Anda di halaman 1dari 88

BAB.

I
PERUBAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT


1
HAKIKAT PERUBAHAN SOSIAL

1. Pengertian Perubahan Sosial


Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat
meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku,
organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan
kekuasaan dan wewenang. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup
semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan
perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.

Perubahan sosial melekat pada masyarakat dengan kebudayaannya karena alasan-alasan


sebagai berikut.

1. Menghadapi masalah-masalah baru


2. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris kebudayaan
3. Lingkungan yang berubah
Kecendrungan masyarakat untuk berubah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

1. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada.


2. Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan.
3. Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk
mengadakan perbaikan
4. Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru
yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
5. Banyaknya kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia berusaha untuk mengatasinya
6. Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan untuk
meningkatkan taraf hidup
7. Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal baru, baik yang datang dari dalam maupun dari
luar masyarakat
8. Sistem pendidikan yang memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa depan
yang lebih baik
Berikut karakteristik perubahan sosial.

1. Tidak ada masyarakat yang berhenti berubah


2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu diikuti pula oleh perubahan pada
lembaga-lembaga sosial lainnya
3. Perubahan yang cepat bisaanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena ada
proses penyesuaian diri
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena kedua bidang
tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
Pandangan Para Tokoh tentang Perubahan Sosial
Selo soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.

Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat.

John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai variasi dari cara-
cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi atau penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat.

Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-


modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Kemajuan
(progress) terjadi apabila perubahan yang ada mampu menciptakan kemudahan bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini diartikan sebagai
proses pembangunan masyarakat kearah yang lebih baik. Perubahan yang ada dikatakan
berupa kemunduran (regress) apabila perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada
aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan.

Teori Utama Pola Perubahan Sosial


Perubahan sosial yang ada akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu, menurut
Robert H. Lauler terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu :

1. Teori Siklus
Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada
dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi sebelumnya. Pola
perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.
2. Teori Perkembangan
Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke titik tujuan tertentu,
seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks.
Teori ini dikenal dengan teori perkembangan atau linier. Teori perkembangan dibagi
menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi.

Teori-Teori Modern Mengenai Perubahan Sosial

1. Teori Modernisasi
Teori modernisasi melihat bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan mengikuti
jalan yang sama dengan negara industri di Barat. Cara tersebut adalah melalui proses
modernisasai sehingga Negara terbelakang menjadi Negara berkembang.

2. Teori Ketergantungan
Melihat bahwa ada ketergantungan secara ekonomi antara negara-negara dunia ketiga
dan Negara-negara industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan pinjaman dan
investasi dari negara-negara industry. Ketika negara  industri berkembang, negara dunia
ketiga semakin terbelakang dengan proses kolonialisasi dan neokolonialisasi.

3. Teori Sistem Dunia


Oleh Imanuel Maurice Wallerstein, yang menyatakan bahwa perekonomian kapitalis
dunia tersusun atas tiga jenjang, yaitu negara inti, negara semiperiferi, dan negara
periferi. Kemampuan yang dimiliki oleh negara inti menyebabkan negara inti menguasai
sistem dunia.

BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

1. Perubahan Lambat (Evolusi)


Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Bisaanya perubahan ini
merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat.
Proses perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa
rencana atau kehendak tertentu.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Berlangsung cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.
Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan dan
dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran cepat tidaknya revolusi
relative karena revolusipun dapat memakan waktu lama.

3. Perubahan Kecil
Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

4. Perubahan Besar
Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya,
seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.

5. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan


Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (palnned change)
merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu oleh
pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang
hendak mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent of change)

6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan


Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan
(unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan
masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya
akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.

7. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses


8. Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya
reorganisasi dalam masyarakat.
9. Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar, perubahan tersebut hanya
merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL

Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Perubahan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu yang menjadi pendorong terjadinya perubahan, yakni faktor pendorong yang
datangnya dari dalam masyarakat itu sendiri (internal) dan faktor pendorong yang
datannya dari luar masyarakat (eksternal)
 Faktor Internal
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
2. Penemuan-penemuan baru
Penemuan baru dibedakan dalam pengertian invention dan discovery. Invention adalah
proses menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengobinasi atau menyusun
kembali unsur-unsur kebudayaan lama dalam masyarakat. Discovery adalah penemuan
unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi
invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan
tersebut.
Penemuan baru pada umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada
masyarakat, antara lain:

1. Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang lain. Penemuan baru seperti
radio, handphone… dll akan memancarkan pengaruhnya ke berbagai arah.

1. Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjalar dari satu lembaga


kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lainnya. Misalnya penemuan baru kapal terbang
telah membawa pengaruh besar terhadap metode berperang.

1. Beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Misalnya, penemuan
mobil, kereta api, dan telephon menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat-pusat kehidupan di
daerah pinggiran kota   yang dinamakan suburban.
1. Pertentangan masyarakat
2. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
 Faktor Eksternal
1. Lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
2. Peperangan
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain dapat terjadi
secara langsung ataupun tidak langsung, proses tersebut disebut difusi. Masuknya
pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan
penetrasi (pemasukan)

Penetrasi damai (penetration pasifique), yaitu masuknya sebuah kebudayaan dilakukan


dengan jalan damai. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilka hal-hal
berikut.

 Akulturasi
 Asimilasi
 Sintesis
Penetrasi paksa (penetration violence), yaitu masuknya sebuah kebudayaan dilakukan
secara paksa dan merusak.

Faktor Penghambat Perubahan Sosial 

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain


2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3. Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung konservatif
4. Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat (vested interest)
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
8. Kebisaaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah karena sudah mendarah
daging
 

AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL


Masyarakat merupakan sebuah sistem, apabila salah satu unsurnya tidak berfungsi
dengan baik, keseimbangan sistem akan terganggu secara keseluruhan.
Ketidakseimbangan sistem ini akan mengakibatkan timbulnya disorganisasi sosial yang
lama kelamaan akan berubah menjadi disintegrasi sosial. Soerjono Sekanto mengatakan
bahwa disorganisasi atau disintegrasi sosial adalah proses berpudarnya norma-norma dan
nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.

Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi dalam masyarakat tersebut lama kelamaan akan
menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian akan dijumpai anomie (tanpa aturan), yaitu
suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik
dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah.

Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat antara
lain dapat berbentuk:

1. Pergolakan daerah
2. Aksi protes dan demonstras
3. Kriminalitas
4. Kenakalan remaja

A.Perubahan Sosial

Perubahan social adalah perubahan yang terjadi dalam lembaga lembaga social atau struktur sosial
melalui sestem,social,nilai nilai ,tindakan social,pola prilaku soaial yang terjadi dalam struktur social.

PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI :

1.Mac Iver, Perubahan sosiala adalah perubahan yang terjadi dalam hubungan social (socil relation)
atau perubahan terhadap keseimbangan ( ekulibrium) hubungan social

2. Kingsley Davis, Perubahan social merupakan perubahan perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi masyarakat.

3. Gilin dan Gilin, Perubahan social adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup
yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi,kebudayaan material,komposisi
penduduk ,Maupun adanya difusi atau penemuan penemuan baru dalam masyarakat.

4.Wiliam F. Ogbrun, Perubahan social adalah yang mencakup unsur unsur kebudayaan baik material
maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur unsur kebudayaan material
terhadap unsusr immaterial.
5.Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan
didalam suatu masayrakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,termasuk nilai,sikap dan perilaku
diantara kelompok –kelompok daalam masyarakat.

6.Samuel Koenig, perubahan sosial adalah modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

7. Emil Durkhem,

B. Ciri ciri Perubah an social:

1.Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan
social(DINAMIS) baik secara lambat (EVOLUSI) maupun secara cepat (REVOLUSI).

2.Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertenti akan diikuti dengan perubahan pada
lembaga lembaga social linnya.

3.Perubahan social yang cepat (REVOLUSI) dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat
sementara sebagai peroses penyesuaian.

4. Perubahan tidak dibatasi dalam bidang material atau bidang spiritual karena keduanya memilki
hubungan timbal balik yang kuat.

C. PROSES PERUABAHAN SOSIAL

1.Difusi,

Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur unsur kebudayaan yang meliputi ide ide,keyakinan,hasil
kebudayaan dan sebagainya dari individu keindividu lain,dari suatu golongan kegolongan lain dalam
suatu masyarakat ,atau dari suatu masyarakat kemasyarakat yang lainnya.

a. Difusi intra masyarakat ; penyebaran budaya yang erjadi dalam masyarakat itu sendiiri

b.Difusi antarmasyarakat ; penyebaran kebudayan dari masyarakat yang satu kemasyrakat yang

lain.

a.Difusi simbiotik

1.mutulistik ; hubungan timbal balik yang saling menguntungkan

2.Sintetik ; menyatukan dua atau lebih bagian menjadi satu kesatuan.

3.parasistik ; satu kelompok merasa dirugikan yang satu kelompok merasa untung

4.komensalistik ; hubungan antara dua atau lebih

2.Penetrasi

a. penetrasi pasifique ; masuknya kebudayaan dengan cara damai


b.penetrasi violente ; masuknya kebudayaan dengan cara kekerasan

3. Akulturasi, Masuknya kebudayaan asing kedalam kebudayaan stempat kebudayaan asing lambat laun
diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiiri tanpa menghilangkan sifat khas keperibadian
kebudayaan sendiri.

4.Asimilasi, merupakan percampuran budaya baru kedalam budaya setempat dengan berinteraksi dan
bergaul secara lansung dan intensif dalam waktu yang lama dan kebudayan dari golongan golongan baru
akan berubah sifatnya dengan demikan menghasilkan budaya baru.

5.pendidikan, dengan adanya pendidikan yang maju masyarakat akan melakun discovery,percaya
diri ,inovatif dan religius.

6.Akomodasi, Suatu cara penyesuan terhadap budaya budaya yang sudah ada atau terhadap lingkungan

Manusia itu berada sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN SOSIAL

D. FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL YANG BERASAL DARI DALAM

1.Penemuan penemuan baru

a. memancar

I Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang

lain. Contoh penemuan radio akan memancarkan pengaruhnya

ke berbagai arah dan menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga masyarakat dan


adat istiadat.

Pola Pemancar, yaitu Yaitu penemuan baru yang  hasilnya memancarkan pengaruh dalam berbagai
bidang kehidupan di  masyarakat seperti politik,ekonomi,sosial,budaya,agama dll.Dengan kata lain
penemuan baru yang diterapkan di masyarakat mempunyai dampak yang sangat besar dalam kehidupan
masyarakat. Keterpengaruhan tata kehidupan masyarakat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat.  Pengaruh penemuan baru dapat berdampak pada perubahan struktur  kehidupan sosial
budaya masyarakat.Penemuan baru seperti televisi,radio,internet pengaruhnya memancar ke
berbagai arah yang menyebabkan perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan dan adat
istiadat. 
b. Penemuan menjalar. Penemuan baru mengakibatkan perubahan perubahan yang menjalar
dari satu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyrakatan lainnya.pengaruh tersebut dapat
digambarkan sebagaia

berikut;

P1 P2 P3
P

Perubahan-perubahan akan menjalar dari satu lembaga kemasyarakatan ke lembaga lembaga


kemasyrakatan leinnya. Contohnya penemuan baru pesawat terbang telah membawa pengaruh besar
terhadap metode berperang yang kemudian kian memperdalam perbedaan antara Negara-negara
besar(SUPER POWER) dengan Negara-negara kecil.

Pola Menjalar, artinya Yaitu suatu penemuan baru menyebabkan perubahan-perubahan yang menjalar
dari suatu lembaga kemasyarakatan ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainya.Penemuan pesawat
terbang membawa pengaruh terhadap metode peperangan, kemudian menambah perbedaan kekuatan
antara negara-negara besar dengan negara-negara kecil, kemudian berpengaruh pada kekuasaan
industri-industri besar.

1)penemuan pesawat terbang membawa pengaruh terhadap metode peperangan, kemudian


menambah perbedaan kekuatan antara negara-negara besar dengan negara-negara kecil, kemudian
berpengaruh pada kekuasaan industri-industri besar.

2)seorang anak bermain alat musik yang ia ciptakan sendiri, akhirnya ada produser musik yang tertarik
untuk memproduksi alat musik yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, karena sang anak mau untuk
bekerja sama untuk menghasilkan lebih banyak alat musik, akhirnya trend gitar dan drum pun hilang,
karena diilengserkan oleh alat musik terbaru.

3)orang orang ber-gosip bahwa bumi itu datar, akhirnya mereka terus menggali informasi dan
melakukan penelitian akhirnya mereka mempublikasikan karya mereka bahwa bumi itu datar, alhasil
teori bumi datar menjadi trend dan menjadi kontrovensi.

4)penemuan buku awalnya hanya untuk menunjukkan gagasan para pemikirnya, tetapi sekarang industri
membuat buku berbagai macam jenis; seperti atlas, majalah, komik.

C.Penemuan memusat. Beberapa penemuan dapat mengakibatkan satu jenis perubahan .


pengaruh tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ;

P
1 Beberapa jenis penemuan baru mengakibatkan timbulnya satu

jenis perubahan. Misalanya penemuan mobil,kereta api,dan


P PI
telpon menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat-pusat
2 2
kehidaupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan suburban.
P

Pola memusat, artinya penemuan baru yang mengakibatkan satu jenis perubahan. Contoh : penemuan
mobil, kereta api, dan sarana transportasi lainnya yang menyebabkan semakin efesiennya gerak
masyarakat.

2. Pertumbuhan jumlah penduduk

a. kelahiran (NATALITAS,FERTILITAS,)

b. migrasi

c. kematian

3.Perubahan lingkungan fisik

a. factor alami

b. ulah manusia

4.Perubahan lembaga social

a. habitulalissasi/kebiasaan; perlaku yang menjadi kebiasaaan dalam masyarakat

b.institusionalisasi,; pelembagaan

5.Terjadinya pemberontakan atau revolusi

6.pertentangan dalam masyarakat

7.Terjadinya peperangan

E. FAKTOR PENDORlONG PERUBAHAN SOSIAL DARI LUAR


1.Kontak dengan kebudayan lain/luar
2.Kemjuan system pendidikan

3.sikap menghargai hasil karya orang lain

4.Keinginan manusia untuk memperbaiki kualitas hidup

5.heterogenitas masyarakat

6.Sikap mudah menerima hal hal yang baru

7.Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang bidang kehidupan tertentu.

8.Orientasi pada masa depan

9.Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat

10.Akomodasi terhadap perilaku menyimpang

F..FAKTOR PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL :

1.Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.

2.Adat dan kebiasaan yang sulit diubah

3.Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

4.Kepentingan yang tertanam kuat.(VESTED INTERST)

5.Rasa takut terjadinya gegoyahan pada integrasi kebudayaa,

6.Hambatan hambatan yang bersifat idiologis

7.Sikap masyarakat tradisional

G. TEORI PERUBAHAN SOSIAL


a. Teori Evolusi (Emil Durkhem)

1.unilinear. setiap masyarakat mengikuti jalur evolusi yang sama.Setiap masyarakat berasal dari
bentuk yang lebih komleks dan masing masing melewati proses perkembangan yang seragam. Contoh
perkembangan peradaban Manusia dari perimitif,tradisional sampai modern.

2.multilinear, perubahan manusia memilki jalur berbeda untuk mengarah pada masyarakat modern
atau industrialisasi,masyarakat tidak perlu melewati urutan tahapan yang sama seperti masyarakat lain.

Contoh,perkembangan yang terjadi pada masyarakat perkotaan.

b. Teori Siklus
c. Teori Konflik ( Kal Marx)

d. Teori fungsional Wiliam Ogbrun)

e. Multilinier

f. Linier (laurer)

g. Revolusi

Teori Perubahan (MELINGKAR) SIKLUS

Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial pada masyarakat merupakan sesuatu yang
tidak dapat direncanakan atau diarahkan. Misalnya perubahan mode pakaian atau gaya
hidup.

eperti gaya hidup, teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial bisa saja terulang kembali.
Misalnya pada waktu tahun 1970an, scooter digandrungi oleh anak muda. Sekarang pada
2018 kegandrungan anak muda terhadap scooter mulai bangkit kembali.

Teori-teori di atas, menjelaskan bagaimana perubahan sosial merubah masyarakat dari


suatu tingkatan ke tingkatan lainnya. Hal ini penting karena pada dasarnya manusia selalu
melakukan inovasi dan kreasi baik dalam bidang cipta, rasa, atau karsa untuk mendukung
kelangsungan hidupnya, dan diharapkan bisa berguna untuk masyarakat luas

Contohnya, pada awal kemunculannya, mobil digerakkan oleh tenaga bensin dengan mesin 1
silinder dan tidak dapat ngebut, tetapi karena inovasi dan kreasi, sekarang mobil bergerak
dengan tenaga bensin yang lebih efisien, dengan mesin yang terkadang lebih dari 4 silinder
dan bisa ngebut sampai 400km/jam.

Setelah kita mengetahui bagaimana perubahan sosial merubah masyarakat, sekarang mari
kita pelajari teori apa saja yang menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan
sosial.
Teori Perubahan Linier

Teori ini percaya bahwa perubahan sosial dapat diarahkan ke titik tujuan tertentu, seperti
perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang modern. Contohnya,
perkembangan bangsa Indonesia dari zaman penjajahan, mempertahankan kemerdekaan,
sampai dengan saat ini.

Jika diibaratkan, maka teori linier ini beranggapan bahwa perubahan sosial yang terjadi
memberikan kemajuan bagi masyarakat (grafis naik).

Teori Konflik

Salah satu teori yang berpengaruh adalah teori konflik yang digagas oleh Karl Marx. Marx
berpendapat bahwa perubahan sosial tercipta akibat adanya pertentangan antar kelas atau
konflik. Dalam contoh yang diberikan dalam bukunya “Das Capital”, Marx melihat konflik
antara 2 kelas sosial, yaitu kaum borjuis dan kaum proletar. Dimana kaum borjuis
adalah orang yang kaya dan punya uang sedangkan kaum proletar adalah para buruh, baik
buruh pabrik, buruh, bangunan, buruh kantoran, juga buruh lainnya.
Bu
sana yang menunjukkan perbedaan kelas sosial remaja di Inggris, 1930an (sumber:
rarehistoricalphotos.com)

Karena terjadi ketimpangan dan perbedaan kepentingan dimana kaum borjuis


berorientasi kepada keuntungan yang sebesar-besarnya, maka mereka menekan upah
buruh yang bekerja kepada mereka. Hal ini menyebabkan para buruh yang berharap akan
penghasilan lebih baik untuk menaikkan taraf hidupnya tidak tercapai. Maka dari itu
terjadilah sebuah konflik yang menghasilkan aturan-aturan untuk buruh sehingga tidak di
eksploitasi oleh kaum borjuis.

 Teori Gerakan Sosial

Gerakan sosial merupakan sumber dari perubahan sosial. Ketidakpuasan terhadap kondisi
tertentu yang ada di masyarakat terkadang dapat menimbulkan sebuah gerakan sosial. Hal
ini terjadi pada saat sejumlah besar orang mengorganisasikan diri untuk memperjuangkan
sebuah perubahan. Contoh di Indonesia sendiri adalah pada saat Prita Mulyasari kalah dalam
tuntutan yang di ajukan oleh R.S Omni Internasional. Prita yang kalah saat itu diwajibkan
membayar denda sejumlah Rp.204 juta oleh pihak pengadilan. Masyarakat yang tergerak
hatinya akhirnya memunculkan sebuah gerakan sosial berupa “Koin Keadilan” dimana
masyarakat menyumbang uang koin untuk membayar denda yang dikenakan kepada Prita.
Koi
n Untuk Prita (Sumber: Tempo.co)

Sudah mengerti kan gimana perubahan sosial itu terjadi dan faktor penyebabnya apa?
Sebenarnya perubahan sosial terus terjadi setiap hari dalam skala kecil atau besar, tetapi
terkadang kita tidak menyadari, bahwa hal yang sedang terjadi itu merupakan cara untuk
membuat perubahan sosial atau dampak dari perubahan sosial.

Teori Fungsional
Teori fungsional menurut para ahli banyak mengambarkan tentang ketaraturan kehidupan
bersama antar masyarakat. Keteraturan hidup ini dijalankan sebagimana mestinya yang
berjalan searah dengan jarum jam, manusia dan perubahan adalah hal yang mutlak sehingga
tidak bisa dihindari akan tetapi manusia tetap memiliki keseimbangan sosial, dengan adanya
kondisi tersebut seringkali menekankan pada order (keteraturan) dan berlawanan dengan teori
konflik menurut para ahli.

Teori Fungsional

Teori fungsional adalah istilah teori yang berasal dari Bahasa Inggris “functional theory” yang
berusaha secara fungsionalis melacak faktor penyebab perubahan sosial masyarakat sampai
ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi memengaruhi kehidupan
mereka. Teori ini berhasil mempersingkat perubahan sosial yang tingkatnya moderat, bukan
memandang pada konflik sosial sebagai bagian kehidupan manusia.

Teori Fungsional Menurut Para Ahli

Adapun, teori sosiologi dan tokohnya yang memberikan penjelasan mengenai teori fungsional


ini antara lain adalah sebagai berikut;

William Ogburn

William Ogburn adalah tokoh ilmu sosial berusaha memeperjelas padangan perubahan sosial
dalam kerangka fungsionalis. Menurut William meskipun unsur kehidupan masyarakat saling
berhubungan diantara perbedaan yang ada, akan tetapi beberapa unsurnya bisa saja berubah
dengan sangat cepat sementara unsur lainnya berjalan dengan lamban sehingga keadaan ini
menjadikan ketertinggalan yang berakibat pada bentuk kesenjangan sosial dan
budaya. Selengkapnya, baca; Pengertian Kesenjangan Sosial, Dampak, dan Contohnya di
Masyarakat

Tokoh ini juga menyebutkan bahwa pengaruh teknologi dalam teori fungsionalis akan
menyebabkan perubahan yang berpengaruh besar dalam kehidupan, keadaan ini karena
masyarakat mengalami kemajuan dalam kehendak yang dilakukannya. Meskipun begitu semua
akan berjalan sesuai dengan kebutuhan, sejalan dengan kesadaran masyarakat yang
terbentuk,

Dari penjelasan mengenai teori fungsional diatas, dapat dikatkan bahwa pandangan mengenai
teori fungsional ini lebih mengarah pada perubahan sosial. Perubahan sosial yang diarahkan
selalu menjadi jalan dalam terbentuknya masyarakat yang sesuai dengan keadaan dan
kenyataan yang ada. Selengkapnya, baca; “Perubahan Sosial” Pengertian, Proses, Teori,
Bentuk, Faktor, dan Dampaknya

Contoh Teori Fungsional

Berbagai contoh yang bisa menjelaskan tentang teori fungsional ini, antara lain adalah sebagai
berikut;

Penggunaan Alat Kontrasepi

Alat kontrasepsi yang dipergunakan masyarakat pada saat ini dilakukan berdasarkan pada
kebutuhan yang awalnya ditentang banyak pihak, penentangan ini muncul karena anggapan di
larang oleh agama, dan tidak pantas secara kehidupan sosial.
Akan tetapi lambat laun dengan kesadaran masyarakat bahwa jumlah penduduk harus
dikendalikan akhirnya masyarakat menyadari pentingnya penggunaan alat ini, apalagi setelah
masyarakat merasaan manfaatnya bahwa penggunaan alat kontrepsi bukan hanya dilakukan
dalam pengendalian penduduk akan tetapi dilakukan dalam upaya menjaga kesehatan yang
ada pada sisi psikologis keluarga.

Keadaan mengenai awal mula pertentangan dalam pengunaan alat kontrasepsi dan akhirnya
diterima masyarakat ini secara utuh dikaji dalam teori fungsional bahwa kesadaran masyarakat
akan terbentuk dengan adanya paradigma atas pengetahuan baru yang di dapatkannya.

Penggunaan Media Sosial

Awal mula perkembangan media sosial dianggap sebagai salah satu bentuk ancaman bagi
intraksi sosial langsung, karena manjakan masyarakat dengan hubungan secaa elektronik.
Banyak pihak yang memilih tidak menggukan media sosial, akan tetapi pada akhirnya dengan
kesadaran masyarakat yang terjadi serta betapa pentingnya media sosial ini menjadikan nilai
kebutuhan bahwa media sosial adalah bagian daripada syarat interkasi sosial dalam
masyarakat yang terjadi dengan sangat gampang.

Pertentangan masyarakat dan ketidakterimaan masyarakat dalam hal-hal yang baru inilah pada
akhirnya diterima menjadi salah satu intisari daripada teori fungsional dijalankan, kajian
mengenai teori ini terlepas begitusaja dengan konflik, karena semua berjalan sebagaimana
waktunya. Meskipun demikian banyak pertentangan yang muncul, salah satu pertentangan atau
kritik yang ada dalam teori fungsional ini adalah pandangan yang sama terhadap teori struktural
fungsional yang hanya dijakaji dengan proses menunggu.

Demikianlah pembahasan dan penjelasan secara lengkap mengenai teori fungsional menurut
para ahli dan contohnya, semoga dengan adanya penjelasan ini bsia memberikan wawasan
dan pengetahuan bagi segenap pembaca yang pada saat ini sedang membutuhkan referensi
mengenai “teori sosiologi”. Khususnya, pada teori fungsional, trimakasih.

H. BENTUK BENTUK PERUABAHAN SOSIAL

1.Berdasarkan Kecepatan Berlangsung Berubahnya;

a.Perubahan lambat (evolusi)

b.Perubahan cepat (revolusi)

Gejala social dapat dikatakann revolusi apabila memilki ciri ciri ;

1).terdapat keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan

2).terdapat pemimpin yang memimpin perubahan dalam masyarakat dan mampu menampung

Keinginan atau aspirasi masyarakat.


3).terdapat tujuan yang ingin dicapai dalam perubahan

4).terdapat momentum yang tepat untuk memulai gerakan perubahan.

2. BERDASARKAN UKURAN PERUBAHANNYA

a. Peruabahan Kecil

b. Perubahan besar

3. BERDASARKAN PROSESNYA

a. Perubahan yang direncanakan(dikehendaki)

b. Perubahan yang tidak dkehendaki

4. BERDASARKAN SIFAT PERUBAHANNYA

a. Perubahan Struktural

b. Perubahan Proses (tidak mendasar)

1. Perubahan Sosial Lambat (Evolusi)

Perubahan evolusi membutuhkan waktu lama untuk terjadi karena harus melalui


tahapan-tahapan dari sederhana menjadi maju, contohnya yang terjadi pada Suku Anak
Dalam atau Suku Kubu di Jambi. Mereka dulu sangat menolak berbagai perubahan sosial
yang ada. Tetapi, perlahan, mereka mulai menerima ilmu pengetahuan dengan mengizinkan
banyak relawan dan peneliti untuk mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung pada
anak-anak. Meski demikian, sampai hari ini mereka masih mematuhi hukum adatnya.
Su
ku Anak Dalam (sumber: romadecade.org)

2. Perubahan Sosial Cepat (Revolusi)

Sementara itu, revolusi adalah sebutan bagi perubahan yang berlangsung dengan sangat
cepat. Revolusi mengubah dasar dari kehidupan pokok di masyarakat. Salah satu contohnya
yang pernah mengubah dunia adalah Revolusi Industri di Eropa, saat itu pabrik yang bekerja
dengan alat tradisional digantikan dengan mesin-mesin besar. Syarat terjadinya evolusi
harus ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh
masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.

Syarat syarat revolusi :


1.harus adanya serang pemimpin
2.adanya keiginan dari asyrakat untuk mengadakan perubahan
3.ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi yaitu keadaan sudah tepat dan
baik untuk mengadakan suatu perubahan
4.ada pemimpin yang dapat menampung berbagaimacam keinginan atau aspirasi rakyat dan
merumuskan aspirasi tersebut menjadi program kerja

1. Perubahan yang Dikehendaki

Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan-perubahan yang dilakukan atas dasar


perencanaan matang dari pihak yang menginginkan perubahan. Contoh dari perubahan yang
dikehendaki adalah diputuskannya kebijakan desentralisasi yang menggantikan keputusan
sentralisasi

2. Perubahan yang Tidak Dikehendaki

Sementara itu, perubahan yang tidak dikehendaki adalah perubahan sosial yang ada di


luar jangkauan masyarakat. Perubahan tidak terencana sering membawa masalah dan
kekacauan pada masyarakat. Contoh dari perubahan sosial tidak dikehendaki adalah
relokasi seluruh masyarakat Suku Anak Dalam di Jambi dan Riau, karena kebakaran hutan
Sumatra yang diakibatkan oleh penggundulan hutan dan pembakaran hutan dilakukan
secara sengaja. 

1. Perubahan Sosial Kecil

Perubahan yang tidak menyangkut seluruh unsur masyarakat dan tidak mengubah


lembaga sosial yang ada di lingkungan sosial. Perubahan sosial kecil tidak memberi
dampak yang besar bagi kehidupan sosial, salah satu contohnya adalah perubahan mode
pakaian.

2. Perubahan Sosial Besar

Perubahan yang menyangkut masyarakat secara luas dan membawa pengaruh yang


berarti bagi kehidupan sosial. Contoh perubahan sosial besar adalah pergeseran dari
masyarakat agraris ke masyarakat industri.

1. Perubahan Sosial Progress 

Suatu perubahan sosial yang menuju ke arah kemajuan, sehingga memberikan keuntungan


bagi kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu meningkatnya pembangunan listrik hingga ke
pelosok desa, semakin canggih dan berkembangnya teknologi, dan lain-lain.

2. Perubahan Sosial Regress


Suatu perubahan sosial yang menuju ke arah kemunduran, sehingga dapat merugikan
kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu adanya terorisme atau pengeboman massal yang
menimbulkan kematian/korban jiwa dan rusaknya sarana infrastruktur masyarakat,
penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkotika, dan lain-lain.

Ser
angan bom di Damaskus, Suriah yang menimbulkan kerusakan infrstruktur dan korban jiwa
(sumber: panjimas.com) 

I. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL


Dampak positif dan negatif perubahan sosial budaya, antara lain :

Dampak Positif
Adanya penemuan - penemuan baru tersebut dapat membantu aktivitas manusia
Membentuk pola pikir masyarakat agar lebih rasional dan ilmiah
Bermunculan ide - ide kreatif yang sesuai dengan perkembangan zaman
Dampak Negatif
Masuknya kebudayaan dari luar yang tidak sesuai dengan nilai dan norma - norma yang
telah terbentuk
Dapat menghilangkan kebudayaan asli dari suatu wilayah atau negara
Bermunculan penyimpangan - penyimpangan sosial yang  baru
Pembahasan
Perubahan sosial adalah suatu perubahan yang terjadi di tengah - tengah masyarakat baik
itu perubahan pada nilai, norma, hingga dengan tingkah laku masyarakat. Perubahan sosial
yang terjadi di tengah - tengah masyarakat disebabkan oleh adanya faktor pendorong,
diantaranya :
Adanya perubahan jumlah penduduk
Adanya peperangan atau konflik yang terjadi di wilayah tersebut
Adanya bencana alam yang terjadi di wilayah tersebut
Adanya penemuan - penemuan baru
Masuknya kebudayaan dari luar ke dalam suatu negara
Berdasarkan sifatnya, perubahan sosial dapat dikategorikan menjadi dua macam
diantaranya :

1. Perubahan kecil, adalah perubahan sosial yang tidak memberikan pengaruh atau dampak
secara langsung kepada masyarakat. Adapun contoh perubahan kecil antara lain :

- Adanya perubahan trend design interior

- Perubahan trend model gaya rambut

- Perubahan trend model pakaian

- Perubahan tren model sepatu

2. perubahan besar, adalah perubahan sosial yang dapat memberikan pengaruh secara
langung terhadap masyarakat dengan adanya perubahan sosial tersebut. Adapun contoh
perubahan besar antara lain :

- Perubahan atau pergantian kepala negara atau presiden

- Perubahan susunan kabinet

- Perubahan kurikulum pendidikan

- Perubahan peraturan transportasi seperti yang terjadi di jakarta

pelajari lebih lanjut

1. Dampak positif perubahan social

a. Reorganisasi

b. Modernisasi

Syarat syarat Modernisasi menurut Alex Inkeles

1. bersedia menerima gagasan gagasan baru dan melaksanakan cara cara baru

2. peka terhadap waktu


3. terlibat dalam perencanaan.

4. memiliki kepercayaan terhadap IPTEK

c.Kesejahtraan masyarakat meningkat

d. Transformasi politik.

e.Integrasi

2. Dampak Negatif Perubahan Sosial

a. Disorganisasi (sering terjadi perpecahan dalam kelompok masyarakat)

b. Cultural Shock (masuknya buaya baru ke budaya local merasa kaget)

c. Cultural Lag (kesenjagngan buudaya).

d. Anomi (tidak memiliki aturan aturan yang jelas)

e. Tindak Kriminalitas Meningkat

f. Pudarnya Solidaritas Sosial

g. Pencemaran Lingkungan

BAB II

PERMASALAHAN SOSIAL DAN GLOBALISASI

A. PENGERTIAN GLOBALISASI

Globalisasi adalah perubahan yang mendunia diamana batas batas wilayah tidak penting lagi dalam

Kehidupan untuk berinteraksi dengan masyarakat di seluruh dunia.Globalisasi adalah sebagai keter

Kaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusaia di seluruh dunia melalu perdagangan

Investasi,dan bentuk bentuk interaksi.

Menurut Para ahli

1.Ashad Kusuma Djaya

a. Meningkatnya intraksi yang melintasi batas batas Negara

b. Terdapat persepsi diri yang bersifat transnasional di berbagai ranah seperti media massa,komunikasi

dan pariwisata.
c. Meningkatnya kepedulian terhadap bahaya ekologi global dan tindakan untuk mengatasinya.

d. Komunitas tenaga kerja,dan modal semakin tidak terikat dalam suatu wilayah.

e. Industri kebudayan global berkembang pessat

f. Meningkatnya kekuasaan actor ,institus, dan kesempatan trasnasional.

2. Martin Albrow,Globalisasi keseluruhan p;roses ketika penduduk dunia tergabung dalam masyarakat

Dunia tunggal yang disebut masyarakat global.

3. ELLy M. Setiadi dan Usman Kolip, Globalisasi merupakan istilah yang berhubungan dengan
peningkatan keterkaitan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan,
investasi ,pejalanan,budaya popular,jaringan komunikasi dan bentuk bentuk intraksi yang lain.

2. PERKEMBANGAN GLOBALISASI

Perkembangan globalisasi diawali dengan kemajuan dalam bidang;

a. Pendidikan

b. Perdagangan /ekonomi

c. Sosial budaya

d. politik

e. kemajuan teknologi

3. GERAKAN PRO-GLOBALISASI dan GERAKAN ANTIGLOBALISASI

a. Grakan Pro Globalisasi

Masyarakat yang pro globalisasi menganggap bahwa melalui globalisasi pemerataan kemajuan ilmu

Pengetahuan dan teknologi dapat tercapai.

b. Grakan Antiglobalisasi

Masyarakat yang anti globalisasi ,menyakini bahwa globalisasi hanya akan merusak tatanan dunia

dan identitas masyarakat.

4.DAMPAK GLOBALISASI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT

a. Bidang Ekonomi
Pengaruh ekonomi dengan kaum kapitalis ,adalah sebuah system ekonomi yang ditandai dengan
kepemilikan swasta sarana produksi,dari mana keuntungan pribadi dapat diturunkan melalui kompetisi
pasar dan tanpa campur tangan pemerintah.

Sistem kapitalis yang berkembang di berbagai dunia juga ditandai munculnya produk revolusi
teknologi, Berbagai hasi industry dan teknologi terkini menjadi alasan globalisasi semakin berkembang
di berbagai belahan dunia.

Dampak Positif dan Dampak Negatif Globalisasi dalam Bidang Ekonomi

N DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF


O
1 Negara dapat memenuhi kebutuhan Industri kecil yang lemah tidak mampu berkembang
hidup rakyat melalui perdagangan dan tidak mampu bersaing industry besar(dominasi
internasional produk asing semakin kuat)
2 Transfer teknologi produksi dari Negara Terjadi pembagian kerja dunia,Negara Negara barat
maju. menjadi investor,semenytara Negara ketiga (miskin
dan berkembang) menjadi pekerja di Negara sendiri.
3 Memperluas pangsa pasar bagi produksi Pilihan barang yang meningkat mendorong
dalam negeri . masyarakat cederung menjadi konsumtif akibat
adanya persaingan harga dan pasar.
4 Menambah sumber devisa Meningkatnya ketergantungan terhadap investasi
asing.

b. Bidang Sosial Budaya,

Budaya merupakan pengetahuan ,bahasa,nilai nilai ,kebiasaan,dan benda benda yang diwariskan
dari orang kepada orang dan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam kelompok manusia atau
masyarakt.

Dampak Positif dan Negatif Globalisasi dalam Bidang Sosial Budaya

N0 Dampak positif Dampak Negatif


1 Budaya local/ daerah mulai dikenal Culture shock(masyarakat merasa gegar terhadap
budaya baru yang muncul sehingga merasa tidak
dapat bergantung pada budaya aslinya
2 Masyarakat dapat mengenal berbagai Culture lag/ketimpangan budaya (masyarakat
macam budaya asing menganggap suatu budaya lebih tinggi disbanding
budaya lain sehingga kehilangan jati diri budaya
aslinya.
3 Kehidupan masyarakat semakin maju Etnosentrisme,yaitu sikap yang memandang
budayanya lebih baik(SUPERIOR) disbanding budaya
lain.
c. Bidang Politik

Globalisasi mendorong hubungan kerja sama antarnegara semakin meningkat baik dalam social
budaya,ekonomi,maupun pendidikan. Bahkan beberapa Negara telah bergabung dan membentuk
organisasi yang secara khusus dibentuk untuk menghadapi pengaruh globalisasi . Dengan
demikian ,kesadaran masyarakatdalam menghadapi globalisasi semakin meningkat.

Dampak Positif dan Dampak Negatif Globalisasi dalam Bidang Politik

N DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF


O
1 Mendorong pemerintah mewujudkan Negara berkembang cenderung mengikuti kemauan
(good govemance) pemerintahan yang Negara maju
baik
2 Meningkatnya hubungan diplomatic Kebijakan yang telah disepakati secara internasional
antar Negara sering tidak sesuai kehidupan/idiologi suatu Negara
berkembang
3 Meningkatnya dukungan /partisipasi aktif Konflik antar Negara terkait kepentingan politik.
untuk menciptakan perdamaian dunia.

B. Berbagai Permasalahan Sosial Akibat Pengaruh Globalisasi

1. Neokolonialisme

Ada beberapa permasalahan yang mucul dari neokolonialisme adalah sebagai berikut;

a. Negara berkembang hanya memperoleh sebagian kecil dari keuntungan.

b. eksploitasi sumber daya alam meningkat sehingga terjadi kerusakan lingkungan terutama di Negara

Negara berkembang.

c. tidak hanya sektor ekonomi ,kapitalisme mulai memilki pengaruh pada sector politik(Negara) di

Negara Negara berkembang.

2. Budaya Populer

3. Konsumerisme,konsumif,hedionisme,sekularisme,fedalisme.primordilalisme.

4. Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan bisa terjadi secara alami dan ulah tangan manusia. Oleh karena itu kita
hendaknya menjaga lingkungan alam sekitarnya dengan cara ;

a. Menghemat penggunaan sumber daya alam dan energy.

b. Menjaga kelestarian lingkungan

c. Menggunakan kesadaran atau transportasi umum atau kendaraan ramah lingkungan

d. Meminimalisasi penggunaan plastik,tisu,strifoam,dan kertas.

e. Memisahkan sampah organik dan anorganik

f. Mendaur ulang sampah menjadai barang tepat guna.

5. Sulitnya melepaskan rasa ketergantungan terhadap bangsa bangsa lain.

C. Sikap Kritis dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Untuk meningkatkan SDM dengan cara sebagai berikut;

a. Membangun akses dan pemerataan pendidikan di berbagai wilayah.

b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan

c. Meningkatkan mutu wajib belajar 12 tahun

d. Memperluas akses pelayanan kesehatan masyarakat

e.Mengembangkan kapasitas kepemudaan dan olahraga berprestasi

f. Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui berbagai pelatihan kerja.

2. Berpegang Teguh Pada Norma Norma Sosial

3. Mewujudkan Glokalisasi.

Mengajarkan kita kesempatan yang bisa dioptimalkan untuk menghadapi tantangan globalisasi . oleh
karena itu kita harus melestarikan kebudayaan yang kita miliki. Contoh, Kita harus bisa memanfaatkan
budaya sendiri yang ada dilingkungan sekitar kita misalnya gamelan,nasi goreng,batik ,masakan padang
dan sebagainya.

4. Menumbuhkan Sikap Bangga Terhadap Identitas Bangsa Indonesia

D.MASYARAKAT MULTIKULTURAL DALAM BINGKAI NKRI DI TENGAH GLOBALISASI


1.Sikap nasionalisme;

Nasionalisme merupakan fondasi untuk menciptakan suatu bangsa yang berdaulat,tertib,aman,damai

dan sejahtara. Setiap individu yang memilki rasa nasionalisme tidak akan rela tanah airnya dinodai
dengan konflik sesame bangsa sendiri. Pada dasarnya individu tersebut akan menjaga persatuan dan
kesatuan dan menghargai persatuan dan peramaian.

2.Sikap toleransi;

Setiap kelompok mempunyai perilaku dan sosial budaya yang beragam. Sehingga sikap toleran adalah
sesuatu yang mutlak dalam masyarakat multicultural.

3.Sikap inklusif;

Sikap inklusif merupakan kesediaan untuk menerima dan mengakui kehadiran individu lain yang
memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda dengan dirinya.

4. Sikap akomodatif;

Sikap akomodatif merupakan sikap kerelaan menerima aspirasi dari kelompok sosial lain yang
berbeda, sikap ini dapat mengurangi potensi konflik maupun disintegrasi.

5.Sikap demokratis;

Sikap demokratis merupakan sikap menghormati persamaan hak asasi manusia tanpa melihat latar
belakang prbedaan.

6.Membangun komunikasi;

Komunikasi antar kelompok baik itu suku,ras,mapun agama,sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Komunikasi yang terbuka dan dilandasi dengan rasa nasionalisme secara kekeluargaan
tentunya dapat mencegah terjadinya konflik sosial.

BAB III

KETIMPANGAN SOSIAL SEBAGAI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL DI TENGAH GLOBALISASI


A.Ketimpangan Sosial dalam Masyarakat

Ketimpangan sosial diartikan sebagai perbedaan yang mencolok antara satu keadaan dengan keadaan
lain.

1.Ketimpangan Sosial di Sekitar Kita

a.adanya perbedaan agama

b.adanya perbedaan pola prilaku

c.perbedaan pintar dan bodoh

d. kebudayaan disebabkan masyarakat yang heterogen

2.Faktor Faktor Yang Memengaruhi Ketimpangan Sosial

a. Faktor alami

1. Perbedaan sumber daya alam

2. Letak dan Kondisi Geografis

b. Faktor noalami

1. Pengaruh globalisasi

2. Kebijakan kebijakan Pemerintah

3. Faktor internal individu

a.Pantang menyerah saat anda mengadapi permasalahan

b.Berani bertanggung jawab atau berani mengambil resiko dari setiap keputusan yang penting

yang anda buat.

c.Bekerja keras untuk meraih cita cita

d.Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa

4.Perbedaan kondisi demografi

B. Berbagai Bentuk Ketimpangan Sosial Akibat Perubahan Ssosial di Tengah Globalisasi

1. Ketimpangan Sosial Ekonomi

a. Ketimpangan Sosial antara Kelompok Masyarakat Kaya dan Masyarakat Miskin

b. Ketimpangan antara Pemilik Modal dan Buruh.


c. Ketimpangan Pembangunan yang Dipengaruhi Kebijakan Pemerintah

1. Ketimpangan Desa dan Kota

2. Ketimpangan Pulau Jawa dan Luar jawa

2. Berbagai Ketimpangan Soial Nonekonomi

a. Ketimpangan Pendidikan

b. Ketimpangan antara Budaya Global dan Budaya Lokal.

Faktor yang menyababkan hilangnya budaya local :


1.keengganan generasi muda mempelajri budaya local

2. merasa gengsi

3.pemerintah daerah kurang mengupayakan pelestarian budaya local

4.sedikitnya pengetahuan yang dimiliki generasi muda tentang budaya local

5.menggejalanya sikap individualisme menyebabkan ketidak pedulian .

C. Berbagai Akibat Ketimpangan Sosial dalam Masyarakat

1. Diskriminasi Sosial

2. Kecemburuan Sosial

3. Monopoli

4. Konflik Sosial

D. Sikap Kritis Dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial

1. Toleransi dalam Menghargai Perbedaan

2. Menumbuhkan Sikap Empati Sosial

3. Menumbuhkan Filantropi (Kedermawanan)

Filantrofi adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia seta nilai
kemanusiaan,sehinga menyumbangkan waktu,uang dan tenagamya untuk menolong orang lain. CIRI
CIRI SIKAP Filantrofi adalah;

a. Respon sosial,

Filantropi yang terbentuk melalui respon sosial bersumber dari kesadaran pribadi individu dalam
Menerapkan keadailan sosial. Selain itu sikap ini merupakan reaksi setelah melihat kondisi sosial

yang menimbulkan pemikiran untuk berbagi terhadap mereka yang membutuhkan bantuan.

b. Sikap Religius

Filantropi yang terbentuk secara religius ini didasari oleh ajaran agama. Setiap agama pasti

memiliki tentang keadilan serta mengajarkan kepada pemeluknya mengenai kesedian dalam

berbagi kepada orang lain. Filan tropi yang terbentuk yang secara religius memiliki kaitan

pahala dan dosa.

BAB 1V

LEMBAGA SOSIAL

1. HAKEKAT LEMBABAGA SOSIAL

A. Pengertian Lembaga Soaial

Lembaga social adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat
dianggap penting . Lembaga social berkaitan erat dengan asosiasi atau organisasi .Asosiasi merupakan
perwujudan dari lembaga social.

KOENTJARANINGRAT,Lembaga social adalah sistem terpola yang menjaga kelakuan individu dan
berpusat pada aktivitas aktivitas khusus untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam bermasyarakat.

WILIAM GRAHAM SUMMER,Lembaga social yang bersudut pandang pada kebudayaan yaitu sebagai
perbuatan dan cita cita sikap dan perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sifat kekal dan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

HUBUNGAN ANTARA LEMBAGA SOSIAL DENGAN PRANATA SOSIAL

LEMBAGA SOSIAL ASOSIASI/ORGANISASI/PRANATA SOSIAL


PERKAWINAN KUA (KANTOR URUSAN AGAMA)
PENDIDIKAN SD,SMP,SMA,PERGURUAN TINGGI
AGAMA MESJID,GEREJA,PURA,VIHARA,
PEMERINTAHAN PARTAI,PARLEMEN
PEREKONOMIAN PT,CV,FIRMA
B.SYARAT SYARAT TERBENTUNYA LEMBAGA SOSIAL

1.Diterima sebagian besar masyarakat tanpa adanya pertentangan

2.Dijiwai atau telah terinternalisasi oleh anggota masyarakat

3.Memiliki sanksi yang mengikat kesatuan anggota masyarakat

C. CIRI CIRI LEMBAGA SOSIAL

Menurut GILIN dan Gilin

1.Merupakan organisasi pola pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktiifitas
kemasyarakatan beserta hasil hasilnya wujudnya dapat berupa;

a).adat istiadat (CUSTOM)

b).tata kelakuan (MORES)

c).cara (USAGE)

d).kebiasaan (FOLKWAYS)

e).hukum (LAW).

2.Lemgaga social bisa berlaku dalam waktu yang cukup lama secara turun temurun karena itu perlu

dipertahankan .contoh lembaga keluarga dengan system kekerabatan.

3.Lembaga social memiliki tujuan tertentu antara lain menjaga kelangsungan hidup masyarakat beserta

nilai nilai yang ada didalamnya.

4.Lembaga social memilki alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan.

5.Lembaga social memilki lambang lambang tertentu yang menggambarkan fungsi dan tujuannya.

6.Lembaga social memilki tradiisi tradisi tertentu ada yang tertulis dan tidak tertulis . Didalamnya

memuat tujuan,tata tertib social,sanksi dan sebagainya.

D. BEBERAPA POKOK DALAM LEMBAGA SOSIAL

a.Sistem hubungan social,jaringan peran dan dan status yang menjadi wahana untuk melaksanakan

perilaku tersebut.

b.Nilai nilai umum, mengacu pada cita cita dan tujuan bersama.
c.Prosedur umum, pola prilaku yang dibakukan dan diakui.

E. CARA UNTUK MENINJAU LEMBAGA SOSIAL

1. Kausal Linier,

Dalam pandangan ini,aksi aksi interaksi manusia apabila dianggap benar dan baik dan efektif maka

akan dilakukan secara terus menerus (proses pengawetan) yang pada akhirnya menjadi lembaga

social.

2. Korelasi Fungsional

Dalam pandangan ini ,lembaga social sudah ada tapi manusi mempunyai selra ,kebutuhan,kereatifitas

yang semakin bertambah .Perubahan prhatian manusia akan membuat sebuah pola kultur baru yang

akan berkembang menjadi lembaga social baru.

F. TUJUAN DIBENTUKNYA LEMBAGA SOSIAL

a. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku atau

bersikap dalam menghadapi masalah masalah dalam masyarakat terutama yang menyangkut

keutuhan keutuhan.

b. Menjaga keutuhan masyarakat.

c. Memberikan pegangan pada masyarakat untuk mengadakan system pengendalian social (social

control) yaitu pengawasan masyarakat terhadap anggota anggotanya.

G. PROSES TERJADINYA LEMBAGA SOSIAL

1.Institusionalisasi.

Institusionalisasi atau proses pelembagaan adalah sebuah proses yang dilewati oleh suatu norma

Kemasyarakatan yang baru untuk menjadi suatu bagian dari salah satu lembaga social jadi ini adalah

proses suatu norma hingga oleh masyarakat dikenal ,diakui,dihargai dan kemudian ditaati dalam

kehidupan sehari hari.

2. Internalisasi

Internalisasi adalah proses sebuah norma menjadi sesuatu yang sangat dekat dengan masyarakat
sehingga norma tersebut mendarah daging dalam jiwa masyarakat (INTERNALEZED).

3. Pengawasan Social

Pengawasan social merupakan sebuah system diaman agar nilai nilai yang ada agar dapat dilaksana

kan dengan semestinya maka perlu ada sebuah cara agar norma dan nilai lembaga tersebut dipatuhi

dan ditaati . Proses pengawasan social dapat berupa;

a. Preventif,adalah sesuatu yang berkaitan dengan usaha usaha pencegahan terjadinya sauatu masalah

atau sesuatu yang dianggap buruk atau salah.

b. Persuasif, adalah segala sesuatu dengan cara ajakan terhadap anggota masyarakat untuk memberikan

penyuluhan demi kemajuan kelompok masyarakat.

c. Represif, adalah usaha untuk mengembalikan segala sesuatu yang pernah mengalami gangguan

dalam kehidupan dilingkungan masyarakat.

4. Lembaga social terjadi secara tidak direncanakan

5. Lembaga social terjadi secara direncanakan.

H. TIPE TIPE LEMBAGA SOSIAL

1. Tipe Lembaga Sosial Berdasarkan Perkembangannya

a) CRESCIVE INSTITUTIONS, Lemabag social yang tumbuh secara tidak sengaja dari adat istiadat yang ada

dilingkungan masyarakat.Contohnya lembaga perkawinan,agama, dan hak waris.

b). ENEKTED INSTITUTIONS, Lembaga social yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu,lembaga ini

tumbuh dari kebiasaan dan kebutuhan warga masyarakat hingga system tersebut diatur dan disah

kan oleh lembaga Negara. Contoh lembaga perdagangan, pegadaian,dan pendidikan.

2. Tipe Lembaga Soaial Berdasarkan Penyebarannya

a) . GENERAL INSTITUTIONS, menunjukkan bahwa lembaga tersebut telah dikenal luas oleh lapisan

masyarakat. Contohnya lembaga agama dan lembaga hukum.

b. RESTRIKTED INSTITUTIONS, menunjukka lembaga social hanya dianut oleh masyarakat tertentu .

Contohnya lembaga agama islam,protestan konghucu,katolik,hindu dan budha.


3. Tipe Lembaga Soaial Berdasarkan Nilainya

a), BASIC INSTITUTIONS, Lembaga social dianggap penting untuk memelihara dan mempertahankan

ketertiban masyarakat. Contohnya lemabaga keluarga ,sekolah,adat.

b). SUBDIARY INSTITUTIONS, Lembaga social yang merupakan berkaitan dengan kegiatan yang diangga

kurang penting dalam masyarakat .contohnya kegiatan rekreasi,belanja dan olah raga.

4. Tipe Lembaga Sosial Berdasarkan Sudut Penerimaan Masyarakat

a). APPROVED/ SOCIAL SANCTIONED INSTITUTIONS,Merupakan lembaga social yang diterima dan

diakui keberadaanya oleh masyarakat. Contoh lembaga trasportasi,lembaga kesehatan,dan lembaga

perdagangan.

b). UNSANCTIONED INSTITUTIONS, Merupakan organisasi yang dibentuk oleh kelompok untuk mencapai

tujuan tertentu. Organisasi tersebut tidak diakui keberadaannya karena dianggap meresahkan masya

rakat. Contoh organisasi kejahatan,terorisme

5. Tipe Lembah Soaial Berdaasarkan Fungsinya

a). OPERATIVE INSTITUTIONS, Merupakan lembaga social yang brtugas menghimpun pola pola atau

cara cara untuk mencapai tujuan lembaga tersebut. Contoh lembaga keluarga,lembaga industry,

lembaga pendidikan.

b). REGULATIVE INSTITUTIONS, Merupakan lembaga social yang bertugas mengawasi adat istiadat

dilingkungan masyarakat. Contohnya lembaga hukum,pengadilan,kejaksaan dan kepolisian.

Tokoh masyarak./tokoh agama.

I. FUNGSI BERBAGAI LEMBAGA SOSIAL

a. Fungsi Secara Khusus Lembaga Soaial

1. Fungsi Manifes ,yang diharapkan banyak orang

2. Fungsi Laten ,yang tidak diharapkan oleh banyak orang.

b. Fungsi lembaga Sosial Secara Umum

1. memberikan pedoman bertingkah laku


2. menjaga keutuhan dan berintegrasi

3. memberikan pedoman system pengendalian social

4. memenuhi seluruh aspek kebutuhan manusia.

J. MACAM MACAM LEMBAGA SOSIAL / BENTUK BENTUK LEMBAGA SOSIAL

1. Lembaga Keluarga.

Dalam kehidupan di masyarakat kita kenal ada tiga macam bentuk keluarga yaitu;

a)> keluarga inti( keluarga batih,somah,nuklier family) yang terdiri dari ayah ibu, anak yang belum

kawin.

b)> keluarga besar(extended family) merupakan ikatan keluarga dalam satu keturunan yang terdiri

atas kakek,nenek,ipar,paman ,cucu,anak .

c)> keluarga polygamous,terdiri dari beberapa keluarga inti yang dipimpin oleh seorang kepala

keluarga.

PROSES TERBENTUKNYA KELUARGA

a. Diawali dengan adanya interaksi antara peria dan wanita.

b. Interaksi dilakukan berulang ulang lalu menjadi hubungan social yang lebih intim sehingga terjadi

proses perkawinan.

c. Setelah terjadi perkawinan kemudian terbentuklah keluarga inti.

TUJUAN ADANYA PERKAWINAN

1. Untuk melanjutkan keturunan /mendapakan keturunan

2. Untuk meningkatkan derajat dan status social baik pria ataupun wanita.

3. Mendekatkan kembali hubungan kerabat yang sudah renggang

4. Agar warisan tidak jauh ketangan orang lain.

MANFAAT ADANYA PERKAWINAN

1. Terpeliharanya kehormatan
2. Mengubungkan tali persaudaraan

3. Membentuk keluarga dan masyarakat yang sejahtra.

BENTUK BENTUK PERKAWINAN

1. Menurut jumlah suami atau istri

a. Monogami

b. Poligami

c. Poligini

a. Poligini ada dua yaitu;

1. Poligini Sororat, bila para istrinya beradik kakak

2. Poligini non sororat, bila para istrinya bukan beradik kakak

b. Poliandri ada dua macam yaitu;

1. Poliandri fraternal, bila suami beradik kakak

2. Piliandri non fraternal, bila suami bukan berdaik kakak, contoh; orang eskimo,Markases(oceania)

Todan di India Selatan dan beberapa suku bangsa di Afrika timur dan suku Tibet.

MENURUT ASAL USUL SUAMI ATAU ISTRI

1. Endogami

2. Eksogami

Eksogami dibagai dua macam;

a. Conobium asymetris circulation

b. Conobium symetris.

Dalam bentuk perkawinan eksogami dibagi dua bagian;

1. Homogami, Perkawinan antara anak dari dua keluarga yang termasuk dalam lapisan yang sama.

Misalnya ,anak bangsawan menikah dengan anak bangsawan.


2. Heterogami,perkawinan dari dua keluarga yang lapisan sosialnya berbda. Contoh anak bangsawan

Menikah dengan anak masyarakat biasa.

Menurut Hubungan Kekerabatan;

a. Cross causin (sepupu silang) perkawinan angtara saudara sepupu,yakni anak saudara laki laki ibu

(anak paman) atau anak saudara perempuan ayah.

b. Paralel causin (sepupu sejajar} perkawianan antara pria dan wanita dimana ayahnya atau ibunya

mereka bersaudara.

Menurut Pembayaran Maskawin

Pada msayarakat tertentu,sebuah perkawianan baru di restui oleh pihak keluarga wanita setelah
keluarga pria membayar maskawin / mahar sebagai tanda kesungguhan. Contoh pada Masyarakat
Manggarai (FLORES)

POLA MENETAP SESUDAH PERKAWIANAN

1. Patrilokal (virilokal) , pasangan suami istri tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami.

2. Bilokal pasangan suami istri tempat tinggal secaara bergantian diantara kerabat istri dengan

Kerabat suami.

3. Matrilokal (otorilokal) pasangan suami istri tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat istri.

4. Neolokal, pasangan suami istri bertempat tinggal di tempat yang baru.

5. Natalokal, suami dan istri tidak tinggal di tempat yang sama tetapi tinggal ditempat kelahirannya

Masing masing dan hanya bertemu untuk waktu yang relatif pendek.

6. Avunkulokal, pasangan suami istri menetap di rumah saudara laki laki ibu (paman) dari pihak suami.

7. Utrolokal, pasangan suami istri bebas menentukan tempat ringgal.

8. Komonlokal, pasangan suam istri bertempat tinggal dalam kelompok yang terdiri dari orang tua

Kedua belah pihak.

SUSUNAN KELUARGA
1. Bentuk Keluarga Bilatral

a. Prinsip ambilineal (genetic discent) menghitung hubungan keluarga melalui pihak ayah

maupun ibu.

b. Prinsip konsentris, menghitung garis keluarga samapai suatu jumlah terbatas.

c. Prinsip Primogenetur,yang menghitung garis keluarga memlalui dari ayah atau ibu yang usianya

tertua saja( sulung) ,mislanya dalam mendapatkan warisan keluarga hanya anak laki laki atau

anak perempuan sulung saja yang mendapatkannyan.

d. Prinsip ultimogenetur, menghitung garis keturunan melalui ayah atau ibu yang usianya termuda saja

misalnya dalam pembagian warisan keluarga hanya anak laki laki atau perempuan bungsu yang

mendapatkannya.

2. Bentuk keluarga unilateral. System perkawianan yang diambil dari garis keturunan ibu saja,

Unsur Lembaga Keluarga;

1. Pola Prilaku Afeksi,kesetiaan,tanggung jawab,rasa


hormat,kepatuhan.

Maskawin ,cincin kawin,busana


2. Budaya Simbolis pengantin,upacara

3. Budaya Manfaat Rumah,alat rumah


tangga,kendaraan,apatertemen

FUNGSI LEMBAGA KELUARGA;

1.Melanjutkan keturunan

2.sosialisasi

3.pemberian status sosial

4.proteksi

5.afeksi

6.pemberian ekonomi
7.memberikan pendidikan /edukasi

2.STRUKTUR LEMBAGA EKONOMI

1.Sektor Agraris

2. Sektor Industri

3. Sektor Perdagangan

Unsur Lembaga Ekonomi

1. Pola Prilaku Efesiensi,penghematan,professional,mencari

Keuntungan.

2.Budaya Simbolis Merek dagang,hak paten,slogan,lagu komersial

3.Budaya manfaat Pabrik,toko,pasar,kantor,blanko,formulir.

4.Kode spesialiasi Lisensi,kontrak,hak monopoli,akte perusahaan

5.Idiologi Liberalisme,tanggung jawab,manajerial,kebebasan


berusaha,hak buruh.

P0LA POLITIK EKONOMI

1.Sistem Feodalisme, Seperangkat lembaga politik ekonomi yang menemptakan pemilik tanah (raja) dan
prajurit- prajurit penjaga kemanan sebagai pelindung warga,serta harta benda dan pengguna tanah.
Sebaliknya warga petani memberi pelayanan dan kesetiaan berupa sebagian besar hasil produksi
pertaniannya kepada raja sehingga sebagian kecil para petani penggarap mendapatkan hasilnya.
Feodalisme menempatkan posisi petani penggarap dan kaum bangsawan secara diskriminatif.

2.Sistem Merkatilisme, system perekonomian yang menempatkan Negara bertanggung jawab untuk
mengendalikan dan mengarahkan segenap kegiatan ekonomi termasuk melarang masuknya seseorang
yang memiliki ketrampilan atau mata pencaharian satu ke mata pencaharian lainnya.

3.Sistem Kapitalisme, system perkeonomian kapitalisme memberikan kebebasan pada pemilik modal
untuk mengembangkan usahnya dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dewasa ini,
kapitalisme modern menganut sistem prinsip-prinsip pemupukan modal,penciptaan usaha dan
ekspansionisme,misalanya amerika serikat.

4.Sistem Komunisme, suatu paham yang dianut oleh masyarak yang menempatkan partai tunggal atau
dictator sebagai wakil rakyat yang memerintah atas nama rakyat. Segenap kordinasi eknomi termasuk
tingkat harga,tingkat gaji,dan jenis barang yang diproduksi di tentukan oleh Negara atau partai yang
berkuasa. Pertanian dikelola secara kolektif dan sistem ekonomi serta tidak memberi peluang adanya
persaingan bebas,misalnya di kore utara dan di kuba.

5.Sistem Sosilisme, yang bertujuan merobak masyarakat ke arah persamaan hak dan pembetasan hak
milik pribadi untuk menciptakan kesejahtraan masyarakat. Paham ini muncul sebagai reaksi atas adanya
ketidak puasan dan ketimpangan pemilikan modal serta ketidakadilan sebagai akibat perkembangan
industrialisasi dan kapitalisme.

FUNGSI LEMBAGA EKONOMI

1.Mengatur produksi barang dan jasa

2.Mengatur distribusi barang dan jasa

3.Mengatur konsumsi barang dan jasa

4. Memberikan pedoman untuk mendapatkan pertukaran barang.

5.Memberikan pedoman untuk penggunaan tenaga kerja

6.Memberi identitas diri bagi masyarakat.

3. LEMBAGA AGAMA, Meliputi Fungsi

Ajaran agama bersifat doktrin.

Fungsi Lembaga Agama

1. Membantu mencari identitas moral

2. Menjelaskan arah dan tujuan hidup manusia

3. Meningkatkatka kualitas hidup social /manusia

4. Memberipedoman bagi hidup manusia/masyarakat

5. Mengatur tatacara hubungan sesama manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6. Sebagai pedoman perasaan keyakinan

7. Sebagai pedoman keberadaban

8.Sebagai tuntunan mengenai prinsip benar dan salah untuk menghidari prilaku menyimpang.

9. Pedoman perasaan reaksi


10. Memberikan identitas kepada manusia sebagai bagian dari suatu agama.

Unsur Lembaga Agama

1. Kepercayaan

2. Praktek keagamaan

3. Simbol keagamaan

4. Umat

5. Pengalaman Keagamaan

4. LEMBAGA HUKUM

Lembaga hukum adalah lembaga social yang dapat memberikan pelayanan social demi terjaganya
rasa keadilan dalam bermasyarakat.

Fungsi Lembaga Hukum

1. Memberikan pedoman berprilaku bagi warga masyarakat

2. Mempertahankan keutuhan masyarakat dengan cara menghimpun norma norma dalam suatu wadah

3. Menyelenggarakan system pengendalian social

4. Menegakkan dan mengajukan the rule of law dan penghormatan terhadap hukum

5. Mendorong prilaku masyarakat sesuai dengan norma hukum yang berlaku

6. Melindungi warga masyarakat dari segala bentuk kejahatan ,perlindungan lemabaga hukum

Dilaksanakan secara preventif dan represif untuk mewujudkan keteraturan social.

5. LEMBAGA POLITIK

Lembaga politik adalah perangkat aturan dan status yang menghususkan diri pada plaksanaan
kekuasaan dan wewenang.

Bentuk Negara;

1. Negara Kesatuan

2. Negara Feodal
Bentuk Pemerintahan

1. Republik

2. Monarki

3. Kekaisaran

BENTUK KEKUASAAN

1. Kewibawaan lahiriah yang dimiliki seseorang yang dibawa sejak lahir

2. Tradisi atau keturunan

3. Pemberian secara formal.

FUNGSI LEMBAGA POLITIK

1. Memberikan pelayanan terhadap anggota masyarakat

2. Menjalankan undang undang yang sudah disahkan atau yang sudah disetujui

3. Menjaga keamanan di dalam di luar

4. Mensejahtrakan rakyat secara umum

5. Mengatur proses system politik

UNSUR UNSUR LEMBAGA POLITIK

1. Pola Prilaku Loyalitas,kepatuhan,kerjasama,consensus

2. Budaya Simbolis Bendera, mascot,lagu kebangsaan,materai.

3. Budaya Manfaat Gedung, persenjataan,pekerjaan


pemerintah,blankko,dan formulir.
4. Kode Spsialisasi
Program,konstitusi,traktat,hukum
5. Idiologi
Nasionalisme, hak rakyat,demokrasi,republic,dan
monarki.

6. LEMBAGA PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan adalah lembaga social yang memberikan wawasan dan pengetahuan kepada
masyarakat.

FUNGSI LEMBAGA PENDIDIKAN

Fungsi Manifes dalam Lembaga Pendidikan;

1.Menyiapkan untuk mencari napkah

2.Mengembangkan bakat perseorangan

3.Melestarikan kebudayaan

4.Menanamkan ketrampilan.

Funsi Laten dalam Lembaga Pendidikan;

1.Mengurangi pengendalian orang tua

2.Mempertahankan kelas social

3.Memperpanjang masa remaja atau menunda nunda kedewasaan.

Fungsi Lembaga Pendidikan Menurut David Popenoe;

1. Mempertahankan nilai nilai budaya nasional

2. Mengembangkan ilmu penetahuan

3. Membetuk manusia yang berguna bagi dirinya dan Negara

4. membentuk manusia yang trampil dan inovatif

5. Memilih dan mengajarkan peranan social

6. Mengajarkan corak kepribadian

7. Transmisi kebudayaan

UNSUR LEMBAGA PENDIDIKAN

1.Pola Prilaku Cinta pengetahuan,kehadiran,penelitian,

semangat belajar.

