Anda di halaman 1dari 12

Materi Sosiologi

1. Pengertian Perubahan Sosial


Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di
masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi
sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan
masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang. Kingsley Davis mengatakan
bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan
dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.

Perubahan sosial melekat pada masyarakat dengan kebudayaannya karena alasan-


alasan sebagai berikut.

1. Menghadapi masalah-masalah baru


2. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris kebudayaan
3. Lingkungan yang berubah

Kecendrungan masyarakat untuk berubah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor


berikut.

1. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada.


2. Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan.
3. Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga
berusaha untuk mengadakan perbaikan
4. Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan,
keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan
masyarakat.
5. Banyaknya kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia berusaha
untuk mengatasinya
6. Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya
keinginan untuk meningkatkan taraf hidup
7. Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal baru, baik yang datang dari
dalam maupun dari luar masyarakat
8. Sistem pendidikan yang memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia
untuk meraih masa depan yang lebih baik

Berikut karakteristik perubahan sosial.

1. Tidak ada masyarakat yang berhenti berubah


2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu diikuti
pula oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya
Perubahan yang cepat bisaanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat
sementara karena ada proses penyesuaian diri
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual
saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang
sangat kuat.
Pandangan Para Tokoh tentang Perubahan Sosial
Selo soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.

Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat.

John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi
atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-


modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress).


Kemajuan (progress) terjadi apabila perubahan yang ada mampu menciptakan
kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini
diartikan sebagai proses pembangunan masyarakat kearah yang lebih baik.
Perubahan yang ada dikatakan berupa kemunduran (regress) apabila perubahan yang
terjadi dalam masyarakat pada aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang
menguntungkan.

Teori Utama Pola Perubahan Sosial


Perubahan sosial yang ada akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu,
menurut Robert H. Lauler terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu :

1. Teori Siklus
Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang
pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi
sebelumnya. Pola perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.

2. Teori Perkembangan
Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke titik tujuan
tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang
kompleks. Teori ini dikenal dengan teori perkembangan atau linier. Teori
perkembangan dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi.

Teori-Teori Modern Mengenai Perubahan Sosial

1. Teori Modernisasi
Teori modernisasi melihat bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan
mengikuti jalan yang sama dengan negara industri di Barat. Cara tersebut adalah
melalui proses modernisasai sehingga Negara terbelakang menjadi Negara
berkembang.

2. Teori Ketergantungan
Melihat bahwa ada ketergantungan secara ekonomi antara negara-negara dunia
ketiga dan Negara-negara industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan
pinjaman dan investasi dari negara-negara industry. Ketika negara industri
berkembang, negara dunia ketiga semakin terbelakang dengan proses kolonialisasi
dan neokolonialisasi.

3. Teori Sistem Dunia


Oleh Imanuel Maurice Wallerstein, yang menyatakan bahwa perekonomian kapitalis
dunia tersusun atas tiga jenjang, yaitu negara inti, negara semiperiferi, dan negara
periferi. Kemampuan yang dimiliki oleh negara inti menyebabkan negara inti
menguasai sistem dunia.

BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL


1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Bisaanya perubahan ini
merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat.
Proses perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Evolusi terjadi dengan sendirinya
tanpa rencana atau kehendak tertentu.

2. Perubahan Cepat (Revolusi)


Berlangsung cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.
Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa
direncanakan dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran
cepat tidaknya revolusi relative karena revolusipun dapat memakan waktu lama.

3. Perubahan Kecil
Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

4. Perubahan Besar
Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-
lembaganya, seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan
stratifikasi masyarakat.

5. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan


Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (palnned change)
merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu
oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-
pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent
of change)
6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak
direncanakan (unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar
jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
7. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses
8. Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang
menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.
9. Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar,
perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan
sebelumnya.

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL


Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Perubahan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh faktor-
faktor tertentu yang menjadi pendorong terjadinya perubahan, yakni faktor
pendorong yang datangnya dari dalam masyarakat itu sendiri (internal) dan faktor
pendorong yang datannya dari luar masyarakat (eksternal)

 Faktor Internal
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
2. Penemuan-penemuan baru
Penemuan baru dibedakan dalam
pengertian invention dan discovery. Invention adalah proses menghasilkan suatu
unsur kebudayaan baru dengan mengobinasi atau menyusun kembali unsur-unsur
kebudayaan lama dalam masyarakat. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan
baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi invention jika
masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut.
Penemuan baru pada umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada
masyarakat, antara lain:
1. Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang lain.
Penemuan baru seperti radio, handphone… dll akan memancarkan
pengaruhnya ke berbagai arah.
2. Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjalar dari satu
lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lainnya. Misalnya
penemuan baru kapal terbang telah membawa pengaruh besar terhadap
metode berperang.
3. Beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan.
Misalnya, penemuan mobil, kereta api, dan telephon menyebabkan
tumbuhnya lebih banyak pusat-pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang
dinamakan suburban.
4. Pertentangan masyarakat
5. Terjadinya pemberontakan atau revolusi

 Faktor Eksternal
1. Lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
2. Peperangan
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain dapat terjadi
secara langsung ataupun tidak langsung, proses tersebut disebut difusi. Masuknya
pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan
penetrasi (pemasukan)
Penetrasi damai (penetration pasifique), yaitu masuknya sebuah kebudayaan
dilakukan dengan jalan damai. Penyebaran kebudayaan secara damai akan
menghasilka hal-hal berikut.
 Akulturasi
 Asimilasi
 Sintesis
Penetrasi paksa (penetration violence), yaitu masuknya sebuah kebudayaan
dilakukan secara paksa dan merusak.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3. Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa lampau dan
cenderung konservatif
4. Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat (vested interest)
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
8. Kebisaaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah karena
sudah mendarah daging

AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL


Masyarakat merupakan sebuah sistem, apabila salah satu unsurnya tidak berfungsi
dengan baik, keseimbangan sistem akan terganggu secara keseluruhan.
Ketidakseimbangan sistem ini akan mengakibatkan timbulnya disorganisasi sosial
yang lama kelamaan akan berubah menjadi disintegrasi sosial. Soerjono Sekanto
mengatakan bahwa disorganisasi atau disintegrasi sosial adalah proses berpudarnya
norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi dalam masyarakat tersebut lama kelamaan
akan menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian akan dijumpai anomie (tanpa
aturan), yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan
mengenai apa yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar
dan salah.
Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat
antara lain dapat berbentuk:

1. Pergolakan daerah
2. Aksi protes dan demonstras
3. Kriminalitas
4. Kenakalan remaja

Apa itu Globalisasi?

Globalisasi sering disebut sebagai fenomena dunia berwajah banyak. Oleh karena itu
globalisasi sering diindentikan dengan internasionalisasi, liberalisasi, universialisasi,
westernisasi, dan de-teritorilisasi.

1. Internasionalisasi adalah hubungan antar negara dengan ciri meluasnya arus


perdagangan dan penanaman modal.
2. Liberalisasi adalah pencabutan pembatasan-pembatasan pemerintah untuk
membuka ekonomi tanpa pagar dalam hambatan perdagangan, pembatasan
keluar masuk mata uang, kendali devisa, dan izin masuk suatu negara.
3. Westernisasi adalah ragam hidup model budaya Barat atau Amerika.
4. Deteritorialisasi adalah perubahan-perubahan geografis sehingga ruang sosial
dan pembatasan, tempat, dan jarak perubahan.
Pengertian Globalisasi Secara Umum

1. Globalisasi sebagai transformasi kondisi spesial tempola kehidupan. Hidup


yang kita alami mengandalkan ruang dan waktu. Artinya, jika terjadi
perubahan dalam pengelolaan tata ruang-waktu, terjadi pula transformasi
perngargonisasian hidup.
2. Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang. Dengan kata lain
globalisasi menyangkut transformasi isi dan cara merasa serta memandang
persoalan di kalangan masyarakat dunia.
3. Globalisasi sebagai trasnformasi modus tindakan dan praktik. Dengan kata
lain, globalisasi menunjuk pada proses kaitan yang makin erat di antara semua
aspek kehidupan pada skala mondial (dunia).
Karakteristik Globalisasi

Robin Cohen dan Paul Kennedy berpendapat bahwa globalisasi adalah


“seperangkat transformasi yang saling memperkuat” dunia. Seperangkat
transformasi ini merupakan suatu karakteristik yag meliputi hal-hal berikut:

1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang


seperti telepon genggam, televisi, satelit dan internet menunjukan
komunikasi global terjadi demikian cepat.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berubah menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan, pembagian
pekerjaan yang baru secara internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional dan dominasi organisasi semacam Worl Trade Organization
(WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
tv, musik, film, dan transmisi berita olahraga internasional).
4. Meningkatnya masalah bersama seperti masalah ekonomi, linkungan dan
permasalahan-permasalahan lainnya seperti penyakit menular.
Faktor Pendorong Globalisasi

1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


2. Semakin terbukanya sistem perekonomian negara-negara di dunia
3. Menggobalkan pasar uang
Gejala Globalisasi di Indonesia

1. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Contoh kemajuan IPTEK adalah sebagai berikut:

 Penemuan telepon sebagai alat telekomunikasi yang membawa kemudahan


dalam berkomunikasi bagi penggunanya.
 Penemuan alat transportasi yang paling ringan seperti sepeda sampai dengan
alat transportasi lain yang dapat digunakan di darat, laut maupun udara.
 Penemuan alat kantor, dari mesin ketik sampai komputer dan leptop yang
bisa membantu untuk menyimpan data.
 Penemuan sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui seperti energi
surya, nuklir, air, angin, dan biogas melengkapi sumber daya energi yang tidak
dapat diperbaharui.
2. Bidang Ekonomi
Globalisasi ekonomi adalah meningkatnya saling ketergantungan ekonomi negara-
negara di dunia berkat percepatan pergerakan jasa, barang, teknologi dan modal
lintas perbatasan. Globalisasi ekonomi merupakan proses peningkatan integrasi
ekonomi antar negara yang berujung pada munculnya pasar global dan pasar dunia
tunggal. Globalisasi ekonomi terdiri dari globalisasi produksi, pasar, persaingan
teknologi, perusahaan dan industri. Tren globalisasi dapat dianggap hasil dari
integrasi negara maju dengan nagara berkembang melalui investasi langsung asing,
pengurangan batasan perdagangan, reformasi ekonomi dan imigrasi.

3. Bidang Politik
Keberhasilan pembangunan di bidang politik semakin memantapkan tatanan
kehidupan politik dan kenegaraan yang berdasarkan demokrasi pancasila,
memantapkan organisasi sosial politik dan kemasyarakatan, serta mendorong
peningkatan kesadaran berpolitik rakyat. Namun, pendidikan berpolitik pun harus
ditingkatkan agar rakyat semakin sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara dan semakin sadar bagaimana kita menjalin hubungan dengan negara-negara
luar untuk memelihara perdamaian dunia.

4. Bidang Budaya
Globalisasi bidang budaya telah meningkatkan kontak lintas budaya. Peningkatan
interaksi kultural melalui perkembangan media massa, terutama elevisi, film, musik,
dan transmisi berita internasional. Saat ini dapat merasakan hasil gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal melintasi keberagaman budaya, misalnya dalam
bidang fasion, busana, literatur dan makanan.

5. Bidang Agama
Globalisasi di bidang agama lebih berfokus pada aplikasi ajaran agama dalam konteks
kekinian tanpa melanggar atau menabrak kaidah-kaidah agama. Globalisasi juga
memicu penganut agama untuk memahami penganut agama yang lain dalam konteks
toleransi sehingga tercermin kehidupan harmonis dalam masyarakat multikultural.

Dampak Globalisasi Terhadap Komunitas Lokal

1. Urbanisasi
Urbanisasi merupakan proses perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari
pekerjaan pertanian di desa ke pekerjaan industri di kota.

Penyebab terjadinya urbanisasi:

 Daya tarik ekonomi. Di kota, orang berharap untuk dapat dengan mudah
mendapatkan pekerjaan.
 Daya tarik sosial. Kebanyakan orang pergi ke kota untuk merubah status sosial
melalui berbagai macam cara seperti pendidikan atau pekerjaan.
 Daya tarik pendidikan. Di kota tersedia berbagai fasilitas pendidikan sehingga
menarik orang desa untuk menuntut ilmu ke kota.
1. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Faktor pendorong terjadinya kesenjangan ekonomi antara lain sebagai berikut:

 Menurunnya pendapatan perkapita sebagai akibat pertimbuhan penduduk


yang relatif tinggi tanpa diimbangi peningkatan produktivitas.
 Letidakmerataan hasil pembangunan antardaerah sebagai akibat kebijakan
politik dan kekurangsiapan sumber daya manusia.
 Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental tradisional yang
kurang menyukai persaingan dan kurang usaha.
 Hancurnya industri kerajinan rakyat sebagai akibat monopoli para pengusaha
bermodal besar.
 Investasi yang sangat banyak pada proyek-proyek yang padat modal (capital
intensive), sehingga pesentase pendapatan dari harta tambahan lebih besar
dibandingkan dengan presentasi pendapatan kerja.
1. Pencemaran Lingkungan Alam
Masyarakat yang melakukan pembangunan harus memperhatikan kelestarian dan dan
perbaikan liingkungan alamnya. Alam sebagai tempat hidup flora dan fauna tidak
boleh dikorbankan hanya untuk kehidupan jangka pendek. Dengan canggihnya
teknologi globalisasi, manusia cenderung ingin menguasai alam. Dengan teknologi,
manusia dapat mengeksploitasi alam dan tanpa menyadari dampak pencemaran
lingkungan yang cukup besar. Contoh dari pencemaran antara lain:

 Pencemaran udara yang berasal dari asap mobil, asap pabrik, asap
pembakaran minyak dan asap pembakaran sampah.
 Pencemaran air berasal dari pembuangan limbah industri ke sungai, danau,
laut atau limbah berasal dari berbagai jenis pestisida dan pupuk yang
digunakan petani.
 Pencemaran kimiawi berupa produk bahan-bahan sintetis yang digunakan
sebagai bahan detergen, pupuk dan pestisida.
 Limbah padat berupa sampah buangan individu atau bisnis tertentu.
 Polusi panas berupa peningkatan temperatur air dan panas atmosfer yang
disebabkan oleh ulah manusia.
1. Kriminalitas
Pembangunan yang muncul di negara berkembang seperti Indonesia sering
memunculkan masalah-masalah seperti berikut:

 Manipisnya rasa kekeluargaan,


 Meningkatkan sikap individualitas,
 Meingkatnya tingkat persaingan,
 Meningkatnya pola hidup konsumtif
Masalah-masalah tersebut dapat memunculkan tidak kriminal. Tekanan sosial dalam
proses globalisasi yang semakin berat memunculkan pola hidup yang memuja
kesenangan (hedonisme). Namun disisi lain banyak yang mempunyai keterbatasan
untuk memilikinya. Hal tersebut dapat memunculkan tindak kriminalitas seperti
penipuan, perampokan, penggelapan, penadahan, perampasan dan pembunuhan.

2. Lunturnya eksistensi Jati diri Bangsa


Menurut Kurniawan (2012) paham budaya berat yang kurang sesuai di kebudayaan
Indonesia dan dapat merusak eksistensi jati diri bangsa yaitu:

 Individualisme
 Materialisme
 Sekuarisme
 Hedonisme

Konsep Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial merupakan suatu keadaan dimana terjadi suatu


kesenjangan,ketimpangan, atau ketidaksamaan akses untuk mendapat atau
memanfaatkan sumber daya yang ada. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer
(pendidikan,kesehatan,perumahan,peluang berusaha dan kerja) maupun kebutuhan
sekunder (sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak asasi, sarana saluran
politik, dan pemenuhan pengembangan karier). Secara umum, ketimpangan sosial
diartikan sebagai adanya ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-
tengah masyarakat yang disebabkan oleh adanya perbedaan status sosial, ekonomi,
maupun budaya. Ketimpangan sosial sendiri disebabkan oleh beberapa faktor-faktor
penghambat, sehingga telah mencegah dan menghalangi seseorang untuk
memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang ada. Berikut ini merupakan
beberapa pengertian ketimpangan sosial menurut beberapa ahli :

1. Andrinof A. Chaniago : ketimpangan adalah buah dari pembangunan yang


hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek sosial.
2. Budi Winarno : ketimpangan merupakan akibat dari kegagalan pembangunan
di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga
masyarakat.
3. Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker : ketimpangan sosial adalah
bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan.
4. Roichatul Aswidah : ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak
residual dari proses pertumbuhan ekonomi.

Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial

Andrinod Chaniago mengemukakan bahwa ada enam ketimpangan sosial yang


terjadi, diantaranya:

1. Ketimpangan desa dan kota


2. Kesenjangan pembangunan diri masyarakat Indonesia
3. Ketimpangan antargolongan sosial ekonomi
4. Ketimpangan penyebaran aset di kalangan swasta
5. Ketimpangan antarsektor ekonomi dengan ciri sebagian sektor
6. Ketimpangan antarwilayah dan subwilayah dengan konsentrasi ekonomi yang
terpusat pada wilayah perkotaan.

Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial

Terdapat dua faktor yang memengaruhi terjadinya ketimpangan sosial, yaitu :

1. Faktor Struktural
Faktor struktural sangat berkaitan erat dengan tata kelola yang merupakan
kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat, baik yang bersifat legal formal
maupun kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaannya.

2. Faktor Kultural

Dalam hal ini berkaitan dengan sifat atau karakter masyarakat dalam melaksanakan
kehidupannya, apakah ia malas atau rajin, ulet atau mudah menyerah, jujur atau
menghalalkan berbagai cara, menerima apa adanya atau suka berkompetisi, dan
sebagainya. Kultur dalam hal ini berkaitan dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh
suatu masyarakat.

Akibat Ketimpangan Sosial

 Kriminalitas

Secara sosiologis, kriminalitas atau kejahatan merupakan suatu bentuk tingkah laku
yang merugikan individu lain dan masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, tindakan
kriminal ini disebabkan oleh adanya suatu kondisi-kondisi dan proses-proses sosial
yang menghasilkan perilaku-perilaku lainnya, seperti proses imitasi, persaingan,
pertentangan kebudayaan, dan sebagainya.

 Melemahnya Jiwa Wirausaha


 Monopoli
 Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana individu tidak sanggup memelihara


dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan tidak mampu
memanfaatkan tenaga, baik mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Menurut Nasikun, kemiskinan sendiri disebabkan oleh ketimpangan desa dan kota
yang merupakan suatu implikasi strategi pembangunan bias kota. Perwujudannya
bukan hanya dalam bentuk jumlah investasi pembangunan yang lebih banyak
dicurahkan untuk pembangunan pada sektor perkotaan, tetapi karena seluruh
instrumen dan mekanisme kerjanya bias sehingga lebih menguntungkan kepentingan
masyarakat kota.

 Kemerosotan Moral

Kemerosotan moral muncul sebagai akibat adanya suatu ketimpangan sosial yang
tidak hanya dirasakan oleh kelompok yang kurang mampu saja, tetapi juga kelompok
masyarakat yang terpenuhi segala kebutuhannya ikut mengalami kemerosotan
moral. Hal ini terjadi karena tumbuh dan berkembangnya sikap individualistis dan
materialistis.

 Pencemaran Lingkungan Alam

Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial

Perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya


permasalahan akibat adanya ketimpangan sosial. Upaya ini dilakukan oleh beberapa
pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Langkah pertama yang harus dilakukan
yaitu mengidentifikasi apa yang menyebabkan timbulnya ketimpangan sosial yang
didalamnya meliputi :

1. Menentukan masalah yang akan dicari solusinya


2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya masalah
3. Mencari beberapa alternatif solusi
4. Memilah masalah mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu

Berikut ini merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


ketimpangan sosial.

 Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah untuk mengatasi ketimpangan sosial telah tertuang dalam


UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 dan 2, UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1 dan 2, UU No.39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, serta UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial.

 Bank Dunia

Upaya untuk mengatasi ketimpangan sosial yang terjadi dalam masyarakat antara
lain menciptakan lapangan kerja, merancang program jaminan sosial yang dapat
menurunkan tingkat ketimpangan, memungut pajak dengan benar dan memastikan
belanja pemerintah lebih berpihak pada masyarakat miskin, meluncurkan program
pemberdayaan masyarakat untuk masyarakat yang terpinggirkan, dan sebagainya.

 Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah (BPPPD)

Melakukan pemerataan yang adil dengan memberikan kesempatan yang sama


seluruh masyarakat dalam berperan serta dalam pembangunan dan menikmati hasil
pembangunan, meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan, dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai