SISWA
Makalah
Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Ilmiah dalam Rangka Penganugerahan Tunas Muda
Pemimpin Indonesia 2015
Oleh:
Jalan Pangeran Atasari, Talang Banjar, Kec. Jambi Timur, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Kode Pos
36142, Telp. 0741-26690
ABSTRAK
Organisasi intra sekolah adalah merupakan wadah atau area tempat bagi siswa. Yaitu
sebagai calon-calon anggota masyarakat maupun calon warga Negara. Dengan memperhatikan
kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan,
maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah
sebagai Wawasan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan).
Upaya untuk mewujudkan Wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah
sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler,
ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan
ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan
kekeluargaan yang mantap.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya, penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak
lupa sholawat serta salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Karya tulis ini disusun untuk mengikuti Lomba Lomba Karya Ilmiah dalam Rangka
Penganugerahan Tunas Muda Pemimpin Indonesia 2015, dengan judul:“ Peran Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) Sebagai Pembentuk Karakter Dan Jiwa Nasionalisme Siswa.”
Untuk menyelesaikan karya tulis ini adalah suatu hal yang mustahil apabila penulis tidak
mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat
kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf. Saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tugas ini, penulis terima dengan tangan terbuka karena
penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
OSIS merupakan singakatan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah. Setiap mempunyai pengertian:
1) Organisasi secara umum adalah kelompak kerja sama antara pribadi yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama; 2) Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah; 3) Intra berarti terletak di dalam dan diantara; dan 4) Sekolah adalah satuan
pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan balajar mengajar.
Dapat diartikan bahwa OSIS adalah suatu orrganisasi resmi yang berada di tingkat sekolah di
Indonesia yang dimuali dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama(SMP) dan
Sekolah Menengah Keatas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk
menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari grur ynag
dipilih oleh pihak sekolah.Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada suatu sekolah
tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian
menjadi pengurus OSIS. OSIS ditetapkan sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan secara
nasional. Jalur tersebut terkenal dengan nama “Empat Jalut Pembinaan Kesiswaan.” yaitu: 1)
Organisasi Kesiswaan; 2) Latihan Kepemimpinan; 3) Kegiatan Ekstrakulikuler; dan 4) Kegiatan
Wawasan Wiyatamandala
Setiap organisasi selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai,begitu pula dengan OSIS ada bebrapa
tujuan yang ingin dicapai,antara lain: 1) Meningkatkan generasi penerus yang
bertakqwa,berkarakter dan berprestasi; 2) Memahami,menghargai lingkungan hidup dan nilai-
nilai moral dalam mengambil keputusan yang tepat; 3) Membangun landasan kepribadian yang
kuat dan menghargai HAM dalam kontek kemajuan budaya bangsa; 4)
Membangun,mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era
globalisasi; 5) Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab dan kerjasama
secara mandiri,berpikir logis dan demokratis; 6) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
serta menghargai karya artistic,budaya dan intelektual; dan 7) Meningkatkan kesehatan jasmani
dan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara.
Nasionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984) adalah paham (ajaran) untuk
mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan: -- makin menjiwai suatu bangsa dalam
hal ini tentu saja Indonesia. Pengertian lain nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dl suatu
bangsa yg secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan
mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat
kebangsaan siswa atau murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah).
Pada level sekolah (SMA), semangat nasionalisme salah satunya dapat dtumbuhkembagka
melalui organisasi sekolah yang dikenal dengan OSIS. Melalui OSIS kegiatan-kegiatan, baik intra
maupun ekstrakurikuler dapat dilakukan siswa.
b. Apa saja sikap-sikap yang mencerminkan jiwa Nasionalisme pada siswa khususnya pada
organisasi ?
a. Untuk mendeskripsikan peran OSIS dalam membentuk jiwa Nasionalisme pada siswa.
a. Bagi siswa, dapat secara terus menerus belajar dan mengembangkan semangat
nasionalisme dan menerapkannya dalam kehidupan sehari, hari baik di lingkungan sekolah
maupun di masyarakat.
b. Bagi sekolah, mengembangkan model pengembangan diri siswa dalam kegiatan intra dan
ekstrakurikuler dalam menumbuhkan sikap nasionalisme.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Secara sistematis di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS), sehingga dapat kita pahami bahwa OSIS adalah suatu organisasi siswa
yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
Secara organisasi OSIS adalah satu - satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh
karena itu setiap sekolah wajib membentuk OSIS, yang tidak mempunyai hubungan organisatoris
dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain yang ada di luar
sekolah. Walaupun pada beberapa sekolah (sekolah-sekolah swasta) terdapat organisasi siswa
dengan penamaan lain seperti IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah), IPM (Ikatan Pelajar
Muhammadiyah), atau lainnya. Namun, pada hakikatnya organisasi-organisasi tersebut
bertujuan untuk melatih kemampuan berorganisasi para siswa selama menempuh pendidikan di
jenjang menengah baik SMP maupun SMA.
Perbedaan yang cukup mencolok antara OSIS di SMP dan SMA adalah pada presentase
kepengurusan antara siswa sebagai pengurus dengan pihak sekolah sebagai pembina. Pada
umumnya, 30% kepengurusan OSIS di SMP dipegang oleh siswa dan 70% dipegang oleh pihak
sekolah, sedangkan pada OSIS di SMA merupakan kebalikannya. Berdasarkan presentase
tersebut dapat kita simpulkan bahwa OSIS di SMP bertujuan untuk mengenalkan siswa ke dalam
dunia organisasi dan memberikan bekal bagi siswa mengenai dasar-dasar dalam berorganisasi,
sedangkan OSIS di SMA bertujuan untuk melatih dan mematangkan kemampuan berorganisasi
siswa di lingkup yang lebih luas. Di sini y ang dimaksud dengan lingkup yang lebih luas adalah
lingkungan masyarakat dimana ia tinggal dan lingkungan kerja dimana ia bekerja kelak.
2.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai
kesamaan kebudayaan dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan. Banyak para tokoh
nasionalis seperti pemikir dan pejuang yang ikhlas berjuang demi kemajuan bangsanya. Hal
tersebut mereka lakukan sebagai wujud bakti mereka kepada bangsa demi meningkatkan
kemakmuran seluruh masyarakat yang ada di bangsa tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk
mencintai bangsa dan negara sendiri atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang
secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu.
Indonesia sebagai negara yang merdeka memiliki bentuk nasionalisme sendiri, yaitu
nasionalisme Pancasila. Pada dasarnya pengertian nasionalisme yang berdasarkan pada
Pancasila adalah paham atau pandangan kebanggaan warga negara Indonesia pada bangsa dan
tanah airnya berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nasionalisme Pancasila ini
diarahkan untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain:
2. Memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang bertanah air satu, tanah air
Indonesia dan tidak merasa rendah diri.
3. Mampu menunjukkan rasa rela berkorban demi bangsa dan negara Indonesia.
4. Mengakui persamaan hak dan kewajiban antarasesama manusia dan sesama bangsa serta
mengakui persamaan derajat.
5. Mampu menumbuhkan sikap saling mencintai antarsesama manusia.
Nasionalisme Pancasila yang dipegang Indonesia diharapkan mampu mengajak warga negara
Indonesia untuk memiliki rasa nasionalisme yang kuat terhadap negaranya. Selain itu, hal
tersebut diharapkan dapat mengembangkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan
berdaulat serta diakui eksistensinya baik di kancah regional maupun internasional.
Dari uraian singkat mengenai nasionalisme di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
nasionalisme adalah suatu pahan kebanggaan dan kecintaan warga negara pada negaranya
sehingga dapat membawa pengaruh positif terhadap pekembangan negara. Namun, jangan
sampai rasa nasionalisme warga negara pada negaranya berlebihan karena akan menimbulkan
chauvinism dalam dirinya. Hal tersebut jangan sampai terjadi karena sebuah negara tidak akan
bisa untuk memenuhi kebutuhan negaranya sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dari negara
lain baik itu negara miskin, negara berkembang, maupun negara maju. Apalagi bagi Indonesia
yang merupakan negara berkembang, yang tentunya masih membutuhkan kerjasama dengan
negara lain untuk menjadi lebih maju kedepannya.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Kalimat tersebut berasal dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Secara mendalam
Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras,
kesenian, adat, bahasa, dan sebagainya, tetapi tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah
air.
Menurut Martin Hutabarat, kebhinekaan bangsa Indonesia adalah kekayaan dan harus menjadi
kebanggan, bukan malah menajadi alasan untuk terjadinya konflik. Kekayaan bangsa Indonesia
adalah keberagamaan yang tidak sepatutnya dipermasalahkan. Namun, setiap rakyat harus
dapat memahami dan menghormati perbedaan tersebut Jika hal tersebut terjadi, maka akan
terbangun rasa nasionalisme dan memandang pihak yang berbeda sebagai saudara sebangsa
dan setanah air. Sedangkan menurut Mulkhan, kekukuhan nasionalisme di dalam diri suatu
bangsa ditentukan oleh posisi dan seberapa ia berakar dalam “dunia batin” warga bangsa
tersebut.
Sejarah penyatuan Indonesia adalah contoh nyata keberhasilan dari penerapan Bhineka Tunggal
Ika. Lebih dari satu dekade yang lalu, Ben Anderson melontarkan gagasannya tentang
masyarakat khayalan (Imagined communities) yang amat menarik karena ia mengklaim bahwa
nasionalisme berakar dari sistem budaya dalam suatu kelompok masyarakat yang saling tidak
mengenal satu sama lain.
Dalam konsep Anderson, nasionalisme Indonesia terbentuk dari adanya suatu khayalan akan
suatu bangsa yang mandiri dan bebas dari kekuasaan kolonial, suatu bangsa yang diikat oleh
suatu kesatuan media komunikasi, yakni bahasa Indonesia. Bhineka Tunggal Ika bukan slogan
politik. Nasionalisme tidak bergantung pada mitos saja, tetapi juga harus melihat realita
kebhinekaan Indonesia.
Pada dasarnya dalam berorganisasi di OSIS, siswa diajarkan mengenai pola-pola kepemimpinan
yang menjadi sebuah dasar dalam menjalankan suatu organisasi sehingga dirinya mampu
menjadi seorang pemimpin, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Tanpa disadari,
ternyata dalam pola-pola kepemimpinan tersebut terdapat penerapan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila, terutama karakter-karakter yang mencerminkan nasionalisme.
Selama ini penulis cukup aktif dalam berorganisasi baik ketika masih menempuh pendidikan di
SMP maupun di SMK saat ini. Dalam berorganisasi di SMP penulis mendapatkan banyak
pengalaman berharga yang penulis rasakan manfaatnya ketika kembali menjadi seorang aktivis di
SMK saat ini. Pengalaman-pengalaman tersebut penulis jadikan sebagai referensi dalam
berorganisasi di kelas XI saat ini.
Banyak sekali manfaat yang penulis dapatkan dalam berorganisasi, diantaranya menumbuhkan
rasa kebersamaan, memperkuat tali persaudaraan, suka tolong-menolong, mengurangi sifat
egois dan ingin menang sendiri, peduli terhadap orang lain, belajar manajemen organisasi,
meningkatkan kualitas pribadi, membangkitkan semangat juang, meningkatkan kemampuan
bersosialisasi, belajar berbicara di depan umum, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut
sebenarnya merupakan penerapan karakter nasionalisme siswa yang terbentuk karena
berorganisasi di sekolah. Karakter-karakter tersebut akan sangat bermanfaat bagi siswa kelak
ketika ia menjadi seorang pemimpin di dunia kerja. Dengan dimilikinya karakter-karakter
tersebut saat ini, diharapkan siswa akan lebih siap dan sigap dalam menghadapi berbagai macam
situasi dunia kerja dengan bijaksana sehingga ia mampu menciptakan suasana kerja yang
nyaman dan kondusif.
2.5 Menempatkan Persatuan dan Kesatuan, Kepentingan dan Keselamatan Bangsa di Atas
Kepentingan Pribadi dan Kepentingan Golongan
Dalam berorganisasi, mengedepankan kepentingan umum adalah yang utama. Tujuan dari
organisasi untuk mencapai tujuan bersama tidak akan tercapai jika kita bersikap egios. Dengan
bersikap menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi maupun golongan, maka
tujuan dari organisasi akan lebih mudah dicapai karena ada integrasi yang baik diantara
anggotanya.
2.6 Mengakui Persamaan Hak dan Kewajiban di Antara Sesama Manusia dan Sesama Bangsa
serta Mengakui Persamaan Derajat
Dalam berorganisasi tentu ada yang dinamakan dengan musyawarah. Setiap anggota organisasi
memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam organisasi. Setiap anggota organisasi memiliki hak
untuk menyampaikan pendapat, kritik, maupun saran yang dimilikinya guna memajukan
organisasi. Selain itu, setiap anggota organisasi juga memiliki kewajiban untuk mematuhi dan
menaati peraturan dalam organisasi serta menjalankan hasil musyawarah dengan penuh
tanggungjawab.
Dalam berorganisasi kita cenderung sering bertemu dengan sesama anggota. Secara alamiah,
tingginya intensitas pertemuan itu akan membuat kita menjadi lebih mengakrabkan diri dan
saling mengenal satu sama lain sehingga kita bisa menjadi manusia yang lebih mencintai sesama.
Selain itu melalui kegiatan-kegiatan berbau sosial yang diprogramkan oleh organisasi seperti
bakti sosial atau kunjungan ke panti sosial, kita bisa menjadi manusia yang lebih bersyukur
terhadap apa yang kita miliki saat ini.
Dalam berorganisasi tentu kita akan menemui banyak sekali perbedaan. Mulai dari perbedaan
pola piker, sikap, suku, agama, dan lain- lain. Namun, perbedaan-perbedaan tersebut bukan
halangan bagi kita untuk mencapai tujuan berorganisasi. Malah, kita bisa belajar untuk
bertenggang rasa maupun bersikap toleran dalam menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut
sehingga perbedaan-perbedaan tersebut dapat memacu kita untuk saling menghargai dan
menghormati satu sama lain.
Kita sering mendengar kalimat “Berani karena benar, takut karena salah” dari para orang tua.
Kalimat tersebut memang benar, bahkan kalimat tersebut dapat merupakan salah satu prinsip
yang mutlak dalam berorganisasi. Kita harus berani mengatakan bahwa yang benar adalah benar
dan yang salah adalah salah. Mengapa? Apabila kita tidak bersikap berani terhadap kebenaran
maka kita tidak akan menjadi orang yang berhasil, bahkan kita bisa menjadi orang yang rugi.
Begitu pula dalam berorganisasi. Apabila kita takut untuk mengungkapkan kebenaran yang ada,
kemajuan organisasi akan terhambat. Oleh karena itu sikap berani membela kebenaran sangat
diperlukan dalam berorganisasi.
Nasionalisme
Para siswa adalah generasi muda calon pemimpin bangsa merupakan sasaran yang tepat untuk
dididik dengan karakter yang baik. Salah satu sarana untuk mendidik siswa dengan karakter yang
baik adalah melalui OSIS. Dengan berorganisasi di OSIS dan menerapkan karakter nasionalisme,
siswa bisa belajar untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, bukan seorang pemimpin yang
hanya bisa memerintah. Namun, seorang pemimpin yang bisa memberikan contoh dan teladan
yang baik bagi orang-orang di sekitarnya serta mampu menghargai perbedaan yang ada di antara
sesama.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Analisis yang kami lakukan menggunakan deskriptif kualitatif. Dimana data yang diperoleh
dideskripsikan kualitasnya. Teknik yang dilakukan adalah survey dan studi literature.
Subjek penelitian ini adalah OSIS SMA N 2 Kota Jambi. Tempat penelitian di SMA N 2 Kota Jambi
pada bulan Mei 2015.
BAB IV
PEMBAHASAN
Di setiap jenjang sekolah baik menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA)
pasti terdapat suatu oerganisasi resmi yaitu OSIS, yang merupakan singkatan dari Organisai
Siswa Intra Sekolah. Dimana pengurus dan anggotanya adalah siswa dari sekolah tersebut dan di
bantu oleh guru yang diberikan wewenang untuk membina. Seperti kita ketahui dalam suatu
organisasi tidak lepas dari sikap kepemimpinan. Kepemimpinan adalah adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. (www.wikipedia.com)
Yang menjadi pengurus OSIS ialah siswa yang berumur 12-17 tahun. melalui kegiatan ini para
siswa dilatih dan dibiasakan untuk memiliki sifat-sifat kepemimpinan, untuk dapat mengikuti
kegiatan ini pun dilakukan proses penyeleksian,artinya organisasi ini benar-benar penting dan
tidak sembarangan untuk di ikut sertakan.Penyeleksian yang dilakukan dengan bermacam-
macam tes diantaranya adalah tes kepemimpinan,tes akademik,tes bakat dan minat,tes
kemampuan berbahasa asing,tes kewarganegaraan,tes Latihan Kemampuan Baris Berbaris atau
Paskibra dan yang terakhir adalah tes. Setelah tahap penyeleksian selesai maka didapatlah
anggota pengurus OSIS yang dimulai dari jabatan tertinggi yaitu Ketua OSIS 1, Ketua OSIS 2,
Sekretaris, Bendahara, Ketua seksi bidang dan selanjutnya barulah anggota seksi. Jabatan
tersebut di dasari dengan kewajiban masing-masing yang didalamnya harus ada
pertanggungjawaban dari masing-masing individu.
Tidak asing lagi,di dalam OSIS terdapat latihan khusus yang biasanya akan dilaksanakan setelah
pelantikan pengurusan OSIS, latihan itu disebut ‘Latihan Dasar Kepemimpinan’,yang disingkat
dengan ‘LDKS’. Latihan Dasar Kepemimpinan / LDK adalah sebuah pelatihan dasar tentang segala
hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Pelatihan ini biasanya yang diberikan oleh Pengurus
OSIS lama kepada calon Pengurus OSIS baru, baik untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama
maupun Sekolah Menengah Atas (untuk LDK tingkat sekolah menengah). Pelatihan dasar yang
diberikan ini bertujuan untuk memberikan bekal kepemimpinan kepada Pengurus OSIS baru
yang nantinya akan menjadi pemimpin dari seluruh kesatuan OSIS dari sekolah yang
bersangkutan.
Dari hasil survei penulis yang didapat dari data OSIS SMA N 2 Kota Jambi: (1) Latihan Sikap Dasar
Kepemimpinan (Leadership); (2) Administrasi dan Kesekretariatan; (3) Tuntunan Berorganisasi;
(4) Tekhnik Pembuatan Proposal; (5) Retorika dan Protokoler; (6) Tekhnik Diskusi; dan (7) Tata
Cara Bersidang.
1. Sikap saling mencintai antar sesama manusia, dalam berorganisasi kita cenderung sering
bertemu dengan sesama anggota. Secara alamiah kita bisa menjadi lebih akrab dan lebih
mengenal satu sama lain, sehingga kita menjadi manusia yang lebih mencintai sesama.
2. Mengembangkan rasa tenggang rasa, perbedaan yang kita temui di dalam suatu organisasi
memang banyak,dimulai dari perbedaan pola pikir,suku,agama,dan sikap. Namun perbedaan
itulah yang membuat kita bisa memahami dan belajar untuk bertenggang rasa dan saling
toleransi, sehinggan memacu kita untuk bersikap lebih menghargai dan menghormati satu sam
lain.
3. Berani membela kebenaran dan keadilan, jika kita tidak berani untuk membela kebenaran
maka organisasi itu tidak akan berhasil. Tidak hanya itu,namun dirinya pun tidak akan menjadi
orang yang berhasil kelak. Di dalam organisasi sikap ini memang sangat dituntut demi
keberhasilan dan kesuksesan organisasi tersebut. Dengan tuntutan tersebut maka siswa dapat
memberanikan diri untuk mengungkapkan kebenaran.
4. Mengakui persamaan hak dan kewajiban di antara sesama manusia dan bangsa, Dalam
berorganisasi tentu tidak aneh lagi jika ada suatu musyawarah, setiap anggota organisasi
memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam organisasi. Setiap anggota organisasi memiliki hak
untuk menyampaikan pendapat,ide,kritik maupun saran yang dimiliki demi kemajuan organisasi
tersebut. Selain itu,setiap anggota juga harus menaati peraturan dan tata tertib yang terdapat
dalam organisasi tersebut.
5. Menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan. Sikap ini
merupakan salah satu bunyi janji setiap pengurus OSIS yang disampaikan pada saat pelantikan.
Mengedepankan kepentingan umum memang menjadi prioritas utama dalam berorganisasi,
karena jika tidak organisasi tersebut tidak akan mancapai tujuan.
8. Ikut berpastisipasi dalam suatu kegiatan yang berguna untuk memajukan bangsa dan
Negara. Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam OSIS terdapat banyak kegiatan, yang pastinya
kegiatan tersebut positif,berguna dan berdampak baik pada siswa.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
a. OSIS dapat membentuk siswa memiliki sikap dan semangat nasionalisme dan kebinekaan.
c. Kegiatan OSIS dapat memebtnuk siswa lebih disiplin dalam melaksanakan kewajiban dan
bertanggung jawab.
5.2 Saran
a. Sudah sebaiknya para siswa untuk mengikuti kegiatan yang ada di sekolah. Yang
berguna,berdampak positif, dan kelak akan bermanfaat bagi siswa. Salah satu contoh adalah
dengan mengikuti kegiatan OSIS yang ternyata sangat banyak manfaatnya.