2.Budaya Simbolis Seragam sekolah,mascot,lagu sekolah,logo


3. Budaya manfaat Kelas,perpustakaan,buku,labortorium,lapangan

4. Kode Spsialis .Akreditasi,Tata tertib,

MATERI SEM 2 KELAS X11


BAB 1V

KEARIFAN LOKAL

Pengertian Kearifan Lokal


Definisi kearifan lokal ,Jika dilihat dari Kamus Inggris Indonesia, Kearifan lokal
berasal dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Wisdom berarti
kebijaksanaan dan local berarti setempat. Dalam arti yang lain local wisdom atau
kearifan lokal yaitu gagasan, nilai, pandangan setempat (local) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
Pengertian kearifan lokal yang lain yakni, kearifan lokal merupakan bagian dari
budaya suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari bahasa masyarakat itu
sendiri.

Kearifan lokal umumnya diwariskan secara turun temurun melalui cerita dari
mulut ke mulut. Kearifan lokal berada dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu dan
permainan rakyat. Kearifan lokal ialah sebagai pengetahuan yang ditemukan
masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu
tempat.

Ciri-Ciri Kearifan Lokal


Kearifan Lokal memiliki ciri-ciri, Diantaranya :

 Mempunyai kemampuan mengendalikan.


 Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.
 Mempunyai kemampuan mengakomodasi budaya luar.
 Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya.
 Mempunyai kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar dan
budaya asli.

Kearifan Lokal yakni pengetahuan eksplisit yang muncul dari periode yang
panjang dan berevolusi bersama dengan masyarakat dan lingkungan di
daerahnya berdasarkan apa yang sudah dialami. Jadi dapat dikatakan, kearifan
lokal disetiap daerah berbeda-beda tergantung lingkungan dan kebutuhan hidup.

FUNGSI KEARIFAN LOKAL

1). Untuk konservasi dan pelesterian sumber daya alam.


2). Untuk pengembangan sumber daya manusia, seperti yang berkaitan
dengan upacara daur hidup dan konsep kanda pat rate
3). Untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, contohnya
pada upacara saraswati dan kepercayaan serta pemujaan pada pura
Panji.
4). Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
5). Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.
6). Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
7). Bermakna tentang etika dan moral yang terwujud dalam upacara Ngaben
serta penyucian roh leluhur.
Bentuk Kearifan Lokal
Bentuk kearifan lokal dikategorikan kedalam 2 aspek yaitu:

Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata (Tangible)


Kearifan lokal yang berwujud nyata (Tangible) , yakni:

  Tekstual,

Beberapa jenis kearifan lokal seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus
yang dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis seperti yang ditemui dalam
kitab tradisional primbon, kalender dan prasi atau budaya menulis di atas
lembaran daun lontar.

 Bangunan/Arsitektural
 Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya Seni), misalnya keris, batik dan lain
sebagainya.

Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud (Intangible)


Kearifan lokal yang tidak berwujud seperti petuah yang disampaikan secara
verbal dan turun temurun yang bisa berupa nyanyian dan kidung yang
mengandung nilai ajaran tradisional. Dengan petuah atau bentuk kearifan lokal
yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara oral/verbal dari
generasi ke generasi. Berikut contoh kearifan lokal yang mengandung etika
lingkungan sunda yaitu:

 Hirup katungkul ku pati, paeh teu nyaho di mangsa (Segala sesuatu ada
batasnya, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan).
 Kudu inget ka bali geusan ngajadi (Manusia bagian dari alam, harus
mencintai alam, tidak tepisahkan dari alam).

Ruang Lingkup Kearifan Lokal


Kearifan lokal merupakan fenomena yang luas dan komprehensif ruang lingkup
kearifan lokal sangat banyak dan beragam sehingga tidak dibatasi oleh ruang.

Kearifan lokal lebih menekankan pada tempat dan lokalitas dari kearifan tersebut
sehingga tidak harus suatu kearifan yang belum muncul dalam suatu komunitas
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan, alam dan interaksinya dengan
masyarakat dan budaya lainnya.
Contoh Kearifan Lokal
 Hutan Larangan Adat ( Riau )
Bentuk dari kearifan Lokal ini dibuat dengan tujuan untuk agar masyarakat
sekitar bersama-sama melestarikan hutan disana, dimana ada peraturan
untuk tidak boleh menebang pohon dihutan tersebut dan akan dikenakan
denda seperti beras 100 kg atau berupa uang sebesat Rp 6.000.000,-  jika
melanggar.
 Awig-Awig ( Lombok Barat dan Bali )
Awig Merupakan aturan adat yang menjadi pedoman untuk bertindak dan
bersikap terutama dalam hal berinteraksi dan mengolah sumber daya alam
dan lingkungan didaerah Lombok Barat dan Bali.
 Cingcowong ( Sunda / Jawa Barat )
Cingcowong merupakan upacara untuk meminta hujan, tradisi
Cingcowong ini dilakukan turun temurun oleh masyarakat Luragung guna
untuk melestarikan budaya serta menunjukan bagaimana suatu
permintaan kepada yang Maha Kuasa apabila tanpa adanya patuh
terhadap perintah sang maha kuasa.
 Bebie ( Muara Enim – Sumatera Selatan )
Merupakan tradisi menanam dan memanen padi secara bersama-
sama dengan tujuan agar pemanenan padi cepat selesai, dan setelah
panen selesai akan diadakan perayaan sebagai bentuk rasa syukur atas
panen yang sukses.
 Macam-macam Kearifan Lokal di Indonesia

 1.     AWIG-AWIG (Lombok Barat dan Bali): Awig-Awig memuat aturan
adat yang harus dipenuhi setiap warga masyarakat di Lombok Barat
dan Bali, dan sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak terutama
dalam berinteraksi dan mengelola sumberdaya alam & lingkungan .

 2.     REPONG DAMAR (Krui-Lampung Barat): Repong Damar atau hutan
damar, merupakan model pengelolaan lahan bekas lading dalam bentuk
wanatani yang dikembangkan oleh masyarakat Krui di Lampung Barat,
yaitu menanami lahan bekas lading dengan berbagai jenis tanaman,
antara lain damar, kopi, karet, durian.

 3.     HOMPONGAN (Orang Rimba-Jambi): Hompongan merupakan hutan
belukar yang melingkupi kawasan inti pemukiman Orang Rimba (di
kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi) yang sengaja dijaga
keberadaannya yang berfungsi sebagai benteng pertahanan dari
gangguan pihak luar.

 4.     TEMBAWAI (Dayak Iban-Kalimantan Barat): Tembawai merupakan
hutan rakyat yang dikembangkan oleh masyarakat Dayak Iban di
Kalimantan Barat, yang didalamnya terdapat tanaman produktif, seperti
durian.

 5.     SASI (Maluku): Sasi merupakan aturan adat yang menjadi pedoman
setiap warga masyarakat Maluku dalam mengelola lingkungan
termasuk pedoman pemanfaatan sumber daya alam.

 6.     PAMALI MAMANCING IKAN (Desa Bobaneigo-Maluku Utara): Pamali
Mamancing Ikan merupakan aturan adat yaitu larangan atau boboso.
Pamali Mamancing Ikab ini secara yurisdiksi terbatas pada nilai-nilai
adat, dan agama, tetapi konsep property right ini terbentuk dari pranata
sosial masyarakat yang telah berlangsung sejak lama dalam mengatur
pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.

 7.     SIMPUK MUNAN/LEMBO (Dayak Benuaq-Kalimantan Timur):
Simpuk Munan atau lembo bangkak merupakan hutan tanaman buah-
buahan (agroforestry) yang dikembangkan oleh masyarakat Dayak
Benuaq di Kalimantan Timur.

 8.     KOKO DAN TATTAKENG (To Bentong-Sulawesi Selatan): Sebelum
mengenal pertanian padi sawah, orang To Bentong mewariskan lahan
bagi keturunannya berupa kebun (Koko) dan lading yang ditinggalkan
(Tattakeng). Koko adalah lahan perladangan yang diolah secara
berpindah, sedangkan Tattakeng adalah lahan bekas perladangan yang
sedang diberakan.

 9.     MAPALUS (Minahasa-Sulawesi Utara): Mapalus pada masyarakat
Minahasa, merupakan pranata tolong menolong yang melandasi setiap
kegiatan sehari-hari orang Minahasa, baik dalam kegiatan pertanian,
yang berhubungan dengan sekitar rumah tangga, maupun untuk
kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan umum.

 10.                       MOPOSAD DAN MODUDURAN (Bolaang Mongondow-Sulawesi
Selatan): Moposad dan Moduduran merupakan pranata tolong
menolong yang penting untuk menjaga keserasian lingkungan sosial.

 11.                       KAPAMALIAN (Banjar – Kalimantan Selatan): Kapamalian
merupakan aturan-aturan (pantangan) dalam pengelolaan lingkungan,
misalnya larangan membuka hutan keramat.

 12.                       PAHOMBA ( Sumba Timur- Nusa Tengara Timur ): Gugus
hutan yang disebut Pahomba, terlarang keras untuk dimasuki apalagi
untuk diambil hasil hutanya. Pada hakekatnya pohon-pohon di setiap
pahomba itu berfungsi sebagai pohon-pohon induk yang dapat
menyebarkan benih ke padang-padang rumput yang relatif luas.Karena
itu, jika api tidak menghangus matikan anakan pepohonan itu, proses
perluasan hutan secara alamiah dapat berlangsung. Pepohonan di
pahomba disekitar batang sungai berfungsi sebagai riparian atau
tumbuhan tepain sungai yang berfungsi sebagai filter terhadap materi
erosi, dan sekaligus berfungsi sebagai sempadan alamiah sungai dan
untuk pelestarian air sungai.

 13.                       SUBAK (Bali): Salah satu teknologi tradisional pemakaian air
secara efisien dalam pertanian dilakukan dengan cara Subak. Lewat
saluran pengairan yang ada pembagian aliran berdasarkan luas areal
sawah dan masa pertumbuhan padi dilakukan dengan menggunakan
alat bagi yang terdiri dari batang pohon kelapa atau kayu tahan air
lainnya. Kayu ini dibentuk sedemikian rupa dengan cekukan atau
pahatan dengan kedalaman berbeda sehingga debit air yang mengalir di
satu bagian berbeda dengan debit air yang mengalir di bagian lainnya.
Kayu pembagi air ini dapat dipindah-pindah dan dipasang diselokan
sesuai dengan keperluan, yang pengaturannya ditentukan oleh Kelihan
Yeh atau petugas pengatur pembagian air.

 14.                       TRI HITA KARANA (Bali): Tri Hita Karana, suatu konsep yang
ada dalam kebudayaan Hindu-Bali yang berintikan keharmonisan
hubungan antara Manusia-Tuhan, manusia-manusia, dan manusia-alam
merupakan tiga penyebab kesejahteraan jasmani dan rohani. Ini berarti
bahwa nilai keharmonisan hubungan antara manusia dengan
lingkungan merupakan suatu kearifan ekologi pada masyarakat dan
kebudayaan Bali.

 15.                       BERSIH DESO (Desa Gasang-Jawa Timur): Bersih Deso (bersih
desa) adalah suatu acara adat dan sekaligus tradisi pelestarian
lingkungan yang masih dilaksanakan masyarakat Desa Gasang sampai
sekarang. Dilakukan setiap tahun pada bulan Jawa Selo (Longkang)
dipilih dari hari Jumat Pahing. Masyarakat secara berkelompok
membersihkan lingkungan masing-masing seperti jalan, selokan umum
dan sungai. Setelah selesai melaksanakan bersih deso secara
berkelompok mereka menyelenggarakan upacara semacam “sedekah
bumi” dengan sajian satu buah buceng besar, satu buceng kecil, sayur
tanpa bumbu lombok tanpa daging, berbagai macam hasil bumi yang
biasa disebut “pala kependhem” dan “pala gumantung”.

 16.                       WEWALER (Desa Bendosewu-Jawa Timur): Tradisi bersih
desa di Desa Bendosewu dikenal dengan wewaler yang merupakan
pesan dari leluhur yang babad desa. Isi pesan adalah “jika desa sudah
rejo (damai, sejahtera) maka hendaknya setiap tahun diadakan upacara
bersih desa.” Tradisi bersih desa disertai kegiatan kebersihan
lingkungan secara serentak, yaitu membersihkan jalan-jalan, rumah-
rumah, pekarangan, tempat-tempat ibadah, makam dan sebagainya.
Kegiatan ini disebut pula dengan “tata gelar” atau hal yang sifatnya
lahiriah. Hal yang berkaitan dengan “tata gelar” dalam bersih desa bagi
masyarakat Bendosewu sudah menjadi bagian hidupnya, sehingga tidak
perlu diperintah lagi.

 17.                       SEREN TAUN (Kasepuhan Sirnaresmi-Jawa Barat): Seren Taun
memiliki banyak arti bagi masyarakat kasepuhan diantaranya adalah
puncak prosesi ritual pertanian yang bermakna hubungan manusia,
alam, dan pencipta-Nya. Seren Taun adalah perayaan adat pertanian
kasepuhan sebagai ungkapan rasa syukur setelah mengolah lahan
pertanian sengan segala hambatan dan perjuangannya untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Seren Taun adalah pesta masyarakat
adat Kasepuhan sebagai ungkapan rasa gembira ketika panen datang.
Seren Taun juga merupakan pertunjukan kesenian-kesenian tradisional
yang ada di masyarakat Kasepuhan. Adat istiadat yang berlaku di dalam
Kasepuhan ini mengatur pola kehidupan masyarakat dalam
berhubungan dengan sang pencipta (Hablum minallah), hubungan antar
manusia (Hablum minan naas) dan hubungan manusia dengan alam
lingkungannya (Hablum minal alam).

 18.                       TALUN (Kampung Dukuh-Jawa Barat): Bentuk kearifan dalam
pengelolaan SDA dan lingkungan hidup yang dikembangkan masyarakat
Kasepuhan Pancer Pangawinan diwujudkan dalam penataan ruang
hutan, pelestarian dan pengelolaan air, pengelolaan lahan dengan
pengembangan talun. Selain itu juga diwujudkan dalam pengetahuan
tradisional tentang berbagai jenis sumber daya alam, seperti padi
varitas lokal. Nilai yang menekankan pentingnya melestarikan
lingkungan itu dikuatkan lewat berbagai upacara tradisional, mitos dan
tabu. Menurut warga Kasepuhan, hutan digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
Leuweung Kolot atau Leuweung Geledegan atau hutan tua, yaitu hutan
yang masih lebat ditumbuhi berbagai jenis pohon dengan kerapatan
yang tinggi, dan masih banyak ditemukan binatang liar hidup di
dalamnya. Hutan ini masih ada di sekitar kawasan Taman Nasional
Gunung Halimun.
Leuweung Titipan atau hutan keramat. Hutan ini tidak boleh dimasuki
apalagi dieksploitasi oleh siapa pun, kecuali ada izin dari Abah Anom.
Hutan ini akan dimasuki apabila Abah Anom menerima wangsit atau
ilapat dari nenek moyang yang memerlukan sesuatu dari kawasan
gunung tersebut. Kawasan hutan keramat adalah kawasan Gunung
Ciwitali dan Gunung Girang Cibareno;
Leuweung Sampalan atau Leuweung bukaan, yaitu hutan yang dapat
digunakan dan dieksploitasi serta dibuka oleh warga Kasepuhan. Di sini
warga boleh membuka lading, kebun sawah, menggembala ternak,
mengambil kayu bakar dan hasil hutan lainnya yang ada. Yang termasuk
lahan bukaan adalah lahan di sekitar tempat pemukiman penduduk.
Bekas lahan lading ataupun sawah yang sudah dipanen lalu ditanami
dengan tanaman musiman dan tanaman keras sehingga membentuk
hutan buatan disebut Talun. Tanaman buah-buahan sering digunakan
seperti duren, rambutan, atau tanaman lainnya seperti petai, cengkeh,
dan sebagainya. Setelan Talun ditanami biasanya akan ditinggal begitu
saja. Artinya pemeliharaannya tidak begitu intrnsif disbanding dengan
kebun.

 19.                       PIIL PASENGGIRI (Lampung): Piil Pasenggiri merupakan
falsafah hidup atau pedoman dalam bertindak bagi setiap warga
masyarakat Lampung, yakni: menemui muimah (ramah lingkungan),
nengah nyappur (keseimbangan lingkungan), sakai sambayan
(pemanfaatan lingkungan), dan juluk adek (pertumbuhan lingkungan).

 20.                       UNDANG-UNDANG SIMBUR CAHAYA (Lahat – Sumatera
Selatan): Undang-Undang Simbur Cahaya yang sebagian substansinya
mengatur tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

 21.                       KE-KEAN (Sumatera Selatan): Pengetahuan Ke-Kean adalah
perhitungan waktu yang tepat untuk menanam jenis tanaman tertentu
yang dikaitkan dengan ilmu perbintangan.

 22.                       TEBAT (Pasemah-Sumatera Selatan): Salah satu bentuk
kearifan lingkungan masyarakat Pagar Alam adalah Tebat milik
komunal. Tebat dapat dimiliki secara individual maupun kolektif. Tebat
memiliki fungsi sosial, untuk memperkuat rasa solidaritas dan integrasi
masyarakat. Setiap kali ikan dipanen, dilakukan bobos tebas, yaitu
menguras isi kolam oleh semua warga desa secara bersama-sama.

 23.                       MAROMU (Ngata Toro-Sulawesi Tengah): merupakan sistem
kerja sama yang berlaku dalam pengelolaan tanah/hutan bagi
masyarakat adat Ngata Toro. Sistem ini mengandung nilai saling
membantu meringankan beban pekerjaan satu sama lain. Dari awal
pengelolaan hingga panen, sistem Maromu dilakukan secara bergiliran
dari satu keluarga/pribadi kepada yang lain. Pengelolaan tanah/hutan
melalui beberapa tahapan dan struktur yang diatur menurut
ketegorisasi hutan.

 24.                       WANA NGKIKI (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Wana Ngkiki
merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut
orang Toro.Orang Toro membagi hutan menurut pengetahuan asal
pemanfaatannya sesuai kategorinya. Wana Ngkiki adalah kawasan
hutan di puncak-puncak gunung yang jauh dari pemukiman, yang
ditumbuhi oleh pohon-pohon yang tidak terlalu besar, rerumputan,
banyak lumut, hawanya dingin, dan merupakan habitat dari beberapa
jenis burung. Di dalam hutan ini, tidak ada aktivitas manusia. Hutan ini
sangat jarang dikunjungi. Menurut hasil pemetaan luas Wana Ngkiki
sekitar 2.300 ha.

 25.                       WANA (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Wana merupakan
salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro.
Wana adalah kawasan hutan belantara/hutan rimba dimana belum
pernah ada kegiatan manusia mengolahnya menjadi kebun. Wana
adalah tempat berkembang biaknya binatang Anoa (lupu), babi rusa
(dolodo) dan lain-lain. Wana merupakan hutan primer sebagai
penyangga kandungan air yang banyak (sumber air). Sehubungan
dengan itu, Wana tidak pernah diolah jadi kebun. Bilamana
diolah/dibuka akan membawa bencana kekeringan. Begitulah
pemahaman yang berkembang pada masyarakat adat Toro secara
turun-temurun. Wana dimanfaatkan khusus untuk mengambil damar,
rotan, wewangian, obat-obatan dan sewaktu-waktu tempat untuk
berburu binatang dan mencari ikan di sungai-sungainya, bilamana ada
pesta di Ngata. Di beberapa alur sungai pada waktu itu dilakukan
kegiatan mendulang emas secara tradisional. Dari hasil pemetaan
partisipatif membuktikan wana merupakan hutan yang terluas di
wilayah adat Toro dengan luas sekitar 11.290 Ha.

 26.                       PANGALE (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Pangale
merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut
orang Toro. Pangale adalah hutan yang berada di pegunungan dan
dataran. Pangale termasuk kategori hutan sekunder yang bercampur
dengan primer karena sebagian sudah pernah diolah tetapi telah
kembali menjadi hutan seperti semula. Bagi orang Toro pangale
dipersiapkan untuk kebun dan datarannya untuk sawah. Pangale
dimanfaatkan juga untuk mengambil kayu, rotan yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan rumah tangga. Pandan hutan dipergunakan
untuk membuat tikar dan bakul, obat dan wewangian. Daun melinjo
dipergunakan untuk sayur. Pangale seluas 2.950 Ha biasa digunakan
juga untuk tempat berburu secara tradisional.

 27.                       PAHAWA PONGKO (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Pahawa
Pongko merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan
menurut orang Toro. Pahawa Pongko adalah hutan bekas kebun yang
telah ditinggalkan 25 tahun ke atas. Sudah hampir menyerupai hutan
sekunder semi primer (pangale). Pohon-pohonnya sudah tumbuh besar,
karena itu untuk menebangnya sudah harus menggunakan “pongko”
(tempat menginjakkan kaki yang terbuat dari kayu) yang agak tinggi
dari tanah agar dapat menebang dengan baik dan tonggaknya
diharapkan dapat tumbuh tunas kembali, sehingga sesuai dengan
namanya yaitu Pahawa Pongko. Pahawa artinya “ganti”. Dalam
pemetaan hutan pahawa pongko dimasukkan dalam kategori pangale.

 28.                       OMA (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Oma merupakan salah
satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro. Oma
adalah hutan bekas kebun yang sering diolah. Oma banyak
dimanfaatkan untuk tanaman kopi, kakao dan tanam-an tahunan
lainnya. Luas Oma yang tumpang tindih dengan TNLL berdasarkan
pemetaan partisipatif sekitar 1.820 Ha. Menurut usia pemanfaatannya
Oma terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu :
Oma Ntua; Bekas kebun yang ditinggalkan 16 – 25 tahun. Usia
pemanfaatannya tergolong tua, dalam arti tingkat kesuburannya sudah
kembali normal. Untuk itu sudah dapat diolah kembali menjadi kebun.
b. Oma Ngura; Bekas kebun yang ditinggalkan 3 – 15 tahun. Merupakan
jenis hutan yang lebih muda dibanding oma ntua. Pohon-pohon belum
tumbuh besar dan masih dapat ditebas dengan menggunakan parang.
Rerumputan dan belukar merupakan ciri khasnya.
Oma Ngkuku; Bekas kebun yang berusia 1 – 2 tahun. Didominasi
tumbuhan rerumputan.

 29.                       BALINGKEA (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Balingkea
merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut
orang Toro. Balingkea adalah bekas kebun yang usianya 6 bulan – 1
tahun. Sering diolah untuk tanaman palawija berupa jagung, ubi kayu,
kacang-kacangan, rica dan sayur-sayuran.

 30.                       NAKI KA BUKIT (Kampung Raba – Kalimantan Barat): Naki Ka
Bukit merupakan Upacara adat yang lakukan apabila dalam musim
panen tahun sebelumnya mengalami gangguan entah berupa hama
penyakit atau gangguan hewan. Upacara ini dilakukan setiap lima tahun
sekali dan sudah menjadi agenda yang tetap.

 31.                       MIJAR BUNGA BUAH (Kampung Raba – Kalimantan Barat):
Upacara adat Mijar Bunga Buah dilakukan berdasarkan ada tidaknya
tanaman-tanaman buah berbunga. Tujuan dari upacara ini adalah untuk
menjaga agar buah-buahan yang akan dimakan tidak menimbulkan hal-
hal yang negatif. Kegiatan ini dipusatkan di tempat khusus yang
sekarang ini dilakukan di Malantokng. Sampai saat ini tempat tersebut
dikeramatkan menjadi Keramat Buah.

 32.                       MALINAU KAPAL (Sungai Pisang – Sumatera Barat): Malinau
kapal memiliki dua versi, yaitu malinau kapal baru yang pertama kali
mau turun kelaut, dan jika kapal-kapal nelayan selalu sial dalam setiap
operasi (selalu ada halangan atau kesulitan memperoleh hasil
tangkapan).
Malimau kapal baru; Malimau kapal baru perisipnya merupakan suatu
upacara untuk minta izin kepada Allah swt. untuk mengelola isi lautan.
Malimau kapal untuk membuang sial; Upacara malimau kapal yang
berkaitan dengan membuang sial ini relatif lama dan rangkaian upacara
tergantung dari pantanagan yang dilanggarnya, tetapi jika nahkoda
(=tungganai untuk kapal tonda atau bagan, = pawang untuk perahu
payang) bersama ABKnya tidak tahu sebab kesialan yang menimpa,
biasanya mereka langsung datang ke dukun kapal untuk kapalnya
dilimaui.

 33.                       PERELAK, KEBUN MUDO-UMO RENAH dan UMO TALANG
(Melayu-Jambi): Orang Melayu Jambi mengenal dan menggolongkan
perladangan dalam beberapa bentuk, yaitu perelak, kebun mudo, umo
renah dan umo talang. Perelak ialah sebidang tanah disekitar desa
(kampung) yang ditaami berjenis tanaman untuk memenuhi kebutuhan
dapur sehari-hari seperti cabai, kunyit, serai, laos, tomat, kacang gulai,
ubi rambat, ubi kayu dan pisang. Kebun Mudo ialah sebidang tanah yang
ditanami satu jenis tanaman muda tertentu, misalnya pisang, kedelai
atau kacang tanah. Umo Renah ialah lading cukup luas yang ditanami
padi dengan selinga tanaman muda, seperti cabai, tomat, terong, labu
dan mentimun. Di sekitar lading itu mereka juga menanami tanaman
keras seperti duku, durian, karet dan sebagainya. Umo Talang adalah
lading jauh di tengah hutan yang biasanya ditanami padi. Disini juga
mereka menanam tanaman keras seperti karet dan durian. Mereka juga
membuat rumah sementara yang dihuni selama musim menunggu
panen padi. Setelah panen, lading tersebut akan menjadi kebun karet
atau kebun durian.

 34.                       RIMBA KEPUNGAN SIALANG (Melayu-Riau): Masyarakat
Melayu mengenal pembagian hutan tanah yang terdiri dari tiga bagian,
yakni tanah perladangan, rimba larangan, rimba simpanan (hak ulayat)
dan rimba kepungan sialang.

 35.                       BONDANG (Desa Silo-Asahan-Sumatera Utara): Masyarakat
Desa Silo menerapkan tradisi berupa upacara buka Bondang dan tutup
Bondang dalam aktivitas pertanian. Buka Bondang dilakukan pada saat
akan memulai penanaman, sedangkan Tutup Bondang diselenggarakan
saat panen. Apa yang menarik dari kegiatan ini adalah bahwa selain
bersandarkan pada kearifan tradisional, konsep pertanian bondang ini
ternyata cukup sinergiss dengan upaya menciptakan keseimbangan
lingkungan. Dalam aktivitas pertanian, petani sama sekali tidak
menggunakan zat-zat kimia maupun obat-obatan yang dapat
mengakibatkan berbagai dampak pada kesehatan dan kerusakan
lingkungan. Kegiatan pengolahan lahan pertanian dari mulai tanam
hingga panen sepenuhnya dilakukan secara tradisional, tanpa
menggunakan bahan-bahan kimia.

 36.                       LUBUK LARANGAN (Mandailing-Sumatera Utara): Lubuk
Larangan adalah bagian sungai yang dilindungi. Di dalamnya terdapat
ikan jurung yang merupakan ikan langka dan bernilai simbolik sebagai
peralatan upacara pada Masyarakat Tapanuli Selatan (Mandailing). Di
Mandailing Natal terdapat 114 lubuk larangan yang dikelola oleh
masyarakat. Konsep ini merupakan kearifan tradisional yang terlaksana
secara berkesinambungan dari, oleh dan untuk masyarakat.

 37.                       MACCERA TASI (Luwu-Sulawesi Selatan): Maccera Tasi
terbukti efektif dalam menggugah emosi keagamaan (spiritual) warga
masyarakat. Pada saat pelaksanaan upacara, mereka diingatkan atas
tanggungjawabnya untuk menghormati laut, menjaga kebersihannya,
tidak merusak dan tidak menguras potensi ikan laut secara berlebihan.

 38.                       BAU NYALE (Sasak, Nusa Tenggara Barat): Kearifan
masyarakat setempat tercermin dalam upaya masyarakat memelihara
dan melestarikan tradisi Bau Nyale yang dikaitkan dengan kesuburan.
Nyale atau cacing laut jelmaan dari putri kemudian memenuhi air laut
dengan warna-warni dan mudah ditangkap. Setiap tahun dilakukan
upacara Bau Nyale oleh pendudukk Sasak.

 39.                       LEBUNG (Sumatera Selatan): Dalam praktek pengelolaan
sumber daya alam, lebung tidak hanya merupakan cekungan tanah
tetapi juga salah satu teknik penduduk setempat untuk menampung
ikan saat genangan air di lebak surut. Lebih dari itu, untuk mengambil
ikan yang terdapat di lebung ada mekanisme yang berada diluar aturan
lelang yang mengakomodir hubungan-hubungan antara pengemin dan
pemilik lebung supaya kepentingan kedua belah pihak terpenuhi. Untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan dari pihak tersebut, pengemin
memberikan sejumlah uang kepada pemilik lebung sebagai tanda
ucapan terima kasih, bukan sebagai ganti rugi atas pengambilan ikan di
lebung.

 40.                       TANAH SEBAGAI IBU KANDUNG (Amungme-Papua Barat):
Masyarakat Amungme yang hidup disekitar Tambagapura yang kini
menjadi kawasan eksploitasi PT. Freeport Indonesia, mempercayai
tanah sebagai ibu kandung atau mama. Kearifan budaya Amungme yang
berpersepsi tanah sebagai mama, menjadi motivasi budaya bagi
resisstensi warga Amungme terhadap penggalian gunung biji Erstberg
dan Grassberg. Kedua gunung ini dipercaya sebagai kepala mama. Kasus
Freeport merupakan suatu perlawanan budaya para tokoh adat
Amungme yang tampil dengan pesan budaya “te aro neweak lako” (alam
adalah aku) atau tanah dipandang sebagai bagian dari hidup manusia.
Konsekuensi dari strukktur kepercayaan budaya tadi adalah ketika
dampak pencemaran dari limbah PTFI, dalam bentuk pembuangan
tailing ke dalam sungai Ajkwa dan Agawaghon dan semua anak sungai
sekitarnya, menyebabkan rusaknya ekosistem dan budaya Amungme.
Sebaliknya adanya pandangan bahwa tanah adalah mama atau bagian
dari hidup manusia, menuntun prilaku pemanfaatan sumber daya alam,
terutama tanah, secara hati-hati, tidak merusak dan tidak mencemari.

 41.                       PASANG RI KAJANG (Ammatoa, Kajang, Sulawesi Selatan):
Masyarakat adat Ammatoa bermukim di Desa Tana Toa, Kecamatan
Kajang, Kabupaten Bulukumba, yang berjarak kurang lebih 540 km ke
arah tenggara dari kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pasang Ri Kajang
merupakan pandangan hidup komunitas Ammatoa, yang mengandung
etika dan norma, baik yang berkaitan dengan perilaku sosial, maupun
perilaku terhadap lingkungan dan alam sekitarnya, maupun hubungan
manusia dengan PenciptaNya. Ammatoa bertugas untuk melestarikan
Pasang Ri Kajang dan menjaganya agar komunitas Ammatoa tetap
tundukk dan patuh kepada Pasang. Pasang merupakan pandangan yang
bersifat mengatur, tidak dapat dirobah, ditambah maupun dikurangi.

 42.                       MOHOTO O WUTA (Tolaki, Sulawesi Tenggara): Upacara
Mohoto O Wuta agar kelak nanti hutan yang mereka tebangi dapat
menghutan kembali agar dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya.
Hal ini dibuktikan dengan konsep-konsep (kenyataan empirik) seperti
ana homa, o sambu, dan laliwata yang merupakan suatu bukti jika
kawasan hutan bekas perladangan dapat pulih kembali.

 43.                       O KARUNA-O KANDADI (Muna, Sulawesi Tenggara):
Pemberaan sebidang lahan setelah satu atau dua kali tanam disebut O
Karuna (dedaunan yang masih muda) dan pepohonannya disebut O
Kandadi. Konsepp ini mengandung makna pemulihan kesuburan lahan.
Caranya ialah dengan memelihara anak kayu yang tumbuh.

