Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BENTUK KETIDAK KESEHATAN MENTAL

KESEHATAN MENTAL

Dosen Pengampu:
Tomi Kurniawan, M.Pd.
Oleh:

Khilda Nur Fauziah 2186201001

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH SAMPIT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah Kesehatan Mental yang berjudul
“Bentuk Ketidak Kesehatan Mental” pada waktu yang tepat.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pengampu pada mata kuliah Kesehatan Mental. Secara garis besar, makalah ini
berisi tentang hal yang berhubungan dengan bentuk-bentuk ketidak Kesehatan mental
dan upaya penanganannya yang dapat bermanfaat untuk pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tomi Kurniawan, M.Pd, selaku
dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Mental yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami pelajari.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Sampit,18 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
A. Bentuk-Bentuk Ketidak Kesehatan Mental ...............................................................2
B. Upaya Penanganan Bentuk-Bentuk Ketidak Kesehatan Mental ...............................9
BAB III PENUTUP .................................................................................................14
A. Kesimpulan ...............................................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan seorang individu, Kesehatan mental merupakan suatu
hal yang sangat penting untuk menjalani segala hal yang ada dalam kehidupan
sehari-hari.
Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki
kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya
sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada
berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan
menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Kesehatan mental seorang individu dapat berubah menjadi buruk
dikarenakan suatu hal yang terjadi.Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa
dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan
perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam
rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka Panjang, dll.
Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau
penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam
menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu
hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Oleh karena itu, pada makalah ini saya akan membahas mengenai
bentuk-bentuk ketidak Kesehatan mental dan cara penanganannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja bentuk ketidak kesehatan mental yang ada pada seorang
individu?
2. Bagaimana upaya penanganan masalah ketidak kesehatan mental pada
seorang individu?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk ketidak Kesehatan mental
2. Untuk mengetahui upaya penanganan masalah ketidak Kesehatan mental

1
BAB III
PEMBAHASAN

A. BENTUK -BENTUK KETIDAK KESEHATAN MENTAL


Ada Beberapa bentuk ketidak Kesehatan mental yang dapat terjadi pada
seorang individu, diantaranya yaitu:
1. Gangguan Kecemasan Sosial

Gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial adalah ketakutan akan


situasi sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain.Gangguan
kecemasan sosial dapat terjadi karena perpaduan sejumlah faktor, di
antaranya:
a. Keturunan
Gangguan fobia sosial cenderung terjadi secara turun-temurun di dalam
keluarga. Namun, tidak bisa dipastikan apakah hal ini disebabkan oleh
faktor genetik atau lebih cenderung merupakan sikap yang dipelajari
berdasarkan pengalaman orang lain.
b. Lingkungan
Gangguan kecemasan sosial adalah sikap yang dapat dipelajari. Ini
berarti, sikap ini dapat berkembang pada diri seseorang setelah melihat
sikap cemas pada orang lain. Tidak hanya itu, mereka yang mengidap
gangguan kecemasan sosial umumnya dibesarkan oleh orang tua yang
terlalu mengekang dan mengontrol anaknya.
c. Struktur Otak
Respons takut sangat dipengaruhi oleh struktur dalam otak yang
bernama amygdala. Saat amygdala terlalu aktif karena kecemasan
menghadapi situasi sosial, maka respons pada rasa takut akan bertambah
besar.
Beberapa orang memiliki risiko yang lebih tinggi terkena gangguan
kecemasan sosial berdasarkan pengalaman, faktor genetik, dan kepribadian. Jika

2
mereka memang sedang mengidap gangguan kecemasan sosial, mempelajari
faktor-faktor risikonya bisa membantu mereka memahami penyebabnya. Berikut
Beberapa faktor yang menempatkan seseorang pada risiko mengalami gangguan
kecemasan sosial:

a. Perundungan
Trauma atau sejarah dipermalukan di masa kecil, seperti perundungan,
bisa menghasilkan fobia serta rasa takut dalam konteks sosial. Tidak hanya
sebatas itu, ketidakcocokan dengan teman-teman juga bisa memicu
kecemasan sosial.
b.Faktor-Faktor Keturunan
Bertumbuh dengan orangtua yang juga menunjukkan tanda-tanda fobia
sosial. Sering kali, orang tua yang kerap kesulitan menghadapi situasi dalam
lingkungannya. Oleh karena itu, mereka menghindari acara-acara sosial
yang akan mengakibatkan perkembangan keahlian sosial yang terbatas dan
perilaku menghindar pada anak-anaknya.
c.Rasa Malu
Rasa malu berhubungan dengan kepribadian seseorang dan bukan
merupakan suatu gangguan. Namun, banyak juga orang yang mengidap
kecemasan sosial juga pemalu. Penting diingat bahwa kecemasan sosial jauh
lebih dampak negatif daripada kecemasan “normal”. Orang-orang yang
pemalu tidak mengidap dalam cara yang sama dengan mereka yang
memiliki gangguan kecemasan sosial.

Gangguan kecemasan sosial sebetulnya tidak hanya tentang rasa malu


saat berinteraksi dengan orang lain. Perasaan fobia sosial adalah ketakutan intens
yang tidak hilang dan memengaruhi aktivitas sehari-hari pengidapnya serta
memengaruhi kepercayaan diri, hubungan dengan orang lain, kehidupan sekolah,
dan pekerjaan.Gejala gangguan kecemasan sosial yang bisa dikenali, seperti:

a. Takut melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bertemu orang asing,


memulai percakapan, berbicara di telepon, bekerja, ataupun berbelanja.

3
b. Menghindari atau khawatir berlebihan tentang kegiatan sosial, seperti
percakapan kelompok, makan bersama-sama, dan pesta.

c. Kerap merasa khawatir saat melakukan sesuatu yang menurut


pengidapnya memalukan, misalnya tersipu, berkeringat, atau tampil tidak
kompeten.

d. Sulit untuk melakukan sesuatu saat orang lain menonton, karena


pengidap mungkin merasa sedang diawasi dan dinilai setiap saat.

e. Takut dikritik, menghindari kontak mata atau memiliki rasa percaya diri
yang rendah.

f. Sering memiliki gejala, seperti merasa sakit, berkeringat, gemetar atau


jantung berdebar-debar (palpitasi).

g. Mengalami serangan panik.

2. Depresi
Depresi atau dalam istilah medis disebut sebagai gangguan depresi
mayor adalah gangguan mental yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir dan
cara bertindak seseorang. Individu yang mengalami depresi cenderung merasa
sedih dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan.
Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik
hingga menurunkan kinerja pengidapnya. 
Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya depresi, antara lain:

a. Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental pada keluarga.

b. Menyalahgunakan alkohol atau obat terlarang.

c. Memiliki ciri kepribadian tertentu, seperti rendah diri, terlalu keras dalam
menilai diri sendiri, pesimis, atau terlalu bergantung kepada orang lain.

4
d. Mengidap penyakit kronis atau serius, seperti gangguan hormon tiroid,
cedera kepala, HIV/AIDS, diabetes, kanker, stroke, nyeri kronis, atau
penyakit jantung.

e. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti beberapa obat tekanan darah


tinggi atau obat tidur.

f. Mengalami kejadian traumatik, seperti kekerasan seksual, kematian,


kehilangan orang yang dicintai, atau masalah keuangan.

Belum diketahui secara pasti sesuatu yang dapat menyebabkan depresi.


Beberapa risiko yang dapat meningkatkan risiko dari gangguan ini adalah:

a. Masalah biologis: Seseorang yang mengidap depresi kemungkinan


mengalami perubahan fisik di otak. Meski begitu, tingkat signifikan dari
perubahan ini belum diketahui secara pasti, meski akhirnya dapat
membantu untuk menentukan sesuatu yang menyebabkannya.

b. Gangguan kimia pada otak: Neurotransmitter adalah bahan kimia pada


otak yang terbentuk secara alami dan disebut-sebut dapat berperan dalam
depresi. Sebuah penelitian menyebut jika perubahan dalam fungsi dan
efek neurotransmitter ini dapat memengaruhi stabilitas suasana hati
sehingga memengaruhi tingkat depresi pada seseorang.

c. Gangguan hormon: Perubahan atau gangguan pada keseimbangan


hormon dapat memicu terjadinya depresi. Hal ini kerap terjadi selama
kehamilan dan beberapa minggu atau bulan setelahnya (pascapartum).
Selain itu, seseorang yang mengalami masalah tiroid, menopause, serta
beberapa kondisi lainnya juga memiliki risiko tinggi pada depresi.

d. Penyakit keturunan: Masalah depresi lebih berisiko terjadi pada


seseorang dengan keluarga inti yang pernah mengidapnya. Disebutkan
jika gen dapat memengaruhi risiko dari penyebab depresi.

5
e. Peristiwa kehidupan: Stres, kematian orang yang dicintai, peristiwa
yang mengecewakan (trauma), isolasi dan kurangnya dukungan dapat
menyebabkan depresi.

f. Kondisi medis: Rasa sakit dan penyakit fisik yang berkelanjutan dapat


menyebabkan depresi. Pengidap penyakit kronis seperti diabetes, kanker,
dan penyakit Parkinson lebih rentan mengalami depresi.

g. Obat: Beberapa obat memiliki efek samping depresi. Narkoba dan


alkohol juga dapat menyebabkan depresi atau memperburuknya.

h. Kepribadian: Orang yang mudah kewalahan atau mengalami kesulitan


mengatasi situasi tertentu lebih rentan terhadap depresi.

Depresi bisa lebih dari sekadar keadaan sedih atau tertekan. Seseorang
yang mengidap gangguan dalam tahap berat dapat menimbulkan berbagai gejala
yang berbeda-beda. Beberapa gejala dapat memengaruhi suasana hati, tetapi
juga dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh. Berikut ini beberapa gejala yang
dapat timbul saat mengidap depresi:

a. Selalu merasa bersalah.

b. Merasa putus asa, rendah diri, dan tidak berharga.

c. Selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan.

d. Suasana hati buruk atau sedih berkelanjutan.

e. Mudah marah atau sensitif.

f. Mudah menangis.

g. Sulit berkonsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan.

h. Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala hal.

i. Timbul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

j. Selalu merasa kelelahan dan hilang tenaga.

6
k. Perubahan siklus menstruasi pada wanita.

l. Konstipasi.

m. Gerakan tubuh dan bicara yang lebih lambat dari biasanya.

n. Hilang gairah seksual.

o. Gangguan tidur.

p. Perubahan berat badan dan selera makan.

3. Kepribadian Ganda

Kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif adalah suatu


kondisi kesehatan mental,  ketika seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Pengidap gangguan ini mengalami
kepribadian yang berubah-ubah, tetapi hal ini tidak disadarinya.  

Hingga saat ini penyebab pasti dari kepribadian ganda belum diketahui
secara pasti. Namun, ada dugaan bahwa gangguan mental ini dipicu oleh trauma
psikis tertentu pada masa kanak-kanak secara berulang.
Terdapat beberapa pengalaman traumatis yang bisa memicu kepribadian
ganda, antara lain:
a. Kecelakaan.
b. Bencana alam.
c. Pelecehan seksual.
d. Tindak kekerasan.
Pengidap kepribadian ganda setidaknya memiliki dua macam
kepribadian. Saat kepribadian yang satu sedang dilakoni, pengidap tidak ingat
bahwa dirinya memiliki kepribadian yang lain, begitu pula sebaliknya.
Kepribadian yang berbeda tersebut dapat disertai dengan identitas yang
berbeda pula. Berikut beberapa gejala utama kepribadian ganda:
a. Depersonalisasi, ini adalah perasaan terlepas dari tubuh dan pikirannya
sendiri atau yang sering disebut sebagai pengalaman ‘keluar tubuh’.

7
b. Derealisasi, perasaan bahwa dunia ini tidak nyata atau lingkungan sekitar
tampak berkabut.
c. Amnesia, kegagalan untuk mengingat informasi pribadi yang signifikan.
Ada juga mikro-amnesia, yaitu ketika pengidap tidak mengingat
percakapan yang pernah terjadi.
d. Kebingungan identitas atau perubahan identitas. Pengidap merasa
bingung tentang siapa dirinya seperti apa hobinya, cita-cita, agamanya,
dan lain-lain.
e. Kecemasan, serangan panik, atau fobia.
f. Depresi.
g. Suasana hati yang berubah-ubah (misalnya saat ini sedang sangat senang,
tetapi dalam 30 menit kemudian dapat meledak marah karena hal sepele).
h. Gangguan tidur.
i. Memiliki keinginan bunuh diri.
j. Halusinasi (misalnya mendengar suara tertentu padahal tidak ada suara
apapun).
k. Penyalahgunaan alkohol dan narkoba.

Orang dengan gangguan kepribadian ganda berisiko tinggi mengalami


komplikasi dan gangguan terkait berikut:

a. Menyakiti diri sendiri.

b. Berpikir dan mencoba bunuh diri.

c. Disfungsi seksual.

d. Mengalami gangguan depresi dan kecemasan.

e. Mengalami gangguan tidur, termasuk mimpi buruk, insomnia dan


berjalan dalam tidur.

f. Gangguan makan.

g. Kesulitan besar dalam hubungan pribadi dan di tempat kerja.

8
B. UPAYA PENANGANAN BENTUK KETIDAK KESEHATAN MENTAL
1. Upaya Penanganan Gangguan Kecemasan Sosial

Beberapa pilihan pengobatan untuk gangguan kecemasan sosial, seperti:

a. Cognitive behavioral therapy (CBT).

b. Psikoterapi.

c. Obat-obatan.

Jika tidak diobati, gangguan kecemasan sosial dapat menyebabkan


komplikasi. Kecemasan dapat mengganggu pekerjaan, sekolah, hubungan atau
kenikmatan hidup. Gangguan kecemasan sosial dapat menyebabkan beberapa
komplikasi, antara lain:

a. Rendah diri.

b. Kesulitan bersikap asertif.

c. Pembicaraan diri yang negatif.

d. Hipersensitif terhadap kritik.

e. Keterampilan sosial yang buruk.

f. Isolasi dan hubungan sosial yang sulit.

g. Prestasi akademik dan pekerjaan yang rendah.

h. Penyalahgunaan obat-obatan, seperti minum terlalu banyak alkohol.

i. Bunuh diri atau percobaan bunuh diri.

Berikut beberapa kiat untuk mengurangi gejala kecemasan, yaitu:

a. Cobalah mengenal lebih jauh tentang apa itu gangguan kecemasan sosial.

b. Ubahlah kepercayaan yang tidak realistis dengan yang rasional.

9
c. Jangan terlalu berpikir tentang pendapat orang lain.

d. Cobalah melakukan aktivitas yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

e. Temukan hobi dan makna hidup.

f. Olahraga dan melakukan aktivitas fisik.

2. Upaya Penanganan Depresi


  Beberapa cara yang bisa dilakukan dokter untuk membantu pengidap
mengatasi depresi yang dialaminya, antara lain:

a. Perawatan diri sendiri

Jika depresi masih tergolong ringan, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk membantu mengurangi gejala depresi. Bagi banyak orang,
olahraga teratur membantu menciptakan perasaan positif dan meningkatkan
suasana hati. Mendapatkan kualitas tidur yang cukup secara teratur, makan
makanan yang sehat dan menghindari alkohol (depresan) juga dapat membantu
mengurangi gejala depresi.

b. Psikoterapi

Perawatan ini umumnya direkomendasikan untuk kasus depresi ringan


hingga berat. Psikoterapi juga sering dikombinasikan bersama obat-obatan.
Berikut jenis-jenis terapi untuk mengatasi depresi:

1) Cognitive behavior therapy (CBT). Terapi ini bertujuan untuk


membantu pengidap melepaskan pikiran dan perasaan negatif, serta
menggantinya dengan respon positif.

2) Problem-solving therapy (PST), untuk meningkatkan kemampuan


pengidap menghadapi pengalaman yang memicu rasa tertekan.

3) Interpersonal therapy (IPT) untuk membantu mengatasi masalah yang


muncul saat berhubungan dengan orang lain.

10
4) Terapi psikodinamis untuk membantu pengidap memahami apa yang
dirasakannya dan bagaimana merespon perasaan tersebut.

Bergantung pada tingkat keparahan depresi, pengobatan dapat memakan


waktu beberapa minggu atau lebih lama. Dalam banyak kasus, peningkatan yang
signifikan dapat dilakukan dalam 10 hingga 15 sesi.

c. Obat-obatan

Ketidakseimbangan bahan kimia pada otak menjadi salah satu faktor


risiko depresi. Dokter dapat meresepkan antidepresan untuk membantu
memodifikasi kimia otak seseorang. Umumnya obat antidepresan tidak memiliki
efek stimulasi pada orang yang tidak mengalami depresi. Antidepresan dapat
memperbaiki gejala dalam satu atau dua minggu pertama penggunaan, tapi
manfaat penuh mungkin tidak terlihat selama dua sampai tiga bulan. 

d. Terapi stimulasi otak

Jenis terapi ini biasanya lebih ditujukan pada pengidap depresi yang
tidak membaik setelah diberi obat-obatan, mengalami gejala psikosis, serta
pengidap yang mencoba bunuh diri. Jenis-jenis terapi stimulasi otak diantaranya:

1) Electroconvulsive therapy (ECT). Terapi ini dilakukan dengan


mengalirkan arus listrik ke otak, melalui kulit kepala, untuk menyebabkan
kejang singkat.

2) Transcranial Magnetic Stimulation (TMS). Jenis stimulasi otak ini


dilakukan dengan menggunakan energi magnet yang diubah menjadi arus
listrik di bawah tengkorak pasien. Prosedur ini bertujuan untuk membantu
mengatur emosi pasien. TMS adalah pengobatan tambahan yang
dikombinasikan dengan pengobatan dan non-invasif (tidak memerlukan
operasi).

11
3) Vagus Nerve Stimulation. Nah, jenis terapi ini lebih jarang dilakukan.
Prosedurnya dilakukan dengan memasang elektroda untuk stimulasi saraf
vagus yang ditanamkan di leher pasien.

Belum diketahui secara pasti langkah yang sangat efektif untuk


mencegah depresi. Sebab sulit untuk mengenali segala hal yang menjadi
penyebabnya, sehingga lebih sulit untuk melakukan pencegahan. Beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk mencegah depresi, antara lain:

a. Hindari kebiasaan menyendiri dengan mencari komunitas yang baik.

b. Buat hidup lebih sederhana dengan membuat perencanaan jangka pendek


dan panjang.

c. Berolahraga secara teratur, minimal 3–5 kali dalam seminggu dengan


durasi sekitar 30 menit.

d. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan pola makan yang teratur.

e. Buat hidup lebih santai dan hindari stres.

f. Hindari konsumsi minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang.

3. Upaya Penanganan Kepribadian Ganda


Tujuan pengobatan kepribadian ganda adalah untuk menghubungkan
kepribadian yang berbeda-beda menjadi satu jenis kepribadian saja. Dengan
demikian, pengidap diharapkan dapat kembali menjalankan fungsinya dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, pengobatan yang dilakukan harus dapat


menolong pengidap kepribadian ganda untuk menyadari stres psikis yang dialami.
Selanjutnya, berlatih menerima dan kemudian berupaya mengatasinya dengan
bantuan psikiater. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan, antara lain:

12
a. Terapi kognitif perilaku (cognitive behavior therapy). Terapi ini dilakukan
dengan cara diskusi antara psikiater dan pengidap kepribadian ganda, yang
bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku.

b. Terapi keluarga (family therapy). Dalam terapi ini, keluarga dilibatkan untuk
memahami tanda-tanda pengidap akan berubah kepribadian, untuk membantu
mengontrol dan menenangkan pengidap.

c. Hipnoterapi. Biasanya digunakan bersama dengan psikoterapi, hipnosis klinis


bisa membantu pengidap mengakses ingatan yang ditekan, mengontrol perilaku
bermasalah yang menyertai gangguan kepribadian, serta membantu
mengintegrasikan kepribadian menjadi satu.

d. Terapi seni. Terapi seni dapat berupa melukis, menyanyi, bermusik, dan
sebagainya, yang bertujuan untuk membantu pengidap dalam mengeksplorasi
pikiran dan perasaannya.

e. Obat-obatan antidepresan. Obat-obatan ini dapat digunakan untuk membantu


meringankan gejala yang dialami pengidap, tetapi bukan sebagai terapi utama
untuk mengatasi kepribadian ganda.

Pencegahan kepribadian ganda adalah dengan menghindari faktor


pencetusnya, yaitu stres psikis. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menghadapi dan mengelola stres dengan baik. Jika mengalami kesulitan dalam
mengelola stres, segeralah meminta bantuan psikolog atau psikiater jika dibutuhkan.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial adalah ketakutan akan situasi
sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain.
Depresi atau dalam istilah medis disebut sebagai gangguan depresi mayor
adalah gangguan mental yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir dan cara
bertindak seseorang. Individu yang mengalami depresi cenderung merasa sedih dan
kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan. Kondisi ini
kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik hingga
menurunkan kinerja pengidapnya. 

Kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif adalah suatu


kondisi kesehatan mental,  ketika seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Pengidap gangguan ini mengalami
kepribadian yang berubah-ubah, tetapi hal ini tidak disadarinya.  

B. SARAN

Berikut beberapa saran agar dapat menjadi bahan masukan dan acuan yang
bermanfaat, yaitu :
1.Saran untuk pembaca
Untuk pembaca agar dapat mengetahui bentuk ketidak Kesehatan mental pada
pembelajaran Kesehatan Mental
2. Saran untuk guru
Untuk guru agar selalu meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan materi
sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
3. Saran untuk penulis lain
Untuk penulis lainnya agar dapat mengkaji dan mempelajari bentuk ketidak
Kesehatan mental supaya lebih menguasai dan mengembangkan serta mendalami
secara terperinci mengenai pembahasan tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Depression (major depressive disorder) –
Symptoms and causes.
Medical News Today. Diakses pada 2022. Depression: Tests, symptoms, causes, and
treatment.
Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Want to Know About Depression.
Psychology Today. Diakses pada 2022. Social Anxiety Disorder (Social Phobia).
National Health Service United Kingdom. Diakses pada 2022. Health A-Z. Social
Anxiety (Social Phobia).

15

Anda mungkin juga menyukai