Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Mengelola Kohesivitas Dalam Kelompok


. (Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dinamika Kelompok F)

Dosen Pengampu :
Iken Nafikadini, S.KM., M.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Falisa Naura Selvani 202110101148

Nur Anjahaini Azmi Nasution 239919990215

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan
rahmat dan hidayahnya makalah mengenai Mengelola Kohesivitas dalam Kelompok dapat kami
selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Makalah ini disusun untuk pemenuhan
tugas Mata Kuliah Dinamika Kelompok.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih ini disampaikan khususnya kepada :
1. Ibu Iken Nafikadini, S.KM., M.Kes selaku Dosen Penanggung Jawab serta Pengampu
Mata Kuliah Dinamika Kelompok Kelas F.
2. Anggota Kelompok 6 yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak kekurangan
karena keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, bentuk bimbingan, kritik, dan saran
sangat kami harapkan untuk makalah kami. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah pengetahuan bagi pembaca.

Wassamu'alikum warahmatullahi wabarakatuh

Jember, 3 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................................................2
1.3.1. Tujuan Umum....................................................................................................................2
1.3.2. Tujuan Khusus...................................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN............................................................................................................................3
2.1. Pengertian Kohesi Kelompok........................................................................................................3
2.2. Tingkat Kohesi Kelompok.............................................................................................................3
2.3. Meningkatkan Kohesi Kelompok..................................................................................................5
2.4. Kohesivitas dalam Perkembangan Kelompok..............................................................................7
BAB 3. PENUTUP.....................................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................8
3.2.Saran.................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anggota dalam suatu kelompok sangat mempengaruhi bagaimana kelompok
tersebut berjalan. Tujuan dari terbentuknya kelompok salah satunya adalah supaya para
anggota tim saling tertarik serta dapat bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan.
Kekompakan pada kelompok mempengaruhi kinerja kelompok tersebut, jika terdapat
anggota dalam suatu tim yang merasa tidak senang bekerja dalam kelompok maka akan
mempengaruhi hasil kerja dari tim. Oleh sebab itu, kekompakan dan kerjasama yang baik
sangat penting untuk memperbaiki performa dari anggota tim tersebut (Msulihah, 2016).

Kohesivitas menjadi hal penting bagi kelompok karena merupakan alat pemersatu
para anggota agar sebuah kelompok bisa terbentuk secara efektif. Tingginya kohesivitas
kelompok berkaitan dengan konformitas anggota terhadap norma kelompok yang
nantinya akan meningkatkan komunikasi dalam kelompok. Kohesivitas kelompok juga
mempengaruhi performa individu dalam kelompok serta berdampak terhadap
kemampuan setiap anggota untuk menampilkan hasil pekerjaannya dalam kelompok.
Ketika dalam suatu kelompok memiliki kohesivitas, anggota kelompok akan memiliki
banyak pengetahuan karena adanya anggota lain dalam kelompok tersebut
memungkinkan para anggota kelompok untuk saling bertukar informasi tentang segala
hal yang mereka ketahui. Kohesivitas sendiri merupakan gambaran kuatnya individu
untuk tetap berada dalam kelompoknya(Sholeh, 2017).

Kohesivitas sendiri bersifat multidimensional, dimana terdapat banyak faktor


yang menjadi penyebab sebuah tim untuk tetap bersatu dan penyebab tersebut berbeda
satu dengan yang lain(Lumba & Rajagukguk, 2022). Namun, jika suatu kelompok dengan
kohesivitas rendah maka kelompok tersebut akan mengalami perpecahan karena
hubungan yang negatif di lingkungan organisasi tersebut dan keinginan anggota untuk
meninggalkan kelompok(Kalam & Wibowo, 2022)

1
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah pada makalah ini yaitu
bagaimana mengelola kohesivitas dalam kelompok.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk lebih mengetahui tentang bagaimana cara
mengelola kohesivitas di dalam satu kelompok.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Mengetahui pengertian kohesivitas kelompok
b. Mengetahui tingkat kohesivitas kelompok
c. Mengetahui cara meningkatkan kohesi kelompok
d. Mengetahui kohesivitas dalam perkembangan kelompok

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kohesi Kelompok


Menurut Walgito (2007:46) dalam (Herlianto, Tadjri, & Saraswati, 2012) kohesi
kelompok yaitu bagaimana anggota kelompok tersebut saling terikat satu sama lain. Menurut
Wijayanto (2012:200) dalam (Yoandra, Putri, Hanum, & Humaedi, 2022), makna dari
kohesi kelompok adalah kekuatan dalam suatu kelompok tersebut dan bagaimana kekuatan
tersebut tetap terjaga serta mencegah timbulnya masalah yang akan berdampak pada
perpecahan dalam kelompok. Kohesi kelompok adalah derajat keterikatan dan perasaan
positif anggota kelompok terhadap kelompoknya sendiri. Jika semakin tinggi kohesi dalam
suatu kelompok maka semakin kuat dan loyal anggota kelompok terhadap
kelompoknya.Menurut Gibson (2003) dalam (Sholeh, 2017)kohesivitas kelompok
merupakan bentuk kekuatan berupa keinginan anggota untuk tetap pada kelompoknya
daripada kelompok lain. Jika sebuah kelompok tanpa adanya kohesivitas, maka kelompok
tersebut hanya sebatas kepentingan individu dan banyak anggota nya yang melenceng dari
tujuan utama kelompok(Sholeh, 2017).

Kohesivitas kelompok merupakan bentuk anggota kelompok saling berupaya agar


tetap membentuk ikatan, emosional, akrab dan solid sehingga anggota kelompok tetap
berada dalam kelompok. Pada penelitian yang dilakukan oleh Walgito Purwaningtyatuti
dalam (Sholeh, 2017), kohesivitas kelompok dapat diartikan sebagai dimensi dasar dan
merupakan bagian dari struktur kelompok serta berpengaruh terhadap perilaku kelompok.
Umumnya kohesivitas kelompok berdampak positif seperti meningkatkan produktivitas dan
kinerja kelompok, konformitas terhadap norma kelompok, memperbaiki semangat dan
kepuasan kerja, mempermudah komunikasi dalam kelompok, mengurangi permusuhan
dalam kelompok, meningkatkan rasa aman dan harga diri. Jadi, kohesivitas kelompok
menjadi sebuah daya tarik kelompok karena menyebabkan anggota kelompok menginginkan
untuk tetap menjadi bagian dari kelompok tersebut(Sholeh, 2017).

2.2. Tingkat Kohesi Kelompok


a. Rendah

3
Kohesivitas kelompok disebut rendah jika ketertarikan antar anggota dalam
kelompok rendah, jalinan komunikasi antar kelompok kurang berjalan, tidak
adanya rasa kebersamaan dan keakraban yang akan menimbulkan perubahan
sikap pada individu dengan anggota lain(Abdillah, 2012). Kelompok dengan
kohesivitas rendah atau tidak kompak akan saling melukai yang akan
menimbulkan ketidaknyamanan untuk tetap berada dalam kelompok sehingga
anggota berkeinginan untuk keluar dari kelompok(Nababan, 2022)

b. Tinggi

Tingginya kohesivitas dalam kelompok ditandai dengan anggota kelompok


saling berinteraksi satu sama lain, termotivasi untuk tinggal dalam kelompok,
saling bekerja sama serta memiliki komitmen untuk mencapai tujuan kelompok
yang akan mempengaruhi keberlangsungan kelompok tersebut(Nababan, 2022).
Identifikasi bersama yang kuat pada kelompok yang kohesif menjadikan suatu
kelompok menjadi kompak (Sudrajat & Hasbiansyah, 2020).

2.3. Faktor Kohesi Kelompok


Menurut forsyth (2006) dalam(Yoandra et al., 2022), faktor-faktor yang memberi
pengaruh terhadap pembentukan kelompok dari setiap kepentingan individu yaitu :

a. Ketertarikan Interpersonal (Interpersonal Interest)


Kelompok terbentuk jika ada kepentingan-kepentingan individu dalam kelompok
tersebut. Komponen yang mempengaruhi terbentuknya kelompok dari kepentingan
individu ini meliputi kedekatan antar individu, frekuensi interaksi, kesamaan,
kelengkapan, timbal balik dan kepentingan bersama. Dengan adanya komponen
tersebut , kelompok yang belum sempurna terbentuk menjadi kelompok yang sangat
kompak.
b. Stabilitas Keanggotaan (Stability of membersip)
Kestabilan anggota terlihat dari lamanya anggota berada dalam kelompok
tersebut. Kelompok dengan anggotanya selalu berubah, cenderung tergambarkan
sebagai suatu perkumpulan yang sifatnya rendah, serta berbanding terbalik dengan
kelompok yang anggotanya tetap atau stabil.
c. Ukuran kelompok (Group size)