 44.                       PANGALE KAPALI (Tau Taa atau To Wana, Sulawesi
Tenggara): To Wana berarti “orang dalam hutan”. Mereka memiliki
kawasan hutan suaka adat yang disebut “pangale kapali”. Upaya-upaya
komunitas masyarakat adat Tau Ta’a untuk menjaga kelestarian pangale
kapali tersebut, ditempuh melalui penegakan hukum adat beserta
pemberian sanksi pelanggarannya yang terkait dengan pengelolaan
pangale kapali. Hutan konservasi binaan masyarakat adat Tau Ta’a
tersebut senantiasa berada dalam pengawasan masyarakat. Berbagai
upacara ritual, tabu serta tradisi pelestarian pangale kapali tetap
dipertahankan. Demikian juga hutan adat dan berbagai keputusan adat
lainnya diterapkan di tengah-tengah warganya guna menjaga
kelestarian atau kelangsungan hutan larangan tersebut

CONTOH 6 Desa dengan Kearifan Lokal di Indonesia Kompas.com -


03/08/2019, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan
beragam budaya dan tradisi. Kekayaan ini salah satunya kekhasan
sejumlah wilayah di Indonesia yang masih menjaga kearifan lokal. Berikut
ini beberapa desa dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia:
1. Desa Penglipuran Desa Penglipuran merupakan desa yang ada di
Bangle, Bali. Penglipuran adalah salah satu desa tua di Bali. Keberadaan
desa ini sudah ada sejak abad ke-18. Di Desa Penglipuran, ada akulturasi
masyarakat Bali Aga dengan Bali Majapahit. Desa ini terbentuk dari
gabungan Desa Bayung Gede (Komunitas Bali Aga) dan Kerajaan Bangli
(komunitas Bali Majapahit). Baca juga: Mengenal Kearifan Lokal Laut
Selatan, Tempat Legenda Nyi Roro Kidul Keunikan Desa Penglipuran
adalah adanya keseragaman pada bagian depan rumah dari ujung utama
desa sampai bagian hilir desa. Keunikan lain adalah adanya lorong dari
satu rumah ke rumah lain yang saling berhubungan sebagai tanda
keharmonisan kehidupan masyarakat.
2. Desa Sade Lombok Desa ini berada di Rembitan, Kecamatan Puju,
Lombok Tengah. Ketika mendatangi desa ini, wisatawan akan menemui
rumah-rumah warga asli Lombok yang merupakan suku Sasak. Rumah-
rumah di Desa Sade Lombok berupa rumah yang berdinding anyaman
kayu, dan beratap alang-alang kering. Keunikan lain dari tempat ini adalah
setiap beberapa waktu sekali, lantainya dilumuri dengan kotoran kerbau. Di
Desa Sade juga ada tradisi perkawinan di mana ketika akan menikah
pasangan harus diculik terlebih dahulu. Warga desa ini masih sangat
menjaga tradisi mereka. Anda akan mendapatkan sensasi tersendiri saat
berkunjung ke desa ini.
3. Desa Wae Rebo Keunikan Desa Wae Rebo adalah terdapatnya 7 rumah
adat yang memiliki bentuk kerucut. Dari sisi pariwisata, Desa Wae Rebo
sudah terkelola dengan baik. Jika berada di sini, wisatawan hanya akan
menemukan penginapan yang terdiri dari 7 rumah adat. Baca juga:
Kearifan Lokal Petani Magetan, Pakai Burung Hantu untuk Basmi Hama
Tikus Rumah adat tersebut sudah bertahan selama 19 generasi yang
disebut Mbaru Niang. Bangunan rumah adat ini terbuat dari kayu dengan
atap dari ilalang yang dianyam. Bentuk Mbaru Niang mengerucut ke atas.
Arsitektur masih tradisional dan sangat unik.
4. Desa Baduy Desa Adat Baduy atau Desa Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten adalah desa yang masih sangat
menjaga tradisi. Ada 65 kampung di Desa Kanekes yang terbagi menjadi
Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam terdiri dari 3 kampung yakni
Cikartawana, Cibeo, dan Cikeusik. Saat berkunjung ke Desa Baduy,
wisatawan bisa menikmati keindahan alam dan kearifan lokalnya yang ada.
Di Baduy Dalam, terdapat beberapa peraturan, yakni halaman tak boleh
dilewati, tidak boleh ambil foto dan video, dan selama bulan Kawalu
tertutup selama tiga bulan. Jadi, pengunjung tidak boleh masuk ke Baduy
Dalam saati bulan Februari hingga April. Desa Baduy Dalam juga melarang
para turis asing untuk masuk ke dalam.
5. Desa Trunyan Jika umumnya masyarakat Bali memperlakukan jenazah
dengan cara dibakar, maka warga Desa Trunyan, Bali tak melakukannya.
Trunyan adalah salah satu desa yang terletak di pinggir Danau Batur,
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Di Desa ini, jenazah tidak
dikubur atau pun dibakar. Tradisi unik yang mereka lakukan sejak turun
temurun adalah membaringkan jenazah di atas tanah yang disebut Sema
Wayah. Jenazah dibiarkan hingga membusuk di permukaan tanah dangkal
berbentuk cekungan panjang. Posisi jenazah berjejer bersanding dengan
yang lainnya, lengkap dengan pembungkus kain sebagai pelindung tubuh
di waktu prosesi dan hanya menampakkan bagian muka dari celah bambu
"Ancak Saji". Ancak Saji merupakan anyaman bambu segitiga sama kaki
yang berfungsi untuk melindungi jenazah dari serangan binatang buas.
6. Kampung Pitu Kampung Pitu Nglanggeran, Gunungkidul , Yogyakarta,
tergolong unik karena di kampung ini hanya terdapat 7 kepala keluarga.
Inilah yang membuat kampung ini berjuluk Kampung Pitu. Kampung Pitu
Nglanggeran hanya berjumlah 7 kepala keluarga karena ada kepercayaan
bahwa setiap lebih dari 7 kepala keluarga, akan terjadi bencana atau
peristiwa yang mengakibatkan jumlah KK kembali ke angka 7.Hal inilah
yang membuat masyarakat setempat percaya bahwa jumlah KK di
Kampung pitu harus berjumlah 7.

 Budaya dan Kearifan Lokal Indonesia


yang Hilang Seiring Berkembangnya
Zaman
Budaya dan kearifan lokal yang diwariskan turun temurun akhirnya bisa hilang juga digerus zaman,
inilah 7 di antaranya.

Bayu Bahrul | 20 April 2019

Semakin berkembangnya teknologi ternyata berdampak pada meluasnya


globalisasi. Hal itu menyebabkan sejumlah kearifan lokal yang sempat melekat
di kehidupan masyarakat Indonesia kian pudar, bahkan nyaris punah. Ya,
negara kita punya berbagai macam tradisi dan adat isitiadat yang diwariskan
secara turun temurun dan wajib kita pelihara. Tapi sayang, beberapa di antara
tradisi dan budaya yang kita miliki nampaknya kian tergerus oleh
perkembangan zaman. Dari pengobatan herbal sampai upacara tradisional
Tabuik, berikut 7 kearifan lokal Indonesia yang hampir punah.
1. Pengobatan Herbal

Sumber: suratkabar.id

Zaman dulu bila anak-anak sakit atau terluka, orangtua bakal memberi
pengobatan dengan bantuan obat-obatan alami. Misalnya beras kencur untuk
menyembuhkan memar, juga baluran minyak dan bawang putih untuk
mengobati flu dan masuk angin. Belum lagi, masyarakat dulu masih banyak
yang mengandalkan jamu untuk memelihara kesehatan dan daya tahan tubuh.
Nggak heran dulu tukang jamu gendong masih banyak yang hilir mudik
menjajakan dagangan. Tapi sekarang?
2. Gotong Royong

Sumber: desa-geresik.kuningan

Kearifan lokal juga bisa menyangkut kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.


Dulu, budaya gotong royong masih melekat kuat di masyarakat, khususnya
yang tinggal di perkampungan. Warga kampung biasa melakukan ronda secara
bergiliran setiap hari demi menjaga keamanan bersama. Ada pula gotong
royong membersihkan jalan dan selokan yang biasanya diadakan setiap
Minggu. Apa warga di kampungmu masih kompak bergotong royong untuk
kepentingan bersama? Mudah-mudahan masih ya.
3. Leuit

“Leuit” merupakan bahasa Sunda yang artinya lumbung padi. Bangunan yang
digunakan untuk menyimpan padi ini biasa ditemukan di tanah Sunda,
khususnya di daerah Majalengka, Jawa Barat. Pada zaman dulu, para petani
menyetor hasil panen mereka di Leuit dan menyimpannya sampai musim
panceklik. Padi yang ditampung nantinya akan dibagikan ke warga kampung
saat musim panceklik tiba. Kini Leuit sudah sangat jarang ditemukan, kalau pun
ada biasanya digunakan untuk kebutuhan individu, bukan lagi kelompok.
4. Kopi Tutuk Lesung/Tumbuk

Kopi tutuk lesung adalah biji kopi yang ditumbuk menggunakan lesung, alias
dibuat dengan cara tradisional. Tempo dulu, pembuatan kopi masih
mengandalkan tenaga manusia. kopi tutuk lesung dari Bengkulu adalah salah
satunya.  
5. Urap Jagung/Grontol

Hayo, siapa yang sewaktu kecil dulu suka makan brondong jagung yang dijual
pedagang keliling? Kalau pernah, mungkin usiamu kini tak lagi muda. Makanan
khas Indonesia berbahan dasar jagung dan kelapa parut ini sekarang cukup
jarang ditemukan. Masyarakat Jawa lebih mengenalnya dengan grontol,
sedangkan pada umumnya makanan tradisional ini dinamai urap jagung.
6. Gaok

“Gaok” berasal dari kata “Ngagorowok” (“berteriak”)  dalam bahasa Sunda. Gaok
merupakan kesenian lisan khas Majalengka yang turut terpinggirkan karena
pengaruh zaman. Saat melakukan gaok, seniman bakal membaca wawacan (bisa
juga disebut naskah) yang berasal dari kesusastraan Jawa dengan nada yang
merdu sambil diiringi musik gamelan Sunda.
7. Tabuik

Sumber: visitpariaman.com

Tabuik merupakan upacara mengusung jenazah dari Sumatera Barat. Upacara


tersebut diadakan untuk memperingati Asyura pada 10 Muharram, tanggal
wafatnya Imam Husain cucu Nabi Muammad. Di upacara Tabuik, masyarakat
biasanya bakal menyajikan aksi teatrikal pertempuran Karbala.

Strategi Pemberdayaan Komunitas dan Kearifan Lokal

A.Komunitas dan Kearifan lokal


1. Komunitas

a.Pengertian Komunitas

Komunitas merupakan sekelompok manusia yang menunjuk pada warga suatu daerah seperti
desa,kota,suku,atau bangsa.
Soerjono Soekanto mengklasifiksikan komunitas ada 4 kreiteria;
1) Jumlah penduduk
2) Luas,kekayaan,dan kepadatan penduduk
3) Fungsi khusus komunitas terhadap masyarakat
4) Organisasi masyarakat yang bersangkutan
b.Kekuatan pengikat komunitas,
+ pearaturan
+ kepentingan bersama
+ idiologi
+ sosial,ekonomi dan budaya
+ bahasa
+ batas wilayah
c.Jenis jenis komunitas
+ komunitas adat
+ komunitas lokal
+ komunitas minat
d.unsur unsur komunitas
1) seperasaan
2) sepenanggungan
3) saling memerlukan
2. Kearifan lokal
a. Kearifan lokal cerminan budadaya bangsa
Nilai- nilai yang terkandung dalam kearipan lokal diajarkan secara
turun temurun dan diwariskan dari generasi kegenerasi. Oleh
karena itu,nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia dapat mencer
minkan budaya bangsa Indonesia.contoh budaya gotong royong
merupakan salah satu bentuk kearifan lokal bangsa Indonesia.
b. Ruang lingkup kearifan lokal
kearifan lokal lebih menekankan pada tempat dan lokalitas
sehingga tidak harus berupa tradisi yang telah diwariskan dari
generasi kegenerasi. Oleh karena itu,kearifan lokal tidak selalu
bersifat tradisional. Kearifan lokal dapat mencakup pada masa kini.
Adapun ruang lingkup kearifan lokal sebagai berikut .
1) pengetahuan lokal
2) nilai lokal
3) ketrampilan lokal
4) sumber daya alam lokal
5) mekaisme pegambilan keputusan
6) solidaritas kelompok
c. Kearifan lokal dan pengaruh globalisasi
Ciri ciri kearifan lokal sebagai solusi dalam menghadapi globalisasi sebagai berikut ;
1) Mampu bertahan terhadap budaya luar
2) Memiliki kemampuan untuk mengakomodasi unsur unsur budaya luar
3) Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar dalam budaya asli
4) Mempunyai kemampuan mengendalikan
5) Mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.
B. Strategi Pemberdayaan Komunitas di Tengah Pengaruh Globalisasi

1. Inisiator Pemberdayaan Komunitas


a. Pemerintah

bentuk yang dicanangkan pemerintah yaitu PNPMM (Program


Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,Kridit Usaha Rakyat
(KUR),Proyek Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP),
Posyandu,(P4MI) program peningkatan pendapatan petani
Melalui inovasi.
b. Swasta

bentuk yang dicanangkan pihak swasta yaitu pemberdayaan


yang dilakukan oleh perusahaan dikenal dengan istilah corporate
social responsibility (CRS).
c. Masyarakat

kegiatan sosial masyarakat dapat mempererat hubungan sosial


masyarakat melalui PKK,PKK merupakan wadah yang dapat menyatu
kan ibu-ibu dalam satu dusun atau daerah untuk melaksanakan
berbagai program pemberdayaan perempuan. Dengan adanya
pelatihan kerajinan tersebut dapat membntu meringngankan beban
sistem perekonomian keluarga.
2. Prinsip Pemberdayaan Komunitas

a. Kesetaraan

b. Partisipatif

c. Keswadayaan

d. Berkelanjutan

3. Strategi Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas

a. mempertimbangkan potensi masyarakat

b. memberikan pendapingan secara berkelompok

c. memberikan pelatihan khusus

d. mengangkat kearifan lokal

e. memberikan bantuan sarana

f. melaksanakan pemberdayaan secara bertahap;

1) perencanaan

2) pelaksanaan

3) evaluasi
TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN

Tahapan Kegitan Metode


Tahap 1 1.perencanaan tingkat Participatoris rular Appraisal
Masyarakat (PRA)
2.perencanaan tingkat
Lembaga Pandangan dan pengembangan
Tahap 2 1.perencanaan dan kelompok
pemberian motivasi
2.fasilitasi 1.Pengahiran program
Tahap 3 1. Evaluasi 2.Penyerahan tugas
2. Terminasi pendampingan kepda
masyarakat

C. Ragam Pemberdayaan Komunitas Melalui Kearifan Lokal

1. Pemberdayaan Kampung BatikTaman Sari di Yogyakarta

2. Peberdayaan Petani Bakupai di Kabupaten Barito Kuala

3. Pemberdayaan Suku Bajo

4. Pemberdayaan Kampung Naga

5. Pemberdayaan Masyarakat Adat Deponsero Utara

6. Pemberdsyaan Masyarakat Badui

7. Pemberdayaan Masyarakat Rawa Lebak

8. Pemberdayaan Suku Laut

9. Pemberdayaan Komunitas Pemuda

a. komunitas 1001 buku

Kelomok pemuda relawan dan pengelola perpustakaan anak.

Komunitas 1001 buku merupakan organisasi nirlaba,sebuah

Jaringan relawan dan pengelola taman bacaan anak.Dalam

perkembangannya komunitas 1001 buku memfasilitasi

penguatan taman bacaan anak yang tergabung dalam jaringan

taman bacaan anak 1001 buku,serta melakukan kampaye

literasi dan memperkukuh jiwa kerelawanan di seluruh


Nusantara.

b. komunitas jendela

komunitas jendela bergerak dalam bidang pendidikan anak,

khususnya untuk meningkatkan minat baca anak-anak.Contoh

kegiatan kominitas jendela adalah *bermain sambil belajar*

Sasaran komunitas jendela adalah anak-anak dari keluarga

pemulung yang tidak mempunyai kesempatan sekolah.Aktivitas

komunitas ini mengajarkan membaca,menulis dan berhitung,

sambil tetap memperkenalkan buku kepada anak.

c. Akademi berbagi

akademi berbagi merupakan gerakan sosial nirlaba yang bertuju

an berbagi pengetahuan,pengalaman,wawasan yang bisa

diaplikasikan lansung sehingga para anggota bisa meningkatkan

kompetensi dibidang yang telah dipilihnya. Bentuk kegiatannya

berupa kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli di bidangnya

masing-masing. Kelasnyapun berpidah-pindah sesuai ketersediaan

ruang kelas yang disediakan para donatur ruangan.

d. Save Street Child

Komunitas Save Street Child merupakan komunitas yang berupaya menjadi wadah penggerak peduli
terhadap permasalahan anak jalanan. Kegiatan komunitas ini antara lain kampaye kepedulian tentang
anak jalanan. Komunitas Save Street Child berusaha memanusiakan anak jalanan,misalnya melalaui
penyelenggaraan event-event dan program pemberdayaan melalui pendidikan dan sebagainya.

BAB V

Evaluasi Pembedayaan Komunitas dalam Menyikapi Ketimpangan Sosial

A.Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

1.Pengertian Evaluasi Pemberdayaan Komunitas


Beberapa pokok pikiran yang terkandung dalam pengertian evaluasi sebagai kegiatan terencana dan
sistematis sebagai berikut;

a.Penguatan untuk mengumpulkan data dan fakta

b.Pengukuran atau pembandingan hasil pengamatan dengan pedoman

pedoman yang sudah ditentukan.

c.Analisis data dan informasi.

d.Penilaian dan pengambilan keputusan.

2.Tujuan dan Peran Penting Evaluasi Pemberdayaan Komunitas dalam

Masyarakat Menyikapi Ketimpangan Sosial.

Evaluasi pemberdayaan komunitas dilakukan secara berkala demi menjaga keselarasan program
pembangunan.Adapun tujuan evaluasi pemberdayaan komunitas sebagai berikut;

a.Menjaga konsitensi kinerja pelaksanaan pemberdayaan.

b.Menelaah ketercapaian target pemeberdayaan.

c.Memberikan masukan dan solusi dalam memperbaiki dalam

permasalahan proses pemberdayaan.

d.Sebagai saran dan media pelaporan program kerja.

e.Sebagai media pengembangan pelaksanaan pemberdayaan.

3. Prinsip Prinsip Evaluasi Pemberdayaan

a. Berorientasi pada Peningkatan Mutu

b. Partisipasi

c. Transpanransi / Akuntabilitas

d. Akurasi Informasi

e. Tindak Lanjut

4. Jenis Jenis Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

a. Evaluasi Keluaran ( output)

b. Evaluasi Dampak (impact)


c. Studi Khusus atau Tematik

Adapun beberapa contoh studi khusus evaluasi program pemberdayaan sebagai berikut.

1.evaluasi mutu infrastruktur (sarana dan prasarana)

2.pengkajian sistem tata kelola dan perawatan infrastruktur

3.dampak ekonomi terhadap program pengembangan komunitas

4.evaluasi strategi pengembangan komunitas secara berkelanjutan

5.studi perencanaan pembangunan masyarakat pedesaan.

5. Pelaku Kegiatan Evaluasi Pemberdayaan

a. Pemerintah

b. Partisipasi masyarakat setempat

Agar berjalan efektif,kegiatan pemantauan pemberdayaan komunitas perlu melaksanakan kegiatan


berikut ;

1.mempermudah akses informasi antaraanggota(keterbukaan) melalui

berbagai media komunikasi setempat ,seperti susrat edaran ,papan

pengumuman.

2.melakukan sosialisasi dan ajakan kepada anggota masyarakat lain

untuk turut serta berkonstribusi dalam upaya pemberdayaan.

3.melakukan pelaporan terkait pengelolaan program dan anggaran

pemberdayaan melalui rapat terbuka.

4.menampung aspirasi dan keluhan anggota masyarakat terkait pelaksa

naan program pembangunan yang dilakukan.

5.melakukan kunjungan lintas komunitas untuk saling belajar dan bertu

kar pikiran demi melangsungkan pemberdayaan komunitas.

c.Fasilitator dan Konsultan

d.Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ).


B. PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBERDAYAAN

KOMUNITAS

1.Langkah langkah Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

a. Persiapan

b. Pelaksanaan

c . Analisis

d. Pelaporan

2.Pelaksanaan Pemantauan dan Evalusi Pemberdayaan Komunitas

a. Diskusi Kelompok Terarah (DKT) atau Focus Group Discussion(FGD).

b. Survai

1.menetukan jenis daftar pertanyaan yang digunakan.

2.daftar pertanyaan disusun secara runtut dan bertahap.

3.bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

4.apabila menggunakan pertanyaan tertutup ,jawaban setiap perta

nyaan hendaknya diberi kode yang jelas agar mempermudah pro

ses pengolahan data.

c.Observasi dan wawancara

C. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL EVALUSI PEMBERDAYAAN

KOMUNITAS

1.Contoh Sistematika Laporan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Manfaat
BAB II Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


B. Teknik Evaluasi yang Digunakan

BAB III Hasil dan Dampak Plaksanaan Kegiatan

A. Hasil Deskripsi Kegiatan Pemberdayaan


B. Perkembangan Pelaksaan program
C. Dampak Kegitan Pemberdayaan

BAB IV Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
B. Saran

Lampiran

Daftar Pustaka

2. Teknik Penulisan Laporan Penelitian

a. bahasa

b. notasi ilmiah

c. penulisan daftar pustaka

d. tata letak penulisan

3.Manfaat Laporan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

a.Manfaat evaluasi bagi kegiatan pemberdayaan itu sendiri ;

1.mengetahui seberapa jauh kegiatan yang telah dilaksanakan.

2.mengetahui kesesuaian pelaksanaankegiatan pemberdayaan.

3.mengetahui permasalahan yang muncul berkaitan dengan tujuan

yang diinginkan.

4.mengukur evektivitas dan efesiensi system kerja dan metode pem

berdayaan yang telah dilaksanakan.

5.meningkatkan partisipasi masyarakat pada masa mendatang.

b.Manfaat evaluasi bagi aparat/fasilitator ;


1.memberikan kepuasan psikologis yang mampu mendorong aktivi

tas pemberdayaan pada masa mendatang.

2.mengambangkan karier

3.mendorong sikap tekun dan tanggung jawab.

c.Manfaat bagi pelaksana evaluasi;

1.mengembangkan kebiasan mengeluarkan pendapat berdasarkan

fakta dan data yang ada.

2.menanamkan bekerja secara sistematis ,sesuai prosedur,dan pedo

man yang telah ditetapkan.

3.memperoleh peningkatan pengetahuan dan ketrapilan untuk

menggunakan dan mengembangkan teknik pengukuran,pengum

pulan data,dan analisis yang tepat dan tajam.

BAB 6

PENELITIAN SOSIAL

A. Pengertian Penelitian Sosial

Penelitian sosial adalah suatu metode analisis situasi yang merumuskan masalah sosial dengan
maksud menemukan aspek yang baru,memahami sebab musabab beserta interrelasinya,mengadakan
verifikasi,dan memperluas pengetahuan.

Menurut Para Ahli

1. MARZUKI, Penelitian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan,

mencari,dan menganalisis fakta fakta mengenai suatu masalah.

2. SUPRANTO, Penelitian dari suatu bidang ilmu pengetahuan adalah

Kegiatan yang dijalankan untuk memproleh fakta fakta atau prinsif


Prinsif dengan sabar,hati hati dan sistematis.

3. SUTRISNO HADI, Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan

Sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekuarangan,mengembang

kan atau memperluas,dan menggali lebih dalam apa yang telah ada

tetapi masih diragukan kebenarannya.

Dari Definisi tersebut dapat disimpulkan ;

1.Penelitian adalah menarik kesimpulan yang dapat dipercaya

kebenarannya yang dilakukan dengan sadar dan teliti menurut

prosedur ilmiah.

2. Penelitian adalah suatu aktivitas ilmiah yang menggunakan metode

ilmiah logis dan sistematis untuk menguji atau verivikasi satu atau

beberapa hipotesis terhadap beberapa beberapa satu atau bebera

pa masalah dalam dunia empiris melalui pengumpulan data.(data

colection).

3. Penelitian adalah suatu proses atau rangkaian langkah langkah

yang dilakukan secara terencana dan sisitematis untuk mendapat

kan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertayaan perta

yaan tertentu.

UNSUR UNSUR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENELITIAN;

1. Unsur ilmiah ,pengetahuan dan langkah langkah penelitian sebagai

Metode berfikir.

2. Unsur penemuan,berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi

Kekosongan atau kekurangan.

3. Unsur pengembangan,memperluas dan menganalisis lebih dalam

apa yang sudah ada.


4. Unsur pengujian kebenaran,mengetes hal hal yang masih diragukan

kebenarannya.

5. Unsur pemecahan maalah,untuk membuat pemecahan masalah apa

bila dalam penelitian dijumpai berbagai masalah.

KEGUNAAN PENELITIAN

1. Memperkuat ilmu pengetahuan

2. Membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

SYARAT SYARAT PENELITIAN

1. Sitematis, penelitian dilakukan menurut pola tertentu dari yang

paling sederhana sampai yang kompleks hingga tercapai tujuan

secara efektif dan efesien.

2. Terencana,penelitian dilaksanakan dengan unsur kesengajaan dan

sebelumnya sudah difikirkan langkah langkah sebelumnnnnnya.

3. Mengikuti konsep ilmiah,mulai dari awal sampai akhir kegiatan

penelitian dilakukan menurut cara cara yang sudah ditentukan

prinsif memperoleh ilmu pengetahuan.

CARA BERFIKIR SEORANG PENELITI

1. Berfikir Skeptis, artinya seorang peneliti harus selalu menayakan

bukti/fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan ,seorang

peneliti tidak percaya begitu saja pada sesuatu tanpa adanya penje

lasan atau bukti bukti yang masuk akal.

2. Berfikir analitis, artinya peneliti harus selalu menganalisa setiap

pertanyaan atau persoalan persoalan yang diahadapi.

3. Berfikir kritis, artinya seorang peneliti harus berdasarkan pikiran

dan pendapatnya pada logika serta menimbulkan berbagai hal


secara obyektif berdasarkan data dan analisis akal yang sehat.

4. Jujur, artinya seorang peneliti tidak boleh memaasukan data palsu

atau tdak memasukan keinginnannya sendiri kedalam data.

5. Terbuka, artinya seorang peneliti bersedia untuk memberikan bukti

hasil penelitian dan siap menerima pendapat orang lain tentang

hasil peneliitiannya.

SIKAP SEORANG PENELITI

1.Objektif, artinya seorang peneliti harus dapat memisahkan perasaan

pribadi dan fakta untuk menghasilkan penelitian yang baik. Seorang

peneliti harus bekerja sesuai dengan data yang diproleh di lapangan

dan tidak memasukan data pribadi yang sifatnya subyektif.

2.Kompeten, artinya seorang peneliti yang baik memilki kemampuan

untuk menyelenggarakan penelitian denganmenggunakan metode/

teknik penelitian tertentu.

3.Sederhana dan mudah melaksanakan penelitian.

4.Dapat meberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya

biaya yang serendah rendahnya.

5.Merupakan penghematan yang nyata dalam soal waktu tenaga dan

Biaya jika dibandingkan dengan pencacahan yang lengkap.

TUJUAN PENGAMBILAN SAMPEL

1.Mengadakan reduksi data(pengurangan) terhadap kuantitas objek

yang diteliti. Tidak semuanya populasi atau peristiwa yang akan

diteliti tetapi hanya sebagian saja.

2.Mengadakan generalisasi terhadap hasil penelitian. Generalisasi

disini berati membuat kesimpulan ringkar terhadap phenomena yang sangat banyak jumlahnya.
3.Menonjolkan sifat sifat umum dari populasi.

CARA CARA PENGAMBILAN SAMPEL

1.Sampel Acak(RANDOM SAMPLE)

Sampel acak maksudnya setiap orang mempunyai kesempatan yang

sama untuk dipilih kedalam seluruh unit populasi.

2.Sampel Berstrata(STRATIFED SAMPLING)

Apabila populasi terbagi atas tingkatan maka pengambilan sampel

harus diwakili oleh setiap setrata/tingkata. Contoh penelitian

kehadiran siswa,peneliti harus mengambil sampel dari tiap tiap kls.

3. Sampel Wilayah (AREA SAMPLING)

Sampel wilayah adalah cara yang dailakukan dengan mengambil

wakil dari setiap wilayah yang tedapat dalam populasi. Misalnya

suatu provinsi yang dibagi 10 daerah dipilih beberapa daerah secara

random untuk dijadikan sampel.

4. Sampel Kelompok ( CLASTER SAMPLING)

Sampel yang ditarik dengancara memilih secara random beberapa

strata. Seluruh anggota strata yang dipilih atau sebagaian besar di

masukkan kedalam sampel.

5. Sampel imbang ( PROPORSI SAMPLING)

Sampel ini digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik

sampel berstrata atau sampel wilayah. Kadangkala banyaknya

subyek pada setiap strata atau wilayah tidak sama maka pengam-

bilan subyek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang

dengan banyaknya subyek dalam masing masing strata atau wilayah

6. Sampel Bertujuan ( PURVOSIVE SAMPLING)


Pemilihan sampel bertujuan dilaksanakan atas dasar tujuan tertentu

sesuai dengan tujuan penelitian. Penggunaan metode ini dilakukan

dengan berbagai pertimbangan. Misalnya karena keterbatasan

waktu,tenaga ataupun dana,kita tadak bisa mengambil sampel yang

besar.

7. Sampel Sistematis,

Merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari

Jumlah anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

8. Snowbel Sampling,

merupakan teknik penentuan sampel yang mula mula jumlahnya

kecil,kemudian sampel ini disuruh memilih teman temannya untuk

dijadikan sampel dan begitu seterusnya.

9. Sampel Kuota,

Teknik sampel ini tidak berdasarkan diri pada strata atau daerah

tetapi pada jumlah yang sudah ditentukan. Contoh kita ingin

mengambil sampel 100 orang berubah setelah menentukan jumlah

100 orang kita mencarinya dimana saja samapai didapatkan jumlah

100 orang yang telah ditentukan.

SYARAT SYARAT YANG HARUS DIPENUHI DALAM MENGAMBIL SAMPEL

1.Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri ciri ,sifat sifat atau

karakteristik tertentu yang merupakan ciri pokok populasi.

2.Subjek yang diambil sebagai sampel benar benar merupakan sebjek

yang paling banyak mengandung ciri ciri yang terdapat pada populasi

3.Penentuan karakteristik populasidlakukan dengan cermat di dalam

Studi pendahuluan.
Contoh ;penelitian tentang “PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA SMA

TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI DI SELURUH INDONESIA” sampel yang diambil dari kota kota
besar yang ada di seluruh Indonesia sebagai imbangannya dipilih beberapa sekolah yang ada di kota
kota kecil.

DATA HASIL PENELITIAN

Data adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta,angka grafik,tabel,lambing,objek,kondisi


dan situasi. Data merupakan bahan baku informasi untuk mencapai tujuan dalam penelitian
memerlukan data yang benar yang dapat diproleh di lapangan sesuai dengan topic dalam penelitian.

SYARAT SYARAT DATA

1.Data harus objektif, artinya data harus sesuai apa adanya .

2.Data harus mewakili (RESPRESENTATIF).

3.Data harus mempunya kesalahan baku yang kecil.

4.Data harus tepat waktu.

5.Data harus ada hubungannya dengan persoalan yang dipecahkan.

KEGUNAAN DATA

1.Mengetahui dan memproleh gambaran tentang sesuatu keadaan

atau persoalan yang ada di masyarakat.

Misalnya; Sebanyak 20% penduduk Indonesia dibawah garis kemis

kinan dengan data tersebut penanggulangannya dapat dilakukan

dengan cara mencari solusi.

2.Membuat keputusan atau Memecahkan masalah atau persoalan

Misalnya, prnduduk desa A terkena wabah demam berdarah sehing

ga banyak yang meninggal. Penyebabnya adalah nyamuk yang

bersarang di got rumah, upaya yang harus dilakukan adalah menga

dakan penyuluhan dan melakukan penyemprotan.

JENIS JENIS DATA

A. MENURUT CARA PEROLEHANNYA


1. Data Primer, data yang didapat langsung dari lapangan atau lab,

dikumpulkan,diolah oleh organisasi atau perongan. Contoh petugas

sensus.

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh suatu organisasi atau

perorangan dari pihak lain. Contoh data tentang warga yang boleh

ikut PEMILU kita bisa memprolehnya dari data di biro kependu -

dukan di kelurahan setempat.

B. MENURUT SIFATNYA

1. Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka misalnya 12 %

Penduduk kota bekasi di bawah garis kemiskinan rata rata 50 %

Siswa siswi di kota bekaasi masuk Unevesitas Negeri.

2. Data kualitatif, adalah data yang tidak dibentuk berdasarkan angka

melainkan dengan cara objetif/dengan kata kata. Misalnya pengang

guran di klota bekasi meningkat akibat kerisis moneter, atau rakyat

semakin sejahtra karena pembangunan di kota bekasi berhasil.

C. MENURUT SUMBERNYA

1. Data internal

2. Data eksternal

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengupulan data dilakuan dengan berbagai cara :

a. Studi pustaka
b. Kuesioner
1.tertutup
2.terbuka
3.semiterbuka

c. Wawancara

1.wawancara bebas
2.wawancara terpimpin

3.wawancara bebas terpimpin

d. Observasi

1.obsevasi partisipan

2.observasi simulasi/no partisipan

LANGKAH LANGKAH PENELITIAN

1. Menetapkan dan membatasi objek atau pokok permasalahan

( penelitian social)

Menetapkan objek penelitian dimaksudkan untuk membatasi isi dan

arah penyelenggaraan penelitian,serta menetapkan metodologi

penelitian yang paling cocok. Selain itu kita harus membatasi objek

penelitian supaya menghidari kesalahan penafsiran atas objek atau

persoalan yang akan diteliti.

2. Mengajukan hipotesis,

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatau masalah.

Hal ini bertujuan sebagi pegangan untuk menentukan penelitian.

3. Mengumpulkan data dan informasi.

Merupakan kegiatan lapagan untuk mendukung pokok persoalan

dan hipitesis yang diajukan.

4. Mengolah data dan menguji hipotesis.

Mengidetifikasi,menyeleksi,mengatur dan menafsirkan data yang

benar benar bermanfaat bagi penelitisn. Dari data inilah peneliti

dapat menguji hiotesis sehingga peneliti bisa mengambil kesimpulan

apakah hipotesisnya bisa diterima atau tidak.

5. Mengambil Kesimpulan
Setelah data diolah dan di uji langkah selanjutnya menarik kesimpilan

6. Melaporkan hasil Penelitian.

Melaporkan hasil penelitian merupakan produk akhir suatu penelitian

Pelaporan ini berbentuk tulisan dan juga tidak ditulis yaitu dengan

mempresentasikan didepan publik.

7. Setelah selesai penulisan laporan laporan dapat didiskusikan ada 3 diskusi ;

a. Diskusi Panel.sebuah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membahas satu topik yang

menjadi perhatian umum.

b.Simposium,pertemuan yang diselanggarakan untuk membahas prasaran prasaran mengenai suatu

masalah.

c. Seminar,pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah dibawah pimpinan ketua

sidang.

8. yang harus diperhatikan dalam diskusi

a.Mengikutsertakan seluruh siswa dalam diskusi

b.Tidak mendominasi pembicaraan

c. Mematuhi tatatertib dalam diskusi

d. Tidak ada perasaan untuk menang sendiri

e. Menjaga etika dalam berdebat

f. Setiap peserta diberi kepercayaan untuk turut serta dalam diskusi

9.Manfaat Diskusi

a, siwa berani untuk mengeluarkan pendapat

b, siswa mampu berfikir secara keritis ,kreatif dan inovatif

c.sisawa berani tampil untuk memperaktekan pengetahuan yang telah didapatkannya.

Royaniajah.123@mail.com

Anda mungkin juga menyukai