Anda di halaman 1dari 10

Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial

ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

PENTINGNYA TINGKAT KOHESIVITAS TERHADAP KINERJA


KELOMPOK FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA KESEJAHTERAAN
SOSIAL REGIONAL JAWA BARAT

THE IMPORTANCE OF COHESIVITY LEVEL TO PERFORMANCE OF


FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL
REGIONAL JAWA BARAT
Fauziah Hanum¹, Rezkia ABSTRAK
Maghriby Yoandra², Zahra Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui betapa
Anindya Putri³, Sahadi pentingnya kohesivitas yang dimiliki oleh anggota yang
Humaedi⁴ ada kelompok, sekaligus mengetahui bagaimana cara
1,2,3ProgramStudi Kesejahteraan membangun kohesivitas dalam kelompok khususnya di
Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Forkomkasi Jabar. Diketahui bahwa setiap anggota di
Ilmu Politik, Universitas dalamnya berusaha untuk dapat menjaga hubungannya
Padjadjaran dengan anggota lain yang berasal dari kampus yang
4Departemen Kesejahteraan Sosial, berbeda. Sesuai dengan tujuan yang dimiliki oleh
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu kelompok Forkomkasi Jabar yaitu terjalinnya hubungan
Politik, Universitas Padjadjaran baik antara seluruh mahasiswa jurusan Kesejahteraan
Sosial yang ada di Jawa Barat. Penelitian ini
Article history menggunakan metode kualitatif dengan teknik
Received : 01 Juli 2022 wawancara dalam mengumpulkan data yang
Revised : 12 Agustus 2022 diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa betapa
Accepted : 12 Agustus 2022 pentingnya tingkat kohesivitas yang dimiliki oleh setiap
kelompok. Kohesi kelompok mengacu pada sejauh mana
*Corresponding author anggota kelompok berhubungan satu sama lain dan
Email : fauziah20006@mail.unpad.ac.id¹ merasa menjadi bagian dari kelompoknya. Kelompok
dengan kohesi yang tinggi akan menarik setiap anggota
No. doi: 10.24198/focus.v5i1.40390
kelompok untuk dapat berkumpul. Sedangkan
kelompok dengan tingkat kohesi yang rendah tidak akan
dapat menarik satu sama lain. Dengan demikian, tingkat
kohesivitas dapat mempengaruhi kinerja setiap anggota
dalam kelompok. Pengurus dari Forkomkasi Jabar pun
berpendapat bahwa penting bagi mereka untuk
meningkatkan kohesivitas kelompok agar masing-
masing dari mereka dapat memberikan kinerja sebaik
mungkin dan tentunya secara maksimal..

Kata kunci: kohesivitas, kinerja, kelompok

ABSTRACT
This study aims to find out how important cohesiveness is
owned by members of the group, as well as knowing how to
build cohesiveness in groups, especially Forkomkasi Jabar. It is
known that each member in it tries to be able to maintain his
relationship with other members who come from different
campuses. In accordance with the objectives of the West Java
Forkomkasi group, namely the establishment of good relations
between all students majoring in Social Welfare in West Java.

106
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

This study uses qualitative methods with interview techniques


in collecting the necessary data. The results obtained from this
study can certainly find out how important the level of
cohesiveness possessed by each group is. Group cohesion refers
to the degree to which group members relate to one another and
feel part of the group. Groups with high cohesion will attract
every member of the group to be able to gather. Meanwhile,
groups with low levels of cohesion will not be able to attract
each other. Thus, the level of cohesiveness can affect the
performance of each member in the group. The management of
Forkomkasi Jabar also believes that it is important for them to
improve group cohesiveness so that each of them can give the
best possible performance and of course to the maximum.

Key word: cohesiveness, performance, group

PENDAHULUAN regional Jawa Barat. Struktur keanggotaan


Forum Komunikasi Mahasiswa Forkomkasi Jabar cenderung sama seperti
Kesejahteraan Sosial Regional Jawa Barat struktur keanggotaan organisasi pada
atau yang biasa disebut dengan Forkomkasi umumnya, yaitu terdiri dari Ketua Umum,
Jabar adalah suatu kelompok formal yang Wakil Ketua Umum, Sekretaris, Bendahara,
berperan sebagai wadah komunikasi bagi dan 5 divisi yaitu Kominfo, Pengmas,
seluruh mahasiswa Kesejahteraan Sosial Humas, Litbang, dan PSDM. Dengan
atau Pekerja Sosial di Jawa Barat yang banyaknya anggota dari kelima divisi
dibentuk dengan tujuan untuk dapat tersebut, maka Forkomkasi memiliki cara
menjalin relasi dan silaturahmi, tersendiri dalam mendistribusikan fungsi
mengembangkan ilmu pengetahuan di dan tugas setiap anggotanya dengan cara
bidang kesejahteraan sosial dan pekerja menyesuaikan kemampuan dan kemauan
sosial sekaligus mempraktikkannya dari setiap anggota dalam divisi. Apabila
langsung kepada masyarakat, dan ada salah satu anggota yang merasa
meningkatkan eksistensi jurusan keberatan dengan tugas yang ada, maka
Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial di ketua dari divisi yang bersangkutan akan
masyarakat luas. Kegiatan yang dilakukan mendiskusikannya terlebih dahulu agar
dapat berupa diskusi, sharing, pelatihan, semua pendistribusian dapat dilakukan
memperingati acara-acara besar, dan terjun secara adil dan seimbang. Bagi Forkomkasi
langsung kepada masyarakat dengan Jabar yang terpenting adalah para anggota
berbagai aktivitas yang bermanfaat. dapat menjalankan tanggung jawabnya
Forkomkasi Jabar pada awalnya dengan baik dan tetap menaati norma atau
bermula dari terbentuknya Forkomkasi aturan yang telah ditetapkan dalam
tingkat nasional pada tahun 2011 yang AD/ART.
kemudian dengan berbagai pertimbangan Meski demikian, kepemimpinan
serta diskusi mendalam, dibentuklah yang ada dalam Forkomkasi Jabar baik dari
Forkomkasi di berbagai regional dengan Ketua Umum maupun Ketua Divisi
tujuan agar kelompok ini dapat dilakukan secara demokratis. Maksud
terkoordinasi dengan baik. Maka, pada demokratis di sini adalah seluruh pimpinan
tahun 2012 dibentuklah Forkomkasi atau ketua yang ada dalam Forkomkasi

107
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

Jabar ini tidak bersifat otoriter karena Dengan posisi kampus satu sama lain yang
mereka lebih nyaman ketika dapat dapat dikatakan cukup berjauhan, maka
menyelesaikan permasalahan dengan cara permasalahan tersebut terbilang sulit untuk
berkomunikasi dan bermusyawarah. Ketika diatasi tanpa bertemu secara langsung.
menghadapi suatu permasalahan, mereka Namun lebih dari itu, banyak anggota yang
memilih untuk lebih membicarakannya seringkali berkumpul secara langsung
secara personal terlebih dahulu kepada dengan anggota bahkan pimpinan lainnya
pihak yang bersangkutan. Seperti misalnya demi menjaga hubungan baik satu sama
jika ada salah satu anggota yang lain dan menjalin silaturahmi di dalam
bermasalah, maka atasan atau Kepala internal Forkomkasi Jabar. Mereka
Divisinya akan berdiskusi bersama anggota berharap bahwa setiap pimpinan dan
tersebut atau jika diperlukan, bersama anggota dari seluruh kampus yang terlibat
dengan Ketua Umum. Cara tersebut dapat terus menjaga kebersamaannya
dilakukan agar permasalahan yang terjadi terutama dalam diskusi terkait program
tidak akan meluas ke pihak luar yang tidak kerja. Maka dari itu, salah satu cara untuk
ada sangkut pautnya dengan masalah yang mengatasi konflik internal yang terdapat
ada. Untuk sistem komunikasi dalam dalam Forkomkasi Jabar adalah dengan
menyampaikan informasi, Forkomkasi meningkatkan komitmen serta selalu
Jabar menerapkan sistem structuring yaitu menjaga komunikasi satu sama lain.
informasi akan disampaikan melalui atasan Berdasarkan hasil wawancara
yang selanjutnya disampaikan kembali tersebut, terdapat hal menarik yang
kepada anggota atau stafnya. Selain itu menurut kami penting untuk dibahas
dalam pengambilan keputusan, dalam artikel kali ini, yaitu mengenai
Forkomkasi Jabar juga cenderung kohesivitas kelompok. Kohesivitas yang
menerapkan sistem musyawarah mufakat dimaksud merupakan bagaimana cara yang
di mana seluruh pimpinan dan anggota mereka usahakan untuk dapat menjaga
akan menyampaikan pendapatnya, hubungannya dengan anggota lain yang
berdiskusi, dan diakhiri dengan berasal dari kampus yang berbeda. Seperti
menentukan keputusan yang memang yang telah disebutkan sebelumnya,
sudah menjadi kesepakatan bersama. kelompok Forkomkasi Jabar ini memiliki
Perlu diketahui bahwa setiap tujuan yang ingin dicapai bersama, yaitu
kelompok pasti mengalami setidaknya satu terjalinnya hubungan baik antara seluruh
konflik atau permasalahan dalam mahasiswa jurusan Kesejahteraan Sosial
kelompoknya. Baik itu permasalahan antar yang ada di Jawa Barat. Oleh karena itu,
anggota, pimpinan, atau sebagainya. Dalam penting bagi mereka untuk meningkatkan
Forkomkasi Jabar, konflik yang seringkali kohesivitas kelompok agar masing-masing
terjadi adalah konflik internal di mana dari mereka dapat memberikan kinerja
dalam kondisi yang serba online saat ini, sebaik mungkin dan tentunya secara
setiap pimpinan dan anggota merasa cukup maksimal.
sulit dalam berkomunikasi. Tidak hanya itu, Penting untuk diketahui bahwa
mereka juga kesulitan untuk bertemu secara pada setiap kelompok, anggota dipandang
langsung dan membaur bersama pimpinan sebagai sumber daya yang sangat vital
dan anggota lainnya. Akibatnya, tidak karena menjadi salah satu unsur pokok
jarang dari mereka menjadi pasif bahkan dalam menentukan apakah tujuan
hilang tanpa kabar ketika kegiatan sedang kelompok dapat tercapai. Tentunya setiap
berlangsung. Hal tersebut tentu menjadi kelompok atau organisasi memiliki harapan
permasalahan yang tidak bisa dianggap terhadap seluruh anggotanya agar dapat
sepele karena akan mempengaruhi kondisi memberikan kinerja yang baik dan
internal dari Forkomkasi Jabar itu sendiri. memuaskan dalam mengerjakan pekerjaan

108
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

yang sudah menjadi tanggung jawabnya. pekerjaannya. Dengan kata lain, tingkat
Kinerja (performance) merupakan kohesivitas dapat dilihat dari bagaimana
gambaran terkait tingkat pencapaian dari kesatuan, kekuatan, dan bentuk kerjasama
pelaksanaan tugas atau pekerjaan dalam dalam kelompok sehingga hal tersebut
suatu kelompok dalam upaya mewujudkan berpengaruh terhadap kinerja yang
tujuan, sasaran, misi, dan visi dari diberikan.
kelompok tersebut (Bastian, 2001: 329).
Selain itu, kinerja juga merupakan suatu METODE PENELITIAN
hasil kerja yang dicapai oleh seseorang Dalam mencapai tujuan yang
dalam melaksanakan berbagai tugas yang terdapat dalam penelitian ini, peneliti
dibebankan atau diamanahkan kepadanya menggunakan metode penelitian kualitatif.
berdasarkan kecakapan, pengalaman, Peneliti menggunakan teknik wawancara
waktu, dan kesungguhan (Hasibuan, 2000: dalam metode mengumpulkan data.
34). Jika dilihat dari sumber daya yang ada Dimana peneliti memberikan beberapa
dalam Forkomkasi Jabar, mereka sangat pertanyaan yang sudah disiapkan untuk
mengusahakan untuk dapat terus ditanyakan kepada informan. Dalam
meningkatkan kohesivitas dalam penelitian ini, meskipun sudah terdapat
kelompoknya tersebut. Sudah dijelaskan pertanyaan yang telah disiapkan, tetapi
sebelumnya, usaha yang mereka lakukan ketika proses wawancara berlangsung
tentu sangat membantu dalam menjaga terdapat beberapa pertanyaan tambahan
hubungan baik sesama anggota. Mereka yang bersifat spontan. Informan yang
juga menganggap bahwa meskipun dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini
masing-masing dari mereka memiliki letak merupakan pengurus inti dari organisasi
kampus yang berjauhan, hal tersebut tidak yang dipilih yaitu Forum Komunikasi
menutup kemungkinan bagi mereka untuk Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Regional
tetap bertemu, bersilaturahmi, menjalin Jawa Barat (FORKOMKASI JABAR). Proses
relasi, dan sebagainya. Diharapkan dengan wawancara tersebut dilakukan secara
adanya berbagai tugas yang diberikan daring menggunakan layanan zoom
kepada masing-masing anggota dapat meeting.
dipertanggungjawabkan dengan
membuktikan kinerja terbaik mereka. HASIL DAN PEMBAHASAN
Oleh karena itu, keberhasilan suatu Kohesivitas Kelompok
kelompok dalam mencapai tujuannya tidak
terlepas dari bagaimana kinerja yang Menurut Wijayanto (2012:200), kohesi
diberikan oleh seluruh sumber daya yang kelompok merupakan kekuatan dari suatu
ada dalam kelompok tersebut. Untuk dapat kelompok untuk dapat menjaga
dikatakan berhasil dalam mencapai kekuatannya tersebut dalam kelompok dan
tujuannya, maka salah satu faktor penting mencegah timbulnya masalah yang
dalam kelompok adalah kohesivitas karena menyebabkan perpecahan di dalam
hal tersebut dapat dikatakan sebagai alat kelompok. Kohesi kelompok adalah derajat
pemersatu seluruh anggota kelompok keterikatan dan perasaan positif anggota
sehingga pencapaian tujuan yang dimiliki kelompok terhadap kelompoknya sendiri.
kelompok dapat dilakukan secara efektif. Semakin tinggi kohesi, semakin kuat suatu
Disebutkan bahwa kohesivitas kelompok kelompok dan semakin loyal para anggota
dapat mempengaruhi bagaimana performa kepada kelompok tersebut. Selain itu,
atau kinerja dari setiap anggota dan kohesi kelompok identik dengan setiap
berdampak terhadap kemauan dan anggotanya yang memiliki kesatuan satu
kemampuan dari masing-masing anggota sama lain. seperti yang dikemukakan oleh
untuk menampilkan hasil terbaik dari Dian dan Safitri (2011),

109
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

mengumpulkan anggota satu sama lainnya,


Dari hasil kami berwawancara dengan yang diharapkan mereka dapat semakin
para anggota dari kelompok Forum dekat dan bersatunya setiap anggota
Komunikasi Jawa Barat, mereka adalah dengan kelompok, dan menciptakan
kelompok dengan latar belakang yang sama semakin tinggi derajat kohesi pada
dan memiliki kesamaan yaitu para kelompok
anggotanya merupakan mahasiswa dari
jurusan kesejahteraan sosial. Mereka Sebenernya, kohesi dalam kelompok
berasal dari berbagai macam universitas ada beberapa identifikasi didalamnya.
yang ada di Bandung sehingga para Seperti yang dijelaskan Faturochman dalam
anggotanya sering mencoba untuk (Irawan, 201:18) dapat dikatakan kelompok
berkumpul guna terciptanya kohesi atau yang berkohesi akan memiliki hal-hal
kesatuan di dalamnya. Kohesi juga dapat sebagai berikut:
diartikan sebagai sejauh mana anggota tim
berkumpul, mereka akan menjadi satu Setiap anggota sangat terlibat dalam
kesatuan dan dapat bermanifestasi dalam kelompok.
berbagai cara dan faktor yang dapat saling Interaksi dalam kelompok didominasi
membantu satu sama lain. Sedangkan oleh kerjasama, bukan persaingan.
Robins (2002) menjelaskan bahwa dibandingkan dengan Tim memiliki tujuan
kelompok yang kohesif ditunjukkan yang terkait, dan seiring berjalannya waktu,
dengan adanya kesatuan dan interaksi yang tujuan yang dibangun akan meningkat.
intensif di antara para anggotanya. Terjadi pertukaran yang mengikat antar
anggota kelompok.
Kohesi kelompok sebenarnya dapat Adanya minat antar anggota yang
dilihat pada sejauh mana anggota hubungannya terbentuk memperkuat
kelompok untuk dapat berhubungan satu jaringan hubungan dalam kelompok.
dengan yang lainnya dan merasa menjadi
bagian dari kelompoknya. Kelompok Disini kita menemukan, bahwasanya
dengan kohesi yang tinggi akan menarik dari kelompok Forum komunikasi Jawa
setiap anggota kelompok untuk dapat Barat ini selalu berusaha untuk membuat
berkumpul. Sedangkan kelompok dengan kegiatan bersama-sama dalam kelompok
tingkat kohesi yang rendah tidak akan seperti kegiatan berkumpul bersama
dapat menarik satu sama lain. Kohesi teman-teman pengurus lainnya. Hal ini
sebenarnya tergantung pada kepentingan menjadi salah satu cara yang digunakan
individu masing-masing anggota oleh kelompok Forum Komunikasi Jawa
kelompok. Dimana semakin anggota Barat untuk menumbuhkan rasa saling
kelompok merasa tertarik, dan semakin dekat, kenal, nyaman dan terlindungi
mereka setuju dengan tujuan kelompok. sehingga dapat terciptanya rasa solid untuk
Ketertarikan ini pula yang akan dapat bekerja sama mencapai tujuan
berhubungan dengan motivasi dari pada bersama. Hartinah (2009:51) Menjelaskan
anggota di dalamnya. Seperti Robins (2002) bahwa pencapaian tujuan kelompok
jelaskan bahwa kohesi kelompok akan membutuhkan suasana solidaritas dan
menciptakan sejauh mana anggota minat untuk menciptakan proses
kelompok ini tertarik satu sama lain dan kolaboratif antar anggota tim. Kohesi
termotivasi untuk tetap berada dalam kelompok memiliki sejumlah efek pada
kelompok. Berdasarkan teori di atas, kami individu yang dapat diciptakannya, baik
menemukan bahwa dalam kelompok positif maupun negatif. Efek positif dari
Forum Komunikasi Jawa Barat ini, mereka kohesi seperti yang ditunjukkan oleh
selalu berusaha untuk dapat Forsyth (2006) termasuk kemampuan pada

110
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

kelompok yang kohesif untuk dapat itu, penting bagi mereka untuk
bertumbuh dari waktu ke waktu karena meningkatkan kohesivitas kelompok agar
dapat memelihara anggota dan masing-masing dari mereka dapat
memungkinkan mereka untuk mencapai memberikan kinerja sebaik mungkin dan
tujuan, kohesi dapat meningkatkan rasa tentunya secara maksimal. Kinerja yang
nyaman diantara anggota kelompok, dan baik ini perlu didukung dengan bagaimana
dapat mengurangi tingkat depresi pada suasana lingkungan dalam kelompoknya.
anggota. kelompok yang paling terlihat Forum Komunikasi Jawa Barat ini memiliki
dibandingkan dengan kelompok yang suasana lingkungan yang berusaha jika ada
paling sedikit terlibat. permasalahan baik secara internal maupun
eksternal akan diselesaikan secara bersama-
Ambarwati (2010: 1) berpendapat sama agar permasalahan pun dapat
bahwa karakteristik tertentu dari anggota terselesaikan dengan jelas dan cepat
kelompok dikaitkan dengan anggota lain sehingga suasana lingkungan dalam
memang dapat tercipta dengan kohesivitas kelompok pun menjadi baik kembali.
yang tinggi. Maka dari itu, akan timbulnya:
Lingkungan kerja yang baik ini akan
Anggota merasa nyaman dengan setiap menciptakan peluang bagi anggota tim
anggota lainnya dalam kelompok. untuk mencapai hasil yang diinginkan dan
Anggota merasa terlindungi dan tidak semangat yang terus dirasakan ketika
ragu untuk mengatakan apa yang ingin menjalankan tugas. Lingkungan kerja yang
mereka katakan atau saling terbuka. baik juga akan memberikan kenyamanan
bagi setiap anggota jika semua anggota
Hubungan Kohesivitas Dengan Kinerja lainnya dapat saling membantu dan bekerja
Kelompok sama. Maka dari situ, disini ditemukan
adanya hubungan antara bagaimana kohesi
Ikatan antara setiap anggota yang kelompok ini dapat mempengaruhi kinerja
tercipta dalam kelompok sebenarnya akan masing-masing anggota kelompok.
memiliki hubungan tertentu yang dapat
mempengaruhi rasa kerjasama dan rasa Lingkungan kerja ini sebenarnya bisa
persatuan satu sama lain untuk diartikan sebagai seperangkat alat dan
meningkatkan kemampuan mencapai bahan yang ditemui dalam lingkungan
tujuan kelompok. Kemudian dengan tujuan kerja, metode kerja dan pengaturan untuk
yang sama dari masing-masing anggota bekerja baik secara individu maupun
kelompok akan memunculkan rasa nyaman kelompok (Sedarmayanti 2009:201). Dalam
dan aman di lingkungan kerja atau dalam lingkungan kerja sebenarnya terbagi
kelompok mereka, sehingga akan menjadi 2 bentuk, yaitu lingkungan kerja
berdampak pada setiap kinerja masing- bentuk fisik dan lingkungan kerja bentuk
masing anggota kelompok. Oleh karena itu, immaterial/nonfisik.
dengan lingkungan kerja yang demikian
dapat disebut lingkungan kerja yang Lingkungan fisik dapat dipahami
kondusif. sebagai hal-hal yang dapat mempengaruhi
faktor psikologis anggota itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui Anggota akan merasa nyaman jika faktor
bahwasanya kelompok Forkomkasi Jabar fisik di lingkungan kerja bermanfaat dan
ini memiliki tujuan yang ingin dicapai, memberikan energi positif bagi mereka,
yaitu terjalinnya hubungan baik antara sedangkan anggota akan merasa tidak
seluruh mahasiswa jurusan Kesejahteraan nyaman jika lingkungan kerja disekitarnya
Sosial yang ada di Jawa Barat. Oleh karena tidak baik.

111
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

Mowday et al (1982) mendefinisikan


Lingkungan kerja immaterial/nonfisik bahwa komitmen dalam kelompok selaras
adalah seperangkat kondisi yang berkaitan dengan apa yang Porter lihat, yaitu sifat
dengan hubungan kerja, baik dengan dalam hubungan antara anggota dan
atasan, rekan kerja maupun bawahan, kelompoknya. Setiap Individu dengan
seperti yang diwujudkan oleh komitmen kelompok yang tinggi ini dapat
Sedarmayanti (2001:31). Lingkungan kerja dilihat, diantaranya:
yang baik atau dapat dikatakan dengan
kondusif adalah lingkungan kerja yang bisa Adanya kemauan yang besar untuk
menciptakan rasa aman dan nyaman bagi dapat menjadi anggota kelompok
setiap anggotanya dalam melaksanakan seutuhnya;
tugas agar dapat lebih optimal dalam Siap untuk melakukan yang terbaik
bekerja guna mencapai tujuan bersama. dalam kepentingan kelompok; dan
Yakin dan menerima terhadap nilai dan
Kinerja dari setiap anggota untuk tujuan di dalam kelompok.
menjadi lebih baik tidak hanya dari suasana
lingkungan kerjanya saja yang baik yang Sehingga, dalam kelompok yang sangat
memang diwujudkan dengan cara menjaga kohesivitas, dipastikan akan memiliki
kohesivitas dalam kelompok. Melainkan hubungan dengan kualitas kinerja yang
dari motivasi di setiap anggota baik dari setiap anggota dalam kelompok.
kelompoknya. Kinerja individu seringkali Setiap anggota kelompok juga akan
ditentukan oleh motivasi, kemampuan, dan memiliki motivasi yang tinggi dengan
lingkungan kerja (Griffin, 2004: 38). Karena didukung oleh kondisi lingkungan yang
motivasi mengacu pada proses dimana baik di dalamnya dan juga akan rasa
usaha seseorang diberi energi, diarahkan komitmen yang tinggi untuk dapat terus
dan dipertahankan untuk mencapai suatu mempertahankan kelompok guna
tujuan (Robbins, 2010:109). mencapai tujuan.

Kohesi kelompok ini sebenarnya dapat Cara Membangun Kohesivitas dalam


mendorong pengembangan komitmen Kelompok
pada setiap anggota kelompok. Pada
kelompok Forum Komunikasi Jabar pun Untuk membangun kohesivitas
kami lihat bahwasanya mereka menjaga dalam kelompok ini memang kita perlu
hubungan antar setiap anggota kelompok mengetahui apa saja yang menjadi
nya pun dengan tujuan untuk pengaruh dalam membentuk kohesi atau
menumbuhkan rasa komitmen yang ada ikatan hubungan dalam sebuah kelompok.
pada diri mereka dengan menilai juga Menurut Forsyth (2006), menyebutkan ada
apakah setiap anggota dalam kelompok ini beberapa faktor yang mempengaruhi
jika melaksanakan kegiatan yang dilakukan kohesi dalam kelompok, diantaranya yaitu:
oleh kelompok Forum Komunikasi Jabar
dapat dihadiri atau tidak oleh setiap Ketertarikan Interpersonal
anggota dalam kelompok. Porter dalam (Interpersonal Interest)
penelitiannya menunjukkan bahwa
komitmen kelompok didefinisikan sebagai Kelompok dapat terbentuk bila ada
identifikasi dan keterlibatan individu kepentingan individu dalam kelompok
dengan kelompok tertentu (Meyer, Allen tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dan Smith, 1993). pembentukan kelompok dari setiap
kepentingan individunya ini dapat dilihat
diantaranya; kedekatan antar

112
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

individu/anggota, frekuensi interaksi, anggota tim lainnya. Dalam Forum


kesamaan, kelengkapan, timbal balik, dan Komunikasi Jabar ini dapat dikatakan
kepentingan bersama. Dengan cara ini, sebagai kelompok regional yang menjadi
mereka juga dapat membentuk kelompok kelompok kecil dari kelompok Forum
yang belum sempurna menjadi kelompok Komunikasi, sehingga dalam menjaga
yang sangat kompak. Forum Komunikasi hubungan positif di dalamnya setiap ketua
Jabar dalam membangun ketertarikan maupun pimpinan masih dapat mengontrol
interpersonalnya diantaranya dengan dan menjaganya.
mengadakan diskusi diluar forum seperti d. Fitur Struktural (Structural features)
sharing-sharing santai baik dengan anggota Kelompok yang memiliki kohesivitas
dalam kelompoknya maupun bahkan cenderung akan lebih mempunyai ikatan
dengan kelompok lainnya sehingga setiap yang lebih terstruktur dan terorganisir,
individu di dalamnya akan memiliki rasa sehingga dalam setiap komunikasi atau
saling membersami dan melengkapi. arahan pun akan lebih jelas karena memang
secara struktural dalam setiap arahannya.
b. Stabilitas Keanggotaan (Stability of Selain itu, dengan komunikasi secara
Membership) struktural ini dapat menjadi jembatan bagi
Kestabilan anggota bisa dilihat dari banyak departemen di dalamnya. Seperti
lamanya waktu anggota berada dalam disebutkan oleh Rachmawati (2009),
kelompoknya tersebut. Suatu kelompok komunikasi dalam sebuah kelompok
yang setiap anggotanya selalu berubah merupakan pilar yang harus diperhatikan
pastinya akan mempunyai suatu karena dapat menyatukan banyak
perkumpulan yang sifatnya rendah dan departemen menuju kohesi yang hebat.
berbanding terbalik dengan kelompok yang Penekanannya adalah pada komunikasi
anggotanya cenderung tetap atau stabil. setiap individunya yang secara terstruktur,
Sehingga, itulah yang menjadi usaha dari komunikasi individu atau disebut juga
kelompok Forum Komunikasi Jabar ini interpersonal itu sendiri merupakan
untuk dapat menjaga stabilitas keanggotaan interaksi timbal balik antara dua orang
dalam kelompok yang dilihat dari dengan tujuan untuk memuaskan suatu
komitmen yang dipegang dari setiap keperluan yang sedang ingin capai atau
anggota di dalamnya ketika menjadi tugas mencapai suatu hasil yang sedang
maupun dalam berkegiatan. Seperti diharapkan.
menurut Rachmawati (2009) juga e. Permulaan Kelompok (Invitations)
menjelaskan bahwa kohesi kelompok dapat Seseorang yang ingin bergabung
dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya dengan kelompok biasanya melalui
ialah Kegiatan kelompok, yang khususnya serangkaian tes untuk menjadi anggota
dengan berpartisipasi dalam acara yang kelompok, seperti halnya kelompok dalam
diselenggarakan bersama. Forum Komunikasi Jabar ini harus
c. Ukuran Kelompok (Group Size) melewati tahapan mengisi formulir
Ukuran kelompok bisa memberikan pendaftaran, dan sesi wawancara. Dengan
dampak pada kohesi dalam kelompok. langkah-langkah yang harus dilalui
Akibatnya, jika ukuran kelompok tersebut seseorang sebelum bergabung dengan
semakin besar, maka semakin besar pula suatu kelompok, maka terciptalah sebuah
kebutuhan akan anggota kelompoknya. ikatan antara setiap anggota pengurus
Kelompok dengan ukuran besar akan dengan anggota baru dalam kelompok.
memungkinkan reaksi di antara anggota Selain itu juga, dengan permulaan di dalam
tim menjadi meningkat dengan cepat, kelompok menjadi awalan interaksi yang
sehingga banyak anggota tidak dapat lagi terjalin antara pengurus dengan anggota
mempertahankan hubungan positif dengan baru. Sehingga satu sama lainnya akan

113
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

dapat lebih dekat dan lebih mengenal maka selalu membutuhkan anggota yang
itu pula akan semakin mudah untuk lainnya dan akan tetap
terciptanya kohesivitas. mempertahankan komitmen dan
meningkatkan kinerja yang
KESIMPULAN DAN SARAN dimilikinya. Ketika hal tersebut sudah
dimiliki oleh setiap anggota, maka
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti akan terjalin dengan baik tingkat
lakukan terhadap permasalahan yang kohesivitas. Dalam kelompok
ada dapat disimpulkan bahwa suatu tentunya dapat dikatakan bahwa
kelompok dapat dijadikan tempat individu dapat mempengaruhi
bagi seseorang untuk kelompok, sama halnya seperti
mengembangkan dirinya. Hal kelompok mempengaruhi individu.
tersebut tentunya tidak mudah Oleh karena itu, setiap anggota harus
didapatkan. Diperlukan komitmen mengingat dan menjaga konsistensi
dan juga kinerja yang baik dari terkait tujuan ia hadir dalam
individu untuk kelompok terkait. kelompok. Tidak hanya itu, kelompok
Untuk dapat terwujudnya hal khususnya Forkomkasi Jabar harus
tersebut dibutuhkan peran kelompok berupaya untuk selalu menjaga
untuk menciptakan suasana yang stabilisasi anggota dalam kelompok.
nyaman bagi para anggotanya.
Diketahui bahwa ikatan antara setiap DAFTAR PUSTAKA
anggota yang tercipta dalam Abdul Latief, I. (2015). Hubungan Antara
kelompok akan memiliki hubungan Kelekatan Kelompok Dengan Tingkat
tertentu yang dapat mempengaruhi Kohesivitas Pada Penggemar Idol
rasa kerjasama dan rasa persatuan Group Di Kota Surakarta (Doctoral
satu sama lain untuk meningkatkan dissertation, Universitas
kemampuan mencapai tujuan Muhammadiyah Surakarta).
kelompok. Disebutkan bahwa kinerja Amalia, P. A. (2012). Hubungan antara
dari setiap anggota untuk menjadi kohesivitas kelompok dengan
lebih baik tidak hanya ditinjau dari komitmen organisasi pada karyawan.
suasana lingkungan kerjanya saja Faudilah, N. S. (2013). Pengaruh
yang baik melainkan dari motivasi di Kohesivitas Kelompok Terhadap
setiap anggota kelompoknya. Kinerja Motivasi Kerja Pegawai (Doctoral
individu seringkali ditentukan oleh dissertation, Universitas Pendidikan
motivasi, kemampuan, dan Indonesia).
lingkungan kerja. Lingkungan kerja Herlianto, P. (2012). Hubungan Kohesivitas
yang baik ini akan menciptakan Dengan Dinamika Kelompok Dalam
peluang bagi anggota tim untuk Bimbingan Kelompok Pada Siswa
mencapai hasil yang diinginkan. SMP Negeri 13 Semarang. Indonesian
Adapun saran yang dapat dilakukan Journal of Guidance and Counseling:
kelompok khususnya Forkomkasi Theory and Application, 1(2).
Jabar untuk meningkatkan Indra, D., Iskandar, Y., & Faruk, M. (2019).
kohesivitas antar anggotanya. Hal Pengaruh Keterlibatan Kerja Dan
utama ialah setiap anggota yang ada Kohesivitas Dalam Kelompok Kerja
di dalam kelompok tersebut harus Terhadap Kinerja Karyawan (Suatu
memiliki dorongan bahwa dirinya Studi pada Lembaga Pemasyarakatan
memiliki kepentingan dalam Kelas II-B Ciamis). Business
kelompok tersebut. Dengan Management and Entrepreneurship
demikian, individu akan merasa Journal, 1(4), 193-205.

114
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 1 No. 1 Juli 2022 Hal : 106 - 115
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

Riadi, Muchlisin. (2020). Kohesivitas


Kelompok (Pengertian, Aspek, Faktor
dan Cara Meningkatkannya). Diakses
pada 6/27/2022, dari
https://www.kajianpustaka.com/20
20/01/kohesivitas-kelompok.html
Qomaria, N., Musadieq, M., & Susilo, H.
(2015). Peranan kohesivitas kelompok
untuk menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif (studi pada PT. Panca
Mitra Multi Perdana Situbondo).
Brawijaya University.

115

Anda mungkin juga menyukai