Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi
atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
1. Teori Siklus
Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang
pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi
sebelumnya. Pola perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.
2. Teori Perkembangan
Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke titik tujuan
tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang
kompleks. Teori ini dikenal dengan teori perkembangan atau linier. Teori
perkembangan dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi.
1. Teori Modernisasi
Teori modernisasi melihat bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan
mengikuti jalan yang sama dengan negara industri di Barat. Cara tersebut adalah
melalui proses modernisasai sehingga Negara terbelakang menjadi Negara
berkembang.
2. Teori Ketergantungan
Melihat bahwa ada ketergantungan secara ekonomi antara negara-negara dunia
ketiga dan Negara-negara industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan
pinjaman dan investasi dari negara-negara industry. Ketika negara industri
berkembang, negara dunia ketiga semakin terbelakang dengan proses kolonialisasi
dan neokolonialisasi.
3. Perubahan Kecil
Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
4. Perubahan Besar
Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-
lembaganya, seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan
stratifikasi masyarakat.
Faktor Internal
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
2. Penemuan-penemuan baru
Penemuan baru dibedakan dalam
pengertian invention dan discovery. Invention adalah proses menghasilkan suatu
unsur kebudayaan baru dengan mengobinasi atau menyusun kembali unsur-unsur
kebudayaan lama dalam masyarakat. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan
baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi invention jika
masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut.
Penemuan baru pada umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada
masyarakat, antara lain:
1. Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang lain.
Penemuan baru seperti radio, handphone… dll akan memancarkan
pengaruhnya ke berbagai arah.
2. Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjalar dari satu
lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lainnya. Misalnya
penemuan baru kapal terbang telah membawa pengaruh besar terhadap
metode berperang.
3. Beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan.
Misalnya, penemuan mobil, kereta api, dan telephon menyebabkan
tumbuhnya lebih banyak pusat-pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang
dinamakan suburban.
4. Pertentangan masyarakat
5. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Faktor Eksternal
1. Lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
2. Peperangan
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain dapat terjadi
secara langsung ataupun tidak langsung, proses tersebut disebut difusi. Masuknya
pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan
penetrasi (pemasukan)
Penetrasi damai (penetration pasifique), yaitu masuknya sebuah kebudayaan
dilakukan dengan jalan damai. Penyebaran kebudayaan secara damai akan
menghasilka hal-hal berikut.
Akulturasi
Asimilasi
Sintesis
Penetrasi paksa (penetration violence), yaitu masuknya sebuah kebudayaan
dilakukan secara paksa dan merusak.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3. Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa lampau dan
cenderung konservatif
4. Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat (vested interest)
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
8. Kebisaaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah karena
sudah mendarah daging
Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi dalam masyarakat tersebut lama kelamaan
akan menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian akan dijumpai anomie (tanpa
aturan), yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan
mengenai apa yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar
dan salah.
Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat
antara lain dapat berbentuk:
1. Pergolakan daerah
2. Aksi protes dan demonstras
3. Kriminalitas
4. Kenakalan remaja
Globalisasi sering disebut sebagai fenomena dunia berwajah banyak. Oleh karena itu
globalisasi sering diindentikan dengan internasionalisasi, liberalisasi, universialisasi,
westernisasi, dan de-teritorilisasi.
3. Bidang Politik
Keberhasilan pembangunan di bidang politik semakin memantapkan tatanan
kehidupan politik dan kenegaraan yang berdasarkan demokrasi pancasila,
memantapkan organisasi sosial politik dan kemasyarakatan, serta mendorong
peningkatan kesadaran berpolitik rakyat. Namun, pendidikan berpolitik pun harus
ditingkatkan agar rakyat semakin sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara dan semakin sadar bagaimana kita menjalin hubungan dengan negara-negara
luar untuk memelihara perdamaian dunia.
4. Bidang Budaya
Globalisasi bidang budaya telah meningkatkan kontak lintas budaya. Peningkatan
interaksi kultural melalui perkembangan media massa, terutama elevisi, film, musik,
dan transmisi berita internasional. Saat ini dapat merasakan hasil gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal melintasi keberagaman budaya, misalnya dalam
bidang fasion, busana, literatur dan makanan.
5. Bidang Agama
Globalisasi di bidang agama lebih berfokus pada aplikasi ajaran agama dalam konteks
kekinian tanpa melanggar atau menabrak kaidah-kaidah agama. Globalisasi juga
memicu penganut agama untuk memahami penganut agama yang lain dalam konteks
toleransi sehingga tercermin kehidupan harmonis dalam masyarakat multikultural.
1. Urbanisasi
Urbanisasi merupakan proses perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari
pekerjaan pertanian di desa ke pekerjaan industri di kota.
Daya tarik ekonomi. Di kota, orang berharap untuk dapat dengan mudah
mendapatkan pekerjaan.
Daya tarik sosial. Kebanyakan orang pergi ke kota untuk merubah status sosial
melalui berbagai macam cara seperti pendidikan atau pekerjaan.
Daya tarik pendidikan. Di kota tersedia berbagai fasilitas pendidikan sehingga
menarik orang desa untuk menuntut ilmu ke kota.
1. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Faktor pendorong terjadinya kesenjangan ekonomi antara lain sebagai berikut:
Pencemaran udara yang berasal dari asap mobil, asap pabrik, asap
pembakaran minyak dan asap pembakaran sampah.
Pencemaran air berasal dari pembuangan limbah industri ke sungai, danau,
laut atau limbah berasal dari berbagai jenis pestisida dan pupuk yang
digunakan petani.
Pencemaran kimiawi berupa produk bahan-bahan sintetis yang digunakan
sebagai bahan detergen, pupuk dan pestisida.
Limbah padat berupa sampah buangan individu atau bisnis tertentu.
Polusi panas berupa peningkatan temperatur air dan panas atmosfer yang
disebabkan oleh ulah manusia.
1. Kriminalitas
Pembangunan yang muncul di negara berkembang seperti Indonesia sering
memunculkan masalah-masalah seperti berikut:
Individualisme
Materialisme
Sekuarisme
Hedonisme
1. Faktor Struktural
Faktor struktural sangat berkaitan erat dengan tata kelola yang merupakan
kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat, baik yang bersifat legal formal
maupun kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaannya.
2. Faktor Kultural
Dalam hal ini berkaitan dengan sifat atau karakter masyarakat dalam melaksanakan
kehidupannya, apakah ia malas atau rajin, ulet atau mudah menyerah, jujur atau
menghalalkan berbagai cara, menerima apa adanya atau suka berkompetisi, dan
sebagainya. Kultur dalam hal ini berkaitan dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh
suatu masyarakat.
Kriminalitas
Secara sosiologis, kriminalitas atau kejahatan merupakan suatu bentuk tingkah laku
yang merugikan individu lain dan masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, tindakan
kriminal ini disebabkan oleh adanya suatu kondisi-kondisi dan proses-proses sosial
yang menghasilkan perilaku-perilaku lainnya, seperti proses imitasi, persaingan,
pertentangan kebudayaan, dan sebagainya.
Kemerosotan Moral
Kemerosotan moral muncul sebagai akibat adanya suatu ketimpangan sosial yang
tidak hanya dirasakan oleh kelompok yang kurang mampu saja, tetapi juga kelompok
masyarakat yang terpenuhi segala kebutuhannya ikut mengalami kemerosotan
moral. Hal ini terjadi karena tumbuh dan berkembangnya sikap individualistis dan
materialistis.
Kebijakan Pemerintah
Bank Dunia
Upaya untuk mengatasi ketimpangan sosial yang terjadi dalam masyarakat antara
lain menciptakan lapangan kerja, merancang program jaminan sosial yang dapat
menurunkan tingkat ketimpangan, memungut pajak dengan benar dan memastikan
belanja pemerintah lebih berpihak pada masyarakat miskin, meluncurkan program
pemberdayaan masyarakat untuk masyarakat yang terpinggirkan, dan sebagainya.