dikarenakan perubahan selalu terjadi dan terkadang tidak bisa dihindari. Perubahan sosial
berbeda dengan perubahan lainnya. Yang menjadi pembeda perubahan sosial dengan
perubahan lainnya adalah perubahan sosial menekankan perubahan yang terjadi pada aspek
kultural atau budaya serta aspek struktural (struktur masyarakat), dan dampaknya terhadap
kehidupan sosial.
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuia
nantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial. Setiap masyarakat dalam
kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang
terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah
kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu. Ada
kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya, sehingga
membingungkan manusia yang menghadapinya.
Pada dasarnya, perubahan social terjadi karena anggota masyarakat pada waktu tertentu
merasa tidak puas dengan kehidupan lama. Oleh karena itu, mereka melakukan perubahan
untuk memperbaiki kehidupannya. Perubahan dalam masyarakat disebabkan oleh bebrapa
faktor, baik yang berasal dari masyarakat itu sendiri maupun dari luar masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam Basrowi (2005) menyebutkan
bahwa ada dua faktor penyebab terjadinya perubahan social di masyarakat. Kedua fakor
tersebut adalah sebagai berikut.
2. Jumlah penduduk
Contohnya pulau jawa yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi dapat
menimbulkan masalah di masyarakat.
3. Pertentangan dan Pemberontakan
Konflik sosial terjadi karena adanya perbedaan kepentingan atau adanya ketimpangan
sosial.
b. Perubahan yang Terjadi dari Luar Masyarakat
Selain faktor dari dalam masyarakat, perubahan social juga dipengeruhi oleh
faktor dari luar masyarakat. Adapun faktor-faktor tersebut sebagai berikut:
1. Pengaruh Kebudayaan Lain
a. Demonstration effect (pengaruh kebudayaan dapat diterima
tanpa adanya paksaan)
b. Cultural animosity (saling menolak adanya pertemuan budaya)
2. Peperangan
Peristiwa peperangan yang terjadi, baik perang saudara maupun perang
antarnegara dapat menimbulkan perubahan sosial.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang
lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam
dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika
terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh
adat atau kebiasaan.
Menurut Soerjono Soekanto (2012), faktor-faktor pendorong perubahan sosial adalah sebagai
berikut:
1. Kontak dengan budaya lain.
Adanya pertemuan antara individu dari satu masyarakat dengan individu dari
masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya difusi. Difusi merupakan proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain dari satu
masyarakat ke masyarakat lain.
2. Sistem pendidikan yang maju.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mengukur tingkat kemajuan suatu
masyarakat.
3. Lapisan masyarakat yang terbuka (open stratification), yang memungkinkan orang
untuk bermobilitas sosial secara vertikal.
4. Penduduk yang heterogen.
5. Memiliki orientasi ke depan, artinya punya visi untuk mewujudkan masa depan yang
lebih baik.
6. Ketidakpuasan terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
7. Saling menghargai hasil karya orang lain dan adanya keinginan untuk maju
D. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Menurut Soerjono Soekanto
1. Kurangnya hubungan atau interaksi dengan masyarkat lain.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
3. Sikap masyarakat yang tradisional
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat (versted interest)
5. Adanya rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrase budaya
6. Adanay prasangka terhadap hal-hal yang baru (sikap tertutup)
7. Adanya hambatan yang bersifat ideologis
8. Adat atau kebiasaan
9. Adanya nilai bahwa hidup pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki
Perubahan sosial ditopang oleh penemuan-penemuan ilmiah yang sesuai dengan kaidah ilmu
pengetahuan. Apabila ilmu pengetahuan lambat, maka inovasi penemuan yang memicu
perubahan pun akan lambat.
a. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu individu ke individu yang
lain, dari satu golongan ke golongan yang lain, atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui:
b. Akulturasi
Akulturasi atau kontak kebudayaan merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan
asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan tersebut lambat laun diterima dan
diolah kedalam kebudayaannya tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asal.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan
manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan berbeda saling berinteraksi dan bergaul
secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama sehingga kebudayaan dari masing-
masing golongan tersebut berubah sifatnya dari yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan
baru yang berbeda dengan asalnya.
d. Akomodasi
Akomodasi atau dikenal pula dengan sebutan adaptasi. Akomodasi dapat berarti keadaan atau
proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi menunjuk kepada adanya keseimbangan dalam
interaksi antara individu dengan kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-
usaha manusia untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai
kestabilan sosial. Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
Proses perubahan sosial merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengadaptasi dengan
lingkungan masyarakat. Proses perubahan sosial antara lain sebagai berikut:
Berdasarkan waktu:
Perubahan lambat atau evolusi: yaitu perubahan yang berlangsung dalam waktu yang
lama dan bersifat lambat, misalnya perubahan mata pencaharian dari berburu dan
meramu menjadi bertani dan berternak.
Inkeles dalam Basrowi (2005) menggolongkan teori evolusi menjadi tiga bentuk, yaitu:
- Unilinear Theory of Evolution
Menurut Auguste Comte dan Herbert Spencer, tahapan tersebut berawal dari
yang paling sederhana, kompleks, sempurna.
- Universal Theory of evolution
Menurut Herbert Spencer, masyarakat merupakan hasil dari kelompok
homogen ke kelompok heterogen, baik sifat maupun susunannya.
- Multilined Theories of Evolution
Perubahan sistem mata pencaharian dari berburuh ke pertanian.
Perubahan cepat atau revolusi: yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang
singkat dan cepat. Dalam revolusi, biasanya ada pemimpin yang menggerakan revolusi
tersebut dan ada tujuan yang kuat dari golongan bersangkutan untuk melakukan
perubahan. Contoh revolusi adalah revolusi Perancis dan perebutan kemerdekaan
Indonesia dari Jepang.
Syarat terjadinya revolusi yaitu:
- harus adanya keinginan untuk mengadakan suatu perubahan
- adanya seorang pemimpin yang dapat memimpin dalam masyarakat
- adanya pemimpin yang dapat menampung keinginan masyarakat agar terjadi
pergerakan menuju perubahan
- seorang pemimpin harus menunjukan suatu tujuan pada masyarakat
- adanya momentum untuk memulai suatu gerakan
2. Berdasarkan intensitas:
Perubahan kecil: yaitu perubahan yang dampaknya tidak terlalu dirasakan oleh
masyarakat luas. Misalnya perubahan mode pakaian, perubahan mode rambut, dsb.
Perubahan besar: yaitu perubahan yang dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat
luas. Misalnya penemuan internet dan komputer yang mengubah cara berkomunikasi
secara besar, atau penemuan mesin uap yang mengubah proses produksi dari
penggunaan tenaga manusia menjadi pengunaan tenaga mesin.
3. Berdasarkan penyebab:
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan: yaitu perubahan yang sudah
direncanakan terlebih dahulu untuk tujuan tertentu. Perubahan sosial ini sering disebut
juga intended change atau planned changed. Beberapa sosiolog juga menyebut
perubahan sosial yang dikehendaki sebagai pembangunan sosial. Contoh perubahan
sosial yang dikehendaki adalah program keluarga berencana untuk menahan cepatnya
pertumbuhan penduduk.
Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan: yaitu perubahan yang
terjadi tanpa direncanakan dan umumnya membawa dampak yang tidak diharapkan
oleh masyarakat. Contoh perubahan sosial yang tidak dikehendaki adalah perubahan
yang terjadi karena bencana alam sehingga banyak masyarakat yang kehilangan tempat
tinggal dan mata pencahariannya, sehingga perlu beradaptasi dengan lingkungan baru
tempat evakuasi.
G. Dampak Perubahan Sosial
Dampak Positif
Ada beberapa dampak positif perubahan sosial yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
Dampak positif yang pertama adalah munculnya nilai dan norma baru yang lebih sesuai
dengan tuntutan perkembangan zaman. Contohnya adalah munculnya UU No. 21 Tahun 2007
yang membahas tentang perdagangan manusia. Perdagangan manusia sendiri mulai marak
akhir-akhir ini, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara lain.
Dampak Negatif
Dampak negatif yang pertama disebut dengan disorganisasi sosial. Konsep
disorganisasi sosial merupakan proses melemahnya nilai dan norma dalam suatu
masyarakat akibat terjadinya perubahan. Sebagai contohnya, di era sosial media saat ini,
masyarakat cenderung beralih kepada sikap individualistis (mementingkan diri sendiri) dan
kurang memperhatikan lingkungan sosial sekitar. Kamu jangan sampai seperti itu, ya!