Anda di halaman 1dari 28

BAHAN AJAR

KD 3.1 : Memahami berbagai jenis dan faktor-faktor perubahan sosial serta akibat yang
ditimbulkannya dalam kehidupan masyarakat
IPK :
3.1.1. Menjelaskan hakikat dan karakteristik perubahan sosial
3.1.2. Mendeskripsikan kecenderungan masyarakat terhadap perubahan
3.1.3. Menjelaskan teori-teori perubahan sosial
3.1.4. Menganalisis bentuk-bentuk perubahan sosial
3.1.5. Menganalisis faktor pendorong dan penghambat perubahan
3.1.6. Menganalisis sebab-sebab terjadinya perubahan sosial di masyarakat sekitar
3.1.7. Menganalisis dampak perubahan sosial terhadap kesenjangan sosial di masyarakat
HAKIKAT DAN KONSEP PERUBAHAN SOSIAL
 Hakikat Perubahan Sosial
1. Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
masyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
didalamnya nilai-nilai, sikap- sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
2. Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, yang
dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok.
3. Perubahan dapat memberikan pengaruh yang terbatas maupun yang luas,
4. perubahan dapat terjadi secara lambat sekali, namun ada juga yang berjalan dengan cepat.
5. Masyarakat selalu mengalami perubahan dan tidak ada masyarakat yang berhenti berubah
6. Perubahan dapat terjadi di semua budang kehidupan, mengenai nilai-nilai sosial, norma-
norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-
lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.
7. Perubahan-perubahan bukan lah semata-mata berarti suatu kemajuan (progrees) namun
dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang kehidupan tertentu.
Contoh :
Banyak perubahan terjadi di masyarakat. Adapun satu contoh nyatanya bisa diamati dari cara
berkomunikasi. Semula masyarakat belum mengenal apa itu internet. Akan tetapi, kini internet
sudah mengubah cara berkomunikasi setiap orang.
Malah dewasa ini masyarakat dibuat tergantung untuk menggunakan internet. Seperti saat
berkomunikasi tertulis melalui aplikasi chatting. Meski diakui perubahan teknologi ini
memberi kemudahan, dimana komunikasi semakin mudah, praktis, cepat, dan hemat.
 Definisi perubahan sosial menurut beberapa tokoh:
1. William F. Ogburn
Ruang lingkup perubahan sosial mencakup unsur kebudayaan material dan non
material, terutama menekankan pengaruh yang besar dari unsur kebudayaan
material terhadap unsur non material
2. Mac Iver
Perubahan sosial adalah terjadinya perubahan dalam hubungan sosial (social relationships)
atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
3. Kingsley Davis
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
4. Gillin dan Gillin
Perubahan sosial merupakan variasi cara hidup yang telah diterima yang disebabkan
karena kondisi geografis, kebudayaan, material, komposisi penduduk, ideology
maupun adanya difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat
5. Samuel Koenig
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia karena sebab
intern dan ekstern
6. Selo Soemarjan
Segala perubahan pada lembaga – lemabaga kemasyrakatan dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai – nilai, sikap – sikap dan pola – pola
perikelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat
 Konsep Perubahan Sosial
Setiap masyarakat baik yang tinggal di desa maupun di kota, tentunya mengalami perubahan dan
dinamika sosial budaya. Perubahan dan dinamika sosial ini merupakan akibat dari adanya interaksi
antarmanusia dan antarkelompok. Artinya, karena masyarakat selalu melakukan interaksi sosial, maka
sebuah perubahan sosial tidak bisa dielakkan. Proses dinamika atau perubahan sosial pada dasarnya
dapat dianalisis atau diamati lebih dalam. Untuk menganalisis proses-proses dinamika serta perubahan
masyarakat dan kebudayaan.
Maka diperlukan pemahaman dalam konsep-konsep perubahan sosial itu sendiri yang meliputi
internalisasi (internalization), sosialisasi (socialization), enkulturasi (enculturation), difusi (diffusion),
akulturasi (acculturation), asimilasi (assimilation), pembaruan atau inovasi (inovation), dan penemuan
baru (discovery atau invention). Konsep-konsep perubahan sosial tersebut memiliki pengertian seperti
berikut:
1. Internalisasi
yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal. Dalam proses ini,
seorang individu belajar untuk menanamkan segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukan
selama hidup dalam kepribadiannya.
2. Sosialisasi
yaitu proses yang dilalui oleh seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa tuanya, dimana
proses itu bertujuan untuk mempelajari pola-pola tindakan dan juga untuk berinteraksi dengan berbagai
macam individu di sekelilingnya, serta agar individu tersebut bisa menempati posisi dan peranan sosial
tertentu dalam masyarakat.
3. Enkulturasi
yaitu proses seorang individu dalam mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat
istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses ini sudah dimulai sejak kecil di dalam lingkungan keluarga dan teman sepermainan atau di
sekolah. Seorang individu seringkali belajar dengan meniru berbagai tindakan, kemudian dari tindakan
tersebut diinternalisasikan (dimasukkan) dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru,
tindakannya menjadi suatu pola yang mantap dan norma yang mengatur tindakannya atau menjadi
sebuah tindakan yang dibudayakan.
4. Difusi
Yaitu suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah hingga ke seluruh dunia. proses
penyebaran ini juga bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka
bumi.
5 Akulturasi
yaitu proses sosial yang timbul ketika seorang individu/ masyarakat bertemu suatu kebudayaan
tertentu dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dan kemudian unsur-unsur kebudayaan
asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian budaya tersebut. Secara sederhana, akulturasi dipahami sebagai bentuk
percampuran kebudayaan asing dan lokal, dengan masih mempertahankan unsur kepribadian budaya
lokal.
6 Asimilasi
yaitu proses perpaduan dua kebudayaan. Proses ini dapat terjadi apabila ada hal-hal seperti:
• golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda;
• saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama;
• kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya
yang khas, dan juga unsur-unsurnya berubah wujudnya menjadi unsur-unsur
kebudayaan campuran.
Dalam asimilasi budaya terjadi percampuran budaya yang lebih membaur dibanding pada
akulturasi.
7 Inovasi atau penemuan
yaitu suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan
modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang
kesemua hal tersebut akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya
produk-produk yang baru. Inovasi biasanya berkaitan dengan pembaruan kebudayaan
yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.
Kecenderungan Masyarakat Terhadap Perubahan (ALasan Masyarakat Untuk Menerima
Dan Menolak Perubahan)
Pada umumnya masyarakat lebih menyukai kehidupan mereka berjalan seperti biasa. Sudah
menjadi sifat khas manusia untuk mempertahankan hal-hal yang enak dan nyaman. Masyarakat
umumnya enggan mengikuti perubahan-perubahan sosial dan budaya yang melibatkan perubahan
kebiasaan, lembaga sosial,nilai,dan kepercayaan. Meskipun demikian harus dikatakan bahwa semua
hal baru atau perubahan dapat tentang secara luas dari masyarakat. Karena perubahan sosial dan
budaya tidak bisa di hindari, baik masyarakat yang terbuka pada perubahan maupun yang cenderung
menolak perubahan harus dapat di akomodasikan kepentingannya
Kecenderungan Masyarakat Mempertahankan Kebudayaan
Perubahan sosial dan budaya selain disebabkan oleh berbagai kebutuhan hidup yang dihadapi
juga disebabkan oleh pengaruh atau masuknya kebudayaan baru atau asing, ada masyarakat
yang cenderung mempertahankan keadaan sosil budaya yang sudah ada. Mereka melakukan
sedemikian karena unsur yang mereka pertahankan sangat berguna sebagai pedoman hidup
bersama. Maka jika terjadi perubahan justru akan menggoyahkan keseimbangan sistem sosial.
Contoh : dalam perkembangannya kebiasaan beberapa siswa merokok menyebabkan siswa-
siswa lain pun ikut merokok bahkan mereka muali lupa misi awal mereka yang ingin sukses
sekolah malah di sekolah itu meroko mereka juga sering tawuran antar pelajar. Tentu
masyarakat kecewa dengan cara hidup siswa semacam ini. Mengecam cara hidup siswa yang
bertentangan dengan nilai dan moral agama. Disni tampak sekali kecenderungan kuat dalam
masyarakat untuk mempertahankan bebrapa unsur kebudayaan dan menolak unsur-unsur
kebudayaan yang berasal dari kebudayaan lain.
1. Unsur yang mempunyai fungsi vital dan sudah diterima luas oleh masyarakat.
Misalnya, sistem kekerabatan pada masyarakat suku bangsa Batak Karo dan Batak Toba. Sistem
kekerabatan dan solidaritas kekerabatannya mempunyai fungsi yang amat penting bagi kedua suku
bangsa tersebut. Oleh sebab itu, kedua suku bangsa ini cenderung mempertahankan sistem kekerabatan
mereka. Suku bangsa lain di Indonesia pun mengalami hal yang sama.
Kekerabatan memiliki fungsi sosial sebagai perekat anggota marga. Karena itu, masyarakat akan
menolak jika sistem kekerabatan mereka diganti. Mereka juga akan berusaha mempertahankan sistem
kekerabatan dari ancaman pengrusakan pihak lain.
2. Unsur yang diperoleh melalui proses sosialisasi sejak kecil dan sudah
terinternalisasi dalam diri anggota masyarakat.
Misalnya, makanan pokok masyarakat. Sebagian besar anggota masyarakat Indonesia sejak kecil
terbiasa makan nasi sebagai makanan pokok mereka. Maka, meskipun beberapa golongan masyarakat
mengenal makanan lezat dari Cina, negara-negara Barat, dan negara-negara luar lainnya, masyarakat
Indonesia tetap mempertahankan nasi sebagai makanan pokok. Mereka tidak menggantikan nasi
dengan roti atau jenis makanan lainnya sebagai makanan pokok sehari-hari. Hal yang sama juga terjadi
dengan beberapa suku dan masyarakat di luar Jawa. Karena sejak kecil orang Papua diperkenalkan dan
terbiasa makan Sagu, mereka akan terus mempertahankan jenis makanan ini. Kita akan melakukan
kesalahan jika memaksa masyarakat Papua mengganti makanan pokoknya dari sagu menjadi nasi.
3. Unsur kebudayaan yang menyangkut sistem keagamaan atau religi.
Seperti kita ketahui, sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam. Tetapi jauh sebelum
datangnya agama Islam ke Indonesia, agama Hindu dan agama asli Indonesia telah berkembang. Oleh
karena itu, meskipun sebagian besar penduduk Indonesia sudah memeluk agama Islam, namun
upacara-upacara yang kental dengan tradisi Hindu dan agama asli tetap dijalankan. Misalnya, kalau
salah seorang anggota keluarga muslim meninggal dunia, pihak keluarga masih mengadakan
selamatan untuk almarhum pada hari ke-3, hari ke-7, hari ke-40, hari ke-100, dan hari ke- 1000
setelah ia meninggal. Kebiasaan membakar kemenyan ketika ada yang meninggal dunia juga masih
dijumpai. Kebiasaan- kebiasaan ini tidak ada dalam ajaran agama Islam, tetapi sebagian umat Islam di
Indonesia tetap melaksanakannya.
4. Unsur-unsur yang menyangkut ideologi dan falsafah hidup.
Tiap masyarakat memiliki ideologi dan falsafah hidup yang dipegang teguh. Misalnya, bangsa
Indonesia, tetap dengan teguh mempertahankan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah hidup bangsa.
Beberapa kali ada kelompok, baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri, berusaha
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Namun usaha-usaha tersebut tidak berhasil. Ini
membuktikan bahwa Pancasila diterima dan dipegang teguh sebagai ideologi bangsa.
B. Kecenderungan Masyarakat untuk Berubah
Ada masyarakat yang cenderung mempertahankan unsur-unsur kebudayaannya dengan berbagai
faktor yang menyebabkan mereka berbuat demikian. Namun, ada juga yang sebaliknya. Ada
masyarakat yang cenderung berubah dengan alasan-alasan pendukungnya. Suatu perubahan dapat
terjadi karena faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (faktor intern) maupun
faktor-faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern). Kadang, suatu perubahan sosial dan kebudayaan
memang dikehendaki oleh suatu masyarakat sebab kehidupan memang terbuka bagi suatu perubahan
dan perbaikan.
Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya kecenderungan perubahan dalam masyarakat
atau kebudayaan, di antaranya sebagai berikut.
1. Rasa tidak puas masyarakat atas keadaan dan situasi yang ada, sehingga muncul
keinginan untuk memperbaikinya.
2. Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri. Kesadaran ini mendorong
masyarakat melakukan berbagai usaha memperbaiki kekurangan dalam kebudayaannya.
3. Pertumbuhan masyarakat menyebabkan timbulnya keperluan, keadaan, dan kondisi baru.
Karena itu, masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
4. Ada kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diatasi dengan sistem kebudayaan yang ada.
Oleh sebab itu, masyarakat mencari cara baru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
tersebut.
5. Bertambahnya kebutuhan hidup yang didukung oleh keinginan untuk meningkatkan taraf
hidup lebih sejahtera.
6. Sikap terbuka dari masyarakat yang bersangkutan terhadap hal-hal baru, baik yang
datang dari dalam maupun dari luar, dan sikap toleransi terhadap hal-hal yang
menyimpang dari kebiasaan
TEORI – TEORI PERUBAHAN SOSIAL

A. Teori Evolusioner
Perubahan sosial memiliki arah yang mantap yang dilalui masyarakat. Semua masyarakat melewati
urutan mulai dari tahap perkembangan awal sampai perkembangan terakhir. Bila Tahap terakhir
prinsip dari teori evolusi yang paling penting merupakan bahwa tahap-tahap masyarakat berasal dari
kelahiran pertumbuhan serta kesempurnaan. Teori ini bertumpu pada teori evolusi Darwin serta
dipengaruhi oleh pemikiran Herbert Spencer. Tokoh yang berpengaruh dari teori ini merupakan Emile
Durkheim serta Ferdinand Tonnies.

Durkheim berpendapat bahwa perubahan evolusioner mempengaruhi cara orang mengatur, terutama
berkenaan dengan pekerjaan. Sedangkan untuk Tonnies, orang berubah dari masyarakat sederhana
dengan hubungan dekat serta kooperatif, menjadi tipe masyarakat yang besar dengan hubungan
istimewa serta impersonal. Tonnies tidak yakin bahwa perubahan ini selalu berlanjut. Dia melihat
fragmentasi sosial (pembagian di dalam masyarakat), individu menjadi teralienasi, serta perubahan
sosio-kultural terhadap individualisasi serta pencarian kekuasaan. Gejalanya sudah jelas di masyarakat
perkotaan.

Teori evolusi menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi secara lambat untuk waktu yang lama di
dalam sistem masyarakat. Menurut teori ini, perubahan sosial terjadi karena perubahan pada cara
pengorganisasian masyarakat, sistem kerja, pola pemikiran, dan perkembangan sosial. Perubahan sosial
dalam teori evolusi jarang menimbulkan konflik karena perubahannya berlangsung lambat dan
cenderung tidak disadari.

b. Teori Konflik
Teori konflik memaparkan bahwasanya konflik ataupun perselisihan berasal dari perselisihan kelas
antara kelompok yang mengendalikan modal atau pemerintahan dengan kelompok tertindas secara
materi, sehingga mengareah pada perubahan social. Sumber perubahan social yang paling penting di
dalamn perspektif ini merupakan konflik kelas social masyarakat. Perspektif ini memilki prinsip bahwa
konflik social serta perubahan social merupakan hal-hal yang selalu melekat pada struktur masyarakat.
Teori ini didasarkan pada pemikiran karl marx bahwa konflik kelas social merupakan sumber
terpenting serta berpengaruh di dalam semua
c. Teori Siklus
Teori ini memiliki perspektif yang menarik di dalam melihat perubahan sosial karena
mengasumsikan bahwa perubahan sosial tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh siapapun,
bahkan orang-orang yang terampil sekalipun. Di setiap masyarakat, terdapat siklus yang harus
diikuti. Kebangkitan serta penurunan peradaban (budaya) tidak terelakkan serta perubahan sosial
tidak selalu baik. Dan menurut teori ini perubahan merupakan suatu yang berulang, apa yang
terjadi sekarang memiliki kesamaan dengan apa yang terjadi masa silam.

Seperti perubahan mode pakaian atau gaya hidup, teori ini beranggapan bahwa perubahan
sosial bisa saja terulang kembali. Misalnya pada waktu tahun 1970an, scooter digandrungi
oleh anak muda. Sekarang pada 2018 kegandrungan anak muda terhadap scooter mulai
bangkit kembali.
Teori-teori di atas, menjelaskan bagaimana perubahan sosial merubah masyarakat dari
suatu tingkatan ke tingkatan lainnya. Hal ini penting karena pada dasarnya manusia selalu
melakukan inovasi dan kreasi baik dalam bidang cipta, rasa, atau karsa untuk mendukung
kelangsungan hidupnya, dan diharapkan bisa berguna untuk masyarakat luas
Contohnya, pada awal kemunculannya, mobil digerakkan oleh tenaga bensin dengan
mesin 1 silinder dan tidak dapat ngebut, tetapi karena inovasi dan kreasi, sekarang mobil
bergerak dengan tenaga bensin yang lebih efisien, dengan mesin yang terkadang lebih dari 4
silinder dan bisa ngebut sampai 400km/jam.
d. Teori Fungsional
Teori ini menganggap bahwa setiap elemen masyarakat memberikan fungsi pada elemen
masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di bagian masyarakat juga akan menyebabkan
perubahan di bagian lain. Konsep kejutan budaya menurut William F. Ogburn mencoba
menjelaskan perubahan sosial di dalam kerangka fungsional. Menurutnya, meski unsur
masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa
elemen bisa berubah sangat cepat, sementara yang lain tidak. Keterlambatan seperti itu membuat
perpecahan sosial serta budaya antara unsur-unsur yang berubah dengan cepat serta unsur-unsur
yang lamban.
Kesenjangan ini akan menyebabkan goncangan sosial serta budaya ke masyarakat.
e. Teori Linier atau Teori Perkembangan
Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan kesuatu titik tujuan tertentu,
seperti perubahan dari masyarakat tradisional menggunakan peralatan yang terbuat dari bahan
seadanya melalui proses pembuatan secara manual. Teknologi ini selanjutnya berkembang
menjadi teknologi canggih yang pada intinya bertujuan mempermudah pekerjaan manusia
Teori Linier dibedakan menjadi:
1. Teori evolusi
Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama, dari
masyarakat primitif, tardisional dan bersahaja menuju masyarakat modern yang
kompleks dan maju secara bertahap
2. Teori Revolusi
Perubahan sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung
secara drastic atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat
(termasuk kembaga kemasyarakatan). Suatu revolusi dapat berlangsung dengan
didahului suatu pemberontakan (revolt rebellion).
f. Teori modernisasi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-
cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, dimana dimaksudkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Teori modernisasi melihat bahwa upaya perubahan pada negara-
negara terbelakang dan negara berkembang akan mengikuti jalan yang sama dengan negara
industri di Barat melalui modernisasi.
g. Teori ketergantungan
Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan yang
menunjukkan kehidupan dalam bidang ekonomi di negara–negara tertentu, yang dipengaruhi
oleh perkembangan dan perluasan di sektor perekonomian negara–negara lain, di mana
negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai yang merasakan dampak Jadi teori
ketergantungan/dependensi berpendapat bahwa terdapatnya ketergantungan negara dunia
ketiga (berkembang) secara ekonomi dan pembangunan terhadap negara-negara maju
h. Teori sistem dunia
beranggapan bahwa perekonomian kapitalis dunia terdiri dari tiga jenjang :
Negara inti, meliputi negara-negara Eropa Barat
Negara semiperiferi, meliputi negara-negara di Eropa selatan
Negara Periferi, negara-negara di kawasan Asia dan Afrika
Kemampuan yang dimiliki negara inti mengakibatkan negara inti tersebut menguasai sistem
dunia dengan memanfaatkan sumberdaya dari negara semi periferi dan peri feri sehingga
makin lebar jurang perbedaan antar negara inti deng periferi
“Teori Sistem Dunia berpendapat bahwa secara ekonomi dan pembangunan negara inti menguasai
sistem dunia dengan memanfaatkan sumberdaya negara semi periferi dan negara periferi yang
menyebabkan makin jauh jurang pemisah antara negara maju dengan negara berkembang dan
negara tertinggal”.
 Proses Perubahan Sosial
1. Internalisasi
Yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia meninggal. Dalam proses ini, seorang
individu belajar untuk menanamkan segala perasaan, Hasrat, nafsu, dan emosi yang di perlukan selama
hidup dalam kepribadiannya.
2. Sosialisasi
Yaitu proses yang dilalui dari masa kanak-kanak hingga masa tuanya, dimana proses itu bertujuan
untuk mempelajari pola-pola tindakan dan juga untuk berinteraksi dengan berbagai macam individu di
sekelilingnya, serta agar individu tersebut bisa menempati ;posisi dan peranan sosial dalam
masyarakat.
3. Enkulturasi
Yaitu proses seorang individu dalam mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikapnya dengan adat
istiadat, nilai, norma dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini sudah dimulai sejak
kecil dalam lingkungan keluarga dan teman sepermainan atau disekolah. Seorang inidividu seringkali
belajar dengan meniru berbagai tindakan, kemudian dari tindakan tersebut diinternalisasikan dalam
kepribadiannya.
4. Difusi
Yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah hingga ke seluruh dunia. Proses
penyebaran ini juga Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok manuasi dimuka bumi.
5. Akulturasi
Yaitu proses sosial yang timbul Ketika seorang individua tau masyarakat bertemu suatu kebudayaan
tertentu dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dan kemudian unsur kebudayaan tersebut
lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan itu sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian udaya tersebut.
6. Asimiliasi
Yaitu proses perpadua dua kebudayaan proses ini dapat terjadi apabila ada hal-hal
a. Golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda
b. Saling bergaul secara intensif untuk waktu lama
c. Kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yg khas dan unsurnya berubah
wujudnya menjadi unsur kebudayaan campuran.
7. Inovasi atau Penemuan
Yaitu proses pembauran dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan baru
dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang kesemua hal tersebut akan menyebabkan adanya
system produksi dan dibuatnya produk yang baru
8. Akomodasi
Yaitu usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha untuk
mencapai kestabilan yang meliputi konsiliasi, mediasi, arbitrasi, kompromi, adjudikasi, toleransi, dan
stalemate
 BENTUK – BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
Sebagai makhluk sosial, manusia akan terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan
zaman. Kelompok-kelompok masyarakat akan mulai bergerak mengikuti kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi. Baik yang tua maupun muda, semua pasti akan mulai beradaptasi
dengan hal-hal baru. Contohnya saja orang tua kita yang sedikit-sedikit sudah mulai ahli
menggunakan handphone dan internet. gawai. Nah, hal itu salah satu bentuk dari perubahan sosial.
Berikut kita bahas tentang beberapa bentuk perubahan sosial yakni :
Perubahan Sosial Berdasarkan
Waktu
 Perubahan Sosial Lambat
(Evolusi)
Perubahan evolusi harus melalui tahapan-tahapan dari sederhana menjadi maju, contohnya yang
terjadi pada Suku Anak Dalam atau Suku Kubu di Jambi. Mereka dulu sangat menolak berbagai
perubahan sosial yang ada. Tetapi, perlahan, mereka mulai menerima ilmu pengetahuan dengan
mengizinkan banyak relawan dan peneliti untuk mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung pada
anak-anak. Meski demikian, sampai hari ini mereka masih mematuhi hukum adatnya.
 Perubahan Sosial Cepat (Revolusi)
Sementara itu, revolusi adalah sebutan bagi perubahan yang berlangsung dengan sangat cepat.
Revolusi mengubah dasar dari kehidupan pokok di masyarakat. Salah satu contohnya yang pernah
mengubah dunia adalah Revolusi Industri di Eropa, saat itu pabrik yang bekerja dengan alat
tradisional digantikan dengan mesin-mesin besar. Syarat terjadinya revolusi harus ada tujuan
konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh
suatu ideologi tertentu.

A. Perubahan Sosial berdasarkan Sudut Pandang Masyarakat


1. Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki/perubahan yang direncanakan adalah Perubahan jenis ini terjadi
disebabkan adanya perencanaan atau perkiraan dari perubahan yang diprakarsai oleh agen of
change atau pihak yang menginginkan adanya perubahan tersebut yang dilakukan atas dasar
perencanaan atau social planing dan social enginering. Contoh dari perubahan yang dikehendaki
adalah dikeluarkannya Peraturan Perundang-undangan, pelaksanaan program Keluarga Berencana
atau KB, makin meningkat kualitas pendidikan dengan perubahan kurikulum.

2. Perubahan yang Tidak Dikehendaki

Berbeda dengan perubahan terencana, perubahan yang tidak dikehendaki adalah perubahan
sosial yang ada di luar jangkauan masyarakat, perubahan sosial sebagai dampak negatif dari
perubahan berencana dan perubahan yang tak direncanakan biasanya menimbulkan pertentangan
yang sifatnya merugikanserta sering membawa masalah dan kekacauan pada masyarakat. Contoh
dari perubahan sosial tidak dikehendaki adalah Kerusuhan yang terjadi saat pergantian rezim
pemerintahan, Urbanisasi masyarakat desa ke kota yang tak terkontrol, munculnya sikap
Individualisme sebagai akibat modernisasi dan kemajuan.
B. Perubahan Sosial berdasarkan Pengaruh
1. Perubahan Sosial Kecil
Perubahan yang tidak menyangkut seluruh unsur masyarakat dan tidak mengubah
lembaga sosial yang ada di lingkungan sosial. Perubahan sosial kecil tidak memberi
dampak yang besar bagi kehidupan sosial, salah satu contohnya adalah perubahan mode
pakaian mempengaruhi terhadap gaya hidup/prilaku sebagian kecil/segolongan
masayarakat.
2. Perubahan Sosial Besar
Perubahan yang menyangkut masyarakat secara luas dan membawa pengaruh yang
berarti bagi kehidupan sosial. Contoh perubahan sosial besar adalah pergeseran nilai-nilai
dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.
C. Perubahan Sosial berdasarkan Arah Perkembangan
1. Perubahan sosial progress
merupakan suatu perubahan sosial yang menuju ke arah kemajuan, sehingga memberikan
keuntungan bagi kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu meningkatnya pembangunan
listrik hingga ke pelosok desa, semakin canggih dan berkembangnya teknologi, dan lain-
lain.
2. Perubahan sosial regress
merupakan suatu perubahan sosial yang menuju ke arah kemunduran, sehingga dapat
merugikan kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu adanya terorisme atau pengeboman
massal yang menimbulkan kematian/korban jiwa dan rusaknya sarana infrastruktur
masyarakat, penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkotika, dan lain-lain.
D. Perubahan Sosial berdasarkan cara/strategi
1. Perubahan dengan paksaan
Perubahan yang dilakukan menggunakan kekerasan fisik dan psykis demi perubahan
yang diinginkan Misal : memberikan berikan sanksi terhadap pihak yang tidak
melakukan perubahan yang dilakukan
2. Perubahan tanpa paksaan
Perubahan yang dilakukan dengan jalan damai mencapai tujuan yang diinginkan
Misal : mengajak warga melaksanakan rencana perubahan yang telah ditetapkan
melalui tindkan sosialisasi kebijakan
E. Perubahan Sosial berdasarkan sifat
1. Perubahan struktural
yaitu perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam
masyarakat Misal : penggunaan alat pertanian baru menimbulkan pola pekerjaan baru
dan buruh tani kehilangan pekerjaan
2. Perubahan Proses
yaitu perubahan yang sifatnya tidak mendasar dan merupakan penyempurnaan
dari perubahan sebelumnya
Misal : penyempurnaan kurikulum 2006 ke kurikulum 2013
F. Berdasarkan sumber (perubahan dari atas dan perubahan dari bawah)
1. Perubahan Bottom up yaitu perubahan yang diprakarsai dari golongan penguasa
2. Perubahan Top down yaitu perubahan yang prakarsai dari warga masyarakat itu sendiri
Adapun pola – pola yang sering tampak pada perubahan sosial budaya adalah :
1. Perubahan komulatif, yaitu gangguan keseimbangan yang berulang-ulang sehingga
menghasilkan perubahan-perubahan baru, baik yang bersifat progress maupun regress,
misal adanya penemuan baru, atau bencana alam yang terus menerus

2. Berubahan bergelombang, yaitu gangguan keseimbangan dalam masyarakat yang selalu


timbul kembali, tetapi selau terjadi keseimbangan, misal perubahan model pakaian,
pergantian sistem politik dan pendidikan, gerak konjungtur dalam proses ekonomi

3. Gangguan keseimbangan yang hanya sekali terjadi, misalnya, terjadinya gerakan


reformasi yang telah menggantikan pemerintahan orde baru menjadi orde reformasi
SEBAB-SEBAB PERUBAHAN SOSIAL
Sebuah perubahan bisa terjadi karena sebab dari dalam (intern) atau sebab dari luar (ekstern).
Dalam sebuah masyarakat, perubahan sosial dan budaya bisa terjadi karena sebab dari
masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
1. Sebab Intern
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
a. Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Tempat
tinggal yang semula terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena
faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial
budaya. Contoh perubahan penduduk adalah program transmigrasi dan urbanisasi.
b. Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan
yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari
bentuk penemuan lama (invention).
Penemuan baru dapat terjadi karena:
o kesadaran individu- individu akan kekurangan dalam kebudayaannya
o kualitas ahli- ahli dalam suatu kebudayaan
o perangsang bagi aktivitas – aktivitas penciptaan dalam masyarakat
Pengaruh dari penemuan baru tersebut dapat bersifat
o Memancar, Satu penemuan baru memberikan pengaruh pada semua aspek kehidupan
o Menjalar, satu penemuan baru dapat mempengaruhi satu aspek kehidupan tertentu
dan menjalar pada aspek kehidupan lain.
o Menyatu, beberapa penemuan baru mengakibatkan satu jenis perubahan.
c. Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan- perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu
menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan
perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
Faktor dari dalam selain hal tersebut diatas juga terdapat faktor internal lain:
o perpecahan dari masyarakat tersebut
o individu yang kreatif yang memiliki inisiatif baru
o munculnya kelompok sosial yang inovatif dan kreatif
o Pemimpin yang progresif

2. Sebab Ekstern
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
a. Adanya pengaruh alam dan bencana alam.
Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan
tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru,
maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru
tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan
pola kelembagaannya.
b. Adanya peperangan
baik perang saudara maupun perang antar negara dapat menyebabkan perubahan, karena
pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada
pihak yang kalah.
c. Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika


pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration
effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural
animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan
lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli
dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
Perubahan sosial karena pengaruh budaya asing juga terjadi melalui proses asimilasi,
diffusi. Akulturasi,
Adapun yang termasuk proses akulturasi adalah
o Subtitusi yaitu unsur kebudayaan lama diganti dengan unsur kebudayaan baru yang
lebih berdaya guna
o Sinkretisme, yaitu unsur budaya lama bercampur dengan budaya baru sehingga
membentuk sistem baru
o Adisi, yaitu adanya unsur budaya baru yang ditambahkan kepada unsur lama yang masih
berlaku
o Dekulturisasi, yaitu adanya unsur budaya lama yang hilang
o Originasi, yaitu masuknya unsur – unsur budaya yang sama sekali baru sehingga
embawa perubahan yang sangat besar
FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN
1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial
a. Kontak dengan kebudayaan lain
o difusi intra masyarakat
o difusi antar masyarakat
b. Sistem pendidikan formal yang maju
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginanuntuk maju
d. Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang dan bukan merupakan delik
e. Sistem lapisan masyarakat terbuka
f. Penduduk yang heterogen
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang –bidang kehidupan tertentu
h. Oreintasi ke masa depan
i. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interest
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f. Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing atau sikap tertutup
g. Hambatan –hambatan yang bersifat ideologis
h. Adat atau kebiasaan
i. Nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki
3. Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan
Adanya unsur – unsur baru yang masuk dalam masyarakat melalui proses diffusi, penetrasi dan
simbiotik akan dapat mengakibatkan gangguan terhadap keserasian masyarakat. Apabila
ketidakserasian dapat dipulihkan kembali maka keadaan tersebut dinamakan penyesuaian
(adjustment). Bila sebaliknya maka dinamakan ketidaksesuaian sosial (maladjustment). Saluran –
saluran perubahan sosial dan budaya (avenue or channel of change) merupakan saluran-saluran
yang dilalui oleh proses perubahan. Umumnya saluran tersebut adalah lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan lain-lain
DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP KESENJANGAN SOSIAL DI
MASYARAKAT
Secara umum perubahan sosial menimbulkan dampak bagi masyarakat, yakni :
1. Dampak Positif
Ada beberapa dampak positif (manfaat) perubahan sosial yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
a. Munculnya nilai dan norma baru yang lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Contohnya adalah munculnya UU No. 21 Tahun 2007 yang membahas tentang
perdagangan manusia. Perdagangan manusia sendiri mulai marak akhir-akhir ini, tidak
hanya di Indonesia tetapi juga di negara lain.
b. Berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru, yang merupakan penerapan dari diferensiasi
struktural. Lembaga-lembaga sosial ini memungkinkan anggota masyarakat untuk
memenuhi berbagai macam kebutuhan yang semakin kompleks. Salah satu contohnya
adalah pengalihan fungsi pendidikan usia dini. Fungsi pendidikan usia dini pada awalnya
merupakan tanggung jawab masing-masing keluarga, tetapi seiring dengan
perkembangannya, mulai muncul institusi pendidikan yang berfokus pada Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD).
c. Pesatnya perkembangan teknologi. Teknologi merupakan salah satu faktor penting dalam
kehidupan sehari-hari saat ini. Melalui teknologi, masyarakat tidak hanya bisa mengakses
informasi, tetapi juga bisa saling memberikan informasi.
d. Terciptanya lapangan kerja baru
e. Terciptanya tenaga kerja dengan kualitas yang lebih baik
f. Efektivitas dan Efisiensi Kerja Meningkat
g. Tingkat pendidikan dan kesadaran politik semakin tinggi
h. Perlindungan dan kebebasan dalam berpendapat
i. Masyarakat semakin menghargai waktu
Dampak Negatif
Ada beberapa dampak negatif (kerugian) perubahan sosial yang dirasakan oleh masyarakat.
 Disorganisasi sosial. Konsep disorganisasi sosial merupakan proses melemahnya nilai dan
norma dalam suatu masyarakat akibat terjadinya perubahan. Sebagai contohnya, di era sosial
media saat ini, masyarakat cenderung beralih kepada sikap individualistis (mementingkan
diri sendiri) dan kurang memperhatikan lingkungan sosial sekitar.
 Cultural Shock atau guncangan budaya. Yang dimaksud dengan cultural shock adalah
kondisi ketika masyarakat mengalami kaget karena belum siap menerima perubahan.
Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang disebabkan akibat adanya unsur-
unsur kebudayaan asing yang berbeda dengan kebudayaan sendiri. Dampak terburuk dari
cultural shock adalah ketertinggalan kondisi dan bisa menyebabkan terjadinya masalah
sosial.
 Cultural Lag. Cultural Lag atau kesenjangan budaya merupakan ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan akibat terjadinya perubahan serta pergeseran kebudayaan. Cultural
lag juga dapat terjadi jika terjadinya perbedaan taraf kemajuan antara berbagai daerah dalam
suatu kebudayaan. Contoh cultural lag antara lain keberadaan bus khusus yang sebenarnya
ditujukan untuk mengurai masalah kemacetan di ibukota, namun justru menambah
kemacetan. Hal ini disebabkan karena banyak kendaraan bermotor yang menerobos masuk
jalur khusus bus tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pembaharuan transportasi
publik di ibukota tidak diimbangi dengan kesadaran bertransportasi dan disiplin berlalu
lintas.
 Terjadinya ketegangan dan pergolakan di daerah yang bersangkutan
 Muncul permasalahan sosial baru karena perubahan nilai, norma dan kondisi kebudayaan
baru
 Memicu kerusakan lingkungan
 Mulai redupnya keberadaan adat istiadat karena kebudayaan lama cenderung ditinggalkan
 Perubahan tingkah laku ke arah negatif sehingga memicu konflik sosial
 Lembaga sosial tidak dapat berfungsi secara maksimal
 Budaya konsumtif semakin besar karena tingkat konsumsi akan menggambarkan status
seseorang
Dampak negatif perubahan sosial cenderung menimbulkan kesenjangan sosial di masyarakat, seperti
yang pejelasan di atas. Kesenjangan sosial merupakan bentuk ketidaksimbangan yang ada dalam
kehidupan masyarakat, yang terjadi karena berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Faktor ini
bisa di dasari pada faktor ekonomi, budaya, sosial dan lain sebagainya.
Kesenjangan sosial menjadi salah satu fenomena sosial yang terlihat dalam kehidupan
bermasyarakat seperti perbedaan fasilitas, perbedaan pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan,
pelayanan peradilan, perbedaan perlakuan sosial, perbedaan mendapatkan kesempatan kerja dsb.
Kesenjangan yang berlebihan akan menimbulkan ketidakadilan secara sosial
PERUBAHAN SOSIAL, MODENISASI DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
MENUJU MASYARAKAT DEMOKRATIS
 HAKIKAT MODERNISASI

Salah satu bentuk nyata dari perubahan sosial adalah modernisasi yaitu perubahan sosial
budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan. Modernisasi merupakan
suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat, karena proses tersebut mencakup
bidang-bidang yang sangat luas yang menyangkut proses disorganisasi masalah-masalah
sosial, konflik antar kelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan, dan lain
sebagainya.
Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang
kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai
kehidupan yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Modernisasi tidak sekedar menyangkut
aspek yang meteriil saja, melainkan juga aspek immaterial seperti pola pikir, tingkah laku, dan
lain sebagainya.
Pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan
bersama yang tradisional, ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-
negara barat yang stabil. Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Kadang-
kadang batas-batasnya tak dapat ditetapkansecara mutlak. Misalnya, di suatu daerah tertentu,
modernisasi mencakup pemberantasan buta huruf, tapi di lain tempat proses tadi proses tadi
mencakup usaha-usaha penyemprotan rawa-rawa dengan DDT untuk mengurangi sumber-
sumber penyakit atau juga diartikan sebagai usaha membangun pusat-pusat tenaga listrik. Di
Indonesia misalnya modernisasi terutama ditekankan pada sektor pertanian, disamping sektor
lainnya.
Modernisasi bukanlah westernisasi. Westernisasi merupakan pada proses peniruan oleh
suatu masyarakat atau suatu Negara tentang kebudayaan dari Negara-negara barat yang
dianggap lebih baik dari keadaan Negara sendiri.
Berikut ini adalah perbedaan antara modernisasi dengan westernisasi :
Modernisa Westernisas
si i
1. Merupakan transformasi total 1. Merupakan proses pembaratan atau
kehidupan bersama yang tradisional, proses peniruan oleh suatu masyarakat
ke arah pola-pola ekonomis dan politis atau suatu negara tentang kebudayaan
yang menjadi ciri Negara-negara barat dari Negara-negara barat yang dianggap
yang stabil. lebih baik dari keadaan Negara sendiri.
2. Mengenyampingkan nilai keagamaan,
2. Tidak mengenyampingkan nilai- budaya Indonesia dan mengarah pada
nilai keagamaan. peniruan budaya barat yang terkenal
dengan nilai-nilai kebebasan.
3. Lebih mengutamakan kehidupan sosial
3. Proses pekembangannya bersifat yang berbekembang melalui adopsi
umum dan mencakup seluruh bidang cara dan gaya hidup.
kehidupan. 4. Westernisasi lebih cenderung kepada
proses imitasi bahkan identifikasi budaya
4. Modernisasi lebih cenderung kepada barat dengan ciri-ciri memiliki gaya hidup
merubah cara berpikir masyarakat dari konsumerisme, melakukan pergaulan
irrasional dan tradisional, menjadi bebas, perilaku menyimpang lainnya
rasional, praktis, efisiensi, dan modern. 5. Tidak mempersoalkan atau tidak
mempetentangkan kebudayaan barat
5. Modernisasi mutlak bagi setiap negara, dengan kebudayaan sendiri
untuk mencapai kemajuan setiap negara
akan melakukan perubahan dengan
mengikuti pola-pola modernisasi
Aspek-aspek Modernisasi :
a. Aspek Sosio Demografi ; berkaitan dengan perubahan pada unsur-unsur sosial, ekonomi,
dan psikologi manusia. Perubahaan tersebut bergerak dengan pola yang baru melalui
sosialisasi dan juga pola perilaku dalam aspek kehidupan modern, misalnya urbanisasi,
peningkatan pendapatan, dan penggunaan teknologi.
b. Aspek struktur organisasi sosial ; berkaitan dengan Perubahan yang terjadi pada unsur-
unsur masyarakat dan juga norma kemasyarakatan yang terwujud karena adanya hubungan
antar warga dalam masyarakat. Perubahan tersebut biasanya berhubungan dengan norma
sosial, pelapisan sosial, interaksi sosial, wewenang, lembaga kemasyarakatan, dan
kekuasaaan.
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa modernisasi merupakan proses perubahan seluruh bidang
kehidupan dari pola tradisional ke arah pola modern dan demokratis, dari cara berpikir irrasional
dan tradisional, menjadi rasional, praktis, efisiensi dan modern. Gambaran kehidupan masyarakat
modern yang menjadi tujuan dari konsep modernisasi terlihat dalam ciri-ciri modernitas
(kemajuan/kehidupan modern) berikut :
1. Individualisme
Menjelaskan bahwa Individu terbebas dari posisi tergantikan, bebas dari tekanan ikatan
kelompok, bebas berpindah kelompok yang diinginkannya, bebas memilih keanggotaan
kesatuan sosial yang diinginkannya bebas menentukan dan bertanggung jawab sendiri atas
kesuksesan dan kegagalan tindakannya sendiri.
2. Differensiasi
Merujuk pada penjelasan dibidang tenaga kerja bahwa dengan munculnya spesialisasi akan
menimbulkankeragaman keterampilan, kecakapan, dan sebagainya
3. Rasionalitas
artinya dipercaya dan diperhitungkan, bahwa berfungsinya suatu institusi dan organisasi
tidak tergantung pada perseorangan, namun ditentukan manajemen efissien atau rasional.
Ini merupakan ciri utama dari modernitas
4. Ekonomisme
Menjelaskan bahwa masyarakat modern lebih memusatkan perhatian pada produksi,
distribusi, dan komsumsi barang dan jasa dan tentu saja pada uang sebagai ukuran umum
dan alat tukar. Ekonomisme ini akan dapat mengesampingkan keasyikan pada keluarga
dan ikatan kekeluargaan yang mewarnai masyarakat primitif atau masyarakat agraris.
5. Perkembangan
Ruang lingkup kemajuan atau kehidupan modern itu sangat luas mencakup seluruh bidang
kehidupan baik materil maupun immateril.
MODERNISASI DALAM BINGKAI PERUBAHAN SOSIAL MENUJU MASYARAKAT
DEMOKRATIS
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang meliputi
perubahan struktur, sistem, dan organisasi sosial sebagai akibat adanya modifikasi pola-pola
kehidupan manusia, yang dipengaruhi oleh adanya kebutuhan intern dan ekstern masyarakat itu
sendiri. Perubahan itu terjadi secara terus menerus, oleh karena itu perubahan sosial merupakan
fenomena yang kompleks yang menembus berbagai tahapan dari kehidupan sosial. Perubahan sosial
merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi
atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut. Dan perubahan sosial terjadi dipengaruhi
oleh banyak faktor baik dari dalam ataupun dari luar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa modernisasi tidak dapat dilepaskan dari perubahan sosial yang
terjadi di masyarakat. Jika masyarakat mau berubah dan menerima modernisasi yang sedang melanda
dunia ini, maka mau tidak mau masyarakat pasti akan berubah, dan diharapkan perubahan itu
membawa dampak yang positif bagi masyarakat. Walaupun kadang-kadang ada pertentangan diantara
warga masyarakat sehingga akan menyulitkan terhadap proses perubahan yang mungkin sudah
direncanakan.
Ada 4 alasan mengapa komitmen terhadap modernisasi yang mungkin nantinya akan membawa
perubahan yang positif bagi masyarakat sulit dicapai :
1. Rakyat dituntut meninggalkan cara-cara lama, terutama pola hubungan dan tanggungjawab
kekeluargaan tradisional. Dan bila terjadi perubahan terhadap pola hubungan antarpribadi
yang lama mungkin akan ditentang.
2. Dalam kehidupan modern rakyat biasanya dituntut mengorbankan kepentingan pribadi
demi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bangsa. Namun masyarakat dengan
komitmen mereka mungkin lebih tertuju bagi kepentingan diri sendiri ketimbang
memikirkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
3. Dalam kehidupan modern rakyat mungkin dituntut mengerjakan tugas-tugas yang dapat
menimbulkan ketegangan psikis, sehingga mereka tidak siap dan takut terhadap perubahan
4. Karena pemimpin yang menuntut rakyatnya berkorban itu kurang menunjukkan tanda-tanda
berkorban.
Modernisasi menimbulkan perubahan dalam bidang demografi, sistem stratifikasi, pemerintahan,
pendidikan, sistem keluarga, dan nilai, sikap serta kepribadian. Perubahan demografis khas yang
terjadi bersamaan dengan upaya modernisasi, mencakup pertumbuhan penduduk (tingkat kematian
menurun), dan urbanisasi.
Dan dalam perubahan sistem stratifikasi telah terjadi pula selama proses modernisasi, serti
pendapat Tumin bahwa terdapat 9 jenis perubahan sistem stratifikasi sosial ketika masyarakat
menuju industrialisasi yakni ;
1. pembagian kerja menjadi semakin rumpil, bersamaan dengan meningkatnya jumlah
spesialisasi,
2. Status cenderung berdasarkan atas prestasi sebagai pengganti status berdasarkan atas
asal usul (ascription),
3. Alat yang memadai untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan dari orang yang terlibat
dalam produksi menjadi perhatian utama.
4. Peranan pekerjaan bergeser dari kegiatan yang memberikan kepuasan hakiki ke peranan
sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan, artinya pekerjaan berfungsi sebagai alat
untuk mendapatkan ganjaran ketimbang sebagai ganjaran itu sendiri.
5. Ganjaran yang tersedia untuk didistribusikan meningkat.
6. Ganjaran didistribusikan atas dasar yang agak lebih adil.
7. Terjadinya pergeseran dalam peluamg hidup dalam strata sosial
8. Terjadinya pergeseran dalam distribusi gengsi sosial
9. Pergeseran dan masalah serupa terdapat juga dalam distribusi kekuasaan
Perubahan pendidikan secara kualitatif disebabkan karena pembagian kerja yang semakin rumit dalam
masyarakat yang memodernisir diri memerlukan sistem pendidikan formal untuk menyiapkan orang
memegang jabatan mereka, sedangkan sistem pemegangan dirasakan telah kolot, lambat, dan janggal.
Dengan kata lain, pendidikan digiring untuk mempersiapkan individu melaksanakan fungsinya didalam
struktur sosial yang baru. Berarti perubahan di bidang pendidikan iitu penting bagi proses modernisasi,
karena pendidikan merupakan bagian integral pembangunan ekonomi bangsa, dan juga penting bagi
pembangunan manusia modern.

Anda mungkin juga menyukai