetahuan yang didapatnya tersebut anak akan dapat melangsungkan
hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya sebagai
makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada di dunia ini untuk
kepentingan dirinya dan orang lain.
Proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan,
pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah sehingga sangatlah
penting untuk dikembangkan sedini mungkin. Alasan Pentingnya
mengembangkan kemampuan kognitif pada anak antara lain sebagai berikut.:
a) Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa
yang ia lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki
pemahaman yang utuh dan komprehensif
b) Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan
kejadian yang pernah dilaminya
c) Agar anak mampu mengembangkan pemikirn-pemikirannya dalam
rangka menghubungkan satu peristiwa degnan peristiwa lainnya
d) Agar anak memahami simbol-simbol yng tersebar di dunia sekitarnya
e) Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran bagi yang terjadi
secara proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah
(percobaan)
f) Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya
sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong
dirinya sendiri.
Hal ini sesuai pendapat Piaget dalam Sujiono, Yuliani Nurani, dkk
(2012: 1.22).
Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode yang dapat dipilih
guru dalam mengembangkan pengembangan terterntu, seperti hal metode
pemberian tugas yang dipilh oleh pendidik di TK NU MASYITHOH
KAJEN dalam mengembangkan kemampauan kognitif anak dengan
kegiatan berhitung sesuai dengan Winda Gunarti (2021:4.38-4.40) yang
mengatakan bahwa pemberian tugas merupakan salah satu metode yang
dilakukan pendidik ketika memberikan pekerjaan kepada anak untuk
mencapai suatu tujuan kegiatan pengembangan tertentu.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
a) Di TK Masyithoh Kecamatan Talang Kabupaten Tegal mempunyai
program pengembangan aspek kognitif sejak dini, yaitu meletakkan
dasar-dasar yang kuatbagi perkembangan kognitif sejak dini melalui
kegiatan menghitung jumlah kaos,menulis kata dengan batu kerikil serta
melukis/membatik dengan cotton bud.
b) Kegiatan pengembangan aspek kognitif di TK Masyithoh Kecamatan
Talang Kabupaten Tegal menggunakan metode pemeberian tugas
B. SARAN
a) Pengembangan aspek kognitif di TK Masyithoh Kecamatan Talang
KabupatenTegal benar-benar sesuai dengan perkembangan anak
b) Dalam mengembangkan aspek kognitif TK Masyithoh Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal diharapkan lebih variatif lagi dalam merancang kegiatan
agar anak lebih senang serta sesuai dengan kemampuan anak dan tingkat
usia anak.
DAFTAR PUSTAKA

Masitoh, dkk (2017) Strategi pembelajarn TK.Tangerang Selatan .Universitas


Terbuka

Nugraha, Ali, dkk. 2021. Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

Setiawan, Denny, dkk. 2021. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak


Usia Dini. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka

Gunarti, Winda dkk. (2021) Metode pengembangan Perilaku Kemampuan Dasar


Anak Usia Dini.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
https://herninofriyanti.wordpress.com/2012/12/15/metode-pemberian-
tugas-anak-tk/ ( di akses pada tanggal 6 juni 2022 pukul 4.47 wib )
LAMPIRAN

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN


DI TAMAN KANAK-KANAK

KELOMPOK BERMAIN : TK NU MASYITHOH


OBSERVER :
NIM :
TANGGAL OBSERVER :
LINK VIDEO : . https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo

No Hal-hal unik/Menarik
yang
Ya Tidak Keterangan/Uraian/Pertanyaan
ditemukan dalam
1 Model Pengembangan √ Model Pembelajaran kelompok dengan
kegiatan program pengembangan kognitif
melalui kegiatan berhitung gambar.

2 Penataan Ruangan √ Ruangan terlihat rapi dan bersih, di


dinding ruangan terlihat ada tempelan-
tempelan gambar yang sesuai dengan
anak usia dini, seperti gambar alphabet,
gambar buah ,dll terlihat juga sebuah
papan tulis, dan juga terdapat loker
tempat menyimpan alat belajar anak di
pinggir ruangan,serta karpet yang di
letakkan di tengah ruangan.

3 Kegiatan yang √ Anak datang keselohan , mencuci


dilakukan anak tangan kemudian masuk kedalam
kelas.Pada kegiatan awal anak bermain
tepuk kemudia dilanjutkan berdoa,
apersepsi dan pada kegiatan inti anak
melakukan kegiatan antara lain yaitu
menghitung gambar kaos sebagai
pengembangan kognitif. mengecap kaos
dengan cutton bud, dan menirukan
tulisan kaos dengan kerikil

4 Alat Peraga Edukatif( √ Alat peraga yang digunakan pada


APE) yag digunakan kegiatan pembelajaran hari itu guru
menyiapkan celana, rok, kemeja dan
juga kaos, pasta warna, cutton bud.
Dalam kegiatan berhitung sebagai
perkembangan kognitif guru
menyiapkan lembar kerja yang ada
gambar kaosnya.

5 Pengaturan √ Dalam kegiatan pembukaan anak


/pengelompokan anak membentuk lingkaran pada karpet yang
disediakan, kemudian pada kegiatan inti
anak dapat memilih kegaiatan mana
yang di senangi terlebih dahulu.

6 Cara pendidik √ Pada kegiatan awal pendidik mengajak


memimpin kegiatan anak berdoa kemuadian salam.
Dalam kegiatan inti pendidik
menjelaskan terlebih dahulu tentang
kegiatan yang akan dilakukan pada hari
ini, yaitu menghitung gambar kaos,
membatik kaos dan menirukan tulisan
kaos dengan batu kerikil
7 Metode yang √ Metode pembelajaran yang digunakan
digunakan di TK MASYITHOH KAJEN pada link
video
https://youtu.be/ABZDfIw8Lyo.adalah
metode pemberian tugas

8 Aktivitas anak pada √ Anak-anak nampak senang dan antusias


kegiatan inti dalam melaksanakan kegiatan yang di
siapkan oleh pendidik. Khususnya pada
kegiatan berhitung gambar kaos anak –
anak terlihat sangat serius dalam
meyelesaikan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai