Anda di halaman 1dari 8

Nama: Yunita

Kelas: 2A
NIM: 2211102413222
Mata Kuliah: Sosio Antropologi Kesehatan
Dosen Pengampu: Yuliani Winarti, M.PH

Pertanyaan:

1. Setelah mempelajari Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Kebudayaan berikan


penjelasan secara singkat mengenai faktor penyebab dan berikan contoh nyata di
Kalimantan Timur penemuan- penemuan baru innovation dalam bidang kesehatan.
2. Ada 9 faktor penghambat perubahan sosial. Jelaskan contoh masing-masing Faktor yang
menghambat perubahan sosial tersebut!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan saluran perubahan sosial, dan apa dampak dari
ketidakserasian perubahan dan ketertinggalan budaya (Cultural Lag), dan solusi terbaik
apa yang dapat dilakukan mengatasi ketertinggalan budaya tersebut
4. Model Moral Sebagai Panglima (MSP) merupakan salah satu model pembangunan di
Indonesia.
• Menurut model ini cara yang paling efektif untuk menangani persoalan kemiskinan
adalah dgn membantu mereka menemukan kekuatan mereka sendiri
• Wewenang pembuatan keputusan yang semula di tangan pemerintah, harus
dikembalikan kpd rakyat atau komunitas lokal.
→ Karna itu, mekanisme pembangunan dalam model ini mengandalkan kekuatan rakyat
("people power"), sehingga banyak bermuculan LSM (NGO).
→ Jelaskan kelebihan dan kelemahan model ini ?

Jawaban:

1. Perubahan Sosial
• Segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,
yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap dan pola
perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat.
Berbagai pendapat:
William F.Ogburn
Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur- unsur kebudayaan baik yang material
maupun immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur material
terhadap unsur immaterial.

Kingsley Davis
perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Misal: pengorganisasian buruh menyebabkan perubahan hubungan buruh dan majikan.
MacIver
Perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau
sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
Gillin dan Gillin
Perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik
karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat.
Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-
nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok- kelompok dalam masyarakat.

Bentuk-bentuk perubahan sosial


A. Perubahan yang lambat dan cepat
1. Perubahan yang lambat (evolusi) Perubahan yang biasanya tak terencanakan, terjadi
karena masyarakat ingin menyesuaikan dengan kebutuhan, keadaan /kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat
Beberapa teori tentang evolusi
1. Unilinier theories of evolution
→ perkembangan masyarakat itu melalui tahapan, dari tahap sederhana ke tahap yang
lebih kompleks.
2. Universal theories of evolution
→ perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap yang tetap.
3. Multilined theories of evolution
→ Lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan
tertentu dalam evolusi masyarakat.

2. Perubahan yang cepat (revolusioner)


• Perubahan/pergantian secara cepat terhadap berbagai aspek kehidupan yg penting.
• Perubahan yang terjadi secara cepat ini mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok
kehidupan masyarakat
→ Perubahan ini dapat terjadi tanpa rencana, tetapi dapat pula direncanakan terlebih
dahulu.

B. Perubahan Kecil dan Besar


• Perubahan kecil
→ Perubahan yang terjadi tidak membawa pengaruh langsung atau berarti dalam
masyarakat
→ Perubahan mode pakaian tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga
kemasyarakatan.

• Perubahan besar
→ Perubahan yang terjadi membawa pengaruh langsung atau berarti dalam masyarakat
→ Industrialisasi yang terjadi pada masyarakat agraris akan membawa pangaruh besar
dalam masyarakat.

• Perubahan yg tidak dikehendaki (intended-change) /direncanakan (Planned-Change)


dan Perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change)/tidak direncanakan
(Unplanned-Change)

• Perubahan yg dikehendaki (intended-change) /direncanakan (Planned-Change)

→ Perencanaan perubahan masyarakat itu dapat disebut social enginering atau social
planning.
→ Perubahan yang disengaja direncanakan itu misalnya disebut dengan istilah
pembangunan dan modernisasi.

Faktor Faktor Penyebab Perubanan Sosial dan Kebudayaan:


Penyebab dari dalam
- Bertambah/berkurangnya jumlah penduduk dalam jumlah banyak dan dalam waktu
singkat.
Penyebab dari luar masyarakat
1. Berasal dari lingkungan Alam fisik di sekitar manusia, berupa bencana alam, gempa,
banjir, (perusakan lingkungan karena ulah manusia)
2. Peperangan
3. Kebudayaan masyarakat lain

Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan:


1. Faktor yang mendorong jalannya proses Perubahan sosial
2. Faktor yang menghambat/ menghalangi terjadinya Perubahan Sosial

Faktor yang mendorong Perubahan sosial


1. Kontak dengan kebudayaan lain→ diffusion
2. Pendidikan formal yang maju
3. Menghargai inovasi
4. Toleransi terhadap penyimpangan yang bukan delik
5. Pelapisan sosial yang terbuka
6. Penduduk yang heterogen
7. Orientasi ke masa depan
8. Selalu berusaha yang pantang menyerah (meningkatkan taraf hidup)
9. Tidak cepat puas terhadap keberhasilan

Faktor yang menghambat Perubahan Sosial:


1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain 2. Perkembangan ilmu pengetahuan
yang lambat
3. Sikap masyarakat yang tradisional
4. Adanya kepentingan yang telah tertanam/vested interest
5. Takut terjadi goncangan integrasi sosial
6. Prasangka buruk terhadap hal baru/asing
7. Hambatan ideologis
8. Kebiasaan
9. Nilai pasrah

Saluran Perubahan Sosial-Budaya


→ Merupakan saluran yang dilalui suatu proses perubahan
1. Pemerintah
2. Keluarga
3. Organisasi keagamaan
4. Organisasi Pendidikan
5. Organisasi ekonomi
6. Organisasi kesenian
7. Organisasi olah raga
8. Organisasi politik

Arah perubahan Sosial


→ Perubahan akan bergerak meninggalkan sesuatu yang diubah dan menuju pada sesuatu
yang diharapkan.
→Sesuatu yang ditinggalkan biasanya dianggap sudah tidak cocok atau tidak bermanfaat.
→ Di negara sedang berkembang secara umum melakukan perubahan dengan mencontoh
negara maju/modern (negara2 barat) yang telah dianggap berhasil melakukan perubahan
modern.

LAKSANAKAN VAKSINASI BOOSTER, KANWIL KEMENKUMHAM KALTIM


MINIMALISIR DAMPAK PENYEBARAN COVID-19.

Samarinda, 17 Maret 2022.


Guna meminimalisir dampak penyebaran Covid-19 sekaligus mendukung program yang
digalakkan oleh Pemerintah, Kantor Wilayah Kemenkumham Kaltim melaksanakan
vaksinasi booster bekerjasama dengan Puskesmas Bantuan, Samarinda. Pelaksanaan
vaksinasi ini diikuti oleh seluruh ASN maupun keluarganya serta PPNPN yang bekerja di
Kantor Wilayah, Bapas Samarinda dan Rupbasan Samarinda, yang telah memenuhi
syarat untuk Vaksin Ketiga dan sedang dalam kondisi fit. Sebelum melakukan vaksinasi,
dilakukan proses registrasi dengan membawa KTP, kemudian dilakukan screening
kesehatan melalui wawancara dan pemeriksaan tekanan darah. Setelah mendapatkan
vaksinasi, pegawai mendapatkan sertifikat vaksin booster dan terdaftar juga dalam
aplikasi Peduli Lindungi.

Referensi: https://kaltim.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/4106-
laksanakan-vaksinasi-booster-kanwil-kemenkumham-kaltim-minimalisir-dampak-
penyebaran-covid-19

2. 1. Kurangnya hubungan dengan Masyarakat lain


dapat menghambat perubahan sosial karena seseorng manjadi lebih individualisme,
egois, serta akan selalu ada diferensiasi yang akan bisa berlanjut ke perpecahan.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
dengan terhambatnya perkembangan ilmu pengetahuan maka masyarakat juga akan
mengalami ketertinggalan dalam mendapatkan informasi dimana semakin lama
teknologi semakin berkembang pesat.
3. Sikap masyarakat yang tradisional
masyarakat yang masih terikat dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang telah turun-
temurun. Keterikatan tersebut menjadikan masyarakat mudah curiga terhadap hal baru
yang menuntut sikap rasional, sehingga sikap masyarakat tradisional kurang kritis
4. Adanya kepentingan yang telah tertanam/vested interest
merupakan kepentingan yang tertanam dengan kuat pada suatu kelompok. Kelompok
ini biasanya berusaha mengontrol sistem sosial untuk keuntungan sendiri.
5. Takut terjadi goncangan integrasi social
Keadaan yang membuat suatu masyarakat khawatir dengan datangnya unsur-unsur
dari luar. Hal ini dikarenakan unsur-unsur tersebut mampu menggoyahkan integrasi
dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu di masyarakat.
6. Prasangka buruk terhadap hal baru/asing
Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa
asing. Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa
berprasangka buruk terhadap budaya asing. Akibatnya, mereka menolak segala hal
baru terutama berasal dari bangsa asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah
yang lebih baik.
7. Hambatan ideologis
Setiap orang memandang ideologi sebagai sebuah pedoman hidup yang paling
mendasar. Oleh karena itu, perubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi
terlebih pada masyarakat tradisional ketika ideologi dipegang kuat dalam kehidupan
sosial.
8. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan pola-pola perlaku bagi anggota masyrakat untuk memenuhi
kebutuhannya pokoknya. Apabila kemudian pola-pola perilaku tersebut tidak efektif
lagi dalam memenuhi kebutuhan, maka akan terjadi krisis. Misalnya dalam adopsi
inovasi yang kemudian dapat menggantikan tenaga manusia, tidak selalu mudah
terjadi karena disisi tertentu teknologi dapat menggantikan keberadaan tenaga manusia
sehingga terjadi efektivitas dan penghematan. Di sisi lain justru memunculkan masalah
baru yakni terjadi pengangguran.
9. Nilai pasrah
Nilai ini dimiliki oleh sebagian individu yang berlatar belakang mengalami kegagalan
sehingga merasa bahwa pada hakikatnya hidup itu buruk dan tidak mungkin
diperbaiki. Rasa putus asa dan menyerah lebih menguasai daripada ingin bangkit dan
mencoba yang baru lagi. Sehingga nilai ini penghambat terjadinya perubahan sosial.

3. Saluran-saluran perubahan sosial (avenue or channel of change) merupakan saluran-


saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya, saluran-saluran tersebut
adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi,
pendidikan, agama, rekreasi, dan seterusnya.
Merupakan saluran yang dilalui suatu proses perubahan
1. Pemerintah
2. Keluarga
3. Organisasi keagamaan
4. Organisasi Pendidikan
5. Organisasi ekonomi
6. Organisasi kesenian
7. Organisasi olah raga
8. Organisasi politik

Dampak dari ketidakserasian perubahan dan ketertinggalan budaya,


(Ketidakserasian perubahan dan ketertinggalan Budaya (Cultural Lag))

William F. Ogburn
→ Secara keseluruhan pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya, ada bagian
yang tumbuh dengan cepat, ada pula yang lambat.
→ Perbedaan taraf kemajuan dari berbagai bagian kebudayaan suatu masyarakat →
Cultural Lag.
Contoh
→ perkembangan tehnologi cepat tidak sama dengan perubahan sikap dan perilaku
masyarakat.
→ inovasi teknologi transportasi yang bertujuan untuk memperpendek waktu dan jarak,
sehingga perjalanan itu efisien, tetap karena masyarakat masih berfalsafah lambat-laun
asal selamat, maka terjadilah cultural lag.

Solusi yang dapat dilakukan mengatasi ketertinggalan budaya tersebut:


→ pembangunan nasional hendaknya -> dilaksanakan secara multidimensional, artinya
berbagai aspek kehidupan itu dilaksanakan secara bersamaan.
Konsekuensinya?
→ Memerlukan dana dan tenaga ahli yang banyak serta waktu yang lama
Pembangunan
Perubahan yang direncanakan oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh pemerintah
bersama masyarakat disebut dengan Pembangunan.
Pembangunan nasional dilaksanakan oleh pemerintah keseluruh penjuru tanah air.
Pembangunan dapat dilaksanakan pada aspek kehidupan tertentu saja misal aspek
ekonomi yang maju, maka aspek yang lain akan ketinggalan spt aspek sosial
(kependudukan, pendidikan), sehingga pembagian itu seperti tak bermanfaat.

4. Kelompok pemikiran MSP, walaupun sering diperdebatkan di kalangan cendikiawan,


bukan pendekatan yang biasa dibahas di kalangan elit penguasa. Ini adalah pandangan
yang menegaskan bahwa cara paling efektif untuk menangani persoalan kemiskinan yang
dihadapi rakyat adalah dengan membantu mereka menemukan kekuatan mereka sendiri.
Untuk itu, wewenang pembuatan keputusan mengenai pembangunan, yang selama ini
dimonopoli pemerintah, harus dikembalikan kepada rakyat atau komunitas lokal. Lapisan
masyarakat yang dalam retorika para elit penguasa selalu disebut-sebut sebagai pelaku
pembangunan yang sejati. Karena itu, mekanisme pembangunan yang diandalkan adalah
kekuatan rakyat people power). Misalnya demi menanggulangi krisis pembangunan
sekarang ini, seperti masih meluasnya kemiskinan, memburuknya perusakan lingkungan
dan meningkatnya tindak kekerasan, pendekatan yang didasarkan pada ideologi
populisme ini menganjurkan pengaktifan kembali lembaga-lembaga lokal. Sementara
pendekatan pertama menekankan peranan negara sebagai mode pengorganisasian yang
dominan, dan pendekatan kedua menekankan korporasi, pendekatan ketiga ini
mengandalkan pengorganisasian politik (dan sosial) berupa gerakan-gerakan sosial yang
"issue oriented" dan yang memiliki aspirasi global melintas batas-batas negara-bangsa
(nation-state). Berbagai gerakan sosial ini berfungsi memobilisasi kekuatan dari bawah
dengan tujuan mengendalikan kondisi-kondisi kehidupan yang fundamental, seperti
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan hak-hak asasi lainnya. Orientasi pembangunan
dengan pendekatan Moral Sebagai Panglima (MSP) - dan ini dianggap oleh para ilmuwan
sebagai pendekatan yang proporsional untuk menciptakan keseimbangan pembangunan -
adalah menjadikan rakyat atau komunitas lokal sebagai aktor utama. Hal ini
mengharuskan proses pembangunan memihak pada kepentingan dan kebutuhan rakyat.
Dalam konteks strategi pembangunan, pendekatan MSP ini mempunyai hubungan yang
paralel dengan konsep ekonomi kerakyatan dan/atau pemberdayaan masyarakat.
Menjadikan rakyat atau komunitas lokal sebagai aktor pembangunan menuntut adanya
infrastruktur sosial di tingkat akar-rumput. Infrastruktur pertama (dan utama) yang harus
digali dan ditemukan kembali adalah kapital sosial yang lama terpendam (embedded).
oleh arogansi kapital ekonomi yang selama 32 diterapkan rezim Orde Baru, Nantinya,
jika kapital sosial ini telah bisa digali dan diangkat ke permukaan, saya yakin energi yang
ada dalam kapital sosial tersebut mampu menggerakkan seluruh sumber-daya (ekonomi,
sosial dan budaya) yang dimiliki masyarakat. Bukti nyata mengenai hal ini dapat disimak
dari paparan Rudy (2006) mengenai perbandingan antara komunitas yang mampu
memanfaatkan kapital sosial dengan komunitas yang tidak memanfaatkannya.

Anda mungkin juga menyukai