Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SOSIOLOGI KELOMPOK PERTEMANAN

MAHASISWA JURUSAN KEHUTANAN

Disusun Oleh:
Imelda Simanjuntak

Dosen Pengampu:
Dr.Ir.Yanarita, MP

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
Rahmat dan Anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah sosiologi dan penyuluhan
kehutanan dengan judul “kelompok pertemanan mahasiswa jurusan kehutanan“
untuk menyatakan bahwa penulis sudah menyelesaikan dengan tepat waktu.
Penulis ingin berterima kasih kepada ibu Dr.Ir.Yanarita, MP. selaku dosen
dalam pengampu matakuliah Sosiologi dan Penyuluhan Kehutanan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis menerima kritik dan saran untuk dapat
menyempurnakan makalah ini hingga menjadi lebih baik lagi. Namun penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi
mahasiswa jurusan kehutanan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Palangka Raya, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
II. PEMBAHASAN
2.1 Kelompok Pertemanan
2.2 Faktor Pembentuk Kelompok Sosial
2.3 Kesamaan Pembentukan KelompokPertemanan Mahasiswa
2.4 Mengatasi Permasalahan Yang Terjadi Antar Mahasiswa
2.5 Komunikasi Yang Efektif Antar Mahasiswa
2.6 Konflik Permasalahan Mengacu Disosiatif
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
I.PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap orang yang
harus dipenuhi. Melalui pendidikan setiap orang dapat memperoleh ilmu
pengetahuan. Banyak masyarakat yang berasal dari luar daerah untuk dapat
melanjutkan pendidikan, seperti memiliki etnis yang berbeda, memiliki daerah
yang berbeda dan lain-lain. Setiap individu tentu perlu waktu untuk dapat
bersosialisasi dengan lingkungan yang berbeda. Interaksi sosial adalah proses
dimana individu dengan individu yang lain terjadi hubungan sosial baik secara
langsung maupun tidak. Dalam proses sebuah interaksi terdapat 2 sayrat yaitu
adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.
Interaksi sosial juga dapat menjadi awal terbentuknya sebuah kelompok,
terutama di lingkungan permainan. Salah satu contoh pada lingkungan kampus,
dimana pada umumnya semua mahasiswa selalu membentuk sebuah kelompok
pertemanan. Melalui interaksi yang terjadi antar mahasiswa, maka yang nantinya
mereka akan membentuk kelompok pertemanan yang di mana mereka selalu sama
dalam hal belajar, bermain bahkan sepakat untuk ambil mata kuliah satu ruangan.
Kelompok-kelompok sosial merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari
kumpulan individu-individu yang hidup bersama dengan mengadakan hubungan
timbal balik yang cukup intensif dan teratur.
Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa berhubungan dengan
sesamanya. Hubungan yang sinambung tersebut menghasilkan pola pergaulan
yang dinamkan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan-
pandangan mengenai kebaikan dan keburukan. Pandnagan-pandangan tersebut
merupakan nilai-nilai manusia, yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara
dan pola berpikirnya. Pola piker tertentu yang dianuti seseorang akan
memengaruhi sikapnya. Sikap tersebut merupakan kecenderungan untuk berbuat
atau tidak berbuat terhadap manusia, benda atau keadaan (Soekanto, 2017).
Kelompok sosial yang dibentuk mahasiswa ini seperti memiliki agama
yang sama, suku yang sama, dan daerah asal yang sama. Rata-rata mahasiswa
membentuk sebuah kelompok hanya berdasarkan memiliki agama dan suku yang
sama. Sangat jarang di jumpai mahasiswa membentuk sebuah kelompok dengan
orang yang memiliki agama dan etnis yang berbeda dengan diri sendiri. Bahkan
saat proses belajar di ruangan semua mahasiswa menempati tempat duduk
berdasarkan kelompok mereka. Memang tidak dipungkiri setiap orang memiliki
cara yang berbeda untuk bisa berbaur dengan lingkungan yang berbeda terutama
lingkungan yang baru pertama ditempati. Mereka selalu mencari teman yang
sama dengan diri sendiri seperti contoh satu daerah, satu agama, satu keturunan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan di atas, maka
rumusan masalah yang dapat di bahas lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor pembentuk kelompok pertemanan yang ada di kalangan
mahasiswa?
2. Kesamaaan apa yang mempengaruhi pembentukan kelompok pertemanan
yang terjadi pada mahasiswa?
3. Bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi dalam konflik pertemanan
antara mahasiswa?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis bagaimana peranan pertemanan dalam kelompok
sosial antar mahasiswa dalam penyelesaian konflik tersebut.
2. Menggambarkan pandangan komunikasi antar pertemanan dikalangan
mahasiswa jurusan kehutanan.
3. Mengkaji dan menganalisis bagaimana faktor penghambat yang terjadi
dalam penyelesaian konflik antar mahasiswa yang budaya berbeda.
II.PEMBAHASAN

2.1 Kelompok Pertemanan


Kelompok teman adalah beberapa teman yang memberikan kenyamanan
bagi temannya, seseorang merasa nyaman jika dapat bercerita dengan teman nya
sendiri, mulai dari masalah pribadi, pengalaman, hingga mendiskusikan tentang
perkuliahan. Interaksi lah awal dari terbentuk sebuah kelompok pertemanan. Bagi
mahasiswa pendatang interaksi antar sesamanya sangat dianjurkan karena yang
namanya mahasiswa pendatang ialah mahasiswa yang keluar dari daerah asalnya
ke daerah baru untuk mengejar pendidikan, maka dari itu didaerah baru hendaklah
mahasiswa ini harus saling mengenali lingkungan tempat tinggal dan bergaull
dengan orang-orang disekeliling untuk dapat menyesuaikan diri dan bertahan
ditempat barunya.
2.2 Faktor Pembentuk Kelompok Sosial
Faktor utama dalam pembentukan kelompok sosial yang tampaknya
mengarahkan pilihan adalah kedektan dan kesamaan.
1. Kedekatan dapat mempengaruhi melalui kedektan fisik, terhadap
keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur.
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi,
semakin dekat antara dua orang maka semakin mungkin mereka saling
melihat, berbicara, dan bersosialisasi.
2. Kesamaan pembentukan kelompok sosial diantaranya anggota-
anggotanya sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan
dengan dirinya. Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan
kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi
mencapai kepentingan yang sama.
2.3 Kesamaan Pembentukan Kelompok Pertemanan Mahasiswa
Pembentukan kelompok pertemanan pada mahasiswa dapat dipengaruhi
oleh berbagaikesamaan, baik itu kesamaan minat, latar belakang budaya, maupun
tujuan pendidikan. Beberapa faktor kesamaan yang dapat memainkan peran dalam
pembentukan kelompok pertemanan mahasiswa meliputi:
1.Kesamaan Minat Akademis
Mahasiswa dengan minat akademis yang serupa cenderung membentuk
kelompok studi atau kelompok pertemanan untuk saling mendukung
dalam pencapaian tujuan akademis tersebut.
2.Kesamaan Nilai dan Kepercayaan
Kesamaan dalam nilai-nilai, keyakinan, atau pandangan hidup dapat
menjadi dasar kuat untuk membentuk ikatan dalam kelompok pertemanan,
karena hal ini menciptakan rasa keterkaitan yang lebih dalam.
3.Kesamaan Latar Belakang sosial dan Budaya
Faktor-faktor seperti latar belakang budaya, asal daerah, atu bahkan
kesamaan pengalaman hidup dapat memainkan peran penting dalam
membentuk kelompok pertemanan di antara mahasiswa.
4.Kesamaan dalam Jurusan
Mahasiswa yang memiliki jurusan studi yang sama cenderung membentuk
kelompok pertemanan karena mereka sering memiliki kelas bersama dan
memiliki minat yang serupa dalam bidang akademis tertentu.
2.4 Mengatasi Permasalahan yang Terjadi Antar Mahasiswa
Untuk mengatasi permasalahan dalam konflik pertemanan antara
mahasiswa, komunikasi terbuka menjadi kunci utama. Pendektan yang empatik
dan membuka diri untuk mendengarkan serta memahami persepektif teman dapat
membantu memecahkan masalah. Selain iyu, negosiasi yang dilakukan dengan
niat membangun dan mencari solusi bersama dapat meredakan ketegangan.
Pentingnya menerima perbedaan pendapat dan nilai dalam pertemanan menjadi
dasar untuk membangun hubungan yang sehat. Dengan demikian, menghadapi
konflik dengan pendekatan konstruktif dapat memperkuat hubungan persahabatan
dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bersama.
Seperti yang terjadi dengan konflik yang diuraikan dilatar belakang sering
terjadi mahasiswa melakukan pertemanan rata-rata hanya membentuk sebuah
kelompok hanya berdasarkan memiliki agama dan suku yang sama. Maka dapat
juga dikatakan pergaulan hidup semacam ini juga akan terjadi apabila orang
perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara,
melakukan hubungan sosial yang baik, mengadakan persaingan, pertikaian dan
lain sebagainya. Melalui proses pembudayaan, pola budaya yang di harapkan dan
menjadi bagian dari kepribadian dan perilaku individu.
2.5 Komunikasi yang efektif antar mahasiswa
Awiranto mengatakan bahwa “komunikasi yang efektif itu dapat
menggunakan bahasa yang jelas dan mudah di mengerti, menghargai pendapat
dan pandangan teman mahasiswa, berinteraksi langsung/tatap muka dapat
membantu membangun pemahaman yang lebih baik. Dengan menerapkan cara
tersebut dapat memperbaiki komunikasi antar mahasiswa dan menciptakan
lingkungan yang lebih produktif”’.
Seperti yang terjadi dilingkungan saya sendiri bahawa membiasakan diri
untuk menyimak dengan baik saat seseorang atau lawan sedang berbicara, kurangi
kebiasaan memotong pembicaraan karena tidak sopan yang bisa mengurangi
mencerna informasi secara utuh sehingga tidak bisa menanggapi semestinya.
Saatmenjalin komunikasi dengan seseorang, usahakan untuk tetap sesuai dengan
konteks tema perbincangannya tersebut.
2.6 Konflik permasalahan mengacu disosiatif
Dalam kelompok pertemanan antar mahasiswa kelompok sosial yang
dibentuk mahasiswa seperti memiliki agama yang sama, suku yang sama, dan
daerah asal yang sama. Rata-rata mahasiswa membentuk sebuah kelompok hanya
berdasarkan memiliki agama dan suku yang sama. Sehingga konteks ini mengacu
dalam peubahan sosial yaitu disosiatif yang terdapat dalam kontravensi dengan
perbedaan pihak lain seperti budaya, pendapat, kepintaran, dan pola perilaku.
Interaksi sosial disosiatif terjadi interaksi sosial yang cenderung kea rah negatif,
seperti perpecahan, kerenggangan, sampai ketegangan.. Salah satu penyebab nya
yaitu interaksi sosial adanya ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain.
III.PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertemanan antar budaya yang terjadi antara suku masih terdapat
menunujukkan bahwa dampak negatif keberagaman tidak terjadi karena
keberagaman budaya yang di miliki masing-masing suku sudah dapat dianut
budaya tersebut. Terutama mahasiswa luar daerah banyak mengalami kesulitan
dalam berbagai hal ketika memasuki daerah yang baru dan asing sebelumnya
dalam proses penyesuaian diri di lingkungan yang memiliki latar belakang yang
berbeda.
Adanya keberagaman budaya, sering menyebabkan kesalahpahaman antar
kelompok, suku, agama, dan ras serta budaya yang berbeda di kalangan
mahasiswa. Perlunya komunikasi dan penguasaan bahasa yang di gunakan dalam
suatu proses komunikasi dalam pertemanan sehingga pesan yang di sampaikan
bisa dimengerti oleh orang lain sebagai penerima pesan komunikasi tersebut.
3.2 Saran
Maka saran yang dapat dikajikan yaitu agar mahasiswa jurusan kuhutanan
tetap teguh dalam menjalankan toleransi yang ada, sehingga dengan adanya
perbedaan-perbedaan tidak memicu konflik sosial. Hubungan sosial akan menjadi
baik jika dilakukan dengan interaksi yang baik pula antara mahasiswa dengan
lebih sering sharing supaya bisa lebih saling mengenal melalui komunikasi yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Afiah, N., & Nengsi, F. 2022. Analisis Relasi Pertemanan Melalui Perilaku
Asertif Pada Mahasiswa Iain Parepare. Indonesian Journal of Islamic
Counseling, 4(2), 80-87.
Anwar, Z. 2015. Strategi Penyelesaian Konflik Antar Teman Sebaya Pada
Remaja. In Makalah Seminar Psycologi dan Kemanusiaan Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, 12(6), 475-482.
Azri, M. S. P., & Asriwandari, H. 2017. Latar Belakang Pembentukan Kelompok
Sosial Mahasiswa Pendatang (Studi Tentang Mahasiswa Pendatang
Asrama Karimun Dang Melini Jalan Bangau Sakti, Pekanbaru)
(Doctoral dissertation, Riau University).
Fitriani, F. 2020. Analisis Relasi Pertemanan Melalui Perilaku Asertif pada
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Parepare
(Doctoral dissertation, IAIN Parepare).
Malihah, E. 2014. Kenakalan Remaja Akibat Kelompok Pertemanan Siswa. In
Forum Ilmu Sosial, 41(1), 23-28.
Rahma, T. A. 2023. Peran Circle Pertemanan Terhadap Tercapainya Tugas
Perkembangan Pada mahasiswa baru. In Prosiding Seminar Nasional
Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan (Vol. 3).

Anda mungkin juga menyukai