4
Ukuran kelompok dapat memberikan dampak pada kohesi dalam kelompok, jika
ukuran kelompok tersebut semakin besar maka semakin besar juga kebutuhan
anggota kelompoknya. Kelompok dengan ukuran besar akan menimbulkan reaksi
diantara anggota tim menjadi cepat meningkat, sehingga banyak anggota kelompok
tidak bisa mempertahankan hubungan positif dengan anggota lainnya.
d. Fitur struktural (Structural features)
Kelompok yang memiliki kohesivitas cenderung memiliki ikatan yang lebih
terstruktur dan terorganisir sehingga menyebabkan dalam setiap komunikasi menjadi
jelas karena arahannya terstruktur. Komunikasi dalam kelompok merupakan hal
penting karena menyatukan antar divisi sehingga kelompok tersebut memiliki
kohesivitas yang tinggi.
e. Permulaan kelompok (Invitation)
Seseorang yang ingin bergabung kedalam sebuah kelompok biasanya melalui
serangkaian tes untuk bergabung kedalam kelompok. Dengan mengikuti langkah-
langkah yang harus ditempuh seseorang untuk bergabung kedalam kelompok ini
biasanya menambah interaksi antara anggota baru dengan pengurus dimana ini
menjadi sebuah permulaan kelompok yang merupakan awalan interaksi anggota baru
dengan pengurus

2.4. Ciri-ciri Kelompok yang Kohesif


Menurut (Qomaria, Musadieq, & Susilo, 2015) kelompok yang kohesif memiliki
ciri-ciri sebagi berikut :

a. Setiap anggota berkomitmen terhadap kelompoknya


b. Interaksi dalam kelompok tersebut didominasi kerjasama bukan sebuah
persaingan
c. Kelompok memiliki tujuan yang saling berkaitan sesuai perkembangan waktu
dan tujuan
d. Pertukaran antar anggota kelompok bersifat mengikat
e. Terdapat ketertarikan antar anggota seingga relasi yang terbentuk menambah
kekuatan relasi dalam kelompok.

5
2.5. Dimensi kohesivitas
Menurut Forsyth (2010) dalam bahwa kohesivitas kelompok memiliki enam dimensi,
yaitu:

a. Kekuatan sosial
Kekuatan sosial disini berarti keseluruhan dari semua kekuatan yang dilakukan
individu dalam suatu kelompok agar tetap berada dalam kelompoknya. Kumpulan
dari kekuatan dan dorongan menjadikan anggota dalam kelompok tetap bersatu.
b. Kesatuan dalam kelompok
Perasaan saling memiliki antaranggota kelompok dan memiliki perasaan moral yang
berhubungan dengan keanggotaan dalam kelompok. Jadi, setiap anggota menganggap
kelompok merupakan keluarga, saudara,tim yang memiliki rasa kebersamaan.
c. Daya tarik antar anggota kelompok
Daya tarik disini berarti properti kelompok yang berasal dari kekuatan sikap positif
antar anggota kelompok
d. Ketertarikan anggota terhadap kelompok
Ketertarikan anggota terhadap kelompok merupakan sekumpulan perasaan antar
anggota yang sama terhadap kelompok dan menjadi sebuah kesatuan
e. Kepercayaan dan kerjasama kelompok
Proses dinamis yang dibuktikan dengan rasa saling percaya antar anggota dan
kecenderungan anggota untuk tetap terikat dan mempertahankan kesatuan untuk
mencapai tujuan kelompok.
f. Kecenderungan untuk tetap bersama
Kecenderungan untuk tetap bersama dan bersatu sebagai anggota dan bangga
menunjukan identitas keanggotaanya ketika berada di lingkungan masyarakat.

2.3. Meningkatkan Kohesi Kelompok


Dalam membangun kohesivitas, perlunya faktor pendukung demi terwujudnya keeratan
dan kekompakan anggota kelompok(Sudrajat & Hasbiansyah, 2020).Tingkat kohesivitas
kelompok berhubungan dengan kecocokan anggota kelompok dengan peraturan dalam
kelompok, semangat bekerjasama dalam kelompok dan komunikasi. Kohesivitas dapat
dikembangkan dengan enam hal(Sholeh, 2017):

a. Tingkatkan budaya tolong menolong


6
Adanya tolong menolong antara tiap anggota saat mendapat ancaman eksternal dapat
meningkatkan kohesivitas dalam kelompok.
b. Membuat sejarah
Membuat sejarah disini berarti anggota kelompok saling berbagi pengalaman atau
mengadakan kegiatan bersama yang mana hal tersebut membentuk kedekatan antar
anggota kelompok dan berkontribusi untuk meningkatkan kohesivitas antar anggota.
c. Saling bergantung untuk mencapai tujuan yang sama
Salah satu alasan seseorang bergabung kedalam kelompok karena tujuan kelompok yang
menarik dan untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kontribusi dari setiap orang yang
berada didalam kelompok tersebut.
d. Saling menyempurnakan
Ketika para anggota tim saling menyempurnakan dalam hal pencapaian tujuan seperti
sesama anggota kelompok dapat mencoba menyempurnakan tugas sesama anggota
kelompok yang lain, maka suatu kelompok akan mengalami peningkatan tapi jika
anggota kelompok tidak saling kohesi maka kelompok tersebut tidak akan mengalami
peningkatan.
e. Mengembangkan norma-norma persahabatan dan kebersamaan
Kelompok akan lebih kohesif jika anggota-anggota saling memberi support antar anggota
f. Meningkatkan dukungan terhadap anggota kelompok
Setiap anggota kelompok perlu diberitahukan terkait jobdesk dan etika dalam kelompok.
Dukungan yang diberikan kepada anggota kelompok membantu sesama anggota
kelompok dalam pemecahan masalah dan akan meningkatkan kohesivitas kelompok.

2.4. Kohesivitas dalam Perkembangan Kelompok


Kohesivitas kelompok yang dikembangkan dengan baik berpengaruh terhadap adanya
rasa kerjasama dan rasa kebersamaan antar anggota sehingga kapasitas kelompok akan
meningkat yang akan berdampak pada tercapainya tujuan kelompok. Para angota
kelompok juga merasa nyaman dan aman terhadap lingkungan dalam kelompok sehingga
berdampak pada output yang dihasilkan dari masing-masing anggota(Qomaria et al.,
2015).

7
2.5. Analisis Jurnal

Judul : Pelatihan Pembentukan Tim untuk Meningkatkan Kohesivitas Tim pada Kopertis V
Yogyakarta

Penulis : M.Bachroni

Tahun terbit : 2011

Kohesivitas dalam kelompok dapat diartikan sebagai kemampuan kelompok untuk


mempertahankan kebersamaan dan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Berikut
adalah elemen 5W 1H yang dapat digunakan untuk mengelola kohesivitas dalam kelompok:

1. What Menentukan tujuan dan visi kelompok yang


jelas dan terukur agar setiap anggota memiliki
pemahaman yang sama mengenai arah
kelompok.
Pada jurnal terkait aspek what yakni jurnal
membahas terkait Pelatihan Pembentukan Tim
untuk Meningkatkan Kohesivitas Tim pada
Kopertis V Yogyakarta / Mengetahui besarnya
manfaat penerapan tim kerja dalam
perusahaan dan berdasarkan analisa
8
permasalahan pada Kopertis Wilayah V
2. Who Menentukan peran dan tanggung jawab
masing-masing anggota dalam kelompok agar
setiap anggota memiliki kesadaran dan
tanggung jawab yang sama dalam mencapai
tujuan kelompok.
Pada jurnal terkait aspek who yakni pihak
yang terlibat meliputi M.
Bachroni/KOPERTIS Wilayah V dipimpin
oleh seorang Koordinator dibantu Sekretaris
Pelaksana, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian
dan para karyawannya yang berjumlah 50
orang.
3. Where Menentukan tempat dan waktu pertemuan
kelompok yang teratur dan konsisten agar
setiap anggota dapat berpartisipasi secara aktif
dalam kelompok.
Pada jurnal, pelaksanaan kegiatan berada di
kantor Kopertis V Wilayah Yogyakarta
4. When Menentukan jadwal dan target waktu yang
realistis dalam mencapai tujuan kelompok
agar setiap anggota memiliki motivasi dan
fokus dalam bekerja.
Pada jurnal , kegiatan dilaksanakan pada
bulan Juni 2011.
5. Why Menjelaskan alasan dan manfaat dari tujuan
kelompok agar setiap anggota memiliki
motivasi dan kepercayaan diri dalam
mencapai tujuan kelompok.
Pada jurnal, terkait aspek why yakni mencapai
strategi peningkatan pendidikan KOPERTIS

9
Wilayah V dan untuk meningkatkan
efektivitas kerja karyawan KOPERTIS
Wilayah V maka difokuskan pada startegi
kerjasama tim dalam organisasi. Tim yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
keseluruhan pegawai dalam KOPERTIS
Wilayah V. Kekompakan pegawai di dalam
KOPERTIS Wilayah V diperlukan untuk
mensukseskan rencana strategis tersebut.
6. How Menentukan strategi dan metode yang efektif
dalam mencapai tujuan kelompok agar setiap
anggota memiliki pemahaman yang sama
mengenai cara mencapai tujuan kelompok.
Pada jurnal terkait aspek how yakni salah satu
cara untuk dapat meningkatkan efektivitas tim
kerja yaitu dengan meningkatkan kohesivitas
tim.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah diperoleh diketahui bahwa terdapat
perbedaan kohesivitas tim antara kelompok eksperimen yang mengikuti pelatihan
pembentukan tim dan kelompok control yang tidak mengikuti pelatihan pembentukan tim.
Tim kerja pada kelompok eksperimen yang telah diberi pelatihan pembentukan tim
mengalami peningkatan kohesivitas daripada tim kerja pada kelompok control yang tidak
mengikuti pelatihan pembentukan tim. Hasil tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya
yang menyatakan bahwa melalui pelatihan pembentukan tim dapat meningkatkan
kohesivitas tim (Prichard, Bizo dan Stratford, 2006; Paramastri, 2000).

Hasil analisis kuantitatif menunjukkan adanya peningkatan kohesivitas tim dan


munculnya perilaku-perilaku yang baru tersebut setelah pelatihan pembentukan tim
menguatkan pula teori pembentukan tim dari Lewin. (Lewin dalam Cummings dan
Worley, 2005) menyatakan bahwa untuk mengubah perilaku karyawan diperlukan terlebih

10
dahulu pengenalan dan pengetahuan akan perlaku yang akan dibentuk agar para karyawan
mau dan dapat mengubah perilaku mereka sesuai dengan yang diharapkan oleh
perusahaan. Munculnya perilaku-perilaku yang baru tersebut sesuai dengan teori
pembentukan tim dari Lewin terjadi karena tim-tim kerja telah mengalami perubahan
adanya peningkatan pengetahuan setelah mengikuti pelatihan pembentukan tim. Setiap tim
kerja yang mengikuti pelatihan pembentukan tim diperkenalkan perilaku-perilaku baru
yang diperlukan untuk mewujudkan kohesivitas tim.

11
BAB 3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
a. Kohesi dalam kelompok merupakan rasa saling mengikat antar anggota dimana hal
ini menjadi bentuk kelebihan kelompok agar anggota tetap berada dalam kelompok
b. Tingkat kohesi kelompok terbagi menjadi 2 yakni rendah dan tinggi
c. Cara meningkatkan kohesi dalam suat kelompok ada 6 yakni mengatasi ancaman
eksternal, membuat sejarah, saling bergantung untuk mencapai tujuan yang sama,
saling menyempurnakan ,mengembangkan norma-norma
persahabatan ,meningkatkan dukungan terhadap anggota kelompok
d. Kohesivitas dalam perkembangan kelompok mempengaruhi tercapainya tujuan
kelompok

3.2.Saran
Materi mengenai mengelola kohesivitas dalam kelompok adalah topik yang sangat luas,
sehingga dalam makalah ini hanya dibahas sebagian kecil saja. Untuk dapat
mengaplikasikan pengetahuan ini secara efektif dalam konteks kehidupan berorganisasi
atau dalam kerja sama kelompok, penting untuk memiliki pemahaman yang lebih
mendalam tentang topik ini agar dapat menambah wawasan serta tahu bagaimana cara
meningkatkan kohesivitas kelompok serta bagaimana kohesivitas dalam perkembangan
kelompok.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, F. (2012). Hubungan Kohesivitas Kelompok Dengan Intensi Turnover Pada Karyawan. Journal of
Social and Industrial Psychology, 1(2), 53–56. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip
Bahli, B., & Demirbag Buyukkurt, M. (2005). Group Performance in Information Systems Project Groups:
An Empirical Study. Journal of Information Technology Education: Research, 4, 097–113.
https://doi.org/10.28945/267
Carron., Albert, V., Bray, Steven, R., Eys., & Mark, A., 2002. Team Cohesion and Team Success in Sport.
Journal of Sport Science, 20, 119-127.
Cook, T.D., & Campbell, D.T., 1979. QuasiExperimentation: Design & Analysis Issues for Field Settings.
Boston: Houghton Mifflin Co.

Cummings, T.G. & Worley, C.G., 2005. Organization Development and Change: Eight Edition. Amerika:
Thomson South Western.

Dally, R.E., & Nicolle, D., 1997. Accelerating a Team’s Developmental Process. Journal of The
Organization, 29. 45-52. Douglas, T., 1993. A Theory of Groupwork Practice. London: MacMillan.
Eby, L.T., Adams, D.M., Rusell, J.E., & Gaby, S.H., 2000. Perception of Organizational Readiness for
Change: Factors Related to Employees,

Hadipranata, A.F., 1995. Pengaruh Kelompok Kecil-Kerja-ompak Terhadap Performansi Kerja Karyawan
di Surabaya. Jurnal Psikologi, 2. 49-56

Herlianto, P., Tadjri, I., & Saraswati, S. (2012). Hubungan Kohesivitas Dengan Dinamika Kelompok Dalam
Bimbingan Kelompok Pada Siswa Smp Negeri 13 Semarang. Indonesian Journal of Guidance and
Counseling; Thory and Application, 1(2), 47–53. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk
Indrio, Gitosudarmo dan I Nyoman, Sudita 2000. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta : BPFE.

Kalam, R. P., & Wibowo, D. H. (2022). Kohesivitas Kelompok dan Intensi Turnover: Studi Korelasional
pada Karyawan. Psikostudia : Jurnal Psikologi, 11(3), 360.
https://doi.org/10.30872/psikostudia.v11i3.7646
Lumba, A. J. F., & Rajagukguk, C. P. M. (2022). Esensi Kohesivitas untuk Mendukung Performa Olahraga
Beregu. Jurnal Muara Olahraga, 4(1), 11–20. https://doi.org/10.52060/jmo.v4i1.659
Msulihah, E. (2016). Pengelolaan, Kohesivitas, dan Keberhasilan Team Work. Jurnal Keilmuan
Manajemen Pendidikan, 2(02), 58–68. Retrieved from
https://e-resources.perpusnas.go.id:2125/media/publications/256455-pengelolaan-kohesivitas-
dan-keberhasilan-03595f6d.pdf
Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah. Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK.
Bandung : Remaja Rosda Karya.

13
Nababan, J. (2022). Kohesivitas Kelompok pada Koperasi di Kabupaten Tapanuli Utara. MUKASI: Jurnal
Ilmu Komunikasi, 1(1), 39–54. https://doi.org/10.54259/mukasi.v1i1.450
Patrick, Thomas Kirk and Chad T. Lewis, (1995). Effective Supervision. New York : The Bryden Press.
Qomaria, N., Musadieq, M., & Susilo, H. (2015). Peranan Kohesivitas Kelompok Untuk Menciptakan
Lingkungan Kerja Yang Kondusif (Studi Pada Pt. Panca Mitra Multi Perdana Situbondo). Jurnal
Administrasi Bisnis, 29(1), 1–9.
Reaction to The Implementation of Team-Based Selling. Journal of Human Relations, 53. 419-442.
Robins, Stephen P. (1994). Essentials of Organizational Behavior. New Jersey : Prentice-Hill.
Sholeh, F. (2017). Membangun Kohesivitas Kelompok Dalam Bingkai Ukhuwah Wathaniah. Qolamuna, 3,
25.
Siagian, Sondang. (1994). Manajemen Strategik. Jakarta : Bina Aksara.
Study. Journal of Informational Technology Education, 4, 97-113.

Sudrajat, I. S., & Hasbiansyah, O. (2020). Strategi membentuk Kohesivitas Kelompok pada Komunitas
Pemuda Istiqamah Bandung. 125–128.
Williams, Pat. (2003). The Magic of Team Work : Proven Principles for Building a Winning Team. Jakarta :
Gramedia.
Yoandra, R. M., Putri, Z. A., Hanum, F., & Humaedi, S. (2022). Pentingnya Tingkat Kohesivitas Terhadap
Kinerja Kelompok Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Regional Jawa Barat. Focus :
Jurnal Pekerjaan Sosial, 5(1), 106. https://doi.org/10.24198/focus.v5i1.40390

14

Anda mungkin juga menyukai