Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KOHESI DALAM KELOMPOK

Disusun sebagai tugas mata kuliah

DINAMIKA KELOMPOK

Dosen Pengampu:

ZITRIFNOVRIDO AMIR,S.Pd.,M.Pd

Oleh:

Khilda Nur Fauziah 2186201001


Diyah Rusita Sari 2186201002

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH SAMPIT

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami bisa menyelesaikan makalah Dinamika Kelompok yang berjudul “Kohesi dalam
Kelompok” pada waktu yang tepat.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pengampu pada mata kuliah Dinamika Kelompok.Secara garis besar, makalah ini berisi tentang
hal yang berhubungan dengan kohesi dalam kelompok yang dapat bermanfaat untuk pembaca
dan juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zitrifnovrido Amir,S.Pd,M.Pd ., selaku


dosen pengampu mata kuliah Dinamika kelompok yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami pelajari.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sampit, 11 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………………………………19

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...20

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..21

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…..………………..……………………………………………………..22
B. Rumusan Masalah……..………………...………………………………………………22
C. Tujuan……………………..……………………………………………………………..22

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kohesi………………..……………………………………………………..22
B. Kohesi dengan Interaksi………………...………………………………………………22
C. Kohesi dan Pengaruh Sosial……………………………………………………………..22
D. Kohesi dan Produktivitas………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………......38
B. Saran……….……………………………………………………………………………38

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………38


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Suatu kelompok harus memiliki daya Tarik yang akan membuat para anggota kelompok akan
merasa nyaman dan terus bertahan dengan kelompok tersebut. Setiap kelompok akan memiliki
daya Tarik yang berbeda,dimana setiap kelompok memiliki caranya masing-masing dalam
menarik perhatian anggota dan mempertahankan kelompok tersebut.

Kelompok mengalami perkembangan sepanjang waktu. Mula-mula kelompok merupakan


sekumpulan orang-orang yang saling tidak mengenal. Lama-lama mereka mengalami proses
kohesi yang membentuk ikatan sosial yang kuat. Selain mempersatukan dan membentuk
persahabatan dalam kelompok, kohesi juga mempengaruhi hubungan interpersonal dan proses-
proses yang terjadi dalam kelompok. Pengaruh ini juga mempengaruhi proses bertambah dan
berkurangnya anggota dalam kelompok.Oleh karena itu untuk dapat melakukan kohesi yang baik
kita harus mengetahui terbeih dahulu apa yang dimaksud kohesi dan seperti apa kohesi itu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dari Kohesi?
2. Bagaimana Kaitan Kohesi dengan Interaksi?
3. Bagaimana Kaitan Kohesi dan Pengaruh Sosial?
4. Bagaimana Kaitan Kohesi dan Produktivitas?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari kohesi
2. Untuk mengetahui kohesi dengan interaksi
3. Untuk mengetahui kohesi dan pengaruh social
4. Untuk mengetahui kohesi dan produktivitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOHESI

Taylor, dkk (dalam Hermaini dkk, 2016: 26) mengatakan kohesivitas adalah daya tarik baik
positif atau negatif yang menyebabkan anggota kelompok bertahan dalam kelompok. Hal ini
didukung dengan teori Ivancevic (dalam Purwaningtyastuti dkk, 2012: 179) menyebutkan bahwa
kohesivitas biasanya dianggap sebagai sebuah kekuatan. Kohesivitas mengikat seluruh anggota
kelompok agar tetap berada dalam kelompoknya dan menangkal pengaruh yang menarik anggota
agar keluar dari kelompok. Sebuah kelompok yang kohesif terdiri dari individu-individu yang
saling tertarik satu dengan yang lain. Sebuah kelompok yang memiliki kohesivitas rendah tidak
memiliki ketertarikan interpersonal antar anggota kelompoknya. Kelompok-kelompok yang
sangat kohesif lazimnya terdiri dari individu-individu yang termotivasi untuk bersatu.

Robbins (dalam Qomaria dkk, 2015: 79) menyatakan bahwa kohesivitas kelompok adalah
sejauh mana anggota merasa tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap berada dalam
kelompok tersebut. Kohesi kelompok ialah bagaimana para anggota kelompok saling menyukai
dan saling mencintai satu dengan lainnya. Tingkatan kohesi akan menunjukkan seberapa baik
kekompakkan dalam kelompok bersangkutan. Untuk melihat tingkatan kohesi kelompok, kita
umumnya menggunakan metode sosiometri (Shaw dalam Walgito, 2010: 46).

Ehrhart & Naumann (dalam Forsyth, 2010: 119) menyebutkan bahwa bentuk-bentuk daya
tarik tidak perlu berjalan beriringan, terutama jika kelompokkelompok fokus pada kinerja
pekerjaan daripada rekreasi atau bersosialisasi. Ketika kohesi didasarkan pada daya tarik tingkat
individu, jika anggota yang disukai meninggalkan group, maka yang lain mengikuti untuk
berhenti pula. Ketika kohesi didasarkan pada daya tarik kelompok, maka tetap akan bertahan
ketika salah satu anggota tertetu meninggalkan kelompok.

Dari pengertian kohesivitas kelompok yang dijelaskan dapat disimpulkan bahwa kohesivitas
kelompok adalah ketertarikan kelompok bukan ketertarikan antar individu sehingga dapat
membuat anggota bertahan pada kelompok tersebut, dan menangkal pengaruh yang membuat
anggota keluar dari kelompok tersebut.
B. KOHESI DENGAN INTERAKSI

Robbins mendefinisikan kohesivitas kelompok mengacu kepada sejauh mana anggota


kelompok saling tertarik satu sama lain dan merasa menjadi bagian dari anggota kelompok
tersebut (Irawan, dalam Qomaria dkk, 2015: 79). Hal tersebut diperkuat oleh Bordens dan
Horowitz (dalam Harmaini, 2016: 28) yang menyatakan bahwa kedekatan anggota, yakni
kedekatan fisik dan psikologis sesama anggota kelompok juga dapat mempengaruhi kohesivitas
anggota kelompok.

Pendapat lain mengatakan bahwa kohesivitas kelompok merupakan kesatuan yang terjalin di
dalam kelompok, dimana anggota kelompok menikmati interaksi satu sama lain dan membuat
mereka bertahan di dalam kelompok tersebut (Forsyt, dalam Putri dan Mirza, 2018: 5). Selain
itu, menurut Ariani jika interaksi di antara anggota kelompok tersebut terus terjalin dengan baik,
maka akan menimbulkan rasa saling memiliki dan akan mengarah pada kondisi lingkungan yang
lebih bermakna (Putri dan Mirza, 2018: 5).

Hal ini didukung dengan teori dari Lot dan Lot (dalam Walgito, 2010:47) menemukan ada
hubungan antara kohesi kelompok dengan kuantitas komunikasi. Kuantitas komunikasi
menunjukkan interaksi. Menggunakan rank difference correlation, mereka memperoleh koefisien
korelasi 0,42 antara kohesi dengan communication level. Korelasi demikian menunjukkan
korelasi yang bermakna, walaupun tidak tinggi. Sejalan dengan penelitian Lot dan Lot, penelitian
Moran (dalam Walgit, 2010: 48) pun memberikan hasil bahwa ada hubungan antara kuantitas
komunikasi dengan kohesi. Hubungan ditentukan dengan membandingkan antara kelompok
dengan kohesi tinggi dan yang rendah, lalu median digunakan sebagai pembatas. Hasil
menunjukkan bahwa kohesi memberikan fasilitas verbal interaksi. Kesimpulan dari penelitian-
penelitian di atas adalah ada hubungan antara kohesi dengan kuantitas interaksi.

Kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh interaksi sosial. Interaksi sosial adalah suatu
hubungan antara dua atau lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya
(Gerungan, 2004: 62). Hal serupa juga dijabarkan oleh Walgito (2003: 57) bahwa interaksi sosial
merupakan hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat
mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling
timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, atau kelompok dengan kelompok

C. KOHESI DAN PENGARUH SOSIAL

Kelompok yang kohesif akan terdorong untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok yang
merespon positif terhadap anggota kelompok secara empiris. Di dalam kelompok akan muncul
suatu norma atau aturan. Anggota kelompok akan menyesuaikan diri dengan norma dan aturan
yang berlaku di dalam kelompok tersebut.

D. KOHESI DAN PRODUKTIVITAS

(Walgito, 2007:50) anggota kelompok yang tertarik pada kelompok akan bekerja lebih giat untuk
mencapai tujuan kelompok. Konsekuensi keadaan yang demikian adalah kelompok dengan
kohesivitas lebih tinggi akan lebih produktif daripada kelompok yang kurang kohesif.
Berdasarkan penelitian dilapangan (field) lebih menunjukkan hasil bahwa ada perbedann
produktivitas antara kelompok kohesivitas tinggi dengan kelompok kohesivitas rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Goodacre pada tahun (1951) (dalam Shaw, 1979) serta penelitian
Hemphill dan Sechrest (1952) yang meneliti para personel militer menunjukkan hasil bahwa ada
perbedaan antara kelompok kohesivitas tinggi dengan kelompok kohesivitas rendah.
(Walgito.2007:51) Demikian pula, penelitian dalam bidang industri yang dilakukan oleh Van
Zeist (1952a: 1952b) (dalam Shaw, 1979) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
kohesivitas dengan produktivitas.

Kemudian penelitian oleh Dimyati pada tahun (2000) pun menunjukkan hasil ada hubungan
antara kohesivitas dengan produktivitas kelompok. (Walgito.2007:51) Menurut Cattel (teori
sintalitas) kohesivitas menaikkan sinergi efektif pada kelompok dalam dua cara, yaitu menaikkan
sinergi total kelompok dengan menghasilkan sikap yang favorable terhadap kelompok pada
sebagian anggotanya dan mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk memepertahankan
atau memelihara kelompok

DAFTAR PUTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16380/BAB%20SATU%20.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai