Anda di halaman 1dari 7

Menurunnya Nilai Gotong Royong di Lingkungan Kampus

(Dosen Pengampu : Bismar Sibuea, M.Pd )

OLEH :
1. Dian Dipa Pratiwi ( 217450011 )
2. Dinda Nasabilla (217450014)
3. Evita Salsabila Silalahi ( 217450015 )
4. Icha Azzahra Mulya (217450013)
5. Kristina Oktoveriana Simanjuntak (217450019)
6. Rini Ariyani BR Ginting (217450018)
7. Salsabila Dara Fristyanto (217450003)
8. Wira Prayoga (217450004 )

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Simalungun

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Hilangnya Sikap Solidaritas di Lingkungan
Masyarakat" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penyimpangan pada karakter gotong
royong masyarakat Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bismar Sibuea, M.Pd selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Pendidikan Karakter. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

PematangSiantar, 25 November 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gotong royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas dari bangsa
Indonesia dari jaman dahulu kala hingga saat ini. Rasa kebersamaan ini muncul karena
adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk meringankan beban
yang sedang dipikul. Hanya di Indonesia kita dapat menemukan sikap gotong royong ini
karena di negara lain masyarakatnya cenderung acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar.
Ini merupakan sikap positif yang harus selalu dijaga dan dilestarikan agar bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang kokoh dan kuat disegala hal karena didasari oleh sikap saling bahu
membahu antara satu dengan yang lain
Secara lebih rinci, gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
hasil yang didambakan. Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam
menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara
adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh
semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing. Sifat gotong royong dan
kekeluargaan di daerah pedesaan lebih menonjol dalam pola kehidupan mereka, seperti
memperbaiki dan membersihkan jalan, atau membangun/ memperbaiki rumah. Sedangkan di
daerah perkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti di RT/RW, di
sekolah dan bahkan di kantor-kantor, misalnya pada saat memperingati hari-hari besar
nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan
bersama. Implementasi nilai gotong royong pada masyarakat Indonesia merupakan bagian
esensial dari revitalisasi nilai sosio budaya dan adat istiadat pada masyarakat yang memiliki
budaya beragam agar terbebas dari dominasi sosial, ekonomi, politik,pertahanan dan
keamanan, serta ideologi lain yang tidak mensejahterahkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan secara jelas dan lengkap. Adapun
rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
• Penyimpangan apa yang terjadi pada karakter gotong royong mahasiswa?
• Apa penyebab terjadinya penyimpangan karakter gotong royong mahasiswa?
• Bagaimana cara mengatasi penyimpangan karakter gotong royong mahasiswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah
• Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah pendidikan karakter dengan dosen pengampu
Bapak Bismar Sibuea, M.Pd
• Untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi pada karakter gotong royong
mahasiswa.
• Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan karakter gotong royong
mahasiswa.
• Untuk mengetahui cara mengatasi penyimpangan karakter gotong royong mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyimpangan yang terjadi pada karakter gotong royong mahasiswa


Pendidikan karakter merupakan sesuatu sistem penanaman nilai- nilai kepribadian
kepada para siswa sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, pemahaman ataupun
keinginan, serta aksi buat melakukan nilai- nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa (YME), diri sendiri, sesama, area, ataupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan
kamil.
Salah satu sikap pendidikan karakter yang menyimpang adalah sikap dan nilai gotong
royong. Hal tersebut bisa kita jumpai pada ruang lingkup terkecil di lingkungan kampus. Hal
tersebut misalnya dengan hilangnya sikap solidaritas di lingkungan sekolah. Hal tersebut
kerap kita jumpai disekitar kita. Sadar atau tidak sadar, sikap tersebut telah masuk ke dalam
penyimpangan karakter bangsa Indonesia. Terkhususnya pada nilai gotong royong.
Penyimpangan lain yang terjadi pada karakter gotong royong mahasiswa adalah tidak
menghargai pendapat orang lain, tidak menyatu, tidak toleransi, dan tidak menolong orang
yang membutuhkan pertolongan.

2.2 Penyebab terjadinya penyimpangan karakter gotong royong


mahasiswa
Penyebab terjadinya penyimpangan karakter gotong royong mahasiswa
• Egois
Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan
pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri.
• Individualisme
Individualisme merupakan satu filsafat yang memiliki pandangan moral,
politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan
bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.
• Diskriminasi
Diskriminasi adalah sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-
golongan yang berhubungan dengan kepentingan tertentu.
• Tidak mau menolong orang yang membutuhkan disebabkan kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup tolong menolong antar manusia
sebagai makhluk sosial
2.3 Cara mengatasi penyimpangan karakter gotong royong mahasiswa
Cara mengatasi penyimpangan karakter gotong royong mahasiswa adalah

• Tumbuhkan sifat empati pada diri sendiri agar tidak memiliki sifat egois.
• Untuk mengatasi diskriminasi harus menghormati dan menghargai setiap
perbedaan yang ada.
• Meningkatkan kesadaran pada diri sendiri tentang pentingnya hidup saling
tolong menolong.
• Jangan membeda-bedakan teman.
• Buatlah kelompok belajar untuk meningkatkan sikap solidaritas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penguatan pendidikan karakter adalah hal yang perlu ditanamkan pada setiap insan
sejak dini. Terutama pada anak-anak muda yang akan menjadi penerus bangsa. Karakter yang
positif perlu dimiliki setiap orang, terkhusus para intelektual muda.

Pasalnya, kerap kita dapati berbagai penyimpangan yang sama sekali tidak sesuai
dengan etika dan moral. Salah satunya adalah penyimpangan terhadap nilai gotong royong
yang telah melekat pada jati diri bangsa Indonesia. Untuk itu kita harus memiliki karakter
gotong royong dan menanamkannya pada diri kita agar tidak terjadi penyimpangan lagi di
kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai