2. Kajian pustaka
A. Deskripsi teori penelitian
3. Metode penelitian
A. Pendekatan atau jenis penelitian yang digunakan
B. Tempat dan waktu penelitian
C. Teknik pengumpulan data
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang singkat tersebut, dapat dipaparkan menjadi beberapa
rumusan dibawah:
i. Apa faktor perubahan sosial masyarakat pedesaan atas terjadinya pandemi dan
apa bentuk-bentuknya baik akibat pandemi langsung ataupun penerapan New
normal ?
ii. Apakah penetapan New Normal oleh pemerintah berjalan dengan efektif
ketika di masyarakat langsung?
iii. Bagaimana pertumbuhan angka COVID-19 di pedesaan dan perkotaan
terhadap hubungannya dengan efektifitas New normal ?
iv. Dengan perubahan itu, apakah mengurangi nilai hal-hal yang diidentikkan
dengan masyarakat pedesaan ?
C. Tujuan penelitian
i. Mengetahui bagaimana dampak pandemi yang mengharuskan minimalisasi
interaksi sosial, serta faktornya terhadap masyarakat lingkup pedesaan.
ii. Memberikan gambaran kecil mengenai hasil penerapan New normal.
iii. Mengetahui alasan perbedaan perubahan sosial yang terjadi pada dua lingkup
yang berbeda.
iv. Mengetahui hubungan perubahan sosial masyarakat pedesaan dengan
kekayaan nilai sosial yang masih terjaga.
D. Manfaat penelitian
i. Dapat menjadi referensi bagi pelajar lain.
ii. Dapat memberi penjelasan dan pemahaman pada masyarakat mengenai New
normal dan perubahannya.
iii. Dapat menambah kepustakaan ilmu sosial.
Bab 2 Kajian Pustaka
Perubahan sosial
Menurut etimologis:
Perubahan per.u.bah.an
Hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran
Sosial so.si.al
Berkenaan dengan masyarakat
Pandemi berasal dari bahasa Yunani, pan yang artinya semua dan
demos yang artinya orang. Diartikan sebagai epidemi penyakit yang menyebar
di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua atau di seluruh dunia. Status
pandemi lebih menunjukkan ke tingkat penyebaran suatu wabah penyakit
tersebut, tidak menitik-beratkan ke tingkat bahaya penyakit. Namun pada
kenyataannya, Center for Disease Control and Prevention milik Amerika
Serikat mengartikan dan akan menetapkan suatu penyakit dikatakan pandemi
apabila dapat menginfeksi manusia dengan cara yang efisien dan
berkelanjutan di berbagai wilayah, sedangkan WHO menetapkan suatu
penyakit dapat dikatakan pandemi apabila penyakit yang baru teridentifikasi
dapat menyebar hingga lingkup dunia (dengan beberapa kriteria lainnya)
Dalam sejarah telah tercatat beberapa pandemi telah melanda dunia,
seperti Ebola, flu babi, flu spanyol dan kolera. Dengan rincian,
Virus Ebola (2013-2016), menginfeksi 28.600, dan 11.325
diantaranya tewas.
Virus flu babi (ditemukan tahun 2009), mengakibatkan
setengah juta orang tewas.
Virus flu spanyol (1918-1920), mengakibatkan 500 juta orang
terinfeksi dan 50-100 juta tewas.
Virus kolera (selama abad 19 hingga abad 20), korban jiwa
diperkirakan mencapai puluhan juta jiwa.
Untuk mencapai status pandemi, suatu penyakit tidak hanya harus bersifat
mematikan, dan telah tersebar luas. Melainkan juga harus bersifat menular.
Misalnya, kanker tidak dapat dikatakan sebagai pandemi karena tidak
menular, meskipun sangat berbahaya dan telah menyebar ke berbagai benua.
Dengan itu, pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan bahwa corona
virus novel disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi.COVID-19 pertama
kali ditemukan pada Desember 2020, di Wuhan, China. Dengan objek utama
yang diserang adalah sistem pernafasan. Melingkupi organ, saluran juga indra.
Berdasarkan ciri dan karakteristik penyakit ini, setidaknya beberapa ciri
tersebut dapat saya sebutkan disini;
Gejala umum : demam(suhu tubuh diatas 38 derajat C), batuk kering,
sesak nafas
Gejala awal : menyerupai gejala flu, demam, pilek, batuk kering, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala
Gejala lain yang dapat muncul : sakit kepala, konjungtivitas, diare,
ruam di kulit, hilangnya kemampuan indra pengecap dan pencium
Gejala-gejala tersebut muncul dalam waktu 2 hari hingga 2 minggu setelah
seseorang terpapar virus. Setelah gejala awal terjadi, seseorang hanya
mempunyai dua opsi, yaitu semakin parah atau sembuh.
Ketetapan yang otomatis terjadi ketika WHO menetapkan COVID-19
sebagai pandemi adalah bahwa wabah ini langsung naik menjadi prioritas
utama, menjadi prioritas permasalahan global. Seluruh aktivitas kehidupan
manusia di berbagai negara terhambat dan seakan diberhentikan karna
penyebaran virus yang sangat cepat dan mudah. Segala lini kehidupan
terhenti; roda ekonomi yang tidak berjalan, sekolah yang diliburkan dalam
jangka waktu yang lumayan panjang, kegiatan sosial yang sangat dibatasi
bahkan hanya dalam lingkup rumah. Solusi-solusipun terus dicari. Adanya
penetapan lockdown oleh sebagian negara, protokol kesehatan yang semakin
diperketat, kebijakan Stay at Home dan Work from Home, serta sekolah
daring, dan yang terbaru adalah new normal.
Masyarakat desa
Menurut etimologis :
Masyarakat ma.sya.ra.kat
Sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
suatu kebudayaan yang mereka anggap sama
Desa de.sa
Kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang
mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang
kepala desa) di area rural
Di luar itu, kebijakan tetap berlaku dan selalu dituntun untuk berjalan. Dan perubahan
sosial juga terjadi beriringan. Maka mereka, masyarakat desa, sebisa mungkin mengikuti
protokol kesehatan; berusaha selalu mengenakan masker, menyediakan saluran air bersih di
depan rumah untuk mencuci tangan, berusaha tidak melakukan kontak fisik walaupun masih
sering lalai atau lupa. Dampak yang terjadi akibat perubahan ini adalah:
o Pengetahuan kesehatan masyarakat desa setidaknya bertambah
o Masyarakat desa yang memiliki sikap ramah dan mudah melakukan interaksi
sosial, menjadi cenderung individual. Atau minimal mengalikan komunikasi
ke moda online
o Karena, tuntutan untuk terus melakukan komunikasi dan informasi,
masyarakat desa menjadi lebih tahu penggunaan gadget dan aplikasinya
o Mata pencaharian masyarakat desa yang mayoritas adalah petani atau
peternak, otomatis tidak dapat ‘ditinggalkan’ meskipun dengan adanya
kebijakan WFH, sehingga perekonomian masyarakat desa otomatis terganggu
o Dan dampak-dampak lain
Pengerucutan topik yang kami bahas disini ialah, perubahan sosial dalam hal
interaksi. Dari data yang didapat, interaksi yang terjadi di dusun Sumberbiru pada tahun
2020i hingga Mei 2021 relatif turun daripada tahun sebelumnya. Interaksi yang dimaksud
adalah data kedatangan dan kepergian penduduk dusun dari dan ke luar kec. Pare, jumlah
keluarga atau rumah yang bersedia menerima tamu (open house) pada hari raya Idul Fitri.
Meskipun pada tahun ini kepercayaan masyarakat mulai menurun meskipun new normal
mulai diberlakukan.Dari situ dapat diketahui bahwa rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang
ada di lingkup pedesaan mulai berkurang. Pandemi tidak dapat disalahkan namun memang
itulah yang terjadi. Pandemi beserta kebijakan-kebijakannya telah mengurangi nilai-nilai
sosial yang ada di pedesaan, khususnya dalam jangka watu yang panjang. Namun di sisi lain
dapat membantu mengurangi angka COVID dibandingkan di kota.
Bab 5 Kesimpulan
Masyarakat desa yang dikenal keramah-tamahannya, gotong royongnya, kebersamaannya,
perlahan ciri itu mulai melemah. Baik karena arus globalisasi, kebijakan-kebijakan yang
harus ditetapkan namun di sisi lain malah melemahkan kekayaaan nonmateriil negara kita,
ketimpangan infrastruktur yang mungkin dirasakan sebagian desa yang dapat mengurangi
nasionalisme dan mungkin dapat merusak hubungan sosial antar wilayah. Maka perubahan
tidak dapat dielak. Perubahan akan terus terjadi. Kita sebagai makhluk sosial juga mau tidak
mau akan mengikutinya. Tinggal cara kita menghadapinya.
Cara kita bersosialisasi satu dengan yang lainnya berubah, dari berbicara langsung
menjadi menggunakan media aplikasi, semakin bervariasi, namun jangan menghilangkan
nilai sosial dalam interaksi tersebut. Keterbatasan kita dalam bertemu banyak orang, dari
yang harus berusaha melawan demam panggung menjadi hanya menatap layar kaca
handphone, namun jangan menurunkan kualitas dari apa yang kita lakukan tersebut. Kegiatan
pendidikan yang sangat dibatasi, bahkan ketika tempat perbelanjaan sudah lama
diperbolehkan untuk buka, dari yang dihadapkan dengan atmosfer serius belajar di dalam
kelas menjadi belajar dihadapan handphone dan dibawah langi-langit kamar, namun jangan
menurunkan kualitas ilmu dari apa yang kita pelajari.
Maka, begitu pula dengan new normal ini, pola hidup yang meliputi sosial,
pendidikan, ekonomi, politik ; akan tetap sama ,namun dengan keterbatasan karena pandemi,
cara kita menjadi berubah dengan tetap berusaha menjaga nilai-nilainya. Masyarakat akan
terus berubah, tapi pelajaran apa yang bisa kita dapatkan diantara perubahan itulah yang akan
tetap ada.