I
PERUBAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT
1
HAKIKAT PERUBAHAN SOSIAL
Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai variasi dari cara-
cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi atau penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat.
Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Kemajuan
(progress) terjadi apabila perubahan yang ada mampu menciptakan kemudahan bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini diartikan sebagai
proses pembangunan masyarakat kearah yang lebih baik. Perubahan yang ada dikatakan
berupa kemunduran (regress) apabila perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada
aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan.
1. Teori Siklus
Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada
dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi sebelumnya. Pola
perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.
2. Teori Perkembangan
Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke titik tujuan tertentu,
seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks.
Teori ini dikenal dengan teori perkembangan atau linier. Teori perkembangan dibagi
menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi.
1. Teori Modernisasi
Teori modernisasi melihat bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan mengikuti
jalan yang sama dengan negara industri di Barat. Cara tersebut adalah melalui proses
modernisasai sehingga Negara terbelakang menjadi Negara berkembang.
2. Teori Ketergantungan
Melihat bahwa ada ketergantungan secara ekonomi antara negara-negara dunia ketiga
dan Negara-negara industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan pinjaman dan
investasi dari negara-negara industry. Ketika negara industri berkembang, negara dunia
ketiga semakin terbelakang dengan proses kolonialisasi dan neokolonialisasi.
3. Perubahan Kecil
Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
4. Perubahan Besar
Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya,
seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
Perubahan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu yang menjadi pendorong terjadinya perubahan, yakni faktor pendorong yang
datangnya dari dalam masyarakat itu sendiri (internal) dan faktor pendorong yang
datannya dari luar masyarakat (eksternal)
Faktor Internal
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
2. Penemuan-penemuan baru
Penemuan baru dibedakan dalam pengertian invention dan discovery. Invention adalah
proses menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengobinasi atau menyusun
kembali unsur-unsur kebudayaan lama dalam masyarakat. Discovery adalah penemuan
unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi
invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan
tersebut.
Penemuan baru pada umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada
masyarakat, antara lain:
1. Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang lain. Penemuan baru seperti
radio, handphone… dll akan memancarkan pengaruhnya ke berbagai arah.
1. Beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Misalnya, penemuan
mobil, kereta api, dan telephon menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat-pusat kehidupan di
daerah pinggiran kota yang dinamakan suburban.
1. Pertentangan masyarakat
2. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Faktor Eksternal
1. Lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
2. Peperangan
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain dapat terjadi
secara langsung ataupun tidak langsung, proses tersebut disebut difusi. Masuknya
pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan
penetrasi (pemasukan)
Akulturasi
Asimilasi
Sintesis
Penetrasi paksa (penetration violence), yaitu masuknya sebuah kebudayaan dilakukan
secara paksa dan merusak.
Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi dalam masyarakat tersebut lama kelamaan akan
menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian akan dijumpai anomie (tanpa aturan), yaitu
suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik
dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah.
Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat antara
lain dapat berbentuk:
1. Pergolakan daerah
2. Aksi protes dan demonstras
3. Kriminalitas
4. Kenakalan remaja
A.Perubahan Sosial
Perubahan social adalah perubahan yang terjadi dalam lembaga lembaga social atau struktur sosial
melalui sestem,social,nilai nilai ,tindakan social,pola prilaku soaial yang terjadi dalam struktur social.
1.Mac Iver, Perubahan sosiala adalah perubahan yang terjadi dalam hubungan social (socil relation)
atau perubahan terhadap keseimbangan ( ekulibrium) hubungan social
2. Kingsley Davis, Perubahan social merupakan perubahan perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi masyarakat.
3. Gilin dan Gilin, Perubahan social adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup
yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi,kebudayaan material,komposisi
penduduk ,Maupun adanya difusi atau penemuan penemuan baru dalam masyarakat.
4.Wiliam F. Ogbrun, Perubahan social adalah yang mencakup unsur unsur kebudayaan baik material
maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur unsur kebudayaan material
terhadap unsusr immaterial.
5.Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan
didalam suatu masayrakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,termasuk nilai,sikap dan perilaku
diantara kelompok –kelompok daalam masyarakat.
6.Samuel Koenig, perubahan sosial adalah modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
7. Emil Durkhem,
1.Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan
social(DINAMIS) baik secara lambat (EVOLUSI) maupun secara cepat (REVOLUSI).
2.Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertenti akan diikuti dengan perubahan pada
lembaga lembaga social linnya.
3.Perubahan social yang cepat (REVOLUSI) dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat
sementara sebagai peroses penyesuaian.
4. Perubahan tidak dibatasi dalam bidang material atau bidang spiritual karena keduanya memilki
hubungan timbal balik yang kuat.
1.Difusi,
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur unsur kebudayaan yang meliputi ide ide,keyakinan,hasil
kebudayaan dan sebagainya dari individu keindividu lain,dari suatu golongan kegolongan lain dalam
suatu masyarakat ,atau dari suatu masyarakat kemasyarakat yang lainnya.
a. Difusi intra masyarakat ; penyebaran budaya yang erjadi dalam masyarakat itu sendiiri
b.Difusi antarmasyarakat ; penyebaran kebudayan dari masyarakat yang satu kemasyrakat yang
lain.
a.Difusi simbiotik
3.parasistik ; satu kelompok merasa dirugikan yang satu kelompok merasa untung
2.Penetrasi
3. Akulturasi, Masuknya kebudayaan asing kedalam kebudayaan stempat kebudayaan asing lambat laun
diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiiri tanpa menghilangkan sifat khas keperibadian
kebudayaan sendiri.
4.Asimilasi, merupakan percampuran budaya baru kedalam budaya setempat dengan berinteraksi dan
bergaul secara lansung dan intensif dalam waktu yang lama dan kebudayan dari golongan golongan baru
akan berubah sifatnya dengan demikan menghasilkan budaya baru.
5.pendidikan, dengan adanya pendidikan yang maju masyarakat akan melakun discovery,percaya
diri ,inovatif dan religius.
6.Akomodasi, Suatu cara penyesuan terhadap budaya budaya yang sudah ada atau terhadap lingkungan
Manusia itu berada sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
a. memancar
Pola Pemancar, yaitu Yaitu penemuan baru yang hasilnya memancarkan pengaruh dalam berbagai
bidang kehidupan di masyarakat seperti politik,ekonomi,sosial,budaya,agama dll.Dengan kata lain
penemuan baru yang diterapkan di masyarakat mempunyai dampak yang sangat besar dalam kehidupan
masyarakat. Keterpengaruhan tata kehidupan masyarakat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Pengaruh penemuan baru dapat berdampak pada perubahan struktur kehidupan sosial
budaya masyarakat.Penemuan baru seperti televisi,radio,internet pengaruhnya memancar ke
berbagai arah yang menyebabkan perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan dan adat
istiadat.
b. Penemuan menjalar. Penemuan baru mengakibatkan perubahan perubahan yang menjalar
dari satu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyrakatan lainnya.pengaruh tersebut dapat
digambarkan sebagaia
berikut;
P1 P2 P3
P
Pola Menjalar, artinya Yaitu suatu penemuan baru menyebabkan perubahan-perubahan yang menjalar
dari suatu lembaga kemasyarakatan ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainya.Penemuan pesawat
terbang membawa pengaruh terhadap metode peperangan, kemudian menambah perbedaan kekuatan
antara negara-negara besar dengan negara-negara kecil, kemudian berpengaruh pada kekuasaan
industri-industri besar.
2)seorang anak bermain alat musik yang ia ciptakan sendiri, akhirnya ada produser musik yang tertarik
untuk memproduksi alat musik yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, karena sang anak mau untuk
bekerja sama untuk menghasilkan lebih banyak alat musik, akhirnya trend gitar dan drum pun hilang,
karena diilengserkan oleh alat musik terbaru.
3)orang orang ber-gosip bahwa bumi itu datar, akhirnya mereka terus menggali informasi dan
melakukan penelitian akhirnya mereka mempublikasikan karya mereka bahwa bumi itu datar, alhasil
teori bumi datar menjadi trend dan menjadi kontrovensi.
4)penemuan buku awalnya hanya untuk menunjukkan gagasan para pemikirnya, tetapi sekarang industri
membuat buku berbagai macam jenis; seperti atlas, majalah, komik.
P
1 Beberapa jenis penemuan baru mengakibatkan timbulnya satu
Pola memusat, artinya penemuan baru yang mengakibatkan satu jenis perubahan. Contoh : penemuan
mobil, kereta api, dan sarana transportasi lainnya yang menyebabkan semakin efesiennya gerak
masyarakat.
a. kelahiran (NATALITAS,FERTILITAS,)
b. migrasi
c. kematian
a. factor alami
b. ulah manusia
b.institusionalisasi,; pelembagaan
7.Terjadinya peperangan
5.heterogenitas masyarakat
1.unilinear. setiap masyarakat mengikuti jalur evolusi yang sama.Setiap masyarakat berasal dari
bentuk yang lebih komleks dan masing masing melewati proses perkembangan yang seragam. Contoh
perkembangan peradaban Manusia dari perimitif,tradisional sampai modern.
2.multilinear, perubahan manusia memilki jalur berbeda untuk mengarah pada masyarakat modern
atau industrialisasi,masyarakat tidak perlu melewati urutan tahapan yang sama seperti masyarakat lain.
b. Teori Siklus
c. Teori Konflik ( Kal Marx)
e. Multilinier
f. Linier (laurer)
g. Revolusi
Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial pada masyarakat merupakan sesuatu yang
tidak dapat direncanakan atau diarahkan. Misalnya perubahan mode pakaian atau gaya
hidup.
eperti gaya hidup, teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial bisa saja terulang kembali.
Misalnya pada waktu tahun 1970an, scooter digandrungi oleh anak muda. Sekarang pada
2018 kegandrungan anak muda terhadap scooter mulai bangkit kembali.
Contohnya, pada awal kemunculannya, mobil digerakkan oleh tenaga bensin dengan mesin 1
silinder dan tidak dapat ngebut, tetapi karena inovasi dan kreasi, sekarang mobil bergerak
dengan tenaga bensin yang lebih efisien, dengan mesin yang terkadang lebih dari 4 silinder
dan bisa ngebut sampai 400km/jam.
Setelah kita mengetahui bagaimana perubahan sosial merubah masyarakat, sekarang mari
kita pelajari teori apa saja yang menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan
sosial.
Teori Perubahan Linier
Teori ini percaya bahwa perubahan sosial dapat diarahkan ke titik tujuan tertentu, seperti
perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang modern. Contohnya,
perkembangan bangsa Indonesia dari zaman penjajahan, mempertahankan kemerdekaan,
sampai dengan saat ini.
Jika diibaratkan, maka teori linier ini beranggapan bahwa perubahan sosial yang terjadi
memberikan kemajuan bagi masyarakat (grafis naik).
Teori Konflik
Salah satu teori yang berpengaruh adalah teori konflik yang digagas oleh Karl Marx. Marx
berpendapat bahwa perubahan sosial tercipta akibat adanya pertentangan antar kelas atau
konflik. Dalam contoh yang diberikan dalam bukunya “Das Capital”, Marx melihat konflik
antara 2 kelas sosial, yaitu kaum borjuis dan kaum proletar. Dimana kaum borjuis
adalah orang yang kaya dan punya uang sedangkan kaum proletar adalah para buruh, baik
buruh pabrik, buruh, bangunan, buruh kantoran, juga buruh lainnya.
Bu
sana yang menunjukkan perbedaan kelas sosial remaja di Inggris, 1930an (sumber:
rarehistoricalphotos.com)
Gerakan sosial merupakan sumber dari perubahan sosial. Ketidakpuasan terhadap kondisi
tertentu yang ada di masyarakat terkadang dapat menimbulkan sebuah gerakan sosial. Hal
ini terjadi pada saat sejumlah besar orang mengorganisasikan diri untuk memperjuangkan
sebuah perubahan. Contoh di Indonesia sendiri adalah pada saat Prita Mulyasari kalah dalam
tuntutan yang di ajukan oleh R.S Omni Internasional. Prita yang kalah saat itu diwajibkan
membayar denda sejumlah Rp.204 juta oleh pihak pengadilan. Masyarakat yang tergerak
hatinya akhirnya memunculkan sebuah gerakan sosial berupa “Koin Keadilan” dimana
masyarakat menyumbang uang koin untuk membayar denda yang dikenakan kepada Prita.
Koi
n Untuk Prita (Sumber: Tempo.co)
Sudah mengerti kan gimana perubahan sosial itu terjadi dan faktor penyebabnya apa?
Sebenarnya perubahan sosial terus terjadi setiap hari dalam skala kecil atau besar, tetapi
terkadang kita tidak menyadari, bahwa hal yang sedang terjadi itu merupakan cara untuk
membuat perubahan sosial atau dampak dari perubahan sosial.
Teori Fungsional
Teori fungsional menurut para ahli banyak mengambarkan tentang ketaraturan kehidupan
bersama antar masyarakat. Keteraturan hidup ini dijalankan sebagimana mestinya yang
berjalan searah dengan jarum jam, manusia dan perubahan adalah hal yang mutlak sehingga
tidak bisa dihindari akan tetapi manusia tetap memiliki keseimbangan sosial, dengan adanya
kondisi tersebut seringkali menekankan pada order (keteraturan) dan berlawanan dengan teori
konflik menurut para ahli.
Teori Fungsional
Teori fungsional adalah istilah teori yang berasal dari Bahasa Inggris “functional theory” yang
berusaha secara fungsionalis melacak faktor penyebab perubahan sosial masyarakat sampai
ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi memengaruhi kehidupan
mereka. Teori ini berhasil mempersingkat perubahan sosial yang tingkatnya moderat, bukan
memandang pada konflik sosial sebagai bagian kehidupan manusia.
William Ogburn
William Ogburn adalah tokoh ilmu sosial berusaha memeperjelas padangan perubahan sosial
dalam kerangka fungsionalis. Menurut William meskipun unsur kehidupan masyarakat saling
berhubungan diantara perbedaan yang ada, akan tetapi beberapa unsurnya bisa saja berubah
dengan sangat cepat sementara unsur lainnya berjalan dengan lamban sehingga keadaan ini
menjadikan ketertinggalan yang berakibat pada bentuk kesenjangan sosial dan
budaya. Selengkapnya, baca; Pengertian Kesenjangan Sosial, Dampak, dan Contohnya di
Masyarakat
Tokoh ini juga menyebutkan bahwa pengaruh teknologi dalam teori fungsionalis akan
menyebabkan perubahan yang berpengaruh besar dalam kehidupan, keadaan ini karena
masyarakat mengalami kemajuan dalam kehendak yang dilakukannya. Meskipun begitu semua
akan berjalan sesuai dengan kebutuhan, sejalan dengan kesadaran masyarakat yang
terbentuk,
Dari penjelasan mengenai teori fungsional diatas, dapat dikatkan bahwa pandangan mengenai
teori fungsional ini lebih mengarah pada perubahan sosial. Perubahan sosial yang diarahkan
selalu menjadi jalan dalam terbentuknya masyarakat yang sesuai dengan keadaan dan
kenyataan yang ada. Selengkapnya, baca; “Perubahan Sosial” Pengertian, Proses, Teori,
Bentuk, Faktor, dan Dampaknya
Berbagai contoh yang bisa menjelaskan tentang teori fungsional ini, antara lain adalah sebagai
berikut;
Alat kontrasepsi yang dipergunakan masyarakat pada saat ini dilakukan berdasarkan pada
kebutuhan yang awalnya ditentang banyak pihak, penentangan ini muncul karena anggapan di
larang oleh agama, dan tidak pantas secara kehidupan sosial.
Akan tetapi lambat laun dengan kesadaran masyarakat bahwa jumlah penduduk harus
dikendalikan akhirnya masyarakat menyadari pentingnya penggunaan alat ini, apalagi setelah
masyarakat merasaan manfaatnya bahwa penggunaan alat kontrepsi bukan hanya dilakukan
dalam pengendalian penduduk akan tetapi dilakukan dalam upaya menjaga kesehatan yang
ada pada sisi psikologis keluarga.
Keadaan mengenai awal mula pertentangan dalam pengunaan alat kontrasepsi dan akhirnya
diterima masyarakat ini secara utuh dikaji dalam teori fungsional bahwa kesadaran masyarakat
akan terbentuk dengan adanya paradigma atas pengetahuan baru yang di dapatkannya.
Awal mula perkembangan media sosial dianggap sebagai salah satu bentuk ancaman bagi
intraksi sosial langsung, karena manjakan masyarakat dengan hubungan secaa elektronik.
Banyak pihak yang memilih tidak menggukan media sosial, akan tetapi pada akhirnya dengan
kesadaran masyarakat yang terjadi serta betapa pentingnya media sosial ini menjadikan nilai
kebutuhan bahwa media sosial adalah bagian daripada syarat interkasi sosial dalam
masyarakat yang terjadi dengan sangat gampang.
Pertentangan masyarakat dan ketidakterimaan masyarakat dalam hal-hal yang baru inilah pada
akhirnya diterima menjadi salah satu intisari daripada teori fungsional dijalankan, kajian
mengenai teori ini terlepas begitusaja dengan konflik, karena semua berjalan sebagaimana
waktunya. Meskipun demikian banyak pertentangan yang muncul, salah satu pertentangan atau
kritik yang ada dalam teori fungsional ini adalah pandangan yang sama terhadap teori struktural
fungsional yang hanya dijakaji dengan proses menunggu.
Demikianlah pembahasan dan penjelasan secara lengkap mengenai teori fungsional menurut
para ahli dan contohnya, semoga dengan adanya penjelasan ini bsia memberikan wawasan
dan pengetahuan bagi segenap pembaca yang pada saat ini sedang membutuhkan referensi
mengenai “teori sosiologi”. Khususnya, pada teori fungsional, trimakasih.
2).terdapat pemimpin yang memimpin perubahan dalam masyarakat dan mampu menampung
a. Peruabahan Kecil
b. Perubahan besar
3. BERDASARKAN PROSESNYA
a. Perubahan Struktural
Sementara itu, revolusi adalah sebutan bagi perubahan yang berlangsung dengan sangat
cepat. Revolusi mengubah dasar dari kehidupan pokok di masyarakat. Salah satu contohnya
yang pernah mengubah dunia adalah Revolusi Industri di Eropa, saat itu pabrik yang bekerja
dengan alat tradisional digantikan dengan mesin-mesin besar. Syarat terjadinya evolusi
harus ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh
masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.
Ser
angan bom di Damaskus, Suriah yang menimbulkan kerusakan infrstruktur dan korban jiwa
(sumber: panjimas.com)
Dampak Positif
Adanya penemuan - penemuan baru tersebut dapat membantu aktivitas manusia
Membentuk pola pikir masyarakat agar lebih rasional dan ilmiah
Bermunculan ide - ide kreatif yang sesuai dengan perkembangan zaman
Dampak Negatif
Masuknya kebudayaan dari luar yang tidak sesuai dengan nilai dan norma - norma yang
telah terbentuk
Dapat menghilangkan kebudayaan asli dari suatu wilayah atau negara
Bermunculan penyimpangan - penyimpangan sosial yang baru
Pembahasan
Perubahan sosial adalah suatu perubahan yang terjadi di tengah - tengah masyarakat baik
itu perubahan pada nilai, norma, hingga dengan tingkah laku masyarakat. Perubahan sosial
yang terjadi di tengah - tengah masyarakat disebabkan oleh adanya faktor pendorong,
diantaranya :
Adanya perubahan jumlah penduduk
Adanya peperangan atau konflik yang terjadi di wilayah tersebut
Adanya bencana alam yang terjadi di wilayah tersebut
Adanya penemuan - penemuan baru
Masuknya kebudayaan dari luar ke dalam suatu negara
Berdasarkan sifatnya, perubahan sosial dapat dikategorikan menjadi dua macam
diantaranya :
1. Perubahan kecil, adalah perubahan sosial yang tidak memberikan pengaruh atau dampak
secara langsung kepada masyarakat. Adapun contoh perubahan kecil antara lain :
2. perubahan besar, adalah perubahan sosial yang dapat memberikan pengaruh secara
langung terhadap masyarakat dengan adanya perubahan sosial tersebut. Adapun contoh
perubahan besar antara lain :
a. Reorganisasi
b. Modernisasi
1. bersedia menerima gagasan gagasan baru dan melaksanakan cara cara baru
d. Transformasi politik.
e.Integrasi
g. Pencemaran Lingkungan
BAB II
A. PENGERTIAN GLOBALISASI
Globalisasi adalah perubahan yang mendunia diamana batas batas wilayah tidak penting lagi dalam
Kehidupan untuk berinteraksi dengan masyarakat di seluruh dunia.Globalisasi adalah sebagai keter
Kaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusaia di seluruh dunia melalu perdagangan
b. Terdapat persepsi diri yang bersifat transnasional di berbagai ranah seperti media massa,komunikasi
dan pariwisata.
c. Meningkatnya kepedulian terhadap bahaya ekologi global dan tindakan untuk mengatasinya.
d. Komunitas tenaga kerja,dan modal semakin tidak terikat dalam suatu wilayah.
2. Martin Albrow,Globalisasi keseluruhan p;roses ketika penduduk dunia tergabung dalam masyarakat
3. ELLy M. Setiadi dan Usman Kolip, Globalisasi merupakan istilah yang berhubungan dengan
peningkatan keterkaitan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan,
investasi ,pejalanan,budaya popular,jaringan komunikasi dan bentuk bentuk intraksi yang lain.
2. PERKEMBANGAN GLOBALISASI
a. Pendidikan
b. Perdagangan /ekonomi
c. Sosial budaya
d. politik
e. kemajuan teknologi
Masyarakat yang pro globalisasi menganggap bahwa melalui globalisasi pemerataan kemajuan ilmu
b. Grakan Antiglobalisasi
Masyarakat yang anti globalisasi ,menyakini bahwa globalisasi hanya akan merusak tatanan dunia
a. Bidang Ekonomi
Pengaruh ekonomi dengan kaum kapitalis ,adalah sebuah system ekonomi yang ditandai dengan
kepemilikan swasta sarana produksi,dari mana keuntungan pribadi dapat diturunkan melalui kompetisi
pasar dan tanpa campur tangan pemerintah.
Sistem kapitalis yang berkembang di berbagai dunia juga ditandai munculnya produk revolusi
teknologi, Berbagai hasi industry dan teknologi terkini menjadi alasan globalisasi semakin berkembang
di berbagai belahan dunia.
Budaya merupakan pengetahuan ,bahasa,nilai nilai ,kebiasaan,dan benda benda yang diwariskan
dari orang kepada orang dan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam kelompok manusia atau
masyarakt.
Globalisasi mendorong hubungan kerja sama antarnegara semakin meningkat baik dalam social
budaya,ekonomi,maupun pendidikan. Bahkan beberapa Negara telah bergabung dan membentuk
organisasi yang secara khusus dibentuk untuk menghadapi pengaruh globalisasi . Dengan
demikian ,kesadaran masyarakatdalam menghadapi globalisasi semakin meningkat.
1. Neokolonialisme
Ada beberapa permasalahan yang mucul dari neokolonialisme adalah sebagai berikut;
b. eksploitasi sumber daya alam meningkat sehingga terjadi kerusakan lingkungan terutama di Negara
Negara berkembang.
c. tidak hanya sektor ekonomi ,kapitalisme mulai memilki pengaruh pada sector politik(Negara) di
2. Budaya Populer
3. Konsumerisme,konsumif,hedionisme,sekularisme,fedalisme.primordilalisme.
4. Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan bisa terjadi secara alami dan ulah tangan manusia. Oleh karena itu kita
hendaknya menjaga lingkungan alam sekitarnya dengan cara ;
3. Mewujudkan Glokalisasi.
Mengajarkan kita kesempatan yang bisa dioptimalkan untuk menghadapi tantangan globalisasi . oleh
karena itu kita harus melestarikan kebudayaan yang kita miliki. Contoh, Kita harus bisa memanfaatkan
budaya sendiri yang ada dilingkungan sekitar kita misalnya gamelan,nasi goreng,batik ,masakan padang
dan sebagainya.
dan sejahtara. Setiap individu yang memilki rasa nasionalisme tidak akan rela tanah airnya dinodai
dengan konflik sesame bangsa sendiri. Pada dasarnya individu tersebut akan menjaga persatuan dan
kesatuan dan menghargai persatuan dan peramaian.
2.Sikap toleransi;
Setiap kelompok mempunyai perilaku dan sosial budaya yang beragam. Sehingga sikap toleran adalah
sesuatu yang mutlak dalam masyarakat multicultural.
3.Sikap inklusif;
Sikap inklusif merupakan kesediaan untuk menerima dan mengakui kehadiran individu lain yang
memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda dengan dirinya.
4. Sikap akomodatif;
Sikap akomodatif merupakan sikap kerelaan menerima aspirasi dari kelompok sosial lain yang
berbeda, sikap ini dapat mengurangi potensi konflik maupun disintegrasi.
5.Sikap demokratis;
Sikap demokratis merupakan sikap menghormati persamaan hak asasi manusia tanpa melihat latar
belakang prbedaan.
6.Membangun komunikasi;
Komunikasi antar kelompok baik itu suku,ras,mapun agama,sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Komunikasi yang terbuka dan dilandasi dengan rasa nasionalisme secara kekeluargaan
tentunya dapat mencegah terjadinya konflik sosial.
BAB III
Ketimpangan sosial diartikan sebagai perbedaan yang mencolok antara satu keadaan dengan keadaan
lain.
a. Faktor alami
b. Faktor noalami
1. Pengaruh globalisasi
b.Berani bertanggung jawab atau berani mengambil resiko dari setiap keputusan yang penting
a. Ketimpangan Pendidikan
2. merasa gengsi
1. Diskriminasi Sosial
2. Kecemburuan Sosial
3. Monopoli
4. Konflik Sosial
Filantrofi adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia seta nilai
kemanusiaan,sehinga menyumbangkan waktu,uang dan tenagamya untuk menolong orang lain. CIRI
CIRI SIKAP Filantrofi adalah;
a. Respon sosial,
Filantropi yang terbentuk melalui respon sosial bersumber dari kesadaran pribadi individu dalam
Menerapkan keadailan sosial. Selain itu sikap ini merupakan reaksi setelah melihat kondisi sosial
yang menimbulkan pemikiran untuk berbagi terhadap mereka yang membutuhkan bantuan.
b. Sikap Religius
Filantropi yang terbentuk secara religius ini didasari oleh ajaran agama. Setiap agama pasti
memiliki tentang keadilan serta mengajarkan kepada pemeluknya mengenai kesedian dalam
berbagi kepada orang lain. Filan tropi yang terbentuk yang secara religius memiliki kaitan
BAB 1V
LEMBAGA SOSIAL
Lembaga social adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat
dianggap penting . Lembaga social berkaitan erat dengan asosiasi atau organisasi .Asosiasi merupakan
perwujudan dari lembaga social.
KOENTJARANINGRAT,Lembaga social adalah sistem terpola yang menjaga kelakuan individu dan
berpusat pada aktivitas aktivitas khusus untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam bermasyarakat.
WILIAM GRAHAM SUMMER,Lembaga social yang bersudut pandang pada kebudayaan yaitu sebagai
perbuatan dan cita cita sikap dan perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sifat kekal dan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
1.Merupakan organisasi pola pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktiifitas
kemasyarakatan beserta hasil hasilnya wujudnya dapat berupa;
c).cara (USAGE)
d).kebiasaan (FOLKWAYS)
e).hukum (LAW).
2.Lemgaga social bisa berlaku dalam waktu yang cukup lama secara turun temurun karena itu perlu
3.Lembaga social memiliki tujuan tertentu antara lain menjaga kelangsungan hidup masyarakat beserta
4.Lembaga social memilki alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
5.Lembaga social memilki lambang lambang tertentu yang menggambarkan fungsi dan tujuannya.
6.Lembaga social memilki tradiisi tradisi tertentu ada yang tertulis dan tidak tertulis . Didalamnya
a.Sistem hubungan social,jaringan peran dan dan status yang menjadi wahana untuk melaksanakan
perilaku tersebut.
b.Nilai nilai umum, mengacu pada cita cita dan tujuan bersama.
c.Prosedur umum, pola prilaku yang dibakukan dan diakui.
1. Kausal Linier,
Dalam pandangan ini,aksi aksi interaksi manusia apabila dianggap benar dan baik dan efektif maka
akan dilakukan secara terus menerus (proses pengawetan) yang pada akhirnya menjadi lembaga
social.
2. Korelasi Fungsional
Dalam pandangan ini ,lembaga social sudah ada tapi manusi mempunyai selra ,kebutuhan,kereatifitas
yang semakin bertambah .Perubahan prhatian manusia akan membuat sebuah pola kultur baru yang
a. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku atau
bersikap dalam menghadapi masalah masalah dalam masyarakat terutama yang menyangkut
keutuhan keutuhan.
c. Memberikan pegangan pada masyarakat untuk mengadakan system pengendalian social (social
1.Institusionalisasi.
Institusionalisasi atau proses pelembagaan adalah sebuah proses yang dilewati oleh suatu norma
Kemasyarakatan yang baru untuk menjadi suatu bagian dari salah satu lembaga social jadi ini adalah
proses suatu norma hingga oleh masyarakat dikenal ,diakui,dihargai dan kemudian ditaati dalam
2. Internalisasi
Internalisasi adalah proses sebuah norma menjadi sesuatu yang sangat dekat dengan masyarakat
sehingga norma tersebut mendarah daging dalam jiwa masyarakat (INTERNALEZED).
3. Pengawasan Social
Pengawasan social merupakan sebuah system diaman agar nilai nilai yang ada agar dapat dilaksana
kan dengan semestinya maka perlu ada sebuah cara agar norma dan nilai lembaga tersebut dipatuhi
a. Preventif,adalah sesuatu yang berkaitan dengan usaha usaha pencegahan terjadinya sauatu masalah
b. Persuasif, adalah segala sesuatu dengan cara ajakan terhadap anggota masyarakat untuk memberikan
c. Represif, adalah usaha untuk mengembalikan segala sesuatu yang pernah mengalami gangguan
a) CRESCIVE INSTITUTIONS, Lemabag social yang tumbuh secara tidak sengaja dari adat istiadat yang ada
b). ENEKTED INSTITUTIONS, Lembaga social yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu,lembaga ini
tumbuh dari kebiasaan dan kebutuhan warga masyarakat hingga system tersebut diatur dan disah
a) . GENERAL INSTITUTIONS, menunjukkan bahwa lembaga tersebut telah dikenal luas oleh lapisan
b. RESTRIKTED INSTITUTIONS, menunjukka lembaga social hanya dianut oleh masyarakat tertentu .
a), BASIC INSTITUTIONS, Lembaga social dianggap penting untuk memelihara dan mempertahankan
b). SUBDIARY INSTITUTIONS, Lembaga social yang merupakan berkaitan dengan kegiatan yang diangga
kurang penting dalam masyarakat .contohnya kegiatan rekreasi,belanja dan olah raga.
a). APPROVED/ SOCIAL SANCTIONED INSTITUTIONS,Merupakan lembaga social yang diterima dan
perdagangan.
b). UNSANCTIONED INSTITUTIONS, Merupakan organisasi yang dibentuk oleh kelompok untuk mencapai
tujuan tertentu. Organisasi tersebut tidak diakui keberadaannya karena dianggap meresahkan masya
a). OPERATIVE INSTITUTIONS, Merupakan lembaga social yang brtugas menghimpun pola pola atau
cara cara untuk mencapai tujuan lembaga tersebut. Contoh lembaga keluarga,lembaga industry,
lembaga pendidikan.
b). REGULATIVE INSTITUTIONS, Merupakan lembaga social yang bertugas mengawasi adat istiadat
1. Lembaga Keluarga.
Dalam kehidupan di masyarakat kita kenal ada tiga macam bentuk keluarga yaitu;
a)> keluarga inti( keluarga batih,somah,nuklier family) yang terdiri dari ayah ibu, anak yang belum
kawin.
b)> keluarga besar(extended family) merupakan ikatan keluarga dalam satu keturunan yang terdiri
c)> keluarga polygamous,terdiri dari beberapa keluarga inti yang dipimpin oleh seorang kepala
keluarga.
b. Interaksi dilakukan berulang ulang lalu menjadi hubungan social yang lebih intim sehingga terjadi
proses perkawinan.
2. Untuk meningkatkan derajat dan status social baik pria ataupun wanita.
1. Terpeliharanya kehormatan
2. Mengubungkan tali persaudaraan
a. Monogami
b. Poligami
c. Poligini
2. Piliandri non fraternal, bila suami bukan berdaik kakak, contoh; orang eskimo,Markases(oceania)
Todan di India Selatan dan beberapa suku bangsa di Afrika timur dan suku Tibet.
1. Endogami
2. Eksogami
b. Conobium symetris.
1. Homogami, Perkawinan antara anak dari dua keluarga yang termasuk dalam lapisan yang sama.
a. Cross causin (sepupu silang) perkawinan angtara saudara sepupu,yakni anak saudara laki laki ibu
b. Paralel causin (sepupu sejajar} perkawianan antara pria dan wanita dimana ayahnya atau ibunya
mereka bersaudara.
Pada msayarakat tertentu,sebuah perkawianan baru di restui oleh pihak keluarga wanita setelah
keluarga pria membayar maskawin / mahar sebagai tanda kesungguhan. Contoh pada Masyarakat
Manggarai (FLORES)
1. Patrilokal (virilokal) , pasangan suami istri tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami.
2. Bilokal pasangan suami istri tempat tinggal secaara bergantian diantara kerabat istri dengan
Kerabat suami.
3. Matrilokal (otorilokal) pasangan suami istri tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat istri.
5. Natalokal, suami dan istri tidak tinggal di tempat yang sama tetapi tinggal ditempat kelahirannya
Masing masing dan hanya bertemu untuk waktu yang relatif pendek.
6. Avunkulokal, pasangan suami istri menetap di rumah saudara laki laki ibu (paman) dari pihak suami.
8. Komonlokal, pasangan suam istri bertempat tinggal dalam kelompok yang terdiri dari orang tua
SUSUNAN KELUARGA
1. Bentuk Keluarga Bilatral
a. Prinsip ambilineal (genetic discent) menghitung hubungan keluarga melalui pihak ayah
maupun ibu.
c. Prinsip Primogenetur,yang menghitung garis keluarga memlalui dari ayah atau ibu yang usianya
tertua saja( sulung) ,mislanya dalam mendapatkan warisan keluarga hanya anak laki laki atau
d. Prinsip ultimogenetur, menghitung garis keturunan melalui ayah atau ibu yang usianya termuda saja
misalnya dalam pembagian warisan keluarga hanya anak laki laki atau perempuan bungsu yang
mendapatkannya.
2. Bentuk keluarga unilateral. System perkawianan yang diambil dari garis keturunan ibu saja,
1.Melanjutkan keturunan
2.sosialisasi
4.proteksi
5.afeksi
6.pemberian ekonomi
7.memberikan pendidikan /edukasi
1.Sektor Agraris
2. Sektor Industri
3. Sektor Perdagangan
Keuntungan.
1.Sistem Feodalisme, Seperangkat lembaga politik ekonomi yang menemptakan pemilik tanah (raja) dan
prajurit- prajurit penjaga kemanan sebagai pelindung warga,serta harta benda dan pengguna tanah.
Sebaliknya warga petani memberi pelayanan dan kesetiaan berupa sebagian besar hasil produksi
pertaniannya kepada raja sehingga sebagian kecil para petani penggarap mendapatkan hasilnya.
Feodalisme menempatkan posisi petani penggarap dan kaum bangsawan secara diskriminatif.
2.Sistem Merkatilisme, system perekonomian yang menempatkan Negara bertanggung jawab untuk
mengendalikan dan mengarahkan segenap kegiatan ekonomi termasuk melarang masuknya seseorang
yang memiliki ketrampilan atau mata pencaharian satu ke mata pencaharian lainnya.
3.Sistem Kapitalisme, system perkeonomian kapitalisme memberikan kebebasan pada pemilik modal
untuk mengembangkan usahnya dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dewasa ini,
kapitalisme modern menganut sistem prinsip-prinsip pemupukan modal,penciptaan usaha dan
ekspansionisme,misalanya amerika serikat.
4.Sistem Komunisme, suatu paham yang dianut oleh masyarak yang menempatkan partai tunggal atau
dictator sebagai wakil rakyat yang memerintah atas nama rakyat. Segenap kordinasi eknomi termasuk
tingkat harga,tingkat gaji,dan jenis barang yang diproduksi di tentukan oleh Negara atau partai yang
berkuasa. Pertanian dikelola secara kolektif dan sistem ekonomi serta tidak memberi peluang adanya
persaingan bebas,misalnya di kore utara dan di kuba.
5.Sistem Sosilisme, yang bertujuan merobak masyarakat ke arah persamaan hak dan pembetasan hak
milik pribadi untuk menciptakan kesejahtraan masyarakat. Paham ini muncul sebagai reaksi atas adanya
ketidak puasan dan ketimpangan pemilikan modal serta ketidakadilan sebagai akibat perkembangan
industrialisasi dan kapitalisme.
5. Mengatur tatacara hubungan sesama manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
8.Sebagai tuntunan mengenai prinsip benar dan salah untuk menghidari prilaku menyimpang.
1. Kepercayaan
2. Praktek keagamaan
3. Simbol keagamaan
4. Umat
5. Pengalaman Keagamaan
4. LEMBAGA HUKUM
Lembaga hukum adalah lembaga social yang dapat memberikan pelayanan social demi terjaganya
rasa keadilan dalam bermasyarakat.
2. Mempertahankan keutuhan masyarakat dengan cara menghimpun norma norma dalam suatu wadah
4. Menegakkan dan mengajukan the rule of law dan penghormatan terhadap hukum
6. Melindungi warga masyarakat dari segala bentuk kejahatan ,perlindungan lemabaga hukum
5. LEMBAGA POLITIK
Lembaga politik adalah perangkat aturan dan status yang menghususkan diri pada plaksanaan
kekuasaan dan wewenang.
Bentuk Negara;
1. Negara Kesatuan
2. Negara Feodal
Bentuk Pemerintahan
1. Republik
2. Monarki
3. Kekaisaran
BENTUK KEKUASAAN
2. Menjalankan undang undang yang sudah disahkan atau yang sudah disetujui
6. LEMBAGA PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan adalah lembaga social yang memberikan wawasan dan pengetahuan kepada
masyarakat.
3.Melestarikan kebudayaan
4.Menanamkan ketrampilan.
7. Transmisi kebudayaan
semangat belajar.
KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal umumnya diwariskan secara turun temurun melalui cerita dari
mulut ke mulut. Kearifan lokal berada dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu dan
permainan rakyat. Kearifan lokal ialah sebagai pengetahuan yang ditemukan
masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu
tempat.
Kearifan Lokal yakni pengetahuan eksplisit yang muncul dari periode yang
panjang dan berevolusi bersama dengan masyarakat dan lingkungan di
daerahnya berdasarkan apa yang sudah dialami. Jadi dapat dikatakan, kearifan
lokal disetiap daerah berbeda-beda tergantung lingkungan dan kebutuhan hidup.
Tekstual,
Beberapa jenis kearifan lokal seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus
yang dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis seperti yang ditemui dalam
kitab tradisional primbon, kalender dan prasi atau budaya menulis di atas
lembaran daun lontar.
Bangunan/Arsitektural
Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya Seni), misalnya keris, batik dan lain
sebagainya.
Hirup katungkul ku pati, paeh teu nyaho di mangsa (Segala sesuatu ada
batasnya, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan).
Kudu inget ka bali geusan ngajadi (Manusia bagian dari alam, harus
mencintai alam, tidak tepisahkan dari alam).
Kearifan lokal lebih menekankan pada tempat dan lokalitas dari kearifan tersebut
sehingga tidak harus suatu kearifan yang belum muncul dalam suatu komunitas
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan, alam dan interaksinya dengan
masyarakat dan budaya lainnya.
Contoh Kearifan Lokal
Hutan Larangan Adat ( Riau )
Bentuk dari kearifan Lokal ini dibuat dengan tujuan untuk agar masyarakat
sekitar bersama-sama melestarikan hutan disana, dimana ada peraturan
untuk tidak boleh menebang pohon dihutan tersebut dan akan dikenakan
denda seperti beras 100 kg atau berupa uang sebesat Rp 6.000.000,- jika
melanggar.
Awig-Awig ( Lombok Barat dan Bali )
Awig Merupakan aturan adat yang menjadi pedoman untuk bertindak dan
bersikap terutama dalam hal berinteraksi dan mengolah sumber daya alam
dan lingkungan didaerah Lombok Barat dan Bali.
Cingcowong ( Sunda / Jawa Barat )
Cingcowong merupakan upacara untuk meminta hujan, tradisi
Cingcowong ini dilakukan turun temurun oleh masyarakat Luragung guna
untuk melestarikan budaya serta menunjukan bagaimana suatu
permintaan kepada yang Maha Kuasa apabila tanpa adanya patuh
terhadap perintah sang maha kuasa.
Bebie ( Muara Enim – Sumatera Selatan )
Merupakan tradisi menanam dan memanen padi secara bersama-
sama dengan tujuan agar pemanenan padi cepat selesai, dan setelah
panen selesai akan diadakan perayaan sebagai bentuk rasa syukur atas
panen yang sukses.
Macam-macam Kearifan Lokal di Indonesia
1. AWIG-AWIG (Lombok Barat dan Bali): Awig-Awig memuat aturan
adat yang harus dipenuhi setiap warga masyarakat di Lombok Barat
dan Bali, dan sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak terutama
dalam berinteraksi dan mengelola sumberdaya alam & lingkungan .
2. REPONG DAMAR (Krui-Lampung Barat): Repong Damar atau hutan
damar, merupakan model pengelolaan lahan bekas lading dalam bentuk
wanatani yang dikembangkan oleh masyarakat Krui di Lampung Barat,
yaitu menanami lahan bekas lading dengan berbagai jenis tanaman,
antara lain damar, kopi, karet, durian.
3. HOMPONGAN (Orang Rimba-Jambi): Hompongan merupakan hutan
belukar yang melingkupi kawasan inti pemukiman Orang Rimba (di
kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi) yang sengaja dijaga
keberadaannya yang berfungsi sebagai benteng pertahanan dari
gangguan pihak luar.
4. TEMBAWAI (Dayak Iban-Kalimantan Barat): Tembawai merupakan
hutan rakyat yang dikembangkan oleh masyarakat Dayak Iban di
Kalimantan Barat, yang didalamnya terdapat tanaman produktif, seperti
durian.
5. SASI (Maluku): Sasi merupakan aturan adat yang menjadi pedoman
setiap warga masyarakat Maluku dalam mengelola lingkungan
termasuk pedoman pemanfaatan sumber daya alam.
6. PAMALI MAMANCING IKAN (Desa Bobaneigo-Maluku Utara): Pamali
Mamancing Ikan merupakan aturan adat yaitu larangan atau boboso.
Pamali Mamancing Ikab ini secara yurisdiksi terbatas pada nilai-nilai
adat, dan agama, tetapi konsep property right ini terbentuk dari pranata
sosial masyarakat yang telah berlangsung sejak lama dalam mengatur
pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.
7. SIMPUK MUNAN/LEMBO (Dayak Benuaq-Kalimantan Timur):
Simpuk Munan atau lembo bangkak merupakan hutan tanaman buah-
buahan (agroforestry) yang dikembangkan oleh masyarakat Dayak
Benuaq di Kalimantan Timur.
8. KOKO DAN TATTAKENG (To Bentong-Sulawesi Selatan): Sebelum
mengenal pertanian padi sawah, orang To Bentong mewariskan lahan
bagi keturunannya berupa kebun (Koko) dan lading yang ditinggalkan
(Tattakeng). Koko adalah lahan perladangan yang diolah secara
berpindah, sedangkan Tattakeng adalah lahan bekas perladangan yang
sedang diberakan.
9. MAPALUS (Minahasa-Sulawesi Utara): Mapalus pada masyarakat
Minahasa, merupakan pranata tolong menolong yang melandasi setiap
kegiatan sehari-hari orang Minahasa, baik dalam kegiatan pertanian,
yang berhubungan dengan sekitar rumah tangga, maupun untuk
kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan umum.
10. MOPOSAD DAN MODUDURAN (Bolaang Mongondow-Sulawesi
Selatan): Moposad dan Moduduran merupakan pranata tolong
menolong yang penting untuk menjaga keserasian lingkungan sosial.
11. KAPAMALIAN (Banjar – Kalimantan Selatan): Kapamalian
merupakan aturan-aturan (pantangan) dalam pengelolaan lingkungan,
misalnya larangan membuka hutan keramat.
12. PAHOMBA ( Sumba Timur- Nusa Tengara Timur ): Gugus
hutan yang disebut Pahomba, terlarang keras untuk dimasuki apalagi
untuk diambil hasil hutanya. Pada hakekatnya pohon-pohon di setiap
pahomba itu berfungsi sebagai pohon-pohon induk yang dapat
menyebarkan benih ke padang-padang rumput yang relatif luas.Karena
itu, jika api tidak menghangus matikan anakan pepohonan itu, proses
perluasan hutan secara alamiah dapat berlangsung. Pepohonan di
pahomba disekitar batang sungai berfungsi sebagai riparian atau
tumbuhan tepain sungai yang berfungsi sebagai filter terhadap materi
erosi, dan sekaligus berfungsi sebagai sempadan alamiah sungai dan
untuk pelestarian air sungai.
13. SUBAK (Bali): Salah satu teknologi tradisional pemakaian air
secara efisien dalam pertanian dilakukan dengan cara Subak. Lewat
saluran pengairan yang ada pembagian aliran berdasarkan luas areal
sawah dan masa pertumbuhan padi dilakukan dengan menggunakan
alat bagi yang terdiri dari batang pohon kelapa atau kayu tahan air
lainnya. Kayu ini dibentuk sedemikian rupa dengan cekukan atau
pahatan dengan kedalaman berbeda sehingga debit air yang mengalir di
satu bagian berbeda dengan debit air yang mengalir di bagian lainnya.
Kayu pembagi air ini dapat dipindah-pindah dan dipasang diselokan
sesuai dengan keperluan, yang pengaturannya ditentukan oleh Kelihan
Yeh atau petugas pengatur pembagian air.
14. TRI HITA KARANA (Bali): Tri Hita Karana, suatu konsep yang
ada dalam kebudayaan Hindu-Bali yang berintikan keharmonisan
hubungan antara Manusia-Tuhan, manusia-manusia, dan manusia-alam
merupakan tiga penyebab kesejahteraan jasmani dan rohani. Ini berarti
bahwa nilai keharmonisan hubungan antara manusia dengan
lingkungan merupakan suatu kearifan ekologi pada masyarakat dan
kebudayaan Bali.
15. BERSIH DESO (Desa Gasang-Jawa Timur): Bersih Deso (bersih
desa) adalah suatu acara adat dan sekaligus tradisi pelestarian
lingkungan yang masih dilaksanakan masyarakat Desa Gasang sampai
sekarang. Dilakukan setiap tahun pada bulan Jawa Selo (Longkang)
dipilih dari hari Jumat Pahing. Masyarakat secara berkelompok
membersihkan lingkungan masing-masing seperti jalan, selokan umum
dan sungai. Setelah selesai melaksanakan bersih deso secara
berkelompok mereka menyelenggarakan upacara semacam “sedekah
bumi” dengan sajian satu buah buceng besar, satu buceng kecil, sayur
tanpa bumbu lombok tanpa daging, berbagai macam hasil bumi yang
biasa disebut “pala kependhem” dan “pala gumantung”.
16. WEWALER (Desa Bendosewu-Jawa Timur): Tradisi bersih
desa di Desa Bendosewu dikenal dengan wewaler yang merupakan
pesan dari leluhur yang babad desa. Isi pesan adalah “jika desa sudah
rejo (damai, sejahtera) maka hendaknya setiap tahun diadakan upacara
bersih desa.” Tradisi bersih desa disertai kegiatan kebersihan
lingkungan secara serentak, yaitu membersihkan jalan-jalan, rumah-
rumah, pekarangan, tempat-tempat ibadah, makam dan sebagainya.
Kegiatan ini disebut pula dengan “tata gelar” atau hal yang sifatnya
lahiriah. Hal yang berkaitan dengan “tata gelar” dalam bersih desa bagi
masyarakat Bendosewu sudah menjadi bagian hidupnya, sehingga tidak
perlu diperintah lagi.
17. SEREN TAUN (Kasepuhan Sirnaresmi-Jawa Barat): Seren Taun
memiliki banyak arti bagi masyarakat kasepuhan diantaranya adalah
puncak prosesi ritual pertanian yang bermakna hubungan manusia,
alam, dan pencipta-Nya. Seren Taun adalah perayaan adat pertanian
kasepuhan sebagai ungkapan rasa syukur setelah mengolah lahan
pertanian sengan segala hambatan dan perjuangannya untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Seren Taun adalah pesta masyarakat
adat Kasepuhan sebagai ungkapan rasa gembira ketika panen datang.
Seren Taun juga merupakan pertunjukan kesenian-kesenian tradisional
yang ada di masyarakat Kasepuhan. Adat istiadat yang berlaku di dalam
Kasepuhan ini mengatur pola kehidupan masyarakat dalam
berhubungan dengan sang pencipta (Hablum minallah), hubungan antar
manusia (Hablum minan naas) dan hubungan manusia dengan alam
lingkungannya (Hablum minal alam).
18. TALUN (Kampung Dukuh-Jawa Barat): Bentuk kearifan dalam
pengelolaan SDA dan lingkungan hidup yang dikembangkan masyarakat
Kasepuhan Pancer Pangawinan diwujudkan dalam penataan ruang
hutan, pelestarian dan pengelolaan air, pengelolaan lahan dengan
pengembangan talun. Selain itu juga diwujudkan dalam pengetahuan
tradisional tentang berbagai jenis sumber daya alam, seperti padi
varitas lokal. Nilai yang menekankan pentingnya melestarikan
lingkungan itu dikuatkan lewat berbagai upacara tradisional, mitos dan
tabu. Menurut warga Kasepuhan, hutan digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
Leuweung Kolot atau Leuweung Geledegan atau hutan tua, yaitu hutan
yang masih lebat ditumbuhi berbagai jenis pohon dengan kerapatan
yang tinggi, dan masih banyak ditemukan binatang liar hidup di
dalamnya. Hutan ini masih ada di sekitar kawasan Taman Nasional
Gunung Halimun.
Leuweung Titipan atau hutan keramat. Hutan ini tidak boleh dimasuki
apalagi dieksploitasi oleh siapa pun, kecuali ada izin dari Abah Anom.
Hutan ini akan dimasuki apabila Abah Anom menerima wangsit atau
ilapat dari nenek moyang yang memerlukan sesuatu dari kawasan
gunung tersebut. Kawasan hutan keramat adalah kawasan Gunung
Ciwitali dan Gunung Girang Cibareno;
Leuweung Sampalan atau Leuweung bukaan, yaitu hutan yang dapat
digunakan dan dieksploitasi serta dibuka oleh warga Kasepuhan. Di sini
warga boleh membuka lading, kebun sawah, menggembala ternak,
mengambil kayu bakar dan hasil hutan lainnya yang ada. Yang termasuk
lahan bukaan adalah lahan di sekitar tempat pemukiman penduduk.
Bekas lahan lading ataupun sawah yang sudah dipanen lalu ditanami
dengan tanaman musiman dan tanaman keras sehingga membentuk
hutan buatan disebut Talun. Tanaman buah-buahan sering digunakan
seperti duren, rambutan, atau tanaman lainnya seperti petai, cengkeh,
dan sebagainya. Setelan Talun ditanami biasanya akan ditinggal begitu
saja. Artinya pemeliharaannya tidak begitu intrnsif disbanding dengan
kebun.
19. PIIL PASENGGIRI (Lampung): Piil Pasenggiri merupakan
falsafah hidup atau pedoman dalam bertindak bagi setiap warga
masyarakat Lampung, yakni: menemui muimah (ramah lingkungan),
nengah nyappur (keseimbangan lingkungan), sakai sambayan
(pemanfaatan lingkungan), dan juluk adek (pertumbuhan lingkungan).
20. UNDANG-UNDANG SIMBUR CAHAYA (Lahat – Sumatera
Selatan): Undang-Undang Simbur Cahaya yang sebagian substansinya
mengatur tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
21. KE-KEAN (Sumatera Selatan): Pengetahuan Ke-Kean adalah
perhitungan waktu yang tepat untuk menanam jenis tanaman tertentu
yang dikaitkan dengan ilmu perbintangan.
22. TEBAT (Pasemah-Sumatera Selatan): Salah satu bentuk
kearifan lingkungan masyarakat Pagar Alam adalah Tebat milik
komunal. Tebat dapat dimiliki secara individual maupun kolektif. Tebat
memiliki fungsi sosial, untuk memperkuat rasa solidaritas dan integrasi
masyarakat. Setiap kali ikan dipanen, dilakukan bobos tebas, yaitu
menguras isi kolam oleh semua warga desa secara bersama-sama.
23. MAROMU (Ngata Toro-Sulawesi Tengah): merupakan sistem
kerja sama yang berlaku dalam pengelolaan tanah/hutan bagi
masyarakat adat Ngata Toro. Sistem ini mengandung nilai saling
membantu meringankan beban pekerjaan satu sama lain. Dari awal
pengelolaan hingga panen, sistem Maromu dilakukan secara bergiliran
dari satu keluarga/pribadi kepada yang lain. Pengelolaan tanah/hutan
melalui beberapa tahapan dan struktur yang diatur menurut
ketegorisasi hutan.
24. WANA NGKIKI (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Wana Ngkiki
merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut
orang Toro.Orang Toro membagi hutan menurut pengetahuan asal
pemanfaatannya sesuai kategorinya. Wana Ngkiki adalah kawasan
hutan di puncak-puncak gunung yang jauh dari pemukiman, yang
ditumbuhi oleh pohon-pohon yang tidak terlalu besar, rerumputan,
banyak lumut, hawanya dingin, dan merupakan habitat dari beberapa
jenis burung. Di dalam hutan ini, tidak ada aktivitas manusia. Hutan ini
sangat jarang dikunjungi. Menurut hasil pemetaan luas Wana Ngkiki
sekitar 2.300 ha.
25. WANA (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Wana merupakan
salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro.
Wana adalah kawasan hutan belantara/hutan rimba dimana belum
pernah ada kegiatan manusia mengolahnya menjadi kebun. Wana
adalah tempat berkembang biaknya binatang Anoa (lupu), babi rusa
(dolodo) dan lain-lain. Wana merupakan hutan primer sebagai
penyangga kandungan air yang banyak (sumber air). Sehubungan
dengan itu, Wana tidak pernah diolah jadi kebun. Bilamana
diolah/dibuka akan membawa bencana kekeringan. Begitulah
pemahaman yang berkembang pada masyarakat adat Toro secara
turun-temurun. Wana dimanfaatkan khusus untuk mengambil damar,
rotan, wewangian, obat-obatan dan sewaktu-waktu tempat untuk
berburu binatang dan mencari ikan di sungai-sungainya, bilamana ada
pesta di Ngata. Di beberapa alur sungai pada waktu itu dilakukan
kegiatan mendulang emas secara tradisional. Dari hasil pemetaan
partisipatif membuktikan wana merupakan hutan yang terluas di
wilayah adat Toro dengan luas sekitar 11.290 Ha.
26. PANGALE (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Pangale
merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut
orang Toro. Pangale adalah hutan yang berada di pegunungan dan
dataran. Pangale termasuk kategori hutan sekunder yang bercampur
dengan primer karena sebagian sudah pernah diolah tetapi telah
kembali menjadi hutan seperti semula. Bagi orang Toro pangale
dipersiapkan untuk kebun dan datarannya untuk sawah. Pangale
dimanfaatkan juga untuk mengambil kayu, rotan yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan rumah tangga. Pandan hutan dipergunakan
untuk membuat tikar dan bakul, obat dan wewangian. Daun melinjo
dipergunakan untuk sayur. Pangale seluas 2.950 Ha biasa digunakan
juga untuk tempat berburu secara tradisional.
27. PAHAWA PONGKO (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Pahawa
Pongko merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan
menurut orang Toro. Pahawa Pongko adalah hutan bekas kebun yang
telah ditinggalkan 25 tahun ke atas. Sudah hampir menyerupai hutan
sekunder semi primer (pangale). Pohon-pohonnya sudah tumbuh besar,
karena itu untuk menebangnya sudah harus menggunakan “pongko”
(tempat menginjakkan kaki yang terbuat dari kayu) yang agak tinggi
dari tanah agar dapat menebang dengan baik dan tonggaknya
diharapkan dapat tumbuh tunas kembali, sehingga sesuai dengan
namanya yaitu Pahawa Pongko. Pahawa artinya “ganti”. Dalam
pemetaan hutan pahawa pongko dimasukkan dalam kategori pangale.
28. OMA (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Oma merupakan salah
satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro. Oma
adalah hutan bekas kebun yang sering diolah. Oma banyak
dimanfaatkan untuk tanaman kopi, kakao dan tanam-an tahunan
lainnya. Luas Oma yang tumpang tindih dengan TNLL berdasarkan
pemetaan partisipatif sekitar 1.820 Ha. Menurut usia pemanfaatannya
Oma terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu :
Oma Ntua; Bekas kebun yang ditinggalkan 16 – 25 tahun. Usia
pemanfaatannya tergolong tua, dalam arti tingkat kesuburannya sudah
kembali normal. Untuk itu sudah dapat diolah kembali menjadi kebun.
b. Oma Ngura; Bekas kebun yang ditinggalkan 3 – 15 tahun. Merupakan
jenis hutan yang lebih muda dibanding oma ntua. Pohon-pohon belum
tumbuh besar dan masih dapat ditebas dengan menggunakan parang.
Rerumputan dan belukar merupakan ciri khasnya.
Oma Ngkuku; Bekas kebun yang berusia 1 – 2 tahun. Didominasi
tumbuhan rerumputan.
29. BALINGKEA (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Balingkea
merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut
orang Toro. Balingkea adalah bekas kebun yang usianya 6 bulan – 1
tahun. Sering diolah untuk tanaman palawija berupa jagung, ubi kayu,
kacang-kacangan, rica dan sayur-sayuran.
30. NAKI KA BUKIT (Kampung Raba – Kalimantan Barat): Naki Ka
Bukit merupakan Upacara adat yang lakukan apabila dalam musim
panen tahun sebelumnya mengalami gangguan entah berupa hama
penyakit atau gangguan hewan. Upacara ini dilakukan setiap lima tahun
sekali dan sudah menjadi agenda yang tetap.
31. MIJAR BUNGA BUAH (Kampung Raba – Kalimantan Barat):
Upacara adat Mijar Bunga Buah dilakukan berdasarkan ada tidaknya
tanaman-tanaman buah berbunga. Tujuan dari upacara ini adalah untuk
menjaga agar buah-buahan yang akan dimakan tidak menimbulkan hal-
hal yang negatif. Kegiatan ini dipusatkan di tempat khusus yang
sekarang ini dilakukan di Malantokng. Sampai saat ini tempat tersebut
dikeramatkan menjadi Keramat Buah.
32. MALINAU KAPAL (Sungai Pisang – Sumatera Barat): Malinau
kapal memiliki dua versi, yaitu malinau kapal baru yang pertama kali
mau turun kelaut, dan jika kapal-kapal nelayan selalu sial dalam setiap
operasi (selalu ada halangan atau kesulitan memperoleh hasil
tangkapan).
Malimau kapal baru; Malimau kapal baru perisipnya merupakan suatu
upacara untuk minta izin kepada Allah swt. untuk mengelola isi lautan.
Malimau kapal untuk membuang sial; Upacara malimau kapal yang
berkaitan dengan membuang sial ini relatif lama dan rangkaian upacara
tergantung dari pantanagan yang dilanggarnya, tetapi jika nahkoda
(=tungganai untuk kapal tonda atau bagan, = pawang untuk perahu
payang) bersama ABKnya tidak tahu sebab kesialan yang menimpa,
biasanya mereka langsung datang ke dukun kapal untuk kapalnya
dilimaui.
33. PERELAK, KEBUN MUDO-UMO RENAH dan UMO TALANG
(Melayu-Jambi): Orang Melayu Jambi mengenal dan menggolongkan
perladangan dalam beberapa bentuk, yaitu perelak, kebun mudo, umo
renah dan umo talang. Perelak ialah sebidang tanah disekitar desa
(kampung) yang ditaami berjenis tanaman untuk memenuhi kebutuhan
dapur sehari-hari seperti cabai, kunyit, serai, laos, tomat, kacang gulai,
ubi rambat, ubi kayu dan pisang. Kebun Mudo ialah sebidang tanah yang
ditanami satu jenis tanaman muda tertentu, misalnya pisang, kedelai
atau kacang tanah. Umo Renah ialah lading cukup luas yang ditanami
padi dengan selinga tanaman muda, seperti cabai, tomat, terong, labu
dan mentimun. Di sekitar lading itu mereka juga menanami tanaman
keras seperti duku, durian, karet dan sebagainya. Umo Talang adalah
lading jauh di tengah hutan yang biasanya ditanami padi. Disini juga
mereka menanam tanaman keras seperti karet dan durian. Mereka juga
membuat rumah sementara yang dihuni selama musim menunggu
panen padi. Setelah panen, lading tersebut akan menjadi kebun karet
atau kebun durian.
34. RIMBA KEPUNGAN SIALANG (Melayu-Riau): Masyarakat
Melayu mengenal pembagian hutan tanah yang terdiri dari tiga bagian,
yakni tanah perladangan, rimba larangan, rimba simpanan (hak ulayat)
dan rimba kepungan sialang.
35. BONDANG (Desa Silo-Asahan-Sumatera Utara): Masyarakat
Desa Silo menerapkan tradisi berupa upacara buka Bondang dan tutup
Bondang dalam aktivitas pertanian. Buka Bondang dilakukan pada saat
akan memulai penanaman, sedangkan Tutup Bondang diselenggarakan
saat panen. Apa yang menarik dari kegiatan ini adalah bahwa selain
bersandarkan pada kearifan tradisional, konsep pertanian bondang ini
ternyata cukup sinergiss dengan upaya menciptakan keseimbangan
lingkungan. Dalam aktivitas pertanian, petani sama sekali tidak
menggunakan zat-zat kimia maupun obat-obatan yang dapat
mengakibatkan berbagai dampak pada kesehatan dan kerusakan
lingkungan. Kegiatan pengolahan lahan pertanian dari mulai tanam
hingga panen sepenuhnya dilakukan secara tradisional, tanpa
menggunakan bahan-bahan kimia.
36. LUBUK LARANGAN (Mandailing-Sumatera Utara): Lubuk
Larangan adalah bagian sungai yang dilindungi. Di dalamnya terdapat
ikan jurung yang merupakan ikan langka dan bernilai simbolik sebagai
peralatan upacara pada Masyarakat Tapanuli Selatan (Mandailing). Di
Mandailing Natal terdapat 114 lubuk larangan yang dikelola oleh
masyarakat. Konsep ini merupakan kearifan tradisional yang terlaksana
secara berkesinambungan dari, oleh dan untuk masyarakat.
37. MACCERA TASI (Luwu-Sulawesi Selatan): Maccera Tasi
terbukti efektif dalam menggugah emosi keagamaan (spiritual) warga
masyarakat. Pada saat pelaksanaan upacara, mereka diingatkan atas
tanggungjawabnya untuk menghormati laut, menjaga kebersihannya,
tidak merusak dan tidak menguras potensi ikan laut secara berlebihan.
38. BAU NYALE (Sasak, Nusa Tenggara Barat): Kearifan
masyarakat setempat tercermin dalam upaya masyarakat memelihara
dan melestarikan tradisi Bau Nyale yang dikaitkan dengan kesuburan.
Nyale atau cacing laut jelmaan dari putri kemudian memenuhi air laut
dengan warna-warni dan mudah ditangkap. Setiap tahun dilakukan
upacara Bau Nyale oleh pendudukk Sasak.
39. LEBUNG (Sumatera Selatan): Dalam praktek pengelolaan
sumber daya alam, lebung tidak hanya merupakan cekungan tanah
tetapi juga salah satu teknik penduduk setempat untuk menampung
ikan saat genangan air di lebak surut. Lebih dari itu, untuk mengambil
ikan yang terdapat di lebung ada mekanisme yang berada diluar aturan
lelang yang mengakomodir hubungan-hubungan antara pengemin dan
pemilik lebung supaya kepentingan kedua belah pihak terpenuhi. Untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan dari pihak tersebut, pengemin
memberikan sejumlah uang kepada pemilik lebung sebagai tanda
ucapan terima kasih, bukan sebagai ganti rugi atas pengambilan ikan di
lebung.
40. TANAH SEBAGAI IBU KANDUNG (Amungme-Papua Barat):
Masyarakat Amungme yang hidup disekitar Tambagapura yang kini
menjadi kawasan eksploitasi PT. Freeport Indonesia, mempercayai
tanah sebagai ibu kandung atau mama. Kearifan budaya Amungme yang
berpersepsi tanah sebagai mama, menjadi motivasi budaya bagi
resisstensi warga Amungme terhadap penggalian gunung biji Erstberg
dan Grassberg. Kedua gunung ini dipercaya sebagai kepala mama. Kasus
Freeport merupakan suatu perlawanan budaya para tokoh adat
Amungme yang tampil dengan pesan budaya “te aro neweak lako” (alam
adalah aku) atau tanah dipandang sebagai bagian dari hidup manusia.
Konsekuensi dari strukktur kepercayaan budaya tadi adalah ketika
dampak pencemaran dari limbah PTFI, dalam bentuk pembuangan
tailing ke dalam sungai Ajkwa dan Agawaghon dan semua anak sungai
sekitarnya, menyebabkan rusaknya ekosistem dan budaya Amungme.
Sebaliknya adanya pandangan bahwa tanah adalah mama atau bagian
dari hidup manusia, menuntun prilaku pemanfaatan sumber daya alam,
terutama tanah, secara hati-hati, tidak merusak dan tidak mencemari.
41. PASANG RI KAJANG (Ammatoa, Kajang, Sulawesi Selatan):
Masyarakat adat Ammatoa bermukim di Desa Tana Toa, Kecamatan
Kajang, Kabupaten Bulukumba, yang berjarak kurang lebih 540 km ke
arah tenggara dari kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pasang Ri Kajang
merupakan pandangan hidup komunitas Ammatoa, yang mengandung
etika dan norma, baik yang berkaitan dengan perilaku sosial, maupun
perilaku terhadap lingkungan dan alam sekitarnya, maupun hubungan
manusia dengan PenciptaNya. Ammatoa bertugas untuk melestarikan
Pasang Ri Kajang dan menjaganya agar komunitas Ammatoa tetap
tundukk dan patuh kepada Pasang. Pasang merupakan pandangan yang
bersifat mengatur, tidak dapat dirobah, ditambah maupun dikurangi.
42. MOHOTO O WUTA (Tolaki, Sulawesi Tenggara): Upacara
Mohoto O Wuta agar kelak nanti hutan yang mereka tebangi dapat
menghutan kembali agar dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya.
Hal ini dibuktikan dengan konsep-konsep (kenyataan empirik) seperti
ana homa, o sambu, dan laliwata yang merupakan suatu bukti jika
kawasan hutan bekas perladangan dapat pulih kembali.
43. O KARUNA-O KANDADI (Muna, Sulawesi Tenggara):
Pemberaan sebidang lahan setelah satu atau dua kali tanam disebut O
Karuna (dedaunan yang masih muda) dan pepohonannya disebut O
Kandadi. Konsepp ini mengandung makna pemulihan kesuburan lahan.
Caranya ialah dengan memelihara anak kayu yang tumbuh.
44. PANGALE KAPALI (Tau Taa atau To Wana, Sulawesi
Tenggara): To Wana berarti “orang dalam hutan”. Mereka memiliki
kawasan hutan suaka adat yang disebut “pangale kapali”. Upaya-upaya
komunitas masyarakat adat Tau Ta’a untuk menjaga kelestarian pangale
kapali tersebut, ditempuh melalui penegakan hukum adat beserta
pemberian sanksi pelanggarannya yang terkait dengan pengelolaan
pangale kapali. Hutan konservasi binaan masyarakat adat Tau Ta’a
tersebut senantiasa berada dalam pengawasan masyarakat. Berbagai
upacara ritual, tabu serta tradisi pelestarian pangale kapali tetap
dipertahankan. Demikian juga hutan adat dan berbagai keputusan adat
lainnya diterapkan di tengah-tengah warganya guna menjaga
kelestarian atau kelangsungan hutan larangan tersebut
Sumber: suratkabar.id
Zaman dulu bila anak-anak sakit atau terluka, orangtua bakal memberi
pengobatan dengan bantuan obat-obatan alami. Misalnya beras kencur untuk
menyembuhkan memar, juga baluran minyak dan bawang putih untuk
mengobati flu dan masuk angin. Belum lagi, masyarakat dulu masih banyak
yang mengandalkan jamu untuk memelihara kesehatan dan daya tahan tubuh.
Nggak heran dulu tukang jamu gendong masih banyak yang hilir mudik
menjajakan dagangan. Tapi sekarang?
2. Gotong Royong
Sumber: desa-geresik.kuningan
“Leuit” merupakan bahasa Sunda yang artinya lumbung padi. Bangunan yang
digunakan untuk menyimpan padi ini biasa ditemukan di tanah Sunda,
khususnya di daerah Majalengka, Jawa Barat. Pada zaman dulu, para petani
menyetor hasil panen mereka di Leuit dan menyimpannya sampai musim
panceklik. Padi yang ditampung nantinya akan dibagikan ke warga kampung
saat musim panceklik tiba. Kini Leuit sudah sangat jarang ditemukan, kalau pun
ada biasanya digunakan untuk kebutuhan individu, bukan lagi kelompok.
4. Kopi Tutuk Lesung/Tumbuk
Kopi tutuk lesung adalah biji kopi yang ditumbuk menggunakan lesung, alias
dibuat dengan cara tradisional. Tempo dulu, pembuatan kopi masih
mengandalkan tenaga manusia. kopi tutuk lesung dari Bengkulu adalah salah
satunya.
5. Urap Jagung/Grontol
Hayo, siapa yang sewaktu kecil dulu suka makan brondong jagung yang dijual
pedagang keliling? Kalau pernah, mungkin usiamu kini tak lagi muda. Makanan
khas Indonesia berbahan dasar jagung dan kelapa parut ini sekarang cukup
jarang ditemukan. Masyarakat Jawa lebih mengenalnya dengan grontol,
sedangkan pada umumnya makanan tradisional ini dinamai urap jagung.
6. Gaok
“Gaok” berasal dari kata “Ngagorowok” (“berteriak”) dalam bahasa Sunda. Gaok
merupakan kesenian lisan khas Majalengka yang turut terpinggirkan karena
pengaruh zaman. Saat melakukan gaok, seniman bakal membaca wawacan (bisa
juga disebut naskah) yang berasal dari kesusastraan Jawa dengan nada yang
merdu sambil diiringi musik gamelan Sunda.
7. Tabuik
Sumber: visitpariaman.com
a.Pengertian Komunitas
Komunitas merupakan sekelompok manusia yang menunjuk pada warga suatu daerah seperti
desa,kota,suku,atau bangsa.
Soerjono Soekanto mengklasifiksikan komunitas ada 4 kreiteria;
1) Jumlah penduduk
2) Luas,kekayaan,dan kepadatan penduduk
3) Fungsi khusus komunitas terhadap masyarakat
4) Organisasi masyarakat yang bersangkutan
b.Kekuatan pengikat komunitas,
+ pearaturan
+ kepentingan bersama
+ idiologi
+ sosial,ekonomi dan budaya
+ bahasa
+ batas wilayah
c.Jenis jenis komunitas
+ komunitas adat
+ komunitas lokal
+ komunitas minat
d.unsur unsur komunitas
1) seperasaan
2) sepenanggungan
3) saling memerlukan
2. Kearifan lokal
a. Kearifan lokal cerminan budadaya bangsa
Nilai- nilai yang terkandung dalam kearipan lokal diajarkan secara
turun temurun dan diwariskan dari generasi kegenerasi. Oleh
karena itu,nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia dapat mencer
minkan budaya bangsa Indonesia.contoh budaya gotong royong
merupakan salah satu bentuk kearifan lokal bangsa Indonesia.
b. Ruang lingkup kearifan lokal
kearifan lokal lebih menekankan pada tempat dan lokalitas
sehingga tidak harus berupa tradisi yang telah diwariskan dari
generasi kegenerasi. Oleh karena itu,kearifan lokal tidak selalu
bersifat tradisional. Kearifan lokal dapat mencakup pada masa kini.
Adapun ruang lingkup kearifan lokal sebagai berikut .
1) pengetahuan lokal
2) nilai lokal
3) ketrampilan lokal
4) sumber daya alam lokal
5) mekaisme pegambilan keputusan
6) solidaritas kelompok
c. Kearifan lokal dan pengaruh globalisasi
Ciri ciri kearifan lokal sebagai solusi dalam menghadapi globalisasi sebagai berikut ;
1) Mampu bertahan terhadap budaya luar
2) Memiliki kemampuan untuk mengakomodasi unsur unsur budaya luar
3) Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar dalam budaya asli
4) Mempunyai kemampuan mengendalikan
5) Mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.
B. Strategi Pemberdayaan Komunitas di Tengah Pengaruh Globalisasi
a. Kesetaraan
b. Partisipatif
c. Keswadayaan
d. Berkelanjutan
1) perencanaan
2) pelaksanaan
3) evaluasi
TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN
b. komunitas jendela
c. Akademi berbagi
Komunitas Save Street Child merupakan komunitas yang berupaya menjadi wadah penggerak peduli
terhadap permasalahan anak jalanan. Kegiatan komunitas ini antara lain kampaye kepedulian tentang
anak jalanan. Komunitas Save Street Child berusaha memanusiakan anak jalanan,misalnya melalaui
penyelenggaraan event-event dan program pemberdayaan melalui pendidikan dan sebagainya.
BAB V
Evaluasi pemberdayaan komunitas dilakukan secara berkala demi menjaga keselarasan program
pembangunan.Adapun tujuan evaluasi pemberdayaan komunitas sebagai berikut;
b. Partisipasi
c. Transpanransi / Akuntabilitas
d. Akurasi Informasi
e. Tindak Lanjut
Adapun beberapa contoh studi khusus evaluasi program pemberdayaan sebagai berikut.
a. Pemerintah
pengumuman.
KOMUNITAS
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c . Analisis
d. Pelaporan
b. Survai
benar.
KOMUNITAS
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Manfaat
BAB II Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan
A. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran
Daftar Pustaka
a. bahasa
b. notasi ilmiah
yang diinginkan.
2.mengambangkan karier
BAB 6
PENELITIAN SOSIAL
Penelitian sosial adalah suatu metode analisis situasi yang merumuskan masalah sosial dengan
maksud menemukan aspek yang baru,memahami sebab musabab beserta interrelasinya,mengadakan
verifikasi,dan memperluas pengetahuan.
kan atau memperluas,dan menggali lebih dalam apa yang telah ada
prosedur ilmiah.
ilmiah logis dan sistematis untuk menguji atau verivikasi satu atau
colection).
yaan tertentu.
Metode berfikir.
kebenarannya.
KEGUNAAN PENELITIAN
peneliti tidak percaya begitu saja pada sesuatu tanpa adanya penje
hasil peneliitiannya.
disini berati membuat kesimpulan ringkar terhadap phenomena yang sangat banyak jumlahnya.
3.Menonjolkan sifat sifat umum dari populasi.
subyek pada setiap strata atau wilayah tidak sama maka pengam-
besar.
7. Sampel Sistematis,
8. Snowbel Sampling,
9. Sampel Kuota,
Teknik sampel ini tidak berdasarkan diri pada strata atau daerah
1.Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri ciri ,sifat sifat atau
yang paling banyak mengandung ciri ciri yang terdapat pada populasi
Studi pendahuluan.
Contoh ;penelitian tentang “PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA SMA
TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI DI SELURUH INDONESIA” sampel yang diambil dari kota kota
besar yang ada di seluruh Indonesia sebagai imbangannya dipilih beberapa sekolah yang ada di kota
kota kecil.
KEGUNAAN DATA
sensus.
perorangan dari pihak lain. Contoh data tentang warga yang boleh
B. MENURUT SIFATNYA
C. MENURUT SUMBERNYA
1. Data internal
2. Data eksternal
a. Studi pustaka
b. Kuesioner
1.tertutup
2.terbuka
3.semiterbuka
c. Wawancara
1.wawancara bebas
2.wawancara terpimpin
d. Observasi
1.obsevasi partisipan
( penelitian social)
penelitian yang paling cocok. Selain itu kita harus membatasi objek
2. Mengajukan hipotesis,
5. Mengambil Kesimpulan
Setelah data diolah dan di uji langkah selanjutnya menarik kesimpilan
Pelaporan ini berbentuk tulisan dan juga tidak ditulis yaitu dengan
a. Diskusi Panel.sebuah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membahas satu topik yang
masalah.
c. Seminar,pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah dibawah pimpinan ketua
sidang.
9.Manfaat Diskusi
Royaniajah.123@mail.com